Tipe: Koran
Tanggal: 1994-03-20
Halaman: 11
Konten
Minggu Pon, 20 Maret 1994 Gaya Atiek berusaha mengelak. "Bagi ke. lompok lain saya kurang tahu persis. Tetapi khusus untuk Smansa, di samping ikut festi val, kami juga sering pentas tunggal di luar kegiatan festival. Jadi tidak benar kalau tidak ada festival, kami tidak bisa mentas. Tanpa festival pun kami tetap berproduksi, minimal dua kali setahun. Adapun misalnya kalau kami ikut festival, itu kan cuma memanfaatkan momen saja, plus menghargai ajakan kakak- kakak senior dari Teater Kam- pus. Jadi tidak benar kalau kami ini dicap teater festival!," kata Atiek berulang-ulang dengan nada agak ketus. "Celakanya yang ngomong itu malah tidak pernah pentas. Masih saja sok gengsi tidak mau festival. Seka- rang ini memang banyak kelom- pok teater yang kerjanya cuma ngomong melulu. Itu sama saja dengan buih sabun yang isinya kosong. "Dan mungkin lebih te- patnya, kami ikut festival itu ha- nya sebagai sebuah proses. Itu artinya kami tidak berhenti di situ. Buktinya karya yang kami tampilkan di festival, sudah kami pentaskan lebih dulu," ki- lah Atiek, ketika diminta penda- patnya tentang adanya komen- tar dari sebuah kelompok teater yang tidak mau disebut teater festival, meskipun nihil pro- duksi. "Itu kan cuma cara bela diri," ujar Atiek sambil tertawa. Menurut rencana, kalau kon- disi memungkinkan, "Kami ingin mementaskan Kecubung Pengasihan di Bali," ujarnya. "Bila perlu bersamaan dengan SBP yang juga akan mementas- kan Kardus," tambahnya. "Mengenai di mana kami akan pentas, kakak-kakak dari Teater Kampus akan mencoba menghu- bungi STSI Denpasar. Karena sewaktu peksiminas baru-baru ini, kakak-kakak Teater Kam- pus pernah mentas di Natya Mandala STSI," tutur Atiek optimis. Gadis yang kini baru mengin- jak usia 18 tahun ini, memang salah seorang dari deretan sutra- dara muda berbakat yang terda- pat di Mataram. Bersama 15 orang anggota Smansa lainnya, Atiek telah turut menyemarak- kan suasana perteateran di Ma- taram. Salam kreativitas! (Geger Prahara) Keraguan prah tarik suaranya kian man- tap, berkat dukungan moril sang ayah, yang statusnya juga seba- gai gurunya. "Untuk menjadi pe- nyanyi profesional, masih ba- nyak pengetahuan tentang olah vokal dan musik yang harus saya pelajari dan kuasai. Untuk hal yang satu ini saya sungguh ber- untung punya ayah bernama Rinto Harahap, jadi tak usah repot-repot mencari guru yang berbobot," kilah mahasiswi IEU jurusan Manajemen Bisnis yang tampak serius mengikis bayang- bayang nama besar orangtuanya di blantika musik. "Biar bagaimana pun juga, saya ingin insan musik menilai sendiri kemampuan musikal saya. Sebab, saya tak ingin me- reka menerima kehadiran saya karena bayang-bayang populari- tas Pak Rinto Harahap," tegas Cindy yang tambah mengorbit berkat lagu Bukan untuk Kem- bali dan Selamanya ini, menu- tup pembicaraan. (As-10) ari Situasi dan masuk daftar siswa pintar di SMP-nya adalah jawabannya. Diam-diam, secara otodidak ia sedang menekuni dunia kewar- tawanan dan mulai mencoba ter- jun ke dunia sastra. Memang, Gek Anom sedang berperang menghadapi dualisme cita-cita yang mesti disatukan. Sastra- wati dan dokter adalah kei- nginan Anom sejak kecil. Pelajari Situasi Keberhasilan prestasi yang te- lah ada tidak membuat Gek Anom merasa lebih pintar dari yang lain. Bahkan ia mengata- kan, penghargaan tingkat nasio- nal yang dimotori Majalah Tempo, Kartini, dan bekerja sama dengan PGRI sampai pene rimaan hadiah dari Gubernur Bali di tahun 1990 merupakan tanggung jawab yang besar bagi dirinya. Lantas, kesan mandeg dari gebyar kreativitas bela- kangan ini bagaimana Gek? "Bu- kan mandeg! Justru saya sedang mempelajari situasi. Apresiasi seni yang ada hanya saya tuang- kan pada majalah sekolah dulu, sebab persaingan studi menun- tut belajar keras. Sungguh! Be- lum saatnya berkarya, saya mengutamakan pelajaran dulu," ungkapnya optimis. (Jeep) 5 eo fm 8 FKB o Station In Town RADIO ANOVA TOT SUBROTO 98 X 62118-62116. Fax.: 62121 ASAR BALI Minggu Pon, 20 Maret 1994 BROLAN DI BALE BANJAR Tuhan tak Pernah Komersial MINGGU lalu Rubag terkesan membaca re- sensi atas sebuah buku berjudul Andai Tuhan Komersil. Dalam tulisan tersebut ada suatu hal yang menyebabkannya termangu sambil manggut-manggut. Semakin dia menghayati apa yang dibacanya, kian cepat kepalanya mengang- guk seperti kincir angin utup badai. "Benar! Seratus persen benar!" celetuknya ke- ras. Untung di sampingnya tidak ada seorang pun, sehingga dia terhindar dari tuduhan gila. Seandainya Tuhan mengenakan bayaran atas oksigen yang dihirup manusia setiap menarik na- fas, kemungkinan besar kebanyakan orang akan memilih mati daripada hidup menumpuk utang. Meskipun utang tersebut bisa dikredit dan di- bayar saat kembali ke akhirat tanpa dikenakan bunga. Utang pada Sang Pencipta tidak bisa di- akali alias tidak dibayar seperti kredit macet para konglomerat. Sebab, menurut orang yang tahu agama, di peradilan dunia sana, mulut ditutup lalu cuma tangan yang bicara dan kaki jadi saksi. Kondisi seperti itu menyebabkan mantan manu- sia tidak mampu berdalih, apalagi menipu Tuhan. Konon dalam buku mengenai Tuhan yang dian- daikan mulai komersial itu, tarif buat setengah liter oksigen yang dihirup manusia dalam setiap tarikan nafas tidaklah mencekik. Cuma Rp 5. Ka- lau benar bahwa dalam semenit seseorang mena- rik nafas sebanyak 30 kali, berarti dalam sehari rekening yang harus dibayar setiap orang di loket kasir sorga berjumlah Rp 216.000. Seandainya rata-rata orang hidup hingga usia 60 tahun, me- reka harus memiliki deposito sebesar Rp 78.840.000, yang akan ikut dibawanya masuk liang kubur. Berarti sekitar 27 juta rakyat Indo- nesia yang masih hidup di bawah garis kemis- kinan harus menunda kematian. Mereka harus kerja banting tulang sebelum meninggal. Apa pun dan bagaimana pun caranya. Bila tidak, me- reka akan dicap mati dengan kredit bermasalah, karena aset mereka jauh di bawah jumlah harta milik. Meski kredit tersebut diperoleh bukan dari hasil kong dengan pejabat. Mungkinkah kema- tian ditunda dengan alasan cari duit untuk melu- nasi utang nafas di akhirat? "Ah, tidak mungkin! Rezeki, jodoh dan maut adalah urusan Tuhan. Manusia tidak bisa me- nentukan kapan dia mau mati, kapan dapat re- zeki dan kapan mau nikah. Berkeinginan sih bisa, tapi menentukan tidak!" jawab Rubag dalam hati. Sebab, dia pernah mendengar ada beberapa orang yang jiwanya selalu dapat diselamatkan dalam upaya bunuh diri. Sebaliknya, banyak juga orang yang takut mati, lalu menjaga kesehatan- nya secara cermat, namun akhirnya tewas digilas truk pengangkut pasir. Ternyata alasan untuk mati dan alasan untuk tetap hidup tidak pernah dipakai Tuhan sebagai bahan pertimbangan buat memperpanjang atau memperpendek usia. Tapi mungkin pulakah Tuhan jadi komersial terhadap ciptaan-Nya, yang harus dikasihi dan disayangi- Nya, sesuai dengan sebutan-Nya, sebagai Maha Pengasih dan Maha Penyayang serta banyak lagi sebutan lainnya, yang mencirikan bahwa Tuhan adalah makhluk paling dermawan di dunia dan akhirat? Presiden -- waktunya, jadi harus dibangun pada waktunya. Sehingga tidak ada kesan atau anggapan bahwa perusahaan yang akan memban- gun rumah menunggu-nunggu untuk membangun sampai har- ga rumah tinggi. "Presiden menyadari tanah merupakan masalah penting dan peka, karena itu diwanti- wanti kepada kami, khususnya Menteri Agraria, untuk meng- awasi pelaksanaan RUTR dan RDTR tersebut," ujarnya. Menpera Akbar Tanjung dan rekannya melaporkan soal pe- rumahan dan pemukiman yang diatur dalam UU No. 4 tahun 1992, yang diundangkan dan dis- ahkan Maret 1992 lalu. Dalam UU itu disebutkan ada 17 butir persoalan yang perlu diatur dalam Peraturan Pemerintah (PP), dan setelah dibahas secara bersama setelah dikelompokkan ada 8 PP yang perlu dibuat seba- gai PP dari UU tersebut. "Mengapa tidak? Dengarkan lagu Ebiet! Mung- kin Tuhan mulai bosan melihat tingkah laku ma- nusia yang justru bangga dilepoti dosa-dosa. Mentang-mentang gratis, berkah oksigen itu se- ring kali digunakan untuk menentang perintah- Nya. Mungkin kalau Tuhan menarik bayaran atas oksigen yang dihirup manusia, kejahatan dan kemaksiatan akan berkurang. Sebab, manu- sia akan cenderung menggunakan nafasnya un- tuk kebaikan. Mirip seperti denda tinggi yang di- kenakan pada para pelanggar lalu-lintas dalam undang-undangnya yang baru," giliran nurani Rubag berdalih panjang lebar. "Buktinya? Jumlah kecelakaan tetap tidak ber- kurang. Meskipun penyebab kecelakaan adalah gundukan pasir yang digeletakkan sembarangan oleh para kontraktor di pinggir jalan atau lobang lobang besar akibat pengerjaan proyek jalan ku- rang becus atau jembatan ambrol karena sete- ngah dana proyek disunat, namun setiap peng: gede selalu melontarkan tuduhan yang serupa di media massa. Kecelakaan itu sebagian besar di akibatkan faktor manusianya! Wah, anak kecil yang baru belajar ngomong pun bisa berkomentar seperti itu. Sebab dia tahu, monyet tidak pernah menyetir mobil di jalan raya. Tikus pun tidak per- nah membuka tender buat para rekanan mampu, yang kemudian dimenangkan rekanan yang pa- ling mampu menebalkan kocek pimpro. Tentu faktor manusianya dong! Tapi manusia yang mana? Yang bertanggung jawab atau yang suka menjawab tanggung-tanggung?" "Sabar Bag, sabar! Jangan memperluas masa lah gara-gara kalap setelah membaca resensi buku. Tuhan tidak akan pernah jadi komersial akibat ulah manusia yang kian takabur dan bangga akan dosa-dosanya. Bahkan, ketika Nietzsche menghujat Tuhan dengan mengatakan Tuhan telah mati karena dia dan kawan-kawan seideologi telah membunuh-Nya, Dia tidak murka. Lebih kurang ajar lagi, pakar eksistensia- lis itu pernah berkata, bahwa kalau Tuhan benar- benar ada, dia tidak tahan untuk tidak menjadi Tuhan. Nah, kalau Tuhan mau komersial untuk menghukum ketakaburan manusia, Dia pasti su- dah melakukannya sejak itu. Bahkan jauh sebe- lumnya, yakni saat Adam dan Hawa makan buah terlarang. Jadi kasep kalau Tuhan berjualan ok- sigen saat bumi ini sudah berusia renta. Lagipula, Dia tidak memerlukan dana dari bumi buat mem- bangun kerajaan-Nya di sorga. Dengan tiupan nafas-Nya, Dia bisa membuat yang tiada menjadi ada atau sebaliknya meniadakan yang ada. Buat apa uang bagi Tuhan? Mungkin cuma orang- orang yang berlagak bagai Tuhan di bumi sajalah yang tidak pernah bosan menggaruk kekayaan, seakan-akan mereka tidak bisa mati," bisik suara halus ke telinga Rubag membuatnya bergidik, karena tiada seorang pun di sampingnya. Bali Post Minibus Terbakar di Jalan Tol, 7 Tewas Jakarta- Minibus angkutan arus balik Lebaran ke Jakarta, Sabtu (19/3) pagi mengalami kecelakaan dan terbakar di jalan tol Cikampek. Dalam kecelakaan itu, tujuh penumpangnya tewas dan tiga lainnya luka-luka. Kecelakaan tragis di km 11,5 daerah Jakasampurna, Bekasi itu melibatkan minibus G 8081 AA yang datang dari arah Cikampek menuju Jakarta, dan terjadi sekitar pukul 06.00 WIB. Dua di antara tujuh yang tewas menemui ajalnya karena terbakar, demikian keterangan petugas RSU Bekasi. Sementara tiga penumpang yang mengalami luka parah ter- diri atas seorang wanita dan dua Tidak Ada mandataris," demikian Presi- den. "Bukan memilih presiden dulu, kemudian sama-sama menyusun GBHN sebagaimana yang telah berjalan dulu, itu san- gat bertentangan dengan UUD 45." tem atau mekanisme kepemimp- "Inilah keuntungan dari sis- inan nasional dan sudah kita buktikan dalam lima kali pemi- lu, terjaminnya pemerintahan yang stabil selama lima tahun tidak akan ada pergantian pe- merintahan, bisa direncanakan pelaksanaan GBHN," ujarnya lagi. Menurut Kepala Negara, me- kanisme kepemimpinan nasion- al lima tahunan sudah dilak- sanakan, yang berarti pula ke- hidupan berbangsa dan bermas- yarakat harus terus-menerus dilanjutkan. Sehingga tidak per- lu ada kekhawatiran terhadap salah satu mata rantai dari me- kanisme kepemimpinan nasion- al, atau lantas menjadi penyebab tidak dilaksanakannya meka- nisme kepemimpinan nasional. Sekarang perlu dikaji bah- wasanya apa yang dilaksanakan Orba kepada Pancasila dan me- kanisme siklus lima tahunan bisa berjalan sampai lima kali melaksanakan pembangunan li- ma tahun. "Bulan depan kita su- dah memasuki Pelita VI, berarti Repelita I pada PJP II, mudah- mudahan ini akan kita gunakan sebagai landasan, dan menjamin pelaksanaan pemerintahan yang tidak menyimpang dari Pancasila dan UUD 45 serta bisa melaksanakan pembangunan," sambung Pak Harto. "Inilah peranan para ulama yang paling penting, andaikata kualitas kerohaniannya juga tidak seimbang, mungkin akan bisa menyimpang penggunaan material dengan menuruti ke- hidupan nafsu saja. Ini akan mengurangi kualitas manusia- ujarnya. Segera dia meraih sarung yang masih terlipat di atas tempat tidurnya dan membungkus tubuh nya dari kepala hingga ke kaki. Jantungnya ber-nya dan kualitas batiniahnya," debar keras, sedangkan matanya sulit terpejam. Pikiran mengenai Andai Tuhan komersil se- gera lenyap dari benaknya diganti rasa takut. kawasan siap bangun (kasiba) dan lingkungan siap bangun (lis- iba) yang berdiri sendiri. (Aridus) (Sambungan Hal. 1) sesuai dengan semangat deregu- lasi dan debirokrasi. Kemudian, memantapkan penerapan asas Dalam rangka kawasan siap pemerataan keterjangkauan bangun dilaporkan beberapa hal, dan keseimbangan. antara lain bahwa pembangu- "Karena kita berprinsip pem- nan perumahan akan memakai bangunan perumahan berprin- dua pola. Pembangunan peru- sip pada pembangunan nasional, mahan di dalam lingkungan sehingga setiap warga masya- kawasan siap bangun yang ter- rakat mampu memiliki rumah diri dari lingkungan-lingkungan sendiri," katanya lagi. siap bangun dan telah dibangun Selain itu sejak perencanaan sarana-sarana primer dan se- juga sudah harus ditentukan kunder. "Dalam rangka pembangunan perumahan itu, di masa depan secara optimal diharapkan per- tentang konsep hunian berim- bang yakni 1-3-6. Karena itu, pe- merintah juga mendahulukan pembangunan rumah sederha- an serta swasta dan masyarakat, na, misalnya seorang pengusaha ini untuk mempercepat proses mendapat izin lokasi untuk su- pembangunan pemukiman," atu pembangunan perumahan, tambah Menteri. maka 20% harus digunakan un- Menpera menegaskan, dalam tuk perumahan sederhana dan pembangunan itu dihindari pembangunannya harus didahu- adanya kecenderungan monopo- lukan, baru kemudian memban li. Jadi, kalau ada kecenderun- gun yang lain. gan monopoli maka akan diusa- hakan sedini mungkin untuk dicegah. Meneg Agraria menambah kan, "Ada beberapa hal yang me- Ke-8 RPP itu sudah hampir mang perlu mendapat perhatian rampung dan mendekati final. Prinsip berikut adalah se- kita dalam kaitan pemanfaatan Dalam rangka merampungkan makin memantapkan peran pe- tanah, khususnya setelah meng- itulah, para menteri bertemu merintah dalam pengaturan dan gunakan acuan rencana umum Presiden untuk mendapat pe- pembinaan, pengawasan dan tata ruang, khususnya RUTR tunjuk terakhir, khususnya pengendalian yang diselengga- daerah Tk. II, RDTR, dan ren- menyangkut satu RPP mengenai rakan secara desentralisasi, cana tata kota." (049). PARAS MINI HIKMAH Idul Fitri adalah manusia kembali pada fitrah- nya. Demikian diungkapkan oleh Menteri Agama Tarmizi Taher dalam sambutan Idul Fitri, 1 Syawal 1414 H, di Jakarta, Minggu. "Dalam Idul Fitri terkandung pengertian bahwa kita seolah-olah di- lahirkan kembali menjadi manusia baru, dengan hara- pan-harapan baru yaitu manu- sia yang kembali kepada fitrah- nya, bersih dari segala dosa dan memiliki keteguhan iman," katanya. Menurut Tarmizi, salah satu fungsi bulan Ramadhan adalah bulan keluarga. Berkaitan de- ngan fungsinya sebagai bulan keluarga, Ramadhan menja- dikan suasana rumah tangga yang gersang dan retak disira- mi dan dilekatkan kembali den- gan meningkatnya keakraban dan kebersamaan dalam kelu- arga. Menurut Menteri, kesibuk an-kesibukan anggota keluar- ga di luar bulan Ramadhan menyebabkan anggota keluar ga jarang berkumpul, sehingga kekurangan waktu untuk ber- komunikasi dan meningkatkan kualitas hubungan. Akibatnya keluarga modern lebih banyak pecah ketimbang keluarga kuno masa lalu, pada- hal syarat-syarat untuk menca- pai bahagia lebih banyak dalam keluarga modern yang lebih cerah pendidikan dan sosial ekonominya. "Kalaulah suami- istri modern memaksimalkan manfaat Ramadhannya, pros- pek kebahagiaan lebih besar untuk mereka raih," katanya. (Ant/ita) GONJANG-GANJING du- nia pariwisata di Bali, bisa men- jadi ancaman kalangan peker- ja. Konon gara-gara pen- ingkatan pungutan PB I, ada pengusaha yang akan mengal- ihkan beban pajak terutang ter- hadap karyawan. "Itu tidak akan terjadi di Bali Tropic Palace hotel," tegas Personal Manager-nya, Kantha Ad- nyana, S.H. ungkapnya lebih lanjut. Menghadapi dua kepentin- gan ini, menurut dia, diper- lukan seni berkomunikasi. Bila kita terbiasa tumbuh dan ber- kembang pada sistem kerja ter- buka dan well impormed, sega- lanya akan lancar. Tidak perlu terjadi pekerja unjuk rasa, pen- gusaha hanya mencari untung sendiri dan memeras hak pe- kerjanya. Baginya, tidak ada dalih yang tepat untuk menekan atau menyunat hak karyawan, se- mentara pengusaha ongkang- ongkang kaki. Selaku pe megang kuasa nasib karyawan, Kantha tidak akan berpihak pa- da yang batil. Meskipun tenaga kerja di industri pariwisata bukan tenaga ahli dengan po- "Saat ini bukan zamannya la- sisi mapan. "Tenaga kerja kita adalah gi sistem hamba dan tuan. Den- tenaga siap trainning bukan gan kesadaran demikian boleh siap pakai, tetapi ini bukan jadi dunia kerja menjadi suatu alasan untuk berlaku sewe- yang nikmat, nyaman, men- nang-wenang, dan itu bukan gasyikkan dan mengenakan," keputusan mudah bagi seorang ungkapnya lebih jauh. Dan jan- personal manager," kata lelaki gan heran bila lelaki sarjana ini. hukum lulusan Univ. Udayana Karena dia berpijak pada dua tahun 1985, yang mengelola dunia. Satu kaki untuk ke- 173 pekerja tetap di hotel Bali pentingan perusahaan, dan Tropic Palace Hotel ini, masih satu kaki untuk kepentingan anteng-anteng saja di tengah karyawan. Maka ia dituntut gejolak unjuk rasa di dunia per- mampu menempatkan diri. hotelan Bali dan di tengah "Akan sangat repot kalau ada maraknya pemberitaan ke- salah satu yang mendominasi," naikan pungutan PB I. (Anis) Dalam rangka menuju pen- ingkatan kualitas manusia, mas- yarakat Indonesia masih di- hadapkan pada kemiskinan dan Arus pengalaman Damiri (24), salah satu wong endeso yang terbawa arus balik Lebaran. Menurut penuturan pemuda dari sebuah desa di Kecamatan Cikatomas Tasikmalaya itu, ia datang ke kota bukan untuk mencari kerja atau mencari uang, karena orangtuanya ter- masuk mampu di kampungnya. Di kampung, katanya, selama ini ia mengelola sebuah penggi- lingan padi dengan hasil yang cukup besar untuk ukuran kam- pung. "Saya ingin hidup di Jakar- ta, karena saya sering merasa minder bila teman-teman pulang dari Jakarta pada saat Lebaran reka bagus-bagus," kata Damiri. kelihatannya gaya-gaya. Baju me- "artifisial" seperti pakaian yang Bagi Damiri, kementerengan diperagakan "konco-konconya" yang ia lihat saat Lebaran lalu, memiliki daya tarik yang lebih kuat, dan sanggup menegaskan cerita-cerita "seram" tentang ke- hidupan di kota. "Saya juga dengar dari bebera- pa teman, di Jakarta itu hidup sulit. Tetapi saya juga lihat mere- ka kok jadi hebat-hebat setelah pulang dari Jakarta," katanya. Sulit Menurut Mangun Wijaya da- lam sebuah dialog di Prisma, "ke- silauan" masyarakat desa ter- hadap gemerlap kota, sulit untuk diredakan hanya dengan menge- mukakan anjuran-anjuran un- tuk tidak melakukan urbanisasi, seperti sering dilakukan pemer- intah lewat siaran televisi mau- pun radio. Upaya-upaya pemerintah itu, kata budayawan yang akrab di- panggil Romo Mangun itu, akan sia-sia jika tidak dibarengi den- gan tindakan nyata untuk meng- hapus dikotomi desa-kota, baik Erni melotot ke arah kakaknya. laki-laki yang kini berada di RS UKI Jakarta Timur. Nama-nama para korban dan mereka yang selamat sampai berita ini diturunkan belum diketahui, karena kondisi ken- daraan yang terbakar hebat. Menurut dugaan polisi, kemu- ngkinan besar sopir minibus tersebut mengantuk, sehingga kendaraannya tidak terkendali selagi melaju kencang dan meng- hantam tiang jalan tol. Kemungkinan lain, ban ken- daraan tersebut pecah sehingga menyebabkan kendaraan tidak bisa dikendalikan lagi. Polisi masih terus melakukan penyelidikan atas peristiwa tersebut. (Ant) (Sambungan Hal. 1) kebodohan, karena belum semua pelaksanaan pembangunan berhasil. Pelaksanaan pemban- gunan selama lima kali lima tahun, 15 persen dari 183 juta rakyat Indonesia atau 27 juta orang pada tahun 1990 masih nan. hidup di bawah garis kemiski- Silaturahmi Ketua MUI KH Hasan Basri sebelumnya mengemukakan, dalam kesempatan bersilaturah- miyang langka itu hadir 56 orang dari ulama-ulama yang berasal dari Ambon, Ujungpandang, Ka- limantan, seluruh Jawa dan Su- matera. "Tujuan silaturahmi ini tak lain adalah silaturahmi dalam bulan Ramadhan, yang sudah melembaga di masyarakat. Dan yang paling penting dalam silat- urahmi ini para ulama yang ting- gal di daerah bisa beramah ta- mah dengan Presiden Soeharto," katanya. "Dalam pertemuan silaturah- mi ini yang pertama kami men- doakan Presiden dan keluarga selalu berada dalam kesela- matan dan kesejahteraan lahir dan batin. Kami juga mendoakan seluruh jajaran pemerintahan untuk membangun negara ini menajdi negara yang aman, makmur, gemah ripah loh jina- wi," tambahnya. KH Hasan Basri juga meny- atakan, pada PJP II seluruh ja- jaran ulama Indonesia siap membantu pemerintah untuk menyukseskan pembangunan. Sebagai tanda syukur ini, kami hari ini bersama-sama hadir di sini berhalalbihalal, berbicara dari hati ke hati bahwa antara ulama dan umaroh selaras dan bersma-sama untuk memban- gun negara ini." Presiden Soeharto juga men- gucapkan selamat Hari Raya Idul Fitri dan meminta maaf lahir-batin. "Dengan ketulusan hati saya minta maaf atas segala kesalahan, baik sebagai pribadi maupun kepala negara. Saya menyadari, selaku manusia banyak kesalahan," katanya. (049) (Sambungan Hal. 1) dalam bidang ekonomi maupun sosial. "Pemerintah selalu mengan- jurkan orang-orang desa supaya tetap tinggal di desa. Sedangkan orang desa berpendapat nasib mereka tidak akan berubah kalau mereka tetap tinggal di de- sa. Pemerintah ingin ibu kota di- tutup (dari serbuan orang desa), tetapi ibu kota terus diperindah," tutur Romo Mangun. "Televisi pun menganjurkan pembangunan desa, sambil men- jajakan barang-barang kelon- tong mewah dan menggoda yang tidak pernah dicapai orang- orang desa," katanya. Menurut Mangun, pembangu- nan yang dilakukan pemerintah kota sebagai titik utama sasar- selama ini masih menempatkan an, sedangkan desa dijadikan subordinasi yang harus meng- ikuti perkembangan kota. "Pemerintah masih melihat kota sebagai atas dan desa seba- gai bawah. Bukankah biasanya yang bawah selalu harus meng- ikuti yang atas?" katanya. (Ant) Lelaki tak Dikenal Tewas Disambar Kereta Jakarta,- SANGUT DELEM MARTIN SIALAN! GARA-GARA KESALAHAN ORANG LAIN, AKU JUGA KETIBAN SIAL! BRENGS HALAMAN 11 MENYALAHGUNAKAN WEWENANG DAN JABA- TAN !KERJA TAK BECUS! DI SITU BOCOR, DI SITU MACET, SEMUA TAK BERES KUPECAT KAMU! KAMU DIPECAT? DUH, BISA JUGA ORANG HEBAT DIPECAT, YA? DAERAH DISINI BEBAS ASAP Rokok! BEBAS AIDS SiGUe JP.XYZ 19394 WOW... THE BEATLES... REUNI KOES PLUS... BANGKIT BIMBO HIDUP LAGI. LIKRITING TAXI Seorang lelaki diperkirakan rinya lagi selain karena kepala- berusia sekitar 30-an, tewas se- nya remuk, korban juga tidak ketika disambar kereta api saat membawa kartu identitas atau melintasi rel di sekitar SMA VI bukti diri lain. PGRI dekat Kelurahan Penggi- Berdasarkan kesaksian ma- lingan, Jaktim, Sabtu pukul syarakat, pihak kepolisian 16.00 WIB. mengatakan korban tidak melin- Lelaki tersebut terlempar de- tas pada tempat lintasan yang ngan kondisi mengenaskan. seharusnya. Badannya biru lebam dengan ke- pala pecah sehingga otaknya berceceran. Menurut keterangan Serka Kadrun dari Polsek Cakung, korban tidak bisa dikenali jati di- Jasad korban yang ditabrak dari belakang ini dikirim ke RS Cipto Mangunkusumo untuk di- visum. Kasus tersebut ditangani Polsek Cakung, Jaktim. (Ant) (Sambungan Halaman 5) nya. Setelah tiba di dekat mama- mendengar perjelasan Papa. "Kak Dodi sama saja dengan nya, dia menghempaskan diri Pantas saja Bu Sari lebih memi- yang lain," bentaknya sambil masih dengan wajah cemberut. lih Asih karena dia punya peng- berlari ke kamarnya. Papa dan mama cuma terse- alaman lebih banyak, sedangkan "Erni!!" panggil Dodi. Tapi nyum melihat tingkah Erni. aku? Pengalaman main drama di panggilan Dodi tidak dihirau- "Er, kamu kenapa?" Sakit?" sekolah saja baru beberapa kali, kan. Dodi hanya menghela nafas tanya papanya. gumamnya dalam hati. panjang. Mama menghampiri "Nah, sekarang sudah tahu, Dodi. kan. Ayo, minta maaf sama kak "Ada apa ini? Siang-siang ri- pala melihat tingkah adiknya. Dodi dan Asih!" perintah papa. but," tanya mama. "Sakit hati kenapa, Er?" tanya Erni mendekati Dodi. "Biasa, ma. Erni ngambek. apa lagi dengan lembut. Erni "Maafkan Erni, kak Dodi! Tadi Tadi Dodi kasih tahu, jangan mendengus. siang Erni marah-marah kepada suka marah dengan Asih. E, dia "Erni kesal, Pa. Masa Erni su- kakak," ucapnya. marah. "Sakit hati," jawabnya ketus. Dodi menggeleng-gelengkan ke- HM. KELOMPOK TUA MAKIN KHARISMATIK.. TOKOH LEGENDARIS SEMAKIN LARIS... PAKAI ISTILAH YANG BENER.. BUKAN DIPECAT, TAPI DIBEBASTUGASKAN! GUNGUN MULAI HARI INI SAUDARA DIBEBASTUGASKAN! JANGOPRAMARTHA DAN, UNTUK ITU JANGAN BERTANYA- SOAL SUKSESI!! PONT LET-ME PAWN... Tusuaria ∞∞ TUSVARA SBXXXAR 1994 Teka-teki Silang Nomor 462 Mendatar: A. Sah menurut undang- undang; C. Longsor/jadi aus; F. Orang yang mengetahui sendiri sesuatu kejadian, hal dll; G. dan H Hari raya yang baru saja di- rayakan oleh umat Islam; J. Angin/tenaga; L. Anak laki-laki dari.... N. Alat dari karet untuk menyusui bayi; Q. Pantang/la- rangan; T. Tertutup/terhalang V. Rasa garam; W. Bola bumi/ bola peta dunia; X. Cekatan; Y. Ular (Inggris). Menurun: A. Telah biasa atau umum; B. C. Perbuatan/kelakuan; Mendirikan/memberikan petun- juk (Inggris); D. Sesuatu untuk menyembuhkan penyakit; E. Berkehendak/ Berhasrat; F. Kudus/ tak bercela; I. Salah satu alat Kontrasepsi/ber-KB; K. Cela/ memalukan; M. Salah satu propinsi di IBT; O. Tanah subur yang mengandung banyak air di gurun; P. Saudara tua/ kakak G P X U B H J K M N 10 R W dy's Y Menurun: E malah membentak Dodi," ucap dah dipilih jadi peran utama di "Ya, sudah. Sudah kakak nya. Mama juga bingung dengan pertunjukan yang diadakan se- maafkan. Sekarang kamu minta laki-laki; R. Sesuatu (Inggris); S. sikap Erni akhir-akhir ini. Se- kolah, tiba-tiba saja Bu Sari maaf sama Asih. Yuk, kakak an- Pancing/sudut (Inggris); U. Sial; lalu ada saja yang membuatnya membatalkan Erni dan memilih tar," kata Dodi sambil merang. V. Sayatan daging atau udang Asih. Siapa yang nggak kesal," kul adiknya. Keduanya melang- kering. Ketika usai makan malam, jelasnya dengan keras. Mama kah ke kamar Asih. Papa dan ngan memperlihatkan kartu Ruas; J. Ons; K. Rentan; M. Art; tanda pengenal yang sah dan O. Pena; Q. Embung; T. Son; U. Papa dan Mama serta Dodi se- menenangkan anak bungsunya. Mama tersenyum melihat kedua masih berlaku. Luar kota akan Kerb; V. Gering; Y. Arak; Z. Kam- dang asyik menonton siaran TV. Papa tertawa kecil. anak itu sudah akrab kembali. Ketentuan Menebak buh. Erni sejak tadi sore masih meng- "O, jadi itu masalahnya. Papa Erni mengetok pintu dan mem- 1. Jawaban ditulis di kartu pos, dikirim lewat pos. urung diri di kamarnya. kira kamu kena penyakit berat. bukanya, tampak Asih sedang sertakan Kupon TTS 462 dan ki- "Kenapa Erni, Ma?" tanya Erni... Erni, kamu masih saja belajar ditemani mbok Siti. Erni rim ke Redaksi Bali Post, Jl. Ke- Pemenang TTS Nomor 459: Papa. bersikap seperti anak kecil, pa- mendekati Asih. Asih meman- pundung 67 A Denpasar, 80232, 1. Radvadini Devi "Tadi siang dia bertengkar de- dahal sebulan lagi kamu akan dang dengan tatapan lembut. selambat-lambatnya, 15 April Jl. Raya Kelapa Gading Permai H.I No. 7 ngan Dodi. Biasa, anak manja masuk SMP. Dengar, Er! Ibu gu- "Sih, maafkan aku, ya! Aku se- 1994. susah diatur," komentar Mama. rumu pasti mempunyai pertim ring marah-marah sama kamu," 2. Pemenang akan diumumkan Jakarta, 14240. "Papa mau bicara dengannya. bangan lain kenapa lebih memi- kata Erni. Asih tersenyum. Dia pada Bali Post Minggu edisi 17 2. Ny. Made Mertana JI. Saturnus No. 4 Dod, coba panggil adikmu!" lih Asih daripada kamu. Mung- berdiri dan memeluk Erni sambil April 1994. Dodi mengangguk dan melang- kin saja dia lebih baik atau sudah berkata, "Kamu sudah saya 3. Bali Post menyediakan hadiah Denpasar, 80114. kah ke kamar Erni. Pintu kamar punya pengalaman pentas. Oh, maafkan, Er." Dodi dan mbok uang sebesar Rp 30.000 diberi- 3. Nanik nya dikunci dari dalam. Dodi ya! Papa dulu lupa memberi tahu Siti berpandangan dan terse- kan kepada tiga pemenang Jl. Hayam Wuruk 159 mengetuk pintu. kalian. Asih itu dulu pemain nyum melihat mereka sudah ru- masing-masing sebesar Rp Nganjuk, Jawa Timur, 66146. "Er, dipanggil sama papa," drama terbaik tingkat keca- kun kembali. ucap Dodi pelan. Perlahan-lahan matan. Nah, pasti itu yang mem- pintu terbuka. Erni keluar de- buat gurumu lebih memilih Asih ngan wajah masam dan melang. daripada kamu," papar Papa de- kah tanpa menghiraukan kakak- ngan jelas. Erni kaget dan heran IGN Parthama Jl. Ir. IB. Oka No. 21 Denpasar 10.000. 4. Bagi pemenang yang berdomi- Jawaban TTS Nomor 459: sili di Kodya Denpasar harap mengambil hadiahnya di kantor Mendatar: Bali Post setiap hari kerja de- A. Benang; D. Budi; F. Garang; I. A. Bugar; B. Nur; C. Nan; D. Bursa; E. Insaf; G. Ant; H. Gon- ceng; L. Nun; N. RSU; O. Paksa; P. Asbak; R. Bar; S. Gagah; W. Era; X. IMB. KUPON¦ TTS NO. 462 Color Rendition Chart 2cm 4cm
