Arsip
Halaman Artikel
Creative Commons License

Jika anda mendapati gambar tidak sesuai dengan spesifikasi data (salah tanggal dan atau salah penomoran halaman), posisi gambar landscape, satu gambar terdapat dua halaman, kualitas gambar kabur, anda bisa melaporkan data tersebut agar segera diperbaiki dengan menekan tombol laporkan.

Kata Kunci Pencarian:

Nama: Bali Post
Tipe: Koran
Tanggal: 1993-06-30
Halaman: 06

Konten


2cm Halaman 6 Harian Untuk Umum Bali Post Pengemban Pengamal Pancasila Terbit Sejak 16 Agustus 1948 Tajuk Rencana Partai Meraih Kekuatan Alternatif masih Jauh MELALUI UU nomor 3/1985, di Indonesia hanya dibolehkan hidup dua partai politik yaitu Partai Per- satuan Pembangunan (PPP) dan Partai Demokrasi Indonesia (PDI). Walaupun Golkar tidak menyan- dang predikat partai, semua atribut yang melekat pada partai dan merupakan eksistensi partai dalam pengertian konvensional, tetap disandangnya. Beberapa waktu lalu pernah muncul pertanyaan, apakah penamaan partai sebaiknya dikenakan juga pada Golkar sehingga organisasi sosial politik itu berganti nama menjadi Partai Karya, atau sebalik- nya istilah partai diganti saja menjadi golongan se- hingga PPP berganti menjadi GPP (Golongan Per- satuan Pembangunan) dan PDI menjadi GDI (Go- longan Demokrasi Indonesia). Pernyataan yang bernada tanya tersebut kini tidak bergema lagi. Walaupun demikian, sekurang-kurangnya dalam tata tradisi kehidupan berpolitik, ada konvensi bahwa yang dimaksudkan partai adalah kelompok yang berjuang melalui lembaga formal untuk mem- peroleh kekuasaan politik dan melalui kekuasaan itu melaksanakan kebijaksanaan-kebijaksanaannya. Jelaslah bahwa daerah atau wilayah penjela- jahan partai politik adalah bidang politik. Tugasnya adalah menghubungkan kekuatan-kekuatan dan ideologi sosial dengan lembaga-lembaga pemerin- tahan resmi dan mengaitkannya dengan aspirasi politik dalam masyarakat yang lebih luas (misalnya yang dikemukakan Sigmund Neumann). Dengan pembatasan ini maka bagi pembahasan kita seka- rang, untuk sementara Golkar merupakan partai po- litik juga. Melalui pemilihan umum partai politik berupaya mengumpulkan suara sebanyak-banyaknya seraya mengajukan keunggulan programnya. Pengum- pulan suara itu sebetulnya tidak terlepas dari sepak terjang partai politik di luar masa kampanye. Ma- lahan, bagi kelompok yang mengikuti terus perkem- bangan politik, sanggeman (komitmen) terhadap suatu partai dinilai berdasarkan unjuk kerja yang di- perlihatkannya dalam forum legislatif serta dalam pernyataan, kebijaksanaan, dan cara bagaimana partai politik itu melaksanakan roda organisasinya sehari-hari. Bagi massa mengambang, yang kondisinya ter- cipta atau yang tidak ingin repot-repot dengan kehi- dupan politik yang dinilai banyak muslihat dan kiat- nya, ibarat air meliuk-liuk melalui lembah dan ngarai, keunggulan suatu partai hanya akan tampak pada musim kampanye karena ada kewajiban sebagai warga negara untuk menilainya dan menjatuhkan pi- lihannya. Jadi penilaian terhadap partai bersifat oka- sional, momenter, bersifat sesaat. Bagi kita di Indonesia, ketiga kekuatan sosial- politik tersebut didominasi Golkar. Dalam per- nyataan akhir-akhir ini ada kecenderungan untuk memutlakkan dan melanggengkan posisi Golkar se- bagai mayoritas tunggal, posisi yang sudah diraih selama lima masa pemilihan umum berturut-turut. Jika Golkar sudah merupakan mayoritas tunggal, sebab kekuatan kedua partai lain tidak sebanding sama sekali dengan kedigdayaan Golkar, bagai- mana mungkin kedua partai dapat tumbuh menjadi kekuatan alternatif? Apakah kekuatan alternatif ha- nya sekadar untuk basa-basi atau sekadar peleng- kap karena pada akhirnya toh keputusan tetap di ta- ngan mayoritas tunggal tersebut? Masalah tersebut setidak-tidaknya dimunculkan Dekan FISIP UI, Juwono Sudarsono, sehubungan dengan munculnya ucapan bahwa Golkar merupa- kan mayoritas tunggal dan bahwa posisi tersebut akan tetap dipertahankan. Menurut pakar dan peng- amat politik tersebut, partai politik dapat tumbuh se- bagai kekuatan alternatif di tengah kehidupan de- mokrasi di Indonesia. Bagaimana nian hal itu dapat dicapai? Pertama- tama, partai politik harus menumbuhkan roda orga- nisasi intern yang baik dan dapat diandalkan. Partai politik dapat memanfaatkan generasi baru yang re- latif terlepas dari trauma politik masa silam dan ka- rena itu dapat membentuk persepsi dan visinya sen- diri menyangkut kehidupan demokrasi di Indonesia, seperti diberitakan harian ini (Bali Post, 28/6). Menumbuhkan roda organisasi intern yang baik mengandaikan bahwa partai politik harus tran- sparan, membuka diri berkenaan dengan masalah- masalah intern sehingga mudah ditilik dari luar. Yang tidak kalah pentingnya adalah menarik simpati masyarakat dalam pembentukan pendapat umum melalui kasus-kasus yang timbul dalam masyarakat. Memihak kepada siapa, kepada penguasa atau masyarakat jika terjadi benturan kepentingan, selalu diapungkan untuk menguji sejauh mana suatu partai politik berjuang. Itu berarti bahwa kelompok muda yang menjadi target penjaringan (rekrutmen) harus dapat memperoleh pendidikan politik dari pameran perjuangan pada forum resmi, lembaga legislatif mi- salnya, berlandaskan etik dan moral yang baik. Sebagai kekuatan alternatif partai politik sudah menjalankan fungsinya dengan baik. Masalahnya adalah yang baik tidak selalu mutlak dimiliki se- hingga pada akhirnya ada pergesekan kepentingan Dalam hal pergesekan kepentingan semacam ini, harus kita akui bahwa kepentingan Golkar sebagai pemegang kekuatan dan kekuasaan tunggal dalam arti mayoritas tunggal, akan memenangkan perjuangan. Perjuangan meraih posisi sebagai kekuatan alter- natif tetap terbuka dan masih berproses. Kita tegas- kan bahwa proses mencapai posisi itu ditentukan seluruh atau sebagian besarnya pada unjuk kebo- lehan dari waktu ke waktu, tidak hanya pada kampa- nye menjelang pemilihan umum. Dengan kata lain, alternatif tidak hanya berarti asal bukan partai lain, suatu sikap mengelak yang bersifat emosional, me- lainkan ada keyakinan bahwa yang dipilih itu unggul dan memiliki kualitas yang lebih baik. Kesamaan Bush dan Clinton Menghadapi Teroris AMERIKA SERIKAT mempunyai batasan- batasan yang pasti tentang siapa-siapa termasuk sebutan teroris. Biasanya batasan ini disepakati para sekutunya seperti Inggris dan Prancis. Minggu lalu AS membuktikan ketegasan sikap- nya terhadap terorisme di mana sasaran utamanya adalah Saddam Hussein. Sebuah kawasan pemu- kiman di Baghdad dihajar rudal-rudal ampuh se- hingga menimbulkan sejumlah korban di pihak pen- duduk sipil. Alasan yang dikemukakan Amerika Se- rikat Saddam mendalangi rencana pembunuhan Presiden George Bush ketika yang disebut kemu- dian ini berkunjung ke Kuwait, dua bulan yang lalu. Segera setelah pemboman itu dilakukan, Inggris, Australia, dan Rusia, menyatakan komentar mereka yang membenarkan tindakan Presiden Clinton tersebut. Komentar negatif datang dari Malaysia. Amerika Serikat dianggap telah melakukan tindakan tak ter- puji itu sebagai suatu cara untuk menghindari tu- dingan dunia luar atas kegagalannya dalam menye- lesaikan konflik etnis di Bosnia-Herzegowina. Para ulama Islam Malaysia menyesalkan sekali tindakan gegabah dan beringas dari Amerika Serikat. Bahkan Menlu Malaysia, Abdullah Ahmad Badawi, meng- anggap Amerika Serikat telah melakukan suatu hal yang tak bakal dilakukan negara mana pun yang mencintai perdamaian. Agaknya kemarahan sejumlah negara dan tokoh atas tindakan AS terhadap Markas Besar Inteligen Irak itu didasarkan atas pertimbangan bahwa korban sipil yang jatuh cukup besar. Dikabarkan lima orang korban termasuk di dalamnya seorang pelukis terkenal Irak, Laila Attar, bersama suaminya. Tentu saja alasan Amerika Serikat menyerang Irak tidak diakui Saddam Hussein. Irak menolak de- ngan keras keterlibatannya dalam rencana pembu- nuhan terhadap Presiden Bush. (Di satu pihak Bush dinilai banyak negara Arab, terutama yang kurang senang dengan Amerika Serikat dan sekutunya, se- bagai sengaja melakukan tindakan provokatif terha- dap Irak dengan berkunjung ke Kuwait. Di lain pihak, Kuwait ingin menyatakan rasa terima kasihnya ke- pada Amerika Serikat, yang dalam hal ini diwakili Bush, sebagai penguasa ketika terjadi Perang Te- luk, dan membuktikan bahwa dirinya tak bisa diper- mainkan negara-negara tetangganya yang mana pun. Kuwait sadar bahwa kehadiran dirinya dilindu- ngi kekuatan-kekuatan besar yang mampunyai ke- pentingan terhadap minyaknya). Direncanakan atau tidak, dan rekayasa CIA atau bukan, duet Bush dan Emir Kuwait ini membuahkan kemarahan Saddam Hussein. Saddam dikenal se- bagai seorang tokoh Arab yang tidak bisa mengen- dalikan dirinya. Ada semacam ketegaran seperti di- miliki Qadaffy, kendati sekarang ini yang disebut be- lakangan ini telah menunjukkan sifat-sifat jinaknya. Beda Qadaffy dengan Saddam adalah bahwa yang pertama masih lebih mampu berpikir tenang dan mengingat nasib rakyatnya, sementara Sad- dam tak mau tahu akan penderitaan yang dialami rakyat. Qadaffy di samping itu juga membuktikan di- rinya sebagai seorang pemimpin yang bersih, yang tidak memanfaatkan kedudukannya sebagai sarana untuk mengumbar ambisi materialistisnya. Qadaffy dihormati rakyatnya karena mempunyai karisma pri- badi yang tinggi, sedangkan Saddam Hussein lebih banyak ditakuti ketimbang dicintai. Terlepas dari masalah siapa salah siapa benar, sebenarnya dunia internasional memang memper- tanyakan ketepatan dugaan dan kesahihan bukti- bukti keterlibatan Saddam Hussein dalam rencana pembunuhan Presiden Bush. Di samping itu, karena dalam realitasnya rencana itu gagal, maka mestinya serangan yang menewaskan sejumlah orang sipil itu tak dilakukan. Amerika Serikat, sebagai "Sang Polisi Agung Dunia", dianggap kurang layak bertindak se- rupa seperti Saddam Hussein yang memang layak dicap sebagai urakan. Surat Pembaca Persyaratan: Sertakan Fotokopi Identitas Pengangguran Intelek tersebut. Setahu saya, seperti apa yang pernah saya baca tentang ilmu jiwa, prestasi seseorang bisa me- nonjol pada suatu waktu dan bisa juga merosot pada waktu lain. Menonjol maupun merosot- nya prestasi seseorang bisa dise- babkan dari dalam diri sendiri bisa pula disebabkan faktor- (Bersambung ke Hal.8, kol. 1) BER- BESAR HATILAH ...YA... Tergelitik hati saya untuk me- kecerdasan/kepintaran buktinya nanggapi surat pembaca berju- setamat SMA sang adik berhasil dul "Yang Diterima IPK-nya menjadi mahasiswa FE Unud se- Tinggi", yang dimuat harian ini dangkan temannya "hanya" ber- tanggal 24 Juni 1993. hasil menjadi mahasiswa FE Saya sangat menyayangkan swasta. Tetapi sayang waktu me- mengapa begitu pendek cara ber- reka berhasil menjadi Sarjana pikir Saudara penulis yang tidak Ekonomi ternyata adik penulis mau menyebutkan namanya ter- IPK-nya lebih rendah dari tem- sebut. Kalau saat ini adik penulis annya yang dinilai lebih bodoh "belum" berhasil mendapatkan pekerjaan, menurut saya ku- ranglah adil kalau penulis me- lampiaskan kekesalan dengan mengklaim FE Unud (secara ti- dak langsung) sebagai pencetak pengangguran intelek, apalagi menilai para dosennya pelit ni- lai. Sudahkah Saudara penulis mencoba menilai adiknya dulu sebelum memberi penilaian ke- pada pihak lain? Sudah yakin- kah Saudara penulis bahwa ti- dak diterimanya adik Saudara di perusahaan di mana dia mela- mar pekerjaan disebabkan "ha- nya" IPK yang kurang tinggi? Ti- dak adakah faktor-faktor lain yang mungkin menyebabkan ga- galnya adik Saudara mendapat pekerjaan? Dikatakan bahwa sang adik lebih unggul dalam hal Bali Post LOWO NGAN KERJA Bali Post Benarkah Indonesia Tujuan PMAL Jepang ? BELUM lama berselang di Nusa Dua, Bali, para pengusaha Jepang yang terga- bung dalam Keidanren menyatakan bahwa Indonesia tetap merupakan tujuan investasi mereka. Pernyataan itu kita sambut dengan lapang dada. Sebab di tengah-tengah resesi ekonomi dunia, beban warga negara Jepang yang semakin tinggi menanggung pinjaman luar negeri, dan kini kawasan Cina dan Indocina menjadi tujuan investasi utama dunia, pengusaha Jepang masih mau menjadikan Indonesia sebagai sasaran investasinya. Namun, benarkah Indonesia adalah tujuan investasi utama bagi Jepang? Keuntungan apa yang mereka peroleh? Hubungan ASEAN-Jepang Akhir Januari 1992, para pejabat teras dan birokrat per- himpunan bangsa-bangsa Asia Tenggara (ASEAN) mengadakan konferensi tingkat tinggi ke-4 di Singapura. Yang menonjol da- lam KTT kali ini ialah, diskusi mengenai kerja sama ekonomi intra dan ekstra-ASEAN. Salah satu topik yang paling hangat adalah pembahasan mengenai usulan Perdana Menteri Malay- sia Mahathir Mohamad tentang East Asia Economic Caucus (EAEC) dan kemungkinan dite- apkannya area perdagangan be- bas ASEAN (ASEAN Free Trade Area), yang menurut rencana baru dilaksanakan 15 tahun mendatang. Di samping itu, di bahas pula masalah pengaturan keamanan bersama. Pemikiran ini didasar- kan atas konsepsi ketahanan re- gional guna mendukung keam- anan di kawasan ASEAN yang cepat berkembang. Namun yang juga dirasa amat esensial dan ka- rena itu menjadi urgen, ialah di- skusi mengenai ASEAN Free Trade Area (pasar bebas ASEAN) serta diskusi mengenai kecenderungan arus investasi penanaman modal asing lang sung (PMAL) di kawasan Asia Tenggara. sayangkan, pengakuan itu jus- tru kurang mendapatkan du- kungan dengan langkah- langkah kongkret. Pada masa yang akan datang, dapat dipastikan bahwa Jepang akan semakin memperkuat basis ekonomi dan industrinya di Asia Tenggara, di samping menanam Menilik ASEAN dari segi poli- tik, akan tampak bahwa peran- nya begitu besar. Organisasi itu misalnya, terbukti berhasil men- jadi motor bagi kemajuan negara-negara berkembang lain- nya di tingkat internasional, se- perti PBB. Tidak ada satu negara pun yang menyangkal peranan kan investasi. Memang banyak ASEAN di dalam penyelesaian analisis yang menjelaskan konflik Kamboja oleh dunia in- ternasional. Di samping itu, ASEAN juga diakui memberi kontribusi yang sangat berarti bagi Gerakan Non-Blok. Oleh R. Masri Sareb Putra Sayangnya, keberhasilan di bidang politis itu tidak segera di- ikuti sukses di bidang ekonomi. Padahal, trend pembangunan dan kemajuan ekonomi dewasa ini sangat mengandalkan kerja sama regional dan bukan kerja sama multilateral. Kenyataan semacam itu membalikkan teori mengenai ekonomi yang selama ini dipercayai, bahwa jika kerja sama multilateral semakin kuat maka kerja sama regional men- jadi lemah. Dalam kaitannya dengan itu, ditilik dari struktur organisasi internalnya, ASEAN bisa men- jadi sebuah organisasi regional yang andal. Selama ini, kerja sama ekonomi ASEAN diakui penting. Namun, patut untuk di- mengapa Negara Sakura sangat berminat menjalin kerja sama dengan ASEAN. Ada dua keun- tungan yang diraih Jepang de- ngan dijalinnya kerja sama an- tara ASEAN-Jepang. Pertama, dengan dibukanya pasar bebas ASEAN maka Jepang bisa de- ngan leluasa memasarkan barang-barangnya ke kawasan. Kedua, Jepang akan lebih mu- dah mengatur ke negara mana dan dalam jumlah berapa ia memberikan penanaman modal. Catatan Hirobumi Takaoka (Exim Review Maret 1989:111) memperlihatkan bahwa arus pe- nanaman modal asing langsung Jepang (PMAL) akhir-akhir ini memainkan peranan yang kru- sial untuk membangun struktur ekonomi regional di kawasan Pasifik. pembangunan ekonomi suatu re- termasuk ASEAN. gio yang sedang berkembang, Dramatisnya PMAL Jepang belakangan ini ke ASEAN, dapat dilihat dari kenyataan ini. Pada tahun 1980, jumlah PMAL ke US$ 5 trilyun. Empat tahun ke- luar Jepang nyaris mencapai mudian, 1984, jumlah itu melon- jak menjadi US$ 10 trilyun. Ta- hun 1986 meningkat lagi hampir dua kali lipat menjadi sekitar US$ 22 trilyun. Dan pada tahun 1989 jumlah PMAL Jepang ma- lah berkembang secara deret ukur menjadi US$ 67,5 trilyun. Ini berarti bahwa jumlah itu se- dikit berada di bawah 10% dari investasi swasta pada sektor ekonomi dalam negeri. Padahal menurut catatan, pada tahun 1970-an, PMAL Jepang hanya sekitar 3-4% dari jumlah pena- naman modal dalam negeri (PMDN) swasta (Hadisoesatro, "Pacific Economic Cooperation: ASEAN's Roleand Response" da- lam Third Indonesia-Singapore Conference, Bandung, November 5-6, 1990). Trend baru yang dikembang- kan Jepang dalam mengolah PMAL-nya (Makoto Sakurai "Japan's Direct Foreign Inves- tent and Asia". TRI Discussion Paper Series No. 7, May 1990) ia- lah bahwa arus PMAL Jepang di kawasan Asia Timur akan berge- ser dari Asia ke negara-negara ASEAN. Mengapa demikian? Sekurang-kurangnya ada dua faktor penyebab. Faktor pertama ialah, Jepang melihat akhir-akhir ini ASEAN jauh lebih berani mengambil langkah untuk keluar bersama- sama menerobos pasaran dunia. Di samping itu, PMAL Jepang ASEAN mulai masuk ke dalam juga dimanfaatkan bagi tercipta- globalisasi ekonomi dan pro- nya sistem pembagian kerja se- duksi, sehingga juga terkait de- cara internasional. Sehingga ngan kepentingan-kepentingan kini bukan rahasia lagi jika Je. Jepang. pang disebut-sebut sebagai basis utama dari sektor produksi dan (Bersambung ke Hal.9, kol. 1) Pendidikan Kita: Arah dan Masalahnya SALAH satu cacat terbesar yang teramati dalam sistem pendidikan kita adalah bahwa disiplin dilecehkan. Mungkin dalam teori atau rumusan-rumusan, disiplin dijunjung se- tinggi langit, tetapi di dalam prakteknya ia diinjak-injak. Guru datang terlambat, guru bolos, anak-anak menyontek atau melakukan kecurangan-kecurangan lain tak pernah mendapat penanganan yang baik. Kalau anak-anak kebetulan berasal dari lingkungan pejabat tinggi atau orang penting, pemecahannya selalu lewat jalan yang tidak eduka tif. Pengawasan terhadap per- ilaku anak-anak pun kurang me- madai. Di dalam lingkungan ge- dung sekolah mereka bahkan sempat merencanakan tawuran (perkelahian massal) melawan murid-murid sekolah lainnya. Peristiwa-peristiwa kekerasan yang dilakukan para pelajar kita di kota-kota besar harus kita waspadai dengan kebijaksanaan istimewa, yang salah satu penye- babnya adalah keroposnya disi- plin dalam dunia pendidikan. Keluarga, sekolah, lembaga- lembaga agama, organisasi- organisasi di mana anak-anak terlibat semuanya menganggap disiplin sebagai barang leceh atau uang receh. Orangtua, tokoh-tokoh masyarakat dan guru terlibat di dalamnya. Di du- nia Barat, sebaliknya, kita lihat disiplin sebagai salah satu dari tujuan utama pendidikan. Disi- plin menjadi prasyarat kehi- dupan bermasyarakat dan berbudaya. Sebuah definisi tentang pendi- dikan kita temukan dalam se- buah kamus dengan rumusan sbb: "Die Fuehrung und For- mung des Menschen durch Fami- lie, Schule, Beruf und Einrichtu- ngen der Geminschaft und des Staates zur Entfaltung der geis- tigen und koerperlichen Anlagen und ins, zur sittlichen Reife und Zucht" (Pengarahan dan pem- bentukan manusia oleh ke- iuarga, sekolah, jawatan dan lembaga-lembaga masyarakat dan negara untuk mengembang- kan bakat-bakat jiwani serta ba- dani, terutama untuk tujuan ke- matangan susilawi dan disiplin). Oleh Usadi Wiryatnaya Agaknya dunia Barat melihat kematangan susilawi serta disi- plin sebagai inti budaya dan hu- manitas, yang dalam rumusan kita adalah "kemanusiaan yang adil dan beradab". Makin berku- rangnya unsur-unsur kemata- ngan susilawi dan disiplin de- ngan demikian berarti pula ma- kin mentahnya keadaan dan peradaban pihak yang bersang- kutan. Dalam pada itu, perlu kita kaji dahulu apa sebenarnya disiplin itu. Disiplin mempunyai dua sisi: Sisi yang diberikan pi- hak luar dan sisi yang diberikan diri sendiri. Juga bisa dikatakan, yang satu bersifat tuntutan se- dangkan yang lain bersifat pene- rimaan. Itulah sebabnya Taman Bagi setiap warga masyarakat yang berpikir bisa diper- tanyakan kegunaan acara baris-berbaris, apel pelajar se- tiap Senin pagi dan Sabtu siang, seragam pelajar, dsb, se- bagai sarana untuk mendisiplinkan pelajar-pelajar kita, jika ketegasan pimpinan sekolah terhadap pelanggaran disiplin, terutama yang dilakukan para guru, tidak dilak- sanakan secara tepat. ANDA PETUGAS ATAU PEMERAS Kerugian Rp 580.000 saat Pacaran anan disiplin baik dalam bidang pendidikan maupun di bidang kehidupan sosio-kultural, maka Taman Siswa menaruh disiplin sebagai satu unsur di antara de- lapan unsur yang membentuk kemerdekaan individu (kebe- basan individu? Pen.). Kede- lapan unsur tersebut adalah har- moni, tanggung jawab, kekeluar- gaan, toleransi, musyawarah, Siswa memberi definisi disiplin demokrasi, kebersamaan, dan sbb: "ketaatan dengan penuh ke- disiplin. Kemerdekaan individu sadaran terhadap segala keten- yang ditopang delapan unsur tuan yang telah disepakati ber- tadi itulah yang memungkinkan sama". Oleh karena itu dalam di- orang untuk mencapai tertib- siplin, si pelaku sebenarnya damai hidup bersama. Disiplin harus mampu berpikir dualistis, merupakan bagian penting da- menempatkan diri sebagai lam pendidikan Taman Siswa subjek-subjek yang berbeda: se- yang dilaksanakan secara tuntas bagai subjek pemberi disiplin pada zaman Ki Hajar Dewantara dan sebagai subjek pelaksana- masih giat memimpin perguruan nya sekaligus. Ini berarti bahwa nasional ini. Kita tak perlu me- disiplin mengandaikan adanya rasa malu, bahwa konsep disi- kesadaran bahwa orang membe- plin berasal dari dunia Barat rikan sebuah perintah kepada yang di Indonesia alhasil datang diri sendiri untuk diikuti dan di- dari kolonialis Belanda. Pendidi- realisasikan, walaupun mung- kan disiplin ini karena itu meru- kin perintah itu datangnya dari pakan salah satu dari sejumlah pihak lain seperti guru, orang- "jasa dan kebaikan" kolonialis tua, tokoh masyarakat, pemim- Barat yang "disumbangkan” ke- pin. Dalam rumusan lain maka pada rakyat pribumi. (Dalam bu- disiplin bisa kita lihat sebagai daya Timur asali disiplin tak di- "training that is expected to kenal. Yang ada hanyalah sema- produce a specified character or cam jiwa pengabdian, baik pattern of behavior, especially karena sistem feodalisme mau- that which is expected to produce pun karena dipaksakan oleh moral or mental improvement" penguasa. Akibatnya, jika man- (latihan yang diharapkan untuk dor pergi, seluruh kuli berpesta- menghasilkan satu corak per- pora). Kita tidak tahu persis penye- angai atau pola kelakuan, ter- utama yang diharapkan untuk bab utama merosotnya kesa- menghasilkan perbaikan moral daran disiplin bangsa Indonesia atau mental), dan sebagai "con- dewasa ini. Bersama dengan hi- trolled behavior resulting from langnya disiplin itu merosot pula such training" (perilaku terken- citra berbagai tokoh dan jabatan dali sebagai hasil latihan terse- unggulan seperti guru, agama- but). Dalam konteks ini, disiplin wan, polisi, politisi. Kasus guru bisa diartikan sebagai sarana berbuat cabul dengan murid dan hasil daripada kegiatan atau seorang pendeta terlibat da- yang menggunakan sarana lam manipulasi uang atau kedu- tersebut. Menyadari pentingnya per- (Bersambung ke Hal.7, kol. 1) Bagian Terakhir dari Dua Tulisan Penjelasan LAA Sehubungan dengan berita kan kepada nasabah) serta mem- Bali Post 28 Juni 1993 halaman buat aturan koordinasi kerja. 13 berjudul "Tim Perwakilan Na- Untuk kepentingan tersebut, se- sabah BPR Ratnadi Terbentuk", bagaimana lazimnya ongkos- dan untuk mencegah terjadinya ongkos yang dikeluarkan LAA salah pengertian, bersama ini sudah dibayar oleh Bank. Akan LAA, bermaksud memberikan tetapi lawyer fee-nya belum penjelasan sebagai berikut: dibayar. 1. Sesuai dengan Surat Kuasa 2. Sekarang ini LAA, hanya tertanggal 10-4-1993, LAA dibe- masih memegang kuasa penang- rikan wewenang (oleh klien c.q. anan kredit macet, dan sudah MAI Bank Pasar Ratnadi) untuk ada beberapa yang berhasil. Se- melaksanakan koordinasi kerja bagaimana lazimnya Bank su- dan inventarisasi/pengadaan dah membayar Success Fee. Un- aset MAI Bank Pasar Ratnadi. tuk penanganan kredit macet, Kuasa mana hanya berlaku se- Bank tidak dikenakan ongkos- lama satu bulan dan berakhir/ ongkos. diakhiri dengan pernyataan ber- sama tertanggal 24-4-1993, un- Tim Pengacara LAA, tuk mana LAA telah berhasil 1. I Wayan Candra, S.H. menginventarisasi aset (sebagai- 2. I Made Putra Wibawa, S.H. mana data tanah sudah disebar- 3. A.A. Gde Putra Yasa, S.H. Rp 938.000 untuk Pura Bukit Dharma Durga Kutri di Gianyar RABU, 30 JUNI 1993 "Landmark" Bali GWK RENCANA pembangunan monumen Garuda Wisnu Kenca- na (GWK) telah menghadirkan berbagai tanggapan dari berbagai kalangan, termasuk Gubernur Bali, IB. Oka. Di sisi lain, pematung Nyoman Nuarta yang ditunjuk mewujudkan gagasan dari proyek besar bernilai 80 milyar rupiah itu, sangat optimistis. Beberapa penjelasan dan komentar- komentar seputar gagasan awal, pendanaan, lokasi, bentuk, pemanfaatan hingga keberadaannya dalam konteks religi Hindu, telah diturunkan Bali Post. Kini, giliran Anda, pembaca yang belum sempat member- ikan komentar, tanggapan, kritik, saran atau pujian meng- enai gagasan pembangunan monumen GWK tersebut. Silakan kirim ke redaksi, jangan lebih dari 1 halaman, ketik 2 spasi, sertakan foto (bukan pasfoto). Tulisan paling lambat 10 Juli 1993. Kecemburuan Sosial Beberapa waktu yang lalu ada ide untuk membangun jembatan di Pura Tanah Lot yang katanya dapat meningkatkan keim- anan umat Hindu, lantas ada keinginan untuk membangun jembatan layang, ada keinginan untuk mencagarbudayakan Pura Besakih. Dan yang terakhir ada ide untuk mendirikan patung tertinggi di du- nia yang diberi nama Garuda Wisnu Ken- cana (GWK) dengan biaya Rp 80 milyar. Semua ide tersebut patut kita hargai seba- gai usaha untuk mendandani Bali agar se- makin "menor" sehingga Bali dapat tampil dengan gincu dan gaya yang semakin vulgar untuk ditawarkan kepada para wisatawan. Dalih yang digunakan untuk membenarkan didirikannya GWK hanya merupakan slogan-slogan retorik yang dibuat-buat. Ya untuk landmark kek, untuk pengembangan pariwisata kek, dll. Semua alasan tersebut hanya akan bermuara pada kepen- tingan ekonomi, di mana keuntungannya sebagian besar hanya akan dinikmati oleh golongan tertentu. Bila GWK jadi didirikan, dari segi demografi hal ini akan se- makin menambah jumlah penduduk khususnya di Bali Selatan. Akan semakin banyak imigran untuk mengadu nasib di seputar GWK. Padahal kita sekarang berusaha menekan arus urbani- sasi, Dari segi lingkungan, malah akan menambah "bopengnya" alam Bali yang memang sudah banyak "bopengnya", tetapi ja- nganlah ditambah lagi. Bila kita renungkan secara mendalam akan lebih banyak dampak negatif yang ditimbulkan. Alangkah baiknya dana sebesar Rp 80 milyar itu digunakan untuk pengembangan kepariwisataan di Indonesia Bagian Ti- mur (IBT) yang menyimpan potensi begitu besar. Sudah sering terdengar suara dari saudara kita di IBT yang menginginkan agar mereka juga memperoleh pembagian "kue" pembangunan secara merata. Sekarang ini terkesan bahwa pengembangan ob- jek kepariwisataan hanya terakumulasi di Bali. Kenapa semua harus Bali? Bukankah ini dapat menimbulkan kecemburuan sosial? Biarkanlah sebagian alam Pulau Bali ini tetap alami. Walau- pun itu hanya sebuah bukit. Bali jangan dieksploitasi habis- habisan. I Putu Widana Mahasiswa Jl. PB Sudirman/Rt. 8/Gg. IV/No. 9 Denpasar Kenapa mesti Ditolak? Kalau ada patung bayi bisa menangis, patung gajah bisa me- nari semoga ada monumen GWK bisa muntaber dolar. Ide ini tentu merupakan salah satu langkah tepat untuk me- nunjang pariwisata, selain alam dan kebudayaan yaitu memba- ngun Monumen GWK. GWK, ide besar, proyek besar yang diba- ngun di Bali tanpa ada bantuan Pemda Bali, kenapa mesti dito- lak? Dana 80 milyar, dibandingkan dengan investasi yang telah dilakukan jumlahnya mencapai trilyunan, mungkin tidak akan berpengaruh pada program pemerintah memerangi kemis- kinan. Justru sebaliknya, GWK diharapkan mendatangkan de- visa sekaligus ikut secara pelan-pelan mengurangi kemiskinan. Kekhawatiran apa lagi kira-kira? Soal lingkungan tentu akan diadakan studi amdalnya. Akan ada bangunan yang berlindung di bawah Monumen GWK dengan ketinggian 15 m? Saya yakin bahwa Gubernur sa- ngat bijaksana dalam memberikan dispensasi/pengecualian, meskipun tingginya lebih dari 15 m. Kita lihat Hotel Bali Beach yang tetap berdiri dengan 10 lantai (1.k. 30 m) meskipun baru- baru ini terbakar. Khusus untuk GWK akankah peraturan itu dilaksanakan de- ngan kaku? Saya mohon ke hadapan Bapak Gubernur, Bapak Pejabat di Pemda Tk. I Bali maupun masyarakat Bali pada khu- susnya, untuk tidak mempermasalahkan hal ini. Malah lebih jauh saya mengharapkan agar perda tentang ketinggian ba- ngunan 15 m ditinjau kembali. Kita harus mengambil langkah sebelum lahan pertanian, perkebunan dan pemukiman habis di- manfaatkan oleh investor (konglomerat). Baliku akan lebih ce- pat habis dibandingkan dengan kalau pada zona-zona tertentu diizinkan membangun lebih tinggi dari 15 m. Alam, adat, kebu- dayaan dan pariwisata tidak bisa dipisahkan. Semoga cita- citamu berhasil GWK! Nengah Sadiantara PT TRIPOD ASI Konsultan Masyarakat akan Segan Saya melihat, sebenarnya banyak tokoh masyarakat yang menolak pendirian GWK ini. Nang Lecir, yang mengusulkan un- tuk membuat perpustakaan saja, karena menurut beliau masya- rakat Barat (wisatawan mancanegara) tidak lagi akan memper- hatikan menara, bagaimana pun tingginya, sebab mereka sudah bosan melihat bangunan semacam ini di negerinya sendiri (SP, BP, Rabu 5 Mei). Saya setuju pendapat Nang Lecir. GWK ini direncanakan dibangun untuk tujuan menarik wisatawan. Nah, kalau kemudian para wisman sudah tidak tertarik lagi, lantas buat siapa monumen ini dibuat? Ir. Nyoman Gelebet menyatakan, dari segi falsafah Tri Hita Karana dan nilai estetika, pembangunan GWKjelas tidak cocok. Sementara, Nyoman Gunarsa mengkhawatirkan pembangunan monumen ini akan menjadi bumerang bagi pelaksanaan perda mengenai IMB. Dan Prof. Dr. IGN Bagus tidak menginginkan orang Bali - Hindu akan tidak mampu dan tidak berdaya -- kebu- dayaan Bali menjadi tidak "bertenaga" dan kehilangan "roh" (BP, Rabu 9 Juni). Kepada Bapak Drs. Tjok. Gede Putra, mengenai pemba- ngunan Candi Prambanan, Borobudur dan Besakih, saya pikir itu berbeda sama sekali keadaannya dengan monumen GWK ini. Walaupun menghabiskan banyak dana bahkan nyawa (mung- kin), bangunan itu adalah bangunan untuk ibadah atau tempat pemujaan. Sementara GWK adalah untuk pariwisata. Kesan- nya saja sudah berbeda. Yang satu terkesan agung, yang satu- nya berkesan glamour. Berhias emas lagi! Coba bapak Putra lihat, bagaimana antusiasnya masyarakat kalau ada kerja besar di Besakih. Berapa banyak harta yang disumbangkan oleh masyarakat? Dan kepada Bapak Drs. Ketut Subandi, yang mencontohkan pembangunan TMII (BP, Sabtu 12 Juni). Bedanya adalah, TMII adalah taman, yang berkesan terbuka, siap menerima siapa (Bersambung ke Hal.8, kol. 6) Catatan Kata Ketua Dewan Pertimbangan Agung (DPA), anggota DPA tidak mewakili siapa-siapa, meskipun terdiri atas tokoh politik, tokoh karya, tokoh daerah dan tokoh nasional. Dan bukan anggota "dewan pensiunan agung." Menteri Koperasi dan Pembinaan Pengusaha (KPP) mengingatkan para pengurus koperasi dan KUD untuk Rp 5.000 tidak tergelincir atau terpengaruh kepada tiga ta-(harta, Rp 10.000 tahta dan wanita). Jumat, 25 Juni 1993 saya pacaran. Memang lokasi itu sepi mengalami nasib naas bersama dan di pinggir jalan menuju ge- pacar saya. Tepatnya di lokasi dung utama BPPT ada tambak gedung BPPT bypass Suwung ikan. Selang beberapa saat, mo- Kuta Denpasar. Pada saat itu bil saya digedor dua orang berse- Bali Post menerima titipan Dana Punia untuk Pura Bukit kira-kira jam 20.00 wita saya se- ragam doreng dan mengaku Dharma Durga Kutri di Gianyar dari: dang asyik berpacaran dengan petugas. Made Widartha, Jalan Asyina Selatan pacar saya di lokasi itu, yang me- Dengan paksa saya dan pacar Gianyar mang banyak digunakan oleh saya disuruh keluar dan dengan Ketut Sudirga, Telalang anak muda berpacaran, baik kasarnya pula dia mengintrogasi Ida Bagus Adnyana Pidada, Geria Selat mengendarai mobil maupun se- saya dengan pacar saya dengan Karangasem peda motor. Saya dan pacar du- kata-kata yang jorok dan tidak I Wayan Meranggi Subaga, Tegalalang duk di dalam mobil sambil sedap didengar. Satu per satu Tjok. Ngurah Mayun, Pejeng Gianyar mereka mengintrogasi saya dan I Made Sutapa, Buruan Blahbatuh pacar saya dari mulai tempat I Nyoman Jaga, Saba Blahbatuh tinggal, pekerjaan, sekolah dll. I Wayan Regug, Kutri Blahbatuh Di antara kami berdua tidak di- I Made Mudra, Yangloni Buruan beri hak bicara banyak bilamana Jero Mangku Puseh, Banda Blahbatuh salah satu dari kami sedang diin- I Wayan Sukaja, Banda Blahbatuh trogasi. Dengan kasar dia minta I Made Mardya, Yangloni Buruan STNK mobil pacar saya dan sam- I Wayan Balik Yusa, Buruan ngobrol-ngobrol dan tidak jauh dari mobil saya ada juga satu mo- bil yang kemungkinan juga anak muda seperti saya yang sedang Anggota Redaksi: Denpasar: Made Sugendra, Sri Hartini, Ida Bagus Geriawan, Nengah Sri- anti, Wayan Suja Adnyana, Wayan Wirya, Wayan Suana, Dwi Yani, Komang Suarsana, Djarot Suprajitno, Ema Sukarelawanto, Daniel Fajry, Nyoman Setiawan, Legawa Partha, Gianyar: IB. Alit Sumertha, Bangli: Nikson, Semarapura: Made Suweca, Singaraja: Made Tirthayasa, Putu Mangku, Amlapura: Wayan Sudarsana, Tabanan: Gst. Alit Purnatha, Negara: Eddy Asri, Jakarta: Muslimin Hamzah, Suhen- dra Usmaya, Bambang Hermawan, Sahrudi, Surabaya: Edy Poerwanto, NTB: Agus Talino, Iszul Kairi, Ryanto, Ruslan Efendi, NTT: Hilarius Laba, Wartawan Foto: IGN. Arya Putra, Djoko Moelyono. Setiap artikel atau tulisan yang dikirim ke Redaksi hendaknya ditik dengan dua spasi (spasi rangkap). bil mengancam dia akan meru- I Wayan Pasek Sutarmadi, Buruan sak mobil kami. Saya sempat me- I Made Rayat, Yangloni Buruan nanyakan kesalahan saya apa, I Wayan Khabar Suardita, Buruan dia langsung menendang kaki I Nyoman Tilem, Kutri Buruan saya sambil yang satu (agak Ni Nyoman Siren, Buruan Blahbatuh tinggi) mengambil pistol dari ba- Jumlah yang dimuat hari ini lik jaket hitam. Sepintas saya li- Jumlah penerimaan sebelumnya (Bersambung ke Hal.8, kol.4) Jumlah penerimaan seluruhnya Rp 10.000 Rp 20.000 -Jadi KUD bukan "koperasi untuk diri sendiri". Rp 10.000 Rp 5.000 Rp 5.000 Rp 10.000 Rp 2.000 Rp 2.500 Rp 2.500 Rp 2.000 Kecenderungan pembangunan tata kota di Indonesia masih meninggalkan aspek manusiawi. Demikian kesim- pulan dari serial diskusi Arsitektur dan Perkotaan. Rp 2.000 Rp 2.000 Pikir-pikir dibikin oleh siapa untuk siapa. Rp 2.000 Rp 2.000 Rp 2.000 Rp 1.000 Rp 95.000 Rp 843.000 Rp 938.000 Bang Podjok RABU, 30 JUNI 1993 Sejumla Diduga Banyuwangi (Bali Post) Beberapa pengusaha ta di sepanjang pantai dari rahan Karangrejo, Kertosa Sobo (Banyuwangi) diduga memanfaatkan tanah pant tuk lahan tambak intensi gaan ini atas dasar aduan rapa warga sekitar tambak pihak Administratur Pelab (Adpel) Meneng, Banyuwan "Memang setelah kami dapat pengaduan dari w langsung kami cek ke lapa Setelah kami telusuri mula Karangrejo, Kertosari sa Sobo, ternyata laporan war ada benarnya juga. Tetapi belum berani menyataka cara pasti kalau mereka 'memakan' tanah pantai," Kacab Adpel Meneng Ban ngi Ismail Ridwan, S.H., s temui Bali Post di ruang nya Selasa (29/6). Apabila benar para peng tambak itu memakan tana tai, Ismail menjelaskan, menimbulkan dampak Probl di Bal Denpasar (Bali Post)- Problem kredit macet ya alami perbankan di Bali ta nya semakin serius, kare mensinya tidak lagi menya aspek hukum dan ekonom lainkan juga politik, sehing nyelesaiannya pun tidak kin gampang namun justr liknya perlu kehati-hatian Kalangan perbankan ya minta komentarnya di D sar, Selasa, sehubungan d semakin santernya isu macet belakangan ini, Paramedis (Sambungan kan kualitas dan kuantit Sehingga, pada akhirnya p ngunan kesehatan dapat mati sebagian besar masya desa. Dalam kaitan ini, pusk menjadi indikator keberh pelayanan kesehatan, bai pemerintah maupun ma kat. Karena, dokter dan pa dis sebagai ujung tombak sana tugas yang tanggu andal. Terkait peningkatan ku menurutnya, penilaian ini memacu dokter melaksa tugasnya, sekaligus memb tra positif di masyarakat. Puskesmas Pembantu ( Jagapati, satu di antara puskesmas pembantu di semal. Sebelum Pustu ini b rasi Juni 1990, kesehata syarakat masih kurang, kegiatan posyandu dan masih sangat kurang, "S kelian dinas masih meni balita, dan kehadiran bali sih di bawah 35%," ujarnya kan seminggu setelah b rasi, pihak petugas di pusk sempat dikejutkan mera nya diare dan tingginya scabies. Kepala Puskesmas Pen Jagapati dr. Ida Ayu Gede tini mengakui, program hatan lingkungan masih ditingkatkan. Penyedia bersih baru 76,85%, ja 23,7% dam spal 1,5%. M nya masalah tersebut, di kan kurangnya pengertia kanan sehat, pemanfaat nah kosong, ibu bekerja s buruh kasar, serta setelah tinggal di luar wilayah, s kan umpan balik dari lu layah kecil. Rendahnya ja disebabkan kebanyakan kiman masih di sekitar s Karena itu, prioritas pe anan masalah tetap dipr kan pada gizi, KIA, imu KB, dan kesehatan lingk (029) Pendidikan dukan bukanlah berita lan media massa. Demikian p lisi yang terlibat dalam per kan atau pembunuhan lama makin menjadi bagia daripada isi berita kora majalah. Buat sebuah bangsa membangun kondisi keti disiplin secara nasional ngat memprihatinkan. Re pembangunan yang m muluk dengan biaya setin dung bertingkat akan langan artinya jika disiplin turun. Turunnya disiplin membuat prestasi kerja re sedangkan rendahnya pr kerja berakibat pada gas sasaran pembangunan. D adalah fondasi budaya. B tiap warga masyarakat ya pikir bisa dipertanyakan naan acara baris-berbaris pelajar setiap Senin pag Sabtu siang, seragam pelaj sebagai sarana untuk me plinkan pelajar-pelajar kit ketegasan pimpinan sekola hadap pelanggaran disipli utama yang dilakukan guru, tidak dapat dilaksa secara tepat. Dewasa ini, kalau kita cara tentang merosotnya pelajar kita, baik di bidan lektual maupun di bidang kah laku, penyebab utan adalah ketiadaan disiplin terutama dimulai dari ru tangga dan berlanjut di se sekolah. Hanya lem lembaga pendidikan swa lebih-lebih yang didasari a dan mengejar prestasi tin menjaga disiplin cukup ket ngan akibat sekolah-se swasta tertentu menjadi re sebagai tempat orangtua menitipkan pendidikan anak mereka. (Bukan ra lagi apabila di Jakarta para bat tinggi kita lebih meras mengirim putra-putri mere sekolah-sekolah swasta de tuntutan disiplin dan pre belajar tinggi). Tantangan S dan Kebutuhan S Pemeo "ganti menteri, materi" di negeri ini mempe Color Rendition Chart