Arsip
Halaman Artikel
Creative Commons License

Jika anda mendapati gambar tidak sesuai dengan spesifikasi data (salah tanggal dan atau salah penomoran halaman), posisi gambar landscape, satu gambar terdapat dua halaman, kualitas gambar kabur, anda bisa melaporkan data tersebut agar segera diperbaiki dengan menekan tombol laporkan.

Kata Kunci Pencarian:

Nama: Waspada
Tipe: Koran
Tanggal: 2005-01-16
Halaman: 07

Konten


2005 i AN 6 SMW/Dediriono ut Idham 1, "Aku merasa salah satu jai. Selain bagus, rasa ah ini cukup asiswa yang sangat kepada kami. yang sangat t saya yakni pendidikan a gratis dari g ai uang ujian mungkin ini in enggak di lah lainnya. harap ke bisa diperta- h baik lagi eraih mutu pen- n mengakhiri **Dediriono jan 00 tanda tangan besar melanda arena telah h tersebut. Angkatan ke-12 dalah mangat kaum a bahkan nya agar peduli n lingkungan. Di ksi ini juga bukti an mereka an dengan erta aksi bersih. mengajak para nan-teman berduka atas melanda NAD sunami dengan a tangan peduli da pukul 07.00 ertanian UISU, Jl. Medan, Rabu (12/ engan upacara ini netika Fak. erjumlah 60 orang nian plang akukan aksi to, penyebaran da tangan peduli apa pelajar ada a tamu, membagi erapikan beberapa ang dipamerkan. nyebarkakan bibit masyarakat baik n yang lewat di tanian UISU, P, dengan aksi ini asyarakat peduli gan baik dengan oun * Hamzah ORPIO - 22 Nov berlalu. Renungkan dah dikerjakan. Dan telah memberi irahat total, apalagi diri untuk menghadapi ipis. Lihat lagi apakah tah yang diterima? nkan hubungan kalau 1, tapi imbangi dengan TARIUS -21 Des mengubah kebiasaan lit kalau mengubah- h sedikit demi sedikit. apatkan hasil yang memang niat ingin yang hampir erbunga. mositif, naik dong ke n. m30/KW REMAJA Waspada Di Mata Siswa SETAHUN, SEBULAN, untuk lebih selektif lagi berfikir dan SEMINGGU, SEHARI, seperti apa yang menjadi sarapan berbuat yang terbaik di masa datang. Sebagai konsekuensinya, bacaan pikiran kita. SEJAM, SEMENIT, SEDETIK MERUPAKAN PROSES BERPUTARNYA Beranjak dari itu, berkat proses waktu pulalah Harian Waspada kini merayakan HUT-nya yang ke-58 tahun. Merupakan suatu tahapan SANG WAKTU. PERGANTIAN WAKTU yang telah dilewatinya untuk berkiprah di masyarakat. Selama berkarya, Harian Waspada masih banyak yang belum diberikan kepada masyarakat, terutama kritik dan komentar tentang suguhan di rubrik DARI TINGKAT PROSES Halaman Remaja. Berikut, komentar mereka di harian HUT ke-58 Harian Lenny Latifah, Siswa SMA Muhammadiyah 1 Medan Kritik dan saran, Lenny pada HUT Harian Waspada kali ini, sebaiknya Waspada harus lebih meningkatkan kualitas bahasa dalam membuat berita. Selain itu Waspada bisa menye-diakan lembaran untuk anak remaja/sekolah di tahun 2005 ini, ya berupa bentuk tabloid remaja, cetusnya spontan. Fadila AS, siswi SMA Dharmawangsa Medan Menurut Fadila, Harian Waspada dalam penyampaian berita-beritanya kepada para pembacanya cukup lugas dan jelas. Apalagi bagi pembacanya banyak yang berprofesi sebagai praktisi hukum, politik, ekonomi, sosial-budaya dan lain-lain. Kritik saya untuk rubrik remaja sebaiknya berita-beritanya benar- benar aktual dan dilengkapi dengan gambar berwarna. Dan sebagai surat kabar tertua yang kritis, Waspada sebaiknya memaparkan berita-berita tentang ilmu pengetahuan (IPTEK) yang berkembang saat ini. Dengan begitu para siswa/pelajar dapat terbantu dalam belajar yang tidak didapatkan di sekolah, cetus Lenny. Kalo' ditanya harapan, Fadila berujar, sebaiknya Waspada untuk terbitan ke depannya, lebih diperbanyak rubrik-rubrik lifestyle remaja, sekaligus berita-berita bernuasa perkembangan ilmu pengetahuan. Begitupun pada setiap gambar yang terbit sebaiknya diberi warna, agar para pemabcanya merasa puas dan enak melihatnya. BERPERILAKU. Tahun 2004 yang berganti menjadi 2005 membuktikan bahwa kita sudah mendekati suatu masa yang menuntut Berangkat dari situlah kemudian menjadi kepercayaan yang melekat kuat bagi para pembacanya untuk terus konsisten dan sering membacanya. Itulah yang membuat Surat Buat Saudaraku Di Aceh ITU MERUPAKAN Waspada: PERTANDA SEMAKIN DEWASANYA SESEORANG UNTUK BERPIKIR DAN SEPERTI kita ketahui Indone- sia kembali dirundung duka, Minggu 26 Desember 2004 gempa tektonik berkekuatan 8.9 skala richter disertai gelombang tsunami menghantam daerah Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) dan sebagian Sumatera Utara. Setidaknya puluhan ribu orang tewas dan ratusan ribu dinyatakan hilang. NAD bak kuburan massal bagi rakyat Aceh. Tak terhitung jumlah kerusakan material yang diderita masyarakat Aceh. Banyak keluarga kehilangan orang-orang yang dicintai, anak kehilangan orang tua, orangtua kehilangan anak, kehilangan adik, kakak, bahkan lebih ironis satu keluarga hilang bersama derasnya gelombang tsunami. Sebagai insan manusia hati kita tergugah dan terenyuh melihat musibah itu. Bibir kita tak lagi dapat berbicara, mata tak sanggup lagi menangis, hanya hati yang bisa berucap, Masya Allah kenapa ini bisa terjadi. Berikut ini beberapa siswa menyampaikan kesedihannya lewat secarik kertas, melihat musibah dan penderitaan masyarakat Nanggroe Aceh Darussalam dan Sumatera Utara, akibat gempa dan gelombang tsunami. Dari Reza Adrian Saudaraku, kejadian yang menimpa daerah Aceh sangat menyayat hati kami. Hati kami perih dan sedih karena banyak orang- orang yang tidak berdosa menjadi korban, dan MALAM mulai menyelimuti bumi, seolah menebarkan serbuk pekat ke seluruh penjuru dunia, beberapa kali angin malam menerobos masuk sampai ke tulang sum-sum, menambah kegalauan dalam kalbuku yang kian memuncak, membuatku teringat kejadian tadi siang. "Una, bolehkan nanti Yorgi ke rumah, masakan dia udah lama dekat sama kamu, kagak bolehin ke rumah..." Wina tampak memelas saat itu. banya anak- anak, remaja yang kami lihat menangisi keluarganya yang hilang ditelan ombak tsunami. Hanya terlontar kalimat, sabar dan semoga semua ini menjadi peringatan bagi kita. "Sorry banget Na, aku bukannya gak ngasih, tapi kamu tau kan, rumahku tu jauuuh, udah gitu bapaku Kepada saudaraku di seluruh Indonesia marilah kita membantu saudara-saudara kita yang tertimpa bencana dengan cara memberi sebagian uang jajan kita untuk kita sumbangkan. Atau kita harus mendokan agar bencana yang kita terima akan cepat berlalu. Cerpen Remaja Dari Fakhrur Rozi Bencana gempa dan gelombang tsunami sudah membuka dan menguak tabir di dalam diri kita masing-masing. Banyak mayat, tangisan, kesedihan, kehilangan yang dirasakan oleh saudara- saudara kita yang merasa kehilangan orang-orang yang Bapak... Itt kesimmer paling gak suka kalo' liat cowok datang ke rumah." Aku berharap agar Wina percaya akan cerita bohongku barusan. "Yaa...aku sendiri yang temen lamamu, gak tau rumah kamu di mana, papa kamu gimana, mama kamu gimana, jadi mungkin juga ya, kalo Yorgi yang baru dekat ma kamu jadi alasan untuk tahu," sindir Wina, walaupun setelah itu, dia kembali tersenyum, itulah yang aku suka dari Wina, pengertiannya yang luar biasa tentang semua tingkahku. Sudah dua minggu, Yorgi, anak basket yang sekalian wakil ketua Osis, mulai mendekati, aku gak ngerti dicintai. Hingga kemarin sore telah tercatat lebih dari 102.000 jiwa yang telah meninggal akibat bencana itu. Harian Waspada tetap eksis Telah banyak bantuan yang telah hingga saat ini, ujar dara manis berdarah Tionghoa ini. Selain itu saran dia kepada Harian Waspada agar dalam atau 2 orang etnis saja yang diwawancarai sebagai sumber berita. Tetapi kalau bisa etnis semua orang atau yang bersifat kelompok dari suatu etnis formal itu, cetusnya menambahkan. sifat yang formal jangan hanya 1 kita kirim untuk Aceh dan Sumut, namun tidak juga membalut kesedihan di hati mereka masing- masing. Mulai dari bantuan secara moril ataupun materil juga tak mampu memacu semangat hidup mereka kembali. Baik secara psikologis maupun secara psikis, bencana gempa dan tsunami telah memberikan peringatan penting bagi semua umat manusia. Kepada saudaraku yang tertimpa musibah agar tabah dalam menghadapi cobaan terberat ini. Semoga Allah SWT mendengarkan doa dan jerit hati saudara-saudara kita di Aceh-Sumut. Dari Maysarah Kepada saudara-saudaraku di Kota Serambi Makkah. Serambi Makkah yang begitu elok dalam sekejap hancur luluh lantak. Saudaraku, inilah murka Allah kepada kita. Mungkin kita selalu mengapa itu bisa terjadi, yang jelas aku pun bangga kalau anak sekeren Yorgi, sampe' jatuh hati padaku, itung-itung untuk menambah harga diriku di sekolah yang selama ini tak pernah menganggapku sama sekali, that's all, aku gak peduli Yorgi kenapa bisa jatuh hati padaku, walaupun semua cewe' di sekolah mulai nanyain ke aku, pellet apa yang aku pake? I don't care, sumpe! Yang penting aku juga suka ama Yorgi, dan aku senang itu semua terjadi. Tapi sekarang, masalah baru muncul, Yorgi katanya mo berkunjung ke rumahku, what? Aku bener-bener bingung saat ini, terbayang jelas dalam benakku, pasti saat Yorgi datang, ia akan mendengar tangis Ibrahim yang memecahkan gendang telinga, karena ibu terlambat memberikan susu, atau mungkin Yorgi akan melihat becak butut bapak, yang tergeletak sembarangan di teras rumah, becak bapak? Oh Tuhan mo di simpan ke mana ni muka, kalo' Yorgi tau seorang Una hanyalah anak seorang tukang becak? Mungkin dengan cepat dia akan meninggalkanku, apalagi bila melihat ibu yang tidak seperti ibu lainnya, ibu yang tubuhnya penuh dengan ompol Ibrahim dengan baunya yang menyengat, atau melihat tubuh kurus bapak yang hanya dibalut kain usang? Oh...aku sungguh tak ingin ini semua terjadi, dan sebelum semuanya terlambat aku masih punya kesempatan untuk menghentikan ini. Sudah satu hari ini, aku tidak melihat Yorgi, ke mana tu cowok? Biasanya dia langsung ada di depan mata tanpa diminta, tapi hari ini, ke mana dia? Setelah bel pulang berbunyi, aku langsung berhamburan ke luar dengan cepat dan mencoba menemui Wina, akhirnya aku pun menemukan sosok kurus sambil memegang kipas, gak salah itu pasti Wina. "Na, kamu ada lihat Yorgi gak? Dia sekolah gak hari ini?" kataku kuatir. "Ciee... Una nyariin Yorgi nih, masakan kamu gak tau, si Yorgi tu lagi nyusul ke rumah kamu, tau gak? Dia dapat alamat kamu dari pak Supar, tukang becak yang sering kamu tumpangi." Wina berkata dengan antusias, sementara kepalaku tiba-tiba nyeri, denyut hebat mulai mengerubungiku, dengan cepat, Oh Tuhan apa lagi ini? Aku benar-benar gak ada waktu, ternyata mimpi gelapku semalam benar-benar menjadi nyata, dengan cepat aku meninggalkan Wina, tanpa memperdulikan apa yang dipikirkannya. Setengah berlari aku menyusuri gang sempit menuju rumahku, firasatku ** Dj mening-galkannya, padahal kita tahu hampir 99 persen orang Aceh itu beragama Islam, tapi kenapa Islam itu hanya kita jadikan topeng bukan sebagai pedoman hidup. Saudaraku saat ini bukan itu yang harus kita sesali, tapi saat inilah kita harus kembali fitrah, kembali kepadaNya, Saudaraku ingatlah harta benda tidak berarti lagi, hanya iman yang dapat menolong kita. Kepada pejabat dan para relawan yang menangani musibah Aceh, tolong jangan lagi menambah kesulitan di kota Serambi Makkah. Salurkanlah dengan benar bantuan-bantuan itu hingga sampai ke masyarakat Aceh, jangan terjadi lagi pungli-pungli yang bisa menjadi bencana bagi kota Serambi Makkah ini. Puisi, kiriman pembaca Sepenggal Puisi Untuk Anak Negeri Tundukkan kepala.... Tengadahkan tangan memohon doa sucikan hati...tajamkan naluri Pertiwiku bersedih...terluka hati... Masihkah tertawa bersama gemerlap dunia? Atau menari di atas kesedihan suaraku? Kita seharusnya berduka... Karena ini derita kita benar, mobilnya Yorgi telah berada di depan gangku, ternyata dia telah tiba lebih dulu, sementara setelah memasuki gang aku mendapati becak bapak, yang dengan santainya parkir di teras rumah, gak salah ini memang waktunya makan siang, makanya bapak pulang, Oh Tuhan aku terlambat. Gisca, Siswa SMA Harapan 3 Medan Harian Waspada merupakan surat kabar yang layak untuk dibaca semua kalangan, selain menyajikan berita- berita yang menjadi Jika harta ku tak punya apa yang bisa kuberi untukmu saudaraku? jika kekuatanku tak ada Dengan nafas setengah, akhirnya aku sampai di rumah, di sana kulihat bapak tengah bercakap-cakap dengan Yorgi, Yorgi duduk di kursi depan bersama bapak, sementara ibu tiba-tiba saja keluar dari dapur sambil membawa nasi lengkap dengan lalap dan ikan asinnya, dan Ibrahim masih tergolek dilantai yang hanya dialasi tikar, aku hanya bisa melongo menyaksikan semuanya, ini benar-benar terjadi. apa yang mampu kupersempahkan untukmu? Goresan penaku...sanggupkah mengobati lukamu? Bait doaku...mampukah bangkitkan harapanmu? Hanya ini yang sanggup kuberi Ungkapan gudah...sedih tak terperi. Aku pun menangis (NN) "Eh...yang ditunggu akhirnya dateng juga, Una...masuk nak, temennya udah nunggu ni dari tadi, sekalian kita makan siang bersama." Suara berat bapak mengejutkanku, sementara Yorgi dan ibu hanya tersenyum dari dalam, sungguh aku tak sanggup menerima kenyataan ini, berlari, aku menuju kamarku, aku ingin menumpahkan semua rasa kesalku di sana. kebutuhan pembacanya juga beretika. Apalagi berita-berita yang dibuat para wartawannya juga sangat bagus, its ok, deh...., ujar dara manis ini. Kalau bisa di Waspada dibuat dong rubrik curhat Pintu kamar terbuka, aku tak ingin melihat siapa yang mencoba memasuki kamarku. remajanya, karena remaja zaman sekarang pasti kan punya segudang problem, gitu lo....!! Terutama lagi untuk terbitan hari Minggunya. Dan sebagai saran, kalo' bisa jangan dibuat cerbung dong, kan ga' puas ngebacanya, kalau ada bersambungnya", ucap Gisca sambil ** Dede "Una benci bapak, Una benci ibu, Una benci Ibrahim, Una benciiii....!!!" teriakkanku semakin mengema, disertai dengan isak tangis. "Ya udah....maafin bapakmu ini nak, bapak memang mengecewakan kamu, sekarang bapak mau narik dulu ya... suara bapak lembut, sementara tangannya masih membelai rambutku pelan, dan dengan cepat aku menangkisnya. "lya...lebih baik bapak pergi saja, jangan lupa bawa becak bapak sekalian," kataku sinis. Aku benar-benar tak peduli sekarang, dan bapak langsung pergi meninggalkanku, perlahan kuusap air mataku dan keluar mencoba menemui Yorgi, kulihat ibu hanya diam sambil mencoba menenangkan Ibrahim yang sedang menangis, aku mendengus dan tak peduli dengan cepat aku menemui Yorgi, dan setelah aku keluar ternyata aku tak melihat sosok Yorgi di sana, dia pasti sangat shock dengan kenyataan ini. Hal ini membuatku sangat benci dengan keluargaku, tak peduli dengan tatapan ibu, atau rengekan Ibrahim minta digendong, aku langsung memasuki kamar dan mengunci diri. Aku tak bisa membayangkan apa yang terjadi besok padaku, mungkin aku akan kembali menjadi seonggok tertawa. sampah yang menjijikan, sampah miskin yang tak bisa apa-apa, sampah busuk yang tidak layak menjadi teman mereka, aku akan dijauhi, tanpa Yorgi atau Wina sekalipun, mungkin semua orang akan menanyakan di mana bapak biasa mangkal, berapa penghasilan bapak sehari, atau makan apa kami dengan menggantungkan hidup pada bapak yang tukang becak....., ahhhh...aku lelah, tanpa terasa aku telah terjaga dalam tidurku. Ketukan pintu dari luar kamar membuatku terbangun dari tidur lelahku, tanpa kusadari cukup lama aku tertidur, dengan cepat kubuka kamarku, kulihat ibu tampak panik di sana. "Una, bapakmu belum pulang, kata pak Supar..." ibu menggantungkan kalimatnya, dan perlahan ku dengar ibu terisak, air mata mulai menetes dari matanya yang mulai cekung dan berkeriput. "Bapak kenapa bu..??" buruku cepat, aku semakin panik. "Bapakmu ditangkap polisi, kata pak Supar, bapakmu ngerampok salah satu toko mas di kota," kata ibu jelas. Dengan tatapan matanya yang mulai menerawang, aku benar-benar tersentak, shock berat, mataku panas, begitu juga hatiku yang kini mulai hancur lebur, perih tak terperi, air mata menetes deras, dan membuat muara dipipiku, aku tak sanggup, rasanya jantungku berhenti berdegup, bapakku, bapak mencuri, tak mungkin, mustahil 100 persen. Masih segar diingatanku saat aku masih kecil, dan mengingatkan sebuah buku, bapak sampai memaksa ibu untuk menjual satu-satunya benda indah yang merupakan tanda cinta mereka, ya...bapak memaksa ibu untuk menjual cicin pernikahan mereka dulu, hanya demi bukuku, hanya demi aku, oh Tuhan, betapa sayangnya ia padaku, tapi betapa kurang ajarnya aku, sampai-sampai merasa malu punya bapak sebaik bapak, bapak yang selalu berusaha untuk membahagiakan ku. Tanpa terasa bening kristal mengalir dari mata ku, aku rindu bapak, dan dengan cepat aku keluar dari rumah, menuju ke kantor polisi, sebelum semuanya terlambat dan sebelum aku terlambat untuk melihat wajah teduh bapak. "Tuhan, tolong bapak, bapak gak salah, ini salah Una," bisikku lirih sambil menyetop angkot. **No Name Rajin Bangun Pagi Dan Juara Kelas SUSIANI PELAJAR yang duduk di SMK-BM Yayasan Rais ini sejak kelas satu menduduki pringkat terbaik di kelasnya. Rajin bangun pagi dan langsung belajar, ternyata salah satu kiat cewek hitam manis yang berasal dari Langkat ini, Ditemui di sekolahnya baru-baru ini, ia memberikan tips untuk belajar yang efektif. Pertama, kata Susiani, bangun sebelum pukul lima pagi. Bagi yang muslim lebih baik berwuduk dahulu sambil menanti masuknya waktu sholat, bisa membaca buku. Usai beribadah, belajarnya dilanjutkan lagi sampai satu setengah jam. Bila semua sudah dilakukan, tinggal membantu Ortu bersih-bersih rumah atau membuat sarapan pagi. Sebelum berangkat ke sekolah jangan lupa berdoa lagi, mohon kepada Allah diberikan kemudahan dalam mengikuti pelajaran dan perjalanan yang aman. Nah, sampai di sekolah sapa para guru dan teman-teman. Rajin diskusi dan mau menerima pendapat orang lain. Susi memang sudah mengamalkan hal ini, buktinya, sampai duduk di kelas tiga, dia terus menduduki pringkat juara di kelasnya. Apa cita-cita cewek bergigi gingsul ini? "Saya pingin bekerja bila sudah tamat sekolah. Punya uang, pingin kuliah lagi." **h04 WASPADA MINGGU, 16 JANUARI 2005 7 1. 2. Pemilihan Putri Inteligensia Waspada 2005 PENGEN buktikan kemampuan diri sebagai wanita Indonesia yang berilmu tinggi, berakhlak mulia dan memiliki bermacam prestasi. Ini dia saat yang paling tepat untuk mewujudkan itu semua! Harian Waspada Medan dalam rangkaian HUT ke-59 yang jatuh pada tanggal 11 Januari 2005 mengadakan pemilihan PUTRI INTELIGENSIA WASPADA 2005 untuk menggali potensi yang dimiliki para remaja, khususnya remaja putri. Untuk bisa ikutan jadi PUTRI INTELIGENSIA WASPADA 2005 jelas dong kita tidak saja harus punya modal penampilan, tetapi harus juga memiliki wawasan luas dan prestasi. Nah kalau kita merasa memenuhi syarat tersebut segera ikutan pemilihan PUTRI INTELIGENSIA WASPADA 2005. Telepon/HP Sekolah Alamat sekolah Nama ortu Pekerjaan ortu Telp. kantor Hobby 1. 2. 3. 4. Syarat.... Cewek Berusia 16-21 tahun (21 belum sampai dengan Februari 2005) Asli warga negara Indonesia Sekolah SLTP-SMU (Atau kuliah tingkat 1 sampai 2005) Cara ikutan.... 1. Isi formulir pemilihan PUTRI INTELIGENSIA WASPADA 2005 asli ini dengan lengkap. 2. Lampirkan foto close up 3. Lampirkan foto copy tanda pengenal yang masih berlaku, KTP, KTM, kartu pelajar, raport/ijazah terakhir, piagam prestasi. 4. Masukkan semua itu ke dalam amplop tertutup dan antar langsung ke FORMULIR PEMILIHAN PUTRI INTELIGENSIA WASPADA 2005 Nama lengkap Panggilan Tempat, tanggal lahir Alamat Panitia PUTRI INTELIGENSIA WASPADA 2005, Hubungi: Dede Juliadi Rendra pada jam kerja di Redaksi Harian Waspada Jalan Letjen Suprapto/ Brigjen Katamso No. 1 Medan 20151. 5. Tulis di sudut atas amplop huruf A (peserta dari Nanggroe Aceh Darussalam), B (Sumatera Utara), C (Kota Medan). 6. Biaya pendaftaran sebesar Rp 50.000,- (Lima puluh ribu rupiah). Deadline.... Formulir ditunggu paling lambat 30 Januari 2005. Ayo buruan Prestasi akademik : Ayah. Ayah. Ayah X Ekskul/organisasi/kegiatan yang pernah atau sedang diikuti:.. 3. 4. 1. 2. 3. 4. Prestasi non akademik : 5. 6. 7. 8. Ibu:. Ibu:. Ibu:. 5. 6. 7. 8. kelas: 2cm Color Rendition Chart