Tipe: Koran
Tanggal: 1992-05-01
Halaman: 04
Konten
2cm 4. JUMAT KLIWON. 1 MEI 1992 OPINI Koz w Meningkatkan Kesadaran Berdemokrasi WALAU sejak tahun 1971 sudah rutin tiap lima tahun sekali kita menyelenggarakan pemilihan umum (pemilu), tetapi tetap saja event itu disongsong sebagai hal istimewa. Itu wajar-wajar saja. Sambutan demikian itu menunjukkan antusiasnya masyarakat terhadap peristiwa tersebut, sekaligus menunjukkan bahwa rakyat Indonesia sudah tinggi pemilu- mindedness-nya terhadap pelaksanaan kedaulatan yang menjadi miliknya itu. Tidak berkelebihan kalau pemilu kita sebut pesta demokrasi. Yaitu suatu kejadian yang kita rancang, kita selenggarakan, kita lakoni, untuk menyalurkan hak/kedaulatan dan aspirasi politik di alam demokrasi. HARI "H"-nya untuk pencoblosan masih nanti sebulan lebih lagi. Tetapi grengseng menyambut pemilu sudah terasa sejak bulan lalu. Masa kampanye belum tiba, tetapi ternyata banyak ditempuh model berkampanye samar-samar maupun tersamar. Misalnya saja merayakan hari ulang tahun suatu organisasi peserta pemilu (OPP) secara berkepanjangan, atau safari kian kemari. Pangdam IV/Diponegoro Mayjen TNI Hariyoto PS sebagai Panglima Komando Pelaksanaan Pengamanan Pemilu untuk Jateng dan Daerah Istimewa Yogyakarta, juga menyadari adanya kampanye terselubung tadi. Ketika ber-halal bi halal dengan para ulama dan tokoh masyarakat se-Korem 071/Wijayakusuma di Purwokerto, hari Rabu, Pangdam menyinggung arak-arakan sekelompok pemuda dengan simbol sebuah OPP di Yogyakarta yang terjadi beberapa waktu yang lalu. Apa yang dilakukan para remaja tersebut, katanya, sudah merupakan pelanggaran, tetapi masih dalam batas-batas toleransi. "Jadi belum diadakan tindakan-tindakan represif", sambungnya. PERNYATAAN lembut dari Pangdam itu benar-benar menye- nangkan. Betapa tidak? Seandainya Pangdam sebagai pejabat yang bertanggung jawab atas keamanan di Jateng dan Daerah Istimewa Yogyakarta lebih senang dengan langkah represif, menindak para pelaku arak-arakan, tentu dampaknya akan menurunkan antusias masyarakat menyambut pemilu. Dan akibat lebih parah yaitu demokrasi kita terasa hambar, seperti demokrasi basa-basi. Perasaan berdemokrasi (sense of democracy), dan penghayatan serta pengamalannya, harus senantiasa kita pupuk supaya kian hari kian berkembang baik. Untuk itulah, maka sebaiknya kita tidak mengutamakan ketertiban dan kestabilan semata, melainkan bersikap ambeg paramarta agar jangan merugikan perkembangan demokrasi. Para penguasa diharapkan bertindak yang tepat (in optima forma), pandai-pandai "main layangan", kapan mesti menyentak dan kapan mengulur. Sebab disentakterus layangan tak bisa naik. Sebaliknya, diulur terus, juga tak bisa naik dan bahkan terbawa angin entah ke mana. PANGDAM dalam kesempatan tersebut juga menegaskan, bahwa pemilu tak lebih dan tak kurang merupakan bagian dari pendidikan politik bagi masyarakat. Pemilu bukan pilihan hidup atau mati, dan tak dapat dikaitkan dengan tingkat keimanan atau kualitas ketaqwaan seseorang, sambungnya. Memang benar. Pemilu sebetulnya berkaitan dengan kesadaran rakyat maupun penguasa akan makna demokrasi. Makin meningkat kesadaran kita akan demokrasi, makin bermutulah penyelenggaraan dan hasil pemilu. Artinya, baik penguasa maupun rakyat dengan kesungguhan hati yang dalam, mengupa- yakan pemungutan suara berlangsung fair, sejujur-jujurnya, untuk menemukan para wakil yang memang mencerminkan kehendak dan "keadaan" rakyat. Indonesia Tolak Belanda Ikut CGI PEMERINTAH RI menolak Belanda diikutsertakan dalam CGI (Consultative Group for Indonesia). Menurut rencana CGI akan mengadakan sidangnya yang pertama di Paris, 16-17 Juli menda- tang. Pendirian Indonesia ini telah diberitahukan pada Bank Dunia jauh sebelum sidang dilangsungkan. Dalam forum yang bertingkat internasional itu Indonesia hanya ingin mengundang negara-negara yang relevan dan hanya mau membantu saja. Tidak ada embel-embel yang pernah dipertontonkan oleh Belanda di waktu yang lalu, melalui Menteri Pronk. Sikap Indonesia itu merupakan kelanjutan dari penolakan kita terhadap bantuan Belanda lewat IGGI. Secara kebetulan Wakil Presiden Bank Dunia untuk Asia dan Pasifik Gautam S Kaji sedang berada di Indonesia. Lawatan pertama ke negara asing sejak ia memangku jabatannya hampir setahun itu, adalah Indonesia. Ia mengadakan kunjungan kehormatan pada Presiden Soeharto dan melakukan pembicaraan dengan sementara menteri Kabinet Pembangunan. Ia menyem- patkan diri melihat dari dekat pelaksanaan pembangunan antara lain ke Jawa Timur dan Sulawesi Utara. Dalam jumpa persnya ia menyatakan merasa sangat terkesan terhadap partisipasi dan keterlibatan yang tinggi dari masyarakat mengenai KB yang sangat khas dan unik jika dibandingkan dengan negara Asia Timur lainnya. Juga tentang pembangunan desa, perbaikan kampung, proyek irigasi dan pertanian. Semua itu telah memperkuat laporan yang diterima selama ini. Dan mengo- kohkan keinginannya untuk makin memantapkan bantuan kepada Indonesia. Berita tentang akan ikut sertanya Belanda sebenarnya telah ditangkis oleh Gautam sendiri yang mengatakan undangan baru akan dikeluarkan delapan atau enam minggu sebelum pertemuan. Mengenai berapa besarnya bantuan CGI diperkirakan sama dengan jumlah yang dianggarkan oleh IGGI. Indonesia sendiri sedang mengkalkulasi pendanaan sektor pertanian, kesehatan, pendidikan, perlistrikan -Surlaya V, VI, VIII- dan lain-lain. Restruk- turisasi pengelolaannya tidak akan banyak berbeda pula. Ada bantuan bilateral, bantuan kerja, besar suku bunga, tenggang waktu dan lain-lain. Bank Dunia sudah biasa dan mempunyai banyak pengalaman dalam menangani kelompok konsultasi ini yang banyaknya mungkin puluhan sudah. Jika kita melihat ke belakang lagi donasi terbesar justru datang dari Bank Dunia sendiri (tahun 91/92 menjanjikan US$ 1,6 milyar), Lalu Jepang (US$ 1,32) dan ADB (Asia Development Bank, US$ 1,1 milyar), dari jumlah seluruhnya sebesar US$ 4,775 milyar. Bantuan luar negeri masih kita perlukan. Sebagai pelengkap yang akan digunakan untuk proyek-proyek pembangunan. Siapa yang akan jadi pengganti Belanda, bukan soal yang penting. Yang lebih utama adalah sumber-sumber pemberi bantuan. Dan ini bisa dicari. BERNAS Redaktur Pelaksana: Trias Kuncahyono, J. Roestam Afandi Wakil: Bambang Sigap Sumantri, Y.B. Margantoro, Sulaiman Ismail Manajer Produksi : Yusran Pare Pemimpin Umum: Kusfandi Wakil Pramono BS Pemimpin Redaksi : Abdurrachman Wakil: AM Dewabrata, R. Subadhi BERNAS Sekretaris Redaksi: Ny. Arie Giyarto. Penerbit: PT Bernas ISSN: 0215-3343 SIUPP: SK Menpen No 110/Menpen/SIUPP/A.7/1986, tanggal 22 Maret 1986. Redaktur: Agoes Widhartono, Baskoro Muncar, Giyarno MH, Hari Budiono. Ireng Laras Sari, LB Indrasmawan, Putut Wiryawan, Rs Rudhatan, Sigit Setiono. Staf Redaksi : Anis Suryani, Anggit Nugroho, A. Tavip Pancoro, Basili, Bambang Sukotjo, Daniel Tatag, Dedi H Purwadi, Eddy Hasby, Endah Saptorini, Farid Wahdiono, Handoko Adinugroho, Herry Varia Deriza, Krisno Wibowo, Mantoro FX, Nuruddin, RHR Sarjana BS, Rr. Susilastuti, Suroso, Suryanto Sastroatmodjo, Sugeng Prayitno, Tertiana Kriswahyuni, T. Poerya Langga.. Tarko Sudiarno, Urip Daryanto, Wineng Endah Winarni, Yuliana Kusumastuti Transformasi Proletar ke Kognitar BISNI Catatan untuk Hari Buruh Internasional, 1 Mei 1992 ke rakyat jelata yang nyaris ti- dak diberi kekuatan ekonomi, politik dan sosial untuk meng- konversi dan mendiversifikasi sumber hidupnya. risan angkatan kerja. Ketidakse- imbangan yang sebenarnya arti- fisial antara penawaran dan permintaan tenaga kerja mem- buka peluang bagi sejumlah majikan bertindak seenaknya, atau membuat aturan upah mi- nimum terpaksa ditangguhkan justru untuk menyerap angkatan kerja yang masih berhamburan. nologi yang menggerus proses deprivasi, disjungtur, dan aliena- si, sambil mengeliminir kerusak- an introgenik dari keputusan makro pemerintah dalam dunia politik dan usaha yang tidak mengangkat bahkan mele- mahkan -- kekuatan buruh, dan segenap masyarakat bawah. Su- dah terlalu sering kita menyaksi- kan malpraktek ekonomi politik dari birokrasi, dan konglomerasi yang menyudutkan masyarakat bawah, tapi tidak pernah diadili sebagaimana malpraktek medis Harus pula diupayakan pe- ngerahan seluruh kekuatan bu- ruh-buruh kita untuk mengaktu- alisir segenap potensi intrinsik- nya, dengan membangun infra- struktur sosial politik yang memberi ruang pada mobilitas dan pembangunan kekuatan kolektif, dengan membangun infrastruktur pendidikan dan pengetahuan yang membantu transformasi proletar menjadi kognitar yang mampu menga- tasi semua arus pengangguran. Para kognitar inilah yang sanggup dan merdeka meng- akses informasi dan pengetahu- an - alat produksi, modal seka- ligus power yang unggul itu - yang bersama masyarakat lain dapat mengangkat sejarah pada tingkat yang lebih tinggi. Perju- angan harkat para buruh meng- aktualisir potensi dirinya akhir- nya memang akan terintegrasi dengan perjuangan harkat selu- ruh manusia. * ANTARA buruh proletar dan hari depan, terbentang jarak yang menganga. Jarak yang te- rus melebar itu diseraki oleh banyak sekali panorama, antara lain compang-camping dan me- nyedihkannya nasib buruh kita. Di Bumi Selatan, hal itu terjadi terutama pada buruh anak-anak dan perempuan. Tapi ada satu panorama da- sar yang tidak berubah dari waktu ke waktu, yaitu tentang barisan panjang manusia yang berada pada mata rantai paling pinggir dan paling dasar dari proses kerja industri. Mereka mengeluarkan tenaga paling ke- ras dan kasar pembentuk komo- ditas, namun tidak memiliki kontrol terhadap proses kerja, tidak menguasai proses produk- si, dan hanya memiliki otot dan cita-cita yang sederhana untuk dijual ke pemodal dan bursa te- naga kerja yang terus berubah. Dan sebagai imbalan atas se- muanya adalah upah yang ter- kadang tidak cukup untuk seka- dar memenuhi kebutuhan fisik minimum (KFM). Masih banyak dari mereka di negeri ini yang mendapatkan upahnya sekitar 60 persen dari standar KFM. Merekalah labor, jantung penggerak kapitalisme sejak re- volusi industri di abad ke-18, lapisan terbawah dari dunia pabrik dan niaga, yang sampai sekarang menjadi landasan per- tumbuhan masyarakat modern. Kota-kota besar seakan kehi- langan vitalitas, ketika sebagian dari mereka (buruh rumah tang- ga, misalnya), kembali ke desa- desa, seperti pada saat Lebaran. ADALAH suatu ironi, bahwa pendidikan yang pada mulanya diharapkan mampu memecah- kan masalah-masalah sosial, jus- tru menimbulkan masalah-masa- lah sosial baru, bahkan masalah ekonomi. Realitas seperti ini tentu saja menimbulkan perta- nyaan besar bagi kita, sejauh mana pendidikan kita telah me- nuju pada tercapainya pemba- ngunan manusia Indonesia seu- tuhnya, sebagaimana dicita-cita- kan bersama dan tercantum da- lam GBHN sebagai tujuan pen- didikan nasional. Pernyataan ini bukan sekadar basa-basi. Segera dibentuknya CGI dan pertemuan bulan Juli mendatang merupakan refleksi dari langkah Bank Dunia guna tetap memberikan bantuan pada Indonesia. Pada waktu masih ada IGGI yang dijadikan pegangan oleh negara donor adalah laporan Bank Dunia. Bukan ucapan Pronk yang seakan-akan menimbulkan kesan, karena dialah bantuan tersebut itu keluar dan tambah besar. Seperti jaminan saja dan trade mark yang bisa bisa terkecoh jumlah bantuan yang diberikan selalu sama dengan yang diperki- Operasi Pemberantasan rakan atau dikemukakan oleh Pronk. Kejahatan Dewasa ini dunia pendidikan tak henti-hentinya mendapat so- rotan tajam dari berbagai pihak, pakar pendidikan maupun orang tua murid yang secara tidak langsung telah mendu- kung keberlangsungan kegiatan pendidikan. Bahkan sorotan yang terarah pada dunia pendi- dikan kadang-kadang berupa kritikan yang tajam atas mero- sotnya kualitas pendidikan, baik dari aspek kurikulum, metodo- logi dalam praktek pengajaran, maupun kualitas dan dedikasi tenaga guru. AR Amron Trisnardi Nasib buruk buruh kita me- mang dipengaruhi oleh kondisi populasi dan demografi, kondisi sosio-kultur dan kebijakan eko- nomi politik negara yang ber- tumpang tindih atau terpaksa tunduk pada tabiat dan dinami- ka ekonomi politik industri mas- sal dunia. Meski sudah mulai meruntuh di belahan bumi asal- nya, peradaban industrial yang berbasis produksi masif materi dan energi ini akan masih terasa kuat cengkeramannya terhadap kehidupan buruh di mana saja, apalagi di Bumi Selatan. Cukup banyak pakar yang telah mengurai gelombang be- sar revolusi ekonomi dunia. Drucker (1989), misalnya, me- milah bentuk perubahan sekali- gus penyebab revolusi itu dalam empat jenis yang sifatnya per- manen. Pertama, "bercerainya" ekonomi komoditas primer dari ekonomi industri. Kedua, "ber- cerainya" ekonomi industri dari faktor tenaga kerja. Ketiga, ron- toknya dominasi ekonomi riil digulung oleh ekonomi simbo- lik, bahkan supersimbolik. Tera- khir tunduknya ekonomi makro negara nasional ke ekonomi in- ternasional, yang pada giliran- nya bergeser ke ekonomi trans- nasional. Realitas seperti ini memang dapat dimaklumi, mengingat be- gitu besarnya harapan masyara- kat terhadap dunia pendidikan, baik sebagai wahana pemben- tukan kepribadian maupun se- bagai pembinaan spiritualitas, yaitu membangun sumber daya manusia berkualitas yang dapat Berbagai upaya memang te- memberikan arti bagi kehidup- lah dilakukan oleh pemerintah annya sendiri maupun lingkung- untuk mendongkrak mutu pen- annya. Harapan lain yang kira- didikan nasional. Namun dalam nya sangat klasik dan terlanjur iklim budaya yang terus ber- mengakar dalam kehidupan ma- kembang, dan pesatnya arus syarakat kita adalah menjadikan Kalau korbannya orang asing yang sedang menikmati wisata di Kota Yogyakarta, dampaknya Perubahan pertama meng- hantam langsung petani dan bu- ruh tani yang menyambung ke- langsungan hidupnya dari ko- moditas primer. akan mem- buat kelabakan banyak negara, terutama di Selatan yang selama ini mengandalkan bahan men- tah dan hasil buminya. Dampak terburuk pasti akan ditimpakan DARI ANDA Pengirim rubrik ini harap melampirkan fotokopi KTP atau identitas lainnya ganda. Sebab di samping meru- gikan secara materiil, wisatawan tersebut tidak bisa menikmati wisatanya dengan rasa aman dan nyaman. Dampak selanjut- Yogyakarta sebagai daerah nya adalah merusak citra Kota kunjungan wisata. Lebih luas lagi menyangkut nama baik Indonesia di forum internasio- nal. Sebab kejadian tersebut akan menjadi "oleh-oleh" cerita sepulang mereka dari Indone- sia. Pemimpin Perusahaan: A. Kardjono Wakil: Bimo Sukarno perkembangan teknologi yang berimplikasi pada berkembang- nya tuntutan hidup manusia, menyebabkan dunia pendidikan kita selalu dihadapkan pada ma- salah-masalah yang semakin kompleks. Dalam situasi seperti itu, rupanya masyarakat cenderung memojokkan ketakberdayaan dunia pendidikan dalam meng- antisipasi arus zaman, dan men- jadikannya sebagai kambing hitam atas munculnya berbagai masalah sosial, seperti mening- katnya kenakalan remaja, deka- densi moral di kalangan anak muda, serta sumber meluapnya pengangguran di Indonesia, ka- rena dipandang tidak banyak memberi andil dalam menyiap- kan lahirnya tenaga terampil dan siap pakai. Tindak kejahatan akhir-akhir ini semakin meningkat jumlah nya. Modus operadinya juga beraneka ragam. Penjahat tidak pandang bulu lagi, siapa-siapa yang akan dijadikan korbannya, Pokoknya di mana saja, kapan saja, kalau ada kesempatan yang baik langsung disikat. Juga semakin nekad, tak segan-segan melukai korbannya, bahkan Oleh karena itu sudah saat- membunuhnya walaupun si nya apabila Operasi Pemberan- korban telah rela menyerahkan tasan Kejahatan (OPK) dilaksa- harta benda yang diminta secara nakan kembali, demi mencegah paksa. Sudah sangat keterlaluan. merajalelanya tindak kejahatan. Masyarakat dibuat resah oleh Penjahat yang beringas akan ulah mereka. berpikir seribu kali sebelum menjalankan aksinya, sekaligus mencegah benih-benih penjahat iseng tidak menjadi penjahat Alamat Redaksi/Tata Usaha : Jl Jend. Sudirman 52, Yogyakarta 55224 Telepon Semua Bagian: 61211 (PABX) Fax: 64062 Industrialisasi berat yang mu- lai melaju di negeri ini, yang ke- hadirannya dirangsang antara lain oleh barisan buruh yang murah, ternyata membawa im- plikasi yang mengubah watak dan komposisi pekerjaan de- ngan akibat menyempitnya la- pangan kerja yang justru diba- rengi oleh memanjangnya ba-. Menghadapi sekian arus pe- ngangguran yang saling terkait dan tumpang tindih ini, peme- rintah negara mana pun dapat dengan mudah terperosok dan bertindak keliru dengan mene- lurkan kebijakan yang memba- wa jenis pengangguran lain, ya- itu pengangguran introgenik. Masalah Dilematik Dunia Pendidikan Pelaksana Pemimpin Perusahaan : Bambang Trisno Manajer: Sirkulasi: Sugeng Hari Santoso, Iklan: Bimo Sukarno, Gunawan Wibisono (Wakil), Promosi: Indro Suseno, Keuangan: Daryono, Umum: Gunawan Wibisono, Personalia : Isnu Hardoyo, Tarif Langganan: Rp 9.000/bulan (7 x seminggu) Tarif iklan: Warna Rp 3.000/mmk (minimal 1.215 mmk), Umum Rp 2.000/mmk, Keluarga Rp 1.300/mmk, Kolom Rp 2.000/mmk (minimal 1x30 mm, maksimal 1x150 mm), Mini Rp 1.500/baris (minimal 3 baris, maksimal 15 baris). Semua ditambah PPN 10% BANK: Lippo Bank Sudirman Yogyakarta AC 787.30.0386.5, Bank Niaga AC 211.2078.2 BANK BNI '46 Rek No. 008561001 Yogyakarta, Rekening Dinas & Giro Pos: J 11848 Percetakan: PT Muria Baru Offset Yogyakarta Isi di luar tanggung jawab Percetakan Perubahan kedua akan menggulung para buruh, khu- susnya buruh industri manufak- tur. Terlepasnya faktor produksi dari tenaga kerja yang disebab- kan antara lain oleh revolusi teknologi mekatronik dan kiber- netik, membuat biaya buruh murah makin tidak penting da- lam perdagangan dunia, baik sebagai "biaya komparatif mau- pun sebagai mata andalan pro- duksi dalam kompetisi global. Biaya tenaga kerja kian kecil peranannya dalam total biaya produksi, disubsitusi oleh biaya modal dan terutama sekali pe- ngetahuan. Biro Jakarta: J Soetardjo (Koordinator), Marcel Weter Gobang (Sekred), Manuel Kaisiepo, Richardus Satrio Hutomo, Ferdinand Matita, Arief Sofiyanto, Doddy Barnas, Josef Umarhadi, Rochyati, Yosef Suhirno, Alex Palit, Ries Mariana, Herryanto Prabowo, Heroe Baskoro, Budi Purnomo, Ermansyah Rachman, Nanik Ś Deyang, Andy Pribadi, Ratih Prahesti Sudarsono, Drajat Wibawanto, Daryadi Pribadi, Tatang Suherman, Paulus Sulasdi, Victorawan M Sophiaan, Tonnio Irnawan, Sugiyanto, A M Putut Prabantoro, Yan Supriyatna, Agus Setyabudi, Waris S Haroen, Antonius Bramantoro. (Jalan Palmerah Barat 33-35, Jakarta 10270, Telepon: 548363, 5495359, 5483008, 5490666 (ext: 4340-4341), 5494999, 5301991, 5495077, 5495006, (ext: 300-3005). Fax: 5495360 Semarang: Yupratomo Dwi P (Koordinator), Suherdjoko, Heru Prasetya, Yohanes Agus Ismunarno (Jalan Menteri Supeno No. 30 Telp. 319659) Solo: Mulyanto (Koordinatory, Joko Syahban Panggih (Jalan Slamet Riyadi No. 284 Telp. 42767) Purwokerto: Sigit Oediarto. Perubahan ketiga dan keem- pat, yang telah menjadi fakta dominan ini, adalah penggerak utama perekonomian dunia se- karang dengan dampak yang besar terhadap masyarakat duni- a esok. Jelas ia bukan wilayah baru bagi barisan buruh. Keun- tungan menjulang dari arus kre- dit, pergerakan modal dan kurs mata uang, serta produksi dan distribusi informasi yang me- langkahi batas-batas negara, ti- dak akan dapat dijangkau oleh para pekerja yang hanya meng- andalkan kerja keras otot-otot motosensorisnya semata. Di samping tidak akan menguak lowongan kerja buat buruh, per- ubahan ini dapat memperparah pengangguran yang berdimensi global. Sembilan arus pengangguran Restrukturisasi ekonomi duni- a berpotensi memperparah pa- ling tidak sembilan arus pe- ngangguran, yang dapat dipilah dalam dua kategori besar: struk- tural dan nonstruktural. Pengangguran struktural jelas disebabkan oleh runtuhnya eko- nomi industri massal dan men- DALAM era pembangunan nasional dewasa ini, di mana kebijakannya diarahkan pada proses industrialisasi, dunia pendidikan banyak diharapkan mampu menyiapkan sumber da- ya manusia, bagi suksesnya arah pembangunan tersebut, 'yaitu dengan melahirkan tena- ga-tenaga terampil yang siap pakai. Sementara, selama ini kebijakan pendidikan nasional masih berorientasi pada target kuantitatif (pemerataan pendi- dikan), dan kurang mampu me- lahirkan manusia-manusia te- rampil, pendukung sektor-sek-. tor industri maupun sektor in- formal, sebagai dimensi dari arah pembangunan nasional. Di sisi lain, dunia pendidikan juga diharapkan menjadi filtrasi atas derasnya arus informasi da- ri dunia luar, dampak dari laju pertumbuhan teknologi. Kenya- taan bahwa demoralisasi tengah melanda kalangan remaja, so- pan-santun dan budi pekerti manusia didik mengalami ke- merosotan, menyebabkan mun- culnya harapan lain terhadap profesional. Dengan kata lain, agar penjahat kelas teri tidak telanjur menjadi penjahat kelas kakap. Pelaksanaan OPK beberapa tahun lalu (semasa Komandan Kodim 0734 dijabat Bapak Let- kol Mohamad Hasbi) ternyata berhasil memberikan rasa aman kepada masyarakat. Tentu hal seperti ini akan disambut de- ngan gembira oleh masyarakat. Semoga tulisan ini menjadi masukan pihak yang berwe- nang. Djoko Suripto Jalan Damai JT 1/100 Pingit Yogyakarta. Klop dengan Anjuran Menparpostel julangnya ekonomi informasi, ekonomi supersimbolik (Toffler, 1983). Ketika industri massal di satu negara yang menyerap pe- kerja manual mulai runtuh di- bongkar oleh industri informasi yang menggunakan pekerja mental dan kognisi, selalu ada jurang menganga yang diting- galkan; dan jutaan orang yang menggantungkan hidup pada otot akan menganggur. Fred Wibowo dalam diskusi Apresiasi Wayang untuk SMA di Sleman menyatakan, menum- buhkan minat dan kecintaan anak sekolah terhadap kesenian tradisional khususnya wayang kulit tidak dapat diharapkan secepat mungkin. Karena mere- ka selama ini masih dalam taraf melihat. Salah satu cara menum- buhkan kecintaan, anak sekolah perlu dibiasakan menyaksikan pergelaran wayang (Bernas 27/4) halaman 6. Kadang kebijakan "sabun" (sa- lah bunyi) yang pekok itu punya maksud menekan penganggur- an, atau memperbaiki nasib pe- tani dan buruh. Tata niaga ceng- keh dkk, adalah contoh dekat yang masih hangat di tanah air. Kemerdekaan kognitariat Ciri utama restrukturisasi eko- nomi dunia serta ancaman pe- adalah besarnya kompleksitas ngangguran yang dibawanya dan alotnya watak dilematik yang dikandungnya. Kemiskin- dan friksional, sebagai akibat dang ketenagaan itu, mereka langan seringkali berarti lapang dan klinis. Arus lain sifatnya lebih sosio- logis-teknostruktural. Contoh paling gamblang adalah pendi- dikan formal yang banyak dikri- tik itu sebagai pelembagaan pe- ngangguran terselubung. Arus yang bersumber dari asumsi la- ma antara lain dari ekonomi neoklasik, yang melihat bahwa kemajuan masyarakat industri disebabkan oleh investasi di bi- satu ka- pencanggihan teknologi dan pe- rumitan spesialisasi, pemuta- khiran dan pergantian sistem informasi baru akibat keruntuh- an sistem informasi lama, serta pemercepatan perubahan atas jenis, watak dan komposisi pekerjaan untuk mendukung struktur baru yang tengah ber- kembang. yasa pendidikan formal, teruta- ma perguruan tinggi, sebagai investment dan persiapan meng- isi teknostruktur masyarakat in- dustri massal. Tetapi karena ma- syarakat industri massal telah runtuh dan mengalami perubah- an besar, maka investasi ketena gaan serupa ini tidak lagi pro- duktif. an kerja bagi kaum lain. Tekno- logi dan perniagaan sejagat, di samping dapat membawa pe- ngangguran, juga dapat meng- genjot produktivitas dan kreati- vitas. dunia pendidikan sebagai "jalan dunia pendidikan agar lebih tol" untuk mengentaskan diri terarah pada pembangunan mentalitas, melalui pendidikan yang esensialistik. dari tindihan masalah-masalah sosial, ekonomi, dan masalah eksistensial. Yaitu harapan un- tuk menjadi pegawai negeri ataupun swasta setelah selesai menempuh jenjang-jenjang pen- didikan formal yang ada. *** Harapan-harapan tersebut tentu saja menimbulkan masa- lah dilematik dalam menentu- kan kebijakan sistem pendidik- an nasional. Di satu sisi, pendi- dikan diharapkan berorientasi pada kepentingan-kepentingan pasar, dengan tersedianya tena- ga-tenaga terampil yang siap pakai, melalui pendidikan re- konstruksionis. Di sisi lain, pen- didikan mentalitas melalui pen- didikan esensialis dipandang le- bih mendesak dan perlu men- dapat porsi yang lebih dalam praktek pendidikan. Apa yang dikemukakan oleh mas Fred tersebut sudah klop dengan anjuran Menparpostel yang selalu disampaikan lewat berbagai kesempatan. Di Bantul bulan lalu, Pak Soesilo Soedar- man juga mengimbau agar di setiap kelas di Sekolah Dasar dipasang tokoh-tokoh wayang, seperti Bima, Gatotkaca, Semar dan lain-lain, Ditambah dengan cerita tentang tokoh yang pe- nuh keteladanan dalam pewa- yangan ini, anak-anak dibawa pada tahap pengenalan. Untuk kemudian diharapkan dari me- ngenal ini mereka akan menyu- kai. Pengangguran struktural sa- ngat berkaitan dengan pengang- informasional, Ekonomi informasi-supersim- bolik yang berkarakter transna- sional, dapat mengakibatkan ge- Nirwan A Arsuka jolak besar yang meningkatkan tekanan pada perdagangan in- ternasional, ketika berhadapan dengan kekuatan-kekuatan poli- tik domestik negara bangsa. An- caman, dumping dan kekacau- an yang bisa jadi mendadak, da- pat meledak dalam pasaran du- nia. Transnasionalisasi dan inte- grasi ekonomi dunia bisa me- negara berkembang, yaitu pe- ngangguran politis-ideologis. Aliran politik yang berkuasa biasanya di samping punya anak emas, juga punya anak tembaga. Mereka yang berkua- saa dapat dan sering dengan mudah memotong nafkah hidup pendukung lawan politiknya, dengan alasan stabilitas atau nyebabkan resiprositas yang da- apalah. Pada tingkat yang pa- pat menjurus secara tidak wajar ke proteksionisme. Semua ini jelas akan menciptakan jenis pe- ngangguran lain yang berhu- bungan dengan sistem politik perniagaan internasional. rah, kemenangan sebuah aliran. politik, sebuah kelompok ma- syarakat, tidak saja harus ditum- bali oleh pengangguran, tapi ju- ga oleh penjara dan kuburan massal. Di negeri Selatan, ke lima arus ini dapat bertemu dengan arus-arus lama yang saling ber- tumpang tindih mencipta pusar- an dan gejolak. Arus lama itu misalnya ada- lah pengangguran normal yang berkaitan dengan kondisi lokal dan regional belaka, seperti Untuk memilih salah satu ke- pentingan saja, tentu merupa- kan langkah kurang bijaksana. Pendidikan rekonstruksionis meskipun dipandang cukup am- puh dalam menyiapkan tenaga- tenaga terampil dan siap pakai, namun cenderung melahirkan manusia-manusia robot, dengan kualitas mental yang kurang dapat diandalkan. Anak didik dari produk pendidikan ini cen- derung memiliki ketergantungan yang tinggi terhadap sistem di luar dirinya, kurang memiliki semangat mandiri dan kurang peka dalam menghadapi masa- lah-masalah sekitarnya. Apabila kita cermati, begitu banyak lulusan-lulusan sekolah kejuruan yang terpaksa meng- rang sama sekali tidak menge- nal wayang. Mereka lebih me- ngenal Batman, Zorro, Super- man dan lain-lain. Karena setiap hari yang tersaji mulai dari baca- an, gambar sampul buku, pakai- an sampai suguhan televisi ya itu-itu saja. Meskipun dengan memasang tokoh wayang saja hasilnya tidak akan maksimal, namun paling tidak anak-anak tidak akan sama sekali buta dengan kebudayaan kita sendiri. Sayangnya, hingga saat ini sepengetahuan saya masih ja- rang SD di Yogya yang melak- sanakan imbauan seperti itu. Mungkin Dinas P dan K perlu mengantisipasi hal ini. Hadi Sumber Batikan, Trirenggo Bantul. pergeseran selera konsumen, keruntuhan mutu ekologi, pro- duksi domestik yang berlebih, merger, dll. Warna C-1 Jangan Merah Kartu Keluarga atau yang dikenal dengan istilah C-1 yang dipegang oleh masing-masing KK warnanya merah, Meskipun warna merahnya agak muda, namun warna demikian sulit untuk bisa difotokopi dengan hasil baik. Karena kopiannya akan berwarna hitam. Padahal zaman sekarang kan zaman fotokopi. Untuk urusan- urusan tertentu, kita diwajibkan melampirkan fotokopi KTP, C-1 atau surat penting lainnya sesu- ai kebutuhan. Lantaran hitam, maka kopian C-1 tak bisa terba- ca dengan jelas. Bahkan kadang sama sekali tak terbaca. Tentu saja kita tak dapat abaikan jenis pengangguran yang nyaris merupakan ciri khas Oleh karenanya saya meng- imbau, bila suatu saat kelak ada pergantian C-1, warna blanko- nya agar diganti dengan warna cerah. Misalnya kuning, biru muda atau putih. Pokoknya yang bisa difotokopi dengan hasil baik. Anjuran ini tentu berangkat Ny Suharni dari keprihatinan Pak Soes, Condongcatur Depok karena anak-anak zaman seka- Sleman. anggur, karena tidak banyak lembaga kerja yang memanfaat- kan keterampilannya. Bahkan dewasa ini, tidak jarang sarjana ahli yang menganggur, menung- gu institusi kerja yang menam- pungnya. Sarjana pertanian mi- salnya, yang ketika masa studi- nya dibiayai dengan hasil perta- nian orang tuanya, namun ter- nyata enggan kembali ke kam- pung untuk membantu mening- katkan pengolahan lahan perta- nian milik orang tuanya. Reali- tas seperti ini menunjukkan ren- dahnya kualitas mental yang ter- bentuk dalam dirinya. Dengan demikian, pendidik- an yang berorientasi pada pem- bangunan mentalitas memang sangat dibutuhkan. Apalagi de- ngan adanya kenyataan bahwa dewasa ini sopan santun dan budi pekerti kalangan remaja mengalami proses pengikisan. Meluapnya pengangguran dewasa ini memang bukan se- mata-mata disebabkan tidak dimilikinya keterampilan oleh para pencari kerja, yang notabe- ne adalah para generasi terdi- dik. Tetapi bahwa sempitnya la- pangan pekerjaan merupakan faktor utama penyebab meluap- nya jumlah pengangguran. Apa- bila lapangan pekerjaan terbuka dengan luas, maka masalah ke- -terampilan akan dengan mudah diatasi, apalagi dengan adanya fenomena bahwa dewasa ini mulai bertumbuhan lembaga- KUSS ⁹2 INDARETO Menghadapi masalah besar yang demikian kompleks dan dilematik ini, dituntut kerja penanggulangan yang lebih se- suai dengan realitas zaman ba- ru, yang tak dapat dengan ha- nya perbaikan-perbaikan lokal atau sektoral saja, tapi harus dengan serempak membongkar dan mengolah seluruh dunia, sekaligus secara dialektis men- transformir para proletar me- lompat mengikuti tuntutan za- man yang mereka ikut bentuk. Yang pasti, dunia modern sa- at ini tidak akan mungkin berta- han tanpa topangan dan kontri- busi tersembunyi para buruh. Memperbaiki landasan masyara- kat modern, meningkatkan kua- litas hidup buruh yang memang sudah menjadi haknya, sama sa- ja dengan memperkuat dan mengangkat seluruh masyarakat ke tingkat yang lebih tinggi. Perbaikan kualitas hidup para buruh dan seluruh lapisan ma- syarakat bawah, tentu tidak perlu menunggu sampai keti- dakadilan yang mereka tam- pung mencapai titik ledak yang menggoncang seluruh masyara- kat. Perbaikan itu harus diwujud- kan dalam upaya sistemik pe- ngembangan ekonomi dan tek- lembaga keterampilan kerja. Dengan sempitnya lapangan pekerjaan dan tak terbendung- nya luapan pengangguran, ma- ka pemerintah banyak berharap agar generasi muda sebagai ma- nusia terdidik mau berusaha un- tuk hidup mandiri, dengan me- ngembangkan usaha swadaya dan berwiraswasta, sekaligus menggiatkan pertumbuhan sek- tor-sektor informal dan industri rumah tangga. Namun jangan lupa, bahwa untuk berwira- swasta diperlukan kualitas men- tal yang militan, kepekaan me- mbaca perkembangan dan se- mangat mandiri yang kuat, yang dihasilkan dari pendidikan yang esensialistik. AKTIVITAS SM Tema besar bukan lagi per- tentangan antarkelas, tetapi per- gulatan antara manusia aktual yang cenderung dehumanistik dengan manusia potensial yang transhumanistik. Dalam hal ak- tualisasi segenap potensi kema- nusiaan yang dahsyat itu, semua manusia dari lapis sosial, bi- dang profesi, bangsa, dan pe- ringkat prestasi apa pun - bo- leh dikata hampir sama primitif dan terkebelakangnya.*** DANA LN Nirwan A Arsuka, mabasis- wa FT UGM *** DI tengah era industrialisasi yang menjadi arah kebijakan Di samping itu, dewasa ini pembangunan nasional, rupa- tidak jarang kita dengar ung- nya sistem pendidikan kita ber- kapan-ungkapan spontan dari usaha mengambil jalan tengah, masyarakat yang mengatakan "sekolah lebih baik, ketimbang yaitu berusaha menyediakan te- naga-tenaga terampil melalui menganggur". Ungkapan terse- pendidikan rekonstruksionis, se- but mengisyaratkan bahwa se- kaligus berupaya mendidik kolah bukan lagi menjadi tujuan mentalitas manusia didik mela- untuk mengembangkan diri se- lui pendidikan yang esensialis- cara kreatif, sehingga semangat anak didik untuk belajar pun cenderung menurun, dan har- moni dalam kegiatan pendidik- an semakin kehilangan greget nya. Ini berarti, tujuan pendidik- an nasional untuk membangun manusia Indonesia seutuhnya akan semakin berada di awang- awang, menjadi cita-cita bela- tik. Tentu saja risiko yang harus diterima dari situasi seperti ini adalah labilnya sistem pendidik- an kita. Bahkan kemudian se- perti yang sekarang tengah ter- jadi, silang pendapat dan per- tentangan kepentingan terhadap dunia pendidikan pun terjadi. Atas situasi seperti ini, berbagai ka.*** kebijaksan pendidikan pun seti- ap saat diluncurkan, yang pada ) AR Amron Trisnardi, guru gilirannya membingungkan para SMP BOPKRI 2 Yogyakarta. pelaku dan peserta didik. Labilnya sistem pendidikan nasional yang diwamai dengan berbagai perubahan dan penca- rian bentuk ini pun cenderung menghasilkan produk pendidik- an yang berkesan magel dan se- tengah matang. Lebih tragis lagi, siswa didik menjadi kelinci per- cobaan, yang tentu saja kua- litasnya akan sulit diandalkan. Pada gilirannya, merosotnya kualitas pendidikan menimbul- kan dampak negatif yang berke- panjangan. Wibawa institusi pendidikan lambat laun menga- lami kemerosotan searus de- ngan merosotnya wibawa guru. Sebagai indikasinya adalah se- dikitnya minat generasi muda terhadap profesi guru, pekerja pendidikan. VALUTA ASI Shilling Austría Dolar Australia France Belgia Dolar Brunei Darusalam Dolar Kanada Franc Swiss Mark Jerman Kron Denmark Franc Perancis Poundsterling Inggris Dolar Hongkong Lira Italia (100) Yen Jepang (100) Ringgit Malaysia Gulden Belanda Krone Norwegia Dolar Selandia Baru Peso Filipina Krone Swedia Dolar Singapura Bath Thailand Dolar AS Bank BTN BPD Bank Summa Bank Jakarta BIL BBI Bank Niaga Lippo Danamon Color Rendition Chart BNI '46 Bukopin Daftar Kurs Konve di Bank Indone BTPN BCA SUKU BUNG BDN BHS Bapindo BBD BDNI 15 12 17 13 12 BTN BPD Bank Summa Bank Jakarta BIl BBI Lippo Bank Danamon Bank Niaga BNI '46 BCA BTPN Bukopin BDN BHS Bapindo BDNI BBD BRI Bank Pasar Bank Duta 20,5% 19% 21% 19% 19% 19% 19% 18% 19% BPR Mandiri SP 22% BPR Danagung R 21% TABUNGAN 35 15 Jenis 10 3 10 12 20 1 bula 19,50% 19,50% 20% 21,50% 19% 19% 19% 19% 19% 19% 19% SiAga SiKosi Tabanas: Kesra Tab. Per Citra Tahapan Tapres Tabanas: Central S Tabanas Tab BDN Tab. Har Tab. Har Kesra Tabanas Mitra Tab. Bud Jumbo Tabung Kesra Dana In Tab. Ban Tamasya Tab. Duta Tab Man Bank Pasar Bank Duta BPR Mandiri SP BPR Danagung R Tab. Dam Tabanas Pradana Upakara Terjamin Taperum Simpeda Tabunga Sutera Kesra Kencana Tabunga Tabunga Kesra Prioritas Produktit Tab Bun Tahapan Super Sa Tahapan Kesra Primada Primagol abanas Tabunga IKLAN OBAT-Banyak dengan cara yang salah seb tidak rasional, memaksa di perlukan. Dr. Norbert Hirschhor Harvard, AS, mengatakan sion, pengobatan dan per dakan Ikatan Dokter Indo. barang hilang Telah Hilang Sertifikat Tanah milil R. Wirjasoedjana, verp. no. 1141 EXV-SU 31-3-1966-no. 583/61 Kehilangan BPKB Daihatsu No. 661 AB 7327 C, a.n. PURWANTINI, Sin Temon Kulon, Temon, KP. Bagi menemukan ada imbalan. dijual tanah Jual sgr. tnh. SHGB 3300 m2 dg. baru 1000 m2 List. 3500 W, 5 KT. Dpr, Kantor, Gud, di kawasan Semanu Wonosan. Harga sangat Hub. pemilik Budl 63954, 4876 elektronik Sedia bermacam Lampu HIAS, DIN GANTUNG dengan berbagai modell FAJAR AIRCON ELECT.CEN Jl. Dr. Sutomo 78 Yogya, Telp. 63 fashion Malioboro Fashion DISCOUNT TOTAL 20% JL. Malioboro 67-69 Telp.87745 YOGYAKA lowongan Dicari: Tenaga untuk Loper Ko Hubungi Jl. Kaliurang, Gg. Pan Marta 52 Yk LINGUAPHONE INTERNATIC mencari tenaga kerja untuk dididik me Prof. Consultan, Syarat: Pria/Wanitar umur 20 Th, Pendidikan Min. SMA, terikat dengan Instansi lain, Berpenam simpatik, mandiri dan sanggup be keras. Segera Hubungi: N. RETNOS Drs. ASNURI.SF, JI. Laks Adisucipta Yogyakarta. Telp. 88645
