Tipe: Koran
Tanggal: 1990-09-16
Halaman: 04
Konten
Color Rendition Chart 4cm Halaman 4 POSKO DG Kumarsana : JALAN PENGHABISAN I Senantiasa jalan itu mencari ujung dari cahaya yang menggerayang hidupku Rumah ini sebuah duri yang tajam persinggahan awal kabut mataku yang membekukan kehendak atau juga angan yang tersimpan dalam catatan silam yang lupa jadi dermaga di langit langit hati Senantiasa pula rongga dadaku pengap dari perkucilan yang membakar riwayatku DG Kumarsana : BELAJAR MEMAHAMI DOA Kegarangan inilah yang senantiasa membayangi kita untuk bertahan sebagai peradaban zaman yang melepuh kejatidirian di atas langit pekat bulan termamah kalarahu karenanya hidup bermisal di belantara karma hutan hutan berdoa memahami isyarat Tuhan kegarangan ini membuat kita belajar bertahan untuk menjaga ketakutan sebagai musim menjaga musim yang alpa huruhara Antara Dua Lelaki Oleh Riyanto ua orang lelaki berjalan me- bukit. Tiba-tiba lututnya sama- sama membentur batu cadas yang menonjol runcing. "Bangsat!" cetus lelaki I. "Astagfirullah..." ucap lelaki II. Keduanya merasakan sakit aki- bat tulangnya menonjok benda ke- ras. Tapi ukuran rasa menerima keadaan itu berbeda-beda. Lelaki I memaki kejadian, sementara lelaki Il menyadari kejadian itu sebagai peringatan untuk lebih berhati-hati; lelaki I menyalahkan orang yang meletakkan batu cadas di situ, se- dangkan lelaki II menyalahkan di- rinya sendiri yang melangkah sem- brono. Yang mana diantara dua le- laki itu atheis? Itu bisa kita jawab luar kepala. Sementara kita tak me- nyadari kenyataan sehari-hari bah- wa sebenarnya banyak diantara ki- ta memendam sifat atheis. "Apa yang kau ucapkan itu?" ta- nya lelaki I "Itu ucapan "peringatan" terha- dap diri sendiri bila aku menerima kejadian seperti tadi," jawab lelaki II. tu. "Untuk apa kau ucapkan itu?" "Sebagai rasa syukur bahwa da- lam keadaan sakit pun aku tetap berterima kasih kepada Tuhan. Aku tak akan melupakanNya atau menyalahkanNya, meski batu ca- das ciptaanNya itu telah mememar- kan kulit lututku. Dan aku terima aku yang salah. Mataku yang tak melihat batu cadas itu berdiri di si- " senantiasa kita menanam bayang bayang itu sesadar akan waktu dari penyesalan dahaga duniawi Lelaki I tertawa terbahak-bahak. "Batu cadas ciptaan Tuhan? Siapa bila batu cadas diciptakan seseo- rang?" Tidak saja batu cadas, bahkan dunia beserta isinya," tukas lelaki II. DG Kumarsana : JALAN PENGHABISAN II tanpa airmata rindu ini menghitam AN HO Pahlawan Oleh Riyanto agu puji-pujian terhadap jasa Keheningan begitu merasuk dalam hati sanubari. Betapapun, dalam a- lunan lagu yang lembut itu terasa benar kesunyian itu. Dan rom- bongan orang-orang yang ber- duyun ke makam pahlawan meng- genangkan air mata tersendiri. Ada yang terasa hilang seperti tangan- tangan lembut itu menaburkan bunga-bunga wangi. dan perlayatan mencari sunyi hanyalah sebuah hafalan doa untuk melayari gelombang tiada bertepi sebagai gairah perjalanan Bersama sedu sungkawa para pe- nabur bunga di atas pusara, seo- rang tua berpakaian putih melang- kah perlahan melewati pusara pusara taman makam pahlawan itu. Telah puluhan pusara ditaburi- nya bunga dengan titikan air mata. la memang menangis. Dan ia me- rasakan dunia menangis saat itu. Semua yang terkubur di tanah me- rah itu adalah sahabat-sahabatnya di masa perjuangan. Sejenak orang tua itu terpaku pa- da sebuah pusaran di mana nama pemimpinnya kini merupakan sim- bul bahwa ia pernah ada sebagai pejuang yang gigih. Tentu saja se bagai pejuang yang telah tewas, o- leh generasi berikutnya pemimpin nya itu dihormati sebagai pahla- wan. Pahlawan? Orang tua itu ter cenung sejenak. Betapa indahnya rindu ini pula mencatat ajal yang kian akrab tanpa upacara dan sengketa semakin rindu aku nenek moyang bernama leluhur yang Enny Soetomo : PETANI DALAM CINTA usah kau sekap tanahmu dengan pukat jalamu sebab akan telanjanglah ia tanpa daun tanpa akar dan jadilah kerontang usah kau tinggal tanahmu kering oleh cinta semaikan kidung kecintaanmu biar air mata darahmu membasuh tubuhnya dan abadilah namamu sebagai humus "Suatu hari hujan turun sangat lebat. Aku berdiri pada sebuah su- ngai. Aku ingin pulang, tapi tak a- kan bisa, karena air bah begitu be- sar di sana. Akhirnya aku berdiri di pinggir sungai menunggu air bah itu berhenti. Tapi tiba-tiba aku her- an tatkala sebuah pohon besar di pinggiran sungai itu rebah ke tanah, terpotong-potong dengan sendiri nya, terbelah-belah dengan sendiri- nya, lalu menyatu membentuk per- ahu dengan sendirinya. Ajaib! Ke- jadian yang begitu cepat. Tuhan maha pemurah. Aku memperguna- kan perahu itu hingga tiba di seber- "Dunia itu ada dengan sendiri- ang sungai. Dan aku sampai di ru- nya, teman. Sungguh! Kau teman mah dengan selamat," tutur lelaki yang paling tolol yang aku kenal." II. "Sudahlah. Lebih baik kita ber- aku tergugu dan sajak-sajakku kembali jatuh dan tercecer entah ke mana nah aku alami," cetus lelaki II se- raya menghempaskan rerimbunan semak yang menghadang di depan- nya. "Cerita apa itu?" lelaki I begitu antusias untuk mendengarnya. Ia lebih rapat berjalan di samping lela- ki II. "Memang ceritamu aneh. Tapi cerita yang lain; kejadian yang per- tak mungkin pohon membentuk Baturaden 1988 sebutan itu bagaikan melebihi kein- kan dunia ini tatkala ia merasa di- singkirkan. Purwokerto 1990 Enny Soetomo : SAJAK PENGEMBARAAN PAGI pada juring-juring jejakku yang menelantarkan gemercik ragu di (gang buntu TU Denpasar). generasi-generasi mendatang? TERBAYANG betapa jiwanya terlampau keropos tatkala mende- ngar desing peluru. Terdengar langkah-langkah serdadu penjajah begitu mencengkamnya dalam pagi tanpa geriat kokok ayam aku rengkuh Engkau Bali Post karena cintaku karena kasihku di segenap langkah aku mengembara mengiring fajar dalam prosesi embun dan senja yang menggelantung luruh Enny Soetomo : TETAP BERLABUH Enny Soetomo : Catatan Budaya Minggu Ini: SAJAK YANG TERCECER "BOM" SENI LUKIS dalam antrian sejumlah kata aku coba melukis-lukis sebuah cinta kepadamu tentang sajak-sajakku yang kemudian hilang di setiap gerakku di setiap perjalananku yang tertunda tinggal aku tergugu et sehabis pengembaraan pagi meniti lorong-lorong-Mu yang ingin aku jerat sambil berjingkat bersama rakit mengarung batang-batangan sungai yang masih teramat asing untuk disajakkan aku kembali melabuh ketika gerimis dan senja tetap senja bersatu dengan riak gerimis aku turut merembes ke dasar ke dasar untuk tetap berlabuh Purwokerto 1989 MELAYANI PESANAN PILAR BESI BETON RING BESI BETON POTONGAN BESI BETON COR PAGAR ANTIK DLL. UD SUMBER LOGAM JLN. TEGEH AGUNG No. 65 SANUR TELPUN 87485 DENPASAR BALI. Purwokerto 1988 itandai dengan sebuah lukisan yang harganya mencapai ra- D tusan juta rupiah, meledaklah pameran-pameran di berbagai kota, terutama yang gampang dijangkau oleh TVRI. Betapa- pun harus diakui TVRI telah mengambil peran yang cukup besar dalam upaya meledakkan boom harga lukisan. Lukisan kini menjadi komoditi bisnis yang menyenangkan dan menjanjikan keuntungan. Pelukis-pelukis pun seperti mendapat angin segar, sebagian ada yang segera mengambil manfaatnya. Lalu dirancanglah pameran- pameran tunggal maupun bersama di kota-kota yang terasa cocok untuk menjual lukisan. Lalu para kolektor saling mendahului memburu karya-karya pelukis yang terlanjur terkenal akibat terjadinya sema- cam hubungan kerja dengan para kritikus dan wartawan. Hubungan kerja yang telah dirancang sedemikian rupa untuk saling mengun- tungkan satu sama lain. Para pembeli lukisan pun semakin tergila- gila. Membeli lukisan kemudian menjadi mode untuk membelanjakan kekayaan. Jelas, akibat dari situasi yang demikian ini para pelukis sebagai seorang seniman akhirnya terangkat taraf hidupnya. Bahkan beberapa di antaranya kebingungan untuk menggunakan kekayaan- nya. Seperti itulah kondisi seni lukis Indonesia sekarang ini. Semakin perahu sendiri!" harga lukisan membubung, semakin tumbuh minat para pembeli "Dan mungkinkah dunia terjadi untuk memiliki. Persoalannya sekarang, dalam hubungan kerja se- bila tak dibuat oleh tangan pencip- macam itu, para pelukis yang merasa tiba-tiba mencapai jenjang ta?" sergah lelaki II. terkenal, mungkinkah masih memiliki kepekaan estetika yang notabe- DUA lelaki berada dalam diriku ne telah mengangkat harkatnya untuk disebut pelukis sebagai seo- baku tikam pendapat. Aku menjadi rang seniman yang harus bertanggung jawab terhadap rasa estetika heran menyaksikan diriku. Setiap yang telah mendorongnya untuk berkarya. Bahwa seni dilahirkan saat aku seakan membutuhkan akibat dorongan yang demikian kuat dari rasa estetika terhadap se- kealpaan. Dan setiap saat setelah suatu yang berkelebat pada alam. kealpaan itu aku membutuhkan ke- Di sisi lain kritikus sebagai lidah dari para kolektor, dalam hubungan rinduan untuk dekat denganNya. kerja ini, telah meluluhkan diri dengan harapan mengambil keuntung- Kemarin pagi aku merasakan an. Pembicaraan-pembicaraan yang dilakukan di dalam media ha- kealpaan itu; merasakan bagaima- nyalah dalam usaha mengangkat harkat seorang pelukis, terlepas na nikmatnya harta benda, lalu dari bermutu tidaknya karya yang dihasilkan. main perempuan. Tapi keesokan- Sedini mungkin harus disadari, bahwa ternyata saat ini telah terjadi nya hartaku habis dan aku tersen- pengaburan fungsi antara kritikus dengan para wartawan. tak mendadak ingin berkumur mengambil air wudhu, melepas rin- du padaNya atau dengan kata lain menjauhkan keterpencilanku. Bila aku ingat keterpencilan itu, aku menyalahkan lelaki II. Bila aku menyalahkan lelaki II, maka lelaki I tertawa terbahak-bahak. Pi- kiranku jadi terbelah. Dunia bagi sungsang. Aku tambah pusing me- mikirkan diriku yang kadangkala munafik dan kadangkala me- nyindir orang yang melakukan ke- munafikan. derita? la merasa jera pada berjenis-jenis derita. beralasan di masa perjuangan me- raih kemerdekaan. Terbayang caci la menatap tajam pusara pemim- maki istrinya atas kelakukannya pinnya menembus belantara entah. yang pengecut: Bersembunyi di ko- la menghayati turut mati bersama long dipan, kemudian serdadu pen- rekan-rekannya itu, lalu ia meneri- jajah mengetahuinya, kemudian ia ma sebutan pahlawan. Betapa ba- diseret, kemudian menghianati pe- hagianya. Betapa indahnya bila ia juang lain, kemudian ada kesem- yang berada di awang-awang me- patan lolos dan ia lari, kemudian nyaksikan ribuan orang menabur atas luka demi luka akibat siksaan BUNGA-bunga yang masih se- kan bunga di atas pusaranya. yang diterimanya ia berkata tentang gar itu akan layu kemudian. Meng- DAUN cemara kering melayang kepahlawanannya. Dan luka itu ki- Lelaki tua itu merasa terkucil. uning, kering menghumus seperti jatuh menimpa kepalanya. Orang ni sebagai bukti yang tak bisa di- tulang belulang pahlawan meng- tua itu menghempaskan daun. Se- pungkiri generasi penerus untuk Bahkan ia kini merasa sangat jauh hantar jiwa ke sana: Di alam entah saat hayalannya terhenti, kemudian berkata, tak! kecuali oleh hatinya (57) dan Abdul Bin Ujang (56) berbeda dengan Sanip Bin Iming yang dirakit tanganNya dari tanah dirasakannya kembali suhu bumi sendiri. entah. Sorga. Ya sorga sebagai im- yang begitu memuakkan. Ia merasa ALANGKAH memalukan yang beberapa waktu lalu meneri- balan pembela tanah air. Tak sia- seakan-akan dibenci dunia. Ia bayangan itu. Lalu ia berpikir, bah- ma penghargaan Satya Lencana sia pengorbanan mereka demi membenci dirinya sendiri. Meng- wa tak harus merasa lebih dalam Karya Satya Kelas IV dari Presiden manusia-manusia sekarang dan apa ia tak ikut mati saat itu? Meng- hal jiwa, namun bisa merasa lebih Suharto atas pengabdian pada pro- yang akan datang yang mungkin apa ia tidak menerima penghormat dalam nilai kehidupan. Tentang ke- tak akan merasa hidup lengkap tan- an sebagai pahlawan setelah ber- hidupannya di masa sejarah kemer- pa kenangan terhadap sejarah per- juang dan ia tak mati? dekaan memang merupakan kodrat juangan mereka yang gigih dan ber- APA yang aku cari sesungguh- kelahiran sekaligus kebanggaan se- ani. Sebab dari kepahlawanan me- nya? Kemunafikan ? la bertanya mu hari kini yang menjijikkan. A- reka, mental-mental pemuda selan- pada diri sendiri. Pantaskah aku dalah ia merasa lemah dalam hal ji jutnya dipacu merakit hari depan menerima sebutan pahlawan, se- wa. Apa bedanya ia dengan buruh lis Sunaryono Basuki Ks di media cemerlang. mentara aku sendiri merasa.... se- buruh bangunan, mentara aku sendiri bukan... se- direktur-direktur, pencuri-pencuri, ini. Namun, bersama Sanip dan Abdul masih terdapat jutaan peng- mentara aku sendiri hanya....? penjahat, perampok dalam hal ke- SUNGAI kecil di matanya teguhan jiwa menerima goncangan abdi tanah air yang kelihatannya fesi tukang sapu dinas Kebersihan Kodya Bogor yang hingga pensiun hanya mencapai golongan Ild. A- gaknya begitu sulit bagi keduanya cuma untuk meraih satu golongan saja, padahal pengabdiannya lebih dari sepuluh tahun, demikian ditu- guru-guru, mengalirkan buliran air bening. Buliran air yang dirangsang oleh hati adalah bukti ketakberadaan- nya. la ingat. la menerima gelar veteran adalah karena sempat hi- dup di zaman di mana sejarah men- catatnya. Sementara air mata yang menetes membuktikan bahwa sebe- narnya ia hanya segelintir warna buram di tengah lautan warna pu- tih. Dan bias-bias putih dari keselu- ruhan putih menimpa keburaman- nya sehingga ia bagaikan termasuk dalam lingkup putih lautan itu. Be- narkah jiwanya putih seputih pahlawan yang rela berkorban? Be- narkan seandainya ia mati telah me nanggalkan jiwa kepahlawanan ter- hadap bumi yang menua, pada ( Suatu saat jangan heran jika menemukan seorang wartawan meng- upas karya seorang pelukis. Jangan pula heran jika seorang kritikus hanyalah melaporkan sebuah kejadian saja, tanpa berusaha membi- carakan karya yang dihadapinya. Tak bisa ditolak memang jika kebetulan di samping sebagai warta- wan dia adalah juga seorang kritikus seni lukis. Dengan catatan, perangkapan peran semacam itu haruslah dipilah ketika ia menjalan- kan fungsinya. Sebagai seorang kritikus dia harus memiliki peng- etahuan yang cukup tentang segala persoalan yang berkaitan de- ngan kesenilukisan, minimal di Indonesia. Kemudian mampu meng- upas sebuah karya sesuai dengan kepekaan estetikanya dan kualitas karya yang dihadapinya. Kondisi semacam ini tidak mustahil akhirnya menimbulkan berba- gai pendapat yang rada mengesankan telah terjadi pendangkalan dalam seni lukis Indonesia. Dr. Sanento Yuliman bahkan mengang- gap karya lukis semasa boom ini sebagai suatu pemiskinan dan pendusunan jika dibandingkan dengan karya-karya sebelumnya. Secara tak langsung juga telah menimbulkan kemerosotan nilai estetika lukisan di mata para kolektor. Sebab para pemilik galery itu kebanyakan hanya memandang lukisan dari segi nilai bisnisnya. Seakan-akan pada masa boom ini para pelukis didikte untuk mengha- silkan lukisan sebanyak mungkin. Ledakan harga lukisan telah men- jadi picu untuk melahirkan karya lukis dengan corak yang lagi in. Namun, bolehlah berharap bahwa masa boom ini sebagai suatu tahapan dalam rangka penyeleksian baik pelukis maupun lukisan yang benar-benar memiliki dasar-dasar pijakan estetika yang jelas. Sehingga pada masa pasca boom akan ditemukan pelukis-pelukis dan lukisan-lukisan yang bermutu. Tidak lagi terjadi pendiktean terha- dap pelukis. Hanya yang masih menjadi persoalan apakah pelukis- pelukis yang kecipratan boom dan menjadi orang kaya baru (memin- jam istilah Sanento Yuliman) masih menjadi pelukis pada masa pasca boom? (Putu Fajar Arcana). C 1661 bukan siapa-siapa, sosok yang ha- nyalah non body yang tidak nampak dalam sejarah yang tak seperti Ma- hapatih Gajah Mada. (Denpasar '90). Australia Tour 8 hari/7 malam Perth US$654 Brisbane US$943 Sydney US$1070 Melbourne US$1089 Termasuk tiket dari Denpasar vv dg Qantas, makan pagi dan satu tour pembukuan hubungi Carefree Bali Holidays c/-Kuta Beach Club jl Bakungsari Kuta Bali, phone 51140/51879 51261/51262 fax no 51079/52896 C 1675 MITSUBISHI MOTORS JANGAN BELI FASILITAS TANPA KUALITAS MITSUBISHI KENDARAAN MITSUBISHI 2 '90 ETERNA PERLU PRIORITAS!! 2.0i DOHC 16V. MULTI POINT INJECTION M Tampil makin gagah dan menawan, dengan styling dan perlengkapan Hi-Performance Executive Trendy Look. Ketangguhan performanya telah terbukti dengan menjuarai berbagai reli internasional, seperti seri reli Asia Pasifik dan World Rally Championship. ETERNA Teliti dulu sebelum membeli Grill baru dengan air dam depan, lebih besar, lebih aerodinamis dan stabil. CASH MINGGU, 16 SEPTEMBER 1990 90 MITSUBISHI MOTORS Side skirt lebih lebar dan trendy. Lis dan Handel pintu-all black. LANCER USI DOHC V ETERNA CREDIT MITSUBISHI ANDA ADALAH KAMI! Under spoiler belakang, lebih mantap. AUTHORIZED DEALER MITSUBISHI ANDALAN ANDA, TEKNOLOGI MITSUBISHI P.T.BUMEN REDJA ABADI Jl. Hayam Wuruk 888 R (Tanjung Bungkak) Jl. Indrakila P.O. Box 11 Telp. 88345-87451-87452-87453 DENPASAR Telp. (0287) 81073-81222 Kebumen - Jateng Jl. M.T. Haryono 453 Telp. (024) 22582 Semarang - Jateng AUTHORIZED WORK SHOP JL. TEUKU UMAR, 52 A TELP. 34608 DENPASAR MINGGU, 16 SEPTE Buru Oleh urung Pipit itu mas yan rumah. sang di dahan pohon Ja belakang bulunya berwarna cok hiasi garis putih di sayap, Yudi gembira mengelus-elusnya. Dulu, setiap kali burung Pipit terbang d pohon Jambu untuk Ulat, Yudi selalu men kan untuk dapat mem palagi bila mendengar yang manja, ingin rasa ikut terbang mengeja ka. Setelah diajari memb angkap burung oleh nya, harapan itu mer nyataan. Tidak samp minggu perangkap ya sang di dahan pohon J belakang rumah, mem - kor burung Pipit pada Yudi memeliharanya sangkar yang dia pinj teman. Makanannya di kan nasi. Minuman tempatkan pada kalem Tak henti-hentinya mengagumi kelincah rungnya yang melonca dalam sangkar. Seseka Yudi mengeluarkan be perti burung untuk cing burung Pipitnya cau. Tapi kekaguman Yu berumur panjang. Sete hari, dia sudah engga duduk di depan sangka hal biasanya sampai lebih. Kini memberi pun dia terlambat. Burung Pipit itu ja lincah lagi geraknya pertama kali dimasuk lam sangkar. Tubuhny dan jarang bergerak. redup seperti sedang Sedang Yudi larut permainan barunya. kejar-kejaran dengan teman atau memanci hingga sore hari. Pagi itu di kelas Yud ada pelajaran agama. mad, guru agama be muka kelas sambil me buku. "Anak-anak, oleh Tu dilarang menyiksa b Karena binatang itu nyai nyawa seperti kita ga merasakan sakit bi şa. Dan Tuhan akan m siapa saja yang dalam nya suka menyiksa yang tak berdosa. Ata Tuhan, di neraka binatang-binatang it ganti menyiksa oran yang berlaku kejam te nya. Untuk itu, bia binatang-binatang hi bas. Mereka tak ak nyakiti bila kalian ti nyakitinya terlebih da Mendengar penjelas Ahmad Yudi jadi ing Burung Pipitnya yang ini tidak dia hiraukan "Bagaimana bila mem burung dalam sangka tanyanya. "Sama saja. Mema burung dalam sangk dengan memenjarakan ikat kebebasannya. mungkin akan senang ngar kicauannya. Seb itu bukan kicauan, tap an sedih karena haru sah dengan anak-a Kalian mau hidup sen pa di dampingi ibu ka "Tidak..." semua mu jawab dengan serental "Anak-anak burung mikian. Mereka sedih s tinggal oleh indukny kalian tangkap. Apala anak burung yang bel mencari makan sendi menangis karena ke sampai akhirnya mati perut kosong. Petualangan Zulfikar MENCARI KAI Oleh Bahrun Ha (28) Dengan perasaan kan foto diri kak Fra rahkan ke markas ke untuk diselidiki. Dal Gustra mengharapka nantinya dapat kembe liki foto tersebut, mesk menyadari jika nantin pasti akan mengoper itu untuk mengetahu yang terselip di dalam itu artinya harapan sangat tipis! ... Pasar Badung tidak pagi tadi. Agak sianga ini para pembeli sud berkurang. Dan pa gang pun sudah ada y hat tertidur nyenya pun posisi tidurny mengenakkan mereka berjalan terseret-seret syik memandangi hal lum pernah dilihats Suatu kali sepatu ya kainya terbenam da nangan air. "Kalau jalan pasang baik-baik, Zulfikar Lora. "Mungkin dia belum masuk pasar seperti Di Jakarta gengsi ana
