Arsip
Halaman Artikel
Creative Commons License

Jika anda mendapati gambar tidak sesuai dengan spesifikasi data (salah tanggal dan atau salah penomoran halaman), posisi gambar landscape, satu gambar terdapat dua halaman, kualitas gambar kabur, anda bisa melaporkan data tersebut agar segera diperbaiki dengan menekan tombol laporkan.

Kata Kunci Pencarian:

Nama: Bernas
Tipe: Koran
Tanggal: 1992-05-22
Halaman: 04

Konten


2cm 4.JUMAT LEGI, 22 MEI 1992 OPINI KECAP قف 29 Kampanye Minta Tanggungjawab Pula LARANGAN kampanye berbentuk pawai kendaraan roda dua telah mulai dijalankan sejak Kamis kemarin. Ketiga OPP sudah memperoleh penjelasan dari PPD (Panitia Pemilihan Daerah) DIY mengenai hal ini yang diatur dalam Keputusan Gubernur DIY selaku Ketua PPD DIY. Tentunya semua OPP akan mentaati ketentuan ini, untuk kepentingan dan kelancaran kampanye sendiri. Siapa pun yang melanggar pasti ditindak. Bagi anggota OPP, simpatisan dan rakyat yang ingin terjun langsung dalam kegiatan politik praktis atau mengenyam pendidikan politik dalam bentuk kampanye masih boleh menggu- nakan kendaraan beroda dua, sebagai alat pengangkut. Persyara- tan pakai helm, plat nomor jelas, sarangan knalpot tidak dicopot, tidak boleh boncengan lebih dari satu orang, harus dipenuhi. Dan yang penting tidak boleh memakai atribut OPP, kecuali satgas yang bertugas melaksanakan pengamanan. Begitu keterangan Wakapolresta Yogyakarta Mayor Pol drs Susno Duadji kepada Bernas (21/5). Katanya pula, pokoknya bersepeda motor sesuai aturan boleh-boleh saja. Dalam kampanye Pemilu 1992 ini selain sepeda motor, tidak jarang mobil-mobil yang termasuk mahal harganya dipakai pula sebagai alat pengangkut. Pintunya dicopot, ada yang duduk di bak belakang segala, di samping kendaraan lain yang lebih besar seperti truk. Semuanya yang naik kendaraan ini menggunakan atribut. Dan umumnya yang naik kebanyakan adalah kelompok yang tergolong generasi muda. Pada waktu sekarang jalan kaki menuju tempat rapat umum, sudah bukan jamannya lagi. Mudah- mudahan mereka paling tidak memperoleh pengalaman yang aktif di dalamnya berguna; entah menyaksikan, ikut saja ata secara sadar. Semuanya pasti meninggalkan bekas pada mereka. Paling tidak sesuai dengan kerangka acuan dan pengalamannya bersinggungan dengan persoalan kemasyarakatan, khususnya masalah politik. Kampanye memang merupakan momentum baik guna menarik massa sebanyak-banyaknya. Hal ini lazim terjadi dan dilakukan dalam dunia politik. Opini publik sangat menentukan sekali. Baik untuk memperkuat dan meluaskannya. Melibatkan komunitas terorganisasi, budaya-konsensus politik yang dijadikan landasan untuk menentukan kebijakan di waktu mendatang searah dengan isyu yang dilontarkan selama kampanye. Hingga hubungan kepercayaan tetap terpelihara diantara OPP, pendukung, simpati- san dan rakyat pemilih. Maka dari itu kampanye dilakukan begitu rupa, untuk menon- jolkan identitas, kekuatan, kemampuan untuk mempengaruhi masyarakat. Dalam rapat umum hal ini lebih jelas bisa dilihat. Dari orator/jurkam, pendamping, kader, "pengawal", suasana dipenuhi oleh penonjolan warna-warna kebanggaan, pendukung-pendu- kung yang diberi tugas menyemarakkan dari tepuk tangan maupun menyuarak yang meyakinkan- diatur Kalau sampai terjadi antusiasme yang besar bahkan mungkin meluap-luap di tempat-tempat kunci, semuanya wajar. Karena terjadi dalam lima tahun sekali saja. Kampanye masih akan berjalan sampai 3 Juni mendatang. Jalan lain yang mungkin lebih efektif ialah melakukan kampanye kelompok sampai di kecamatan dalam sistem blok. Tatap muka dengan kekuatan auditif akan banyak menolong rakyat di lapisan bawah terutama, makin sadar berpolitik. Kita jadikan kebiasaan hal semacam ini. Melalui pendidikan politik yang kontinyu terbuka luas dan sama bagi semua kekuatan politik, pada hari H nanti akan diisi oleh pemberi suara yang rasional, responsif dan aktif. Masa kampanye minta tanggungjawab bersama semua pihak yang terkait di dalamnya. Keraguan Raja Bhumibol KRISIS politik di Thailand untuk sementara mengalami penurunan. Kamis dini hari kemarin waktu Indonesia bagian barat, tersiar kabar ada rujukan antara PM Suchinda Kraprayoon dan Mayjen (Purn) Chamlong Srimuang. Suchinda juga membe- baskan beribu-ribu tawanan antipemerintah yang ditahan sejak beberapa hari yang lalu. Ini semua berkat campur tangan Raja Thailand Bhumibol Adulyadej yang mempertemukan Suchinda dan Chamlong. Raja berpesan agar kedua pemimpin itu berdamai dan bekerja sama dengan cara-cara yang lebih kompromis dalam membangun negara. Upaya damai Raja itu disambut sebagian besar masyarakat. Tetapi mereka tetap akan turun ke jalan apabila tindak-lanjut dari perdamaian itu mengecewakan mereka. Yaitu apabila Suchinda tetap ngotot menduduki jabatan yang dianggap dicapai melalui prosedur yang tidak sah. Dari pihak pemerintahan Suchinda, dijanjikan bahwa akan ada perubahan konstitusi untuk mengakhiri pertumpahan darah. Perubahan konstitusi akan dilakukan secepatnya, khususnya mengenai persyaratan seorang PM harus dari anggota parlemen yang mengakibatkan Suchinda tidak memenuhi syarat memangku jabatan tertinggi tersebut. Lebih lanjut Suchinda mengatakan parlemen akan mendebatkan perubahan tersebut pekan depan. RAJA dalam konteks struktur sosial politik masyarakat Thailand bukan hanya simbol. Ia mempunyai kekuasaan nyata yang dapat digunakan ketika pemerintahan mengalami masa-masa kritis. Kekuasaan raja suatu ketika pernah dikudeta tahun 1932, oleh Pridi Phanomyong dalam rangka memperlancar reformasi sosial dan ekonomi. Namun pada tahun-tahun selanjutnya kekuasaan- nya dapat dipulihkan kembali. Bahkan tahun 1978, disahkan suatu konstitusi yang menyatakan raja adalah kepala negara dan angkatan bersenjata. Selain secara formal kedudukan Raja kuat, hubungan secara riil masyarakat Thailand dengan Rajanya memang erat. Rakyat sangat loyal kepada Raja dan sangat menghormatinya. Banyak sudah yang menulis kesaksian ketika Raja mengunjungi wilayah desa atau kota maka semua penduduk akan datang kehadapannya untuk menyembah. Seperti juga dapat kita saksikan di televisi ketika PM Suchinda dan Chamlong datang ke Raja dengan posisi yang menyembah. Lantas pertanyaan yang muncul sekarang mengapa Raja Bhumibol seakan-akan terlambat dalam menggunakan kekuasaan istimewanya untuk menghentikan aksi demonstrasi yang telah memakan korban manusia serta harta benda yang tidak sedikit? Kemungkinan pertama yang langsung terbayang dalam benak kita dikarenakan Raja telah terlanjur memberi restu kepada PM Suchinda. Dan ternyata walaupun Raja telah memberi restu, rakyat tidak bisa menerima pulung yang jatuh dalam pundak Suchinda. Hal ini agaknya memberi kebimbangan pada Raja untuk segera menghentikan permusuhan Suchinda dengan para penentangnya karena merasa kekuasaannya telah tidak dipercaya. Sekarang ini sudah terbukti lagi bahwa kekuasaan Raja Bhumibol memang masih nyata dan mau menghentikan aksi-aksi kekerasan di dalam negerinya. Namun agaknya jeda yang terjadi di Thailand ini tampaknya dilancarkan dengan adanya janji yang dilontarkan oleh Suchinda sendiri bahwa pemerintahannya akan memperbaiki konstitusi yang ada. Jadi, kekuasaan Raja Bhumibol terbukti masih ampuh berlaku, akan tetapi bila Suchinda tetap mengingkari janjinya maka konfrontasi rakyat dan pemerintah tampaknya masih tetap akan berlanjut. BERNAS Pemimpin Umum: Kusfandi Wakil Pramono BS Pemimpin Redaksi : Abdurrachman Wakil: AM Dewabrata, R. Subadhi Redaktur Pelaksana: Trias Kuncahyono, J. Roestam Afandi Wakil Bambang Sigap Sumantri, Y.B. Margantoro, Sulaiman Ismail Manajer Produksi : Yusran Pare Sekretaris Redaksi : Ny. Arie Giyarto. Penerbit: PT Bernas ISSN: 0215-3343 SIUPP: SK Menpen No 110/Menpen/SIUPP/A.7/1986, tanggal 22 Maret 1986. Redaktur: Agoes Widhartono, Baskoro Muncar, Giyarno MH, Hari Budiono, Ireng Laras Sari, LB Indrasmawan, Putut Wiryawan, Rs Rudhatan, Sigit Setiono. Staf-Redaksi Anis Suryani, Anggit Nugroho, A. Tavip Pancoro, Basili, Bambang Sukotjo, Daniel Tatag, Dedi H Purwadi, Eddy Hasby, Endah Saptorini, Farid Wahdiono, Handoko Adinugroho, Herry Varia Deriza, Krisno Wibowo, Mantoro FX, Nuruddin, RHR Sarjana BS, Rr. Susilastuti, Suroso, Suryanto Sastroatmodjo, Sugeng Prayitno, Tertiana Kriswahyuni, T. Poerya Langga, Tarko Sudiarno, Urip Daryanto, Wineng Endah Winarni, Yuliana Kusumastuti. BERNAS Fundamentalisme Islam dan Demokrasi politik fundamentalisme Islam, tampaknya harus ditelusuri me- lalui pemikiran-pemikiran Abul 'Ala al Maududi atau Sayyid Qutb, dua orang tokoh intelek- tual muslim yang langsung mau- pun tidak langsung dianggap sebagai inspirator gerakan-ge- rakan fundamentalisme. Tak he- ran, kalau Youssef M Choueiri dalam bukunya memberi ruang khusus satu bab, untuk mendi- agnosis pemikiran-pemikiran kedua tokoh aktivis dan pemikir tersebut. DISKURSUS tentang demo- krasi semakin marak dan melu- as, melintasi berbagai wilayah. Demokrasi yang manifestasi dan interpretasinya sendiri begi- tu beragam seolah telah di- pastikan sebagai ideologi yang menjanjikan di masa depan. Pengajuan demokrasi sebagai alternatif dengan serta merta telah menafikan sistem sosial dan ideologi lainnya. Sepertinya tidak ada yang layak menjadi te- man bersanding, atau lawan bergumul bagi demokrasi di ha- dapan perjalanan sejarah. Francis Fukuyama, salah se- orang pembicara utama dalam diskursus itu, lewat artikel mo- numentalnya The End of Histo- ry, mensinyalir berakhirnya se- jarah dengan tampilnya demo- krasi liberal sebagai ideologi satu-satunya yang diterima ma- syarakat dunia. Demokrasi libe- ral telah membuktikan kebera- daannya di hadapan sejarah, se- bagai suatu alternatif bagi kehi- dupan sosial politik manusia masa depan yang lebih demo- kratis. Fasisme dan komunisme yang menjadi musuh bebuyut- annya telah mati kehabisan te- naga. Namun demikian, menurut Fukuyama, bukan berarti demo- krasi liberal tersebut bisa mulus melangkah ke masa depan. Ma- sih ada dua ideologi lagi, yakni fundamentalisme agama (teruta- ma fundamentalisme Islam) dan nasionalisme, yang potensial mengancam survivalitas dan cita-cita demokrasi. ADA pemeo bahwa setiap ganti pejabat bergantilah pera- turan. Dalam pendidikan, kalau menterinya baru, kurikulum pun baru. Namun, sejak disah- kannya UU RI No 2/1989 ten- tang sistem pendidikan nasional (UUSPN), pemeo itu menjadi kurang relevan. Terutama jika dikaitkan dengan penggantian kurikulum baru. Mengapa? Karena UUSPN sendiri dalam salah satu pasal- nya menyebutkan, secara berka- la dan berkelanjutan Pemerintah melakukan penilaian terhadap kurikulum serta sarana dan pra- sarana pendidikan, sesuai de- ngan kebutuhan dan perkem- bangan keadaan. Hasil penilaian dapat berupa rekomendasi untuk merevisi ku- rikulum, dapat pula digunakan dasar untuk mengubahnya sama sekali. Oleh karena itu, jika peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas), 2 Mei yang lalu disinggung-singgung soal hadirnya Kurikulum 1994, kelahirannya pastilah lewat ka- jian empirik terhadap kelemah- an-kelemahan Kurikulum 1984, sebab bukan mustahil Kuriku- lum 1984 tak lagi relevan de- ngan tuntutan kekinian. Pada bulan Maret yang lalu, Menteri Fuad Hassan selaku po- licy maker yang mempunyai otoritas untuk itu (pasal 38 ayat 2 UUSPN), setelah menghadap Presiden Soeharto mengatakan, Kurikulum 1994 yang telah di- himpun sebagai hasil kerja ba- nyak pihak, BPPN (Badan Per- timbangan Pendidikan Nasional) dan hasil Rakernas Depdikbud Juli tahun lalu, baru pada awal April lalu bentuk finalnya sudah Hairus Salim H.S jadi ancaman baginya, karena fundamentalisme Islam menurut Fukuyama, tak memberi tempat kepada orang-orang non-mus- lim. Dan Islam sendiri bagi Fukuyama, tak akan mampu memberikan jawaban tuntas ter- hadap problem-problem men- desak mengenai pengangguran, stagnasi, upaya perdamaian, stabilitas dan ledakan pendu- duk. Tentu saja, bola salju yang digelindingkan Fukuyama me- narik perhatian kalangan akade- misi dunia, dan menghadirkan diskusi yang hingga kini belum- lah usai. Pernyataan provokatif- nya tentang fundamentalisme Is- lam menjadi aktual, lantaran se- cara riil fundamentalisme Islam saat ini memang sedang menye- ruak di berbagai wilayah dunia Islam. Seperti yang ditunjukkan oleh kemenangan Front Penye- lamatan Islam (FIS, Front Isla- mique du Salut) di Aljazair. Dan pada saat yang sama, kemun- culan fundamentalisme Islam yang marak, menggelisahkan banyak masyarakat Eropa. Pemimpin Perusahaan : A. Kardjono Wakil: Bimo Sukarno Pertanyaan-pertanyaan kritis yang patut diajukan sejak awal dalam memahami diskursus ini adalah, apakah sesungguhnya fundamentalisme Islam? Apakah ia benar-benar bersikap ademo- kratis, bahkan kadang dituduh fasis dan otoriter? Bagaimana- kah menyikapi kemunculan fundamentalisme secara arif, dan juga dengan cara-cara de- mokratis? Alamat Redaksi/Tata Usaha : Jl Jend. Sudirman 52, Yogyakarta 55224 Telepon Semua Bagian: 61211 (PABX) Fax: 64062 selesai. Setelah itu orang boleh mengatakan apakah kurikulum tersebut berat atau ringan. Sebenarnya, beberapa hari sebelum Pak Fuad menengarai demikian, blue print (cetak bi- ru) kurikulum tersebut sudah menyebar. Sejumlah kepala se- kolah favorit di Surabaya dan harian Surya di kota itu telah memperoleh "bocoran" naskah struktur program Kurikulum 1994 untuk pendidikan dasar dan menengah. Memang kemudian muncul berbagai tanggapan, mulai dari yang positif dan optimis, sampai pada yang negatif dan pesimis; dari yang pro sampai yang kon- tra. Ada yang memandang bah- Fundamentalisme Islam -- se- bagai pokok bahasan di sini -- tidak layak bersanding dengan demokrasi liberal, bahkan men- Ikhwal Kurikulum 1994 : Memahami Basis Pertimbangan dan Prosesnya Mutrofin kin tinggi peradaban dan per- kembangan zaman serta ling- kungan, semakin berat beban tuntutan penguasaan yang perlu ditanamkan kepada peserta di- dik. wa proses penyempurnaan ce- tak biru tersebut perlu dilaku- kan, dengan dialog-dialog ter- buka karena dipandang penting Bagian Pertama dari Dua Tulisan untuk menyamakan persepsi dan mempertemukan sejumlah paradigma. Tulisan ini dihadir- kan dengan maksud menjem- batani gegar kependidikan yang memang saat ini sedang disorot luar biasa, sebelum ku- rikulum tersebut diujicobakan. DARI ANDA Pengirim rubrik ini harap melampirkan fotokopi KTP atau identitas lainnya Basis pertimbangan Menyusun kurikulum tidak- lah segampang meracik bumbu nasi goreng yang cita rasanya harus disesuaikan hanya untuk Surat Tercatat Saya Bernasib Sama Tertarik dengan surat keluh- an yang dimuat dalam rubrik Dari Anda, Bernas (19/5) berju- dul Dimana Surat Pos Untuk Saya? Hal seperti itu juga me- nimpa saya. Anak saya di Jakar- ta mengirim surat tercatat tang- gal 23/1-92 ternyata hingga kini belum sampai di tangan saya. menerima surat Hal ini saya ketahui, setelah saya menerima surat dari anak saya (15/4) yang isinya mena- nyakan apakah saya sudah me- nerima surat tersebut, yang sebagai jawaban dari Saudara isinya sangat penting dan sangat Purwanto, Nipos 961188844 berharga bagi keluarga saya. selaku petugas pengantar surat Saya segera menanyakan ke Ba- gian Ekspedisi Surat Tercatat Kantor Pos Besar, mendapat keterangan bahwa surat tersebut sudah diterima dan telah dite- yang menyatakan bahwa telah kehilangan surat tercatat dari Dp/Yk Rno.475 tanggal kirim 23-1-1992 dan W15 Ykgk No 541 tanggal 24-1-1992 untuk ruskan ke Kantor Pos Pembantu Gondokusuman. Dalam waktu sebulan ini, beberapa kali saya mengurus nasib surat saya tersebut ke Bagian Ekspedisi Kantor Pos Besar maupun ke Kantor Pos Pembantu Gondokusuman. Ter- akhir waktu saya menghadap Kabag Ekspedisi, saya disaran- kan untuk menanyakan ke KPP Gondokusuman, sebab itu men- jadi tanggungjawab KPP Gondo- kusuman. Akhirnya tanggal 15/5 saya. Pelaksana Pemimpin Perusahaan : Bambang Trisno Manajer Sirkulasi: Sugeng Hari Santoso, Iklan: Bimo Sukarno, Gunawan Wibisono (Wakil), Promosi: Indro Suseno, Keuangan: Daryono, Umum: Gunawan Wibisono, Personalia: Isnu Hardoyo. Tarif Langganan: Rp 9.000/bulan (7 x seminggu) Tarif iklan: Warna Rp 3.000/mmk (minimal 1.215 mmk), Umum Rp 2.000/mmk, Keluarga Rp 1.300/mmk, Kolom Rp 2.000/mmk (minimal 1x30 mm, maksimal 1x150 mm), Mini Rp 1.500/baris (minimal 3 baris, maksimal 15 baris). Semua ditambah PPN 10% BANK: Lippo Bank Sudirman Yogyakarta AC 787.30.0386.5, Bank Niaga AC 211.2078.2 BANK BNI '46 Rek No. 008561001 Yogyakarta, Rekening Dinas & Giro Pos: J 11848 Percetakan: PT Muria Baru Offset Yogyakarta Isi di luar tanggung jawab Percetakan Fundamentalisme Islam Fundamentalisme adalah is- tilah dengan pengertian yang sangat kabur. Istilah ini sendiri bukan berasal dari Islam. Fun- secara seram- damentalisme pangan digunakan oleh Barat untuk menyebut berbagai ben- tuk gerakan-gerakan Islam radi- kal. Biro Jakarta: J Soetardjo (Koordinator), Marcel Weter Gobang (Sekred), Manuel Kaisiepo, Richardus Satrio Hutomo, Ferdinand Matita, Arief Sofiyanto, Doddy Barnas, Josef Umarhadi, Rochyati, Yosef Suhimno, Alex Palit, Ries Mariana, Herryanto Prabowo, Heroe Baskoro, Budi Purnomo, Ermansyah Rachman, Nanik Ś Deyang, Andy Pribadi, Ratih Prahesti Sudarsono, Drajat Wibawanto, Daryadi Pribadi, Tatang Suherman, Paulus Sulasdi, Victorawan M Sophiaan, Tonnio Irnawan, Sugiyanto, A M Putut Prabantoro, Yan Supriyatna, Agus Setyabudi, Waris S Haroen, Antonius Bramantoro. (Jalan Palmerah Barat 33-35, Jakarta 10270, Telepon: 548363, 5495359, 5483008, 5490666 (ext: 4340-4341), 5494999, 5301991, 5495077, 5495006, (ext: 300-3005), Fax: 5495360 Semarang: Yupratomo Dwi P (Koordinator), Suherdjoko, Heru Prasetya, Yohanes Agus Ismunarno (Jalan Menteri Supeno No. 30 Telp. 319659) Solo: Mulyanto (Koordinator), Joko Syahban Panggih (Jalan Slamet Riyadi No. 284 Telp. 42767) Purwokerto Sigit Oediarto. Youssef M Choueiri, dalam bukunya Islamic Fundamental ism menyebut ada tiga kelom- pok gerakan fundamentlisme dalam Islam (Choueiri, 1990). Pertama, revivalisme (ke- bangkitan kembali) Islam, yaitu gerakan-gerakan Islam yang muncul pada abad ke-18 dan ke-19. la berbasis di daerah- daerah pinggiran yang jauh dari jangkauan pemerintah pusat. Dan basis sosialnya didominasi oleh bentuk kesukuan. Mereka mengartikulasikan pandangan politiknya dalam bentuk dialog Islam internal. Manifestasi revivalisme yang pertama dan terkenal adalah ko- alisi pemimpin religius lokal Muhammad bin Abdulwahab dan pemimpin politik lokal Mu- hammad bin al Sa'ud di Arabia Tengah. Kedua, reformisme Islam, yang kebalikan dari revivalisme, adalah gerakan kaum urban dan perkotaan yang muncul pada abad ke-19 bertahan hingga abad 20. Para pemimpinnya adalah pejabat pemerintah, in- telektual atau ulama yang me- nantang bentuk-bentuk penaf- siran tradisional terhadap aga- Catatan Sekitar pernyataan Peringatan Waisak pemesannya orang perorang. "Koki" kurikulum memerlukan waktu yang lama untuk "me- masaknya", kendati mereka di- anggap sudah mumpuni dan empu di bidangnya masing-ma- sing. Bisa dipastikan aset akade- mik dan derajat gagasan penyu- sunnya mempunyai daya jang- kau dan kredibilitas tinggi. Jika toh kemudian yang "sengsara" adalah para guru, bu- kan berarti prajurit ini tak per- nah dilibatkan. Mekanisme pro- ses mengangkat gagasan dan urun rembug para guru dari meja ke meja, sampai ke meja paling atas biasanya "disesuai- kan". Sehingga A yang dikata- kan para guru, bisa Z sampai di tingkat atas. Profil yang legal dari isi kuri- kulum merupakan susunan ba- han kajian dan pelajaran untuk mencapai tujuan penyelenggara- an satuan, jenis dan jenjang pendidikan, dalam rangka men- capai tujuan pendidikan nasio- nal. Karenanya, kurikulum disu- sun dengan dasar pertimbangan yang cukup banyak. Dengan mencermati UUSPN, sekurang- kurangnya ada empat hal. Pertama, memperhatikan per- kembangan peserta didik dan kesesuaiannya dengan ling- kungannya. Dari sisi ini, peran- an psikologi amat menonjol. Yang menjadi masalah adalah sejauh mana "Psikologi Anak Indonesia" dapat diterjemahkan ke dalam struktur program, scope, dan sequence kurikulum. Tesis yang berlaku adalah sema- Bapak R Saraya Daryopranoto d/a Nologaten Blok II gg III/38 Caturtunggal Sleman. Sudah dicari sampai sekarang belum ketemu (fotokopi terlampir). Dengan rasa berat hati saya menyesalkan peristiwa ini. Ber- hubung surat tersebut sangat penting bagi keluarga saya, maka saya mohon kepada siapa saja yang menemukan surat tersebut berkenan mengirimkan kepada saya. Alamat (nomor sekarang) seperti tercantum di bawah ini. Surat tersebut bagi orang lain (penemu) sama seka- li tidak ada gunanya. R Saraya Daryopranoto Nologaten RW 02 RT 06 No 179 Caturtunggal Depok Sleman. ma. Dalam upaya membangun struktur politik dan basis ekono- mi yang mantap, mereka de- ngan terbuka berdialog dengan filsafat dan kebudayaan Barat. Ketiga, radikalisme Islam, yang merupakan bentuk kon-, temporer dari gerakan funda- mentalisme Islam, lahir dari rahim para migran pedesaan, pelayan toko dan pekerja ta- ngan terampil. Ia merupakan reaksi langsung terhadap ke- munculan negara-negara dan problem-problem khas abad ke- 20. Para penganutnya adalah kalangan muda-mudi Islam, yang sebagian besar tumbuh dalam napas pemerintahan se- kuler dan nasionalis. Mereka berupaya menciptakan dunia baru berdasarkan persepsi me- reka tentang Islam. Secara esensial, theo-democracy berarti, Islam memberikan kedaulatan kepada rakyat, tapi kedaulatan itu tidak mutlak, karena dibatasi oleh norma-norma yang datang dari Tuhan. Dengan kata lain, kedaulatan rakyat terbatas di bawah pengawasan Tuhan. Radikalisme inilah yang di- maksud oleh banyak kalangan Barat sebagai fundamentalisme Islam yang menakutkan. Suatu penggunaan istilah yang seram- pangan dan terlalu menyerdeha- nakan, tanpa menelusuri latar belakang sejarah kemunculan- nya. Pemahaman yang lebih utuh terhadap visi dan filosofi sosial- Sehingga, ukuran berat ri- ngannya isi kurikulum berjalan paralel dengan tingkat kemaju- an zaman, ilmu pengetahuan, teknologi dan seni serta ling- kungan. Namun begitu, prinsip- prinsip perkembangan yang berlaku bagi umur kronologis peserta didik menjadi acuan penstrukturan dan sistematika- nya. Kedua, memperhatikan ke- butuhan pembangunan nasio- nal. Bagi bangsa yang baru me- laksanakan pembangunan, pen- didikan selalu menjadi alat pem- bangunan. Pendekatan man- power dengan meletakkan kese- suaian antara keluaran pendi- dikan dengan dunia kerja men- jadi strategi favorit. Pada masa seperti itu, biasanya bangsa ber- sangkutan menghadapi dilema, antara pemerataan dan keadil- an, antara keduanya dengan ku- alitas dan antara kualitas dan relevansi. Dimensi politik dan dimensi ekonomi kategori dasar tujuan pendidikan mendapat aksentua- si, sementara dimensi budaya Meski tak persis benar, ber- bagai argumen dan pemikiran yang muncul dari fundamenta- lisme Islam sealur dengan pemi- kiran-pemikiran kedua tokoh tersebut. Karena terbatasnya ruang, di sini diungkapkan secara sekilas pemikiran Maudu- di saja. bu-ribu asamkheya kalpa koti tahun yang tidak terbatas.... Aku tinggal di dunia ini selama-la- manya... untuk selamanya Aku menjadi Buddha... Dari kalimat itu disimpulkan bahwa jiwa Sang Buddha terma- suk unsur yang kekal abadi dalam alam semesta. Sang Bu- ddha bukannya baru mencapai kesadaran Buddha pada saat hidup sebagai Siddharta Gauta- ma di India 3000 tahun lampau, juga tidak pernah mokbsa (wa- fat). Bukti lain lagi menyatakan bahwa tidak semua umat Bu- ddha di dunia merayakan Wai- sak, tergantung pada aliran mana yang dianutnya. Ini terda- pat dalam Encyclopedia of Reli- gion Vol 15 (Macmillan hal 468). Perayaan Waisak 1992 cukup mendapat perhatian Bernas, terbukti dengan dimuatnya beberapa tulisan dan berita seputar Waisak. Namun berita maupun tulisan tersebut belum mewakili dua aliran besar ajaran Buddha Sakyamuni yang terda- pat di dunia, termasuk di Indo- nesia, yaitu Hinayana dan Ma- hayana, Permasalahan sekitar Waisak yang diangkat Bernas lebih condong ke arah aliran Hinayana. Sehubungan dengan hal ter- sebut, untuk menanggapi Hari kan pemerintah, maka umat Waisak yang telah dianugerah- Buddha Mahayana pelaksana Saddharma Pundarika-sutra di Indonesia mengambil makna yang berbeda, yaitu: balas budi, terutama terhadap bangsa dan negara. Hal ini dimaksudkan untuk mewujudkan rasa terima- kasih kepada seluruh rakyat Indonesia yang pada hari itu melakukan penghormatan ter- hadap umat Buddha. Dengan demikian kegiatan yang diambil pun bukan lagi bersifat reflektif ke dalam diri melainkan "berbu- at" hal yang nyata yang bisa dirasakan masyarakat luas. Donor darah, pendaftaran calon donor mata, berbagai macam Aliran Hinayana seperti dike- tahui merayakan Waisak seba- gai Hari Trisuci: memperingati kelahiran, pencapaian kesadar- an Buddha dan wafat Sang Sa- kyamuni. Oleh karena itu kegi- atan seputar Waisak Hinayana karya bakti di Taman Makam beresensi pada perenungan Pahlawan dan tempat-tempat yang bersifat refleksi diri, medi- umum, mengadakan hiburan tasi dan upacara-upacara ritual. untuk rakyat dan sebagainya Aliran Mahayana tidak meng- telah menjadi tradisi sejak Wai- anggap Buddha Sakyamuni se- sak pertama kali diresmikan sebagai Hari Raya Nasional ta- bagai manusia biasa yang me- hun 1984. ngenal siklus kehidupan yang Demikian sedikit mengenai diawali kelahiran dan diakhiri kematian. Dalam Saddharma perbedaan Hinayana dan Maha- Pundarika-sutra, salah satu sutra yana dalam memaknai Waisak. Mahayana, Sang Buddha sendiri. Eni Mulia menyatakan: Sejak Aku menca- Jurusan Komunikasi Fisipol pai Kebuddhaan, kalpa-kalpa UGM (88/66243/SP/13070) yang telah Ku lalui adalah beri- Yogyakarta. Prinsip teori politik Maududi Teori politik. Maududi termu- at secara utuh dan refresentatif dalam karyanya al- Khilafah wal Mulk dan Islamic Law and Constitution. Konsep dasar teori politik Maududi menegaskan bahwa kedaulatan (souverinitas) ada di tangan Tuhan, bukan di tangan praktis dikorbankan. Sebab, isu pengangguran intelektual lebih punya massa ketimbang bobot pendidikan yang dimilikinya. Ciri-ciri masyarakat seperti itu ditandai oleh jenuhnya lapang- an kerja tertentu, tingginya ting- kat partisipasi pendidikan dan terbaliknya logika zaman. Yang terakhir kalau diterjemahkan, la- tar belakang pendidikan sering tidak relevan lagi dengan bi- dang kegiatan dan profesi yang ditekuni. Misalnya saja, sarjana pendi- dikan tak lagi menjadi guru, me- reka justru sukses di bidang oto- motif, perbankan dan pariwisa- ta. Pak dokter tak lagi nyuntik orang, melainkan berhasil men- jadi bintang film dan pengurus sepakbola. Insinyur malah po- puler sebagai politisi dan biro- krat kantoran, bahkan banting stir menjadi sastrawan. Ahli hu- kum menemukan keberuntung- an di bisnis pers dan properti. Ahli Agama malah kaya raya se- telah menjadi seniman, enter- tainment dan sebagainya. manusia. Dengan konsepsi da- sar ini Maududi menurunkan beberapa prinsip. Pertama, tak ada seseorang, sekelompok orang atau pendu- duk suatu negara manapun yang dapat melakukan klaim atau kedaulatan. Hanya Tuhan yang punya kedaulatan dan manusia hanyalah pelaksana kedaulatan tersebut. PAWAI KAMPANYE PEMILU 1992 Kedua, Tuhan adalah pencip- ta hukum sebenarnya. Legislasi secara mutlak ada di tangan Tu- han. Manusia diperkenankan membuat legislasi sepanjang ti- dak bertentangan dengan legis- lasi dasar, yaitu wahyu Tuhan. Ketiga, suatu pemerintahan yang menjalankan peraturan- peraturan dasar Tuhan sebagai- mana yang diterangkan oleh nabi-Nya, wajib memperoleh ketaatan rakyat. Pemerintahan, dalam konsep- si Islam bukan untuk dikuasai oleh kalangan agamawan ter- tentu, namun harus dikuasai oleh massa rakyat itu sendiri. Pengikutsertaan massa rakyat merupakan hal yang penting dalam pemerintahan dan pene- gasan Islam yang anti-elitisme dan anti-diskriminasi. Tuduhan ini sebenarnya lahir dari kecurigaan dan sikap apri- ori berlebihan Barat terhadap Islam. Rivalitas historis Barat dan Islam, dengan muatan sa- ling mencurigai dan memusuhi, merupakan dasar kemunculan pernyataan tidak simpatik ini. Dengan prinsip-prinsip seper- ti itu, bukan berarti Islam menu- rut Maududi setuju dengan sis- tem teokrasi di mana kekua- saan berada di bawah ketiak Kegelisahan masyarakat Eropa para agamawan dan atas nama Tuhan mendominasi dan mem- berlakukan hukum-hukum yang mereka ciptakan sendiri sesuai kepentingan. Teori politik yang dirumus- kan Maududi pada hakikatnya merupakan antitesis terhadap demokrasi ala Barat yang seku- ler. Maududi kemudian mencip- takan istilah theo-democracy untuk menyimpulkan konsep politik dan pemerintahan dalam Islam. Secara esensial, theo-demo- cracy berarti, Islam memberikan kedaulatan kepada rakyat, akan an pula kurikulum untuk jen- jang pendidikan dasar akan ber- beda dengan jenjang pendidik- an menengah dan pendidikan tinggi. Perbedaan itu dijiwai oleh ketiga basis pertimbangan sebelumnya. Sebenarnya, secara teoritis banyak hal yang menjadi asas pertimbangan penyusunan kuri- kulum. Tidak mungkin saya menguraikannya di sini. Yang perlu diperhatikan ialah bahwa penyikapan terhadap kurikulum baru tidak melulu melihat apa yang tersurat saja, lebih dari itu harus dipahami konteks dan proses penyusunannya. Setiap kebijakan tak lahir be- gitu saja dari dapur para peja- bat. Melainkan hasil jerih payah otak-otak piawai dan tangan-ta- ngan terampil para konseptor, pemikir, praktisi dan pengamat, serta masyarakat luas. Bukankah setiap kebijakan selalu menun- tut pertanggung-jawaban? Com- mon sense kita akan lebih pu- nya makna jika kita bisa mele- takkan arti penting sikap tak apriori. tetapi kedaulatan itu tidak mut- lak, karena dibatasi oleh norma- norma yang datang dari Tuhan. Dengan kata lain, kedaulatan rakyat terbatas di bawah penga- wasan Tuhan. Tentu saja penjelasan singkat ini sangat tidak memadai. Tapi dari yang singkat ini, kita berke- simpulan sementara, bahwa te- ori politik Maududi -- jika diak- tualisasikan secara benar-jauh dari sikap-sikap yang cenderung ademokratis. Lalu, kenapakah fundamentalisme Islam yang punya keterkaitan dengan pemi- kiran Maududi dituduh dengan semena-mena tidak demokratis, fasis dan otoriter? Adakah yang salah dalam penerapannya? Perhatian khusus Dalam pelaksanaan jenjang pendidikan dasar 9 tahun yang dimulai pada akhir Pelita V, Ku- rikulum 1994 tampaknya mena- ruh perhatian khusus pada pen- didikan dasar, baik satuan SD maupun satuan SLTP. Hal ini tampak dari perubahan kompo- sisi struktur program kurikulum- nya. akibat merebaknya fundamen- talisme Islam bisa dilacak dari situasi historis dan psikologis ini. Ketiga, memperhatikan per- kembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kesenian. Dasar ini merupakan spesifikasi yang mempunyai tiga ranah. Ra- nah pertama bergerak ke arah tumbuhnya sains lunak (ilmu- ilmu sosial); ranah kedua menu- ju pada berkembangnya sains keras (ilmu eksakta dan rekaya- sa); ranah ketiga menghendaki terpeliharanya seni dan budaya. Perhatian khusus pada pendi- dikan dasar ini, jika diimbangi dengan perbaikan infrastruktur pendukungnya akan mempu- nyai dampak yang positif. Se- bab, mayoritas peserta didik yang harus dibina sebagai calon warga negara, sebagai manusia serta sebagai calon pekerja, ber- ada di jenjang ini. Namun sesudah suatu bangsa menunjukkan kemandiriannya dalam berbagai bidang, pende- Dalam hal ini tidak berlaku "anak emas" dan "anak tiri". Untuk satuan SD misalnya, jam-jam kontak sejumlah mata Dengan demikian, pendidik- an menengah dan pendidikan nah populer. Jika masih ada yang berpandangan agar "pen- didikan disesuaikan dengan pasar", kendati istilah itu tak dikenal dalam dunia pendidik- an, maka kepopulerannya lebih berbau "bom politik". katan seperti itu tak akan per- Ketidakseimbangan ketiganya pelajaran ditingkatkan. Bahasa tinggi tak akan kehilangan ba- Indonesia di kelas 1-3 ditingkat- sisnya. Banyak peneliti menun- kan dari delapan menjadi 10 jukkan bahwa negara-negara jam/minggu. Mata pelajaran yang mencapai taraf pertum- yang sama pada satuan SLTP, buhan ekonomi yang menge- dari lima jam diubah menjadi sankan, mula-mula mengutama- tujuh jam/minggu. kan perluasan pendidikan dasar, Barangkali hal itu dimaksud- berikutnya pendidikan mene- kan untuk menjawab keluhan ngah, dan pada tahap akhir banyak pihak bahwa kemampu- memperluas enrollment pendi- an bahasa Indonesia khususnya dikan tinggi dengan aksentuasi untuk menulis karya ilmiah sa- pada qualified person.*** ngat kurang. Jangankan bagi mahasiswa S1 dan S2; S3 pun - menurut Prof Dr Munandir ke- akan melahirkan manusia-ma- nusia yang pincang, pintar teta- pi kehilangan "peradaban", ber- akal tetapi minim moral, cerdas namun beringas, mumpuni te- tapi menyenangi korupsi, dan sebagainya. Keempat, sesuai dengan jenis dan jenjang masing-masing sa- tuan pendidikan. Kurikulum je- nis pendidikan umum pada sa- tuan pendidikan sekolah, tidak akan sama dengan jenis pendi- dikan kejuruan untuk satuan pendidikan yang sama. Demiki- pada harian Kompas - juga "pa- Kecurigaan tersebut jelas ber- implikasi negatif. Atas dasar ke- curigaan itu pula, kemenangan FIS di Aljazair, dengan cara dan prosedur pemilu yang demokra- tis dibatalkan. Dan anehnya, justru banyak mendapat du kungan kalangan Barat yang mengklaim paling demokratis. Lantas, siapa sebenarnya yang tidak demokratis? Keduanya akan diuji di ha- . dapan sejarah. Secara sosiologis dan historis, kemunculan funda- mentalisme sendiri merupakan reaksi berbagai penindasan so- sial, ekonomi, politik yang me- reka alami sekian lama -- reaksi terhadap berbagai tindakan ti- dak demokratis, yang tentunya ditantang oleh pejuang-pejuang demokrasi.*** Hairus Salim HS, staf pada LKIS Yogyakarta. yah". Untuk Matematika (berhi- tung), di kelas 1-3 SD ditambah empat jam menjadi 10 jam/ minggu, serta penambahan dua jam di kelas 4-6 menjadi dela- pan jam/minggu. Sedangkan untuk SLTP ditambah dua jam pada semester genap, sehingga menjadi enam jam/minggu. Pe- nambahan ini dimaksudkan un- tuk semakin memperkuat basis penalaran para siswa. Mata pelajaran IPA di SD di- tambah dua jam di kelas 4-6, se- hingga menjadi enam jam/ming- gu. IPS ditambah dua jam, se- hingga menjadi lima jam/ming- gu di kelas 4-6. Pada jenjang SLTP, baik IPA maupun IPS di- tambah antara 1-2 jam/minggu, sehingga masing-masing menja- di enam jam/minggu. Sedang- kan untuk pendidikan keteram- pilan dan seni di SD yang ma- sing-masing semula empat jam/ minggu, dilebur menjadi pendi- dikan keterampilan tangan dan seni, diberikan dua jam/minggu di kelas 1-2; tiga jam/minggu di kelas 3, dan empat jam/minggu di kelas 4-6. Mutrofin, mahasiswa S2 IKIP Yogyakarta, dosen Uni- versitas Jember. Vas Blow 92 KUSS 2 NDARRTO BISNI VALUTA ASI Shilling Austria Dolar Australia France Belgia Dolar Brunei Darusalam Dolar Kanada Franc Swiss Mark Jerman Kron Denmark Franc Perancis Poundsterling Inggris Dolar Hongkong Lira Italia (100) Yen Jepang (100) Ringgit Malaysia Gulden Belanda Krone Norwegia Dolar Selandia Baru Peso Filipina Krone Swedia Dolar Singapura Bath Thailand Dolar AS SUKU BUNG Bank BTN BPD Bank Summa Bank Jakarta BIL BBI Bank Niaga Lippo Danamon BTN BPD Bank Summa Bank Jakarta BII BBI Lippo Bank Danamon Bank Niaga Bank BNI '46 BCA BTPN Bukopin BDN BHS Bapindo BDNI BBD BRI Bank Pasar Bank Duta BPR Mandiri SP BPR Danagung R TABUNGAN Bank BNI 46 Bukopin BTPN Color Rendition Chart Daftar Kurs Konv di Bank Indone BCA BDN BHS Bapindo BBD BONI 1 1 10 1 1 3 1 bula 19% 19,50 20% 21,50 18% 18% 16,50 18% 18% 18% 18% Kesra Tab. Per Citra Tahapar Tapres Tabanas Central S Tabanas Tab BDM Tab. Har Tab. Har Kesra Tabanas Mitra Tab. Bud Jumbo Tabung Kesra Dana In Bank Pasar Tab. Ban Tamasya Bank Duta Tab. Duta BPR Mandiri SP Tab Man BPR Danagung R Tab. Dan 19% 18% 21% 18% 19% 18% 18% 18% 18% 22% 21% Jenis Tabana Pradana Upakara Terjamin Taperur Simped Tabunga Sutera Kesra Kencana Tabunga Tabunga Kesra Prioritas Produkti Tab Bur Tahapar Super S Tahapar Kesra Primada Primaga Tabanas Tabunga SiAga Si Kosi Tabanas JAKARTA -PT Squibb Ir yang telah go public mema: Bristol Myers Indonesia. dimaksudkan untuk memp an tersebut di pasaran fam "Setelah pengambilali konsolidasi dengan melak dengan adanya penggabun efisien," kata John R Lathan (21/5). (bud) YOGYAKART dijual tanah Dijual 525m2 tnh pkr a 35 rb di Wira Umbulharjo. Hub: Daelan selatan Kodya Yogya depan Poskamling Kr elektronik SOLAHART. WATER HEATER CHROME Sistem pemanas energ FAJAR AIRCON ELECT, CEL Jl. Dr. Sutomo 78 Yogya, Telp. 6- fashion YOGYA DEPT. STORE JI. Malioboro 39 Telp. 4920 YOGYAH lowongan Wanita ingin jadi Dealer AVON target), dapat mengadakan Beauty Demo. Hub. Bu YETTY, Sekip Fla Yogya. Pk. 07.00-10.00, atau via DIBUTUHKAN SEORAN MANAGER HANDAL Syarat: 1. Sarjana Akuntansi/D Ill Akunt 2. Pria. 3. Menguasai Lotus & WS. 4. Pengalaman kerja minim 2 tai dalam bidang jasa 5. mampu berkomunikasi dalam Bahasa Inggris. 6. Cantumkan gaji yang diminta Kirim lamaran Anda, Copy Ija CV. Referensi, 2 pas foto terakhi CV. PURWO RETNO Pakualaman Belakang Yogyak 55112 Selambat-lambatnya minggu setelah iklan ini.