Arsip
Halaman Artikel
Creative Commons License

Jika anda mendapati gambar tidak sesuai dengan spesifikasi data (salah tanggal dan atau salah penomoran halaman), posisi gambar landscape, satu gambar terdapat dua halaman, kualitas gambar kabur, anda bisa melaporkan data tersebut agar segera diperbaiki dengan menekan tombol laporkan.

Kata Kunci Pencarian:

Nama: Waspada
Tipe: Koran
Tanggal: 2005-07-25
Halaman: 09

Konten


WASPADA Depan pemberdayaan ekonomi wa perekonomian daerah n ekonomi rakyat agar ain. at item, yakni: Pertama, tahan yang baik. Kedua, nusia yang beriman dan rah yang bertumpu pada meningkatkan kualitas wilayah kota. Ir H Abdul Hafiz Hasibuan didampingi Kakan PMK Drs Mukhtaruddin Zamzam, M.Kes dan Kadis P dan KDrs H Ali Ahman Harahap disuguhi tarian daerah oleh salah satu PADU di Kelurahan Brohol. ntah Provinsi Sumatera a dan pemerintah pusat ya sudi melepas sebagian wilayah mereka yang ber- san dengan Kota Tebing gi dan melegitimasi upaya asan tersebut. Menangani ketimpangan aritas) pengembangan wi- melalui keserasian dan arasan pemanfaatan ruang Memprioritaskan pola pe- bangan pada kawasan iran kota yang merupakan san tumbuh, lambat, mela- ningkatan sarana dan pra- ma jalan dan derajat konek- jalan, jaringan air bersih, telefon, serta peningkatan ma angkutan umum. Mengarahkan pihak pe- mbang agar dalam pemba- an perumahan dikembang- ada kawasan tumbuh kem- lambat, sehingga berfungsi gai pencegah penumpukan uduk pada satu kawasan, pemerataan pertumbuhan f kota. *Abdul Khalik to-foto Abdul Khalik nting in berwarna saja. Proses asi mulai Balita hingga de- mendapat perhatian penuh. ikota Tebing Tinggi Ir H ul Hafiz Hasibuan ketika minjau salah satu usaha bel yang menjadi produk alan. Produk meubel ini pu memenuhi pasar re- il. 1 UKM Rp 8,5 miliar. Padahal di ta- 2001,PAD Kota Tebing Tinggi a sebesar Rp 3,5 miliar. Itu ti, denyut kegiatan ekonomi lemang ini setiap tahunnya meningkat dan membaik. Seiring dengan berbagai akti ekonomi kecil menengah dan o ini, Pemko Tebing Tinggi menyadari perlunya duku- jasa perbankan. Hingga lisamping berbagai perban- ang sudah ada sejak lama, BRI, BNI, Bank Mandiri Bank Sumut, serta Pegadaian, apa perbarikan swasta juga kukan ekspansi ke kota ng ini. Sebut saja misalnya Syariah Mandiri yang pesat, dan Bank Danamon. Dula BCA, Bank Lippo, serta apa koperasi kredit yang h lama beroperasi. Init perbankan ini berani ik ke Kota Tebing Tinggi, a melihat bahwa ada poten- nomi yang besar pada kota yatanya, kelompok perban asional dan swasta itu bisa bertahan dan mendapatkan it dalam kegiatannya. Dari semua perkembangan terjadi di sektor perdaga- industri dan jasa itu, ter peran Pemko Tebing Tinggi wah kepemimpinan Ir. H. al Hafiz Hasibuan sangat Berbagai kebijakan eko- yang dia lakukan baik da- oal pembinaan inan usaha hingga akses telah mampu menggerak- pengusaha, ktor ekonomi ini secara baik masa depan kota. • Abdul Khalik WASPADA Mobil Dinas KPUD Simeulue Terbalik SIMEULUE (Waspada): Mobil Kijang Krista warna hitam dengan Nopol B 2175 ED kendaraan dinas KPUD Simeulue, Sabtu lalu terbalik di lintasan jalan baru pelabuhan ferry Sinabang, Desa Kolok, Kecamatan Simeulue Timur, Kabupaten Simeulue. Kondisi mobil yang sedang diperbaiki di bengkel Dirta Teknik Jalan Melur Desa Suka Jaya Sinabang, Minggu (24/7) mengalami rusak berat. Bagian depan dan samping kanan mobil ringsek serta dua kaca jendela sebelah kanan pecah. Sejauh ini belum diketahui secara pasti adanya korban jiwa maupun luka berat dan ringan juga penyebab kecelakaan. Kasat Lantas Polres Simeulue Iptu Yusuf Liwardy yang dihubungi Waspada sore kemarin mengaku tengah mengikuti rapat di Banda Aceh, dan hingga saat ini belum mendapat laporan tentang kecelakaan tersebut. Namun di pihak lain, pemilik bengkel menyebutkan, kerusakan mobil sangat parah. Tak hanya bodi bagian luar, tetapi seksi motor juga turut baling. Sepengetahuan dia dan rekannya, penyebab kecelakaan karena ban pecah. Katanya mobil itu terbalik karena ban pecah saat di turunan salah satu lereng gunung lintasan jalan baru menuju pelabuhan ferry Desa Kolok. "Mungkin karena gugup, awalnya bermaksud menginjak rem, malah terpijak pedal gas," katanya.(crm) Exxon Mobil Sponsori Dua Mahasiswa Aceh Ke Mesir BANDA ACEH (Waspada): Dua delegasi BEM Kedokteran Unsyiah akan mengikuti pertemuan mahasiswa kedokteran dua (internasional federation medical student's activities) yang dipusatkan di Hurghada, Mesir, 1 s/d 10 Agustus depan. Dalam rangkaian serupa, dua mahasiswa ini juga akan mengikuti program kuliah musim panas (summer school) di banha Faculty Of Medicine, Universitas Zagazug Mesir. Kedua mahasiswa dari BEM Kedokteran itu bernama Teuku Ysriadu (ketua umum BEM Kedokteran Unsyiah) dan Ronaldy FRusly (sekbid Luar Negeri Ikatan Senat Mahasiswa Kedokteran Indonesia). Selain dua utusan BEM Fakultas Kedokteran (FK) Unsyiah, acara serupa akan dihadiri oleh tujuh mahasiswa dari FK UI, UNPAD, UGM dan UNS. Sehingga delegasi Indonesia, sebanyak sembilan orang mengikuti pertemuan itu. IFMSA adalah acara pertemuan tahunan institusi mahasiswa kedokteran dunia dengan agenda kegiatan, antara lain membahas program pertukaran riset dan mahasiswa antara negara, konferensi TB, kuliah refugee experience, mengikuti peer education, presentase kegiatan BEM FK (project Fair IFMSA). Dalam pertemuan itu, kata Radit Nauval, Biro Hubungan Luar BEM FK Unsyiah, delegasi Aceh akan mempresentasikan kondisi pendidikan kedokteran di Aceh, termasuk kondisi daerah Aceh secara umum kepada sekitar 90-an institusi senat mahasiswa FK sedunia. Soal biaya keberangkatan delegasi Aceh, kata Radit, di Banda Aceh, Sabtu (23/7), ditanggung perusahaan asal Amerika, Exxon Mobil yang beroperasi di Lhokseumawe. Aceh Utara. Bantuan ini, kata Radit, membuktikan Exxon Mobil punya itikat baik membantu sektor pendidikan. "Delegasi Aceh ini diharapkan bisa memberikan konstribusi positif demi perkembangan Fakultas Kedokteran di Unsyiah," ungkap Kahumas Exxon Mobile, seperti ditirukan Radit, saat audiensi di kantor Exxon Mobil di Jakarta.(602) Pendaftaran Akan Ditindak SINGKIL (Waspada): Para oknum kepala sekolah (Kepsek) di Kabupaten Aceh Singkil yang menginstruksikan mengutip uang pendaftaran murid baru tahun ajaran 2005/2006 akan ditindak sesuai dengan peraturan yang berlaku. Demikian Kadis Pendidikan Kabupaten Aceh Singkil Drs. Najamuddin, MM kepada Waspada, akhir pekan ini di ruang kerjanya mengomentari keluhan beberapa prang tua murid atas tindakan oknum guru SD di beberapa tempat yang mengutip uang pendaftaran bagi murid baru yang datang ke sekolah terdekat dari pemukiman mereka. "Bila ada oknum kepala sekolah yang menginstruksikan pengutipan uang pendaftaran bagi murid baru yang aman masuk SD akan kita tindak sesuai dengan peraturan yang berlaku," tegas Najamuddin. BANDA ACEH (Waspada): Kalangan aktivis LSM menilai sikap eksekutif Pemerintah Provinsi (Pemprov) NAD mela- kukan konsultasi revisi Qanun Nomor 2 Tahun 2004 tentang Pilkada kepada Mendagri sama artinya mengundang intervensi pemerintah pusat. vinsi Nanggroe Aceh Darus- salam. Artinya, perundangan tersebut memberikan kewena- ngan tidak terbatas kepada pe- merintah daerah. Kecuali pe- ngaturan di bidang moneter dan pertahanan serta keama- nan masih menjadi tanggung- jawab pemerintah pusat. Diakuinya, sebelum diun- dangkan, eksekutif diminta mengkonsultasikan revisi qa- nun tersebut kepada Depar- temen Dalam Negeri. Ketika itu ditargetkan kurang dari "Padahal Jakarta telah memberikan otonomi khusus seluas-luasnya kepada Nang- Menyangkut konsultasi revisi Qanun Pilkada tersebut, ungkap Mashudi, ada dua kesa- "Kalau hasil kajian Men- Oknum Kepsek Pengutip Uanggroe Aceh Darussalam," tegas lahan mendasar yang dilaku- dagri terhadap revisi Qanun sebulan. Namun kenyataannya limit waktu berlaku. Mashudi SR, Direktur baga Pengkajian dan Peman- tauan Kebijakan Publik (Lap- pekap), menjawab Waspada di Banda Aceh, Minggu (24/7). kan eksekutif. upaya itu melanggar mekanisme. "Se- harusnya mengundangkan re- visi qanun, baru setelah itu me- lakukan konsultasi," cetus dia. yang pokoknya dianulir dibahas lagi di tingkat dewan, maka dipas- tikan pelaksanaan Pilkada se- makin tidak jelas," ujar Ma- shudi menyebutkan KIP dapat menjalankan Qanun Nomor 2 Tahun 2004, bukan yang revisi. Seharusnya, tegas dia, pe- merintah daerah menjalankan kewenangan tersebut sesuai dengan Undang-undang No- mor 18 Tahun 2001 tentang oto- nomi khusus bagi Provinsi Dae- rah Istimewa Aceh sebagai Pro- Kesalahan kedua, sebut Mashudi, tindakan konsultasi itu dapat dibaca sebagai upaya menghilangkan langkah oto- nomi khusus. Buktinya, ekse- kutif Pemprov NAD mengun- dang intervensi pusat sehingga Secara terpisah, Plt Guber- nur NAD H. Azwar Abubakar dimintai tanggapannya enggan berkomentar banyak. "Yang Ditambahkannya, pihak dinas yang dipimpinnya telah menyurati seluruh kepala sekolah SD untuk tidak melakukan pengutipan uang pendaftaran bagi murid baru pada tahun ajaran 2005/2006 ini. Dia juga meminta kepada masyarakat agar berani melaporkan sekolah dasar yang mengutip uang pendaftaran kepada pihaknya Ketika ditanya jumlah murid baru SD tahun ajaran 2005/ 2006 di kabupaten itu, Najamuddin belum bisa memberikan jumlah angka pasti karena belum diterima laporan dari seluruh sekolah yang ada di wilayah tersebut. Katanya, sistem penerimaan murid baru di kota dan di wilayah kita berbeda, bila di kota atau tempat lain penerimaan murid baru telah berlangsung sebelum tahun ajaran baru dimulai. Di sana pendaftaran murid baru mulai setelah tahun ajaran baru dimulai.(629) MENGAPA rakyat di Kecamatan Bintang masih tergolong miskin, bila dibandingkan dengan warga lainnya di Aceh Tengah? Per- soalannya bukan hanya konflik Aceh, melain- kan Bintang menyimpan sejumlah problem. Kecamatan dengan luas wilayah 429 kilometer bujur sangkar ini, hanya berjarak 20 kilometer dari ibukota kabupaten. Letaknya- pun strategis, dilindungi Danau Laut Tawar. Sebuah danau andalan NAD dalam pariwisata. Danau ini mirip Tongging Sumatera Utara. Di sekeliling Kota Bintang lekukan gunung pinus dan hutan lebat, merupakan magnet penyengat indahnya danau. Bintang juga meru- pakan areal peternakan kerbau yang menjadi andalan Aceh Tengah. Di kecamatan inilah ratusan ekor kerbau setiap tahunnya didatangkan untuk konsumen. Tapi mayoritas pemilik kerbau bukan warga setempat. 90 persen warga Bintang mengan- dalkan hidupnya dari sektor perempusen (perkebunan kopi rakyat-red). Sebagian kecil bersawah, menanam tembakau dan mengan- dalkan isi danau sebagai penopang hidup. Bagaimana liku-likunya kehidupan 90 persen (1.854 KK atau 8.503 jiwa) warga di sana? Waspada mengikutinya dalam sebuah perjalanan yang melelahkan dan menegang- kan. Perempusen (Perkebunan kopi rakyat- Red) mayoritas penduduk itu berada di arah timur Kota Bintang. leatwil Nanggroe Aceh Darussalam Kawasan menuju Serule, sebuah daerah bersejarah di Gayo dengan sejumlah pening- galan tanda kerajaan dan legenda ini, pilihan rakyat untuk menentukan masa depan. Di hutan lebat sepanjang perjalanan inilah warga Bintang membuka perempusen. Waspada/Muhammad Haris TERJEBAK: Seorang pengendara sepeda motor terjebak dalam genangan air di salah satu ruas Jalan T Nyak Arif Banda Aceh. Genangan air tersebut merupakan imbas pasang purnama yang melanda Banda Aceh, dua hari terakhir. Soal Revisi Qanun Pilkada: Eksekutif Undang Intervensi Pusat Jaraknya dari Bintang hanya 27 kilometer. Jalan menuju ke sana sangat rawan. Bukan hanya karena hutan dengan tanjakan dan turunan yang terjal. Batu-batu di jalan ber- serakan, lubang di mana-mana. Memang ruas jalan ini relatif lebar mencapai 6 meter, karena dipergunakan PT. KKA sebagai ruas jalan pengangkut pinus. Namun ancam- an yang paling berat dirasakan masyarakat, terjadinya peperangan antara GAM dan aparat. Namun lahirnya konflik Aceh, ruas jalan menuju Serule, hanya terdapat beberapa rumah penduduk yang dihuni manusia. Itu juga jarak antara satu lokasi dan lokasi lainnya mencapai beberapa kilometer. Sebelum konflik, kawasan ini sudah dijadikan perkam- BANDA ACEH (Waspada): Muslim Aid, sebuah lembaga donasi Islam asal Inggeris membantu 150 unit rumah ke- pada warga kehilangan tempat tinggal akibat terjangan tsu- nami, akhir tahun lalu. Warga yang mendapatkan bantuan tempat tinggal itu ter- fokus kepada korban tsunami di Gampong Jawa, Kecamatan Kuta Raja, Banda Aceh. Pene- rima bantuan diprioritaskan kepada mereka yang kembali dan kini mendiami tenda-tenda pengungsi, Kepala Desa Gampong Jawa, Husni Thamrin kepada Waspada, Minggu (24/7) di Banda Aceh mengaku bantuan itu merupakan hasil lobi ma- syarakat setempat di berbagai lembaga donor. Dari upaya itu, Muslim Aid menyatakan kese- diaannya. "Kita memberdayakan ma- syarakat mencari upaya-upaya bantuan dari berbagai pihak. Salah satunya berhasil menya- kinkan lembaga donor mau Donor Inggeris Bantu 150 Unit Rumah ada beberapa item dalam revisi Qanun tersebut dianulir. Sebab itu, perlu mendesak DPRD NAD mengambil sikap tegas dan menolak campur tangan pemerintah pusat. Dan juga DPRD NAD harus mem- backup kinerja KIP selaku pe- nyelenggara Pilkada di provinsi yang berjuluk Serambi Mak- kah itu. pungan oleh penduduk. Walau selang rumah yang satu dengan kelompok yang lain mencapai kilometer, mereka yang berempus sudah berani menetap. Bahkan di kawasan bukit yang sepi manusia terlihat ada satu dua rumah. membantu membangun rumah warga," sebut Husni seraya me- nyebutkan kebutuhan rumah di tempat itu mencapai 577 unit. Waspada/ Bahtiar Gayo Inilah salah satu sisi ruas jalan ke Serule. Hanya masyarakat yang berani, yang bertahan di ruas jalan ini, Foto diambil di kawasan Konyel. Perempusen penduduk tidak semuanya berada di pinggir jalan Bintang Serule. Mayoritas kebun kopi milik rakyat ini terletak agak ke dalam, bahkan ada yang mencapai 5 kilometer dari jalan utama. Jalan utama saja penuh batu yang berserakan dan lubang di mana-mana, bagaimana dengan jalan tikus yang dirintis pemilik empus ini?" Ada usaha lainya yang ditekuni warga di sana, memelihara kerbau secara tradisionil. Mayoritas pemilik ribuan ekor kerbau itu bukan warga Bintang. Warga setempat hanya sebagai penggaduh dengan sistem bagi hasil. Memelihara kerbau di kawasan konflik ini, sama susahnya dengan mengurus perem-pusen. Kedua-duanya tantangannya Menyangkut pendistri- busiannya, lanjut dia, 150 unit dengan model rumah adat Aceh senilai Rp50 juta per unit tu diutamakan kepada warga yang kembali dan kini tinggal di tenda. Khususnya warga yang bermukim di kawasan sering tergenang air laut ketika pa- Ir. Nasaruddin, MM: Saya Ingin Warga Bintang Bangkit maut. Ada yang nekad bertahan. "Dari pada mati hari ini lebih baik anakku mati besok karena tak makan. Apapun harus kulalui, walau kebun ini tak terawat, inilah sumber hidupku," sebut Aman Bedi. jelas, 30 hari usai pengesahan, revisi Qanun dapat diundang kan. Tetapi, sebelumnya perlu mencari jalan tengah," tegas dia menjawab Waspada, Ming- gu (24/7). Memang, sebut dia, atas saran Mendagri ada beberapa poin dalam revisi Qanun ter- sebut tidak sejalan dengan per- undangan di daerah lain. Hasil kajian itu disampaikan kepada legislatif. "Apakah dibahas lagi, atau langsung diundangkan," cetus Azwar. (chs) sang purnama datang. Sedangkan kebutuhan ru- mah lainnya, sebut Husni, war- ga Desa Gampong Jawa juga akan mendapat bantuan peru- mahan dari lembaga donor lainnya, yakni IOM (Interna- tional Organization for Migra- tion). "Lembaga itu sudah me- metakan posisi rumah yang akan dibangun," ungkapnya. Bantuan tersebut, tidak ter- lepas dari upaya Dinas Perkota- an dan Pemukiman Provinsi NAD. (chs) Sebagian dari mereka memang ada yang bersawah, sehingga urusan perut tidak terlalu bermasalah. Namun berapa persen yang menggarap sawah di Bintang. Mayoritas lain- nya bagaimana? Untuk mendapatkan uang Rp10 ribu sehari, bagi mayoritas warga Bin- tang ini mengakui sudah terasa sulit. "Ada kalanya saya kerja bangunan, itu juga tergantung keadaan. Karena yang mem- bangun di sini dapat dihitung dengan jari. Mau pindah kemana, apa mau jadi gelanda- ngan. Rumah kami di sini," sebut Aman Riyadi. Sayang kebun kopi Aman Riyadi sudah ditinggalkannya lima tahun yang lalu. Dia mengaku tak berani mengurusnya karena sering muncul GAM. Padahal kebun itu baru sekali dipanennya, menjelang berbuah lebat. Dampaknya masa depan anaknya tak jelas. Dua putranya putus sekolah di tengah jalan, hanya mampu menamatkan tingkat SLTP. Di sela-sela gunung ke Serule yang lebat inilah warga Bintang mengarungi hidup dengan perempusen. Tapi, konflik Aceh, telah menghancurkan masa depan mereka. Sumber hidup itu terlantar. Tidaklah heran bila 60 persen lebih warga Bintang jatuh miskin. Konflik telah melahirkan petaka. Sayang, warga Bintang hanya indah dari segi nama, kerlipannya semakin redup. Kapan bintang itu akan bersinar kembali? Sekilas tulisan di atas, sudah pernah diekspose di harian ini, dua bulan yang lalu. Spontan Pejabat Bupati Aceh Tengah, Ir. Nasaruddin, MM, menanggapi tulisan itu. "Saya tersentuh setelah mempelajari lebih mendalam tentang keadaan masyarakat Bintang," sebutnya. Tulisan di Waspada, demikian Nas mengakui, membuat dia tak bisa tidur. "Saya akan berjuang membebaskan warga Bintang dari keterisolirannya. Ruas jalan Bintang- Serule diupayakan harus diaspal, karena di sanalah sumber hidup mayoritas rakyat Bintang." Bila ruas jalan Serule diaspal, otomatis perekonomian masyarakat akan berubah. Tekad Nas untuk mengaspalnya dinantikan masyarakat. Mampukah Nas mewujudkan obsesinya mengangkat kesejahteraan masyarakat Bintang? Bahtiar Gayo BIREUEN (Waspada): Ka- dis P dan K Bireuen, Drs. Iskan- dar Yusuf, MM meminta ke- pada kepala sekolah SD/SMP yang sudah terlanjur mengutip dana bagi siswanya segera dikembalikan kepada murid. Biaya pendidikan bagi sis- wa SD/SMP mulai Juli digratis- kan. "Tidak ada kutipan lagi dalam bentuk apapun," kata- nya kepada Waspada melalui telepon selular, Minggu (24/7) kemarin. Biaya Pendidikan SD/SMP Mulai Juli Gratis SD dan SMP sudah diinstruksi- kan kepada seluruh kepala SD/ SMP, pengawas dan Kadis P dan K Kecamatan dalam Kabu- paten Bireuen. Instruksi pembebasan se- gala bentuk kutipan bagi murid LHOKSEUMAWE (Was- pada: Akibat angin kencang yang memporak-porandakan rumah warga Desa Manyang dan Cot Mamplam, Kecamatan Muara Dua, Pemko Lhokseu- mawe telah mengakibatkan sekurangnya 399 jiwa kehi- langan tempat tinggal. Menurut informasi yang himpun Waspada, Sabtu (23/ 7) di dua desa tersebut, seba- gian warga terpaksa mengu- ngsi ke masjid, sedangkan yang lainnya memilih tinggal di tem- pat famili yang rumahnya ma- sih utuh. Mereka yang meng- ungsi di masjid telah disedia- kan beberapa unit kamp daru- rat karena diperkirakan masih membutuhkan waktu lama untuk memperbaiki kembali rumah warga yang rusak berat. Sesuai dengan data dari masing-masing kepala desa setempat, warga Cot Mamplam yang kehilangan rumah seba- nyak 106 jiwa dari 22 KK, ter- diri dari 42 laki-laki dan 64 perempuan. Sedangkan warga Meunasah Manyang 293 jiwa BIREUEN (Waspada): Sebanyak 36 pelanggar Syariat Islam di Kabupaten Bireuen, terdiri dari 16 pasangan muda- mudi yang bukan muhrimnya dan 4 orang diduga wanita ma- lam ditangkap tim Wilayatul Hisbah (Polisi Syariat) Bireuen, Sabtu (23/7) malam. Kebijakan ini sebagai me- realisasikan kebijakan Bupati Bireuen Drs. Mustafa A Glang- gang sebagai upaya menyuk- seskan wajib belajar sembilan tahun. 399 Warga Kehilangan Tempat Tinggal Akibat Angin Kencang Razia yang dilancarkan tim gabungan WH, Polres, dan Sub Denpom-IM di sejumlah lokasi kawasan Kecamatan Kota Juang dan Kecamatan Peusa- ngan Bireuen untuk penegakan hukum Syariat Islam di wila- yah itu secara kaffah. "Sejak saat ini tidak ada ku- tipan biaya apapun alias gratis. Pihaknya akan segera me- manggil kepala SD/SMP, pengawas dan Kadis P dan K Tim gabungan berhasil menangkap sebanyak 36 orang terdiri dari 16 pasangan muda- dari 68 KK. Saat ini warga ber- sama petugas sedang mem- bersihkan puing-puing rumah. Begitupun dari pihak pemerin- tah kota juga telah mengerah- kan 14 unit truk Dinas Keber- sihan untuk mengangkut bata- ng pohon dan puing-puing ter- sebut. Jailani Husen, 50, salah se- orang korban mengakui, pada sore itu cuaca sedang mendung. Sekitar pukul 18:00 tiba-tiba dari arah barat muncul angin kencang, sehingga mengakibat- kan batang pohon seperti akan tumbang. "Tiba-tiba saya mendengar suara seng atap rumah, ketika saya melihatnya sebagian atap mulai terangkat dan terus di- terbangkan ke samping ru- mah," sebut Jailani Husen. Dengan merangkul anggota keluarganya, ayah empat pu- tra-putri tersebut berusaha menyelamatkan diri ke tempat yang lebih aman, Sedangkan seluruh isi rumah tidak dihi- raukan, sementara atap seng berjatuhan ke samping rumah- Mereka masing-masing Hr bin B, 21, asal Matang Geulum- pang Dua, Peusangan dengan pasangan wanita non muhrim Saf, 18, Kh bin H, 18, warga Alue Buya, Kecamatan Jangka dengan rekan wanitanya ber- nama Saf, 17. Ke-36 pelanggar Syariat Islam digiring ke inas Syariat Islam karena berduaan di tem- pat sunyi melewati pukul 22:00 yang bukan muhrimnya. Me- reka yang ditangkap dituduh melanggar pasar 11 dan 14 Undang-undang Syariat Islam di Provinsi NAD, yaitu berdua- an dengan orang lain yang bukan muhrim di tempat sunyi. Mereka ditangkap tim ter- padu yaitu Wilayatul Hisbah, jajaran Polres Bireuen, Sub Denpom-IM, Polsek Jeumpa dan petugas ketertiban kota dan tim lainnya, bergerak seki- tar pukul 20:00 pada sejumlah titik lokasi yang diduga men- jadi tempat pertemuan muda- mudi yang bukan muhrim, "Biasanya remaja muda- mudi sering berlama-lama di tempat tertentu hingga mele- Menyusul Hs, 21, warga wati pukul 22:00, ini yang men- seputaran Kota Bireuen ber- jadi sasaran tim," kata seorang sama pasangannya Ros, 13, petugas WH kepada Waspada. dari Meunasah Blang, Ed bin Kadis Syariat Islam Kabu- S, 22, asal Desa Rengoh Ma- paten Bireuen, Drs. Tgk. H. tang, Kecamatan Peusangan Umar Budiman yang didam- dengan kawan wanitanya ber- pingi penasehat WH Drs. Tgk. nama Fit, 18, warga Meunasah Daud Yusuf Minggu (24/7) ke- Dayah Kecamatan yang sama. marin menyebutkan, kegiatan Mhm, 22, asal Desa Sukaramai penangkapan bagi pasangan Kecamatan Makmur bersama muda-mudi yang duduk ber- rekannya bernama Nur, 17, Sab duaan melewati pukul 22:00 bin Saf, 20, dengan kawannya untuk menegakkan Syariat Ros, 17. Fs Az, 23, asal Matang Islam secara kaffah di Kabu- Geulumpang Dua, dengan paten Bireuen. rekannya Zai, 19. Muk bin Sua, 21, dari Desa Geulanggang Panah, Kecamatan Gandapura bersama rekan wanita non 25 JULI 2005 SENIN II, 20, penduduk Reusep Ara Kecamatan Jangka, bersama Nr, 18,, Sh D, 21, warga Desa Geulanggang Kulam, Kota Juang bersama rekan wanita- nya Riz, 17, Iqbal, 22, dari Ke- camatan Peusangan, bersama Zb juga dari Peusangan. Waspada/Zainal Abidin A Sejumlah bocah Desa Manyang, Muara Dua, Pemko Lhokseumawe sedang membantu ibunya memindahkan ayunan ke tempat yang lebih aman, Sabtu (23/7). Di belakang mereka tampak rumah yang tidak lagi beratap karena diterbangkan angin kencang. 36 Pelanggar SI Digiring Tim WH Bireuen mudi dan empat wanita lain- nya pada sejumlah tempat. Se- telah mereka dibawa ke Kantor Dinas Syariat Islam terlihat Kapolres Bireuen, AKBP Drs. Suprianto Tarah yang turut me mimpin tim gabungan kemarin malam. Setelah diberi bimbi- ngan, mereka membuat per- nyataan tidak akan mengula- ngi lagi perbuatannya, kemu- dian dikembalikan ke rumah melalui kepala desa dan orang tuanya masing-masing. Kemudian, Hen, 20, warga seputaran Kota Bireuen dici- 9 duk bersama Sis, 17, Ish, 21, warga Dusun Juli Tanjong dengan pasangannya bernama Mn, berikutnya M. bin Ar, 19, asal Krueng Juli Timur Keca- matan Kuala bersama pasa- ngannya Sai warga Pulo Ara, Kecamatan Kota Juang. Kecamatan untuk merealisasi- kan program sekolah gratis yang dimulai bulan Juli ini. Saat ini, di Bireuen, terdapat puluhan SD tersebar di 17 kecamatan, sebagian Kep- sek kabarnya telah mengutip sejumlah dana baik untuk ke- perluan sekolah maupun alas- an lainnya. Instruksi itu dari Bupati Bireuen setelah mende- ngar keluhan anak-anak pe- ngungsi yang menyampaikan keluh kesah kepada bupati, Sabtu (23/7) saat peringatan Hari Anak Nasional. (617) nya. Dalam musibah tersebut dia menafsirkan kerugian sekitar Rp50 juta. Untuk se- mentara Jailani mengungsi ke rumah anaknya yang sudah berkeluarga di desa yang sama. Menurut keterangan lain yang sampaikan seorang ibu rumah tangga, Anna, 27, yang saat ini mengungsi di kamp darurat, ketika terjadi badai dia sedang menyiapkan makan malam untuk keluarganya. "Ketika saya mendengar atap rumah diterpa angin kuat, saya buru-buru menyelamat- kan diri," sebut wanita asal Me- dan yang baru tinggal di Aceh beberapa tahun lalu. Dengan memboyong dua anaknya, An- na berusaha lari sambil sese kali menghindar, kalau-kalau! tertimpa pohon besar yang se- perti akan tercabut dari akar- nya. Sedangkan seluruh isi ru- mah berupa peralatan elek- tronik dan perabotan lainnya telah basah disirami hujan ya- ng datang bersama badai. (cdin) muhrim Ss An, 15, penduduk Simpang IV Pante Lhong. Mereka terjaring tim ter- padu WH Bireuen di sejumlah j tempat, mulai dari kawasan Paya Maneng, Kecamatan Peu- sangan, Desa Cot Girek, Cafe Marimas Cot Gapu, Cafe Rsika Cot Gapu dan kawasan Losmen Purnama Raya Bireuen. Empat wanita lainnya di- sebut-sebut sebagai wanita ma- lam ditangkap tim gabungan di rumah kediamannya Desa Bireuen Meunasah Tgk. Diga- dong Kecamatan Kota Juang, yaitu Fel, 13, Yus, 35, Sur, 15, sedangkan Rat, 20, penduduk Lhok Awe Tengoh, Kecamatan Kuala tertangkap saat bertan- dang ke rumah Yus Sabtu malam. Mereka ditangkap di ru- mah Yus sering dipanggil bun- da. "Mereka memang ditang- kap karena banyak laporan masyarakat, di rumah Yus ter- sebut sering menerima tamu laki-laki yang tidak jelas. Saat kita tangkap kemarin memang tidak ada bukti. Tapi, salah se- orang di antaranya pernah kita tangkap dan membuat surat perjanjian," kata Koordinator WH Drs. Tgk. Daud Yusuf. Hamli Sulaiman, Kades Meunasah Gadong kepada Waspada di kantor Syariat Islam mengatakan, bagi war- ganya yang kedapatan mela-" kukan pelanggaran Syariat, Islam akan diusir dari desanya.. (617) CUTIET BACUT -Beudua nyang aman cit ngon peurumoh! (Berduaan yang aman hanya dengan isteri!) Color Rendition Chart 2cm