Arsip
Halaman Artikel
Creative Commons License

Jika anda mendapati gambar tidak sesuai dengan spesifikasi data (salah tanggal dan atau salah penomoran halaman), posisi gambar landscape, satu gambar terdapat dua halaman, kualitas gambar kabur, anda bisa melaporkan data tersebut agar segera diperbaiki dengan menekan tombol laporkan.

Kata Kunci Pencarian:

Nama: Analisa
Tipe: Koran
Tanggal: 1997-10-13
Halaman: 04

Konten


Senin, 13 Oktober 1997 Penerbit Pemimpin Umum/Pendiri Wakil Pemimpin Umum Pemimpin Redaksi/ Penanggung Jawab Wakil Pemimpin Perusahaan Managing Editor Sekretaris Redaksi Redaktur Anggota Redaksi Terbit Tarip Iklan Alamat Telepon Perwakilan Jakarta Perwakilan Banda Aceh SIUPP Dicetak Oleh : : : : : 7 : : : : 7 Yayasan SIKAP PRESS. Harta Susanto. Supandi Kusuma. H. Soffyan, H. Ali Soekardi. Joeli Salim. Paulus M. Tjukrono. H. War Djamil. H. Amir Siregar, H. Kaharudin, H. Bahari Effendy, H. Naswan Effendi, Usman Alie, H. War Djamil, Mulyadi Franseda, H. Ismail Lubis, H. Basyir Ahzar, Buoy Harjo, Agus Salim, H. Azmi Majid (foto). M. Hatta Lubis, Mac. Reyadi MS, A. Rivai Siregar, Hasan Basri Ns, Timbul O. Simarmata, Johan Jambak, Ismugiman, Idris Pasaribu, M. Sulaiman, Ali Sati Nasu- tion, Samil Chandra, M. Nur, Hermansyah, Aswadi, Faisal Fardede, Kwa Tjen Siung. Hendar Tusmin, Anthony Limtan. Seminggu 7 kali. analisa Rp. 4.500,- per mm/kolom (umum). Rp. 3.000,- per mm/kolom (keluarga). Jalan Jend. A. Yani No. 35-43 Medan. Kotak Pos: 1481. Telex No.: 51326 ANALIS IA. Fax: (061)- 514031, Telegram: ANALISA MDN. Redaksi: 556655 (2 saluran)/511256. Tata Usaha: 554711 (3 saluran)/513554. Frans Tandun, Jln. K.H. Hasyim Ashari. No. 43-A Jak. Pusat Tel. 3446609/3844339/3453912 Fax.: (021)- 363388. H. Harun Keuchik Leumiek Jalan Tgk. Cik Ditiro 106 Tel. (0651) - 23839. Fax: (0651) 23839. SK. Menpen No. 023/SK/MENPEN/SIUPP/A.7/1985. Tanggal 24 Desember 1985. P.T. KUMANGO Medan (Isi di luar tanggung jawab pencetak). Tajukrencana Wakil Gubernur Aceh Cukup Satu Atau Perlu Dua? MASIH dipertanyakan tentang Wakil Gubernur Aceh. Cukup satu seperti saat ini atau perlu ditambah hingga men- jadi dua? Ada anggota DPRD Aceh mengusulkan, perlu per- timbangan untuk menambah satu lagi. Gubernur Aceh me- nyatakan, gagasan itu akan dikaji lebih lanjut. pem- Birokrasi dalam tubuh lembaga eksekutif seyogianya berjalan lebih mulus jika aparat dengan jabatan dan bagian kerja yang ada, dilaksanakan dengan penuh tang- gungjawab. Sebaliknya, birokrasi bertele-tele-justru men- jengkelkan masyarakat yang memerlukan pelayanan dari lembaga eksekutif. Khusus untuk Pemda tingkat I Aceh tentu gubernur bersama staf dan jajarannya dapat melakukan introspeksi dan evaluasi tentang kinerja dan etos kerja yang berjalan selama ini. Sebagai contoh, jika pembagian kerja berikut pengawasan berjalan sesuai aturan, tentu tidak terjadi ke- hebohan seperti diberitakan media cetak tentang sinyale- men mengenai tandatangan gubernur Aceh yang dipalsu- kan untuk keperluan bisnis. Kasus tandatangan palsu itu seolah-olah didiamkan, pa- dahal sebaiknya penjelasan resmi diiringi dengan bukti oten- tik. Sebab, saat dicocokkan selembar undangan resmi yang ditandatangani oleh gubernur Aceh (asli) ternyata pada lem- baran surat berbau bisnis justru terdapat ketidaksamaan. Pembagian tugas antara gubernur dengan wakil guber- nur, pada prinsipnya justru untuk melancarkan tugas-tugas pemerintahan secara umum, termasuk aktivitas pemba- ngunan. Mungkin, tugas yang terlalu menumpuk menye- babkan oknum-oknum di sekitar gubernur menjadi berani untuk melakukan penyimpangan, seumpama tandatangan palsu tersebut. Koordinasi yang lebih rinci seharusnya ma- kin dapat dilakukan. Begitu pula dalam hal menghadiri ber- bagai upacara yang sifatnya seremonial, yang begitu banyak tidak terjadi pembatalan karena ingin dirangkap, padahal tiada waktu untuk itu. Namun hal terpenting, dalam pembagian tugas antara gubernur dan wakil gubernur, kebijaksanaan yang prinsip tetap dapat dijalankan oleh kedua pejabat penting itu. Bu- kan sebaliknya, terjadi dua pola kebijaksanaan yang akibat- nya akan merusak suasana pelaksanaan roda pemerintahan. Untuk menjawab, cukup satu atau menjadi dua, sesung- guhnya bukan hal sulit. Introspeksi dan evaluasi tugas-tugas yang dijalankan gubernur. Jika memang terlihat cukup sa- tu tentu tidak perlu ditambah. Kalau memang perlu dua, silakan diproses, Sebab, dalam hal ini juga tidak terlepas sisi politis, meski secara lisan dikatakan tidak mengandung unsur politis. Keberadaan wakil gubernur (satu atau dua) sesungguh- nya untuk lebih melancarkan roda pemerintahan, sehing- ga tugas yang diemban gubernur makin dapat terlaksana dengan lebih baik dan dari sisi lain juga bermakna "meri- ngankan" beban yang dipikul gubernur. Agaknya, hal terpenting tentang keberadaan wakil gu- bernur tersebut sebaiknya dilihat dari segi kebutuhan. Ja- ngan menambah wakil gubernur dengan alasan cari. Artinya, tidak dibutuhkan tetapi dicari-cari argumen- tasi untuk menjadi alasan seolah-olah tambahan itu dibutuh kan. dicari- yang Sekali lagi hendaknya diingat, penambahan itu jangan mengakibatkan tumpang tindih pekerjaan, lahir pola kebi- jaksanaan ganda serta jangan menjadikan birokrasi yang ma- kin parah. Surat Pembaca. Asap Pengaruhi Masuknya Turis Mancanegara ke Indonesia TERNYATA dampak yang di akibatkan oleh kabut asap keba- karan hutan di Indonesia, tidak saja berpengaruh terhadap kese- hatan dan jalur-jalur pener- bangan, tetapi lebih dari itu mempengaruhi pemenuhan target masuknya turis mancanegara ke tanah air. Apalagi setelah peristiwa. tragis jatuhnya pesawat Garuda Airbus A-300 di kawasan Sibola- ngit, ketika akan mendarat di ban- dar udara Polonia Medan. Bukan saja turis ke Sumatera Utara yang berkurang, tetapi juga ke seluruh Sumatera. Meskipun penyebab jatuhnya pesawat Garuda berikut seluruh penumpang dan awak pesawatnya yang berjumlah 234 jiwa itu tewas, belum dapat ditentukan sampai sekarang, namun ada kekhawatir an bagi warga asing asap kabut cukup membahayakan bagi pener bangan. Hal ini terbukti dengan ada- nya Jerman dan beberapa negara Eropa serta Amerika Serikat yang merekomendasikan warganya un- tuk tidak melakukan kunjungan penerbangan sementara ke ju- rusan Sumatera. Jika pemerintahnya sendiri sudah merekomendasikan yang demikian, pastilah warganya akan mematuhinya. Apalagi tujuannya menyangkut nyawa. Makanya Sekjen Deparpostel L. Parapak mengatakan, bahwa kunjungan turis mancanegara tahun 1997 yang ditargetkan 5,5 juta orang sulit untuk dilampaui. Bisa saja tercapai itu sudah suatu keuntungan dan tak mengheran- kan bila memang tak kesampaian. B.MANUPASA JI. Asrama Medan Nama dan alamat harus jelas Sertakan Fotokopi KTP Perbaikan Jl. Kapten Muslim Asal Jadi Saja SESUDAH bertahun kondisi Jalan Kapten Muslim rusak parah beberapa hari yang lalu barulah mulai mendapat perhatian. Kita yang warga Helvetia pun agak merasa lega, karena membayang- kan jalan yang selama ini seperti kubangan kerbau bila hujan turun, tentulah akan menjadi mulus dan enak dilalui. Apalagi timbunan tanah dan pasir serta batu-batu sudah ditumpuk-tumpukkan di pinggir jalan. Stomwals atau mesin pengeras jalan pun sudah mulai bekerja. Tapi setelah siap dikerjakan apa yang terlihat batu-batu yang ditutup dengan tanah dan pasir itu bertaburan kembali, karena kebetulan musim hujan dan ketika kenderaan yang ribuan lalulalang melindasnya membuat kondisi. jalan tak rata. Apalagi memang hanya sebagian yang baru diratakan, sementara sebagian lagi masih rusak. Mesin stomwalz yang bekerja pun sudah tak kelihatan lagi, tam- paknya pekerjaan hanya sampai seperti itu. BASTIAN GAFAR Kapten Muslim Ujung Medan. KNPI, Visi Kerakyatan dan Citra Diri TANGGAL 10 Oktober 1997, KNPI (Komite Nasional Pemuda Indonesia) Sumatera Utara meng- gelar Rapat Kerja Daerah (Raker- da), yang merupakan kerja rutinitas setiap tahun. Rakerda sebagai sebuah wadah evaluasi program terhadap pelaksanaan program tahun sebelumnya, dan sekaligus menentukan arah dan kebijakan program setahun kemudian, juga untuk mengkaji kembali visi dan orientasi yang dikembangkan KNPI selama ini. Hal ini sangat penting, karena disadari atau tidak, akhir-akhir ini KNPI semakin kehilangan elan dan popularitasnya di mata pemuda seiring dengna semakin tipishya visi kerakyatan KNPI. Pelaksanaan Rakerda kali ini mempunyai momen waktu yang sangat tepat, paling tidak kegiatan tersebut beriringan dengan peringatan Hari Sumpah Pemuda yang hanya tinggal beberapa hari lagi, tepatnya pada tanggal 28 Oktober 1997 nanti. Untuk itu Rakerda kali ini diharapkan diilhami oleh semangat dan nilai Sumpah Pemuda 1928, yang penuh de ngan gejolak nasionalisme tinggi, serta semangat kerakyatan untuk membangun kemerdekaan negara Indonesia. Di usianya yang ke-24 tahun ini, nampaknya banyak sudah kritik yang terlontar kepada KNPI. Seperti KNPI telah berubah wajah menjadi "batu loncatan", untuk meniti karier politik, baik di eksekutif maupun legislatif, arena lobi untuk men- dapat akses ekonomi politik, generasi opurtunis, elitis, petualang politik dan sebagainya. Kritik lain yang menurut saya cukup mendasar adalah hilangnya visi kerakyatan KNPI. Hilangnya visi kerakyatan inilah sebenarnya yang menjadi muara berbagai kritik yang terlontar tersebut. Padahal kalau kita sedikit menengok ke belakang gerakan kaum muda, mulai dari gerakan 08, 28, 45 dan 66 ada benang merah yang dapat ditarik dari gerakan gerakan tersebut, yaitu peran dan pelibatan politik pemuda yang senantiasa meng atasnamakan (kepentingan) rakyat bawah, menuntut demokrasi dan keadilan. Dengan kata lain, visi kerakyatan cukup kental di tiap generasi. Lantas mengapa KNPI sema kin kehilangan visi yang sangat penting ini? Boleh saja orang mengatakan zaman sudah ber ubah, tuntutan berubah, sehingga peran pun berubah. Argumentasi Saya terharu, akibat ulah se- gelintir pengusaha yang dengan melanggar aturan, yakni membu- ka lahan dengan cara membakar dan berpikir ekonomis-materialis- tis berjangka pendek tanpa mem- perhatikan aspek-aspek jangka panjang, akhirnya mengakibat- kan kebakaran dan gumpalan asap yang berdampak pada kese- hatan, lingkungan, dan sebagai nya, Pak Menhut jadi terpojok sendirian. Terharu, karena ia memiliki jiwa penuh kasih, perasaan dan penuh empati kepada antarsesa- ma, dan ikut merasakan kese- kepada korban yang tak berdosa dihan yang mendalam khususnya buatan manusia rakus. Memang, dan harus menanggung akibat per bagi orang yang mempunyai jiwa asih, asah dan asuh, bisa merasa- kan betapa sakitnya penderitaan seseorang yang tak makan nang- kanya tapi ikut kena getahnya. (OYI) terima di sini, siapa Anda? 'OSCAR, Yankee Indian' (HGG), apa khabar? Suara fami- Aku mas, 'Hotel Golf Golf liar, bahkan sangat bersahabat, melalui udara itu kini tiada lagi. Tidak bakal terdengar lagi. Ter- ngiang kembali suara itu ketika bali lagi daftar nama penum- saya membaca kembali - dan kem- Belum ada tanda-tanda peker- pang pesawat Airbus A 300 Garu jaan perbaikan itu dilanjutkan, GA 152 yang jatuh di Sibolangit, da dengan nomor penerbangan apalagi akan diaspal. Sebab tong- tong aspal tak ada kelihatan sama sekali. Perbaikan Jalan Kapten Muslim ini tampaknya asal jadi saja, hanya ditimbun dengan tanah dan pasir dan tidak diaspal sebagaimana jalan semula. Jum'at lalu. Bus-bus mini angkutan kota pun yang lewat kembali "bergo yang samba" mengikutkan ke- adaan lobang dan jalan yang tak rata. Sampai kapan warga di kawasan ini bisa menikmati kem- bali jalan yang mulus dan licin ? tersebut memang benar dalam hal artikulasi gerakan, bukan visi gerakan. Karena itu, walaupun zaman berubah, tak selayaknya visi ikut berubah, karena visi inilah yang nantinya mendasari semua artikulasi politik pemuda. Masalah inilah yang menjadi konsentrasi tulisan ini. KORPORASI YANG DILEMATIS Kelahiran KNPI pada 23 Juli 1973 merupakan babak baru per- politikan pemuda dalam arti luas. Kehadirannya tidak lepas dari rekayasa pemerintah untuk me ngendalikan organisasi pemuda- mahasiswa melalui politik kor- porasi yang diterapkan pemerin- tah orde baru demi pembangunan yang telah digariskan GBHN. Dengan kata lain, kelahiran KNPI bukan murni keinginan pemuda, tapi lebih merupakan rekayasa "orang tua" yang ingin melicinkan jalan bergulirnya ideologi developmentalisme. Back ground inilah yang menyulitkan bagi KNPI untuk melakukan pemihakan. Tetap: berpegang pada visi kerakyatan yang merupakan fitrahnya terkadang harus berhadapan dengan kekuatan yang melahirkannya, tapi kalau ia memihak pada pemerintah dan merupakan rakyat, berarti ia telah kehilangan jati diri. Pasca 80-an, KNPI tam- paknya lebih memihak pada pilihan kedua. Dalam perspektif kekuasaan, pilihan ini cukup tepat, karena dengan itu KNPI menjadi cukup kuat secara politis dibanding OKP (Organisasi Kemasyarakatan Pemuda) yang lain karena proteksi kekuasaan. Hal mengakibatkan ketergantungan KNPI kepada pemerintah dan kooptasi kekua- saan semakin tinggi. Kondisi ini pada hakekatnya semakin memperlemah posisi KNPI. inni Bukan maksud saya mempertentangkan antara rakyat vis a vis pemerintah. Dikhotomi semacam ini saya buat semata mata untuk menyederhanakan masalah agar mudah dianalisa. Sehingga dikhotomi tersebut sebenarnya tidak mutlak. TERUS terang, saya merasa Oleh Kuncara Yuniadi terharu sekaligus bangga mende- ngar pengakuan tulus Menteri Ke- hutanan Djamaludin Suryohadi- kusumo berkaitan dengan benca- na kabut asap (haze) yang melan- da sebagian wilayah Indonesia, bahkan sampai ke negeri tetang- ga. Secara sportif, ia mengaku ber tanggung jawab akibat terbakar- nya puluhan hektar hutan tropis di Indonesia hingga mengakibat- kan kerugian materiil dan immate riil serta menjadi bencana na- sional bahkan internasional. Oleh Bustami Mangunsong Masalah pemihakan tersebut pada gilirannya membelah pemuda dalam dua kelompok besar dengan konsekuensi politik yang berbeda beda. Pertama, kelompok pemuda yang mengambil posisi kritis terhadap pemerintah. Mereka Seorang anggota keluarga, Rasnasaibu Sitepu, termaktub di sana. Ia baru pulang dari Jakar- ta setelah menerima penghargaan dari Presiden Suharto. Ironisnya, itulah perjalanannya dengan pesawat terbang - konon yang per- tama dan pulangnya sekaligus yang terakhir. Integritas Menhut ANALISA Amanat sebenarnya tidak ha- nya nongkrong di pundak birok- rasi semata tetapi juga menempel di kulit pemegang IPK (Izin Pe- manfaatan Kayu). Mereka punya amanat ? Pasti. Secarik IPK yang ada disaku celana para pengusaha itulah amanat. Kertas ini akan mengandung rahmat jika berman faat bagi semua lapisan masyara- kat. Sebaliknya, bahaya dan ma- biasanya bergerak di luar jalur- jalur formal seperti LSM, kelom- pok studi dan diskusi, organisasi profesi, dan karier jurnalistik. Kelompok ini mempunyai kepe dulian yang tinggi terhadap masalah masalah kerakyatan sehingga sering berhadapan dengan pemerintah. Kedua, kelompok pemuda yang lebih akomodatif terhadap pemerintah. Kelompok ini biasanya tidak begitu peduli masalah-masalah dengan kerakyatan, lebih mementingkan karier politik, tidak mau ambil resiko. Mereka ini banyak bergabung dengan lembaga politik formal, KNPI dan organisasi semacamnya yang mengakar pada eksekutif. Masing masing kelompok tersebut mempunyai konsekuen- si politik yang berbeda. Pemuda kelompok pertama biasanya dipersempit ruang geraknya dan sulit untuk ikut ambil bagian dalam proses rekruitmen jalur- jalur politik formal, atau katakanlah menjadi semacam "anak tiri". Sedangkan pemuda kelompok kedua menjadi "anak emas" pemerintah, sehingga selalu diberi kesempatan dalam rekruitmen politik karena mereka mempunyai kedekatan dengan the ruling elite. Ironisnya, kedua kelompok tersebut biasanya menumbuhkan sikap saling curiga dan tidak per- caya. Bagi kaum muda yang tergabung dalam aspirasi kedua, akan mudah sekali timbul kecurigaan pada kawan-kawan yang berada di LSM dan jur- nalistik, segala pendekatan hubungan dengan aparat pemerintah dan kemapanan posisi politik merasa terganggu oleh teman-teman pen- damping (counter-parts) mereka di luar karier politik formal itu. Sebaliknya, kelompok per- karena tama menuduh kelompok kedua hanya sebagai alat pencarian legitimasi dari atas, dan dengan demikian hanya berfungsi men- dukung struktur politik timpang yang ada dewasa ini. Dengan demikian membuat lebih sulit ker- ja tranformasi kehidupan masyarakat bidang yang menjadi kiprah perjuangan mereka yang ada di kelompok pertama. dan beberapa teman. Termasuk diantaranya, Ilhamsyah Ownie, SH, ya "HGG' itu. PERLU REORIENTASI Lalu adakah titik yang dapat mempertemukan dua kepentingan yang bertolak belakang tersebut? Untuk menjawab masalah ini, aptitalocisqib Terharu, dari padanyalah ki- ta diingatkan bahwa kita h idup di dunia ini tidak sendirian me- lainkan memiliki komunitas hing ga memberikan nuansa moral un- tuk wajib menjaga keselarasan, keserasian dan keseimbangan an- tarsesama makhluk hidup, de- ngan lingkungan sekitarnya dan dengan Sang Maha Pencipta. Ji- ka tidak, maka aktivitas kita bi- sa mempengaruhi keseimbangan kehidupan alam dan alam pun ter nyata bisa "murka". PAK Djamaludin sadar aki- bat ulah manusia macam inilah hutan kita hangus. Melihat cepat- nya api membakar kayu berdia- meter segedhe-gedhe manusia dan luasnya lahan yang meranggas mencakup puluhan hektar, tentu bukan sekadar akibat lemparan sepotong puntung rokok sese- orang. Tentu juga bukan akibat aktivitas peladang berpindah yang jumlahnya hanya segelintir Sekaligus bangga, karena ja- dan telah mewarisi tradisi nenek sahabat dengan alam tempat ia moyangnya sejak dulu agar ber- tinggal, dilahirkan, dibesarkan, serta tempat ia mencari makan dan agar mampu bertahan hidup. man hedonis seperti saat ini ma- sih ada pejabat yang secara ter- buka berani menunjukkan jati di- rinya untuk mengingatkan kepa- da kita bahwa pada hakikatnya kekuasaan adalah amanat. Ama- nat memang berat karena harus memberikan kesejahteraan kepa- da seluruh alam. Bukan hanya ke- sejahteraan kepada segelintir orang yang kebetulan pandai membabat hutan. Sikap Pak Suryohadikusumo itu, yang bertanggung jawab ter- hadap kebakaran hutan dan ben- cana asap jelas menunjukkan in- tegritas seorang negarawan. Ia ti- dak saja bertanggung jawab ter- hadap atasan, tetapi juga masya- rakat luas. lapetaka seketika akan datang bak tamu tak diundang jika se- lembar kertas ini disalahgunakan. Repot memang. Nama terse- but semula tidak sempat saya kenal karena agak berbeda dengan bermakna bahwa keadaan jena- Sekaligus, pengumuman itu nama panggilan sehari-hari. Ketika akhirnya berita kemalang an itu sampai, baru sadar bahwa saya kehilangan anggota keluarga zah relatif tidak terlalu rusak seperti yang diberitakan. Menurut keterangan keluarganya, keadaan jenazahnya memang relatif utuh. Catatan Kenangan Ia tidak ingin bersembunyi dan berlindung di belakang Pre- siden/Mandataris MPR. Menhut juga menyesalkan karena banyak pihak termasuk pejabat dan peng- usaha swasta yang masih melihat fungsi hutan dari sisi kepentingan jangka pendek, yaitu sisi ekono- mi belaka. Pak Djamaludin sadar bahwa Oleh: Subanindyo Hadiluwih Berbeda dengan nama anggo- ta keluarga yang saya sebut ter- dahulu, nama Ilhamsyah segera saya kenali. Kendati memang saya mempunyai beberapa teman de- pi dengan akhiran 'O' pada awal ngan nama Ilhamsyah, akan teta- jana Hukum, ia memang terma- suk rajin menghadiri dan meng- pemberitaan, saya segera sadar ikuti seminar-seminar. Satu bahwa nama itu dia. Ya, dia teman saya itu. kegiatan yang kebetulan juga saya tekuni. Bahkan saya sempat per- nah memintanya untuk menjadi Akhiran 'O' itu pasti Ownie. salah seorang pemandu (modera- Nama itu kemudian menjadi pasti tor) pada seminar yang saya mengumumkan nama-nama yang ketika pihak SAR dan Garuda selenggarakan. sudah teridentifikasi sejak awal. Kali ini nama lengkap. Termasuk gelar kesarjanaannya. Gus Dur (panggilan akrab KH. Abdurrahman Wahid) memberi pangkal tolak yang dapat di- jadikan acuan bersama, yaitu orientasi keadilan yang harus dikembangkan kedua belah pihak. Dengan orientasi keadilan, pembangunan yang sedang ber- jalan akan memiliki makna dan keagungan yang jelas dalam jangka panjang bagi kehidupan bangsa. Upaya untuk mendefinisikan dan menerjemahkan keadilan bisa saja berbeda antara kedua kelom- pok tersebut. Namun hal ini tidak menjadi masalah (tidak terlalu menjadi persoalan) karena pengertian keadilan itu sendiri sangat luas cakupannya. Secara konseptual, keadilan merupakan nilai universal, artinya setiap orang pasti akan butuh keadilan, walaupun secara material ia ber- nilai partikuler "HGG" Itu Kini Tiada Lagi KETEMU DI "UDARA" Hotel Golf Golf adalah call wiqnnya di ORARI. Melalui ber- Oleh karenanya, saya menyepa kati pendapat bahwa kedekatan seseorang dengan orang lain bukan dalam arti frekuensi perte- muan, tetapi justru pada kualitas pertemuan itu sendiri. Dan itu bagai kegiatan yang ditekuninya, memang saya menjadi sering tentu sering dalam pengertian yang sangat relatif bertemu yang memang terjadi di antara kami. Pada kesempatan lain, saya ketemu lagi sebagai sesama - dengannya. Sebagai seorang Sar- keluarga besar Kopertis. Ia seangkatan dengan Kusbianto, SH, Direktur Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Medan saat ini. Sebagai seorang pengacara, yang merupakan profesi utama- nya yang antara lain memegang perkara UISU, dalam hal ini sebagai kuasa dari Dekan Fakultas Ekonomi H. Achmad Ghazali, SE, bersama-sama nan Sayang, pada waktu itu, kare- sempat menyatakan kesediaannva. na kesibukannya, walaupun ia dengan Bachtiar Hamzah, SH, cukup berkibar. namun ia tak sempat memunuhi Maklum, dalam tempo yang permintaan saya. Justru karena cukup lama ia menjadi asisten pula kebetulan kesibukan saya, sebelum akhirnya membuka kan- kesibukannya itu pula, demikian dari almarhum Mahyudanil,SH, perjumpaan memang tak sering tor sendiri di samping Medan benar-benar terjadi. Paling-paling, Plaza. Masih bersama-sama tak ketemu di 'darat', ketemu di dengan Bachtiar Hamzah, SH. 'udara'. QSO. Almarhum Mahyudanil, peng Dengan takaran minimal apapun, lanjut Gus Dur, konsep keadilan harus mencakup obyektifitas kedaulatan hukum, kebebasan menyatakan pendapat, berserikat, dan kemandirian masyarakat secara individual dari campur tangan negara (state) yang berlebihan. Dengan kata lain, wawasan keadilan menolak etatisme dan mendambakan lebih banyak peluang bagi kreatifitas warga masyarakat. Di sinilah sebenarnya KNPI dapat mengambil peran, yaitu sebagai kekuatan untuk pember- dayaan masyarakat (empowering society) kepentingan-kepentingan rakyat. Ini artinya, KNPI harus mampu dan membela dan melihat situasi. Untuk melakukan hal ini tidak cukup hanya dengan merombak struktur organisasi sebagaimana pernah dilontarkan oleh Mantan Ketua Umum KNPI (Cahyo Kumolo, SH), tapi bagaimana KNPI harus merom- bak total visi pergerakannya. Tidak berarti KNPI menjadi oposisi pemerintah, tapi jangan demi kepentingan kekuasaan kemudian fitrah pemuda yang selalu memihak rakyat kecil dikorbankan. Saya sadar ini pilihan yang cukup sulit bagi KNPI, tapi inilah cara terbaik kalau KNPI tidak ingin semakin kehilangan popularitasnya. Oleh karena itu, dalam Raker- da kali ini, KNPI Sumatera Utara harus waspada dan mampu menangkal berbagai kekuatan eksternal yang ingin campur tangan menentukan masa depan KNPI. Artinya di dalam menen- pengelolaan hutan bukan cuma kepentingan instansinya semata. Tetapi harus meladeni kepen- tingan bisnis, kepentingan ma- syarakat, dan demi kepentingan masa depan. Ia sadar betul terha- dap pentingnya konservasi. Be- ban yang ditanggung Menhut ja- di semakin berat. Karena kepen- tingan bisnis hutan sekarang ini tidak bisa dilepaskan dengan ke- kuatan politik yang ada. Kritikan beliau kepada peja- bat dan pengusaha yang menem- patkan hutan hanya dari sisi eko- nomi jangka pendek mengindika- i bahwa ia telah benar-benar jeng kel. *** PAK Djamal merasa amat prihatin dan gelisah melihat seke- lompok pengusaha hutan itu yang seenaknya memperlakukan hutan seenak perutnya sendiri dan nam- paknya terkesan mereka merasa sendiri. lebih kuasa dari Pak menterinya Dari penyesalan Pak Menhut ini, kita disadarkan kembali bah- wa hutan mempunyai fungsi yang amat luas. Tidak hanya sebagai pengendali banjir, penyerapan air tanah, habitat seluruh organisma dan satwa, fungsi hidroklimat, ekologi tetapi juga tempat hidup suku-suku terasing. Hutan alam juga berfungsi mendukung pembangunan berke- lanjutan (sustainable develop- ment) atau visi jangka panjang. Banyak di antara kita, termasuk para pengambil kebijakan di pu- sat dan daerah hanya berpikir hu- tan alam sumber ekonomi untuk pembangunan. DOLAR NAIK, HARGA BARANG SEMUA NAIK.- KENAPA BAPAK TIDAK BEREAKSI APA APA UNTUK EKO- NOMI RUMAH- TANGGA KITA? tukan programnya tidak lagi atas (kepentingan dari atas), namun kepentingan politik kekuasaan lebih diarahkan pada arus kepen- tingan masyarakat secara menyeluruh. Dilihat dari segi ekonomi peng usahaan nonkehutanan (perke- bunan) mungkin menguntung- kan. Misalnya, perkebunan kela- pa sawit cepat memberikan ke- untungan. Sebab dengan biaya produksi yang kecil, tetapi harga jualnya tinggi. Kalau dibanding- kan dengan hutan HTI jelas ka- lah jauh. Aturan pengelolaan hu- tan yang tidak tebang habis, eh nyatanya malah sebaliknya... di- tebang habis-habisan ....! Pada tingkat elit birokrasi, se- ring terjadi benturan kepentingan (vested interest) antara pihak- pihak yang mempertahankan hu- tan alam agar berfungsi jangka panjang dengan pihak yang meng konsumsi hutan untuk tujuan jangka pendek dan sesaat. Namun fenomena yang sering terjadi adalah adanya tekanan- tekanan politis untuk melepaskan kawasan hutan menjadi perke- bunan. Visi jangka pendek ini di- picu oleh kebutuhan investasi dari swasta. Maka, tak jarang sebutan sebagai penghambat pembangun- an sering dialamatkan kepada mereka yang justru memiliki ko- mitmen untuk berusaha memben- tengi hutan-hutan itu. Pola pikir jangka pendek ini- lah yang sering dikembangkan de- ngan berbagai cara dan modus operandi tanpa melihat akibatnya yang justru bisa berdampak jang- ka panjang. Pemulihan kondisi hutan alam seperti semula tidak hanya memakan waktu satu dua tahun melainkan puluhan bahkan ratusan tahun. ling tidak bagaimana memberikan kebebasan politik yang bertang- dapat berlaku di Negara kita. gung jawab secara jujur dan adil MEMBANGUN JATI DIRI Dalam beberapa Pesta Demokrasi (Pemilu) yang telah dilaksanakan dapat dijadikan rujukan, bahwa peran serta politik rakyat melalui Dalam membangun visi perwakilannya di lembaga kerakyatan ini, jelaslah bahwa legislatif masih kurang berperan. Dibidang ekonomi, perlunya dalam penyusunan sebuah pro- gram KNPI tidak dapat lepas pemerataan yang dapat dirasakan dari kepentingan rakyat. Apalagi oleh seluruh rakyat, dimana salah satu sub bahasan yang prilaku ekonomi yang berdasar diagendakan panitia tentang pada kepentingan berpihak, usulan terhadap materi Sidang yang membentuk budaya kolusi Umum MPR 1998 nanti, agaknya dan korupsi di tengah pem- dalam penyusunan tersebut ada bangunan Nasional kita, harus beberapa hal yang perlu di dikembalikan kepada konsep perhitungkan oleh organisasi keadilan ekonomi, sebagaimana Kepemudaan KNPI, yaitu sejauh yang diatur dalam UUD 1945 mana usulan materi tersebut dimana koperasi merupakan dapat menampung aspirasi dan tulang punggung perekonomian hajat masyarakat banyak bangsa. khususnya bagi masyarakat Agenda agenda lain, seperti persoalan Depresi rupiah terhadap dollar, problem Nampaknya persoalan kenakalan remaja dalam penggu- kebebasan politik dan ekonomi, naan obat-obat terlarang merupakan hal yang mendesak, narkotika dan sejenisnya, serta yang harus ditindak lanjuti. Pa- persoalan pembakaran hutan Sumatera Utara. Mereka (baca: makhluk hidup ini) seakan menyindir kita yang sering mengklaim bahwa kitalah acara senior yang cukup vokal dan 'readingmaniak' alias 'kutu buku' itu barang tentu tidak akan memilih asistennya sembarangan. Maknanya, kepintarannya diakui. Beberapa orang anggota keluarga- nya juga saya kenal, termasuk adiknya yang sempat menjadi teman se kantor ketika sama-sama di PT. Bank Agung Asia, Medan, sekitar lima belas tahun yang lalu. TIADA TEMAN BERDEBAT Y s Perasaan seperti itu pula yang saya rasakan ketika saya menya dari bahwa dengan peristiwa itu, bermakna HGG tiada lagi. Ber- sama dengan HGG, canda itu da- lam bentuk debat. Hampir pada setiap kesempatan bertemu, kami justru berdebat. Tetapi anehnya, ring kami nikmati bersama. Mak- justru perdebatan itulah yang se- lum, pengacara. Ketika masa jabatan saya seba gai Sekretaris di ORARI Daerah 6 Sumatera Utara hampir habis SIAPA BILANG? TENSIKU SUDAH SEBULAN INI IKUT NAIK, TAHU? • WIWID -97.- pemilik bumi yang satu ini. Me- reka menohok kita bahwa sesung- guhnya kita bukanlah pemilik hu- tan dan alam semesta melainkan hanya sekadar menggunakan hak pakai. Pendeknya, kita semua sama- sama memiliki hak pakai secara seimbang dan fair. Di bumi ini ki- ta hanya numpang. Dzat Maha Tunggal yang di atas sanalah se- sungguhnya pemilik jagad raya ini. Jadi, mestinya kita maklum dan tahu menahan diri untuk ti- dak saling merugikan kepada se- sama "penumpang". Tegasnya, 'kan sesama penumpang dilarang saling merugikan. Kita pun merasa dekat dengan beliau kendati beliau duduk di pu- sat sana. Karena beliau memper- hatikan kita. Juga sebab beliau tak lupa dengan nasib kita dan anak cucu generasi penerus nan- ti. Juga nasib organisma lain yang juga berhak hidup di padang raya ini. Kedekatan jiwa dan kasih sa- yang, sungguh, mengalahkan ren- tang jarak di antara kita yang Ketika berita itu sampai, ris, sesungguhnya ia agak terkejut, namun ternyata ia bergembira dan terasa ibarat mendengar suara petir menggelegar. Justru saya berharap saya bisa berperan lebih menjadi ingat dengan reaksi Titiek Puspa ketika mendengar berita tentang meninggalnya Bing Slamet. Reaksi itulah yang kemu- dian tersusun dalam lirik lagu melankolis, 'Bing'! Kini, tiada kawan menyanyi lagi. Kini, tiada teman bercanda lagi.. "}, Namun sesungguhnya ia ha- nya ingin mengetahui lebih lanjut, kenapa hal itu mesti dan bisa terjadi. Halaman 4 KEAKRABAN MENURUN Satu hal yang cukup mem- banggakan, ia sesungguhnya sangat berharap saya dapat mengatasi permasalahan itu - yang menimbulkan kerugian besar bagi bangsa, dapat di- jadikan sebuah materi program untuk masa akan datang, namun sisi kepentingan rakyat harus lebih ditekankan. Ilustrasi citra diri Pak Menteri di atas jelas mencerminkan priba- dinya yang peduli terhadap ma- syarakat, bangsa dan negara yang belum pernah terjadi sebelumnya di kalangan menteri. kuensi apa-apa. Kita kembali bangga punya menteri seperti Pak Djamal ini. Dialah yang seakan mengembali- kan harga diri kita sebagai wong cilik selalu mendamba ketela- danan, ketulusan, kasih sayang serta tanggung jawab dari seorang bapak kepada anaknya yang te lah lama terlupakan dan terpingkungan singgasana kekuasaan. girkan. Kendati perjuangan menyuarakan hati dan menolong mereka yang tenggelam dalam lumpur pende- ritaan disadari tidaklah sepele, ti- daklah mudah seperti membalik telapak tangan, dan tak populer. Kita bangga, karena ia bera- ni berenang menentang arus ke- bisuan, kemewahan, kegemer- lapan dan kesenangan di ling- Tetapi barangkali bukanlah popularitas yang ia tuju, karena sebagai pemimpin itu sendiri iden- tik dengan popularitas dan ia ta- hu popularitas menuntut konse- kuensi logis dan tanggung jawab. Di sinilah KNPI dalam Raker- da kali ini, perlu untuk mengevaluasi terhadap program- program: sebelumnya, se- jauhmana persoalan-persoalan kemasyarakatan telah dilakukan. Andai saja persoalan ini masih terlupakan, tiada salahnya bila pada rakerda kali ini agenda kerakyatan tersebut menjadi titik perhatian utama, yang dikonkritkan dengan bentuk nyata yang dirasakan oleh rakyat dan khususnya bagi generasi muda kita. Pada posisi inilah KNPI mampu membangun citra dirinya sebagai wadah tempat penyalur aspirasi generasi muda khususnya dan pada umumnya bagi rakyat Indonesia. Namun semua ini tergantung kepada peserta Rakerda KNPI. Bustami Mangunsong, Alumnus IAIN Walisongo Semarang, dan Mantan Sekretaris PMII Koorcab Jawa Tengah, dan kini tinggal di Medan. DEUR Do& berjauhan. AYOVSZ Veni Kita bangga sama Pak Men- hut. Dengan kuasanya, ia turut merasakan nasib dan penderitaan kita, tatkala orang lain telah mu- lai meninggalkan kita. Tatkala orang lain tak peduli dengan kita dan tatkala orang lain hendak "mengubur" kita. PAK DJAMALUDIN barang kali ingin menyontoh sosok Ali bin Abi Thalib yang senantiasa turba dari pintu ke pintu pendu- duk dan mencek satu per satu kon disi mereka sesungguhnya, sejah- terakah mereka ?, menderitakah mereka? Inilah salah satu wujud tanggung jawab sahabat Rasul itu sebagai pemimpin. (Bersambung ke hal. 11) tempo hari, ia yang aktif sebagai sekaligus membangkitkannya pengurus di Lokal Medan Barat, kembali menjadi suatu organisasi pernah meminta bertemu. Sebagai yang disegani. Menjadikan anggota ORARI, saya memang ORARI Daerah 6 lebih maju dari tergabung di Lokal Medan Barat. sebelumnya. Justru HGG-lah, antara lain, yang meminta saya untuk ikut rusan tersebut, terasa bahwa Soalnya, pada masa kepengu sebagai anggota pengurus di kegiatan dan keakraban antar Lokal Medan Barat. Ketika kemu- anggota - memang menurun. Ten- dian Musyawarah Daerah (Mus tu saja saya menguraikan sebab- da) ORARI Sumatera Utara me sebabnya, sekaligus mengapa saya minta saya untuk menjadi Sekreta tak mampu untuk mengatasi, apalagi mencoba untuk 'take off dari kendala internal maupun eksternal yang terjadi. kongkrit. Kendati ia kelihatan mema Kami berdiskusi di kantornya hami, namun ia tak bisa menger- - pada waktu itu masih di ti. Kendala internal berkaitan Kesawan. Terutama mengetengah- dengan personal pengurus, ken- kan obsesinya perihal ORARI, dala eksternal berkaitan dengan organisasi yang diikutinya. Bahwa kebijakan pemerintah dalam ada riak kecil dan kerikil tajam hubungannya dengan RAPI atau yang mengganggu, dalam suatu KRAP. Persoalan mana ternyata organisasi, rasanya wajar-wajar kemudian muncul cukup intens saja. Itu pula yang menurut pan- pada forum Musyawarah Na- dangan HGG terjadi di ORARI sional (Munas) ORARI. Hal ini Daerah Sumatera Utara. menunjukkan bahwa apa yang dipikirkannya memang rupa- Karena baginya kekuasaan adalah amanat dan bukannya "pulung" yang bisa dinikmati se- puas hatinya, bebas melakukan segala-galanya dan tanpa konse- - kan masalah yang serius. Menurut hemat saya, kendati tak lepas dari sikapnya untuk senantiasa siap bergurau, namun keseriusan memang tetap memba- yang di wajahnya. Kini HGG tiada lagi. Selamat jalan teman, cheerrioo. Innalilahi Wa inna Ilaihi Roji'un. (ninokt '97).