Tipe: Koran
Tanggal: 2017-03-27
Halaman: 24
Konten
4cm Color Rendition Chart SENIN LEGI, 27 MARET 2017 (28 JUMADILAKIR 1950) KAWASAN Perbukitan Menoreh menyimpan banyak potensi budaya dan alam yang luar biasa. Sejak zaman nenek moyang, Perbukitan Menoreh sudah menjadi tempat yang istimewa. Hal ini ditunjukkan dengan adanya Candi Borobudur dan banyaknya situs serta cerita tutur/mitos yang berkembang di masyarakat. Misalnya tentang cerita Sugriwa-Subali di Goa Kiskendo, karya sastra 'Api di Bukit Menoreh' ditulis SH Mintardja yang salah satunya mengambil setting di puncak Suroloyo. Karena itu pula acara Gebyar Seni Pareanom diadakan Dinas Kebudayaan DIY di kawasan Perbukitan Menoreh, Selasa-Rabu (14-15/3). Hal ini dimaksudkan untuk mengangkat PERLU KEBERANIAN MEMBUAT TEROBOSAN Potensi Budaya Bukit Menoreh Laporan Agussutata dengan masyarakat setempat sembari kita melakukan assesmen sederhana untuk mendapatkan informasi dan harapan masyarakat, terkait pengembangan budaya yang ada di kawasan itu sesuai dengan kearifan lokal," kata Guntur pula paradigma partisipatif bukan top down. "Dengan cara itulah kebudayaan bisa berkembang dengan baik sesuai marwahnya," katanya. Menurut Guntur, pendekatan program berbasis kearifan lokal menjadi hal yang sangat penting, karena kearifan lokal adalah ruh dari kebudayaan itu sendiri. "Yang paling penting perlu kita sadari bersama bahwa, kebudayaan lahir tidak bisa memilih tempat dan tidak bisa dipaksakan. Namun demikian, untuk mengembangkan sebuah wilayah melalui program seni budaya, ada kriteria tertentu. Menurut Guntur, kriteria pertama, wilayah atau daerah itu memiliki potensi yang unik atau ada petilasan atau dinilai bahwa tempat itu strategis dalam usaha menjaga, mengembangkan kebudayaan. Kedua, ada kemauan dari warga untuk menjaga dan mengembangkan wilayah tersebut menjadi sebuah kawasan budaya berbasis masyarakat dan lingkungan. Dengan demikian, harapannya ada dampak secara langsung yang dirasakan masyarakat dengan adanya program kegiatan semacam ini, lebih jauh lagi adanya Danais benar-benar KR-Agussutata Ki Anom Sucondro Liputan Khusus potensi budaya Menoreh. "Jatimulyo dipilih menjadi tuan rumah acara ini, karena desa tersebut memiliki banyak potensi alam dan budaya yang unik Di kawasan tersebut terdapat Goa Kiskendo, Goa Seplawan, Gunung Gajah, dung Mudal, Kedung Pedut dan masih banyak lagi," kata Koordinator Kelompok Kerja (Pokja) Penguatan Lembaga Pengelola dan Pelestari Warisan Budaya Dinas Kebudayaan DIY, Guntur Prabawanto. DESA Jatimulyo menjadi 'surga' bagi siapapun yang datang di kawasan Perbukitan Menoreh, Kabupaten Kulonprogo. Desa di dataran tinggi ini memiliki banyak tempat indah, unik dan menarik sehingga menjadi tujuan berwisata. Satu hari tidak cukup untuk menggali potensi alam dan mengenal lebih dekat kehidupan masyarakat setempat. Desa Jatimulyo terletak di lintasan jalan provinsi Tegalsari-Temon yang menjadi jalur program Bedah Menoreh. Sebelah barat berbatasan langsung dengan Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah. Terdapat belasan potensi wisata dikembangkan dan dikelola menjadi objek wisata oleh kelompok masyarakat. Kesejukan udara membuat Kebudayaan lahir dengan alamiah dan dinamis di tengah masyarakatnya," katanya. AK PERN Oleh karenanya, lanjut Guntur, dalam membuat program kegiatan Pokja Penguatan Lembaga Pengelola dan -Pelestari Warisan Budaya Dinas Kebudayaan DIY menggunakan pengunjung kerasan tinggal di alam legenda Ramayana Sugriwa-Subali ini. "Paling tidak membutuhkan waktu tiga hari untuk berkeliling mengunjungi semua tempat indah, unik dan menarik di sini," kata Kepala Desa (Kades) Jatimulyo, Ki Anom Sucondro. Keindahan pemandangan panorama tidak dapat dilepaskan dari Desa Jatimulyo. Dari perbatasan dengan Desa Hargotirto, Kecamatan Kokap terdapat potensi wisata susur tebing bukit Gunung Gajah yang masih dalam proses penataan dan diperkirakan dibuka untuk umum April 2017 mendatang. Selain itu, Jatimulyo memiliki letak yang strategis karena secara geografis berbatasan langsung dengan Purworejo. Melalui acara ini, harapannya Jatimulyo menjadi Benteng dan Duta Budaya di perbatasan DIY. "Yang kami lakukan adalah melakukan pertemuan, sharing Alam Legenda Ramayana adat Dulkaidahan, Gumbregi, Baritan, Saparan dan melestarikan sinoman Jawa laku dodok. Sedangkan wisata kuliner menyajikan gebleg-sengek dan makanan khas yang tidak ada di daerah lain serta dawet sambel Kades yang juga dalang wayang kulit ini menyebutnya Desa Jatimulyo menjadi maping segitiga emas. Keindahan alam, budaya dan fenomena alam dapat dikembangkan Seorang Pengelola Tebing Gunung Gajah, Arif Budi Sayoga mengembangkan wisata susur tebing di Desa Hargotirto yang berbatasan dengan Desa Jatimulyo. Di kawasan seluas kurang lebih 2 hektare ini dilengkapi wahana treetop, balkon tebing, spot foto adrenalin, spot foto klasik. Menurut Ki Anom Sucondro, pembangunan wahana wisata tetap mengedepankan wawasan lingkungan. Membutuhkan waktu beberapa hari untuk dapat menikmati potensi wisata di kawasan perbukitan Menoreh, Desa Jatimulyo. "Potensi tempat wisata ini dapat menggerakkan kegiatan ekonomi wisata bagi warga sekitar. Selain itu juga membantu program pemerintah, mengurangi tenaga pengangguran di masyarakat," jelasnya. Hanya berjarak beberapa kilometer ke timur, terdapat bukit Gunung Kelir, air terjun Kedung Pedut, Grojogan Kembang Soka, Taman Sungai Mudal, Watu Blencong, Grojogan Sewu, Goa Kiskendo, Gunung Lanang, Curug Setawing. Rest KR-Agussutata Tradisi unik pemotongan tumpeng di Kedung Pedut pada upacara adat Gelar Seni Pareanom. area Kembang Tebu di Padukuhan Gendu menjadi pintu masuk Desa Jatimulyo dari timur (Desa Giripurwo). Selain memiliki keindahan panorama dan potensi tempat wisata, masyarakat Desa Jatimulyo masih menjunjung tinggi nilai tradisi dan budaya. Secara rutin menggelar pementasan sendratari Sugriwa-Subali di panggung halaman Goa Kiskendo. Masyarakat menggelar upacara OOT TA KR-Istimewa Guntur Prabawanto "KEDAULATAN RAKYAT" HALAMAN 16 membawa kesejahteraan untuk masyarakat DIY. Harapan ke depan, menurut Guntur, untuk wilayah Perbukitan Menoreh bisa menjadi Kawasan Budaya Berbasis Lingkungan Hidup dan Kearifan Lokal. Seperti halnya Kawasan Lereng Gunung Merapi. Untuk itu perlu ada sinergitas antara pemerintah dengan komunitas kesenian dan kebudayaan yang tumbuh di kawasan Perbukitan Menoreh meliputi Magelang, Kulonprogo sampai Purworejo untuk membuat sebuah program kegiatan budaya bersama guna mewujudkan Perbukitan Menoreh menjadi Kawasan Budaya Berbasis Lingkungan Hidup dan Kearifan lokal tersebut. Dampaknya lingkungan, tradisi, adat istiadat, kesenian, dan kebudayaan bisa terjaga dan kesejahteraan masyarakat dapat diwujudkan. "Kita butuh keberanian untuk membuat terobosan-terobosan dan pengawalan program bersama," kata Guntur-o menjadi potensi wisata berwawasan kelestarian lingkungan. "Sesuai kewenangan pemerintahan desa menerbitkan Peraturan Desa (Perdes) tentang Kelembagaan Masyarakat Desa, Lingkungan Hidup dan Perdes Pengelolaan Sumber Daya Air," ujar Anom Sucondro.-o Pementasan sendratari Sugriwa-Subali di panggung terbuka Goa Kiskendo. KR-Agussutata לכu
