Arsip
Halaman Artikel
Creative Commons License

Jika anda mendapati gambar tidak sesuai dengan spesifikasi data (salah tanggal dan atau salah penomoran halaman), posisi gambar landscape, satu gambar terdapat dua halaman, kualitas gambar kabur, anda bisa melaporkan data tersebut agar segera diperbaiki dengan menekan tombol laporkan.

Kata Kunci Pencarian:

Nama: Kedaulatan Rakyat
Tipe: Koran
Tanggal: 2020-04-15
Halaman: 11

Konten


RABU LEGI, 15 APRIL 2020 (21 RUWAH 1953) TAJUK RENCANA Memantau Kedatangan Pemudik HARI-hari mudik memang masih cukup lama sebenarnya. Namun, arus untuk pulang kampung setelah pagebluk Covid-19, sudah terjadi. Beberapa daerah sudah melarang warganya untuk mudik, termasuk Presiden Joko Widodo serius ber- kali-kali menyampaikan hal tersebut, tetapi arus pulang kampung masih terjadi ke sejumlah daerah, terma- suk ke Yogyakarta. Itulah sebabnya, untuk membatasi penyebaran virus Korona melalui jalur darat, Dinas Perhubungan DIY memantau di 3 titik lokasi. Dari Tem- pel untuk memantau akses dari utara. Dari arah timur, diperiksa di wilayah Prambanan dan dari barat dari Congot, Kulonprogo. Selain juga menerbitkan aturan pembatasan transportasi darat. Meski bisa saja kalau masuk DIY melalui jalur yang lain, tetapi usaha tersebut menunjukkan keseriusan. Karena itulah seharusnya, upaya tersebut harus didukung, kolaborasi dengan instansi terkait. Kepolisian atau aparat keamanan yang lain. Se- bab dugaan bahwa penularan virus Korona sangat besar melalui jalur darat. Upaya untuk menekan mo- bilitas warga pulang kampung, harus dilakukan semua lini yang terkait. Memang kebijaksanaan yang sifatnya hanya imbauan, akan sulit diterapkan. Lantaran persoalan mu- dik tersebut adalah ranah privat, tra- disi turun menurun. Persoalan ber- ikutnya adalah 70 persen rakyat kita adalah pekerja sektor informal. Pen- dapatan mereka berdasarkan kerja harian. Maka menjadi repot, ketika Jakarta melakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Pe- raturan full lockdown menjadi sulit di- laksanakan. Lihatlah di stasiun KRL atau terminal angkutan, suasana kerumunan masih saja terjadi. Se- mentara kebutuhan bahan makanan di ibukota, kebanyakan pasokan dari luar di daerah. Ini menyangkut ke- butuhan sehari-hari. Maka ketika Ja- karta melakukan PSBB, warga tak bisa bergerak leluasa, pilihannya adalah pulang kampung. Karena itulah, Pemda Provinsi dan Pemerintahan Kabupaten harus su- dah menyiapkan SOP nya. Kalau- pun terpaksa ada yang sudah telan- jur pulang kampung, seharusnya SOP nya jelas. Misalnya harus men- jalani rapid test Covid -19. Kemudian harus sudah menyiapkan lokasi un- tuk menjalani karantina bagi pe- mudik. Misalnya seperti Kabupaten Sleman yang kemudian menjadikan asrama haji untuk karantina. Bebe- rapa kabupaten kota tentu sudah menyiapkan juga. BEBERAPA hari terakhir ini mun- cul istilah bekerja, belajar dan berak- tivitas dari rumah. Kondisi ini meru- pakan hal baru bagi sebagian besar orang di Indonesia. Tidak semua memang melakukan aktivitas dari ru- mah. Bagaimana menyikapi hal baru tersebut? Bagaimana agar waktu yang ada efektif dan tetap produktif. Khususnya bagi pelajar yang melak- sanakan belajar dari rumah, perlu mengatur waktu agar maksimal da- lam belajarnya. Barangkali bisa juga dicontoh langkah Kabupaten Wonogiri yang mengakui masyarakat perantaunya cukup banyak. Dengan tingkat pe- kerjaan warganya di rantau di sektor informal, maka edukasi mengenai bahayanya virus tersebut sangat diperlukan karena pemahamannya terbatas. Komunikasi anggota keluarga ten- tang jadwal masing-masing sehingga tahu kegiatan yang akan dan sedang dilakukan bapak, ibu maupun anak sehingga dapat saling bersinergi. Jika semua anggota keluarga se- mentara waktu di rumah, ini meru- pakan kesempatan yang bagus un- tuk membangun kedekatan anggota keluarga. Dimulai dari kegiatan yang sederhana, misalnya olahraga pagi, memasak, makan bersama sampai membersihkan lingkungan rumah. Ini juga bagian dari kegiatan pembe- lajaran bagi anak, bagaimana meng- hormati jadwal anggota keluarga, rasa tanggung jawab terhadap kelu- arga dan lingkungan sekitar. Kegiatan literasi dapat dimulai de- ngan membuat jadwal membaca bersama, ini juga bagian dari men- sukseskan gerakan literasi nasional. Dengan aktivitas membaca bersa- ma menjadi wadah untuk memba- ngun kebersamaan dan kedekatan Karena itulah, kita berharap agar Pemerintah daerah tingkat provinsi dan kabupaten, semuanya terlibat. Para camat sampai tingkat RW dan RT dilibatkan. Bukan mempersulit akses jalan masuk, namun harus tahu betul mendata warganya ter- masuk pendatang. Kemudian lebih jauh lagi data yang terdampak se- cara ekonomi dan medis. Dengan tanggung jawab demikian, maka ki- 19 ta berharap Covid segera berlalu. Kondisi bisa kembali ke se- diakala. g Pikiran Pembaca Pikiran Pembaca terbuka bagi siapa saja. Naskah dikirim ke kantor Redaksi Kedaulatan Rakyat, Jalan Margo Utomo (P Mangkubumi) 40-42 Yogyakarta 55232 Fax (0274) 563125 Telp (0274) 565685 (Hunting) atau melalui email pikiranpembaca@gmail.com. Naskah dilengkapi fotokopi atau scan identitas diri berikut nomor telepon yang bisa dihubungi. Isi tanggung jawab penulis. *** Aktivitas di Rumah dalam keluarga. Orangtua juga da- pat memantau perkembangan li- terasi anak melalui kegiatan memba- ca bersama. Orangtua dan anak disertai komu- nikasi dengan sekolah secara ber- sama-sama menciptakan kegiatan yang menyenangkan, kreatif sesuai umur anak dan menumbuhkem- bangkan karakter. Kegiatan tersebut dapat dikomu- nikasikan dengan guru di sekolah, dapat ditulis ataupun dibuat laporan sederhana sebagai bentuk kegiatan belajar di rumah. Sekolah dala hal ini tentunya harus fleksibel dalam memberikan apresiasi berbagai ben- tuk kegiatan masing-masing keluar- ga yang berbeda. Karena setiap ke- luarga memiliki karakteristik yang berbeda, sehingga tugas yang dibe- rikan selama siswa belajar di rumah dapat bervariasi. Pada intinya kita semua harus maklum dengan se- mua kondisi saat ini, kerja sama an- tara semua pihak termasuk siswa, orangtua dan sekolah akan menjadi kekuatan yang luar biasa. Sinergi antarsemua komponen masyarakat akan membuat kita semakin kuat. Dan terus berharap kepada Tuhan agar ujian yang diberikan pada bangsa Indonesia khususnya dan dunia pada umumnya segera ber- akhir dengan indah serta dapat memetik hikmahnya. -g Suwarsono Abdurrouf Guru DPIB SMKN 3 Yogya. OPINI Mengapa Anti-pahlawan Korona? Suyanto Semarang. Segelintir orang mempro- vokasi masyarakat untuk menolak pe- makaman tenaga medis, yang gugur akibat merawat pasien korona, di kam- pung itu. Sampai jenazahnya akhirnya dimakamkan di pemakaman Rumah Sakit Umum Pusat Karyadi, yang sebe- narnya tidak sesuai dengan keinginan keluarga. (KR, 12/4). pemimpin formal seperti gubernur, bu- pati/walikota sampai pada camat, lurah harus selalu mengirim pesan melalui berbagai saluran mengenai pentingnya membangun rasa empati, solidaritas, gotong royong dalam menghadapi ko- rona. Komunikasi, informasi dan edu- kasi harus tetap dijalankan sambil menghadapi penyebaran virus itu sen- diri. Kalau pendidikan nonformal dan informal ini tidak dilakukan akan me- nyuburkan warga masyarakat yang memiliki pikiran-pikiran sesat akibat terpapar informasi yang salah. Tak kalah penting juga para pemim- pin informal perlu tetap memberikan pendidikan kepada lingkungan yang melingkupinya. Dalam hal ini para to- koh agama sangat penting perannya un- tuk memberikan informasi, komunikasi dan edukasi pada para pengikutnya. Para tokoh agama bisa memberikan nasihat dan pencerahan kepada ke- lompok masyarakat yang menunjukkan perilaku antisosial dan antinilai-nilai kepahlawanan dalam perjuangan mela- wan korona. Para pengikut tokoh agama perlu meneladani panutannya yang telah mengedukasi mereka. Begitu pula orang-orang yang di- tokohkan masyarakat karena garis ke- turunannya, karena usianya, karena il- munya juga perlu bersinergi mendidik masyarakat di sekitarnya supaya me- miliki kebersamaan dalam mengha- dapi korona. Tokoh terakhir yang tak kalah penting adalah para selebriti me- dia sosial, para influencer. Mereka per- lu mengajak dan mendidik jutaan fol- lowernya bersatu padu mendukung perjuangan para dokter dan tenaga medis dalam berjuang menyelamatkan nyawa para pasien korona.☐-g S ELURUH negara di dunia saat ini tidak ada yang tidak perang melawan virus korona (Covid- 19). Negara kita juga menaruh perhatian yang luar biasa terhadap pemberantasan wabah korona. Bukti- nya, kegiatan pemberantasan korona diberi tambahan anggaran di luar AP- BN sebesar Rp 75 triliun. Masyarakat juga menggalang dana untuk memban- tu para dokter dan tenaga medis men- dapatkan alat pelindung diri. Dalam proses perlawanan terhadap korona para dokter dan tenaga medis berada pada garda paling depan. Mere- kalah yang memiliki risiko terbesar un- tuk tertular. Memang demikian kenya- taannya. Sudah puluhan dokter dan te- naga medis gugur di medan peperangan melawan korona. Mereka adalah pahla- wan kemanusiaan yang berhak menda- pat surga Allah pada saatnya nanti. Syuhada Ironis. Di tengah gugurnya para syu- hada kesehatan itu juga muncul di ma- syarakat persepsi dan sikap yang anti- terhadap kepahlawanan para tenaga dokter dan tenaga medis kita. Sejak awal orang-orang ini dalam lingkup keluarga menolak kehadiran para pe- juang dan pahlawan itu di lingkungan- nya. Para perawat yang diketahui me- rawat pasien korona ditolak tinggal di daerahnya. Ada yang begitu pulang da- ri rumah sakit langsung diusir disuruh pindah kos-nya. Bahkan ketika wafat sebagai syuhada-pun ditolak untuk dikubur di di desanya. Kejadian ini sungguh sangat tragis. Hilangnya nilai empati, solidaritas, go- tong royong dan kebersamaan para anggota masyarakat yang antinilai-ni- lai kepahlawanan para pejuang korona sungguh sangat disesalkan. Kejadian terakhir adalah di tempat pemakaman umum Sewakul Ungaran Kabupaten Mudik sekarang ataukah menunda mudik, merupakan pilihan. Pilihan itu hak setiap perantau. Dapat dipahami, bila pemerintah pada awalnya hanya mengimbau menunda mudik. Imbauan, dalam perspektif hukum, tidaklah sa- ma dengan larangan. Pelanggaran ter- hadap imbauan hanya berakibat ditim- pakannya sanksi moral-sosial, bukan sanksi hukum. Namun, ketika masyarakat - khusus- nya kampung asal - khawatir para pe- mudik potensial menjadi penular Covid-19, wajar aspirasi masyarakat di- legalkan pemerintah. Sehingga wajar jika presiden, menteri, dan gubernur menerbitkan peraturan tentang larang- an mudik, disertai sanksi hukum tegas bagi pelanggarnya. Dengan demikian, persoalan mudik bukan sekadar per- soalan moral-sosial saja, melainkan su- KR-JOKO SANTOSO Pemimpin Perusahaan: Fajar Kusumawardhani SE. Kepala TU Langganan: Purwanto Hening Widodo BSc, Telp (0274)- 565685 (Hunting) Manajer Iklan : Agung Susilo SE, Telp (0274) 565685 (Hunting) Fax: (0274) 555660. E-mail: iklan@kr.co.id, iklankryk 23@yahoo.com, iklankryk13@gmail.com. Bersyukur para provokator saat ini sudah ditangkap paksa untuk memper- tanggungjawabkan perilaku asosialnya dihadapan hukum. Orang-orang yang antiterhadap upaya penyelamatan bangsa harus mendapat hukuman be- rat. Karena keselamatan bangsa adalah kepentingan negara yang paling tinggi untuk dilakukan. Penjeratan para pro- vokator itu perlu dikabarkan ke seluruh Nusantara agar memiliki efek jera bagi para antipahlawan korona lainnya yang akan melakukan hal yang sama di ling- kungan tempat tinggal mereka. Langganan per bulan termasuk 'Kedaulatan Rakyat Minggu'... Rp 65.000,00, Iklan Umum/Display...Rp 27.500,00/mm klm, Iklan Keluarga...Rp 12.000,00 /mm klm, Iklan Baris/Cilik (min. 3 baris. maks. 10 baris). Rp 12.000,00/baris, Iklan Satu Kolom (min. 30 mm. maks. 100 mm) Rp 12.000,00/mm klm, Iklan Khusus: Ukuran 1 klm x 45 mm .. Rp 210.000,00, (Wisuda lulus studi D1 s/d S1, Pernikahan, Ulang Tahun) ● Iklan Warna: Full Colour Rp 51.000,00/mm klm (min. 600 mm klm), Iklan Kuping (2 klm x 40 mm) 500% dari tarif. Iklan Halaman I: 300 % dari tarif (min. 2 klm x 30 mm, maks. 2 klm x 150 mm). Iklan Halaman Terakhir: 200% dari tarif. Tarif iklan tersebut belum termasuk PPN 10% Pendidikan Masyarakat Bersamaan dengan itu juga perlu adanya pendidikan nonformal bagi ma- syarakat. Bagaimana caranya? Cara yang paling efektif tentu melalui para pemimpin formal dan informal. Para Menunda Mudik Sebagai Perilaku Kolektif AK Ndul menunda mudik. Video bernuansa moralitas itu patut diapresiasi. Mengapa? Pertama, karena pesan moral- nya mudah dicerna akal sehat. Kedua, isinya relevan dengan kondisi kedaru- ratan sosial-kesehatan akibat wabah Covid-19. Ketiga, disampaikan secara kocak, segar, khas Indonesia. pung. Alat-alat komunikasi elektronik nan canggih itu mudah digunakan dan murah pembiayaannya. Bermodalkan handphone, menjadikan mudik konven- sional (nyata) dapat diubah menjadi mudik virtual (maya). Dengan keter- batasan maupun kelebihannya, melalui media sosial, dapat dijalin silaturahmi, tegur-sapa, untaian kata-kata indah, doa-doa mustajab, foto-foto, dan seba- gainya. Menunda mudik, dipilih dengan logi- ka sederhana. Pak Ndul sadar, dirinya terdampak Covid-19. Dirasakan ada pe- rubahan, sebagaimana sinyal jengat. Apa itu jengat? Tak ada penjelasannya. Tetapi bagi orang Jawa, jengat adalah keterkejutan karena perubahan seko- nyong-konyong. Perubahan mengarah kepada keburukan, yakni kondisi ba- dan menjadi sakit. Pak Ndul telah menginspirasi dan mempersuasi agar perantau menunda mudik. Bagaimana menyikapi beban berat di perantauan? Perlu kesabaran, ketabahan, dan kreativitas. Bukan pas- rah. Ciptakan pekerjaan baru. Seraya memanfaatkan alat-alat komunikasi modern dan bantuan pemerintah, ma- ka mudik virtual dapat dikonstruk- sikan sebagai fenomena millenial mengasyikan. Keputusan Pak Ndul menunda mu- dik juga karena pertimbangan dampak sosialnya. Kepedulian sosial Pak Ndul cukup tinggi. Tak ingin saudara-sauda- ranya di kampung tertular Covid-19. Pak Ndul sebagai representasi orang desa, rakyat jelata, golongan miskin - mampu menjaga keterpaduan morali- tas pribadi dan moralitas sosial. Walau- pun dihadapkan pada situasi darurat. Pilihan Sama-sama diyakini, Covid-19 hanya dapat dibatasi penularannya, kalau so- cial and physical distance ditaati semua pihak. Kesadaran menunda mudik se- bagai kesadaran moral dan kesadaran hukum, perlu diejawantahkan sebagai perilaku kolektif. Keselamatan jiwa perlu diutamakaan di atas kepentingan lainnya. -g Prof Dr Soedjito Atmoredjo SH, Guru Besar Fakultas Hukum UGM. Sudjito Atmoredjo dah masuk persoalan hukum. Untuk disegarkan, bahwa antara moral dan hukum bukanlah dua sub- stansi terpisah dan masing-masing ber- diri sendiri. Bukan demikian. Hukum itu rumahnya nilai-nilai. Dalam kehi- dupan ada sistem nilai. Nilai-nilai itu senantiasa mempromosikan kebaikan, kejujuran, keharmonisan, sekaligus menabukan keburukan, kebohongan, kejahatan (Naagarazan, 2006: 2). Di antara nilai-nilai itu, ada nilai moral. Secara sederhana, moral (dalam agama disebut akhlak) adalah ajaran tentang budi pekerti luhur bagi setiap manusia dalam berperilaku sehari-hari untuk segala urusan. Di situlah, nilai moral menjadi amat penting dan sen- tral demi terwujudnya perilaku hukum yang bisa diterima semua pihak. Demi kehidupan bersama yang harmonis. Pada ranah moralitas, ada prinsip mi- nus malum. Minus artinya kurang; malum artinya buruk. Prinsip minus malum adalah prinsip memilih di antara pilihan-pilihan buruk ketika terjadi ke- hidupan serba tidak menyenangkan. Mudik sekarang, itu pilihan buruk. Karena melalui pemudik, wabah Covid- 19 tersebar di kampung-kampung. Menunda mudik, juga pilihan buruk. Karena biaya hidup diperantauan kian mahal. Bagi orang-orang kacil, seperti: bu- ruh pabrik, pedgang asongan, tukang-tukang batu, dan se- jenisnya, tinggal di kota besar tanpa pekerjaan, tanpa peng- hasilan, sungguh penderitaan. Antara mudik sekarang atau- kah menunda mudik, kedua- nya merupakan pilihan buruk. Sikap bijak adalah memilih yang paling kecil risikonya. Mudik Virtual Dapat diduga, semua peran- tau memiliki handphone. Be- gitu pula sanak famili di kam- "KEDAULATAN RAKYAT” Prof Suyanto PhD, Guru Besar Universitas Negeri Yogyakarta, Anggota Badan Standar Nasional Pendidikan. - - Wartawan KR tidak menerima imbalan terkait dengan pemberitaan - Wartawan KR dilengkapi kartu pers/surat tugas. HALAMAN 11 Pojok KR DIY pantau pendatang dari 3 titik. - Harus koordinasikan dengan semua lini. *** Di Gunungkidul, 4 orang meninggal karena Demam Berdarah. DB jangan dianggap enteng, dan jangan dilupakan penanggulangannya. *** Kedaulatan Rakyat SIUPP (Surat Izin Usaha Penerbitan Pers) No. 127/SK/MENPEN/SIUPP/A.7/1986 tanggal 4 Desember 1990. Anggota SPS. ISSN: 0852-6486. Penerbit: PT-BP Kedaulatan Rakyat Yogyakarta, Terbit Perdana: Tanggal 27 September 1945. Perintis: H Samawi (1913 - 1984) M Wonohito (1912-1984). Penerus: Dr H Soemadi M Wonohito SH (1985-2008), dr H Gun Nugroho Samawi (2011-2019) Penasihat: Drs HM Idham Samawi. Komisaris Utama: Prof Dr Inajati Adrisijanti. Direktur Utama: M Wirmon Samawi SE MIB. Direktur Pemasaran: Fajar Kusumawardhani SE. Direktur Keuangan: Imam Satriadi SH. Direktur Umum: Yuriya Nugroho Samawi SE MM MSc. Direktur Produksi: Baskoro Jati Prabowo SSos. Pemimpin Umum: M Wirmon Samawi SE MIB. Pemimpin Redaksi/Penanggung Jawab: Drs H Octo Lampito MPd. Wakil Pemimpin Redaksi: Alamat Kantor Utama dan Redaksi: Jalan Margo Utomo 40, Gowongan, Jetis, Yogyakarta, 55232. Fax (0274) - 563125, Telp (0274) - 565685 (Hunting) Drs H Ahmad Luthfie MA. Ronny Sugiantoro SPd, SE, MM. Redaktur Pelaksana: Primaswolo Sudjono SPt, Joko Budhiarto, Mussahada. Manajer Alamat Percetakan: Jalan Raya Yogya - Solo Km 11 Sleman Yogyakarta 55573, Telp (0274) - 496549 dan (0274) - 496449. Isi di luar tanggungjawab Produksi Redaksi: Ngabdul Wakid. Redaktur: Drs Sihono HT, Drs Widyo Suprayogi, Dra Hj Fadmi Sustiwi, Dra Prabandari, Isnawan, Benny percetakan Kusumawan, Drs H Hudono SH, Drs Swasto Dayanto, Husein Effendi SSI, Hanik Atfiati, MN Hassan, Herry Sugito, Drs Jayadi K Kastari, Sutopo Sgh, Subchan Mustafa, Drs Hasto Sutadi, Muhammad Fauzi SSos, Drs Mukti Haryadi, Retno Wulandari SSos, H Chaidir, H M Sobirin, Linggar Sumukti, Agung Purwandono, Riyana Ekawati SIKom, Wahyu Priyanti SH, Ardhi Wahdan. Fotografer: Effy Widjono Putro, Surya Adi Lesmana. Grafis : Joko Santoso SSn, Bagus Wijanarko. Sekretaris Redaksi: Dra Hj Supriyatin. Belajar via Online di DIY diperpanjang. - Tantangan guru dan sekolah menciptakan kreativitas. Berabe Alamat Homepage: http://www.kr.co.id dan www.krjogja.com. Alamat e-mail: naskahkr@gmail.com. Radio: KR Radio 107.2 FM. Bank: Bank BNI - Rek: 003.044.0854 Cabang Yogyakarta. Perwakilan dan Biro: Jakarta: Jalan Utan Kayu No. 104B, Jakarta Timur 13120, Telp (021) 8563602/Fax (021) 8500529. Kuasa Direksi: Ir Ita Indirani. Wakil Kepala Perwakilan: Hariyadi Tata Raharja. Wartawan: H Imong Dewanto (Kepala Biro), H Ishaq Zubaedi Raqib, Syaifullah Hadmar, Muchlis Ibrahim, Rini Suryati, Ida Lumongga Ritonga. Semarang : Jalan Lampersari No.62, Semarang, Telp (024) 8315792, 8448622. Kepala Perwakilan: Budiono Isman, Kepala Biro: Isdiyanto Isman SIP. Banyumas : Jalan Prof Moh Yamin No 5, Purwokerto, Telp (0281) 622244/Fax (0281) 621797. Kepala Perwakilan: Ach Pujiyanto SPd. Kepala Biro : Driyanto. Klaten : Jalan Pandanaran Ruko No 2-3, Bendogantungan Klaten, Telp (0272) 322756. Kepala Perwakilan dan Kepala Biro: Sri Warsiti. Magelang Jalan Achmad Yani No 133, Magelang, Telp (0293) 363552, 362502. Kepala Perwakilan: Sumiyarsih, Kepala Biro : Drs M Thoha. Kulonprogo : Jalan Veteran No 16, Wates, Telp (0274) 774738. Kepala Perwakilan : Suprapto, SPd Kepala Biro: Asrul Sani. Gunungkidul : Jalan Sri Tanjung No 4 Purwosari, Wonosari, Telp (0274) 393562, 394707. Kepala Perwakilan: Drs Guno Indarjo.