Tipe: Koran
Tanggal: 2003-08-16
Halaman: 08
Konten
2CM ANALISA: Sabtu, 16 Agustus 2003 Penerbit Pemimpin Redaksi/ Penanggung Jawab Wakil Managing Editor Sekretaris Redaksi Redaktur Anggota Redaksi Fotografer Terbit Tarip Iklan Alamat Telepon Perwakilan Jakarta SIUPP Dicetak Oleh analisa Yayasan SIKAP PRESS : H. Soffyan : H. Ali Soekardi :Paulus M. Cukrono : H. War Djamil H. Bahari Effendy, H. Naswan Effendi, Mulyadi Franseda, H. Ismail Lubis, H. Agus Salim, H.M. Hatta Lubis, Syamsir Arief, Ali Sati Nasution, Anthony Limtan, Fajaruddin Idris. Mac, Reyadi MS, A. Rivai Siregar, Ismugiman, Idris Pasaribu, M. Sulaiman, Samil Chandra, M. Nur, Hermansyah, Aswadi, Faisal Pardede, Kwa Tjen Siung. Hendar Tusmin, Rizal Rudi Surya, Ali Murthado, T. Deddy Bustamam, Irham Nasution, Ridwan, Bachtiar Adamy, Zulmaidi, Muhaddis, James P. Pardede, Fahrin Malau. Andi Kurniawan Lubis, Ferdy Siregar, M. Said Harahap. Seminggu 7 kali Rp. 7.500,- per mm/kolom (umum) Rp. 5.000,- per mm/kolom (keluarga) Jalan Jend. A. Yani No. 35-43 Medan 20111 Kotak Pos : 1481, Telex No. 51326 Fax.: (061) 4514031, Telegram: ANALISA MDN Redaksi: (061) 4156655 (5 saluran), 4511256 Tata Usaha: (061) 4154711 (5 saluran), 4513554 Frans Tandun, Jalan K.H. Hasym Ashari No. 43-A Jakarta Pusat, Tel. (021) 6322440, 6322271, 6322289 Fax.: (021) 6322315 : SK. Menpen No. 023/SK/MENPEN/SIUPP/A.7/1985 Tanggal 24 Desember 1985 P.T. KUMANGO Medan (Isi diluar tanggung jawab pencetak) Tajukrencana Pertebal Perekat Bangsa untuk Keutuhan Negara ESOK, bangsa Indonesia memperingati puncak dari rangkaian memperingati HUT ke 58 Proklamasi Kemer- dekaan Negera Kesatuan Republik Indonesia. Tanggal 17 Agustus, merupakan tanggal yang tergolong luar biasa bagi rakyat Indonesia. Meski memperingati acara itu merupakan kegiatan rutin dan seremonial, tetapi ada unsur historis yang mendalam untuk kita. Dalam usia yang terbilang agak lanjut ini, ternyata dalam beberapa tahun terakhir hingga sekarang, bangsa dan negara kita sedang mengalami suatu cobaan yang sangat berat. Kondisi negara dari beberapa sisi memang memprihatinkan. Laju pertumbuhan pembangunan dan perekonomian/ moneter yang masih membutuhkan perhatian ekstra, agar dapat keluar dari keterpurukan yang dalam. Stabilitas di bidang politik, patut menjadi perhatian serius. Apalagi kalau dihubungkan dengan menjelang tahun 2004 yaitu penyelenggaraan pemilihan umum, teristimewa dengan pemilihan langsung untuk presiden dan wakil presiden. Multipartai saat ini dan dalam pemilu mendatang tentu akan 'menaikkan" suhu politik di Tanah Air. Namun, jika masih dalam batas toleransi, tidak menjadi masalah. Sebaliknya, kalau pernyataan dari sejumlah tokoh partai untuk berbagai masalah yang sebenarnya "tidak" dikuasainya, justru akan melahirkan keresahan dan kesimpangsiuran di tengah- tengah masyarakat. Dalam keadaan seperti sekarang, hal yang patut pula digaris bawahi adalah tentang "percikan api" di beberapa daerah yang bernada ingin memperoleh otoritas yang lebih besar, bahkan ada yang ingin berdiri sendiri. Sejalan dengan itu, dalam lima tahun belakangan, sering terjadi peristiwa yang berkaitan dengan SARA. Bahkan, kasus-kasus peledakan bom, juga menjurus ke arah organisasi keagamaan. Juga masih terjadi pertikaian internal yang kadangkala dapat membesar menjadi isu yang nasional. Mengamati keadaan tersebut, agaknya ada suatu hal yang kini patut kembali dipertebal yakni hal-hal yang menjadi perekat bangsa untuk keutuhan negara. Banyak bentuk yang menjadi perekat bangsa, yang selama ini dipelihara dan diterapkan oleh segenap lapisan masyarakat dan oleh semua suku/daerah di Indonesia, sehingga persatuan dan kesatuan tetap mampu dipertahankan secara baik. Dalam tahun-tahun terakhir, dengan berbagai kasus SARA itu, jelas terjadi erosi terhadap perekat bangsa. Mengapa? Selain secara tidak sadar kita diobok-obok oleh pihak tertentu, rasa kebangsaan (nasionalisme) yang juga dilanda erosi, menjadikan "sense of belonging" terhadap negara ini seolah-olah menipis. Rasa memiliki yang seharusnya tetap menebal, seolah-olah luntur. Korupsi yang merajalela dan penegakan hukum yang belum menggembirakan, menjadi penyebab utama diantara sekian faktor yang menggores hati sanubari rakyat yang ingin mengabdi dan membela negara ini. Koruptor tanpa malu- malu menyelenggarakan pesta perkawinan atau ulangtahun atau sejenis itu secara besar-besaran. Koruptor yang sebagian besar adalah pegawai negeri (dan pejabat !) dengan seenaknya pamer kekayaannya dalam bentuk mobil, rumah dan lain-lain. Ini, menimbulkan jurang pemisah yang makin lebar diantara kita. Inilah satu dari sekian penyebab yang melunturkan perekat bangsa. Dalam suasana gembira dan kesyukuran kepada Tuhan YME, saat berada dalam perayaan 17 Agustus ini, mari kita introspeksi perekat bangsa itu. Kalau sudah menipis, mari kita pertebal kembali, semata-mata untuk keutuhan negara tercinta, Indonesia. Dirgahayu Republik Indonesia. Surat Pembaca Konsentrasi Penonton TV Suprana dengan mantan Menlu Alwi Shihab. Sedang asyik- asyiknya saya mendengar kete- rangan Alwi Shihab, mendadak kepala dan wajah pembicara itu hilang karena ditutupi logo TVRI. Dan ini terjadi berulang- ulang. Terganggu oleh Kebijakan Pengelola TV Sendiri SELAIN menikmai acara hi- buran, saya juga selalu meng- ikuti acara-acara yang saya ang- gap penting di berbagai siaran televisi, baik swasta maupun TVRI. Acara yang saya anggap penting dimaksud antara lain adalah warta-berita, ulasan, dia- log, dan lain sebagainya. Tetapi sayangnya, saya (mungkin juga pemirsa lainnya) merasa sangat terganggu ketika menonton tersebut. Gangguan itu disebabkan selalu ada dita- yangkan semacam pemberi-ta- huan, bahkan juga berita dalam bentuk tulisan di bahagian ba- wah layar kaca. Ini jelas mengganggu, kare- na konsentrasi pemirsa jadi ter- pecah. Satu pihak ingin menik- mati sinetron misalnya, tapi di lain pihak ingin pula membaca tulisan berita yang sama-sama disiarkan itu. Kan tidak nikmat lagi menonton. Juga ada lagi gangguan yang sama sekali merusak acara siar- an. Yang dimaksud adalah logo TV yang selalu nampak di layar kaca. Hal ini tidak menjadi soal, jika penempatan logo tersebut tidak menutupi gambar yang se- dang ditayangkan. Nama dan alamat harus jelas Sertakan Fotokopi KTP Misalnya pada tayangan "Ja- ya Show" TVRI hari Senin (11/ 8) jam 21.30. Pada saat itu wa- wancara pembawa acara Jaya Praktek-praktek seperti ini, bukan saja TVRI tapi juga TV swasta lainnya, sangatlah men- jengkelkan penonton. Seharus- nya logo tersebut ditempatkan di tempat yang tidak mengganggu konsentrasi penonton. Di bawah misalnya. PENATUA Jalan Brigjen Bejo Medan ΟΡΙΝΙ Menyambut HUT ke-58 Proklamasi Kemerdekaan Selamatkan Mental Bangsa Indonesia Silakan Menggugat, Tetapi Jangan Asal Gugat Oleh: Ali Soekardi GLOBALISASI dewasa ini dapat difahami sebagai suatu kekuatan raksasa yang mempe- ngaruhi tata kehidupan dunia se- cara menyeluruh, baik di bidang ekonomi maupun bidang kebu- dayaan. Begitu dramatisnya ke- kuatan yang dihasilkan oleh modernisasi dan globalisasi de- wasa ini, sampai-sampai ia mampu menjungkir balikkan orientasi kehidupan lama men- jadi orientasi baru. Meminjam istilah Naisbit, "global lifestyle" kini merupa- kan fenomena yang sulit dire- dam disebabkan jangkauan siar- an tv yang kini tidak lagi menge- nal tapal batas begitu gencarnya melalui food, fashion and fun (hiburan), kehidupan modern (Barat) kini menjadi rujukan masyarakat. Modernisasi yang berporos pada rationalitas me- mang diakui telah mampu meng- antarkan manusia kepada berba- gai kemajuan dengan aneka prestasi yang mengagumkan. Namun di balik kemajuan yang mengandalkan iptek sebagai satu-satunya ukuran keberhasil- an, maka yang terjadi adalah pendangkalan kualitas hidup. Kebersamaan, kasih sayang dan solidaritas sosial kian memudar di tengah masyarakat. Dewasa ini tanpa disadari di antara anak bangsa ini telah banyak terjangkit penyakit spiri- tual (spiritual illness). Suatu pe- nyakit yang membuat kita tidak tahu lagi bagaimana seharusnya menjalani kehidupan ini. Dianta- ra kita sudah banyak yang meng- alami penyakit alienasi (keter- asingan diri) baik dari keluarga, tetangga, bahkan dari dirinya sendiri dan dari Tuhannya. IRONI KEHIDUPAN Lihatlah berbagai ironi dalam kehidupan sehari-hari, merebak- nya pergaulan bebas di kalangan pelajar dan mahasiswa yang banyak menimbulkan MBA (marriage by accident) dan lebih dari 2 juta bayi tak berdosa dibunuh (kasus aborsi). Keke- rasan dan kebrutalan muncul di- mana-mana dalam berbagai ben- tuk, di lingkungan keluarga (anak membunuh orang tuanya) maupun dalam masyarakat luas. Kasus-kasus pemakaian nar- koba, ekstasy dan sabu-sabu di kalangan remaja maupun orang dewasa, kini semakin marak dan setiap bulan korbannya bertam- BERAGAM faham dan alir- an pemikiran mewarnai sejarah pembentukan bangsa dan negara yang bernama Indonesia. Dulu persatuan bisa ditegakkan karena semua merasa senasib sependeri- taan dan sama-sama berjuang melawan imperialisme - kolonia- lisme. Memang, antara gagasan (ide) dan realitas sulit ditentukan mana yang lebih dulu hadir. Peliknya nyaris sama seperti perdebatan mana yang lebih dulu, telur atau ayam. Tokoh eksistensialisme seperti Jean Paul Sartre, Sigmund Freud dan Karl Marx, sangat ya- kin bahwa kenyataan yang mem- bentuk gagasan atau pemikiran seseorang. "Eksistensi selalu mendahului esensi." Ayamlah yang mendahului te- lur, karena ayam bisa 'survive' dalam menghadapi kenyataan kerasnya hidup ketimbang telur yang lemah dan mudah pecah. Bagaimana manusia akan berpi- kir bahwa ia ada, jika eksisten- sinya tidak pernah ada? Tapi ada pendapat, lain yaitu esensialisme. Max Webber mem- percayai justru gagasanlah yang membangun realitas. Sebagai contoh, manusia mampu men- ciptakan pesawat terbang, apa- kah "eksistensi" pesawat terbang sebelumnya memang sudah ada? Gagasanlah yang membuat se- suatu dari tidak ada menjadi ada. Mana yang benar seperti ung- kapan Rene Descrates "cogito ergo sum" aku berpikir maka aku ada, atau aku ada maka aku berpikir? Jadi ketika ditanya, dari mana datangnya Indonesia? Dari gagasan belaka atau dari kenya- taan yang sudah ada? Sementara itu praktek KKN terus berkembang biak, yang kaya semakin kaya, dan yang miskin semakin miskin. Walau- pun hampir tiap hari kasus-kasus korupsi dibeberkan dalam mass media, tampaknya para pelaku- nya tidak jera karena gong peng- adilan tidak tuntas menangani- nya (tidak berani?) Kini Indone- sia secara internasional dikenal sebagai salah satu negara juara korupsi di dunia. Akibatnya, sebagai bentuk. penyakit sosial tampaknya me- ngimbas ke berbagai kalangan masyarakat, membawa dampak ikutan yang cukup mempriha- tinkan. Bagaikan epidemi, prak- tek kemaksiatan itu yang ber- langsung bertahun-tahun (yang kemudian menjadi budaya), menular kepada sebagian warga. masyarakat. Norma-norma hu- kum nyaris tak berdaya apalagi norma agama semakin ter- pinggir. Sebagian dari mereka yang lama memendam rasa kecewa, mempraktekkannya me- lalui berbagai tindak kriminal. Tindak kriminal akhirnya melu- ber kemana-mana, tidak hanya di kota tetapi juga di desa-desa. Yang terjadi kemudian adalah apa yang disebut oleh pakar psikologisosial: "social illness", masyarakat yang sakit. Karena keserakahan pada harta, kekuasaan dan kehormat- an, bangsa ini kehilangan karak- ter dan harga diri. Kebudayaan masyarakat kita menjadi miskin dan statis. Pancasila sebagai pan- dangan hidup bangsa tampaknya Indonesia, Dari Mana Datangnya? nya membuat pemerintah Belan- da tidak senang bahkan melarang penggunaan istilah itu di daerah jajahannya. Max Webber tentu akan men- jawab, gagasan dan pemikiran para tokoh "the founding fathers" saat itulah yang menentukan lahirnya Indonesia. Dulu Indo- nesia tidak ada, maka harus di- kumpulan suku bangsa yang ber- adakan untuk mempersatukan serak di kepulauan ini. Namun sebenarnya Karl Marx juga tidak salah, sebab "gagasan" tentang Indonesia juga berasal dari eksistensi negara sebelum- nya yaitu kerajaan Sriwijaya dan Majapahit. Gagasan dan pemikir- an para pendiri negara Indonesia ini tidak datang tiba-tiba dari langit. Tapi berdasarkan kenya- taan bahwa saat itu Indonesia telah dijajah ratusan tahun oleh penjajah yang sama yaitu Belan- da, sehingga sangat mempe- ngaruhi cara berpikir mereka. Mengapa tidak bersatu seperti dulu lagi? Kenyataan timbulnya gerakan nasionalisme yang terjadi di negara lain juga mempengaruhi. Perdebatan mengenai bagaimana membentuk bangsa dan negara Indonesia semakin intensif dila- kukan sejak tahun 1920. Apalagi, kian banyak pemuda Indonesia yang telah mengenyam pendidik- an tinggi di luar negeri. Kesa- daran akan semangat nasionalis- me terus dikobarkan dan sema- Kebiasaan mengganggu ke- senangan penonton ini sudah se- ring terjadi. Misalnya, ketika pe- mirsa sedang menyimak penje- lasan seorang yang diwawanca- rai, mendadak terputus begitu saja karena ada telepon pemirsa yang masuk. Ini bagus yaitu mengikut-sertakan pemirsa ber- partisipasi membahas persoalan yang sedang dibahas dan disiar- kan langsung, tetapi menjadi ti- dak bagus jika keterangan nara- sumber mendadak dipotong be- gitu saja. Hal-hal seperti ini seharusnya menjadi perhatian bagi semua pihak yang mengelola siaran te- levisi, baik swasta maupun TVRI. Artinya pemirsa jangan ngat ini perlu sebuah "nama" terganggu perhatiannya pada dan identitas yang bisa menyatu- hal-hal yang dapat dikategorikan kan semua suku bangsa di pen- sebagai mengganggu itu. juru nusantara. Oleh H.M. Farid Nasution kini tinggal slogan. Kini banyak sekali orang ter- pukau oleh modernisasi dan glo- balisasi, mereka menyangka bahwa modernisasi itu akan serta merta membawa kesejahteraan. Mereka lupa bahwa di balik yang serba gemerlap itu ada ge- jala-gejala yang disebut "the egony of modernization", yaitu azab sengsara karena moderni- sasi, seperti ketegangan psikoso- sial yang dapat disaksikan dalam kehidupan di masyarakat. Ama- tilah kehidupan perkotaan juga semakin keras dan saling me- mangsa. Semakin meningkat angka-angka kriminalitas de- ngan intensitas tindak kekerasan, penyalahgunaan narkotika, pros- titusi, stress dan sebagainya. ASAL MULA Nasionalisme untuk memben- tuk suatu "nation" perlu sebuah nama sebagai wujud persatuan bangsa. Lalu mengapa wujud nasonalisme itu bernama "Indo- bah. Begitu pula perkosaan, per- selingkuhan, perkelahian antar pelajar, child trafficking (sedikit- nya 70 ribu anak Indonesia ter- utama perempuan dieksploitasi secara seksual dan terikat de- ngan jaringan prostitusi anak (Republika, 17 Juli 03). Kasus eksploitasi seks terhadap anak- anak cenderung meningkat, se- ringkali dengan alasan kesulitan hidup, ortu "menjual" anaknya untuk menjadi pelacur, ayah memperkosa anaknya sendiri, kakek memperkosa anak gadis ingusan dan sebagainya. Peristi- wa-peristiwa yang mengejutkan yang sebelumnya tak pernah terpikirkan akan terjadi, tiba-tiba muncul di depan mata kita. nesia", sebenarnya nama Indo- nesia itu berasal dari siapa dan bagaimana sejarahnya hingga kita memakai nama tersebut? Oleh: Fadil Abidin Belanda (Nederlandsc Indie, Dutch Indies, Indes Nederlan- daises). Itulah nama resmi di forum internasional untuk me- nunjukan negara jajahan Belanda di gugusan kepulauan nusantara. Pada Piala Dunia 1938 di Peran- cis, Belanda mengikutsertakan Dutch Indies berpartisipasi di- dalamnya. Berarti Indonesia dulu pernah ikut Piala Dunia walau- pun dengan nama lain. Muncul berbagai penyakit. keterasingan (alienasi). Ada alienasi ekologis, manusia seca- ra mudah merusak alam dan ke- kayaan yang terkandung di bumi nusantara ini dengan penuh kerakusan, tanpa peduli dengan kelangsungan hidup masa depan anak bangsa. Ada pula alienasi etologis, bahwa sementara orang di negeri ini mulai mengingkari hakekat dirinya, hanya karena memperebutkan materi dan mo- bilitas kehidupan. Muncul pula gejala alienasi masyarakat yang menunjukkan keretakan dan kerusakan dalam hubungan antar manusia dan antar kelompok, sehingga lahir disintegrasi sosial, semisal broken home dan selan- jutnya fenomena disintegrasi bangsa. Selain itu terdapat gejala- alienasi kesadaran, yang ditandai oleh hilangnya keseimbangan kemanusiaan karena meletakkan rasio atau akal pikiran sebagai satu-satunya penentu kehidupan, yang menapikan rasa dan akal budi (Herati Nurhadi, dalam Sastrapateja, 1986): Nama yang diberikan Belanda tentu berbau "kebelanda-belan- daan". Lalu beberapa orang ber- usaha mempopulerkan nama yang lebih khas. Seperti yang dilakukan Multatuli alias Dr. Eduard Douwes Dekker (1820- 1887). Ia mengusulkan nama Insulinde (Kepulauan Hindia). Hal serupa juga dilakukan oleh Ernest Francois Eugene Douwes Dekker (1879-1950) alias Setya- budi, yang mengusulkan nama Nusantara pada tahun 1920-an. Kata nusantara mulai terkenal ketika Mahapatih Kerajaan Majapahit Gadjah Mada meng- ucapkan sumpah Mukti Palapa tahun 1380. Kata nusantara ber- arti kumpulan pulau seberang, nama itu dipakai untuk menyebut pulau-pulau di luar Jawadwipa. (Pulau Jawa). GAYA HIDUP Fenomena di atas kalau bisa kita sebut sebagai gambaran ga- ya hidup modern akhirnya mem- buahkan azab sengsara moderni- sasi yang boleh jadi belum sepa- rah yang dialami oleh negara-ne- gara modern (barat) antara lain dapat dikemukakan dari hal-hal berikut: Oleh Setyabudi, kata nusanta- ra diartikan "secara Melayu" yaitu menjadi kata "nusa" dan "antara". Nusa berarti pulau, disebut antara karena letaknya berada di antara dua benua dan dua samudera. Jadi Nusantara adalah kepulauan yang terletak @Nilai-nilai agama dan tradisional masyarakat cende- rung berubah menjadi masyara- Makna sebuah nama barang- kali tak begitu penting, seperti kata pujangga Inggris William Shakespeare, "What's in a name?" Tapi sesungguhnya, nama menggambarkan sejarah, silsilah, ciri khas, identitas dan kebanggaan. Sebuah nama yang tepat akan memudahkan orang lain untuk mengingatnya. Karena itu, pada zaman da- hulu, beberapa bangsa asing mencoba memberi nama yang cocok bagi negeri kita. Orang Tiongkok menamainya dengan Nanhai (Kepulauan Laut Sela- tan). Orang India menyebutnya Dwipantara (Kepulauan Tanah Seberang) dan Orang Arab men- julukinya Jazirat Al-Jawah (Kepulauan Jawa). Sebelum abad ke-18, orang Eropa menggolongkan secara sederhana darah yang memben- tang luas antara Persia dan Cina sebagai "India". Tak mengheran- kan bila di ujung daratan India yang berbentuk kepulauan itu, Belanda, Inggris dan Perancis memunculkan istilah Kepulauan Hindia (Indische Archipel, In- dian Archipelago, l'Archipel Indien) atau Hindia Timur (Oost Indie, East Indies, Indes Orien- tales) semua itu menunjuk ke- pada kumpulan gugusan kepu- lauan di nusantara. Hal itu untuk membedakannya dengan West Indies atau negeri India yang sebenarnya. Namun, Logan yang menulis artikel "The Etnology of In- dian Archipelago" pada jurnal itu lebih memilih nama Indone- sia. Huruf "u" di tengah-tengah Ketika Belanda berhasil me- kata itu kemudian diganti dengan nguasai Sabang sampai Merauke "o" agar ucapannya lebih baik. pada tahun 1910, nama resmi "I prefer the purely geographi- yang digunakan adalah Hindia cal term INDONESIA, which di antara benua Asia dan Austra- lia serta diantara samudera Hin- dia dan Pasifik. NAMA INDONESIA Istilah Indonesia sendiri dibe- rikan oleh seorang ahli hukum kelahiran Skotlandia dari Uni- versitas Edinburgh, James Ri- chardson Logan (1819-1869). Pada tahun 1847, ia menerbitkan majalah Ilmiah tahunan, Jour- nal of the Indian Archipelago and Eastern Asia (JIAEA) di Singapura. Nama Indonesia mu- lai muncul pertama kali dalam jurnal itu. Tahun 1850, seorang ahli etnografi bangsa Inggris, George Samuel Windsor Earl (1813- 1865), menggabungkan diri se- bagai anggota JIAEA. Ia menulis artikel ilmiah berjudul "On the Leading Characteristics of the Papuan, Australian and Me- layu-Polynesian Nations". Di sana ia pelopori penggunaan nama khas Indunesia atau Malayunesia. Argumentasi Earl adalah The inhabitants of the 'Indian Archipelago' or 'Ma- layan Archipelago' would be- come respectively Indunesians of Malayunesians". Tapi ia le- bih memilih nama Malayunesia karena istilah itu dianggap tepat untuk negeri beretnik Melayu. Sedangkan istilah Indunesia le- bih cocok dipakai untuk Srilanka atau Maladewa. is merely a shorter synonym for the Indian Islands or the Indian Archipelago," begitu alasannya. Inilah yang sering salah ka- prah dan keliru dalam pemaham- an kita selama ini. Istilah "indo" pada awalnya bukan berarti me- nunjuk kita sebagai "bangsa campuran" atau "turunan silang" dari berbagai bangsa. Indo ber- asal dari kata "Indu" yang ber- ubah vokalnya, kalaupun ada pe- ngertian "campuran" itu menun- jukkan pada pengertian geografis bukan genetis, bahwa wilayah kita memang campuran antara Asia dengan Australia. Sedang- kan bangsa kita tetap sebagai rumpun ras Melayu. Nama yang diperkenalkan Logan itulah yang kian populer di Eropa. Pada tahun 1884, Adolf Bastian (1826-1905), guru besar etnologi Universitas Berlin me- nulis buku berjudul "Indonesien kat yang rasional pragmatis yang bercorak sekuler, materialistis dan serba boleh (permissive so- ciety). order die Inseln des Malayis- chen Archipel". Buku ini ba- nyak dibaca kalangan mahasiswa Eropa sebagai buku rujukan untuk mempelajari kebudayaan orang-orang nusantara, sehingga nama Indonesia kian terkenal. Akhirnya nama Dutch Indies mulai ditinggalkan dan diganti dengan istilah Indonesia teruta- ma di kalangan akademisi Eropa. Beberapa sarjana Belanda juga mulai menggunakan istilah itu, seperti Hendrik Kern (1885), dan sosiolog kontroversial Christian Snouck Hurgronje (1894). Popu- lernya nama Indonesia sebenar- @Struktur keluarga yang semula "extended family" cen- derung ke arah "nuclear family" bahkan "single parent family". @Pola hidup masyarakat yang tadinya sosial religius ber- ubah ke arah kehidupan masya- rakat yang individual dan seku- ler. @Hubungan kekeluargaan yang tadinya intim dan kokoh, cenderung menjadi longgar dan rapuh. @Lembaga perkawinan yang dulu dianggap sakral kini mulai diabaikan dan cenderung memilih hidup bersama tanpa nikah. @Persaingan karier dan materi yang meluap-luap sehing- ga mengabaikan hubungan inter- personal yang ramah. PENUTUP Hari ini memang sangat jauh berbeda dengan 58 tahun yang lalu, masa dimana orang-orang desa dengan setia memanggul bambu runcing, makan singkong dengan semangat berapi-api melawan penjajah. Masa itu bangsa Indonesia penuh harap- an. "Nanti setelah Indonesia merdeka, kekuasaan dan keka- yaan alam Indonesia berada di tangan bangsa kita. Kita akan makmur, hidup sejahtera, gemah ripah loh jenawi. Saat itu semua kepentingan rakyat gratis, seko- lah gratis, minyak lampu gratis, kita aman, damai tenteram. Kini harapan tersebut sudah terlalu muluk. Andaikan para pahlawan bangsa ini menyaksikan Indone- sia sekarang ini, pasti mereka akan menangis, bangkit dan demo ke MPR/DPR, mengutuk para koruptor. Marilah kita sebagai penerus bangsa berdialog dengan diri sendiri, dengan tantangan-tan- tangan dan realitas modernitas. Lalu bertanya ke hati nurani. Ka- lau bertentangan dengan nilai agama yang kita anut kita ting- galkan. Selain itu mengkaji kem- bali budaya lokal secara kritis, kalau tidak bertentangan dengan keyakinan kita ya, kita amalkan. Pilih kehidupan yang bermakna bagi diri sendiri dan bagi orang lain. Jangan bingung. Wallo- hu'alam. *** Penulis adalah dosen senior IAIN SU Sedangkan kaum terpelajar mulai membiasakan diri dengan sebutan Indonesia karena sebutan Hindia Belanda bagi mereka adalah lambang penindasan dan penjajahan, yang harus segera disingkirkan. INDONESIA MERDEKA Di kalangan bumiputera yang pertama kali menggunakan isti- lah Indonesia adalah Suwardi Suryaningrat (Ki Hajar Dewan- tara). Saat dibuang ke Negeri Be- landa pada tahun 1913, ia men- dirikan sebuah biro pers bernama Indonesich Pers Bureau. Pada tahun 1917 di Leiden berdiri perkumpulan mahasiswa bernama Indonesisch Verbond van Studeerenden (Liga Maha- siswa Indonesia). Tapi perkum- pulan ini tidak tertarik dengan politik dan ide kemerdekaan. Sehingga pada tahun 1922, kalangan mahasiswa yang berci- ta-cita kemerdekaan keluar dari liga ini dan mendirikan Indone- sische Vereeneging (Perhim- punan Indonesia) dengan Moh. Hatta sebagai ketuanya. Hatta kemudian ditangkap di Negeri Belanda, pidato pembelaannya "Indonesia Vrij" (Indonesia Merdeka) menjadi karya agung dan klasik dalam literatur politik pergerakan mahasiswa kala itu. Di dalam negeri, istilah Indo- nesia dipakai oleh Perhimpunan Sosial Demokrat Hindia (ISDV) BARULAH pada Pemilu kali ini kita dihadapkan kepada per- soalan-persoalan yang tidak Salah satu dari sekian banyak persoalan yang dihadapi KPU adalah yang menyangkut daerah pemilihan sehubungan dengan sistem Pemilu yang akan diguna- kan nanti yaitu sistem propor- sional terbuka (SISPROKA). H.Supandi, M.Hum SAYA gembira dan bersyukur, karena para pejabat publik yang ada di Medan, atau Sumatera Utara ini menyadari benar, bahwa PTUN adalah mitra mereka. Bahwa PTUN itu antara lain berfungsi untuk menegakkan pemerintahan yang bersih dan berwibawa, demikian diungkapkan Ketua PTUN (Pengadilan Tata Usaha Negara) Medan, H.Supandi, SH,M.Hum dalam bincang- bincangnya dengan Analisa. Pada daerah pemilihan terse- but yang menjadi permasalahan hubugannya dengan alokasi kur- si anggota dewan yang dijatah pada daerah-daerah pemilihan yang bersangkutan. dapat alokasi kursi antara 3 (tiga) Setiap daerah pemilihan men- sampai dengan 12 (dua belas) kursi (lihat pasal 46 ayat (2) UU Nomor 12 Tahun 2003 tentang Pemilihan Umum). MENENTUKAN DAERAH Supandi yang telah bertugas di PTUN Medan (melingkupi Sumatera Utara) sejak tahun 1996, kini memperoleh tugas baru sebagai Ketua PTUN DKI Jakarta Raya. Ini suatu promosi, tetapi Supandi menyatakan, ini suatu amanah yang berat. PEMILIHAN Memang sampai saat ini be- lum lagi ditentukan daerah-dae- rah pemilihan tersebut secara kongkrit, katanya, menunggu Rakernas KPU seluruh Indone- sia yang akan diselenggarakan awal Agustus ini di Jakarta. Meskipun begitu, tidak ada salahnya kalau kini kita angkat persoalan itu dalam bincang-bin- cang kita lewat tulisan ini. Dengan adanya alokasi itu, seperti yang disebutkan diatas tadi, daerah pemilihan tersebut bervariasi, ada yang merupakan Dikemukakannya, para pejabat yang simpati dan memang sadar bahwa PTUN adalah mitra kerja mereka, antara lain mantan Gubsu Raja Inal Siregar. Dia begitu konsern terhadap PTUN. Juga Gubsu T.Rizal Nurdin, maupun Walikota Medan H.Abdillah, Ak.MBA. Begitu pula misalnya Bupati Langkat, Bupati Labuhan Batu, Nias, juga Walikota Binjai, Tanjung Balai, Pematang Siantar yang sedikit banyak turut mensosialisasikan PTUN. "Sesungguhnya PTUN itu melakukan tugas- tugas koreksi. Dengan tujuan agar para pejabat yang dipercaya melaksanakan kewajibannya tidak terkena "cacad yuridis". Kalaupun sampai terkena, pejabat dimaksud haruslah mampu mawas diri," ujarnya. Maksudnya, ungkapnya kemudian, pejabat dimaksud jangan lagi melakukan upaya-upaya lain yang kurang tepat, misalnya melakukan naik banding. Yang sebaiknya adalah keputusan Pengadilan dijadikan landasan untuk melakukan perbaikan-perbaikan. Satu hal yang harus diingat, setiap pejabat haruslah senantiasa bersikap hati-hati. Misalnya dalam membuat suatu keputusan, maka keputusan harus dibuat dengan berhati-hati, berdasarkan prosedur yang benar, dan lain sebagainya. Karena keputusan tersebut, andaikata salah, namun secara hukum dianggap benar jugaroleh masyarakat. Namun jika akibatnya akan terjadi terus-menerus salah kaprah, maka hal itu harus dihentikan. Yang menghentikan itu Pengadilan (PTUN). "Memang setiap warga masyarakat dapat mengajukan gugatan terhadap pejabat, jika merasa ada yang tidak beres, atau ada kesalahan sang yang pada tahun 1920 berubah nama menjadi Partai Komunis Indonesia (PKI). Namun PKI yang terkenal radikal dan tidak kooperatif dibubarkan oleh peme- rintah Belanda tahun 1927 karena melakukan pemberontakan. Nama Indonesia secara indivi- du pertama kali diperkenalkan oleh GSSJ Ratulangie. Suatu hari pada tahun 1922, Soekarno se- dang berkeliling di Jalan Braga, Bandung. Di depan sebuah ge- dung, tiba-tiba matanya tertumpu pada papan nama bertuliskan Algemene Levensverzekering Maatschappij Indonesia. Yang membuatnya tertarik adalah penggunaan kata "Indonesia" yang kala itu masih sangat tergo- long langka. Maka Soekarno pun mampir dan berkenalan dengan pemilik perusahaan asuransi di gedung itu, Gerungan Saul Sa- muel Jacob Ratulangie. Lelaki yang akrab dipanggil Sam Ratu- langie itu pun berkata. "Itulah ideku, yakni agar Tanah Air kita yang terdiri dari beribu-ribu pulau itu Yang menjadi dasar alokasi tersebut adalah besarnya jumlah penduduk yang terdapat di dae- rah-daerah pemilihan itu. Sema- kin besar jumlah penduduk maka semakin tinggi alokasinya tetapi bila tidak bisa mencapai 3 kursi (minimal) maka terjadilah peng- gabungan daerah-daerah Kabu- paten/Kota atau Kecamatan lain- nya. Mungkin sampai dengan per- hitungan seperti itu tidak banyak menemukan masalah, yang baru menimbulkan masalah dalam menentukan suatu daerah pemi- lihan ialah ketika terjadi perhi- tungan yang melebihi batas mak- simal alokasi (12 kursi) Ada daerah-daerah Kabupa- ten/Kota atau Kecamatan yang ditentukan sebagai suatu daerah pemilihan namun, alokasinya su- dah melebihi dari 12 kursi. Lalu, apakah mungkin daerah pemi- lihan tersebut masih bisa diper- tahankan. pejabat. Silakan mengajukan gugatan. Itu sah- sah saja. Tapi harus diingat, gugatan dimaksud jangan asal gugat saja. Yang begitu tidak benar. Gugatan harus didasarkan pada hal-hal yang benar, ada alasannya yang kuat juga ada kepentingan- nya (umum), dan bukti nyata," ujar Supandi. Ini dimaksudkan, agar pejabat dimaksud tidak terganggu terus-menerus oleh masalah gugatan tersebut, agar dia bisa bekerja dengan tenang.. "Karena tidak semua gugatan dapat diterima. dan dapat diajukan ke Pengadilan", tegasnya lagi. Beberapa Kecamatan yang padat penduduk di kota-kota Bandung dan Surabaya misalnya, mempunyai potensi mendapat jatah kursi lebih dari 12 untuk pemilihan anggota DPRD Kota PTUN itu bertugas menjaga keseimbangan, artinya keseimbangan antara kepentingan umum (masyarakat) dan juga kepentingan individu. Halaman 8 *** SUPANDI kembali mengungkapkan rasa syukurnya, sebab selama bertugas di PTUN di Medan ini, dirinya merasa sangat dibantu baik dari kalangan eksekutif, legislatif, maupun yudikatif dan lain-lain. Ketika ditanya apa resepnya maka dirinya selalu sukses dalam melaksanakan tugas-tugas- nya, dan kini dipromosikan menjadi Ketua PTUN DKI Jaya, dia hanya merendah: Bahwa tugas itu adalah tanggungjawab, dan merupakan titipan Oleh: Noerwahid hanya dihadapi partai-partai gabungan dari daerah-daerah Bandung dan DPRD Kota Sura- baya. politik saja, tetapi juga akan di hadapi Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang cukup memusing- kan kepala. Kabupaten/Kota atau Kecamat- an, ada pula daerah-daerah Ka- bupaten/Kota atau Kecamatan itu berdiri sendiri sebagai satu dae- rah pemilihan, dan ada juga yang merupakan bagian-bagian dari suatu Provinsi. atau amanah rakyat yang harus dilaksanakan dengan sebaik mungkin. Pergerakan perjuangan ke- merdekaan Indonesia sampai juga pada puncaknya. Pada tang- gal 17 Agustus 1945, nama Indonesia juga resmi menjadi sebuah nama negara Merdeka yang diproklamirkan oleh Soe- karno-Hatta atas nama bangsa Indonesia. Terwujudlah segala ide, gagasan, pemikiran tentang kenyataan Indonesia merdeka. Dirgahayu Negeriku. *** Penulis adalah pemerhati masalah sosial kemasyarakatan, alumnus FH-USU. Daerah Pemilihan pada Pemilu 2004 Wewenang dan kekuasaan itu sebenarnya milik rakyat, maka harus digunakan sebaik-baiknya untuk kepentingan rakyat juga. "Tidak ada resep saya yang khusus. Saya hanya berusaha melaksanakan tugas-kewajiban dengan sebaik-baiknya, dan dengan berpasrah diri kepada Yang Maha Kuasa, kepada Tuhan. Saya selalu memohon petunjuk dan bimbingan Allah SWT. Itu saja," ucap Supandi merendah. Dikatakannya, mendapat tugas baru di Jakarta berarti berada di arena baru dan menghadapi tantangan baru yang lebih keras, dan lebih kental nuansa politiknya. "Maka itu saya ke Jakarta dengan kepala tunduk dan rendah hati, senantiasa mohon bimbingan diberi kemudahan oleh Allah, dan juga memohon doa restu masyarakat," katanya. Dia juga mengemukakan merasa berutang budi kepada banyak pihak selama bertugas di sini, dan mohon maaf sebesar-besarnya jika ada kesalahan atau kekeliruan yang dilakukan, sengaja atau tidak sengaja. bersatu dan diberi satu nama. Namanya telah saya tetapkan bersama pemuda-pemudi kita yang berada di Eropa, yaitu Indonesia." Sam Ratulangie adalah orang pertama yang berani memperkenalkan nama Indonesia secara resmi di depan publik di bumi Indonesia sendiri. Pertemuan dengan Sam Ratu- langie menyisakan kenangan berkesan di hati Soekarno. Sete- lah terpilih menjadi Presiden RI, dalam salah satu pidato menyam- but Proklamasi, Soekarno pernah menceritakan lagi pertemuan ter- sebut. Bahkan Soekarno menye- but Sam Ratulangie sebagai gurunya di bidang politik. Tahun 1946, Sam Ratulangie ditunjuk menjadi Gubernur Sulawesi. Soekarno sendiri pada tahun 1927 mendirikan Perserikatan Nasional Indonesia yang kemu- dian menjadi Partai Nasional Indonesia (PNI). Seperti halnya Moh. Hatta, Soekarno juga di- tangkap Belanda. Pidato pembe- laannya "Indonesia Menggugat" dipandang sebagai salah satu kar- *** SUPANDI mengaku dirinya sebagai "anak kampung". Kelahiran Medan dari keluarga "wong cilik". Itu sebabnya dia selalu bersikap rendah. hati, ramah, dan senantiasa punya perhatian terhadap nasib rakyat kecil. Meskipun pada mulanya pernah mengecap pendidikan penerbangan di Curug, namun akhirnya takdir Tuhan menentukan dirinya menjadi sarjana hukum dan berkecimpung di dunia hukum dan pengadilan. Karirnya dalam bidang hukum diawalinya. tahun 1985 di Pulau Weh, Sabang (Aceh) sebagai hakim, kemudian 1990-1996 di Kuala Simpang, jadi bertugas di Aceh selama 11 tahun. Tahun 1996 minta dipindah-tugaskan ke PTUN. Permo- honannya dikabulkan, dan sejak tahun 1996 itulah dia bertugas di PTUN Medan yang meliputi wilayah Sumatera Utara, dan untuk sementara juga dititipi mengurus wilayah NAD (Nanggroe Aceh Darussalam). Tahun 1998 menjadi Wakil Ketua PTUN Medan, tahun 2001 dipercayakan menjadi Kema sampai tahun 2003 ini. Tanggal 22 Agustus kelak memulai tugasnya selaku Ketua PTUN DKI Jaya. Penggantinya di Medan memang belum ditetapkan, tetapi pelaksana sehari-hari kini dijabat oleh Wakil Ketua PTUN Arifin Mar- paung, SH,M.Hum. Selamat bertugas, semoga sukses selalu ! *** ya klasiknya yang terbaik. Pada tanggal 28 Oktober 1928 dalam Kongres Pemuda di Jakar- ta, para pemuda yang tergabung dalam beberapa perhimpunan mendeklarasikan "Sumpah Pe- muda" yaitu tekad Berbangsa, Bertanah Air dan Berbahasa yang satu yaitu Indonesia. Sekaligus memperkenalkan lagu kebangsa- an Indonesia Raya ciptaan WR Supratman. Sejak itulah nama Indonesia resmi menjadi nama bangsa, tanah air dan bahasa. Tak ada keraguan lagi untuk me- nyebut negeri ini dengan Indo- nesia. sipproporsionalitas dalam mene- tapkan daerah pemilihan yaitu tingkat keterwakilan rakyat dalam suatu lembaga legislatif. Semakin besar jumlah penduduk maka semakin besar tingkat keterwakilannya. Hal yang serupa kita jumpai pula pada beberapa Kecamatan di Kabupaten-Kabupaten yang Bagi daerah-daerah pemilih- berpenduduk padat di Jawa. an yang melebihi kuota (12 kursi) Begitu pula untuk setiap Kota- untuk Kabupaten/Kota bagi madya untuk pemilihan anggota pemilihan anggota DPRD Pro- DPRD DKI Jakarta yang dapat vinsi kemungkinan KPU akan dipastikan melebihi dari 12 kursi. membagi daerah tersebut men- Kabupaten Bogor yang ber- jadi beberapa daerah pemilihan penduduk 4,7 juta jiwa berpo- dengan jatah masing-masing 8- tensi mendapat 13 kursi untuk 12 kursi. pemilihan anggota DPRD Jawa Lain dengan Kecamatan, jika Barat. Di Sumatera Utara hal ada daerah pemilihan Kecamatan yang serupa juga terjadi. yang alokasi kursinya lebih dari Kabupaten Deli Serdang 12 maka Kecamatan tersebut misalnya, Kabupaten ini berpen- tidak mungkin dibagi menjadi duduk 2.054.707 jiwa dan yang beberapa daerah pemilihan, jadi berhak memilih 1.290.669 jiwa tetap saja merupakan satu daerah mempunyai kans mendapat 15 pemilihan. (Kompas, 16 Juli kursi untuk pemilihan anggota 2003). DPRD Sumatera Utara. TAK TERCAPAINYA ALOKASI Selanjutnya untuk urutan. kedua adalah kota Medan yang jumlah penduduknya 1.979.340 jiwa dan yang berhak memilih 1.330.830 jiwa berpotensi men- dapat 14 kursi untuk pemilihan yang sama. Dengan banyaknya partai- partai politik peserta Pemilu (OPP) sangat rawan bagi tak ter- capainya alokasi kursi tersebut. Permasalahan itu dapat dipaha- mi, suara-suara yang masuk (biasanya dalam jumlah yang kecil) akan menyebar kepada ada sehingga berada jauh diba- semua partai-partai politik yang wah angka BPP. Kasus seperti itu dapat terjadi pada daerah-daerah pemilihan di tingkat paling bawah, misalnya pada daerah pemilihan Kecamat- an atau gabungan Kecamatan Mengalokasikan lebih dari 12 kursi untuk daerah pemilihan Kabupaten/Kota atau Kecamatan sudah pasti bertentangan dengan undang-undang, tetapi menjadi- kan Kabupaten/Kota atau Keca- matan tersebut lebih dari satu daerah pemilihan juga menyalahi undang-undang. Meskipun demikian KPU cenderung mengedepankan prin- (Bersambung ke hal. 13) ANALISA: Sabtu, 16 Agustus 20 28 I SEE SERENGE Mei dil), PAKAN: Salah seorang petani ikan membe mendapatkan pakan pelet. Dalam satu hari pinggiran Danau Toba. 4cm Dialog Interaktif Mene Serdang Bed: Sei Rampah, (Analisa) Hal te Ketua panitia Pemekaran Kabu- pada saat paten Serdang Bedagai H.OK dalam di David Purba mengatakan pada diadakan mulanya Pemkab Deli Serdang syarakat E akan menetapkan Deli Serdang ini dang Be menjadi tiga kabupaten. Kecamata Namun sesuai dengan kepu- tusan rapat dalam rapat paripurna DPRD tanggal 10 Maret 2003 lalu memutuskan Kabupaten Deli Serdang dibagi dua Kabupaten Serdang dan Kabupaten Deli Serdang sebagai kabupaten induk, serta menetapkan Kecamatan Sei Rampah sebagai ibukota Kabupa- ten Serdang Bedagai nantinya. 13 Desa, Des Kalau Oktober 2 paten Del karkan. U rapkan d seluruh wa Kabupaten bisa men Insya Alla TTS Asah Otak M Mendatar: 2 ELECTRICAL HOUSEWARE CLEANING AID FURNITURE OUTDOOR LIVING TOOLS 18 I. Pengharapan, kesempatan baik 3. Penganugerahan (hadiah) (Inge) 6. Penawar sakit 7. Alat (Ingg) Menurun: 20 9. Bangsat, penjahat 11. Urat yang keras 13. Harimau Amerika Selatan 15. Lawan 19. Halia 20. Imbangan bini 21. Keluh kesah karena sedih dsb 22. Berlebih - PLUMBING AUTOMOTIVE. 15 1. Buku 2. Tegap, padu (Ingg) 3. Pulau terjadi dari karang 4. Olahragawan PAINT & SUNDRIES 3 5. Pen 8. Ilm akh 10. Kar 12. Kep 13. Bub 14. Com gea 16. Ko 17. Ge 18. Bub TTS E ZA 7 LEA 171 GAL 'A PU E PLA Color Rendition Chart OU ACE Harc Pusat Perkakas T KAMI AKAN SEGE de MED Dalam rangka pengembangan HARDWARE STO Ace Hardware sebagai pusat perkakas terlengka kesempatan bekerja bagi tenaga muda berpotens 1. ASST STORE MANAGER (Kode: St. Mempunyai jiwa memimpin yang kua betahasa Inggris dengan baik. Mengua sebuah ritel/ store. Diutamakan pernah 11. STORE SUPERVISOR (kode: S-S CUSTOMER SERVICE SUPERVISC CHIEF CASHIER (kode: KS-SPV $13, punya jiwa menjual yang kuat. Ag belaja sebagai Supervisor. III. CUSTOMER SERVICE OFFICER CAINIER STAFF (kode: CHS) ADVISOR/PRAMUNIAGA ( kod STUSTM. Komunikatif. Senang denga bertemu dengan orang dan "menjual ba madi pramuniaga sebuah toko, sales somer service/receptionist. IV. SECURITY/SATPAM (kode: SQ) STA. Tegas & berwibawa. Berbadani Duamakan mempunyai sertifikat pe- V. TECHNICIAN/TEKNISI (kode: T Smesin/elektronika. Menyenangi pel gan "perbaikan / service barani radi teknisi VI. ACCOUNTING STAFF (kode: At STORE ADMINISTRATION (kod S03 akuntansi/ management. Menyena Mengerti prosedur Akuntansi. Mengua Dutamakan pernah menjadi tenag disaha ritel. Kualasi umum: Pakan Berpenampilan menarik, tinggi baa ketam "shift time. Usia min. 21 thn. Dap ad Aan diutamakan bagi yang mempunyai pe dept store supermarket. Khirkan surat lamaran lengkap, riwayat cantumkan no. telpon/HP yang dapat dihubun HRD PT. ACE HARDWARE I GdKavan Lama, It. 6 Jl Puri Kencana no.1 M Email: hrd@acehardware Cantumkan kode lamaran pada sudut (Proses seleksi akan dilakukan LAWN & GARDEN AUTOI
