Tipe: Koran
Tanggal: 1999-10-14
Halaman: 11
Konten
ANALISA: Kamis, 14 Oktober 1999 Kalimantan "Kali yang Mengalirkan Emas dan Intan" HAMPIR seluruh daerah di Kalimantan Timur (Kaltim) memiliki nama penuh makna, sehingga memberi nuansa saat berkunjung ke daerah itu. Konon, sebutan Kalimantan karena daerah itu dikenal se- bagai "kali yang mengalirkan emas dan intan". Kenyataannya, di Kaltim terdapat sekitar 20-an lokasi tambang emas rakyat. Segenggam pasir di kawasan Sungai Babi, Long Iram (Kutai), seorang pendulang dapat menyisihkan beberapa miligram emas. Hal yang sama terlihat di sepanjang daerah aliran sungai (DAS) Kandilo, Pasir, terdapat sekitar 10.000 jiwa yang meng- gantungkan hidupnya dengan menggali lumpur untuk mencari butiran emas. Kegiatan mendulang emas juga terlihat di Sungai Busang (Kutai) dan di Dataran Tinggi Apo Kayan (Bulungan). Selain emas, ternyata di dua lokasi tersebut terdapat juga intan. Hal yang sama terlihat di wilayah lain di Kalimantan, seperti Martapura yang terkenal sebagai "Kota Intan" di Kalsel, serta sebagian daerah Kalteng dan Kalbar yang terdapat belasan lokasi Peti (penambangan emas tanpa izin). Bukan hanya emas, khususnya di Kaltim juga terdapat sum- berdaya alam (SDA) lain seperti batubara, minyak/gas bumi, kayu, serta potensi tambang galian C yang diperkirakan jumlah- nya dua miliar ton. Mungkin, karena potensi SDA tersebut secara simbolis meng- ilhami sebutan Kalimantan yang berasal dari kalimat "kali men- galirkan emas dan intan". Daerah lain di Kaltim ternyata juga cukup unik, misalnya Kota Samarinda, konon berasal dari kata "sama rendah" karena banyak memiliki daerah rawa, sehingga selalu langganan banjir apabila musim hujan. Kota Balikpapan, berkaitan dengan lagenda Putri Petung anak seorang Sultan di Kerajaan Pasir yang dihanyutkan di sebuah sungai pada sebilah papan untuk menghindari ancaman musuhnya. Kabupaten Bulungan, berasal dari bahasa etnis setempat "bulu tengon" (pohon bambu hidup), yang mengisahkan le- genda dua anak manusia yang lahir dari sepotong bambu dan sebutir telur. Kabupaten Kutai, konon berasal dari nama seorang brahma, Kwo Tai dari daratan Tiongkok yang menyiarkan agama Hindu, karena daerah itu dalam sejarah tercatat sebagai kerajaan Hindu tertua di Nusantara. Nama desa-desa di Kaltim juga memiliki makna baik ber- dasarkan cerita rakyat mapun karena ciri khas potensi alamnya, sehingga akan memberi kesan tersendiri saat melakukan per- jalanan sambil menikmati panorama berbagai obyek wisata alam di provinsi itu.(Ant) Lokasi..... (Sambungan dari hal. 10) menatap langit-langit kamar itu. Masih banyak rupanya per- soalan ditengah masyarakat yang belum tercari jalan ke- luarnya, seperti di lokasi ini, bisikku dalam hati. Apakah karena prostitusi merupakan salah satu profesi tertua di du- nia ini, orang menganggapnya sudah menjadi biasa dan wajib dimaklumi, bisikku lagi dalam hati. Atau pelanggan seks itu sendiri yang harus bisa me- ngendalikan dirinya, tanyaku lagi. pu memuaskannya. Sementara aku tak bisa berbuat banyak dan hanya mampu menonton pertikaian itu. Tiba-tiba suara gaduh di- samping kamarku menginap membuyarkan pikiranku. Se- orang lelaki yang kutaksir su- dah berkeluarga bertengkar mulut dengan seorang wanita muda. Dari isi pertengkaran- nya ternyata lelaki itu tidak membayar wanita yang diken- caninya itu sesuai perjanjian. Lelaki itu juga tidak kalah se- ngitnya membela diri dengan mengatakan wanita yang di- kencaninya itu tidak membe- rikan pelayanan yang memuas- kan. Tragedi Minamata Ancam Masyarakat Oleh: Iskandar Zulkarnaen TRAGEDI di Teluk Minamata, di mana 50.000 penduduk mengalami akumulasi merkuri (Hg) setelah mengkonsumi ikan yang tercemar air raksa, agaknya bisa terulang di Kalimantan. Pasalnya, ribuan warga melakukan penambangan tanpa izin (Peti) di Kalimantan Timur dengan menggunakan merkuri yang kemudian menyebar ke Krayan (Bulungan), Sungai Kalian dan Sungai Babi (Kutai) serta sepanjang Sungai Kandilo (Pasir) yang panjangnya sekitar lima kilometer. Ternyata bukan hanya Kal- tim yang terancam, karena banyak penduduk di wilayah lain di Kalimantan, juga marak melakukan Peti, apalagi harga emas meroket beberapa kali lipat setelah rupiah melemah ter- hadap dolar AS selama krisis ekonomi. Penambangan menggunakan mesin penyedot dengan kapa- sitas besar tersebar dari wilayah paling utara Kaltim di Kabu- paten Bulungan, Kutai sampai ke selatan di Kabupaten Pasir. Kegiatan serupa juga dapat ditemukan di beberapa wilayah pedalaman Kalsel, Kalteng dan Kalbar. Terhadap ancaman itu, pihak ProLH Kaltim-GTZ (Kerjasama Teknis Jerman-RI) yang ber- kedudukan di Samarinda (Kal- tim) bekerjasama dengan Meneg LH/Ketua Bapedal, mengkam- panyekan tentang bahaya ke- giatan Peti di regional Kali- mantan, termasuk ancaman keracunan merkuri. Wanita muda itu pergi sam- bil menangis kecil. Aku sangat prihatin melihatnya. Tidak te- ga sama sekali. "Hei, Bung! Anda juga ja- ngan pernah mengasih hati sama wanita murahan macam dia itu. Kalau dikasih hati, dia pasti minta kepala. Kita mau membayar dia jika dia mampu memuaskan kita," kata lelaki itu kepadaku dengan yakin,' Apakah bung pengunjung se- tia disini," lanjutnya lagi. "Bukan, Bung. Saya ingin melihat-lihat saja," jawabku. "Apakah Bung seorang wartawan?" tanyanya lagi. "Bukan!" jawabku singkat. "Kalau bung seorang warta- wan, silakan menulis besar- besar di koran kejadian dan situasi di sini. Toh lokasi ini takkan pernah di tutup." katanya sambil menutup pintu kamarnya," ini sorga dunia. Bung," katanya lagi sambil ter- tawa terbahak-bahak, ri menjelang pagi. Kegiatan di lokasi itu praktis berkurang. Mereka kecapaian semalaman bekerja melayani lelaki hidung Lelaki itu menuduh wanita da yang bertengkar dengan le- belang. Bila malam tiba lagi yang dikencaninya itu seperti laki itu. Aku ingin bercerita mereka akan melanjutkan akfi- batang pisang dan tidak mam- panjang lebar tentang kisah- titasnya, entah sampai kapan. Karena merasa kasihan, aku mencoba mencari wanita mu- "Tentunya kita tak ingin kasus Minamata yang meng- hebohkan di Jepang, terjadi di daerah ini," kata Ketua Bape- dalda Kaltim. Drs H Awang Farouk Ishak, MM. Kampanye dilakukan de- ngan cara menyebarkan 3.000 poster di seluruh wilayah Kalimantan tentang bahaya Peti baik terhadap kesehatan dan lingkungan. nya. Aku ingin bertanya apa- kah dia terus bertahan dengan situasi seperti itu. Apakah dia merasa dirinya diperlakukan manusiawi atau sekedar sapi perah untuk memenuhi kebu- tuhan germonya. Aku terus mencari wanita yang bertengkar itu dari kedai kopi sampai ke barak, dari ja- lanan hingga pub-pub, tapi ti- dak kutemukan. Sementara ha- NUSANTARA LHO K Associated Press DIBANTU: Para biarawati Khatolik Roma Timtim yang dipulangkan oleh tentara Perancis turun dari truk berbaur dengan ratusan pengungsi lainnya setibanya di Dili, Sabtu (9/10). Para pengungsi diangkut pulang oleh Komisi Tinggi PBB Urusan Pengungsi (UNHCR) dari Kupang ke NTB. Antara DEPORTASI NELAYAN: Dua anggota Polisi Air Mabes Polri mengawasi 101 nelayan asal Thailand yang tertangkap di wilayah perairan Selat Karimata, Pulau Bawal, Kalimantan Barat, Senin (11/10). Para nelayan yang tertangkap tersebut akan dikembalikan ke negaranya menyusul pemeriksaan tim medis yang mendeteksi 40 orang di antaranya terinfeksi virus HIV. Menurut ProLH Kaltim- GTZ, program tersebut diser- takan juga dalam kegiatan Prokasih (program kali bersih) sekitar Sungai Mahakam. Dana yang dialokasikan berasal dari bantuan Bank Pembangunan Jerman, meski tak ProLH Kaltim-GTZ tidak menyebutkan berapa nilainya. RESIKO KESEHATAN Direktur Ekskutif Plasam (Pusat Pengelolaan Lingkungan dan Sumberdaya Manusia) Kaltim Ir Niel Mukidin menilai, lemahnya penegakan hukum dan kurangnya kemampuan pemerintah dalam mencari jalan keluar, menjadi faktor utama yang menyebabkan Peti sulit dikendalikan. "Kasus tewasnya 32 pe- nambang liar di Sungai Babi Kutai 27 Juli 1999 yang terkubur hidup-hidup adalah contoh masih lemahnya penegakan hukum, dan kurangnya kemam- puan Pemda untuk menye- lesaikan masalah yang mengan- cam lingkungan dan kesela- matan penduduknya," kata Niel. Menurut dia, apabila tin- dakan warga melakukan Peti memang terbukti melanggar peraturan, seharusnya diberikan sanksi sesuai hukum yang berlaku. Namun, apabila kegiatan itu tidak dapat dihentikan dengan alasan "perut" karena terhimpit desakan ekonomi akibat terpaan badai krismon di tanah air, Pemda harus secara cepat dan cepat mencari solusinya. Misalnya, dengan menyata- kan kawasan itu sebagai WPR (wilayah penambangan rakyat), hal itu memungkinkan karena hasil penelitian pihak Kanwil Deptamben Kaltim, potensi emas yang didulang rakyat tidak layak (feasible) untuk usaha pertambangan. Dengan ditetapkan menjadi WPR, maka semua instansi akan terlibat langsung dalam mela- kukan pembinaan dan penga- wasan, sehingga kegiatan ter- sebut tidak merusak lingkungan dan membahayakan kesela- matan kerja. Kalimantan cunan merkuri sangat berbahaya karena tidak terasa oleh pen- deritanya secara serta-merta, namun perlu waktu antara 10 sampai 15 tahun. Sumber Kanwil Depkes Kaltim menyebutkan, kera- Gejala penyakit tersebut antara lain kurang nafsu makan, muntah-muntah, kejang-kejang sampai tahap kelumpuhan otak. Dampak lain dari keracunan merkuri adalah kerusakan trans- plasenta janin, yang menyebab- kan bayi lahir cacat. Menurut Awang, kasus Minamata dapat terulang di Kaltim khususnya dan Kali- mantan umumnya, akibat kian marak dan menyebarnya kegi- atan Peti. Secara sosial-budaya, war- ga pedalaman di Kaltim tinggal di bantaran sungai dan meman- fatkan airnya untuk kebutuhan sehari-hari. Khusus di wilayah Peti Kaltim, terdapat sekitar 50.000 jiwa terancam dampak langsung karena mengkonsumsi air yang telah tercemar merkuri. Menurut Kepala Humas PT KEM (Kelian Equatorial Min- ing), Kasan Mulyono, di sekitar konsesi perusahaan emas de- ngan pemegang saham terbesar Rio Tinto dan British Petroleum itu terdapat puluhan KK pe- nambang liar. Perusahaan yang rata-rata memproduksi emas 15 ton per tahun itu mengalami kesulitan untuk menertibkan kegiatan tersebut, karena sebenarnya hal itu menjadi wewenang Pemda dan aparat kepolisian. Merkuri dipakai untuk me- misahkan butir emas dengan unsur logam lain termasuk batu dan menurut hasil penelitian, penggunaan merkuri mencapai satu kilogram per satu kilogram emas. Sayangnya, sekarang ini pemandangan beruk-beruk yang dengan sigap memanjat pohon kelapa lalu memetiknya, sudah jarang terlihat. Rekaman Lensa Jika dalam satu bulan warga HANYA dengan berteriak do-do, si beruk itu bisa me- metikkan kelapa muda sesuai dengan perintah tuannya. Di sisi lain, ia juga menjadi tenaga andalan bagi masyarakat di Kabupaten Padang Pariaman, Sumbar, jika ingin menurunkan ratusan butir kelapa. Dengan sigapnya, beruk- beruk yang tampak jinak itu menuruti saja perintah tuannya agar sang tuan mendapat upah Rp50 untuk satu butir kelapa. Pemandangan beruk-beruk yang pandai memetik kelapa bukanlah hal baru, terutama di Kabupaten Padang Pariaman. mampu menghasilkan satu kilo- gram emas di Sungai Babi, maka ada sekitar satu kilogram air raksa larut di sungai dan di- konsumsi warga. MA Menurut Awang, selain air raksa dalam kegiatan penam- bangan terdapat unsur sianida yang juga berbahaya karena berdampak langsung bagi ke- sehatan dan lingkungan. Terhadap lingkungan, ke- giatan Peti membawa konse- kuensi besar berupa munculnya kolam raksasa dan terowongan yang merusak vegetasi dan "top soil" yang luasnya puluhan hektare. "Juga mengganggu keseim- bangan ekosistem di sungai akibat pencemaran mercuri dan sianida, sehingga jasad renik yang membantu kesuburan tanah ikut rusak," tuturnya. Untuk menanggulangi hal itu, menurut Awang, perlu tindakan menutup lubang bekas galian yang tepat sesuai dengan potensi emasnya, pembuatan tata ruang dan pencegahan kerusakan lingkungan. "Harus digunakan teknologi yang benar dalam menggali dan menutup lubang bekas galian, dan pengawasan peredaran merkuri di pasaran," ujarnya. Yang tidak kalah pentingnya adalah perlunya sikap tegas dari Deptamben untuk menetapkan kawasan yang tidak layak untuk usaha pertambangan dijadikan WPR guna memudahkan pem- binaan dan pengawasan. Melihat dampak buruk Peti terhadap lingkungan dan kese- hatan, agaknya kampanye ten- tang bahaya Peti merupakan langkah awal yang tepat, sambil menunggu sikap Deptamben apakah kawasan Peti akan dijadikan WPR atau tetap tak menentu statusnya. (ant) Beruk, Jadi Andalan Pemetik Kelapa di Pariaman Usaha memetik kelapa dengan memanfaatkan beruk di Kabupaten Padang Pariaman kini tidak begitu diminati lagi, selain karena masyarakat lebih tertarik untuk melakukan bisnis lainnya, juga karena pemelihara- an binatang ini memerlukan kiat sendiri. Selama ini, kelincahan beruk-beruk di Pariaman untuk memilih butir kepala yang muda dan tua merupakan sumber penghasilan sendiri bagi ma- syarakat, selain sebagai obyek wisata. Dari seekor beruk yang mahir memetik kelapa bisa melakukan tugasnya memetik sekitar 500 butir hanya men- dapat upah antara Rp30 - Rp50 per butir. Ini berarti satu beruk bisa menghasilkan uang dalam Associated Press TUSUK PIPI: Seorang peserta festival pecinta sayuran melakukan aksi menusuk pipi dengan besi dalam Festival Vegetarian di Phuket, Thailand Selatan, Selasa (12/10). Banyak pria muda menampilkan atraksi yang aneh untuk perayaan selama 10 hari tersebut. Para peserta menusuk badan mereka dengan benda tajam untuk memperoleh kesehatan dan kemakmuran Associated Press KURANG GIZI: Dua anak Bangladesh yang kurus kering lantaran kekurangan gizi bersama ratusan pengungsi lain menunggu jatah makan di sebuah stasiun kereta api di New Jalpaiguri, India di sepanjang perbatasan Bangladesh sebelum dipulangkan ke negara mereka, Kamis (7/10). Sekitar 253 pengungsi Bangladesh ditangkap oleh pihak berwenang India dan dipulangkan ke negaranya. Anak Medan Raih Gelar Doktor dari ITB dengan "Cumlaude" KALI ini, anak Medan me- raih gelar Doktor dengan judici- um "cumlaude" dari Institut Teknologi Bandung (ITB). Itu terjadi pada hari Sabtu 9 Oktober 1999. Dalam Sidang Terbuka Komisi Doktor Program Pasca Sarjana ITB yang dimulai jam 09.00 wib, tampil promovendus, Ir.Hammam Riza Jusuf MSc, usia 37 tahun. Disertasinya berjudul "Pe- ngembangan Sistem Kompu- terisasi Analisa Bahasa Indone- sia Dengan Pendekatan Stokas- tik dan Simbolik", dengan promotor: Prof.Ir.Kudrat Soe- mintapoera PhD dan Dr.Ir.Tati ambang Mengko serta Dr.Ir. Pharmasetiawan. MESIN Diantara hal menarik dan patut digarisbawahi dari diserta- sinya itu adalah: Pemrosesan Bahasa Alami atau Natural Language Processing yang saat ini dikenal sebagai Teknologi Bahasa atau (Language Tech- nology atau LT) merupakan bidang teknik yang berkembang pesat dalam dasawarsa terakhir. LT telah ada lebih dari 30 tahun yang dikembangkan da- lam komunitas multidisiplin. LT bertujuan untuk membuat kom- puter mengerti bahasa alami untuk tingkat yang terbatas, se- hingga dapat memproses ber- bagai bahasa yang berbentuk suara maupun tulisan. Salah satu aplikasi LT adalah dikembangkannya mesin pener- jemahan (Machine Translation, disingkat MT) yang merupakan salah satu teknologi kunci da- lam meningkatkan komunikasi antar bangsa di dunia. Sebagai contoh, MT berpe- ran penting dalam transaksi bisnis secara global, di mana dokumen bisnis tersedia dalam berbagai bahasa secara akurat dan dalam waktu yang singkat. MT juga merupakan salah satu jawaban dengan pesatnya satu jam hanya sekitar Rp15 ribu. Padahal, biaya pemeliha- raannya tak sedikit, karena pemilk beruk juga harus men- jaga kesehatan beruk itu dengan makanan-makanan bergizi. Kelangkaan beruk-beruk tentu saja menyusahkan masya- rakat untuk memetik kelapa yang batangnya cukup tinggi, apalagi sekarang sedang dila- kukan peremajaan pohok kelapa di beberapa desa di Kabupaten Padang Pariaman. Di samping itu, kabupaten ini masih memiliki daerah kosong yang cukup luas dan cukup subur untuk tanaman kelapa. Dengan demikian, da- lam waktu beberapa tahun lagi, jika kabupaten ini kembali hidup. dengan tanaman kelapanya, maka kelangkaan beruk-beruk ini akan semakin terasa. Untuk tahun anggaran seka- rang ini saja, menurut kantor bupati setempat, tengah dibibit- kan sekitar 40 ribu batang kelapa perkembangan tekonologi inter- net. Saat ini, MT banyak diguna- kan oleh Masyarakat Ekonomi Eropa, PBB, Bank Dunia dar perusahaan multinasional. KUALITAS Kontribusi utama dari peneli- tian yang dilakukan Hammam Riza meliputi pengembangan model stokastik untuk bahasa Indonesia, pembangunan kum- pulan data kalimat yang disebut korpus nasional bahasa Indone- sia (KNBI) dan pembaruan kamus elektronik bahasa Indo- nesia (KEBI), perancangan dan implementasi arsitektur, sistem analisa bahasa dan perancangan sistem integrasi untuk kompu- Hammam Riza Jusuf terisasi analisa bahasa secara stokastik simbolik BIAS II (Bahasa Indonesia Analyzer System II). Pemrosesan bahasa alami khususnya komputerisasi anali- sa bahasa Indonesia dapat dila- kukan dengan menggabungkan berbagai pendekatan teknik ter- masuk menggunakan sistem yang mengintergrasikan pen- dekatan simbolik dengan model stokastik. Metode baru ini terbukti da- pat meningkatkan kualitas hasil komputerisasi analisa bahasa Indonesia. dan akan diserahkan kepada sekitar 15 kelompok petani. Upaya peremajaan pohon kela- pa dilakukan selain untuk menjaga kesinambungan pro- duksi juga untuk menambah pendapatan masyarakat. Daerah yang terletak di pesisir pantai dan memiliki kepulauan itu mempunyai hasil tani yang beragam. Kelapa memang menjadi komoditi andalan daerah tropis ang terdiri dari 17 kecamatan induk dan sembilan kecamatan perwakilan, dan ini telrihat dari banyaknya tumbuhan pohon ke- lapa di hampir setiap jengkal daerah ini. Akan tetapi, meski daerah kepala ini berhasil mengirim hasilnya ke berbagai daerah, namun belum mampu meme- nuhi kebutuhan kesejahteraan masyarakat di Pariaman. Halaman 11 Itulah cuplikan dari disertasi Hammam Riza yang dengan rendah hati dikatakannya, diser- tasi ini selain menghadirkan se- titik kecil solusi efektif terhadap tantangan dalam pemrosesan bahasa, juga menghadirkan sumber daya kebahasaan yang diperlukan untuk kelangsungan penelitian teknologi bahasa di Indonesia. POLISI DOYAN SOTO Kalau hari itu, Hammam Riza kembali masuk kampus ITB, sebenarnya bukan hal baru. Sebab, putra Aceh kelahiran Medan 8 Agustus 1962 ini, se- telah tamat dari SMA Negeri-1 (kini: SMU) Medan, adalah alumnus FT Elektro ITB (1986). Usai menikah dengan Retno Novinariati, ia mengikuti pen- didikan di University of Ken- tucky (USA), meraih gelar Mas- ter of Science (1991). Lalu, melanjutkan penelitian untuk program S3 di Depart- ment of Industrial Engineering, New Mexico State University (USA) sampai tahun 1995. Juga melaksanakan berbagai pe- ngembangan dan penelitian sistem mesin penerjemahan an- tara lain: MMTS Asia, Pangloss Mark III dan Mikrokosmos. Putra mantan Rektor USU (dua Periode) Prof.M.Jusuf Hanafiah SpOG ini, telah di- karunia 3 anak yakni Rino Nugrahaputra dan sikembar : Shania Maharani dan Shakira Maharani. Sejak 1987 ia bekerja di BPPT pada Kelompok Teknolo- gi Bahasa dan Informasi Terap- an. la memang anak Medan, tak heran ia masih doyan dengan dua makanan Medan. Terbukti kalau ibunya akan ke Jakarta, ia tetap pesan: "Jangan lupa di- bawa soto dan bika ambon...". Bukan main. Selamat... untuk anak Medan ini, semoga tetap sukses. (w). pariaman sebenarnya mau saja mengikuti saran pemerintah dan juga bergiat melakukan apa saja untuk meningkatkan kesejah- teraan mereka. Namun perso- alannya, bukan pada masalah hasil panenan, tapi pada pemasarannya sehingga sering- kali terjadi hasil panenan terbuang percuma karena dibiarkan menumpuk di hala- man rumah. Dengan demikian, tampaklah komoditi andalan di kabupaten ini belum bisa dijadikan andalan bagi kesejahteraan masyarakat, hanya karena kurangnya kerja- sama antara bagian pemasaran dan pertanian. Yang satu selalu mendorong agar kreatif dalam diversifikasi tanaman, namun yang satu agak lambat memasarkannya. menanam Dinas Pertanian Tanaman Pangan berusaha mendorong masyarakat agar tanaman sela di antara pohon- pohon kelapa seperti pisang, coklat dan melinjo. Adakah hubungan beruk dengan hasil panen terutama kepala? Ternyata, hubungannya cukup kuat, karena terbukti semakin berkurangnya kelapa semakin berkuang pula pula beruk-beruk yang dibawa ber- keliling kampung untuk mena- Dari pengamatan di lapa- warkan jasanya memetik kelapa. ngan, masyarakat petani di (Satryo/Anspek) Associated Press MELEMPARI TNI: Para pria Timtim melempar batu kepada tentara Indonesia yang melintas di depan mereka dalam sebuah kerusuhan di Pelabuhan Dili, sementara seorang tentara Australia hanya menyaksikan, Selasa (12/10). Tentara Indonesia dilempari batu oleh sejumlah ratusan warga sipil yang berkumpul di pelabuhan. Associated Press SERET DEMONSTRAN: Polisi kerusuhan menyeret seorang pengunjuk rasa yang terluka ke sebuah ambulan dalam sebuah tindakan pembubaran aksi unjuk rasa dekat Gedung DPR RI, Selasa (12/10) di Jakarta. Aksi protes tersebut terjadi sehari setelah laporan Pengacara menyatakan bukti tidak menunjukkan perlunya pemeriksaan lebih lanjut terhadap dugaan korupsi yang dituduhkan terhadap mantan Presiden Soeharto.
