Tipe: Koran
Tanggal: 1980-08-30
Halaman: 04
Konten
SUARA KARYA - HALAMAN IV Teman2 mu Pemenang Lomba Seni PENGANTAR: Dalam rangka peringatan Hari Pendidikan Nasional Tahun 1980 yang berpuncak tanggal 17 Agustus 1980, telah dilakukan pemilihan Keteladanan/Lomba Tingkat Nasional. Salah satu kelompok peserta yaitu Lomba Seni Siswa yang antara lain diikuti tingkat SD dan TK, yaitu lomba karya patung pasir, nyanyi dan karya patung pasir lewat media foto untuk tingkat Sekolah Dasar, sedangkan lomba karya melukis untuk Taman Kanak-Kanak, Dari hasil lomba ini yang diikuti dari berbagai propinsi, telah dipilih pemenang untuk juara 1 sampai 3. Lomba lukis dimenangkan oleh lin Abu Bakar (Bali), Andi (Tokyo) dan Tonny Christ Riyanto (Yogya). Sedangkan lomba karya patung yang berhasil menjadi juara yaitu Iman Haryanto (Jawa Timur), Warjono (Jawa Timur) dan Maryadi (Yogya). Lomba Karya patung lewat media foto dimenangkan oleh I Gusti Ngurah Oka (Bali), Abraham Thiem (Maluku) dan Ahmad La Ode Bae (Maluku). Untuk lomba nyanyi yaitu Indrayana (Sumatera Selatan), Riana Mutiarasari (Jawa Barat) dan Revansius Naiptupulu (Sumatera Utara). Sedangkan juara harapan yaitu hari Utomo Sumarman (Jawa Tengah), Femi Triandini Muliawati (DKI Jakarta) dan Karmila Dewi (Bali). Para pemenang telah menerima hadiah dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan pada Jumat malam 22 Agustus 1980 dalam acara Malam Keakraban di Pasar Seni Ancol. Pada kesempatan itu, wartawan Suara Karya mewawancarai beberapa dari pemenang yang dapat diikuti dalam laporan berikut ini, Selamat membaca "Dalamnya ada apa?", tanya lin sewaktu Menteri P&K Dr. Daoed Joesoef akan menyerahkan hadiah kepada pemenang lomba lukis tingkat SD Juara I sampai III. Waktu itu yang menerima lin (juara I) dan Tony (juara III), sedangkan Andi tidak hadir. Pertanyaan Iin itu spontan dija- wab oleh Tonny dengan senyum. "Wah, isinya pulpen", meskipun ia belum membuka bungkusan hadiah itu. Kemudian Menteri P&K juga menerangkan bahwa isi didalam- nya adalah pulpen. Baik Iin mau pun Tonny tidak malu-malu ketika wartawan "ESKA Kecil" mewawancarai mereka. lin nama lengkapnya In Abu Bakar lahir di Denpasar Bali 6 tahun yang lalu. Kini duduk di foto: SK/Susianna D. Imam Hartanto Taman Kanak-Kanak Nol Besar di English Class Saraswati, Denpasar Bali, sedangkan mulai melukis sejak nol kecil. lin anak tertua yang mempunyai satu adik gemar menggambar orang menari dan inilah yang diikut sertakan dalam lomba melukis hal yang memperoleh juara pertama. la mengikuti lomba ini baru per- tama kali baik tingkat daerah maupun tingkat Nasional. Sedang- kan belajar menggambar hanya dari bapak dan ibunya. Iin seka- rang tinggal di Jalan Sakura 1/12, Denpasar Bali yang baginya lebih bagus Bali dari pada Jakarta. Demikian juga Tonny Christ Riyanto yang tidak senang tinggal di Jakarta, meskipun pada kesem- patan ini peserta lomba sem telah dibawa keliling Jakarta antara lain PENGASUH foto: SK/Susianna D. Karmila Dewi sedang bermain gi tar mengiringi groupnya dalam- acara koor. ke Taman Mini, Museum, Pasar Seni Ancol dan sebagainya. "Saya senang tinggal di Yogya, karena makanan di sana enak", jawab Tonny polos. Tonny, masih berumur 6 tahun, duduk di TK Marsudirini kelas Nol Kecil, sedangkan ia tinggal di Jl. Panembahan Senopati 30, Yogya. Tonny mengatakan senang gam- bar apa saja, tetapi yang paling menarik adalah gambar motor dan ini yang diikut sertakan dalam lomba lukis dalam rangka Peringa- tan Hari Pendidikan Nasional. Bagaimana kesan Karmila di Jakarta? tanya ESKA Kecil. "Senang", jawabnya seraya menyandarkan tubuhnya ke pangkuan ibunya. Ia senang di Jakarta yang baru pertama kali dilihatnya, karena banyak obyek pariwisata. BAND CILIK Tidak mengherankan kalau Indrayana dari Baturaja (Sumatera Selatan) yang kini duduk di kelas VI SD Xaverius II, bisa meraih juara pertama dalam lomba nyanyi. www Karena, sejak umur 3 tahun ia sudah mulai pintar menyanyi dan ikut perlombaan sejak umur 10 tahun, sedangkan sekarang ia baru berumur 12 tahun. Lain dengan Karmila Dewi ketika ditemui "ESKA KECIL" lagi sakit, atau mungkin merasa letih setelah bermain gitar meng- iringi koor dari grup Lomba Seni Siswa pada acara keakraban malam itu di Pasar Seni Ancol. patung. Di samping mematung, ia juga senang melukis, membuat pekerja Namun dalam bermain gitar nampaknya ia tenang dan segar. Karmila Dewi, duduk di kelas VI cita-cita jadi pegawai negeri. an tangan dari triplek, namun ber- [Susianna Darmawi].--- SD Laboratorium Universitas Udayana Singaraja, Bali. Ia belajar gitar baru tahun yang lalu, namun dalam lomba seni ini Karmila se- bagai juara Harapan III dalam lomba nyanyi tingkat SD. Kecuali menyanyi Indrayana mempunyai hobi main catur dan gitar, bahkan ia telah berkali-kali main dalam grup band Trio Bro- thers yang dibentuk oleh ayahnya F.X. Sumardi empat tahun yang lalu dengan anggota terdiri dari adik-adiknya sendiri yaitu Hetty (kelas IV SD) dan Erna (kelas II). Band cilik ini sering mengisi acara acara resmi yang menurut pengakuan Indrayana kadang kala mereka memperoleh bayaran sekali main Rp.50.000,00, namun juga ada yang di bawah Rp.50.000,00, atau gratis. Dalam penampilan band ini, Indrayana dan adik-adik- nya dibantu juga oleh ayahnya se- bagai pemain melodi. lalu setelah Minggu bersilaturahmi dirumah pak RT. pak Margo dan istrinya begitu terkesan pada anak- anak pak RT karena tiap anak pak RT seolah sudah ada tugas sendiri-sendiri. Karena kesan itulah maka pak Margo mengusulkan pada istrinya agar anak-anak merekapun dapat mencontoh anak-anak keluarga pak RT. Malam harinya sehabis makan malam pak Margo berkata: "Ayah merasa heran pada kalian bertiga, setiap hari pasti bila kalian bertengkar diberi diperintah atau pekerjaan oleh ibumu!". - "Cita-citanya Indra mau jadi apa, tanya SK. "Jadi penyanyi terkenal", jawabnya spontan. Namun dalam hal ini Indrayana tidak melupakan pelajarannya dan sering mendapat juara kelas. Seperti teman-temannya yang lain mengenakan pakaian adat dari daerah masing-masing, juga Imam Harianto dari Surabaya, Jawa Timur. Ia sebagai pemenang per- "Iya pak, anak-anak memang sulit diatur mereka pada menolak dan terlalu banyak alasan bila disuruh menyelesaikan suatu pekerja- an!" kata Bu Margo mulai belajar mematung setahun menyambung kata-kata pak payah nih yang mengisi bak tama Lomba Karya Patung Pasir, dengan karya "Menyusui Anak". Imam Haryanto, kelas VI SD Krembangan Utara II, Surabaya "Kak Mira dan kau Joko kalau mandi jangan lama-lama yang lalu dengan gurunya. Sampai sekarang ia telah mencipta lima Margo, mandi!!" kata-kata itulah yang sering diucapkan Andy bila Mira dan Joko mandi terlalu lama tapl Mira dan Joko tak pernah menggubris kata-kata itu karena mereka sudah tahu tabiat Andy. Foto: SK/Susianna D. Indrayana Grup Shangrila di bawah pimpinan Ny. Maria Tanzil akan mementaskan opera anak-anak yang berjudul Dalam hal menyanyi Karmila sering tampil di pentas seperti pada "Pahlawan Angkasa" pada 5 perayaan 17 Agustus yang lalu. s/d 7 September 1980 di Balai Sidang Senayan. Pertun- jukkan berlangsung pada Karmila anak ke 3 dari 5 orang bersaudara selain hoby menyanyi juga baca puisi, main gitar, main 17.00 dan 19.00 WIB setiap piano, namun di sekolah ia juga kali, sedangkan pada Minggu Ayahnya seorang dosen di FKG 7 September ditambah lagi Universitas Udayana. pada pk.10.00 pagi (S.8). memegang rekor juara kelas. KUDA BELANG EMPAT CERITA RAKYAT INDIAN CHEROCHE TA BERJALAN TERUS TANPA MENGENAL ARAH KARENA LETIH DAN LELAH TELAH BAGAI MENGURAS SELURUH KEUTUHAN KESADARANNYA HINGGA AKIRNYA TA SAMPAT DI SUATU PADANG RUMPUT HIJAU YANG LUAS TAK TERKIRA. YANG DICARINYA SELAMA INI INILAH PADANG MANITOU YANG AGUNG TELAH MENUNTUN DIRIKU HINGGA SAMPAI KETEMPAT INI. BULAN PURNAMA KURANG DUA HART LAGI TETAPI DIMANA BISA KUDAPAT KAN SI BELANG DI TEMPAT YANG SELUAS INI ? YANG BISA KUKERJAKAN ADALAH MENANTI SAMPAI WAKTUNYA TIBA Foto: SK/Susianna Darmawi. Tonny sedang menerima hadiah dari Menteri P & K Dr. Daoed Joesoef dan disebelahnya lin Abu Bakar yang juga baru menerima hadiah. DI MALAM BERIKUTNYA TA PERGI KE TEBING YANG TINGGI PADAN YANG LUAS ITU TERHAMPAR DI BAWAHNYA BAGAI DISEPUH SINAR BULAN....... SEJAUH MATA MEMANDANG HANYA KETENANGAN DAN KUDA ITU TAK ADA TANDA-TANDA HADIR "Menolak dan menghindar dengan alasan yang dibuat- buat bila diperintah orang tua adalah satu sifat yang tidak baik. Oleh karena itu mulai besok pagi ayah akan memberi tugas pada kalian bertiga dan tiap anak akan mendapatkan tugas sesuai annya "kata pak Margo, Mira, Andy dan Joko saling pandang ketika mendengar kata-kata ayahnya. Melihat anak-anaknya tampak bi- ngung pak Margo melanjut- kan:"Maksud ayah memberi kalian tugas adalah agar kalian tidak lagi selalu ribut dan bertengkar serta saling tunjuk apabila diperintah!" kata pak Margo lagi. "Kalau begitu Andy setuju deh yah. Andy kebagian tugas apa kira-kira, yah?!" kata Andy pada ayahnya. "Masalah Andy tugasnya apa nanti ayah atur. Nah, kalau kalian sudah setuju sekarang ayah mulai dari Mira sebagai anak ayah yang pertarna. Mira mendapat tugas menyapu, mencuci dan membantu ibu di dapur. Andy ayah beri tugas mengisi bak mandi dan mengurus ayam!" kata pak Margo. Mendapat tugas itu Andy anak yang paling bandel dan banyak akalnya tampak mengerutkan keningnya. Pekerjaan Rutin anggukan kepalanya tanda mengerti. ORANGNYA bertubuh gemuk, tetapi kelihatannya keras dan sehat. Wajah selalu menunjukkan kegembiraan, lama, ingin rasanya ia pintu menggedor kamar mandi dan memperingatkan Mira tapi keinginan itu ia tekan karena ibunya sedang berada disitu, didekat kamar mandi. Karena tak bisa bertindak maka Andy masuk ke dalam rumah dengan hati yang amat mendongkol dan perasaan dendam pada Mira bersarang di hatinya, Awas kau!, katanya dalam hati. Setelah mandi Mira masuk ke dalam rumah ia begitu terkejut ketika melangkah di lantai rumah. "Ya ampun, apa-apaan sih ini?!" seru Mira ketika melihat lantai yang baru disapu dan dipelnya telah kotor lagi dengan banyaknya kulit kacang yang berserakan. Mira kesal merasa ia menghentak-hentakkan kaki- nya di lantai. "Ada apa sih, Mir??" tanya ibunya yang langsung datang ketika mendengar seruan Mira tadi. eska Memang sejak diadakan nya pembagian tugas itu- beban pekerjaan yang dipikul bu Margo agak terasa ringan dari biasanya dan keributan- pun jarang terjadi lagi. Bagi bu Margo pembagian tugas itu meringankannya, tapi lain halnya dengan Andy, Andy merasa bahwa tugasnyalah yang paling berat terutama mengisi bak mandi. Andy hampiri Andy dan langsung menjewer telinganya. sering mengeluh dan sering serta mengomel sering berkata bahwa ayah mereka tidak adil. Andy akan marah bila Mira dan Joko mandi "Andy, pada dasarnya pekerjaan kalian itu sama "Aduuuuu.........adauuuuu beratnya bahkan pekerjaan uwwww....... ampuuuuun, Mira lebih berat dari buuuuuu.....!!" teriak An'dy pekerjaanmu, tapi walaupun kesakitan sambil kepalanya begitu Mira tak pernah mengikuti kemana telinganya mengeluh!" kata ayahnya menjelaskan. terlalu lama. ditarik, "Maksudnya untuk apa, yah?" tanya Joko sambil memandang juga kejalan. senangnya marah....... marah, "Iya yah, kak Andy itu "Maksudnya adalah untuk kebaikan kalian sendiri kelak maunya menang sendiri!" kata Joko yang sudah berdiri karena pengetahuan atau di belakang ibunya. Andy ketrampilan itu tidak hanya memandang pada Joko, tak diperoleh dari bangku sekolah "Habis kalau mandi kak biasanya Joko berkata begitu saja maka itu ada orang yang Mira lama sekali sih, siapa padanya biasanya Joko selalu mengatakan bahwa Penga- yang nggak sewot, Andy ada di pihaknya, tapi laman adalah guru yang dong yang ngisi kolam yang mengapa Joko sekarang terbaik! "kata pak Margo payah!" kata Andy mencoba membela Mira aneh pikir sambil memandang pada Suatu sore Andy merasa begitu jengkel ketika ia dengan umur dan kemampu. mendapati Mira mandi terlalu membeladirinya, ia meman- An'dy. Merasa kalau dirinya Andy. Andy merasa begitu dang pada Mira dengan mata dipojokkan oleh semua pihak takut dan di tengah rasa takut Kolom kita "Lihat Bu kulit kacang itu!" kata Mira sambil menunjuk ke lantai, kearah pintu dan ruang tamu. "Ini pasti perbuatan si Andy!" kata ibu Mira sambil mengikuti arah kulit kacang yang tampaknya sengaja disebar di lantai. Sesampai di ruang tamu Mira dan ibunya tampak melongo karena mereka melihat Andy sedang du duk santai sambil makan kacang, lantai begitu kotor- nya karena sehabis makan kacang kulitnya dibuang begitu saja di lantai. Andy pura-pura tak tahu kalau Mira "Tapi...... tapi kak Mira dan Joko diperingatkan dong yah, agar mereka kalau mandi jangan lama-lama nanti Andy yang mengisi bak mandi kan repot!" kata Andy dengan nada setengah menerima tugas tadi. Mereka semua tertawa ketika mendengar kata-kata Andy. "Dan tugas Joko adalah memelihara kebun dan halaman serta kebersihan nya!, tugas kalian itu harus kalian lakukan setiap hari karena itu merupakan tugas dan Ibunya ada disitu karena rutin kalian!" kata pak ia sengaja ingin memanaskan Margo. Sementara itu Mira, hati Mira, Andy memang Andy dan Joko mengangguk- anak yang bandel maka itu ia Oleh: Sumardi berpikir kalau Mira mandi melotot. terlalu lama berarti ia "000........ ja di itu memberatkan tugasnya seba- sebabnya, jadi Andy mem- gai pengisi bak mandi karena itu agar tugas Mira juga menjadi berat maka ia harus mengotori lantai ini agar Mira menyapunya lagi. balas dendam pada Mira karena Mira mandinya terlalu lama, begitu?!! kata pak Margo yang telah ada di situ. Andy terdiam. Ia paling takut pada ayahnya padahal ayahnya tak pernah memu- kulnya. membuat pak banyak senyum, sehingga dan pikiran ini harus selalu Kamso digunakan, demikian ucapan seakan-akan tak pernah pak Kamso lebih lanjut mengalami kesedihan. Walau- sambil melempar senyum pun sudah pensiun, pak pada saya, Kamso pengantar koran di kampung kami itu masih senang bekerja serta kelihatan lebih muda dari usia yang sebenarnya. "Betul-betul hebat pak Kamso ini,"sambung saya sambil mengacungkan ibu-jari kearahnya, "Apa-apaan sih kamu, An!" kata ibunya dengan nada kesal sambil meng- "Hey An, lantai ini kan baru disapu dan baru dipel oleh kakakmu Mira. Apa kau tak tahu!" kata ibunya sambil memandang pada Mira yang tampak gregetan. BURUNG DALAM SANGKAR warnamu indah sekali kicaumu sangat merdu membuatku segan berlalu tetapi engkau tak mampu untuk mengembangkan sayapmu dan tak mampu terbang bebas engkau hanya mampu mengepak-epakkan sayapmu saja dan hanya memandang biru dan cerahnya langit karena engkau terkurung dalam sangkar kiriman: Puji Astuti Jln. Satria 371 A Kudus.- BALADA PELITA MINYAK TANAH Cahayamu meredup Bagaikan mata mengantuk Sinarmu meremang Seperti kunang kunang Sunyi mencekam Terselubung awan TENGAH MALAM Lolong anjing menguak malam Makin lama makin mencekam Malam tanpa bersenang Rasa mencekam menyelimuti diri AGT, 80 LOPER KORAN Meskipun kadang pak "Yaah, jangan memuji Kamso merasa malu meneri- Menurut ceritanya, dulu mas. Sudah aah, nanti manya, tetapi banyak yang dia bekarja di Jawatan Kereta korannya ditunggu oleh memaksa agar diterima saja. Apl. Tugasnya sebagai pembacanya," ucap pak Hal ini bisa saya ketahui penjaga pintu kereta stasiun Kamso mengelak dengan karena ayah dan ibu juga kota, orangnya rajin di- terus menaiki sepeda antik- memberi tambahan kalau senangi teman sekerjanya. nya. sedang membayar tagihan Pak Kamso juga selalu kocak Memang, sebagai pengan- koran. serta sangat akrab dengan tar koran pak Kamso Beberapa hari koran teman dan suka menolong. terhitung rajin. Sebelum para terlambat. Dan datang tentu Pernah langganan saya tanyakan pergi bekerja, tidak ada yang mengetahui kepadanya, mengapa ia masih koran tentu sudah ditangan kedatangan loper koran kami. senang bekerja? Pada hal pembacanya. Tidak perduli Koran selalu diletakkan di sudah sepantasnya sekarang hari hujan atau pun panas. kota surat di luar pagar. tinggal menikmati pensiun. Ia Kreat-kreot terdengar bila Semua jadi marah-marah, menjawab sambil tersenyum: sepeda butut itu dikayuhnya, termasuk ayah dan ibu. "Kerja bukan hanya bagi tetapi sepeda itu tetap "Inilah akibatnya, kalau mereka yang masih muda mengkilat, dan setiap pagi kita menanyakan loper koran, saja. Apalagi uang pensiun selalu setia menemani pak " kata ibu. tidak mencukupi. Sehingga Kamso mengantar koran untuk menutup kebutuhan kepada para langganannya. sehari hari harus kerja lagi!" Hal yang demikian itulah Menunggu adalah pekerjaan yang membuat para lang. ganan menjadi menyayangi yang menjemukan. Kalau tak pelayanan yang diberikan ingin lekas tua, maka tenaga oleh pak Kamso. Sehingga Karya: Priyo Wasono Almt: SMPP Neg, Kls ID JI A.YANI Ngawi-Jatim. SABTU, 30 AGUSTUS 1980 "Jangan begitu bu, kita jangan terus menghukum pak Kamso," kata Rahma adikku membela pak Kamso. keci maka ia hanya dapat menundukkan kepalanya. "Memang ayah sudah tahu akan hal itu, ayah sudah ketahui pula bahwa setiap keributan dan pertengkaran yang terjadi di rumah ini pasti gara-gara tingkah si Andy. Dan juga kalian harus tahu bahwa ayah membagi tugas pada kalianitu bukannya ayah atau ibumu malas bekerja tapi lantaran kami ingin melatih kalian agar tidak menjadi anak yang malas melainkan menjadi anak yang trampil serta senang dan mencintai pekerjaan, maksudnya.........!" kata ayah mereka terhenti karena pak Margo sedang memandang sesuatu yang ada di jalan di depan rumah mereka. Mendengar pendapat saya itu semua terdiam. Yaah, mungkin pak Kamso sedang mengalami suatu halangan yang tak dapat dihindarkan, sehingga timbul kelainan dalam mengantarkan koran. KEHIDUPAN Debu-debu bertebaran Matahari bersinar terik Rumput pun menjadi kering Terbakar sinar sang surya Aku berjalan terseok-seok Tak tentu akan ke mana Aku terlunta-lunta Tanpa sanak dan saudara Oh, Tuhan.... Apakah Kau akan menderaku sekejam ini? Berilah aku kekuatan jiwa dan raga Oleh: E.R. Yanto "Kenapa Pak?"tanya ibu tidak jarang pak Kamso nya ada halangan lain yang yang sudah berada disamping mendapatkan tambahan ha- menimpanya, sehingga ia saya setelah mendengar bel diah pada waktu dia menarik akhir-akhir ini selalu ter- sepeda pak Kamso seperti rekening. lambat mengantar koran, biasanya. 'saya lanjutkan ucapan Rahma. Agar dapat menjalani hidup ini Hidup yang tanpa belas kasihan, ini koran datangnya ter- lambat. Karena anak saya yang mengantarkan, mereka harus mencari alamat para langganan disini,"saya sedang repot,"ucapnya. Sejenak pak Kamso menundukkan kepalanya, seakan-akan sedang mencari jawaban yang tepat. Kulihat wajahnya agak memucat, sepertinya sedang menderita suatu beban yang sangat berat untuk dirasakan. kat itulah hati Andy berkata bahwa dirinyalah yang selama ini salah. Akhirnya ANdy mengang. wajahnya, lalu memandang wajah ayahnya, ibunya, Joko dan Mira. la agak lama memandangi wajah kakak perempuannya ini dan berpikir, Andy bahwa diantara mereka maka Miralah yang pekerjaannya paling banyak padahal ia perempuan. Lalu Andy maju menghampiri Mira....... "Maafkan Andy, kak, memang selama ini Andy yang salah dan mulai hari ini Andy berjanji tak akan mengulanginya lagi "kata Andy dengan nada penuh kesungguhan. Mira merasa terharu juga mendengar pengakuan Andy ini maka itu ia lalu menjabat tangan Andy, ia mengangguk penuh rasa haru. Melihat kejadian itu pak Margo tersenyum dan bu Margo lalu merangkul mereka bertiga sambil berbisik;" Kalian harus ingat bahwa seberat-berat suatu pekerjaan kalau diselesaikan bersama akan terasa ringan dan pekerjaan yang sedikit kalau tak pernah dikerjakan akan menjadi banyak dan menjadi berat!". *** Teks lukisan: Rumah di kampung, karya: Kadarwati K SDN Kelas- IV A Petang, RT 007/02 Pela Mampang. monde "Bapak sakit ya? tanya Rahma adikku. Pak Kamso menggeleng- kan kepalanya sambil berkataa pelan. Aku menoleh pada ibu dan Rahma bergantian, Semuanya tak berkata sedikitpun, seakan-akan ikut merasakan penderitaan dan kesedihannya. Terharu sekali ia Soffia Mulyani Dewi SMP Margaluyo rumah: Jl Cibadak Dalam 10-12 BANDUNG Kemudian pak Kamso melanjutkan tugasnya. Dan sampai pak Kamso pergi dengan sepeda tuanya yang bersuara kreat-kreot hilang dari pandangan, kami masih tetap berdiri termangu di dekat pintu halaman. Seakan akan masih kami dengar gema suara pak Kamso sewaktu ngomong tadi. Masih kami rasakan dukanya, duka yang pada waktu ini. Ternyata kami yang berlangganan tak perlu memusingkan hal itu lagi, karena esok harinya pak Kamso telah muncul di- ambang pintu halaman rumah "Istri saya meninggal mengantarkan koran. Di- dunia dua hari yang lalu, sedang dihadapi pak Kamso bunyikannya bel sepedanya setelah yang sudah kami kenal suaranya itu, dan saya sambut koran yang diulurkan. Mulutku hampir tercetus keinginan bertanya kepada- nya. Karena hampir seminggu ini koran terlambat. Tetapi "Pak Kamso orangnya pak Kamso telah keburu rajin, menerima hadiah saja memberi keterangan. seperti mukanya ciut. Tentu "Maaf, hampir seminggu menderita sakit hampir dua minggu lamanya, "katanya sambil menun- dukkan kepalanya. kami mendengar kemalangan pak Kamso yang sedang dihadapinya. Kami merasa menyesal sekali telah me- nuduh yang bukan-bukan terhadap pak Kamso. "Kami ikut berduka cita pak, Kamso, ucap saya mewakili ibu dan adik yang sedang menemui pak Kamso. "Terima kasih, terima kasih","kata pak Kamso agak tersendat-sendat. Di dalam hati kami ikut berdoa untuk kedamaian arwah bu Kamso yang lebih dahulu meninggalkan kita, menghadap Tuhan. Mudah- mudahan pak Kamso tabah menerima musibah tersebut, pak Kamso seorang yang setia akan tugasnya.***
