Tipe: Koran
Tanggal: 2001-07-19
Halaman: 04
Konten
4cm WASPADA DEMI KEBENARAN DAN KEADILAN Harian Umum Nasional WASPADA Terbit di Medan sejak 11 Januari 1947 Pendiri: H. MOHAMMAD SAID (17 Agustus 1905 - 26 April 1995) Hj. ANI IDRUS (25 November 1918 - 9 Januari 1999) Pemimpin Umum: dr. Hj. Rayati Syafrin, MBA,MM Pemimpin Redaksi/Penanggungjawab: H. Prabudi Said Wakil Pemimpin Umum/Wapemred: H. Teruna Jasa Said Pemimpin Perusahaan: dr. Hj. Rayati Syafrin, MBA,MM Redaktur Pelaksana Azwir Thahir, Sofyan Harahap Dewan Pelaksana Redaksi : T. Junaidi, Hendra DS, Edward Thahir, Muhammad Joni, Sumaharja Ritonga, Nurhalim Tanjung. Akmal AZ, Rudhy Faliskan. Alamat Kantor Pusat, Penerbit, Redaksi, Tata Usaha/Periklanan Jalan Letjen Suprapto/Brigjen Katamso No. 1, Medan 20151 Tel. (061) 4150858 (3 saluran), Faks: (061) 4510025 e-mail :waspada@waspada.co.id website: www.waspada.co.id Kantor Biro redaksi/Perwakilan Periklanan : (1) Bumi Warta Jaya, Jalan Kebon Sirih Timur Dalam No. 3, Jakarta 10340. Tel. (021) 322216 Faks. (021) 3140817 (2) Perwakilan Waspada Jalan Ratu Syafiatuddin No. 21-C, Banda Aceh 23122. Tel. (0651) 22385 (3) Jalan Listrik No.11, Lhokseumawe. Tel. (0645) 44208 Harga iklan tiap mm kolom Rp. 6.000 ukuran 42 mm. Penerbit PT Penerbitan Harian Waspada Komisaris Utama: Tribuana Said Direktur Utama: dr. Hj. Rayati Syafrin, MBA SIUUP: 065/SK/MENPEN/SIUUP/A.7/1985 tanggal 25 Februari 1988 ISSN 0215-3017 Percetakan Percetakan Web PT Prakarsa Abadi Press, Jalan Letjen. Suprapto/Brigjen Katamso No. 1, Medan 20151, Tel. 6612681 Isi di luar tanggungjawab pencetak Tajuk Rencana Masalah Kualitas Guru menjadi guru. Kalau banyak kasus yang menimpa guru, seperti guru berprofesi ganda sebagai pedagang, bahkan ada guru yang tertangkap mencuri, pena- rik ojek dll semuanya itu merupakan dampak dari banyaknya guru yang tidak layak mengajar sehingga tidak mampu menghayati tugasnya yang sebenarnya sangat mulia itu. Guru dikenal juga sebagai pahlawan tanpa tanda jasa. Guru mengajar anak murid hingga pintar dan akhirnya menjadi pejabat, menjadi menteri dll, namun si guru tetap begitu saja. Guru yang baik dia akan bangga dengan profesi- nya, senang anak didiknya berhasil, dan guru yang baik akan berusaha menambah pengha- silannya dengan mengajar di tempat lain bila punya waktu sehingga lebih mengasah kemam- puannya. P roblem pendidikan nasional kita tidak hanya karena kurikulum yang sering berubah-ubah, tapi juga lemahnya kualitas guru yang mengajar. Kalau di kota saja sudah terasa, apalagi di sekolah yang jauh di luar kota. Kita tidak terkejut kalau mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Fuad Hassan me- ngatakan, jumlah guru Sekolah Dasar (SD) dan SLTP yang layak mengajar masih di bawah 50 persen. Apalagi dia tokoh yang lama berkecim- pung dalam masalah peningkatan pendidikan. Apa penyebabnya sampai demikian besar guru tak layak? Ini erat kaitannya dengan lemah- nya sistem rekrutmen para guru. Di tahun 1970 hingga 1990 jumlah guru meningkat. Pemerintah memang berusaha mencerak guru sebanyak- banyaknya untuk menutupi kekurangan guru, terutama di daerah-daerah. Secara kuantitas memang terpenuhi, namun Kendala guru memang banyak. Kalau di tetap saja terdengar kekurangan guru di sekolah-sekolah negeri gajinya lumayan, di swasta banyak sekolah terpencil di pedesaan. Hal ini bisa terjadi karena penyebaran guru tidak merata. Meski dalam ketentuan semua guru harus mau ditem- patkan di mana saja dalam wilayah Republik Indonesia, kenyataannya banyak yang tidak kerasan mengajar di luar kota sehingga setelah setahun berdinas atau lebih mereka berusaha minta pindah ke kota yang dekat dengan rumah- nya, sehingga terjadi lagi kekosongan guru di sekolah-sekolah terpencil. guru yang dibayar di bawah UMR. Hanya sekolah swasta bergengsi saja yang mampu membayar mahal, dan biasanya mutu pendidikannya jauh lebih baik ketimbang sekolah negeri. Terbukti, pada umumnya yang meraih NEM tertinggi ada- lah siswa sekolah swasta. Selama ini ada kesan kurang mengenakkan kalau yang masuk ke IKIP (sekolah guru) meru- pakan lapisan kedua. Lapisan pertama memilih universitas untuk mendapatkan gelar bergengsi, seperti dokter, insinyur, sarjana hukum, sarjana ekonomi dll. Meski tidak semua kelas dua, namun hipotesa tersebut cukup kuat. Ditambah lagi kuliah di IKIP (sekarang Unimed) mudah men- dapat pekerjaan, ya sebagai guru di sekolah negeri maupun swasta. Konsekuensinya, banyak di antara mereka yang kini menjadi guru sebenarnya tidak punya bakat sebagai guru, tapi karena faktor sulitnya mencari kerja di bidang lain. Kalau sudah demikian maka jangan harap mere- ka itu dapat mengajar dengan efektif. Itulah yang dikatakan Fuad Hassan tidak sampai 50 persen layak menjadi guru, selebihnya tidak layak, berarti mereka sebenarnya tidak pantas M endekati 1 Agustus saat-saat Sidang Istimewa (SI) MPR digelar untuk memin- ta pertanggungjawaban Presiden Gus Dur dan mempertimbangkan keputusan melengserkannya, telah membuat suhu politik makin panas. Memanasnya suhu politik Indonesia itu sangat dipengaruhi sikap keras kepala Gus Dur yang secara terus-menerus dan secara serius mencoba untuk menghentikan pelaksanaan SI. Cara yang dianggap efektif adalah menghentikan kegiatan seluruh lembaga politik. Untuk itu ia tetap dengan ancamannya mengeluarkan dekrit Jumat hesok. Apapun masalahnya rendahnya kualitas guru di SD dan SLTP ini tidak bisa dibiarkan terus tanpa upaya mengatasinya. Hemat kita di tingkat SMU dan bahkan perguruan tinggi pun banyak guru dan dosen yang sebenarnya tidak lauak mengajar. Biasanya dengan mudah diketahui figurnya. Tidak kreatif, hanya menyalin atau mendikte pelajaran, tidak mampu mengem- bangkan topik bahasannya karena dia tidak berusaha menambah ilmu pengetahuannya de- ngan banyak membaca dan berdiskusi. Kita prihatin dengan rendahnya kualitas guru. Selama jumlahnya masih seperti ini maka perbaikan mutu prestasi sekolah pada jenjang pendidikan dasar sulit diwujudkan. Biasanya, kalau dasarnya sudah bermasalah di tingkat yang lebih tinggi juga akan bermasalah. Karena itu, upaya meningkatkan kualitas guru, terutama yang tidak layak, perlu diprioritaskan. Bagaima- napun juga guru merupakan faktor yang sangat berpengaruh terhadap tinggi-rendahnya mutu pendidikan.+ Bagaimana situasi dan dampaknya seandai- nya dekrit muncul besok? Rasanya masih sulit diprediksi. Yang penting bagi kita tinggal menung- gu pelaksaaan SI tersebut. Terlepas SI dipercepat atau sesuai jadwal semula 1 Agustus, itu tak menjadi soal bagi kita. Yang kita harapkan dari SI itu akan menghasilkan sebuah kesepakatan dan pembaharuan dalam perpolitikkan di Indo- nesia. Menjelang dan selama SI MPR, biasanya situasi dan kondisi negara tidak stabil dan pem- bangunan kurang berjalan, khususnya dalam perspektif ekonomi maupun politik seperti seka- rang. Kalau pasca SI bisa aman, kehidupan bang sa dan negara akan lebih baik. Tetapi, kalau menimbulkan kontradiksi politik yang menajam, akan terjadi kerawanan sosial yang buntutnya bisa panjang. Indonesia sejak memulai penyelenggaraan negara pasca orde baru pada Oktober 1999, belum bisa memperbaiki ekonomi dan politik sebagai prioritas pertama pembangunan. Dalam berbagai bidang, Indonesia pada zaman reformasi ini berjalan tertatih-tatih. Lebih dari itu, konflik pada level elite politik yang ditandai pertikaian tajam antara dua kubu, yakni Gus Dur versus DPR/MPR ikut membuat situasi tidak kondusif. Di pihak lain, DPR/MPR semakin kompak dan sepakat untuk meminta pertanggungjawaban Gus Dur. Sementara Gus Dur selama ini bisa lepas dari segala jerat dan selalu melakukan perlawanan. Paling akhir perlawanan yang dila- kukan dengan menggunakan senjata dekrit atau menyatakan negara dalam keadaan darurat (keadaan bahaya) pada 20 Juli besok. Memang ada kekhawatiran, jika Gus Dur dijatuhkan, maka akan terjadi chaos. Namun kekhawatiran itu kiranya bukan beralasan. In- donesia sudah punya pengalaman menjatuhkan presiden di tengah jalan. Bung Karno saat akan dijatuhkan punya jutaan pendukung yang fanatik dan tersebar ke semua kawasan di tanah air, terutama di pulau Jawa. Tetapi saat dijatuhkan oleh MPRS, terbukti tidak terjadi apa-apa. Kejatuhan Soeharto pun demikian, padahal pengaruhnya sangat kuat di kalangan ABRI (sekarang TNI) dan Golkar yang punya massa sangat banyak, bahkan uang juga cukup. Namun saat Soeharto dijatuhkan ternyata tidak terjadi sesuatu yang menjurus ke chaos. Sehingga siapapun kepala negara RI yang jatuh nantinya, bisa bercermin dari situasi keja- tuhan Bung Karno dan Soeharto. Selama ini sering muncul pendapat bahwa perhitungan dukungan kedua kubu, yakni eksekutif dan le- gislatif, memang tidak bisa hanya dilihat dari jumlah kursi parlemen, tetapi juga letak strategis pendukung riilnya. Bila kedua kudu berikut pengikutnya terus berkonflik, dikhawatirkan terjadi konflik hori- zontal. Jika hal ini terjadi, siapa pun yang menang atau kalah, baik eksekutif maupun legislatif, sangat tidak berarti jika dipermasalahkan, tapi masyarakat di pihak yang kalah dikhawatirkan berbenturan satu dengan yang lain. Masa-masa menjelang 1 Agustus, saat SI MPR akan dilaksanakan, yang biasanya menye- babkan kondisi bangsa dan negara tidak atau kurang stabil harus diantisipasi sejak dini. Ber- langsungnya apel siaga sejumlah prajurit Polri/ TNI di Jakarta untuk menjaga keamanan dan ketertiban merupakan langkah yang baik, karena Jakarta sebagai pusat pemerintahan dan perda- gangan sangat membutuhkan suasana aman. Setiap gejolak apapun di Jakarta akan berdam- pak secara nasional. Untuk itu, di daerah juga perlu melakukan hal yang sama demi menciptakan suasana kon- dusif. Bersamaan dengan itu semangat konflik di tingkat elite secara gradual perlu didorong agar tidak terlalu jauh membawa dampak bagi kelangsungan hidup berbangsa dan bernegara.* SUDUT BATUAH *Ketua MPR-RI Amien Rais mengatakan,bersedia mundur bersama elite lainnya jika hasil Sidang Istimewa (SI) membuat situasi semakin memburuk - Mundur dalam situasi terpuruk = tak bertanggungjawab mas, he...he...he *Mantan Walikota Ichikawa Kunio Takahashi dikabarkan membawa pengusaha (investor) Jepang melirik peluang bisnis di Sumatera Utara -Tahun depan giliran teman ogut pula melirik Ichikawa, he...he...he KAMIS 19 JULI 2001 4 Menantikan Saat-saat Gus Dur"Bunuh Diri" dan permusuhan di dalam dirinya, maka selayaknya dia menuai hasil dari benih- benih yang ditanamnya itu. hami. Ketika seorang bandit mulai menjalankan aksi hendak merampas sesuatu yang menjadi milik dan hak orang lain, cukup dengan menodongkan senjata. Lalu mengeluarkan ancaman, "serahkan harta atau nyawa melayang?" NU ini tetap mempertahankan sikap keras kepala untuk tidak mau bertang- gungjawab, meskipun tuduhan melang- gar sumpah jabatan dan haluan negara telah dialamatkan kepada dirinya. Meng- hadapi hal itu Gus Dur kembali meng- gunakan teori bandit untuk memaksa para pimpinan partai politik agar mau berkompromi untuk mempertahankan kekuasaannya. Dalam mengatur distribusi kekua- saan dan menyingkirkan orang-orang yang tidak disenangi, teori bandit yang digunakan Gus Dur sudah dimodifikasi sedemikian rupa, sehingga kelihatan lebih canggih dan sesuai dengan per- mainan politik yang dikembangkannya. Lihatlah! Bagaimana ketika Gus Dur menjadikan hukum sebagai senjata untuk memaksa Gubernur Bank Indo- nesia Syahril Sabirin agar mengundur- kan diri dari jabatannya. Dengan kata lain, Gus Dur lupa ingatan atau lebih jelasnya lagi, tidak tahu diri. Maka dialah menjadi penyebab dari bencana politik yang terjadi hingga saat ini. Sekarang pintu kompromi sudah tertutup dan Gus Dur harus mempertang- gungjawabkannya. Sudah Selesai Sebenarnya kepemimpinan Gus Dur sudah selesai. Tidak lagi ada arti bagi dirinya untuk tetap ngotot memim- pin negeri ini. Selama ini dia cuma me- nikmati fasilitas material sebagai seorang presiden, tidak lebih dari itu. Itupun karena faktor militer dan para pemimpin politik sudah sepakat untuk tetap me- nempuh jalur konstitusi, sehingga pe- ngalaman traumatik tentang adanya kudeta dapat dihindarkan. Dalam perspektif pemahaman teologi Islam yang banyak dibahas dalam ilmu tauhid, keberadaan Tuhan bisanya dipahami sebagai sesuatu zat yang mutlak menguasai dan mengen- dalikan seluruh alam (termasuk manu- sia). Dalam teori pemahaman yang lebih tuntas dan mendasar, kedekatan atau kejauhan hubungan manusia dengan Tuhan atau Hablumminallah secara klasik dan sederhana biasa tergambar dalam adagium, jauh tidak berantara dan dekat tidak bersentuhan. Kita tidak tahu pasti entah apa se- karang yang sedang dipikirkan Gus Dur. Boleh jadi dia tengah menghitung-hitung kekuatan untuk menggempur atau mem- bakar gedung DPR/MPR atau kalau mungkin mengerahkan pasukan untuk menangkap siapa saja yang dianggap membahayakan kekuasaannya. Tidak tertutup juga kemungkinan sekarang itu sedang "menghadap Tuhan" dan memprotes sekeras-kerasnya, mengapa Tuhan tidak lagi membuka pintu kom- promi bagi semua kekuatan politik untuk mempertahankan kekuasaannya. - Wah mungkin mereka terbuai lirikan pak, he...he...he *Ketua Pengadilan Agama Kelas 1A Drs H Syahron Nasution menyebutkan,perkawinan Instant di Wilayah Medan semakin meningkat wak doel Oleh Zainul Aryadi Kolumnis K alau besok (Jumat, 20/7) Gus Dur jadi mengeluarkan dekrit membubarkan parlemen dan menyata- kan negara dalam keadaan bahaya (da- rurat) sebagaimana sering dijadikan sen- jata menakut-nakuti lawan politik yang hendak menjatuhkannya, maka itu dapat diartikan sebagai tindakan "bunuh diri" yang membuat karier politiknya akan berakhir secara tragis. Tapi pertanyaan- nya, akankah Gus Dur berani menempuh langkah spektakuler yang sangat mem- bahayakan dirinya itu? Menarik sekali bahwa Mochtar Pabottinggi dalam membahas Gus Dur menyinggung masalah Machiavelli, seorang tokoh yang sangat berpengaruh dalam sejarah peradaban manusia, secara khusus dalam asumsi-asumsi dalam Uniknya, Machiavelli menolak beberapa teori-teori politik Ciptakan Situasi Kondusif Menjelang SI melanggengkan kekuasaan. Meskipun tradisional filosofi yang sebelumnya Kalau soal keberanian, hampir tidak ada hal yang tidak mungkin bisa dilaku- kan Gus Dur. Harus diakui, dia memang memiliki keberanian yang sangat luar biasa. Bahkan sampai memprotes Tuhan sekalipun dia tidak takut. Kalau orang sudah berani memprotes Tuhan, maka pasti tidak akan ada halangan dalam dirinya untuk bertindak brutal, nekad dan membabi-buta di hadapan manusia. Atas dasar pemahaman berpikir yang sederahan saja, kita sudah dapat menduga betapa terbukanya peluang bagi Gus Dur sebagai seorang presiden yang bertindak seperti itu. Sebab, orang yang sedang panik-apalagi prustasi- memang mudah terjerumus untuk me- lakukan sesuatu yang akan menyengsa- rakan bahkan mungkin mengakhiri hi- dupnya sendiri. Tentu tidak bisa dipungkiri tentang kemungkinan adanya bisikan 'siluman yang terus gentayangan di dalam dan sekitar istana kepresidenan. Bisikan itu sampai ke telinga Gus Dur, baik da- lam kenyataan maupun melalui khayalan dan angan-angan. Lalu muncul pula D alam satu tulisannya, peneliti LIPI Mochtar Pabottinggi pernah menyatakan kekhawatirannya mengenai kepemimpinan Presiden Abdurrahman "Gus Dur" Wahid. Wa- laupun merupakah salah seorang aktivis di Forum Demokrasi, Mochtar Pabot- tinggi mengkhawatirkan bahwa Gus Dur justru menjadi perangkap bagi pe- mandekan upaya reformasi. Ada empat alasan yang dinyatakan Mochtar Pabottinggi, yaitu; Pertama, keraguannya akan kedemokratan Gus Dur. Kedua, pelbagai tindakan dan ucapan Gus Dur yang inkonsisten se- hingga kapasitas intelektual dan ka- pasitas etisnya diragukan. Ketiga, elitis- me politik Gus Dur yang disebut "lebih terbelakang" dibandingkan penyambung lidah rakyatnya ala Soekarno dan elitis- me Machiavellian Soeharto. Keempat perkiraan bahwa Gus Dur sedari awal sudah membangun kekuatan untuk memenangi Pemilu 2004. Oleh Fotarisman Zaluchu Pengamat Sosial Politik Semuanya itu menyebabkan Gus Dur, dalam pandangan prediktif yang rasional, akan sama saja dengan Soe- harto, yaitu ketegaan membiarkan repu- blik kita porak-poranda demi keserakah- an kekuasaan. halusinasi (pandangan menipu) tentang adanya kekuatan supranatural atau segala macam dongeng tentang kesakitan yang akan mempertahankan kekuasaannya. Ketika gejala penyimpangan atau kelainan psikologis itu diterima oleh para pengikut dan pendukung setianya sebagai suatu tingkatan di dalam maqam kewalian, maka substansi ajaran Islam yang Rahmatan lil a'lamin telah ter- manipulasi sedemikian rupa. Akibatnya, realitas kehidupan duniawi yang objektif dan rasional mengalami distorsi yang amat dahsyat sehingga tidak lagi mampu dipahami sebagaimana keharusan hidup manusia dalam keadaan normal. Gus Dur dan para pendukung serta pengikut setianya yang masih meng- klaim diri sebagai penganut ajaran Islam dan pewaris para nabi, memang tidak selayaknya menempatkan diri pada posi- si yang saling berhadapan dengan ke- kuatan mayoritas dan kelengkapan alat- alat negara yang tidak akan pemah ragu dalam mengambil tindakan tegas, kalau yang dipertaruhkan sudah menyangkut keselamatan bangsa dan negara serta negara kesatuan Republik Indonesia. Teori Bandit Cara-cara Gus Dur untuk menyela- matkan kekuasaan dan usaha memper- besar wilayah hegemoni politik seba- gaimana dimulai pada awal masa pe- merintahannya sebagai presiden, sudah berulangkali menunjukan secara jelas bahwa dia memang benar-beanr telah menggunakan 'teori bandit' untuk me- nyingkirkan orang-orang yang tidak disenanginya. Teori bandit itu sangat mudah dipa- dunia politik adalah dunia yang penuh dengan ketidakpastian dan mengandung unsur nasib (fortune), tetapi Machiavelli menekankan akan kebutuhan bagi pe- nguasa untuk mempertahankan kekua- saan dan menghadapinya sebagai suatu realita (virtu). Begitu juga dalam perkara-perkara pidana, putusan hakim tidak jarang di- rasakan masyarakat tidak sesuai atau kurang sesuai dengan rasa keadilan, seperti hukuman yang terlalu ringan atau terlalu berat. Semuanya pandangan-pandangan tersebut, direkam dengan cukup baik dalam bukunya yang terkenal: The Prince. Dan dalam penjelasan berikut, dikhawatirkan Gus Dur sedang mem- praktikkan Machiavelli gaya baru. Machiavelli dan The Prince Niccolo Machiavelli, lahir pada tahun 1469 dan meninggal tahun 1527. Selama hidupnya, Machiavelli sempat menghasilkan beberapa karya tulis yaitu : The Prince (1513), Discourses on the First Ten Books of Tutus Livius (1519), The Art of War (1520), Life of Castruccio Castracani (1520), History of Florence (1525) dan sebuah karya sastra berjudul La Mandragola. Contohnya, seorang yang terbukti mencuri ayam (karena kesulitan ekono- mi) yang mengakibatkan kerugian hanya belasan ribu rupiah bagi si pemilik ayam, diganjar dengan hukuman enam bulan penjara, sementara mantan direktur sebuah bank di Jakarta yang menilep uang BLBI (Bantuan Likuiditas Bank The Prince adalah karyanya yang membuat ia terkenal. Ditulis tahun 1513 Mewaspadai Machiavelli Ala Gus Dur hasilan berkuasa atas rakyat yang sebelumnya keras kepala, tertekan dan disorganized. sebagai persembahan kepada Giuliano di Medici, lalu ditulis ulang untuk Loren- zo di Medici, Duke di Urbino. Sebagai suatu bentuk pemberian bagi kebesaran penguasa, The Prince menjadi suatu harapan dan tuntutan pada penguasa dalam menyelenggarakan pemerintah- annya. Oleh Arifin Siregar Peminat Masalah Sosial-Politik K "demi keadilan dan kebenar- ita sering membaca pemyataan Indonesia) yang merugikan negara ra- tusan miliar rupiah hanya dijatuhi hu- an" atau slogan "memperjuangkan ke--kuman satu tahun penjara dan seorang adilan dan kebenaran", tetapi kita juga yang tertangkap tangan membawa se- sering berhadapan dengan gambaran jumlah narkoba di Medan malah baskan hakim. keadilan dan kebenaran yang membi- ngungkan karena tidak seragam, semu, bahkan ada yang bertolak belakang. Gambaran keadilan yang tidak seragam sering kita temukan di lembaga peradilan dalam bentuk putusan hakim. Contohnya, pengadilan negeri menga- bulkan gugatan pihak penggugat, tetapi pengadilan tinggi malah menolak gugat- an yang diajukan penggugat. Atas kedua putusan yang bertolak belakang itu tentu wajar timbul kesan bahwa salah satu di antaranya adil, tetapi masing-masing hakim yang mengadilinya menyatakan putusannya adil. Tetapi, begitulah keadilan menurut hakim dan para hakim kita memperoleh kebebasan penuh untuk menetapkan putusan tanpa campur tangan pihak lain dan terkesan tanpa pengawasan pula. Akibatnya, tidak sedikit yang kecewa karena merasa tidak memperoleh ke- adilan dari lembaga peradilan dan mem- peroleh kesan bahwa keadilan hanya milik hakim atau selalu berada di tangan hakim dan menerapkannya menurut "selera" atau kebijaksanaannya sendiri. Akibat lain, kepercayaan terhadap lembaga peradilan jadi menipis, bahkan berbagai pihak mensinyalir adanya praktik "mafia peradilan". Dari kenyata- an-kenyataan seperti itu wajar jika berkesimpulan bahwa keadilan bukan satu melainkan bermacam-macam. Untuk mencapai keadilan memang tidak gampang. Keadilan mengenai ber- bagai kasus sering sangat sulit dicapai atau diperoleh sehingga citra di mata orang-orang yang gagal mendapatkan keadilan hanya sebagai impian kosong. Sikap perlawanan yang ditunjukan Gubernur RI untuk tidak menuruti ke- mauan presiden, kemudian menyeretnya sampai ke balik 'terali besi' yang ka- susnya pun masih terus berlanjut hingga sekamag. Tapi posisi Gubernur BI masih tetap dipegang Syahril Sabirin sampai ada ketentuan lebih lanjut mengenai keputusan hukum yang menyangkut tuduhan terhadap dirinya. Meningkatnya Egoisme Keadilan, menurut Plato (429-347 sebelum Masehi) hanya bisa tercapai Dalam catatan Syahril ketika itu yang dibeberkannya kepada media massa, Marzuki Darusman sebagai Jaksa Agung, meminta Syahril mengundurkan diri dan kasusnya tidak berlanjut sampai ke pengadilan. Bahkan ditambah lagi dengan iming-iming akan dijadikan Duta Besar pada salah satu negara yang cukup bergengsi. Tapi karena tidak merasa bersalah, Syahril tetap bertahan dan siap menghadapi proses hukum, apa pun risikonya. Dalam kaitannya dengan pelaksa- naan Sidang Istimewa (SI) MPR yang meminta pertanggungjawaban Gus Dur dalam melaksanakan tugas, cucu pendiri Surat yang kemudian dikirim- kan ke berbagai penjuru oleh apa telah ada. Machiavelli menekankan pandangan bahwa teori politik seharus- nya berbasis pada keadaan yang menu- rutnya lebih realistis. Jika pandangan sebelumnya beranggapan bahwa sistem politik dibangun pada asumsi dan pe- ngertian mengenai kehidupan politik yang akan saling memperbaharui dan melengkapi terus-menerus, maka bagi Machiavelli, itu justru menjadi suatu kesia-siaan. la malah menganjurkan penguasa untuk belajar pada perjalanan para pe- nguasa-penguasa yang berhasil melang- gengkan kekuasaannya. Ringkasnya, realitas politik adalah masalah berhadap- an dengan cermin saat sekarang, dan bukanya suatu alur politik yang terus- menerus bergerak dinamis untuk mem- bangun masyarakat yang egaliter. Bagi Machiavelli, dunia politik adalah dunia yang paling penting dalam keseluruhan aktivitas manusia. Barangsiapa berhasil dalam politik, ia akan dikenal dan diingat Selain membahas mengenai teori politik, Machiavelli dalam The Prince juga membahas usaha-usaha untuk me- langgengkan kekuasaan dan membuat kekuasaan tetap stabil. Menurutnya, karena kekuasaan adalah suatu realita, maka ia harus dibangun di atas kekuatan senjata (militer), kekejaman dan kebe- runtungan nasib. Walaupun cara-cara demikian me- nurutnya memang kejam dan tidak má- nusiawi, tetapi itu perlu dilakukan oleh penguasa demi penghargaan dan peng- hormatan kepada bangsa dan kekuasaan itu sendiri. Segala-galanya atas kepen- tingan bangsa dan negara. Ia mencontoh- kan bagaimana Nabi Musa dan Agotho- cles membangun sejarah dan keber- apabila tiap orang melakukan dan me- ngabdikan diri pada fungsi masing-ma- sing sepenuh-penuhnya. Pernyataan filosof terkenal itu memberikan kesan bahwa mencapai keadilan sangat sulit, sama sulitnya mengatur atau mengawasi setiap orang agar melakukan atau me- ngabdikan diri pada fungsi masing-ma- sing dengan sepenuh-penuhnya. Sementara itu, Aristoteles (384- 322 sebelum Masehi) mengatakan, se- orang yang adil ialah seseorang yang tidak akan membiarkan dirinya me- ngambil sesuatu berlebih daripada yang diambil oleh kawan-kawannya sewarga negara. Kita tentu sependapat dengan pe- nulis buku Politica yang menemui ajal- nya di pulai pelariannya itu. Tetapi, ma- salahnya sampai sekarang, makin sedikit orang yang tidak membiarkan dirinya mengambil sesuatu berlebih daripada yang diambil oleh kawan-kawannya sewarga negara akibat makin meningkat- nya egoisme pada insan-insan penghuni planet bumi ini. Bahkan menurut Prof Hans J Mor- genthan dan Prof Ethel Person dalam buku mereka Narsisism, egoisme yang makin meluas telah berkembang menja- di narasisme (kultur individual). Guru besar ilmu politik dan guru besar psiko logi klinis itu mengatakan, sejak Re- naisance, kultus individualitas merupa- kan kejayaan peradaban barat sekaligus salah satu unsur perusaknya. Sebab, gambaran atas makin me- luasnya kultur individualitas, mereka mengatakan: "Babi adalah babi dan Surat Bagaikan gerakan bandit yang sebenamya, Gus Dur telah berulangkali menodongkan senjata yang bernama dekrit untuk dihujamkan ke jantung kehidupan politik dan demokrasi, jika para pimpinan parpol itu tidak mau ber- kompromi sesuai dengan yang dikehen- dakinya. Dalam khayalan atau angan- angan Gus Dur, melalui ancaman itu mungkin bisa menyurutkan langkah parlemen untuk mengakhiri kekuasaan- nya. Gus Dur memang sering salah hi- tung atau justru dia tidak punya perhi- tungan sama sekali. Lihatlah ketika dia melakukan bongkar-pasang kabinet dan menempatkan pejabat pada posisi-posisi penting dan startegis, jelas sekali keli- hatan bahwa kebijakan Gus Dur hampir seluruhnya tidak berdasarkan pada per- timbangan yang realistis, objektif dan rasional. Tidak dapat ditutupi tentang adanya keinginan untuk menguasai seluruh sumber ekonomi dan politik yang berada di dalam lingkup pemerin- tahannya. Duduknya Gus Dur di kursi presi- den dengan dukungan penuh dari Partai Golkar dan poros tengah serta keikhlasan Megawati Soekarnoputri untuk meneri- ma keadaan yang sangat pahit itu ter- nyata tidak membuat Gus Dur menjadi semakin arif dalam memahami kekuasa- annya yang sungguhnya sangat lemah. Keadilan dan Kebenaran, Milik Siapa? bersamaan. Kedua cangkir itu sama- sama diisi dengan banyak gula dan ba- nyak bubuk kopi asli. Kedua orang yang secara bersamaan menikmati kopi manis itu mungkin saja memberikan pendapat atau memperoleh kesan yang berbeda, yang satu mengatakan minuman kopi manis itu "sangat pahit" dan yang se- orang lagi mengatakan "sangat manis". Kedua pendapat itu, walaupun ber- beda, sama-sama benar. Sebab, mi- numan kopi tersebut benar sangat pahit karena banyak bubuk kopinya dan benar sangat manis karena mengandung ba- nyak gula. Perbedaan pendapat tentang kebenaran paling sering muncul dalam penafsiran, konflik maupun perang. Sa- lah satu contohnya yang cukup aktual muncul di tengah-tengah memanasnya konflik di kalangan elite politik kita sekarang, antara pihak eksekutif dan legislatif. yang menamakan dirinya Forum Aliansi Contra Perusakan Ling- kungan (FALCON PINK) yang menjadi 'surat pernyataan' ma- syarakat nelayan Asahan itu se- bagai dasar penolakan reoperasi ndorayon-pun ternyata dibuat pada tanggal yang sama, 30 April 2001. Sehubungan dengan surat Saudara Efendi Panjaitan, 21 Mei 2001 mengenai "Tuntutan Rakyat Kabupaten Asahan Ter- hadap IIU", kami menyampai- kan hal-hal sebagai berikut: 1. Pernyataan 'masyarakat nela- yan'sungai Asahan berisi peno- lakan reoperasional PT Inti In- dorayon Utama atau PT Toba Pulp Lestari bertanggal 30 April tidak dihasilkan? 2001 benar-benar mengundang pertanyaan.. an masyarakat nelayan Asahan, 3. Keabsahan dan otentisitas seperti terjadinya perubahan war- "surat pernyataan" masyarakat na air, bau busuk, sulitnya peroleh- Sebab, selama lebih kurang nelayan Asahan itu sendiri sebe- an ikan, terjadinya penyakit gatal- 10 tahun industri pulp dan in- narnya patut dipertanyakan. Mi- gatal, cepat melapuknya alat pe- dustri serat rayon itu beroperasi salnya, bagaimana caranya sam- nangkap ikan, kalau pun benar- di Sosorladang, Porsea, Toba Sa- pai masyarakat nelayan Kabu- benar terjadi, sebenarnya dapat mosir (dulu: Tapanuli Utara) paten Asahan yang hidup bersa- dicari penyebabnya melalui pene- belum pernah ada masyarakat haja dan tersebar di empat keca- litian profesional dan indepen- yang bermukim di sepanjang matan berjauhan dapat menan- densi. Dengan demikian hasilnya aliran sungai Asahan, di Kabu- datangani surat pernyataan secara jujur dan terpercaya. paten Asahan, menyampaikan serentak pada tanggal yang sama, keluhan, keberatan atau protes. 30 April 2001, di atas kertas de- Pertanyaan itu; Mengapa sete- ngan format dan teks yang persis lah 10 tahun baru ada protes sama pula. penolakan? Menurut hemat kami inilah cara yang terhormat dalam men- cari kebenaran. Bukan dengan membuat asumsi-misalnya de- ngan memakai kalimat "diduga"- untuk mendiskreditkan sesuatu 2. Sekarang masyarakat ne- Pola Kekuasaan Gus Dur Gus Dur, dikenal punya pengeta- huan luas dan gemar membaca. Dan bukan tidak mungkin, Machiavelli men- jadi insipirasi bagi Gus Dur dalam me- ngelola kekuasaannya, menjelang Sidang Istimewa MPR mendatang. Wacana SI MPR yang terus bergulir dan mengancam kedudukannya bukan tidak mungkin menempatkan Gus Dur pada pojok dimana kekuasaan adalah kepentingan sekarang yang harus di- pertahankan, termasuk dengan cara apapun. Apa yang dilakukan Gus Dur? Sementara berbagai kalangan elite politik mendesaknya untuk mundur dan mempertanggungjawabkan pemerintah- annya, Gus Dur dengan caranya sendiri selalu mengatakan bahwa apa yang dilakukannya justru lebih konstitusional, dibandingkan dengan DPR dan MPR yang dalam berbagai kesempatan, di- sorotnya sebagai pelanggar konstitusi. Gus Dur selalu mengatakan bahwa tin- dakannya benar dan tepat-tentunya dalam tafsirannya sendiri dan lawan- lawan politiknya telah berbuat sesuatu yang tidak benar. Menyorot tindakannya dalam kasus Brunei dan Bulog, Gus Dur berkali-kali mengatakan bahwa ia lebih punya kebenaran sendiri-mes- kipun itu belum dibuktikan dalam men- jalankan kebijakannya. Hampir sepanjang pemerintahan- nya, Gus Dur berusaha bertahan di balik celah-celah konstitusi sebagai pembe- naran sikapknya, termasuk mengancam untuk membubarkan DPR dan MPR. Wacaria pemerintahan era Gus Dur justru lebih "kejam" dibandingkan dengan pemerintahan Soeharto. Kalau dulu, tetap babi, dan kita boleh menganggap bahwa babi tidak ingin menjadi sesuatu yang lain. Dewa, sesuai dengan definisi- nya, telah mencapai kebaikan, kearifan dan kekuasaan yang sempurna; tidak ada lagi yang diinginkan di luar itu. Hanya manusialah yang mencari sesuatu yang lebih dari apa yang diberikan alam kepadanya." Contohya cukup banyak. Ketamak- an dan sifat tidak mengenal batas ke- puasan karena penyakit narasisme telah mendorong banyak orang mengabaikan keadilan untuk menumpuk kekuasaan dan harta melalui KKN (korupsi, kolusi dan nepotisme). Ia memberi contoh, setiap orang umumnya menganggap benar bahwa setiap orang pasti terbakar kalau kena api. Tetapi, pendapat seperti itu oleh kelompok yang disebut fire walkers di Pasifik Selatan merupakan pendapat yang tidak benar, karena mereka bisa berjalan dengan kaki telanjang memijak bara api yang sangat panas tanpa terbakar sedikit pun. Contoh lain, misalnya kita menye- diakan dua cangkir kopi manis untuk dua orang pada waktu dan tempat yang Pembaca Tetapi satu hal mungkin dilupakan Gus Dur, bahwa Tuhan itu menurut teo- logi universal sekalipun tetap akan mem- berikan yang terbaik dan sesuai dengan apa yang diperbuat oleh hamba-hamba- nya. Begitulah, Tuhan telah menunjukan hasil dari apa yang telah dilakukan Gus Dur selama masa pemerintahannya yang berlangsung sangat singkat ini. Kalau ternyata Gus Dur selama ini memang telah menanam benih-benih kebencian Kebenaran Juga Tidak Satu Pakar komunikasi massa Paul Wwatzlawick melalui bukunya How Real is Real? Memperingatkan para wartawan dengan mengatakan, sungguh berbahaya bila beranggapan hanya satu kenyataan (kebenara). Sebab, sesuatu yang oleh satu pihak dianggap benar, namun bagi pihak lain mungkin diang- gap tidak benar. kekerasan dilakukan dengan penindasan dan kekejian terhadap lawan politik, maka Gus Dur dikhawatirkan menyeret segenap komponen bangsa ke arah kekejaman kolektif sebagai bangsa. Perilaku pengikutnya yang berprinsip asal Gus Dur tetap presiden, menjadi preseden buruk bagi demokrasi Indo- nesia pasca reformasi. Dikhawatirkan, meskipun Gus Dur berlindung di balik upaya untuk menjaga persatuan dan kesatuan, apa yang di- lakukan justru tidak lebih dari strategi membangun demokrasi di atas kebesar- annya dan keagungannya sebagai "Gus". Dalam istilah Mochtar Pabottinggi, Gus Dur melancarkan ekstensifikasi prinsip "darah biru" dan religiusitas subkultur- nya ke tingkat nasional. Dibandingkan menjadi penyelamat bagi Indonesia, Gus Dur dikhawatirkan justru menjadi blunder bagi Indone- sia di masa depan. Hal ini jelas berbahaya bagi pencerahan dan pendidikan politik yang lebih baik. Bagi Machiavelli, model mempertahankan kekuasaan dengan cara demikian, yaitu alasan-alasan kons- titusi adalah cara-cara yang sah dan diperlukan. Konstitusi, kalau perlu dipe- ralat untuk menyelamatkan kekuasaan itu sendiri. Pola Machiavellian dilakukan oleh Gus Dur juga dengan memanfaatkan momentum ketidakstabilan hubungan militer-sipil. Dalam menjagal lawan- lawan politik, Gus Dur masih mencoba memanfaatkan kekuatan dan otoritasnya. Menyatakan bahwa tindakannya didu- kung oleh militer, berkali-kali Gus Dur mengancam untuk menangkap, menje- bloskan dan kalau perlu membubarkan lembaga-lembaga negara. Polri bahkan menjadi semacam institusi yang menjadi korban, yakni Pihak legislatif menyatakan, upaya melalui Sidang Istimewa MPR meminta pertanggungjawaban untuk menggusur Abdurrahman "Gus Dur" Wahid dari kursi presiden benar merupakan suatu langkah yang konstitusional, tetapi pihak eksekutif memandang hal itu sebagai sesuatu yang tidak benar karena ber- tentangan dengan konstitusi. pihak. Penelitian semacam ini se benarnya sudah sering ditawar- kan oleh PT Toba Pulp Lestari pa- da berbagai kesempatan. Tetapi belum sekali pun pernah men- dapatkan tanggapan dan Walhi dan kelompok penentang lainnya. Sebagai catatan perlu diketahui bahwa Walhi sudah pernah meng- 4. Menyinggung hal-hal yang gugat limbah Indorayon ke penga- Minimnya Liputan Pers dilan, tetapi gugatan itu ditolak. dituduhkan dalam surat pernyata- 5. Perlu kami tambahkan bah- Di Tapanuli Selatan wa dalam hal kinerja Indorayon masa lalu, sudah pernah dikaji secara ilmiah oleh lebih dari sera- tus orang pakar berbagai disiplin ilmu di Perapat, 22 dan 23 Sep- tember 2000 atas prakarsa Guber- nur Sumatera Utara. Tiga komisi yang dibentuk, semuanya mereko- mendasikan reoperasional industri pulp dengan berbagai prasyarat. Respon terhadap semua pra- syarat itu telah menjadi bagian dari paradigma Toba Pulp Lestari. Salah satu item hasil kajian ilmiah itu ialah bahwa limbah Indorayon telah memenuhi baku mutu yang Pemahaman seperti itu perlu dike- mukakan di sini untuk menunjukan ke- pada para pengikut fanatik Gus Dur agar tidak menempatkan manusia melebihi kewajarannya sebagai seorang manusia biasa. Gus Dur bisa tersesat semakin jauh dalam memahami kenyataan diri dan keberadaan Tuhan kalau dia tetap dikultuskan sebagai seorang Wali Allah yang maksum, bersih dari dosa dan kesalahan. Padahal dunia politik yang digeluti Gus Dur selama ini adalah "ku- bangan kerbau" yang bergelimang di dalam lumpur kemunafikan. Sebagai manusia biasa, Gus Dur sedang panik dan frustasi. Dekrit yang dianggap sebagai senjata pamungkas untuk menyelamatkan kekuasaannya, ternyata hanya akan menjadi alat "bunuh dini" politik yang akan membuat "kema- tian"nya menjadi lebih tragis. Kita sekarang sedang menunggu saat-saat keluarnya senjata bunuh diri itu. Lalu, masih adakah lagi pasukan berani mati yang mengkhayalkan untuk mati syahid dalam membela kekuasaan Gus Dur? Wallahu a'lam. * ditetapkan oleh pemerintah. Mutu limbah yang dihasilkan Indorayon masih berada di bawah nilai am- bang batas. PT Toba Pulp Lestari, Tbk Drs Bilman Philipus Butarbutar MBA Direktur Utama Liputan pers/wartawan di da- erah Tapanuli Selatan dan sekitar- nya terasa minim, baik menyang- kut masalah ekonomi, sosial dan lain-lain. Sampai hari ini belum ada nada protes dari pembaca- pembaca setianya. Atau memang ada tetapi tidak dimuat? Semoga tidak. Gus Dur pemah mencoba mempertahan- kan kekuasaannya. Memasang menteri dengan latar belakang militer di posisi strategis, semacam Menko Sospolkam Agum Gumelar, juga menjadi upaya untuk memancing militer ke arah politik praktis, demi kepentingan kekuasaan. Sebagai kiai NU, Gus Dur merupa- kan potensi besar yang akan menjadi bumerang bagi NU. Sebagai pemimpin umat, adalah wajar kalau pendukung Gus Dur tidak senang jika ia diperlaku- kan dengan tidak baik. Akan tetapi, sadarkah Gus Dur bahwa ia telah menye- ret NU ke dalam kancah politik yang serba tak menentu? Machiavelli memuja kenabian Nabi Musa dengan menem- patkannya pada pemahaman sempit dan kepentingan kekuasaan semata. Dan posisi Gus Dur menjadi ilustrasi, betapa kekuasaan kadang-kadang dipertahan- kan atas nama umat. Harapan kami sebagai pemba- ca agar wartawan yang bertugas di daerah ini dapat mengemban misi sosial kontrol terhadap hal- hal yang timbul dan ada dalam kehidupan sehari-hari. Hari demi hari pembaca setia harian dan mingguan hanya men- jadi pengamat bagi kemajuan dan Penutup Hitung-hitung perjalanan kekua- saan Gus Dur memang dapat ditarik dari sisi yang paling ekstrim negatif, yaitu penyesalan, sampai ke arah sisi yang paling ekstrim positif, yaitu ke- sempatan. Bagaimanapun, Gus Dur telah membawa sejumlah perubahan dalam kehidupan demokrasi kita. Tulisan harus ditandatangani dan disertai fotokopi KTP atau tanda pengenal lainnya. Benar dan objektif. Maksimum 1 folio, 2 spasi/Artikel maksimum 5 halaman folio Tanggapan Surat WALHI layan sungai Asahan itu meno- lak reoperasional pabrik pulp. Ini, tentu mengherankan. Bahkan se- dikit menggelikan. Keheranan itu; Mengapa keberatan itu baru di- sampaikan sekarang, setelah pa- brik itu sendiri justru sudah tiga tahun tidak beroperasi? Artinya, pada saat semua "keburukan" aki- bat limbah pabrik yang dituduh- kan itu sudah lebih seribu hari Akan tetapi, untuk apakah demo- krasi jika ia diwarnai oleh pedang dan darah? Untuk apakah demokrasi di ta- ngan yang satu, tetapi kekejaman di tangan yang lain? Untuk apakah jika atas nama persatuan dan kesatuan, umat harus korbankan? Untuk itulah, para wakil rakyat harus belajar pada demo- krasi yang sesungguhnya, yang lahir dari hati nurani yang baik dan integritas moral yang lurus. Dan Sidang Istimewa MPR menjadi forum yang tepat untuk menilai semuanya itu. Karena perbedaan-perbedaan pendapat tentang kebenaran seperti itu, benarlah yang dikatakan A Ponsonby yang pernah mendapat kepercayaan sebagai penasehat salah seorang Presiden Amerika Serikat, bahwa kebenaran kita. adalah korban yang pertama bila orang terlibat konflik atau perang, karena ma- sing-masing pihak yang berseteru sama- sama menyatakan pihaknyalah yang benar. Pernyataan yang hampir sama me- nyangkut pendapat tentang kebenaran juga pemah dikemukakan James Madi- son (presiden keempat Amerika Serikat) seperti dikutip majalah Federalist tahun 1989. Katanya, selama penelaran manu- sia masih bisa salah, dan ia bebas meng- gunakannya, akan terbentuklah penda- pat-pendapat yang berlainan. Selama ada hubungan antara penalarannya de- ngan cinta dirinya, maka pendapat dan nafsu akan saling mempengaruhi. Pada abad 17 pun, filosof Jon Locke sudah menegaskan, kebenaran hanya bisa terungkap melalui pertarungan pen- dapat yang berlawanan dan diutarakan secara bebas. Ahli pikir abad ke 17 dan 18 lainnya seperti George Berkeley, Voltaire dan David Hume yang menganut doktrin revolusioner sama-sama sependapat bahwa tak seorang pun manusia bisa menguasai seluruh kebenaran dan setiap orang hanya bisa melaksanakan per- ikehidupannya melalui proses kon- sensus. Konsensus memang sangat diperlukan untuk mengatasi perbedaan pendapat tentang kebenaran, termasuk untuk mengatasi kebuntuan politik yang terjadi sekarang di kalangan elite politik perkembangan daerah lain. Se- mentara berita mengenai daerah Tapsel jarang muncul. Padahal berita-berita yang banyak mun- cul di daerah lain, di Tapsel pun terjadi. Tetapi kenapa jarang muncul beritanya ? Apakah kami para pembaca ini harus menunggu malapetaka datang baru beritanya diliput atau menunggu peristiwa pe- rampokan yang menimbulkan korban jiwa. Kalau kedua patok- an tersebut yang menjadi dasar dimuatnya berita, percayalah kami melihatnya/membacanya di korban hanyalah sebagai pe- lengkap, sementara kami si pem- baca sudah lebih dulu tahu dan dekat dengan sumber berita. Bis- a-bisa kami pembaca ini lebih mengetahui dari anda (warta- wan). Di saat-saat seperti inilah kami bisa menguji berita yang anda tulis, apakah sesuai dengan kenyataan atau tidak. Alimuda Siregar Sip Warga Lk II Simaninggir Kel Sitinjak, Kecamatan Psp Barat, Tapsel 22736 Color Rendition Chart Sepute Usaha E LHOKSEU menjamur di LH ini belum ada pi Pada hal gec berjejer pada l Lhokseumawe, Dua (Cunda) ya dari ibu kota bu di dua wilayah dari kalangan w Gedung pen melanggar kete dikuatkan Pera Rp 6,5 BIREUEN: mendapat jatah Rp 6,5 miliar ya kabupaten itu. Kepada Wa Muhammad Yah lokakarya penge ini di aula Bappe memperoleh R mendapat Rp 75 "Jadi Rp 6,- Samalanga sert Miliar. Kecamat tandas Yahya. ( Jepang Aka BIREUEN: pembangunan. Kecamatan Jeu Sekda Bireu lokakarya di Di baru-baru ini me pengusaha Jepa "Kenyataan Bireuen sebagai memiliki sebuah Ditambahk pelabuhan, seka unit kapal yang itu. (b14) Harga E BIREUEN: Bireuen dan sel setempat menca Keterangan di sekitar Keca mereka harus m ribu untuk me tiangnya. Pantauan W bendera merah p Muara Batu, Pe cmas) Fomap SIMPANGI (Fomapak) Cab mengutuk keras dilakukan OTK. Ketua Foma siaran pers yang aksi pembakara merupakan upa Atas peristiw bertikai di Aceh pelakunya agar masa mendatan Puluh SIGLI: Pulu Tangse dan Geu banyak jalan di k terjamah aspal d Kondisi jalar dilintasi. Jangan terasa sulit, demi kepada Waspada Sepanjang er Tangse kerusaka hingga Blang Pa Di musim penhu_ Salim Is BANDAACE ketua umum DPI 2001-2006, dalam lalu di Hotel Lad Musda yang E Aceh H Miswar S diwakili kakanso juga menetapka mendatang. Wakil Ketua pendamping Mu organisasi itu dila Ia menyebut formatur yang ot ini, setelah menga dan Ismail Bamb Ada LANGSA: I menyelenggaraka Bulan Bhakti Haz pelaksanaan syar Acara yang b Langsa, Jumat(1 dan dibuka oleh B Kepala Dinas didampingi Kepa Kepada waspada pelaksanaanya ka pada penyelengga Kekerin BIREUEN: S di Bireuen tiga bu penanaman baik walaupun pihak. Zakaría, Selasa ( Menurut Zak lebih hujan tidak banyak tanaman petani untuk mer dilakukan. Akibat keker sebab tidak tumb Dinas Pertanianc ditanya mengaku Pemko BANDAACE rakan Rapat Ko anggaran 2002 ya (14/7). Walikota Bar M.SI dalam samb rencana pembar daerah provinsi, menyusun renca berbagai tingkat p tahun 1999 tenta Selain itu, ka daerah dan de peningkatan kese GPA MEULABOL Aceh Barat, berte Meulaboh Sabtu Aceh Barat den: organisasi Propes Bupati Aceh. Sofyan. S. Saw menanggapi berb forum tersebut berbagai kelemal Dalam upaya yang lebih baik s masa depan yang
