Tipe: Koran
Tanggal: 1992-10-26
Halaman: 07
Konten
26 OKTOBER 1992 AP tugas jaga, petugas da- tenis, dstnya. t? k kepada orang lain) Anda (ahli mesin, ahli a Anda bekerja. Jangan gu. ah berkeluarga dengan k-kanak dan Anda sen- droom house per year? wou know tomorrow. time. , sepeda motor perjam/ atau tidak, dstnya. Ham? megaraan seorang; bila alasannya. d you tell me the time; meeting. tanggal, bulan dan ta aktek. Good luck! World M na 03 red Ducatis continued in mation until Polen forced hrough on the inside of a corner with a lap and a o, only to have Falappa in similar fashion at the ner. pa held on to his narrow the last lap to take vic- ad of Polen, Slight and alian Kawasaki rider illis retained his third the world championship ghting fourth in the first a more cautious seventh mal race. 1808 said he was not sure would be riding next t hinted that he might be out of the superbike mis could mean a move to cc grand prix team. -) Be Zero 100 at will with unlimited while for car one only 26 nge of driver would be. d. ct, this mean each team a maximum of five diffe-" wers in the season, but are available to be "in me time. y also said that there changes to the issue of uperlicences from next said a superlicence ly be issued for a spell of and if a driver then left One or a qualifying for- the licence, he would eapply a year later. 8 seen as a measure ta- ISA to curb the trend of rs, such as Prost, taking ar sabbatical. (Rtr). BUNGA 2000 ERNATIONAL S OPERATION ENPASAR 81 Ubung, Denpasar x(0361) 27565 5,427566 SENIN, 26 OKTOBER 1992 Harian Untuk Umum Bali Post Pengemban Pengamal Pancasila Terbit Sejak 16 Agustus 1948 Tajuk Rencana Pembahasan Materi SU MPR semakin Mendalam BADAN Pekerja MPR yang bertugas menyiap- kan materi Sidang Umum MPR mulai memasuki topik-topik mendasar atau inti persoalan materi, mu- lai hari Jumat dan Sabtu (23-24/10) lalu. Dengan de- mikian tampaknya bahwa sidang-sidang BP MPR ini menjadi menarik diikuti. Setiap fraksi mulai mengajukan pendapat dan ar- gumentasinya masing-masing terhadap persoalan- persoalan dasar yang dijadikan pokok bahasan dan di sana-sini mulai terlihat adanya perbedaan, baik pada soal teknis semata maupun pada substansi masalah. Oleh karena melihat suatu persoalan yang sama dari sudut pandang yang berbeda, maka pe- mandangan umum dalam sidang paripurna BP MPR tersebut tetap menarik. Salah satu topik yang menarik dalam peman- dangan umum tersebut adalah hal-hal di seputar lembaga presiden dan wakil presiden, mulai dari soal masa jabatan, tata cara pemilihan, serta pem- berian wewenang sebagai mandataris untuk melak- sanakan GBHN. Kelima fraksi dalam MPR yaitu Fraksi ABRI, Fraksi Persatuan Pembangunan, Fraksi Karya Pembangunan, Fraksi PDI, dan Fraksi Utusan Daerah, berpijak pada ketentuan perun- dangan yang berlaku, khususnya UUD 1945. Yang membedakannya justru pada penafsiran pasal- pasal UUD 1945 tersebut. Apabila kita simak lebih jauh soal penafsiran ini, harus kita akui bahwa selama ini pelaksanaan seba- gian atau seluruh materi UUD 1945 berpijak pada penafsiran dan penafsiran itu juga telah menjadi ke- sepakatan. Atas dasar penafsiran tersebut lalu di- buatkan peraturan pelaksanaannya, agar tidak ada perbedaan dengan makna yang terkandung dalam UUD. Untuk memperjelas hal ini barangkali dapat kita ambil pasal 6 ayat (2) UUD 1945 sebagai contoh, yaitu presiden dan wakil presiden dipilih oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat dengan suara terbanyak. Dalam praktek selama ini presiden dan wakil presi- den tidak dipilih berdasarkan suara terbanyak tetapi melalui musyawarah untuk mufakat melalui fraksi- fraksi serta dituangkan dalam Ketetapan MPR no- mor II/TAP/MPR/1973 tentang tata cara pemilihan presiden dan wakil presiden. Pada akhirnya suara terbanyak itu terwujudkan apabila dilihat dari fraksi pendukungnya. Fraksi- fraksi pendukung pemerintah yaitu Karya Pemba- ngunan, ABRI, dan Utusan Daerah, diukur dari jum- lahnya maupun dari jumlah anggotanya, di atas ker- tas akan mengungguli kedua fraksi lain, yaitu fraksi-fraksi Persatuan Pembangunan dan PDI jika dilaksanakan secara tersurat (letterlijk), dengan pengandaian bahwa kedua fraksi terakhir ini ber- beda pendapat dari ketiga fraksi pertama. Baik selama kampanye pemilu 1992 yang lalu maupun dalam pemandangan umum BP MPR, PDI berkeinginan agar pemilihan presiden dan wakil pre- siden itu dilaksanakan dengan suara terbanyak, se- bagaimana tersurat dalam UUD 1945. Itu berarti ke- tetapan MPR tahun 1973 tersebut harus ditinjau kembali untuk menampung keinginan PDI. Ini baru satu contoh bagaimana perbedaan per- sepsi dapat saja terjadi. Sangat mungkin muncul lagi perbedaan penafsiran lain. Sejauh perbedaan pe- nafsiran itu memperkaya wawasan dan diajukan de- ngan menggunakan argumen yang benar dan meyakinkan, tentu hal-hal itu dapat kita terima. Bu- kankah demokrasi Pancasila mengandaikan ada- nya perbedaan pendapat dan dari perbedaan pen- dapat itu baru dicapai apa yang dimaksud dengan musyawarah untuk mufakat? Soalnya menjadi lain apabila perbedaan penda- pat itu dipertajam menjadi pertentangan yang dapat mengancam kesatuan bangsa. Telah kita kemuka- kan di tempat ini beberapa waktu lalu bahwa kita masih mengenal persyaratan kualitas pandangan, bukan hanya asal bunyi saja. Dengan mempertimbangkan dan memperteng- gangkan kualitas pandangan, soalnya tidak lagi ter- letak pada dari mana atau siapa yang mengemuka kan pendapat atau pandangan itu melainkan apa- kah pandangan itu benar atau tidak, ditimbang dari substansi masalahnya, dan dari kualitas kebenaran yang terkandung di dalamnya. Oleh karena pemikiran selalu berkembang mela- lui perjalanan waktu, perubahan dalam penafsiran selalu bisa muncul. Kadang-kadang penafsiran itu bukan saja berbeda, tetapi bertolak belakang de- ngan penafsiran sebelumnya karena aksentuasinya memang bergeser. Kita masih mempunyai cukup waktu mengikuti perkembangan pemandangan umum dan pemba- hasan materi SU MPR. Mudah-mudahan kesem- patan mengikutinya tetap terbuka bagi kita sehingga kita bukan saja disodori hasil akhir tetapi kita secara aktif mengikuti tahap demi tahap pembicaraan serta materinya. Kita percaya bahwa wakil-wakil kita dalam MPR akan menghasilkan keputusan-keputusan yang ter- baik karena memang itulah yang menjadi tugas me- reka, memperhatikan kepentingan kita, memperha- tikan masa depan kita, dan mendengarkan aspirasi kita. Bali Post Pengguguran, Pemerkosaan dan Penanggulangannya SATU hal dari undang-undang kesehatan yang masih diperdebatkan sampai sekarang adalah tentang aborsi (pengguguran). Walaupun undang-undang ini su- dah disahkan, masih ada juga yang mempermasalahkannya. Disebutkan di pasal 15 ayat 1, dalam keadaan darurat sebagai upaya untuk menyelamatkan jiwa ibu hamil dan atau janinnya dapat dilakukan "tindakan medis tertentu". Bagi yang menyetujui tentu tidak ada masalah lagi. Namun bagi mereka yang masih mem- pertanyakannya tetap menjadi masalah yang pantas didiskusikan. Namun pembahasan ini bu- kan tentang alasan ketidaksetu- juan dan kesetujuan. Penulis akan melihat hubungannya de- ngan aborsi yang dilakukan para remaja dan yang masih belum mempunyai suami (pasangan yang tidak sah). Hal itu juga ti- dak menutup kemungkinan un- tuk membahas tentang pemerko- saan. Sebab kehamilan terjadi bisa juga disebabkan pemerko- saan. Sehingga tulisan ini lebih menekankan pada pembahasan pengguguran dihubungkan de- ngan kenakalan remaja dan pe- merkosaan. Kasus Pengguguran laga dari "Klinik Raden Saleh", Menurut laporan dr. Djajadi- "rumah sakit resmi" untuk peng- yang selama ini dikenal sebagai guguran, dari total kasus aborsi yang ditangani, ternyata sete- ngahnya adalah kasus keha- milan di luar nikah pada anak- anak remaja. Umumnya mereka yang masih siswa SMTP (Kom- kalau jumlah pengguguran yang pas 5 Oktober 1992). Sehingga setiap tahunnya di kota Jakarta berjumlah 500 kehamilan (se- suai dengan laporan tersebut), maka 250 di antaranya dilaku- kan mereka yang masih usia pro- duktif untuk berkarya dan be- lum bermaksud untuk menerus- kan keturunan. Bahkan menurut hasil peneli- tian yang dilakukan I.B.Tjitarsa (dosen Fakultas Kedokteran Universitas Udayana) di Bali baru-baru ini, setiap harinya ada tiga orang atau lebih remaja Bali (usia 15-25 tahun) yang melakukan aborsi. Dari hasil penelitian itu juga disebutkan bahwa 50% res- pon siswa SLTA, 13,9% anggota Sekeha Taruna dan 33,4% maha- siswa setuju aborsi. suatu yang sakral. Yang berarti ada hubungan penyajian porno- semakin runtuhnya nilai-nilai grafi dengan meningkatnya ke- agama dan budaya bangsa. Ten- gairahan seksual laki-laki. tunya hal ini juga semacam indi- kasi semakin menipisnya rasa pengamalan terhadap nilai-nilai Timur yang selama ini kita jun- jung sebagai sesuatu kebang- gaan. Adalah sesuatu yang tidak adil, kalau kita hanya menuduh dan mengkambinghitamkan wa- nita sebagai subjek dari tinda- kan yang tidak bermoral itu. Kita juga dituntut untuk mem- buka mata terhadap keadaan je- jaka yang juga tidak mengang- gap kejejakaan sebagai sesuatu yang memiliki nilai tinggi. Keha- milan tidak mungkin terjadi kian juga pemerkosaan tidak tanpa adanya laki-laki. Demi- batan kaum adam. Sehingga ke- akan ada tanpa adanya keterli- dua masalah serius ini pantas di- berikan perhatian dalam porsi yang relatif sama, Faktor-faktor Tindak Kejahatan Pemerkosaan Tindak kejahatan seksual bisa dikarenakan tiga hal. Pertama, adalah Sex Role Brain Washing, yaitu tindakan seks yang diaki- batkan adanya sajian pornografi, baik yang disajikan oleh film le- wat media televisi dan gedung- gedung bioskop, maupun akibat Kedua, aspek sosial psikolo- gis, yaitu keinginan untuk mengekpresikan sesuatu yang ada pada diri laki-laki. Namun satu hal yang perlu dicatat, bahwa faktor ini sangat ditentu- kan keadaan dan kondisi masya- rakat di mana seseorang itu ber- tempat tinggal. Artinya faktor ini sangat erat hubungannya de- ngan faktor ketiga, yaitu karena adanya kesempatan yang diberi- kan oleh masyarakat atau lain jenisnya. Oleh karena tidak ada- nya hukuman yang bisa menjadi- kan si laki-laki menjadi jera mi- salnya, maka tindakan ini masih nya rangsangan dari wanita- saja terjadi. Di samping itu ada- kaian yang terlalu minim, atau wanita, misalnya dengan pa- faktor lain yang menyebabkan si kaum adam tergoda untuk mem- buktikan kehebatannya. Ketiga, karena masyarakat sendiri memberikan kesem- patan. Yang dimaksudkan di sini adalah baik dikarenakan adanya rangsangan yang diakibatkan pakaian mini yang dikenakan wanita itu sendiri, maupun ka- rena kesempatan lingkungan yang mendukung. Misalnya keti; dakpedulian kita terhadap pa- sangan yang hidup bersama atau tinggal bersama tanpa adanya Oleh Khoiruddin Nasution film yang diproduksi lebih ba- yang berhubungan dengan por- nyak mempertontonkan film nografi dan kegairahan seksual. yang berhubungan dengan seks, Atau kalaupun itu bukan film namun jarang yang tidak dita- Sekarang sudah sulit menemu- buri dengan adanya adegan seks. kan film yang bisa ditonton satu keluarga sebagai pendidikan un- tuk anak, baik film yang di- tayangkan sebagai produksi da- lam negeri, maupun hasil impor dari negara-negara lain, baik yang disajikan lewat media TV, maupun di bioskop-bioskop. Oleh karenanya adalah tugas dan tanggung jawab lembaga sensor untuk mengikis dan me- nyeleksi film-film yang pantas beredar di negara kita. Baik film yang diproduksi dalam negeri, maupun yang datang dari negara-negara lain. Tanpa itu, maka amat sulit bagi kita untuk membendung melebarnya kebo- brokan moral dan nilai-nilai keti- muran yang kita miliki. Upaya yang bisa dilakukan kaitannya dengan penyebab ke- dua dan tiga antara lain dengan meningkatkan kepedulian kita mestinya berprinsip bahwa ke- terhadap lingkungan kita. Kita lah juga kerusakan nilai dan rusakan moral orang lain, ada- harga diri kita sebagai bangsa yang bermoral dan bernilai lu- hur. Bagi wanita-wanita yang langsung sebagai korban pemer- kosaan, adalah sesuatu yang pantas dipikirkan, bahwa pa- kaian yang merangsang dapat dianggap sebagai faktor besar terhadap adanya tindak pemer- kosaan. Sebaliknya pakaian yang wajar-wajar bisa dijadikan sebagai usaha positif untuk menghindari terjadinya keja- hatan yang bejat itu. Termasuk juga dalam tindakan preventif adalah suatu yang pantas diang- kat jempol manakala kaum hawa juga sedikit banyak membekali diri dengan usaha bela diri. ikatan pernikahan yang sah. Adapun dengan masalah Nampaknya kecenderungan un- tuk berpikir bahwa itu bukan pengguguran yang sering dilaku- kan mereka yang belum diikat urusan saya sudah mulai ber- dengan pernikahan yang sah kembang di masyarakat kita, (baik mereka yang masih pela- terutama masyarakat perko- jar, maupun yang tidak), maka taan. Masuk juga dalam kategori dengan diperlakukannya ini usaha-usaha pengguguran undang-undang kesehatan yang yang dilakukan, baik yang dila- baru adalah salah satu upaya kukan para dokter, maupun para yang bisa dihandalkan. Sebab dukun. Dengan bisanya para re- dengan hukuman yang tinggi di- maja menggugurkan kandung harapkan akan bisa membuat annya, menjadikan mereka lebih Kita tak perlu Didikte dalam Penerapan Hukum monstrasi semacam ini sah). Dengan demonstrasi tanpa kekerasan dan dengan jumlah kecil pengikut- lahan serius yang perlu menda- bagai negara yang melarang ber- gampang untuk menyelesaikan mereka jera. Dalam hal usaha ini TRAGEDI Dili 12 November 1991 sempat me- nempatkan pemerintah RI dalam posisi yang men- jadi sorotan sementara negara Barat yang meng- anut demokrasi liberal. Cara pemerintah RI mena- nganinya membuat kita sempat mendapat sodokan dari sana-sini. Ada kesan dari luar, bahwa tim pe- nyelidik bekerja agak terlambat, karena sebelum tim terbentuk sempat muncul protes dan desakan, an- tara lain dalam wujud ungkapan keraguan terhadap jumlah korban yang disampaikan petugas keam- anan setempat, abe Dunia demokrasi liberal umumnya mencap kita terlalu berani dan cepat menggunakan bedil untuk menjinakkan demonstran, sementara yang mereka harapkan hanyalah penggunaan tameng dan gas air mata oleh polisi untuk menggantikan senjata- senjata api. Dunia Barat umumnya menilai kita ter- lalu keras melakukan represi terhadap warga Timor Timur yang mempunyai cita-cita tidak sinkron de- ngan staus quo yang sudah sah. Perbedaan penilaian seperti itu telah menyebab- kan lembaga Hak Asasi Manusia Amerika Serikat, yang dipimpin bekas Presiden AS Jimmy Carter, menganggap bahwa Fernando de Araujo layak me- nerima hadiah lantaran "prestasinya" di bidang hak asasi manusia. Banyak yang terheran-heran, termasuk warga RI, terhadap keputusan lembaga tersebut untuk meng- hadiahi Araujo dengan Reebok Human Right Award. Sebaliknya hal semacam itu sudah ada yang men- duga sebelumnya. Tampaknya mereka ingin me- nunjukkan kepada pemerintah RI bahwa Araujo layak untuk mendapatkan award karena ia menya- lurkan aspirasi politiknya lewat "jalan damai" yakni demonstrasi tanpa senjata. (Memang di Barat, de- nya ini, Carter dkk. menilai Araujo sebagai seorang pemberani yang sekaligus menghormati nyawa manusia. Yang kedua, tampaknya Carter dkk ingin sekali lagi "menyodok" pemerintah RI dengan cara ini. Seakan-akan Carter memperingatkan kita: "De- ngan caramu yang represif menangani Insiden Dili, kau akan berhadapan dengan sodokan-sodokan ke- ras dari dunia liberal". Yang ketiga, tampaknya pemberian award ini agaknya juga dijadikan sarana untuk "membalas" pengadilan RI yang dianggap terlalu berat sebelah. Kejadian ini tentunya bukan sekadar keprihatinan bagi me- reka yang melakukan, melain- kan sudah menjadi permasa- pat penanganan bersama. Sebab kalau tradisi ini masih landing di masyarakat kita, maka tidak menutup kemungkinan apa yang pernah dilontarkan budayawan Mochtar Lubis, bahwa kepera- wanan tidak lagi dianggap se- tinggi di mata para remaja akan suatu yang mempunyai nilai terjadi. Akibatnya lembaga per- nikahan tidak lagi dianggap se- dari sajian media cetak. Peng- aruh meluasnya peredaran por- nografi atas meningkatnya ting- kat kejahatan pemerkosaan da- pat dibuktikan, di mana negara-negara yang memberi- kan kebebasan beredarnya por- nografi, maka persentase kenai- kan kejahatan pemerkosaan cen- derung jauh lebih tinggi ketimbang negara-negara yang melarang peredaran tersebut. Sebagai contoh, di Singapura se- edarnya pornografi, maka kenai kan tindakan kejahatan tersebut hanya 3% pada periode antara tahun 1965 sampai 1970. Seba- liknya di Amerika Serikat, di Alternatif Penanggulangan mana secara umum pornografi Hubungannya dengan bebas beredar, maka kejahatan penyebab pertama, maka kita meningkat sampai 50%. Di sam- harian. Amat jarang film yang ti- seksual pada periode yang sama dapat melihat dalam hidup kese- ping itu eksperimen yang banyak dak mempertontonkan adanya dilakukan menunjukkan bahwa adegan panas. Hampir semua masalah yang mereka hadapi di- juga para dokter jawab dan ke- sebabkan oleh perbuatan yang konsekuenan terhadap kode nya rasa tanggung bejat itu. etiknya. Sehingga kehadiran jasa para dokter tidak menjadi- kan alternatif pengguguran bagi mereka yang melakukan aborsi secara tigak legal. berhasil baik, manakala terjalin kerja sama yang mesra dan har- monis dari semua kalangan. Usaha itu semua akan bisa Hukuman terhadap para anggota militer dianggap Gerakan Kaum Muda: Beberapa Catatan Pinggir terlalu ringan hampir-hampir bukan hukuman- ti- dak demikian halnya terhadap anggota sipil. Dunia liberal menganggap dualisme hukum semacam ini sebagai suatu pelecehan hukum dan hak asasi manusia. Kita tidak perlu didikte bangsa lain dalam pene- rapan hukum, keadilan, dan hak asasi manusia, ka- rena kita pada dasarnya bukan bangsa yang mele- cehkan nilai-nilai kehidupan yang paling berharga, yakni kebenaran, keadilan, dan kebaikan. Namun MENYAKSIKAN episode langkah Gerakan Kaum Muda (GKM) mulai akhir 1980-an sampai awal 1990-an, setidaknya melekatkan tafsir di benak kita, bahwa energi GKM ini cukup besar. Ada aktivisnya yang telah ditangkap dan dipenjarakan, ada yang diciduk aparat keamanan, diintimidasi dan diinterograsi. Bahkan cukup sering aksi yang dilaku- kan berakhir, karena dibubarkan aparat keamanan, peralatan aksi diangkut dan juga be- berapa pelaku aksi ditangkap. di Tiananmen. Di sini, maha- siswa dan seluruh rakyat telah bersatu menuntut demokrasi, tapi toh akhirnya tetap dikikis habis oleh militer." pada saat yang sama kita pun sadar bahwa kepen- nunjukkan tanda-tanda keje- 1991 di Yogyakarta misalnya, benar-benar tahu hak-haknya faksi-faksi di kalangan elit. tingan individu, kelompok, atau golongan, dapat mempengaruhi persepsi kita tentang kebenaran, keadilan, dan kebaikan. Hal-hal semacam inilah yang perlu kita waspadai secara cermat, sebab pada dasarnya, kebenaran, keadilan, dan kebaikan itu bersifat universal. Yang harus kita jaga sekarang adalah agar "Tragedi Dili" tak akan berulang kem- bali. Surat Pembaca Persyaratan: Sertakan fotokopi Identitas Tajuk Pembuatan dan Pemakaian Jalan pass Ngurah Rai. Bali Post adalah koran terbe- sar di Bali dan dicintai oleh seba- dan hingga untuk seterusnya dia untuk mengontrol pemerintahan (kekuasaan). Kekuasaan hanya sekadar wakil rakyat, untuk menjalankan amanat pemerin- tahan, agar sesuai dengan sema- ngat keadilan yang sejati. Demi- kian untuk seterusnya. Salah satu nilai dan semangat dari GKM yang "abadi" adalah bersama-sama dengan rakyat se- lalu, agar terus menerus bisa me- lakukan kontrol aktif terhadap kekuasaan. Kemudian revolusi politik, de- ngan melakukan perombakan struktur pemerintahan (ke- kuasaan), dan revolusi institusi dengan melakukan perubahan Ketiga, gerakan demokrasi ti- dak cukup hanya dilakukan de- ngan gerakan dari bawah, tetapi juga harus dengan cara meme- Meski begitu GKM tidak me- lar demonstrasi HAM dan SDSB cah konsentrasi di kalangan elit pemerintahan. Biasanya ada raan dan kegentaran. Bahkan, ada sebuah spanduk besar bertu- sampai sekarang era 1990-an ini, liskan: "Golput atau Pemimpin Meski didukung oleh seluruh ra- GKM kian merebak dan meluas. Negara Baru, Okay?" Atau de- kyat Myanmar, pemimpin pro- Sampai tahun 1992 ini, GKM te- monstrasi UULAJ 1992 di Yo- salnya, tetap tidak berhasil me- demokrasi Aung San Suu Kyi mi- lah berjalan selama lima tahun gya, yang tegas-tegas memakai lakukan revolusi politik, karena (dimulai sekitar tahun 1987). nama 'Gempur Deru' (Gerakan Beragam isu telah diresponnya. Masyarakat Purna - Orde Baru). rezim yang berkuasa didukung Mulai dari dalam kampus, luar Upaya pemisahan antara ge- junta militer. Padahal dalam pe- kampus (populis), sampai level rakan elitis dan populis, pada milu, Partai Liga Nasional De- politik nasional (elit). Mulai per- waktu mendatang, apalagi un- mokrasi pimpinan Suu Kyi telah soalan pada dataran lokal, nasio- tuk masa-masa krusial lima ta- meraih kemenangan mutlak. nal, sampai mondial. hun lagi, sebaiknya dihilangkan. demokrasi dua arah, selain Keempat, dengan gerakan Bisa diduga, pada rentang Mengapa? Karena bagi kaum waktu lima tahun mendatang, muda, dua format gerakan itu dicita-citakan sebuah masyara- ketika suksesi (pergantian) ke- sama-sama fungsional. Dengan kat yang adil dan demokratis, te- pemimpinan nasional benar- demikian, perjuangan demokra- tapi juga pemimpin dan tatanan benar dilakukan -- tentu dengan tisasi bisa dilakukan dua arah pemerintahan yang adil dan de- meninggalkan banyak masalah sekaligus. Dari "bawah" meres- mokratis. Untuk itu, konsekuen- -- GKM akan bertambah gaung pons kemiskinan, kebodohan dan perombakan terhadap insti- sinya, perjuangan GKM pro- gemuruhnya. Tulisan sederhana dan keterbelakangan. Juga tusi dan seluruh sistem dan tat- demokrasi tak sekadar menum- ini, merupakan refleksi sesaat menghilangkan budaya feoda- dan beberapa catatan pinggir lisme di kalangan rakyat bawah, tua, konservatif dan rentan. Un- menindas, tetapi sekaligus juga anan pemerintahan yang telah bangkan sebuah rezim yang truk roda 10, atau pengemudi terhadap GKM kontemporer se- sekaligus menentang penin- tuk itu, tugas berat menghadang menggantinya dengan yang le- Jalan Raya Bypass Ngurah bus raksasa yang panjang bad- lama kurang lebih lima tahun dasan gian besar pembaca berita di Rai (satu-satunya dinyatakan annya melebihi batas maksi perjalanannya. Tepatnya sejak wenangan terhadap kaum ba- kan semacam "buku putih", yang rezim, kalau kemudian setelah bih baik. Soalnya, tidak ada gu- kesewenang- kaum muda untuk mempersiap- nanya menumbangkan sebuah Bali. Peranannya dalam menun- sebagai jalan bebas hambatan di mum untuk bus-bus masuk ke akhir 80-an, sampai awal 90-an. wah. Sementara yang dari berisi konsep pemerintahan tan- jang pembangunan bangsa di Bali), yang berawal dari simpang Bali. Begitu pula kendaraan- daerah Bali ini sudah sangat je- empat Tohpati (ujung perte- kendaraan lainnya, apakah su- Demokrasi Bermata Dua "atas", adalah perjuangan me- dingan beserta tatanan institusi- itu yang naik ke panggung peme- las. Selain sebagai pemberi dan muan dengan Jalan Gatot Su- dah mentaati aturan atau rombak tatanan struktur (peme- nya yang siap pakai. Dengan de- rintahan adalah aktor-aktor Selama ini, ada. dua rintahan, institusi) yang tidak mikian, GKM tidak akan meng- hirkan rezim baru yang tetap yang tidak demokratis dan mela- penyalur informasi timbal balik, broto) dan berakhir di depan ger- rambu-rambu lalu lintas? Tam- telah banyak pula disampaikan bang kawasan Nusa Dua, seka- paknya dalam masalah ini masih pembelahan orientasi dalam tu- demokratis dan tidak memihak ulang lagi kesalahan Gerakan otoriter dan menindas. Di sini, artikel yang memuat saran atau rang sedang diperlebar, selalu terjadi pelanggaran. buh GKM, yang kadang diper- amanat penderitaan rakyat. Mahasiswa angkatan 66 (mitos masukan buah pikir, ditujukan dilicinkan dan diatur serta di- Kalau sebuah kendaraan me- angkatan 66), yang sekadar men- kepada pemerintah dan masya- tata lebih indah. Portal pengatur laju dengan kecepatan di bawah jadi ujung tombak merobohkan kekuasaan yang otoriter (orde arah telah ditempatkan pada se- batas maksimum, sebenarnya Kali ini, kami sebagai warga panjang alur as tengah jalan, alur mana yang harus mereka lama), tetapi tidak mempunyai hegara yang beritikad baik, yang dihiasi dengan taman rum- gunakan? Kalau sebuah kenda- andil apa-apa lagi sesudah per- mengusulkan kepada Bali Post, put dan bunga-bungaan, yang se- raan akan menyalip kendaraan gantian aktor kekuasaan, ter- utama dalam hal konsep peme- agar sekali lagi mengetengah karang tampak masih gersang lain dan melaju dengan kece- kan artikel atau tajuk, yang ber- dan kotor. Rambu-rambu jalan patan di atas maksimum, dari rintahannya. kaitan erat dengan pembuatan juga telah terpasang dengan sa- alur mana kendaraan itu harus dan pemakaian jalan raya seba- ngat mencolok. Tujuannya su- menyalipnya? Menurut peng- gai alur transportasi di Bali ini. dah jelas, adalah untuk memper amatan kami, hal-hal seperti ini Kami menyadari, telah cukup be- lancar lalu lintas dengan aman masih rancu, dan kerancuan ini sar biaya yang dikeluarkan un- dan selamat serta berpenam- telah menyebabkan sering ter- tuk membuat, memperluas, dan pilan indah menyejukkan. Kita jadi kecelakaan lalu lintas, jus- memelihara jalan raya di Bali yakin, bahwa nanti pada saat- tru pada jalan raya bebas ham- Ini. Pemerintah juga telah mem- nya, jalan bebas hambatan ini batan. buat aturan pemakaiannya, bah- akan benar indah menyejukkan, Menurut pendapat kami, dan kan dalam bentuk undang- cepat, aman, dan selamat, apa- sesuai dengan aturan dan keten undang walaupun tertunda un- bila para pemakainya berkesa- tuan lalu lintas di Indonesia, tuk sementara. Aturan dan daran tinggi untuk taat dan ter- bahwa pemakai alur jalan harus ketentuan pemakaian jalan raya tib sesuai aturan dan ketentuan memakai alur kiri. Kalau melaju telah dituangkan dalam bentuk yang berlaku. dengan kecepatan di bawah Lalu bagaimana kenyataan maksimum, harus selalu meng- rambu-rambu atau bentuk- bentuk lainnya, supaya para pe- para pemakai jalan sekarang ini makai jalan dapat menggunakan ? Bagaimana para pengemudi rakat. Oleh M. Arief Hakim Ada alasan, oleh tentangkan oleh eksponen- Juga tak kalah pentingnya, men- eksponen gerakannya, yaitu an- cari figur pemimpin yang demo- tara GKM berorientasi "elitis" kratis. Selain berkoalisi dengan ra- dan GKM berorientasi "populis". Yang berorientasi populis, me- kyat (people power), GKM bisa milih mengangkat persoalan juga berkoalisi dengan kelompok yang ada kepentingannya de- mana pun, misal kelas mene- ngan masyarakat luas, terutama ngah, kelompok-kelompok poli- rakyat lapis bawah, seperti, pe- tisi, bahkan jika memungkinkan tani, nelayan, buruh, sopir, beberapa kelompok militer, un- asongan, tukang becak. Namun tuk mewujudkan tatanan peme- ternyata sering isu-isu populis rintahan yang benar-benar de- juga mempunyai dampak di ting- mokratis dan bercitarasa kea- kat politik nasional, semisal pro- dilan. Untuk koalisi dengan beberapa tes UULAJ, gerakan golput, de- kelompok terakhir, GKM sebaik mengapa demokrasi bermata monstrasi kasus tanah dan pe- nya menghilangkan phobinya, dua (dari atas/elitis dan dari mogokan buruh. karena koalisi bisa dilakukan de- bawah/populis) perlu dilakukan elitis, mengangkat persoalan se- Sementara yang berorientasi ngan kelompok mana pun, asal oleh GKM. Pertama, teriakan mereka konsisten dengan nilai- seputar pergantian struktur pe- putar cacat-cacat kepemimpinan nilai, semangat dan ruh GKM merintahan beserta tatanannya, disuarakan nasional, nepotisme dan penya- yaitu: demokratisasi dan kea- sering lahgunaan kekuasaan, pergan- dilan yang sejati. Itu merupakan eksponen-eksponen GKM dalam tian masa jabatan presiden dan agenda krusial yang sama pen- berbagai aksinya. Maka, agar ti- monopoli-monopoli. Di sini, mi- tingnya dengan gerakan dari ba- dak terjebak melakukan peker- salnya ada mimbar bebas dan wah (interaksi dengan rakyat). jaan yang setengah hati, untuk forum-forum yang memperta. Dengan demikian, pada masa rentang lima tahun mendatang, nyakan monopoli tata niaga lima tahun mendatang, bisa di- GKM harus mempunyai bergai cengkeh (BPPC), tata niaga je- asumsikan munculnya figur- ning posisi menentukan struktur ruk (Kalimantan Barat), dan pe- figur pemimpin yang relatif lebih pemerintahan, terutama tentu narikan iuran televisi (Meka- jujur dan demokratis, tidak kepala negara (presiden). tama Raya). Selain itu juga mem- memperkaya diri, harus te- Kedua, jika hanya melaku- pertanyakan mekanisme tap dikontrol secara aktif oleh kan gerakan berorientasi popu- pemilu, litsus, pengangkatan rakyat, karena suatu kekuasaan lis, maka untuk melakukan per- wakil rakyat, institusi-institusi di mana pun tetap cenderung juangan demokratisasi, agar 2.000 "kabur" yang sengaja dirancang korup dan otoriter. rakyat bisa mengontrol aktif ter- Rp 95.872.807 untuk melegitimasi status quo. hadap kekuasaan, apalagi jika Dalam kondisi yang diandai- berupaya melakukan revolusi Rp.95.874.807 Dalam konteks ini, ketika dige- kan seperti itù, ada tiga macam politik, maka gabungan GKM "revolusi" bagi GKM, yaitu: revo- dan rakyat (people power) akan Anggota Redaksi: Denpasar: Made Sugendra, Sri Hartini, Ida Bagus Geriawan, Nengah Srianti, Wayan Suja Adnyana, Wayan Wirya, Wayan Suana, Dwi Yani, Komang Suarsana, Djarot Suprajitno, Ema lusi sosial, revolusi politik dan tetap "riskan" dan penuh risiko Sukarelawanto, Daniel Fajry, Nyoman Sutiawan, Legawa Partha, Gianyar IB Alit Sumertha, Bangli: revolusi institusi. Revolusi sosial berhadapan dengan kekuasaan Nikson, Semarapura: Made Sueca, Singaraja: Made Tirt hayasa, Putu Mangku, Amlapura: Wayan Su- adalah perubahan 'radikal' guna yang otoriter dengan barisan mewujudkan kultur masyarakat keamanannya (militer). Sangat darsana, Tabanan: GstAlit Purnatha, Negara: Eddy Asri, Jakarta: Muslimin Hamzah, Suhendra Usmaya, Bambang Hermawan, Sahrudi, Agus yang egaliter, demokratis, tidak membahayakan, karena bisa Widodo Budidarma, Surabaya: Endy Poerwanto, NTB Agus Talino, Iszul Kairi, Ryanto, Ruslan Efendi, NTT: Saparudin Maksum, Hilarius La- feodal. Juga dengan cara mela- meminta "biaya sosial" yang ba, Wartawan Foto: I GN Arya Putra, Djoko Moeljono. kukan penyadaran politik, hu- amat besar. Contoh nyata adalah kum dan seterusnya, terutama pembantaian gerakan pro- di kalangan rakyat bawah, se- demokrasi secara besar-besaran jalan dengan baik, lancar serta aman dan selamat. Akan tetapi dalam kenyataan pelaksanaan- nya, terutama cara-cara pema- kaian jalan, masih semrawut (Bersambung ke Hal. 12, kol. 8) Rp 95.874.807 untuk Pura dan berbau kampungan. Sekali Mandharagiri Semeru Agung di Jatim ini, tulisan Bali Post harus me- hyoroti para pemakai jalan raya, mulai dari pejalan kaki, pengen- dara sepeda motor, sampai ke- pada pengemudi mobil. Contoh kasus: Jalan Raya By- Bali Post Bali Post menerima titipan sumbangan Dana Punia untuk Pura Mandharagiri Semeru Agung di Jatim dari; Gusti Ketut Dwija, Jl. Gua Gajah Bedulu Gianyar Rp Jumlah penerimaan sebelumnya Jumlah penerimaan seluruhnya Setiap artikel atau tulisan yang dikirim ke Redaksi hendaknya ditik dengan dua spasi (spasi rangkap) rakyat terlempar dari satu pe- nindas ke penindas berikutnya. Salah satu agenda penting dan mendesak dari GKM untuk melakukan proses demokrati- soalan sumber daya, yakni sasi dua arah ini adalah per- anggota-anggota dan eksponen- eksponen aktif gerakannya. Se- lama lima tahun perjalanannya, GKM masih kekurangan sumber Halaman 7 Kritik Bahasa Bali Post MULAI 20 Oktober 1992, redaksi menyajikan tulisan pembaca Bali Post peserta Lomba Kritik Bahasa Bali Post. Sepuluh naskah terbaik akan diumumkan 28 Oktober 1992. Lomba ini dalam rangka turut meng- isi kegiatan Bulan Bahasa Oktober 1992 (Redaksi). Penggunaan Huruf Kapital dan Tanda Petik Bali Post MENILIK kembali Harian tanggal 4 Oktober 1992 halaman dua bawah yang berjudul "Waspada Demam Berdarah" ada beberapa kesalahan. Pada alenia ketiga tertulis kata peyakit (sa- lah), seharusnya penyakit (betul). Hal ini mungkin kecerobohan si pengetik. Pada alenia keempat kesalahan tanda pe- tik. Menurut Ejaan Yang Disempurnakan (EYD), tanda petik mengapit petikan lang- sung yang berasal dari pembicaraan. Misal- nya "Pemuda adalah masa depan bangsa" kata bapak. "Saya belum siap," seru Amir, "tunggu sebentar!" Pada alenia kelima tertulis huruf kapital yang salah. Huruf besar atau huruf kapital dipakai dalam singkatan nama gelar. Misalnya; Dr. Sri Surastuti Margono Ir. Budi Pancoko Setiap karangan atau berita membutuhkan revisi. Biasanya suatu berita atau karangan paling tidak memerlukan revisi dua kali: satu kali oleh pengarang sendiri sebelum diserahkan ke- pada sensor (pemeriksa), satu lagi sesudahnya. Seorang korektor yang cakap biasanya tanggap mengenai permasalahan di atas. Semua ini tidak mudah tetapi perlu kete- litian. Banyak sekali hal yang harus diperhatikan tanda baca, kesalahan mengetik, ejaan, bagian-bagian kalimat dan masih banyak lagi permasalahan yang lain. Saya yakin seandainya Harian Bali Post memenuhi atau tanggap dengan permasalahan di atas, akan enak dibaca dan lebih bermutu. Semoga! ●Mohamad Shodiqin Penggunaan Bahasa yang Dicampur MENURUT pendapat saya mengenai bahasa yang digunakan Harian Bali Post khu- sus di halaman 2,3 dan 4. Dari segi negatif: 1. Pada umumnya bahasa yang dipaparkan di sana seringkali penggunaannya dicampur. Misalnya Bahasa Bali dengan Bahasa Indonesia. 2. Bahasanya panjang dan tidak simpel. 3. Penggunaan tanda baca kurang diperha- tikan. 4. Kata tidak baku lebih sering muncul. 5. Jika ada istilah tidak disertai artinya. 6. Kata yang sering sekali muncul. 7. Tanda baca tidak cocok pemakaiannya. 8. Data yang disajikan kurang penjelasan. 9. Bahwa cerita bergambar kurang humor. 10. Ceritanya tidak tentu ujung pangkalnya. Dari segi positif: 1. Bahasa yang disajikan dapat menambah wawasan khusus- nya di bidang sastra. 2. Permasalahan yang diajukan umumnya menarik. 3. Tema bahasa cocok dengan situasi remaja. 4. Bahannya sering membangkitkan semangat. 5. Banyak menceritakan tentang fakta. 6. Kesan dari setiap bahasa sangat dalam. 7. Ruang lingkup bahasa luas. 8. Berbagai macam bahasa dapat kita jumpai. 9. Semboyan-semboyan yang belum kita tahu setelah memba- canya baru kita ketahui. 10. Bahasa Bali sangat membantu pelajaran di sekolah. Demikianlah saran saya yang berupa kritik sekiranya dapat diperhatikan guna menunjang kemajuan sarana komunikasi khususnya Bali Post. Jika ada kata-kata yang salah saya mohon maaf yang sebesar- besarnya. Sekian dan terima kasih. Dengan Bali Post marilah kita galang prestasi demi kemajuan bersama. : Ni Nym Ayu Suarningsih Judul tak Sesuai dengan Isi PADA edisi 9 Oktober 1992 dengan judul : 87 Anggota ABRI Lakukan Pelanggaran pada alenia ke-6 dan ke-7 kata Kepala Stap Kodam Brigjen TNI. AD. Sulatin dalam topik pembi- caraannya mengandung penasihatan terha- dap anggotanya agar berhati-hati memilih is- tri. Maka dalam hal ini topik pembicaraannya tidak sesuai dengan judulnya. Dalam topik pembicaraannya di sini mengandung penasi- hatan terhadap bawahannya, apakah ini me- rupakan suatu pelanggaran yang sesuai de- ngan judul di atas? kan tidak !Dalam pembica- raannya di sini tidak sesuai dengan apa yang tercantum tersebut di atas yaitu mengenai judulnya. Kata Brigjen TNI. AD. Sulatin memang benar perintahnya atau nasihatnya kepada ba- wahannya yaitu kalau memilih istri harus yang baik artinya jangan bekas orang yang pernah ke lembah hitam (WTS). Ini merupakan nasihat yang bermanfaat bagi anggota itu sendiri, di samping itu sendiri bisa menyebabkan segala macam penyakit di dalam tubuh seseorang. (Bersambung ke Hal. 12, kol. 1) Masalah Struktur dan Penggunaan Kata BALI POST edisi Rabu (14/10) pada halaman 3 dengan judul : Kelestarian Jurang agar Dijaga. Pada penulisan tersebut terdapat beberapa kelemahan/kekurangan. Yaitu penggunaan kata kurang dan penggunaan kata kurang te- pat. Ini nampak pada kalimat-kalimat berikut 1) Bupati Tabanan I Ketut Sundria...... ter- hadap ancaman bahaya longsor. Pada kalimat ini kurang kata tanah. Kalimat ini semestinya ditulis sbb: Bupati Tabanan I Ketut Sun- dria..... terhadap ancaman bahaya tanah longsor. 2) Kelestarian jurang harus dijaga dengan baik, sebagai upaya menghindari tergerusnya tanah akibat hujan deras. Penggunaan kata sebagai, tergerusnya, deras ada- lah kurang tepat. Kata-kata ini mesti diganti dengan kata ada- lah, longsornya, lebat. Jadi kalimat di atas mestinya ditulis sbb: Kelestarian jurang... dengan baik, adalah upaya menghindari longsornya tanah akibat hujan lebat. (Bersambung ke Hal. 12, kol. 8) Catatan daya, sering kehabisan energi Kata Menkeu Sumarlin, dunia usaha agar lebih aktif untuk melakukan proses demo- dalam mempercepat pembangunan wilayah Timor Timur kratisasi, baik melalui isu-isu (Timtim) melalui kerja sama yang erat dengan kaum dalam kampus, luar kampus (po- intelektual asal propinsi termuda itu. pulis), juga isu-isu politik di ting- kat elit nasional. Padahal, untuk melakukan perjuangan demo- kratisasi, tiga lapangan itu ha- rus bisa direspons secara seren- tak. Yang bergerak di dalam massa di kalangan mahasiswa. Mengisi pembangunan dengan pemerataan kese- jahteraan rakyat, tentunya. kampus misalnya, salah satu agenda pentingnya adalah me- Pembangunan pariwisata NTT menghadapi sejumlah nambah dan memperluas basis kendala, kata Kepala Dinas Pariwisata NTT. Mahasiswa di sini, berkedudu- kan sebagai pendorong utama untuk proses demokratisasi. Bisa diperkirakan, bahwa un- tuk masa-masa mendatang, GKM membutuhkan energi ke- tahanan yang luar biasa. Untuk Mudah-mudahan ini mendorong mengatasi tantang- an untuk membuka peluang. itu, GKM tidak bisa bersifat eks- Pemerintah Pusat belum menurunkan tiga dari lima klusif, tertutup, tetapi dituntut bakal calon Gubernur Sumbar, padahal sebelumnya telah untuk melakukan koalisi dengan diisyaratkan nama-nama calon akan turun pada hari berbagai kekuatan demokrasi Sabtu, kata Mendagri Rudini. yang sudah muncul, dan yang akan muncul ke permukaan. Untuk memulai perjuangan demokratisasi dalam kondisi "krisis' di berbagai sektor masya- rakat seperti sekarang, kaum muda tidak perlu berharap ba- nyak dari generasi yang tua-tua. Kata pastur pejuang kaum ba- wah YB Mangunwijaya, ketika beberapa bulan yang lalu diwa- (Bersambung ke Hal. 9, kol. 1) Agaknya bapak-bapak perlu banyak bersabar, ma- sih "digodog" untuk siap dipilih. Bang Podjok C. 1649 Color Rendition Chart 2cm
