Tipe: Koran
Tanggal: 1997-03-29
Halaman: 08
Konten
Sabtu, 29 Maret 1997 Jutaan Anak Ada di Tempat Kerja yang Membahayakan LEBIH dari hanya sekedar gelas untuk membuat gelang yang indah dari Firozabad (In- dia), mereka mempekerjakan anak-anak yang bekerja dalam kondisi tekanan berat dan membahayakan. Pabrik ini mempekerjakan 200.000 orang, termasuk 50.000 anak yang dibayar minim. Pemerintah telah melarang untuk mempekerjakan anak- anak dalam pabrik seperti ini, namun mereka tetap dipeker- jakan. Mereka bekerja bersama orang dewasa di depan tanur dimana gelang-gelas diadon, dengan suhu yang mencapai 1.500 hingga 1.800 derajat skala sentigrade. Mendorong lembaran ge- lang keluar dan masuk tungku, anak-anak tidak saja terkena panas yang ekstrim tetapi juga terkena "asbestos" dari mana lembaran adonan dibuat. Anak- anak ini yang ditugaskan untuk menekan gelang-gelang pada roda yang berputar, dalam usaha untuk memotong pola ke dalam gelas, seringkali menderita luka sayat dan potong yang serius. Tidak tersedia pertolongan pertama, ataupun tidak dibe- rikan perawatan untuk penyakit pada kulit, saluran pernapasan atau mata, yang seringkali timbul akibat pekerjaan itu. Menurut laporan Situasi Anak-anak di Dunia 1997, jutaan anak menderita pekerjaan yang membahayakan seperti ini. Salahsatu alasannya adalah masyarakat, sistem dan individu telah menutup pilihan lain bagi mereka yang miskin. Kebutuhan anak akan se- jumlah uang tunai yang relatif kecil dapat berarti bencana bagi seluruh anggota dari suatu keluarga miskin, manakala terjadi penyakit atau panenan gagal dan kredit atau pinjaman ditolak. Keadaan mereka yang sangat kesulitan disertai dengan ketamakan yang besar dari para pemberi kerja dan rentenir, disertai terbatasnya kesempatan dana pilihan, menimbulkan salahsatu praktek yang paling menjijikkan kerja kontrak/ paksa. Anak dengan kerja seperti itu diserahkan oleh orang tua yang miskin kepada para majikan dengan pengganti sejumlah kecil uang. Perbu- dakan kerja paksa ini men- jerumuskan anak-anak ke dalam penyalahgunaan yang terburuk, dieksploitasi selama bertahun- tahun karena pinjaman dianggap tidak pernah dapat dibayar kembali. menggunakan mereka sebagai tenaga kerja tahan. Menurut laporan ini, bahkan pengabdian mereka seumur hidup sekalipun tidak pernah berhasil untuk mengurangi hutang mereka. Kerja kontrak paksa bi- asanya dikaitkan dengan India, Nepal dan Pakistan, tetapi menurut laporan UNICEF se- jumlah contoh dari kerja paksa juga ditemukan di Brazil, Mau- ritania dan Myanmar. Contohnya, seorang peran- tara akan membayar kepada keluarga di pedesan sejumlah usuang muka untuk anak-anak atau menerima mereka sebagai pembayaran kembali atas hu- tang; anak-anak ini dapat dijual kembali dengan untung yang besar kepada pebisnis yang Dan suatu laporan mutakhir yang diterbitkan oleh Yayasan Pembangunan Kamalayan di Filipina menggambarkan situasi anak-anak di dalam suatu negara yang secara normal tidak terkait dengan kerja kontrak atau perbudakan: Pekerja anak diper- lakukan seperti hewan. Jika mereka tidak bekerja mereka dikurung dan digembok di dalam ruang mirip-penjara .... Mereka diharuskan untuk tinggal di tempat yang padat, tidak ada sirkulasi udara, kotor dan berbau dan yang tidak pantas untuk manusia." Kerja yang membahayakan yang nyata mengikat ini menarik seperti pembuatan gelang dan kerja kontrak paksa tidak boleh membutakan orang pada bahaya yang kurang jelas yang dapat mengenai jutaan anak yang bekerja di seluruh dunia. Me- nurut laporan Situasi Anak-anak di Dunia 1997, semua bentuk pekerjaan yang merusak pikiran, tubuh, semangat dan masa depan dari jutaan anak harus dipahami sebagai berbahaya, dalam usaha untuk menghapus pekerjaan seperti ini pada akhir dasawarsa ini. oleh anak-anak miskin dan keluarga mereka karena biaya dan waktu yang hilang akibat tugas, yang mengakibatkan kerugian bagi anak-anak seumur hidup akibat pekerjaan kasar dan upah rendah. Dan banyak dari anak be- kerja yang mendaftar di sekolah menjadi putus sekolah, karena tidak ada buku pelajaran atau karena api yang diajarkan kepada mereka sedikit atau sama sekali tidak berkaitan dengan kehidupan atau perjuangan mereka dan tidak memberikan pilihan alternatif dan harapan pada mereka untuk masa depan yang lebih baik. Anak-anak di seluruh dunia bekerja untuk keluarga mereka, mengambil air dan mengum- pulkan kayu bakar dan mela- kukan suatu rangkaian tugas- tugas rumah tangga. Mereka bekerja di sawah ladang per- tanian keluarga dana pada perkebunan komersial. Mereka bekerja di jalanan dan di pasar, di tempat-tempat konstruksi dan pertambangan. Tidak semua pekerjaan mereka membahayakan. Tetapi sebagian besar adalah ber- bahaya. Anak-anak terkena bahan kimia, pestisida dana peralatan berbahaya di pertanian dan pabrik. Mereka mengalami infeksi yang berulang-ulang dan jam kerja yang panjang yang secara fisik sangat berat se- hingga pertumbuhan mereka terhambat dan perkembangan mental mereka terlambat. Ka- rena dipaksa untuk menjadi besar sebelum mereka menye- lesaikan masa kanak-kanak, mereka menanggung beban dan tanggungjawab di luar kekuatan dan usia mereka. -190 Bila anak-anak tidak dapat pergi ke sekolah karena bekerja, maka pekerjaan itu berbahaya bagi perkembangan mereka. Sekolah sering dikorbankan Rekaman Lensa PT JAMINAN Sosial Te- naga Kereja (Jamsostek), per- usahaan yang memiliki aset Rp3.436.918 juta (Rp3,4 triliun) pada 1995 yang diproyeksikan menjadi Rp4.430.292 juta pada 1996, masih menanggung ma- salah kecil dalam hal pe- merataan penyebaran kartu peserta Jamsostek (KPJ). Dengan mendesak dunia untuk meninjau secara seksama pekerjaan yang dilakukan anak- anak di rumah, masyarakat dan komunitas mereka, laporan ini mengulas banyak cara dimana pekerjaan dapat membahayakan anak-anak. Anak-anak yang bekerja penuh-waktu pada umur yang terlalu dini dan mereka yang menggunakan lebih ba- nyak waktu seharian untuk bekerja berada dalam resiko. Pekerjaan yang menimbulkan tekanan fisik, sosial, atau UNICEF juga mendesak pengakhiran segera, sehingga pada akhir dasa-warsa ini dunia akan terbebas dari kejahatan. Karena bagi begitu banyak anak di dunia, hal ini tidak dapat terjadi dengan segera. (Anspek) Kartu "Kredit" Jamsostek belum Tersebar Rata Meski dikatakan kecil bagi PT Jamsostek, masalah itu cukup menggangu pekerja yang menjadi peserta Jamsostek. Sebagaimana pekerja lain, mereka yang ada di Medan, misalnya, juga ingin memiliki kartu tersebut, akan tetapi Kantor Jamsostek cabang se- tempat belum menyediakannya. Harapan itu semakin mem- besar setelah PT Jamsostek gencar memasang iklan di me- dia elektronik (televisi) bahwa setiap pekerja yang menjadi peserta berhak (atau wajib) memiliki KPJ, yang disediakan BUMN itu secara cuma-cuma. Pejabat Pelaksana Semen- tara (PPS) Kantor Cabang Jamsostek Medan Bambang Basuki menyatakan pihaknya belum bisa memberikan kartu tersebut kepada pekerja karena kantor pusat di Jakarta hingga saat ini belum mengirimkannya. psikologis yang tak wajar, dibayar secara tak semestinya dan membawa resiko yang terlalu banyak, atau meng- hambat akses anak pada pen- didikan, adalah berbahaya. Menurut laporan ini, setiap dan semua "pekerjaan yang merusak harga diri dan martabat anak" atau "merusak perkembangan sosial dan psikologis yang lengkap" adalah berbahaya. Laporan ini juga menjelaskan bahwa karena masalah yang rumit, pendekatan untuk me- nyelesaikan hal ini harus bersifat komprehensif dan komple- menter. Oleh: Erafzon Saptiyulda AS bahwa kartu yang lama masih berlaku, sementara kartu yang baru (pengganti) belum datang. Pembuatan KPJ memang dipusatkan di Jakarta dan dibuat oleh percetakan milik negara. Pada kartu itu, tercantum nama peserta, nomor kepesertaan, dan keterangan lain. Prinsip kerja kartu tersebut mirip kartu kredit. Bambang terpaksa membe- rikan penjelasan tambahan Pendidikan merupakan, komponen penting dari penye- lesaian, dan sejumlah kemajuan dibuat dengan sangat lambat. Contohnya, di Firoabad, sebuah proyek kecil yang dikenal sebagai Disha (Arah') bekerja dengan 150 anak dari 50.000 anak yang diperkirakan terlibat dalam industri gelang gelas. Ant/Rtr KEMARAHAN ARAB: Presiden Palestina Yasser Arafat (kanan) dan Menlu Mesir Amr Moussa berbicara dengan wartawan sebelum pembukaan komite Al-Qods 27 Maret. Arafat dan Moussa menjelaskan bahwa utusan AS Dennis Ross sudah memahami kemarahan Arab terhadap kebijak- sanan Netanyahu. BIEDRIS Rajrani, seorang gadis ber- umur 13 tahun, adalah salahsatu diantara mereka yang men- daftar. Walaupun pada awalnya dilarang oleh ibunya, yang khawatir karena hilangnya Dengan menggunakan me- sin seperti ATM (automatic teller machine), pekerja dapat mengetahui jumlah Jaminan Hari Tua (JHT). PT Jamsostek belakangan ini gencar mengiklankan kartu itu agar perusahaan dan ma- syarakat pekerja tahu akan hak dan kewajibannya. Namun, jika pemberian informasi tersebut tidak diikuti pemerataan penyebaran kartu tersebut, maka iklan tersebut dapat menjadi bumerang bagi PT Jamsostek sendiri. ANALISA penghasilan keluarga, Rajrani didaftarkan pada pusat pen- didikan non-formal Disha, Sejak memasuki program pusat ini ia telah berubah; dia lebih bahagia dan lebiha percaya diri. Pada saat lulusan akhir, ia memenangkan tiga hadiah. Tahun ini ia diterima pada suatu sekolah formal. Keberhasil- annya telah memberikan kesan kepada orang tuanya bahwa sekolah adalah penting, dan saudara perempuannya juga telah didaftar. Para pekerja bertanya: mana yang sebenarnya kartu resmi kepesertaan Jamsostek? Organisasi-organisasi non- pemerintah (LSM) dan badan- badan internasional sedang menelaah masalah ini. Demikian halnya para pemerintahan, khususnya mereka yang telah meratifikasi Konvensi Hak Anak dan secara hukum berke- wajiban untuk memberikan perlindungan kepada anak-anak mereka dari pekerjaan yang membahayakan dan eksploitatif. Pada tahun 1995 di New Delhi, misalnya, Para Menteri Tenaga Kerja Gerakan Non-Blok me- ngutuk eksploitasi kerja anak sebagai "suatu kekejaman moral" dan bertekad untuk "menghapuskannya secara to- tal dan de fakto sebagai prioritas utama." Apalagi, saat ini beredar beberapa bentuk kartu tanda kepesertaan. Yang pertama surat keterangan seperti sertifikat, yang kedua sebentuk kartu terbuat dari kertas karton yang ukurannya sama dengan kartu nama, dan yang ketiga KPJ yang bentuknya mirip kartu kredit. TABUNGAN PEKERJA Kepala Kanwil VI PT Jam- sostek, yang wilayahnya meli- puti Jawa Timur, Bali, Madura, dan Timtim, Odang Muchtar, menyatakan kampanye kepe- milikan kartu Jamsostek dimak- sudkan untuk mempermudah pemahaman pekerja tentang program Jamsostek. Odang yang aktif berbicara di berbagai seminar di wilayah kerjanya itu selalu mengatakan kartu ini seperti kartu ATM yang kini sedang populer. "Di da- lamnya terdapat 'tabungan' Anda," katanya pada setiap kesempatan. Memang, dengan memiliki kartu yang mirip kartu ATM itu pekerja dapat melihat jumlah JHT di mesin Jamsostek di setiap Kanwil dan Kantor Cabang Jamsostek. Cara seperti itu, menurut Odang, cukup efektif karena program Jamsostek tidak lagi "intangible" (tak dapat diraba), tetapi sesuatu yang nyata. Pekerja yang memiliki kartu Jamsostek berarti mempunyai Ant/Rtr SEBAB MUSABAB:Pemeriksaa Sebab musabab kematiaan Ska- mauatkorbban kee dalam sebuah truk berpendingin di sebuah vila butaptetten San Diego mengusung seesosok msalah sattu dari 39 massal di Rancho Santa Fe di daerah Encintas, California, 26 tempat mereka bunuh diri 27 Maret, setelah suatu bunuh diri Maret, Sebaanyak 39 pria daan wanita dari kelompok pemujaan Higher Source melakukan bunuh diri dengan keyakinan akan dibawa oleh makhluk asing mengikuti komet, sebagaimana yang disampaikan polisi. Siapa Mau Pekerja Trampil Dari Depnaker? Oleh: Erafzon Saptiyulda AS nya secara menyeluruh, yakni dari merapikan kamar tamu, di dapur, bar, hingga pelayanan di "front office". BALAI Latihan Kerja (BLK) Depnaker dua tahun belakangan ini memperkenalkan produk baru yakni Program Pema- gangan yang diharapkan men- cetak pekerja trampil, pro- fesional, dan menjadi standar bagi dunia kerja. Program yang diadopsi dari Jerman itu menampilkan per- kembangan yang menggem- birakan, meski awalnya cukup sulit meyakinkan perusahaan bahwa program tersebut sangat bermanfaat bagi mereka. Alasannya mudah. Perusa- haan tidak perlu mengeluarkan biaya pendidikan atau meng- ganti uang pendidikan bagi peserta magang. Mereka hanya diimbau untuk menerima siswa BLK magang di perusahaannya dan jika mampu memberikan uang trans- por sebagai imbalan peserta magang sudah bekerja di peru- sahaan tersebut. Selebihnya, Depnaker yang membiayai. Beberapa pengamat berpen- dapat, kurang populernya pro- gram ini karena dinilai rancu dengan program pemagangan lain, sehingga pengusaha was- was alat produksinya (mesin- mesin) rusak karena diawaki oleh mereka yang bukan ah- linya. uang dengan jumlah yang terus bertambah dan berbunga 10 persen. Logika sederhana itu mem- bangkitkan kesadaran pekerja menjadi peduli Jamsostek. Namun, kondisi di Jawa Timur agaknya berbeda, bahkan sangat berbeda dengan kondisi di Medan. Kantor Jamsostek Selama magang di peru- Dua tahun berjalan, program sahaan, para siswa akan dirotasi tersebut mulai mendapat sim-ke beberapa unit kerja, dengan Cabang Medan bukan saja belum bisa menyebarkan kartu model baru tersebut, tetapi juga belum miliki kartu mesin "teller" untuk mengetahui JHT pe- miliknya. pati, meski tanggapannya belum merata, artinya belum semua perusahaan membuka pintu lebar-lebar untuk Program Pemagangan. Fasilitas yang dimiliki Me- dan ternyata belum secanggih fasilitas yang dimiliki Kanwil VI atau kantor Jamsostek wilayah atau cabang lain di Pulau Jawa. Sebagian besar kantor cabang di kota besar di Jawa memiliki mesin kartu Jamsostek. Padahal, jumlah peserta di Program Pemagangan disu- sun dalam tiga tahun, dengan memberikan porsi magang jauh lebih besar dibandingkan porsi teori di kelas. Tahun pertama: peserta magang diberi teori selama tiga bulan pertama, lalu praktik di perusahaan selama delapan bulan dan satu bulan evaluasi. Tahun kedua: peserta ma- gang duduk dikelas selama dua bulan, praktik di perusahaan sembilan bulan dan evaluasi satu bulan. Tahun ketiga: porsi di kelas semakin kecil, yakni satu bulan, praktik 10 bulan dan evaluasi akhir pada satu bulan terakhir. BLK merencanakan setelah empat, lima tahun, bekerja di suatu perusahaan peserta ma- gang akan kembali belajar di BLK selama setahun untuk mendapatkan gelar Maister. Gelar Maister di Jerman diberikan kepada seseorang yang dinilai ahli di bidang pekerjaan (skill) tertentu. kota terbesar di Sumatera itu terus meningkat dari waktu ke waktu, termasuk jumlah uang iuran yang masuk ke kas PT jamsostek. Per Januari 1997, tercatat 2.869 perusahaan men- jadi peserta Jamsostek. Pada Desember 1996, tercatat 2.855 perusahaan, dan Desember 1995 tercatat 2.548 perusahaan. Jumlah iuran yang disetor juga meningkat tajam, yakni dari Rp35,9 miliar pada Desember 1995 menjadi Rp82,8 miliar pada Januari 1997. Menteri Tenaga Kerja Ab- dul Latief sebelum Lebaran lalu berkunjung ke Surabaya dan berbicara dengan lebih dari seribu pekerja dari 30 per- usahaan. Salah satu pertanyaan wajib yang diajukan Latief kepada pekerja adalah apakah mereka memiliki kartu Jamsostek. (Ant) lama masa kerja tiga bulan pada setiap unit. Misalnya, peserta magang tekhnik mengelas, pada tiga bulan pertama, bekerja di unit kerja pengelasan dasar, tiga bulan berikutnya di pengelasan konstruksi, unit berikut ke bagian yang membutuhkan presisi lebih tinggi, sehingga mereka bekerja di unit paling rumit, yakni pengelasan pipa atau tangki bertekanan tinggi. Setelah dua tahun, di la- pangan terjadi perkembangan yang mungkin belum dian- tisipasi oleh para Kepala BLK. TERPERANGAH Kepala BLK Surabaya Su- nardjo sempat terperangah ketika Manajer Training Hotel Sheraton, Surabaya, Harry, berkeinginan merekrut peserta magang menjadi pegawai tetap di hotelnya. Padahal, sang peserta baru satu bulang magang, setelah tiga bulan duduk dikelas BLK mempelajari teori perhotelan. Mengapa Sheraton ingin merekrut lima peserta magang secepat itu? PENE Harry menyatakan, pihaknya sudah dapat melihat kemam- puan seseorang yang benar- benar potensial di bulan-bulan pertama. Mereka, peserta Program Pemagangan, berbeda dengan peserta magang lainnya. Hotel Sheraton, dalam waktu ber- samaan juga menerima puluhan peserta magang dari sejumlah sekolah dan perguruan tinggi pariwisata. Dalam satu bulan pertama, Harry dapat menilai, siapa yang benar-benar memiliki etos kerja yang baik dan siapa yang hanya membutuhkan sertifikat bahwa dia sudah pernah magang di hotel tersebut. Harry menilai terlalu lama menunggu tiga tahun untuk merekrut mereka. Namun di sisi lain, dia juga melihat prospek yang baik jika peserta magang menyelesaikan programnya. Setelah tiga tahun, mereka akan mengetahui bagaimana hotel melayani kebutuhan tamu- 356 Ant/Rtr LOKASI: Pemandangan udaraa vi; a multijutaan dolar (kanan bawah) di Rancho Santa Fe, 27 Maret, lokasi bunuh diri massal 39 orang. Daerah itu, yang merupakan kawasan paling tua dan kedua termahal di California, setelah Beverly Hills. Halaman 8 Ant/Rtr UNJUK RASA: Ribuan demonstran membawa bendera dan panji-panji dalam suatu aksi protes di Lapangan Merah, di Moskow, Rusia, 27 Maret untuk menuntut pembayaran segera gaji mereka yang tertunggak. Harry secara terang-terangan memuji etos kerja peserta Pro- gram Pemagangan. Dia mengu- sulkan agar program tersebut dipercepat, cukup tiga hingga enam bulan saja, untuk selan- jutnya mereka yang akan mem- bentuk. Permintaan yang sama juga dilontarkan Manajer Personalia PT Alim Ampuh Jaya Steel (AAJS), Nawawi dan Wakil Manajer Produksi dan Kepala Bidang Perencanaan AAJS, Suprayogi. Nawawi, secara bercanda menyatakan PT AAJS merasa "rugi" jika peserta magang, setelah selesai menjalani pro- gram di perusahaan yang ter- gabung dalam Alim Group itu menoleh ke perusahaan lain. Namun, setelah berbincang lebih jauh, Suprayogi menya- takan dapat menerima jika peserta magang bekerja di perusahaan lain, meskipun sudah "dididik" di PT AAJS. Sunardjo, beserta stafnya, tanpa maksud untuk berbangga hati, menyatakan BLK sejak awal sudah menyadari bahwa yang paling penting untuk ditanamkan kepada calon pen- cari kerja adalah sikap dan mental untuk siap menjadi pekerja. TERLUPAKAN Sikap dan mental siap jadi pekerja acapkali terlupa di. bangku sekolah dan perguruan tinggi. Ketika seseorang mema- suki dunia kerja, maka sikap dasar yang harus dimiliki adalah disiplin dan rasa tanggung jawab. Sunardjo secara jujur menya- takan sangat ingin melihat bagaimana hasilnya setelah 152 peserta yang magang di 43 perusahaan di Surabaya itu menyelesaikan programnya. Akankah mereka menjadi pe- kerja yang andal dan mampu meraih Maister? Pada tahun pertama terdapat 120 peserta magang dari BLK Surabaya dan tahun kedua terdapat 32 peserta magang. BLK Surabaya memiliki tujuh jurusan pelatihan dian- taranya las, mesin dan logam, otomotif, listrik dan pendingin, perhotelan, dan penyelia (su- pervisor). Sunardjo menyatakan saat ini ditemukan beberapa kendala, diantaranya pendidikan dasar peserta magang, kurikulum pendidikan dan peralatan prak- tek di BLK. Perusahaan umumnya belum bisa mempercayakan seseorang berpendidikan sekolah lanjutan pertama (SLTP) bekerja (ma- gang) di perusahaannya. Mereka menghendaki pemagang yang berpendidikan dasar setara dengan SLTA. Depnaker sebelumnya me- rancang pendidikan dasar pe- serta magang adalah SLTP. Setelah dididik selama tiga tahun dalam Program Pemagangan akan menjadi pekerja trampil dan berpendidikan dianggap setara dengan SLTA. Tetapi, perusahaan melihat wawasan lulusan setingkat SLTP belum matang untuk magang atau masuk ke dunia kerja. Di bidang perhotelan, Harry menilai kurikulum pendidikan dari Swiss merupakan yang terbaik dibandingkan kurikulum dari Jerman. Swiss saat ini masih merupakan "kiblatnya" pen- didikan perhotelan dari seluruh penjuru dunia. Harry juga menilai sebaiknya sistem evaluasi pelatihan per- hotelan diubah, tidak disamakan dengan sistem evaluasi di bidang las atau mesin logam. Di sisi lain peralatan (mesin) yang dimiliki BLK juga belum lengkap. BLK Surabaya belum memiliki alat uji (X-ray) hasil las pipa dan tangki bertekanan tinggi. Sejumlah kekurangan ter- sebut, menurut Sunardjo akan menjadi masukan bagi BLK. Memang, Depnaker RI me- nyadari kemampuan BLK be- lum sesuai dengan kebutuhan pasar. Dirjen Pembinaan Pelatihan dan Produktivitas Depnaker A. Sangaji Rachman menyatakan saat ini pemerintah sedang mereformasi sejumlah besar BLK di seluruh Indonesia. Setelah reformasi, lembaga pelatihan itu diharapkan akan menjadi pemasok tenaga trampil dan profesional bagi industri Indonesia. (Ant) Ant/Rtr Ant/Rtr KRISIS 100 HARI: Presiden Peru Alberto Fujimori menyambut para wartawan 26 Maet, ketika seorang anak laki-laki bermain-main dengan pistol-pistolannya dalam suatu kunjungan ke Huan- BASUH KAKI: Sri Paus Johannes Paulus II (tengah) membasuh dan mencium kaki 12 pastor dalam cayo. Fujimori mengagatakan pemerintah dan pemberontak Marxis yang menyandera 72 orang JARAK TERDEKAT: Komet Hale-Bopp, sebagaimana terlihat di langit Texas bagian tengah, Kristus terhadap ke-12 rasulnya pada malam sebelum dia wafat. Sri Paus yang berusia 76 tahun itu, Ant/Rtr suatu misa suci di Roma 27 Maret untuk memperingati pelayanan rendah hati dan penuh kasih Jesus membuat kemajuan ke arah diakhirinya krisis yang sudah berlangsung 100 hari itu, namun masih ada meluncur melewati Bumi 27 Maret. Komet ini akan mencapai jarak terdekat ke Bumi 6 April nanti, yang sakit-sakitan dalam beberapa tahun terakhir ini, memimpin suatu misa pada awal acara Pekan masalah yang mesti diselesaikan. dengan jarak sekitar 179 juta mil. Hale-Bopp akan tetap dapat dilihat sepanjang bulan April itu. Suci selama empat hari yang akan menguji staminanya. 1
