Arsip
Halaman Artikel
Creative Commons License

Jika anda mendapati gambar tidak sesuai dengan spesifikasi data (salah tanggal dan atau salah penomoran halaman), posisi gambar landscape, satu gambar terdapat dua halaman, kualitas gambar kabur, anda bisa melaporkan data tersebut agar segera diperbaiki dengan menekan tombol laporkan.

Kata Kunci Pencarian:

Nama: Bali Post
Tipe: Koran
Tanggal: 1991-10-05
Halaman: 07

Konten


U, 5 OKTOBER 1991 cold at night and warm ade. What do you think I be fine and I hope the on it will rain soon? paper. They expect a 't it? s here. lot. the humidity, I think. -a; it's nice here. nder the shade. er forecast? bout it. cang-bincang tentang i. Begini pembicaraan n Bali, Made? uary are the wettest l be OK or dry. similar? -. I've heard a lot about I have to know the best st when it's cool. Our me Australian weather. from here (menunjuk betulan tergantung di on the wall, overthere. many Australians come the winter time. -latih menceriterakan ihatlah peta); perhati- Dertimbangkan keada- empat yang dapat di- i, pegunungan, pulau, rlatih dan Good luck! ES eme left front) and his wife enpasar on the occasion of the marketing manager, extreme - See in the picture (standing TUNE E ENGINE RAGUKAN LAGI C. 1562 C1732 SABTU, 5 OKTOBER 1991 Harian Untuk Umum Bali Post Pengemban Pengamal Pancasila Tajuk Rencana Peranan ABRI dalam Kehidupan Politik Indonesia KEIKUTSERTAAN ABRI dalam kehidupan politik Indonesia tak dapat dipungkiri lagi telah merupakan satu fenomena dan juga mempunyai landasannya sendiri yang cukup kuat. Sejak kelahirannya empat puluh enam tahun lalu, ABRI telah harus berhadap- an dengan musuh-musuh negara dan bangsa. Kela- hirannya sendiri merupakan masa-masa bergolak, di mana bangsa Indonesia tengah berjuang mem- pertahankan kemerdekaan yang diproklamasikan sekitar satu setengah bulan sebelumnya. Kehendak Belanda untuk kembali berkuasa di Indonesia sete- lah tiga setengah tahun terusir oleh Jepang, me- rupakan satu tantangan yang harus dihadapi oleh ABRI. Beberapa tahun setelah merdeka sepenuhnya, ABRI kembali menghadapi tantangan baru, yang berupa upaya-upaya pemecahbelahan keutuhan bangsa dan negara, pemberontakan DI/TII, PRRI/ Permesta, G-30 S/PKI, dll. Di samping itu, gerakan- gerakan separatis yang secara sporadis muncul di berbagai daerah pun menjadi tanggung jawab yang memanggil ABRI untuk mengatasinya. Dalam keadaan negara yang relatif aman seka- rang ini, muncul sejumlah pertanyaan tentang ke- beradaan ABRI. Apakah, salah satu di antaranya, fungsi ABRI yang sebenarnya sekarang ini? Masih- kah ABRI diperlukan dalam skala seperti pada masa-masa negara belum sepenuhnya aman? Pertanyaan-pertanyaan semacam itu jelas harus memperoleh jawabnya secara jelas dan tandas. Se- bab, apabila tidak, akan timbul kesalahpahaman maupun kekeliruan pandangan. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 1982 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Pertahanan Keamanan Negara Republik Indonesia, Pasal 26 menyebutkan secara tegas sebagai ber- ikut: "Angkatan Bersenjata mempunyai fungsi se- bagai kekuatan pertahanan keamanan dan sebagai kekuatan sosial." Dua fungsi inilah yang selanjutnya disebut-sebut sebagai dwi fungsi ABRI. Dengan demikian, jelaslah sudah, bahwa keber- adaan ABRI beserta fungsinya dijamin oleh, baik fenomena historisnya maupun landasan konstitu- sionalnya. Fungsi ABRI sebagai kekuatan sosial dirumuskan dalam Pasal 28 Undang-undang tadi sebagai ber- ikut: "(1) Angkatan Bersenjata sebagai kekuatan sosial bertindak selaku dinamisator dan stabilisator yang bersama-sama kekuatan sosial lainnya memi- kul tugas dan tanggung jawab mengamankan dan menyukseskan perjuangan bangsa dalam mengisi kemerdekaan serta meningkatkan kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia. (2) Dalam melak- sanakan fungsi sebagaimana dimaksud ayat (1) pa- sal ini, Angkatan bersenjata diarahkan agar secara aktif mampu meningkatkan dan memperkokoh keta- hanan nasional dengan ikut serta dalam pengambil- an keputusan mengenai masalah kenegaraan dan pemerintahan, mengembangkan Demokrasi Pan- casila dan kehidupan institusional berdasarkan Undang-Undang Dasar 1945 dalam segala usaha dan kegiatan pembangunan nasional." Dr. Alfian, dalam bukunya "Masalah dan Prospek Pembangunan Politik Indonesia" menyimpulkan: "Melalui pasal-pasal 26, 27, dan 28 itu dwifungsi ABRI dengan sendirinya kini telah memperoleh tam- bahan landasan hukum sebagai sesuatu yang sah. Bersama-sama dengan itu, dwifungsi ABRI menjadi semakin mantap kedudukannya sebagai bagian in- tegral dalam sistem atau peta bumi politik Indone- sia. Walaupun kebanyakan ahli-ahli Barat sulit mema- hami campur tangan Angkatan Bersenjata atau mili- ter dalam dunia politik, namun beberapa di antara mereka dapat pula melihat peranan militer sebagai satu bagian masyarakat yang memang mampu menjalankan fungsi politik. Ian Roxborough, dalam buku "Theories of Underdevelopment" melukiskan campur tangan militer sebagai "peran memelihara sistem yang berlaku". Militer dapat berfungsi mempertahankan satu sis- tem yang telah diterapkan dan didukung oleh mayo- ritas rakyat, dari upaya-upaya perongrongan kelom- pok yang hendak membongkarnya. Dalam kaitan nya dengan fungsi tersebut, fungsi militer atau ABRI dalam negeri kita jelas telah ditandaskan dalam keti- ga pasal tadi. Peranan ABRI dalam bidang politik ABRI sebagai dinamisator dan stabilisator secara khusus mene- gaskan fungsinya sebagai garda paling depan da- lam kubu mempertahankan sistem politik Pancasila kita. Namun peranan seperti itu hanya bisa dilak- sanakan secara penuh apabila ABRI tidak berada di luar sistem, tetapi sebaliknya turut aktif dalam pro- ses pengambilan keputusan mengenai masalah ke- negaraan dan pemerintahan. Aidit Alwi dan Zainal AKSP, penyunting buku "Eli- te dan Modernisasi" memasukkan militer sebagai satu kelompok elite yang turut memberikan andil dalam proses modernisasi bangsa. Di dalam buku tersebut, dimuat juga tulisan Robert D. Putnam "In- tervensi Militer Dalam Politik Amerika Latin: Suatu Pengkajian Politik", yang antara lain menyebutkan sejumlah cara dan contoh keikutsertaan militer da- lam kehidupan politik sebagai berikut: (a) rejim mili- ter murni, contoh Argentina beberapa tahun lalu, (b) rejim militer konstitusional, contoh El Salvador, (c.) rejim protektorat militer di Brazil, (d.) rejim koalisi militer-sipil di Argentina di bawah Juan Peron, (e) rejim militer di mana militer sebagai satu di antara kelompok kekuasaan yang sangat penting, seperti di Meksiko, dan (f) rejim militer merupakan kelom pok nonpolitik seperti di Costarica. Dari tulisan cendekiawan-cendekiawan tersebut, kita mengetahui bahwa betapa pun, keikutsertaan angkatan bersenjata dalam politik merupakan satu fenomena dalam negara-negara berkembang. Hal ini mungkin disebabkan kebutuhan mutlak untuk melakukan pembangunan dalam waktu relatif pen- dek, untuk segera bisa berpacu bersama negara- negara maju. Untuk bisa melakukan pembangunan dengan kesinambungan mantap, diperlukan stabili- tas sosial-politik yang mantap pula. Dalam hal itu militer dapat memberikan andilnya yang terbesar. Di samping itu, dalam pembangunan itu sendiri mililer pun memiliki kepentingan-kepentingannya sendiri, yang perlu diperjuangkan melalui partisi- pasinya dalam proses pengambilan keputusan. Ke- pentingan mereka bukan hanya berkaitan dengar kepentingan individu-individu militer, tetapi juga de- ngan militer sebagai lembaga serta militer sebagai satu kekuatan pendukung keamanan bangsa dan negara. Dari apa yang kita lihat itu, dapat kita simpulkan: (1) Partisipasi militer dalam politik di tanah air kita benar-benar merupakan fenomena dan sah secara konstitusional. (II). Partisipasi politik ABRI justru di- perlukan dalam batas-batas tertentu sebagai satu kekuatan yang mampu mendinamiskan dan men- stabilkan masyarakat dan kehidupan sosial-politik. (III) Sebagai dinamisator dan stabilisator, ABRI ten- tu "tidak akan" mendominasi kehidupan politik mau- pun sosial, dengan jalan mengambil alih kesempatan-kesempatan dan posisi yang pada ha- kikatnya adalah bagian birokrasi, sebagai elit mo dernisasi yang lain. Dwifungsi ABRI, dengan demikian, merupakan kerja sama militer sipil sebagai kekuatan sosial yang mengemban tugas dan tanggung jawab yang sama. Jadi bukan dua kekuatan yang saling berha- dapan dan berbaku hantam, selama kedua-duanya tetap berpegang pada batas-batasnya masing- masing. Evaluasi Mahasabha VI di Jakarta ahasabha VI yang ber- tap muka dengan kawan-ka- daerah di seluruh pelosok tanah air. Oleh Wayan Parthiana September 1991 berjalan dan berakhir dengan mulus. Meski pun hasil hasilnya tidak me- Akan tetapi mengingat kondi- muaskan semua pihak, namun si daerah-daerah yang tidak itulah hasil maksimal yang bisa sama antara satu dengan lain dicapai. Ditinjau dari persiapan nya, maka tidak semua daerah sampai dengan pelaksanaan mampu mengirim utusannya nya, Panitia Pelaksana tampak dalam jumlah yang relatif ba- bekerja keras demi keberhasil- nyak. Padahal cukup banyak an Mahasabha tersebut. De- mikian pula peserta Mahasabha baik yang berasal dari unsur Pengurus Pusat, Pesamuhan Su- linggih, Pesamuhan Walaka pengurus Parisada di daerah daerah yang berminat mengha- maupun utusan dari daerah daerah, tampak bersungguh diri Mahasabha yang merupa- sungguh mengikuti jalannya u- pacara pembukaan dan penu- tupan maupun sidang sidang paripurna dan sidang komisi. Meskipun demikian, ada be- berapa catatan kecil yang kira- nya perlu mendapat perhatian dan pemecahan terutama demi peningkatan mutu dari Maha- sabha mahasabha yang akan datang. Mahasabha kan peristiwa penting yang ter- jadi hanya satu kali dalam se- tiap lima tahun. Tentu saja pem- batasan jumlahnya tetap diper- lukan, karena tidaklah mung kin untuk menampung setiap o- rang baik sebagai peserta mau- pun peninjau Mahasabha. Partisipasi Peserta dan Penin jau Meskipun peserta dan penin- Peserta dan Peninjau jau Mahasabha cukup banyak, tidak semuanya berperan serta secara aktif memberikan sum- bangan pemikirannya. Hal ini antara lain disebabkan karena tidak semua peserta memiliki kemampuan untuk mengutara kan pendapatnya secara siste- matis. Padahal dalam pikiran mereka tersimpan pelbagai per- masalahan yang cukup penting dan mendasar. Di samping itu tentu saja faktor waktu yang de- Oleh karena Mahasabha me rupakan forum tertinggi dari Parisada, maka sewajarnyalah Mahasabha dihadiri oleh peser ta dan peninjau yang cukup ba nyak. Mahasabha tidak saja se- bagai suatu forum untuk mem- bahas masalah masalah pen- ting tentang keumatan dan kea- gamaan tetapi juga sebagai sa- rana untuk bertemu dan berta- mikian sempit, terutama waktu Surat Pembaca Persyaratan: Sertakan fotokopi identitas Salut buat para Wakil Rakyat Saya betul-betul angkat topi kepada para wakil rakyat, yang dengan semangat pantang me- nyerah "memburu" sarang-sa- rang WTS, yang bertebaran di berbagai sudut kota Denpasar. Mulai dari sarang - sarang WTS kelas teri, dengan tarif beber apa ribu rupiah sekali pakai, meniru apa yang telah dilaku- Bali, bahkan ada juga WTS "Ma- yang teralokasikan untuk si- mengakibatkan dak semuanya mendapat ke- sempatan yang sama untuk mengemukakan pendapat dan pandangannya. Namun dengan adanya acara laporan dari dae- rah-daerah dan pemandangan umuni, kiranya masalah seba- gaimana dikemukakan itu, su- dah cukup tertampung. 20.00. Bali Post Halaman 7 Masyarakat Bali dan Modernisasi T ransformasi sosial adalah merupakan suatu proses yang universal karena selalu terjadi pa- da setiap masyarakat. Pada masyarakat yang relatif tertutup terhadap inovasi maupun nilai-nilai yang berasal dari luar proses transformasi berjalan sa- ngat lambat. Tetapi pada masyarakat yang sangat terbuka terhadap dunia luar, transformasi sosial berjalan sanga: cepat melalui proses akulturasi dan difusi nilai-nilai baru. Oleh IB Gaga Adi Saputra dan IGM Pujastana Transformasi sosial menjadi suatu persoalan apabila terjadi suatu kesenjangan budaya (cul- tural lag) yang diakibatkan oleh merosotnya keyakinan terha- dap nilai-nilai yang lama, se- mentara nilai-nilai yang baru belum sepenuhnya dapat diter- ima. Masyarakat dunia ketiga seringkali mengalami persoal. an ini. Modernisasi (sebagai sial) telah mengakibatkan keti- suatu proses transformasi so- dakmampuan nilai-nilai sosial yang lama menyelesaikan ber- bagai persoalan baru, sedang suatu sistem nilai yang baru be- lum sepenuhnya melembaga. TUSUARA Surat dani Ibukota stilah dilematis mungkin da- Lpat disamakan dengan istilah 'serba salah'. Dalam masyarakat kita ada pemeo yang disebut buah si malakama. Pemeo ini mencoba menggambarkan suatu situasi yang sangat dilematis, serba sulit dan serba salah. Suatu contoh ka- sus dapat dikutip dalam kaitan ini dimana koran-koran ibu kota memberitakan bahwa bank-bank pemerintah akan mem-phk-kan 9.000 orang karyawan golongan tingkat menengah dalam waktu singkat ini. Tindakan rasionalisa- si ini tidak terelakkan lagi. Meng- apa? Alasan yang dikemukakan adalah semakin merosotnya per- olehan laba bank-bank pemerin- tah bersangkutan, bisnis perban- kan berada dalam keadaan sema- kin sulit di tengah-tengah kebija- kan uang ketat pemerintah yang Modernisasi Masyarakat Bali Fenomena yang tampak je- li dewasa ini adalah terbentuk las terjadi pada masyarakat Ba- nya suatu gaya hidup yang men- cerminkan aspirasi aspirasi material masyarakat industri. anugrahan Satya Lencana modern oleh individu yang men- Hal ini bisa kita lihat dari me- masyarakat di Pulau Bali se- Manggala Karya kelas I kepada jadi anggota masyarakat. Tuju- wabahnya pola konsumsi ma- dangkan persoalan diluar ma- Gubernur Bali di Denpasar 22 an akhir dari proses ini adalah syarakat yang berpendapatan syarakat adalah persoalan-per Juni 1991 yang baru lalu, yang pembentukan manusia modern. menengah ke atas, Pola kon- soalan yang lebih luas seperti mengungkapkan bahwa tinggi Manusia modern adalah indivi- sumsi seperti ini merupakan a- demokrasi, hak asasi, kemiskin- nya aspirasi masyarakat Bali du yang mempunyai gaya hidup kibat dari demonstration effect pa- an, yang skupnya meliputi ma- terhadap modernisasi perlu di- modern serta memiliki orienta da skala global, yang dibawa o- syarakat yang lebih luas. Kalau waspadai. Sumber permasala si kultur dan kecenderungan. leh wisatawan asing dan demon- kita lihat nampaknya sangat se- hannya adalah keinginan untuk kecenderungan intelektual mo- stration effect pada skala lokal, dikit masyarakat Bali yang mempertahankan nilai luhur di- dern. Gaya hidup modern ada yang dibawa oleh wisatawan do- mempunyai kecenderungan satu pihak dan menyesuaikan lah gaya hidup yang dipengaru- mestik yang berasal dari kota kecenderungan untuk memiliki nilai luhur tersebut dengan ni- hi oleh aspirasi aspirasi ma- kota besar di luar Bali. Secara dan membentuk opini terhadap lai modern yang dinamis, dipi- syarakat industri. Sedangkan o- umum hal ini sebenarnya tidak persoalan-persoalan diluar ma- hak lain (Bali Post 24 Juni 1991). rientasi kultur dan intelektual menjadi masalah sepanjang di- syarakat Bali. Sangat jarang in- Artinya bagaimana kita me- modern dimaksudkan sebagai dukung oleh kemampuan eko- dividu maupun kelompok yang nyesuaikan usaha untuk meles- kecenderungan kecenderung- nomi masyarakat dan kondisi secara jelas memiliki komitmen tarikan nilai luhur dengan ke- an untuk membentuk atau me- pemerataan pendapatan yang terhadap persoalan-persoalan harusan untuk menyesuaikan miliki opini terhadap berbagai baik. Tetapi kalau kita lihat sosial di luar masyarakatnya. nilai luhur tersebut dengan ni- masalah masalah sosial yang kondisi kesenjangan pendapat. Ini bisa dilihat dengan sangat lai-nilai modern sehingga tidak muncul tidak hanya muncul di an pada masyarakat di Bali, ter- sedikitnya opini masyarakat Ba- menimbulkan kesenjangan an sekitar lingkungan masyarakat utama antara sektor yang ber- li yang muncul dalam media Disamping itu kepincangan pe- tara kedua hal tersebut. massa yang berskala nasional. nya, melainkan juga terhadap kaitan dengan pariwisata dan nyerapan nilai nilai modern Kami sangat setuju terhadap persoalan persoalan yang tim- non pariwisata, sangat me- Mungkin secara non articulate pun merupakan hal yang meng- pandangan yang menyatakan bul di luar masyarakat mereka. nyolok. Sedangkan pola kon- hampir seluruh masyarakat Bali gejala dalam masyarakat se- bahwa persoalan kesenjangan Berdasarkan pada definisi di sumsi modern sebagian besar memiliki kepekaan terhadap dang berkembang. Artinya pe- tersebut dianggap sebagai hal atas, kita akan coba menelaah dibentuk dalam sektor pariwi persoalan-persoalan seperti nyerapan nilai-nilai modern ti- yang perlu dikhawatirkan. Ha- seberapa jauh modernisasi sata (karena sektor ini yang pa- itu, tetapi aspirasi yang tidak dak terjadi secara menyeluruh, nya saja yang perlu dipertanya yang telah menyentuh kehidup- ling cepat menyerap aspirasi terartikulasi tidak bisa dikate hanya menyangkut sebagian di- kan adalah: benarkah aspirasi an masyarakat Bali. mensi modern. Celakanya jus- masyarakat Bali terhadap mo- aspirasi modern), maka kita gorikan sebagai opini. katakan pola konsumsi di sek- Jadi berdasarkan uraian di a- tru penyerapan nilai-nilai mo- dernisasi sangat tinggi? Untuk Karakteristik dern yang sebagian itulah yang menjawab pertanyaan tersebut tor pariwisata mempengaruhi tas, kita tidak bisa menyimpul- pola konsumsi sektor sektor kan bahwa aspirasi masyarakat sasi yang ideal. Dan nampaknya modernisasi menjadi sangat dianggap sebagai pola moderni- pembahasan mengenai makna lainnya. Dengan demikian geja- Bali terhadap modernisasi sa- gejala seperti itulah yang te- penting. la yang terjadi adalah berlaku ngat tinggi. Memang benar se- ngah melanda masyarakat Bali. Modernisasi dan Indikator Ma- riwisata (yang notabene bisa di- syarakat Bali sudah modern te- nya standar konsumsi sektor pa- cara selintas gaya hidup ma- Misalnya saja pernyataan Kepa- la BKKBN Pusat, Dr Haryono nusia Modern kategorikan pendapatan mene- tapi manusia modern tidak ha- Modernisasi adalah suatu ngah ke atas) untuk sektor-sek- nya diukur semata-mata dari Suyono, pada upacara peng- proses penyerapan nilai-nilai tor lainnya. Ini terjadi, baik ka- aspirasi - aspirasi material teta- rena alasan psikologis (meniru pi juga merupakan persoalan- gaya hidup) maupun karena ba persoalan psikologis yang me- rang barang konsumsi yang nyangkut orientasi kultur dan ada sebagian besar memang di- intelektual. sediakan untuk golongan pen- Bagaimana kita dapat mem- dapatan menengah ke atas, ka- bentuk masyarakat Bali yang rena memang produksi barang modern? Salah satu cara yang barang seperti itu secara ekono- sampai saat ini paling feasible a- mi sangat menguntungkan. Di- dalah menyebarkan orientasi sinilah sumber dari masalah so- kultur dan intelektual modern sial dalam masyarakat Bali. O- melalui pendidikan dan mem- leh karena pendapatan sebagi- perluas gerakan gemar memba- an masyarakat Bali sebenarnya ca. Dari sudut pandang kesen- tidak mampu mendukung pola jangan sosial, pendidikan me- konsumsi yang ada, maka se- rupakan salah satu sarana un- bagian besar bagian pendapat tuk melakukan mobilisasi verti- an yang ada digunakan konsum- kal. Selain itu tujuan jangka si dan semakin sedikit (bahkan panjang dari proses ini adalah tidak ada) sisa pendapatan yang membentuk suatu rasionalitas ditabung. Dalam konsep yang u- tindakan sosial. Makna dari ra- mum kita katakan telah terjadi sionalitas tindakan ini adalah pengikisan nilai-nilai self insu- kemampuan untuk membentuk renced yang selama ini melekat alternatif alternatif tindakan pada masyarakat Bali. Menja- berdasarkan pertimbangan murnya berbagai kredit kon- pertimbangan yang bijaksana sumsi serta pusat-pusat perbe- serta melatih kemampuan un- lanjaan yang tidak pernah sepi tuk mengartikulasikan penda- dari konsumen (disini terjadi pat-pendapat individu menjadi manipulasi preferensi konsu- suatu bentuk kepekaan terha- men), merupakan indikator da- dap persoalan-persoalan sosial, ri gejala ini. baik yang muncul di sekitar ma- syarakat dan di luar masyarakat Bali. MENYERAH ATAU MATI masih akan dipertahankan terus dan semakin gencarnya persaing- an di antara bisnis perbankan sendiri. Ditambah pula dengan problem efisiensi di kalangan ka- ryawan dan etos kerja yang ber- ada jauh di bawah harapan yang wajar. TETETE Teknologi canggih dan mana- jemen modern yang menjanjikan efisiensi dan nilai tambah untuk memenangkan persaingan dalam pasar bisnis perbankan ternyata tidak memiliki kemampuan un- tuk menghadapi situasi dilematis buah si malakama tersebut di a- tas. Karenanya terpaksa mengor- bankan 9.000 orang karyawan golongan tingkat menengah un- tuk dirumahkan. Sayang, suatu kelompok tenaga yang memiliki potensi cukup besar hasil pendi- dikan yang tidak begitu murah dan mudah. Ini merupakan feno- mena yang lahir dari rasa puas yang final terhadap kemajuan pembangunan yang telah dicapai selama ini atas dasar kewenangan dan kekuasaan. Rasa puas yang final, jika tidak dilandasi kebijakan kerja nasio- nal berdasarkan sistem, mekanis- me dan sikap sosial masyarakat DARWAN SIREGAR Dilematis yang mandiri, dapat berkembang menjadi rasa jenuh. Rasa jenuh pada gilirannya dapat melemah- kan disiplin pribadi-pribadi da- lam kelompok kerja se profesi. Dan disiplin pribadi yang tidak sepenuhnya diiandasi kreativitas dan kapasitas kerja individu masing-masing yang menggan- tungkan segala sesuatunya kepa- da kekuasaan, dapat mematikan rasa gairah berkarya dan mele- mahkan pertumbuhan profesio- nalisme di dalam masyarakat karyawan/pekerja. Sungguh Di- lematis.! Kasus yang menyolok atas si- nyalemen rasa serba salah tercer- min dari keadaan dan kehidupan dalam DPR kita sendiri. Sidang- sidang terlalu sering tidak menca- pai kuorum, anggota-anggota DPR mempunyai motivasi priba- di sebagai tujuan bukan untuk mengabdi bangsa dan negara biarpun untuk semua itu tidak segan-segan ke dukun untuk me- ramalkan kursi yang empuk pasti di tangan sendiri. Bukan rahasia. lagi untuk disembunyikan bahwa di kalangan anggota DPR ada semboyan dengan singkatan 5-D. Datang, daftar, duduk, diam dan duit. Yang maksudnya anggota wakil rakyat yang terhormat da- tang di gedung DPR, mengisi daftar hadir, kemudian duduk se- bentar menghadiri sidang (sidang apa sajalah). Selama duduk tidak usah bicara dan lebih baik diam, selanjutnya ambil duit honor un- tuk bulan yang sedang berjalan. Kalau ada yang berani bicara, a- palagi vokal terhadap kritik- kritik dilontarkan mengenai kebijakan pelaksanaan program pemerintah, harus berani me- nanggung risiko berhadapan de- ngan litsus dan kemungkinan be- sar tidak jadi caleg untuk masa jabatan berikutnya. Dilematis memang! yang UNGKAPAN lain kini juga sudah bukan rahasia lagi meng- enai tatanan hidup karyawan pe- Jadwal dan Susunan Acara Acara Mahasabha yang disu- sun dan ditetapkan oleh Pani- tia, sebenarnya cukup padat. Dimulai dengan makan pagi ku- rang lebih sekitar pukul 7.00 hingga larut malam, disela isti- rahat makan siang dan istirahat sore dari pukul 17.00 Memang sebagian dari acara itu bersifat seremonial seperti pa- da waktu pembukaan dan penu- tupan. Namun, dibandingkan dengan Mahasabha mahasab- ha sebelumnya, ternyata acara Mahasabha VI ini terlalu ba- kan pengarahan Menteri. Ha mental nyak diisi dengan mendengar- yang memberikan kompromi dalam menentukan mengemukakan uneg - unegnya nya sebagian yakni acara hari pengarahan sehingga acaranya menteri menteri bidang apa sa atau permasalahan yang diha Rabu siang, Kamis, dan Jumat terpaksa dipadatkan. Karena ja yang sepantasnya diminta ke- dapi sehari-hari, dapat berdi padatnya acara pengarahan ini sediaannya memberikan peng- alog langsung dengan pengam- maka pengesahan tata tertib arahan. Kompromi itu meliputi dan jadwal sidang, yang seha- keinginan pihak-pihak terten- bil keputusan tangan pertama Apa pun pertimbangannya, dalam bidangnya masing-ma- kan di sela-sela acara pengarah- Mahasabha. Di samping itu juga banyak jumlahnya dalam mem- bahwa betapa masih sangat ter- rusnya dilakukan pada awal tu supaya menteri tertentu tampak bahwa sejumlah empat sing. persidangan, terpaksa dilaku- memberikan pengarahan dalam belas menteri tersebut terlalu Namun pada sisi lain tampak an yakni pada saat adanya Men- tampak beberapa pertimbang- berikan pengarahan. Memang gantungnya Parisada pada khu- teri yang tidak hadir pada jad- an yang ditempuh misalnya, harus diakui bahwa dengan ba- susnya dan umat Hindu pada u- wal yang sudah ditetapkan. pengarahan Menparpostel dise- nyaknya menteri yang member- mumnya pada Pemerintah. Seo- Tampaknya pihak yang me- babkan karena Bali yang umat ikan pengarahan, ada untung- lah-olah tanpa pengarahan dari rancang acara pengarahan para Hindu merupakan bagian terbe- nya juga. Misalnya, peserta Ma- demikian banyak menteri, Ma- menteri ini menempuh jalan sar dari penduduknya, sebagai hasabha dapat secara langsung hasabha masih belum lengkap. pagi sampai sore yang merupa- kan acara untuk membahas ma- teri pokok dari Mahasabha. Da bisa diperoleh dari pembahasan pat dibayangkan hasil apa yang ma dua hari itu saja. materi pokok yang hanya sela- Pengarahan Menteri Demikian banyaknya (menu- rut jadwal: 14 menteri) para Tidak Apatis Minta Dukungan Aparat Belum adanya tanggapan atas tanggal 6 September 1986 STT berita di Bali Post tanggal 27 "Tunas Muda" sepakat dan ber- September 1991 dengan judul: tekad bulat untuk mengambil "Sayang Pintu Tertutup," bukan langkah-langkah (tindakan) daerah tujuan wisata nomor sa- tu di Indonesia. Pengarahan da ri Menteri Transmigrasi karena orang Bali (Hindu) banyak yang bertransmigrasi. Catatan: Dana punia untuk Pura Mandharagiri Semeru Agung di Gu- nung Semeru (Jatim) dari karyawan/ karyawati Bank Seri Partha untuk tahap VIII dari No. 326 s.d. 385 sejumlah Rp 150.000 Rp 21.187.700 suk desa"!. Khusus mengenai masalah syarakat Sanur menyetujui selu- ada di lingkungan Betngandang berarti lantas semua warga ma- pengusiran terhadap WTS yang untuk Pura Mandharagiri Semeru Agung WTS, di kota Denpasar, sung- ruh isi berita tersebut khusus khususnya. di Gunung Semeru (Jatim) deg-syuuur!, sebab (Bersambung ke hal 8 kol 6) Imbauan untuk Jadi dari sudut gaya hidup (bentuk spesifiknya pola kon- Dan satu hal yang harus disa- sumsi), modernisasi ma- dari bahwa penyebaran orienta- syarakat Bali sifatnya superfi- si kultur dan intelektual mo- sial, bukan substansial. Yaitu dern hendaknya jangan selalu aspirasi materialnya tidak didu- diartikan sebagai penghapusan kung oleh kemampuan ekonomi orientasi kultur dan intelektual yang memadai. Lalu bagaimana tradisional. Karena tidak semua dengan aspek modern yang ber- nilai nilai tradisional berten- kenaan dengan kepekaan terha- tangan dengan komitmen - ko- dap persoalan-persoalan yang mitmen terhadap nilai-nilai muncul di sekitar dan di luar modern. br masyarakat? Yang dimaksud dengan ma- syarakat di sekitarnya adalah gawai negeri. Peraturan yang ada mengatakan jam kerja adalah mulai 08.00 sampai 15.00 setiap harinya. Tetapi pegawai negeri si- pil di ibukota negeri tercinta ter- catat hanya bekerja 22%, sedang selebihnya berbuat semau mere- ka sendiri. Hasil observasi yang dilakukan oleh LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia), yang notabene adalah lembaga pemerintah, mencatat dari 22% yang bekerja ini hanya 20% saja pegawai negeri sipil yang bekerja betul-betul, selebihnya hanya ba- ca koran, main domino atau kar- tu lainnya, atau mengutak-atik nomor SDSB (Sumbangan Dermawan Sosial Berhadiah). Janganlah orang mengharap ka- lau mau berurusan ke kantor in- stansi pemerintah di ibukota da- tang terlalu pagi (sebelum jam 09.00 wib) atau tiba di kantor ter- sebut sesudah siang (lewat jam 12.00 wib), karena pasti tidak a- kan dapat menyelesaikan urusan. Dalam kenyataannya, pegawai negeri sipil baru berangkat dari rumahnya jam 08.00 menelusuri kemacetan lalu lintas ibu kota yang serba semrawut dan sudah Artikel ini merupakan hasil di- skusi awal Forum Studi dan Ko- munikasi "Penjor" Fisipol-UGM tiba kembali di rumahnya jam 15.00, idem dito lewat kemacetan lalu lintas yang sulit diatur. Bu- kankah ini dilematis situasinya? Sungguh rendah disiplin dan dedikasi mereka biarpun sudah ada janji yang diikrarkan tiap tanggal 17. Padahal disiplin dan dedikasi merupakan aspek maha penting dari suatu bangsa sebagai tenaga dan sumber daya manu- sia. Suatu bangsa tanpa disiplin dan dedikasi bukanlah suatu bangsa yang kuat dan besar. Apa yang bisa diharapkan dari rasa serba salah, serba jenuh dan si- kap mental seperti ini, kecuali e- rosi rasa kebangsaan dan degra- dasi harga diri sebagai bangsa ? Sudah seberapa jauhkah kita se- betulnya melangkah sebagai bangsa merdeka dan berdaulat? Dilema demi dilema telah meng- hantui masyarakat ibu kota. Tentunya ada yang salah. Nyoman Kebelum mandirian ini lebih an, maka waktu untuk memba- tampak lagi jika kita mengikuti has materi pokok menjadi lebih usul-usul dan pendapat peserta panjang. dalam acara tanya jawab de- ngan para menteri. Peraturan Tata Tertib Untuk Mahasabha lima tahun Mahasabha yang akan datang, pengarahan Berdasarkan pengalaman para menteri ini sebaiknya cu- saya yang sudah tiga kali meng- kup dari tiga orang menteri sa- hadiri Mahasabha yakni pada ja, misalnya dari Menteri Aga- 1980, 1986 dan 1991, saya mera- ma, Menteri Dalam Negeri dan sa heran karena peraturan tata Menteri Hankam. Mengenai tertib yang dibahas dalam Ma- waktunya cukup satu hari pe- hasabha VI ini adalah Peratur- nuh, dari pagi, siang/sore, hing- ga malam hari. Dengan demiki (Bersambung ke Hal 10 kol 7) Catatan Hari ini HUT ke-46 ABRI diperingati secara sederhana. - Selamat membina ketertiban dan disiplin. Dirga- hayu ABRI ** Pemerintah beri tambahan dana Rp 400 milyar kepada BPPC untuk beli cengkeh petani. Mudah-mudahan petani cengkeh bisa tambah na- Rp 2.500 Rp 2.500 Rp Rp 2.500 2.500 Rp 2,500 - pas. Rp 2.500 Rp 2.500 Rp 2.500 Rp 2.500 Rp 2.500 Rp 2.500 Rp 2.500 Rp Rp 2.500 2.500 Rp 2.500 kan oleh rekan-rekan mereka guh membuat hati saya deg-deg nya tentang "apatisme ma- Dengan suratnya yang berno- yang ada di Denpasar, tidak Yaah..., sudah sedemikian pa- di wilayahnya". apa?. syarakat Sanur terhadap WTS mor: 015/TMBS/IX/1986.; Hal: Pura Mandharagiri Semeru Agung di Gunung Semeru (Jatim) dari Bali Post menerima titipan dana punia untuk pembangunan mustahil berbagai "sarang" rahkah situasinya? Sudah sede- WTS baik yang terang-terang mikian lunturkah rasa "Kepe- datangnya terlambat, mudah melakukan langkah awal de Ni Made Rusmiadi, Jln. Waturenggong 117 Dps tidak Karyawan/ karyawati Bank Seri Partha untuk tahap VIII nama- Tanggapan saya ini walaupun menerima/menampung WTS, nama sbb: an maupun yang memiliki ber dulian sosial" kita, hingga sa- mudahan dapat memberikan se- ngan mengimbau masyarakat I Made Ladra Adnyana, Asrama Brimob Dps bagai kedok akan berhasil dike: rang WTS. dibiarkan bebas ha- dikit gambaran kepada ma- lingkungan Betngandang (o- Ni Wayan Karmi, Jln Suli Gg. II Plamboyan 5 Dps temukan. Sebab sudah menjadi nya beberapa ratus meter dari syarakat luas, sehingga ma- rang tua mereka sendiri) untuk I Nengah Puja, Jln Nangka Gg Gelatik No 7 rahasia umum, bahwasanya "sa- kantor kantor Pemerintah?. syarakat dapat menilai apakah tidak menampung WTS di Ru- I Wayan Sarja, Br. Ketapian Kaja rang" WTS. sekarang ini sudah Hal inilah yang sungguh sulit di memang sesungguhnya ma- mah mereka. bertebaran di berbagai kota di I Nyoman Wendra, Jln Nusa Indah Dps syarakat Sanur apatis terhadap Langkah awal ini mendapat I Gusti Ayu Puspareni, Jln Bali No 4 Dps masalah WTS yang mengotori tanggapan dari Kapolsek Den- I Ketut Sudira, Jln Sulatri 40 Dps wilayahnya. pasar Selatan. Melalui Kapol- Ni Wayan Eni, Br. Tohpati Dps Sebenarnya telah ada usaha sek tertanggal 7 Oktober 1986, I Nyoman Gede Partawan, Jembrana usaha yang telah dilakukan o- Nomor B/291-Polek/X/1986 Ba Anak Agung Ngurah Mardika, Br. Abian Kapas Kaja leh warga masyarakat Sanur da- pak Kapolsek telah memanggil lam usaha mengatasi dan me. saya yang ketika itu sebagai ke- I Made Suarsa, Sibang Kaja Abian Semal nanggulangi masalah WTS di tua STT "Tunas Muda" Betngan- I Ketut Suastika, Jln Meduri Gg IV/3 Dps wilayah Desa Sanur. dang untuk dimintai penjelasan I Wayan Tantra, Jln Nusa Indah Dps Sebagai contoh misalnya, usa- tentang maksud dan langkah- Ni Made Ratini, Jln. G. Selamat Gg XIII/258 Dps ha yang pernah dilakukan oleh langkah yang diambil sehu- I Nyoman Sumadana, Jln Kerta Petasikan IV/5 Dps Rp 2.500 STT. "Tunas Muda" Betngan bungan dengan imbauan kami dang Sanur lima tahun yang la- melalui surat tersebut. Namun lu. Berdasarkan hasil mu- sayang Bapak Kapolsek ketika syawarahnya pada hari Sabtu, (Bersambung ke Hal 10 kol 3) sampai yang kelas kakap de ngan tarif yang menurut berita yang diwartakan oleh harian ini, mencapai bilangan "satu ju- ta rupiah", untuk pemakaian yang "long time", dan "lima ra- Selamat buat DPRD Bali dan Bali Post tus ribu rupiah" untuk pema- kaian yang "sort time". Ini sung. Melalui kolom ini kami me- Renon Dua kami sudah agak guh berita mengejutkan sekali nyampaikan "Selamat" buat lama tahu, tapi tidak bisa bi gus memprihatinkan. Berbagai DPRD Bali dan Bali Post atas ini- cara, hanya geleng-geleng ke- pertanyaan menyembul keluar siatif dan karyanya dalam kun pala yang sering. Terima kasih. jungan kerja ke Komplek Re- dari benak saya. Itu baru hasil buruan para wa non Dua, Denpasar. Selanjut kil rakyat di satu kota, bagaima nya kami menunggu dan selalu na dengan kota kota lain?. menunggu tindak lanjutnya, Saya kira kalau para wakil ra demi Bali dan Indonesia, Bali kyat di DPRD Tk II se-Bali, mau itu bukan Thailand. Tentang Miswad Jl. Imam Bonjol IV/1-A Denpasar. I Nyoman Jati, Jln WR. Supratman No. 47 Dps Ida Bagus Anom Ardana, Klungkung 2.500 2.500 Rp Rp 2.500 (Bersambung ke Hal 10 kol 5) Rp I Nym S Putra Adnyana, Kebonsari No 44 Bulele ng Kata Ketua DPR Kharis Suhud semangat materialistis sebagai ekses pembangunan yang banyak membawa kemajuan, harus segera dicegah. Perlu kearifan membangun masa kini dan masa depan. Bang Podjok Color Rendition Chart 2cm