Arsip
Halaman Artikel
Creative Commons License

Jika anda mendapati gambar tidak sesuai dengan spesifikasi data (salah tanggal dan atau salah penomoran halaman), posisi gambar landscape, satu gambar terdapat dua halaman, kualitas gambar kabur, anda bisa melaporkan data tersebut agar segera diperbaiki dengan menekan tombol laporkan.

Kata Kunci Pencarian:

Nama: Bali Post
Tipe: Koran
Tanggal: 1994-10-12
Halaman: 09

Konten


HALAMAN 9 i BALI IS BALL И Rabu Wage, 12 Oktober 1994 isi Beragama a) dan "bebis waktu" (niskala) sudah bisa dijelasan pleh ilmu pengetahuan. cara terpisah aaupun saling berhubungan berbaga disiplin sampai pada kes- pulan bahwa gat raya ini adalah suatu kesatuan sistem yang berdaya hidup, kerja dengan roi dalam suatu harmoni. Sekarang mereka menjadi pemilik ayaan yang sifatnya nonagama. Mereka sudah kenang akan konsumsi dan ke- wahan materiil. udah jenuh oleh proses berpikir, dan mabuk oleh ekses duni- Kejiwaan mereka un mengalami fase pertumbuhan. Dari biadab lewat perbu- kan dan penjajahal sampai destruktif lewat perang dunia, dan sekarang mulai nempuh perenungin serta penghalusan lewat human values. Mereka sekarang enjadi pejuang hak aasi dan mengekspor hak asas Penghalusan budi dn proses humanisasi menampakkan diri melalui bendera ta, kebebasan, harboni, solidaritas kemanusiaan, pelestarian lingkungan lalui berbagai bentukorganisasi seperti Flower Generation, The Woodstock No- The Environmentalst, The Green Peace, dan lain-lain. Tokoh-tokoh selebriti njadi pelindung kepun han satwa dan pejuang hak asasi seperti Brigite Bardot, Taylor. Bob Geldof, Jae Fonda. Barat menunjukkan indikasi memasuki tahap ritualitas tanpa lewat aama, melainkan sebagai pemenuhan kebutuhan batini- Meditasi, life force (phina), healing (penyembuhan nonmedis) sudah banyak raktikkan di masyarakaBarat. Bahkan kini sudah diproduksi kamera yang bisa nangkap warna aura (teg) manusia. Kamera semacam itu baru ada satu di In- nesia, dan semuanya in dilakukan sambil melakukan perenungan filsafat. krawala penelitian bukan lanya keluar ke antariksa melainkan juga ke dalam diri nusia. Piranti lunak yang tk pernah berhenti bekaga berkapasitas mega-ambisi, as pikiran manusia tak lupit dari penelitian ilmiah Objek penelitian ilmiah ki dalam diri manusia yang paling dalam, semakin tumpang-tindih dengan objek agama. Bukan hanya carpandang antara pen- atan ilmiah dan agama yang berbeda, akan tetapi kadar kebutuhan yang menja- motivasi untuk mencari kediaman juga berbeda. Budaya Keseimbangan Di Timur, peradaban dan kebudayaan berangkat dari spiritualitas. Dalam per- nannya, melahirkan budaya leseimbangan, dengan pola keseimbangan antara niawi rohani. Selama masa penjajahan, agama sempat menjadi perekat solidar- kebangsaan menghadapi penjajahan. Setelah masa konsolidasi seusai prokla- si kemerdekaan, bangsa-bangsa di Timur memulai pembangunan dalam rang mengejar ketertinggalan kesejahteraan. Rekonsilasi dengan Barat khususnya spenjajah, terjalin dalam berbagai bentuk. Bangsa Indonesia tidak pernah meninggalkan agama. Konstitusi dan ideologi wajibkan setiap warga negara untuk beragama, maka legitimasi beragama akan ep berlanjut. Akan tetapi kadar kemanan mengalami pergeseran, baik karena ke- daran atau karena perubahan persepsi tentang perman agama dalam kehidupan nusia. Sementara para pemimpinumat, pemimpin agama tidak cukup peka un- melihat, bahwa sendi-sendi kehidupan dan nilai-nilai telah berubah, formula ke- mbangan pun telah berubah. Mekinisme pertahaan yang menggunakan gaya na, doktriner, dalam bahasa ancaman ketakutan aan dosa, kesetiaan pada for- lisme, teknik-teknik indoktrinasi terselubung, lebi menekankan ritual daripada iritual, sama dengan tidak memberiruang gerakda pertumbuhan intelektual- s. Sedangkan intelektualitas (wiwela) adalah bagan dari proses pertumbuhan iwaan manusia. Di sisi lain, ketika nilai-nilai kemanusiaan mengalami cobaan tugunung, bertepatan de-o an Hari Raya Saraswati ggal 10 November 1984. Keempat, partisipasi ntan dari para pegawai ne- (ABRI/swasta) beragama du di tingkat propinsi dan pupaten Lombar. Partisi- i tersebut berupa dana pu- rutin selama setahun mu- Februari 1985 sampai de- an Januari 1986, hasil sepakatan koordinator umat du di masing-masing kan- setelah mendengar penje- an dari Ketua Umum Ban- Tri Parartha di Pura Banjar taram tanggal 25 Desember 84. Kelima, masih ada du- ngan lain berupa pinjaman mentara dari Bank Swastika karang Bank Aken) dalam 2 iode, bantuan khusus Presi- TY SALON Salon" ut, kulit dan badan mi: denebesar Rp 3 juta dan dari PHI Kabupaten Sumbawa sert Bima. Para Saraswati berdiri de- ngan prasasti yang ditandata- ngan Gubernur KDH Tingkat I NIB, H. Gatot Soeherman. Bangunan suci yang di- pelapas dan diresmikan pada tanggal 4 Januari 1986 adalah pelinggih inti berupa anglurah padmasana, gedongsari, su- mur,bale kulkul, candi bentar dan tembok penyengker khas Bali Namun pembangunan ti- dak berhenti sampai di situ, karena masih berlanjut de- ngan pengisian-pengisian Pura Saraswati yang berlang- sung bertahap melalui apa yang dinamakan "gerakan Sa- raswati. Misalnya mulang da- sar (peletakan batu pertama- red) pada hari Saraswati dan Saraswati MENYAMBUT HARI RAYA GALUNGAN dan tantangan seperti dehumanisasi, kemiskinan struktural dan ketidakadilan. ternyata agama tidak bisa lagi menjadi penggerak seperti ketika melawan de- muhanisasi dan proses pemiskinan oleh penjajah. Ketidakmampuan mengenali kebutuhan baru dalam jiwa umatnya, disertai keti- dakmampuan memberi artikulasi baru pada filsafat berketuhanan, hanya akan mempertajam sebuah pertanyaan, agama untuk manusia atau manusia untuk aga- ma? Manusia modern membutuhkan penjelasan tentang filsafat hidup; masih adakah misteri agama tersimpan, setelah bulan, bintang dan antariksa dijelajahi oleh sains? Perjalanan ke dalam diri menemui pikiran (manas), jiwa, roh, atman, secara intens sedang dipelajari oleh sains, yang sebenarnya tak lain dari perjalanan spiritual. Kalau agama dalam perjalanan spiritualnya hanya melahirkan dukun, paranor- mal, peramal, maka validlah dugaan selama ini, bahwa telah terjadi salah persepsi tentang spiritualitas dengan separatisme, antara tujuan dengan dampak ikutan, an- tara jivanmukta (pencerahan spiritual) dengan pencerahan ilmu pengetahuan (keterpelajaran di bidang ilmu pengetahuan), antara universalitas dengan label agama, antara ritual dengan spiritual, antara dharma dengan tradisi. Manusia Indonesia modern sudah menunjukkan keterbukaannya terhadap pe- rubahan sambil menjalani proses aktualisasi diri. Bila agama masih tetap bergaya lama, maka intelektualitas manusia akan mengikis unsur tradisi dan segala beleng- gu yang membenam filsafat agama dalam kerahasiaan yang disakralkan. Bila aga- ma tidak mampu menawarkan lebih dari ritual, tradisi, formalisme tanpa esensi, maka tinggallah dia sebagai sebuah label. Label itu pun tidak akan ditinggalkan, karena ketentuan hukum di republik Indonesia mengharuskan mencantumkan salah satu agama resmi dalam KTP, itulah awal sekularisasi. Sekularisasi yang mencakup kebebasan memilih, termasuk pasif maupun aktif. Karena manusia pada dasarnya selalu ingin mencari kedamaian batin, maka proses humanisasi akan tetap berlangsung, baik secara graduil evolutif karena ke- sadaran, maupun sebagai akibat kecelakaan, atau akibat tragedi peradaban manu- sia. Dari tahap humanisasi mereka akan melompat ke spiritualitas tanpa lewat aga- ma, di mana segala aspek kehidupan, termasuk kejiwaan dan spiritualitas dapat dibahas dalam bahasa universal, dalam semangat persuasif dan tetap kreatif. Pada saat itu hasil temuan sains akan mendukung kebangkitan kesadaran spiri- tual dalam bentuk berbeda dengan kepatuhan agama yang kita kenal sekarang. Ma- ka yang mampu menjawab kebutuhan itu akan menumbuhkan komune spiritual yang sudah longgar dari sekat-sekat primordial. Komune-komune spiritual akan bermunculan. Ada yang memakai label agama aslinya, ada yang tidak. Hal itu tidak penting. Yang penting adalah kesadaran spiri- tual yang mengantarkannya kepada keterbukaan dalam mencari kebenaran melalui pendalaman filsafat, perilaku yang humanis dan kontemplasi. Apabila pemimpin umat Hindu tidak mampu mengangkat akar filsafat Sanathana Dharma, generasi berikutnya akan mengimpor buku-buku teologi dan filsafat yang sudah diulas oleh orang Barat (penulis saat ini tengah mempelajari bahasa Sansek- erta melalui kaset dalam pengantar bahasa Inggris, eks Los Angeles, Amerika). Gelombang The New Age, keterbukaan wawasan agama dan pandangan baru ter- hadap ketuhanan, tidak bisa dipisahkan dari paket globalisasi. Dan pasti menarik bagi kaum terpelajar karena dapat diterima oleh akal sehat dan bersifat persuasif, kreatif, aktual dan universal. Apakah itu pertanda kematian agama? Pertanyaan itu terpulang kembali kepada pemimpin umat masing-masing untuk bahan perenun- gan. Ida Ayu Utami Pidada melaspas bangunan pada hari Saraswati berikutnya. Di saat dana yang tersedia pada kas menipis, pemba- ngunan mental spiritual di- tingkatkan. Hasilnya, Pura Saraswati Perumnas setiap hari, siang malam tak pernah sepi, karena sembahyang ma- lam dilakukan pada pukul 19.00-pukul 20.00 Wita setiap hari, diikuti ratusan pemedek, terutama dari kalangan re- maja. Sembahyang malam me- rupakan acara rutin dan sam- pai sekarang tetap dilaksana- kan di pura ini. Kegiatan pembinaan mental spiritual diimbangi pemba- ngunan fisik berlanjut, dengan pembangunan bale pekemitan, bale pewedaan, gedung kese- kretariatan, bale pagongan se- cara bertahap tahun 1986-1990. Pada kepengu- rusan periode 1990-1992 yang dikendalikan Ketua Umum I Nyoman Kompiang dkk., ke- giatan pembangunan mental spiritual lebih diaktifkan lagi, dan pembangunan fisik berupa kuburan dan kori agung yang di-pelaspas tanggal 17 Agustus 1994. "Ngodakin Prarai Tapakan" Barong Kadingkling PENINGKATAN motivasi yang kini direnovasi warga jika lupa melakukan upacara pembangunan di bidang agama di Bali pada era seka- rang tampak semakin marak. Kenyataan itu dapat kita lihat di lingkungan desa-desa adat di Bali. Masyarakat umat Hindu bukan saja memugar dan merenovasi pura-puranya dengan megah, tetapi juga di- barengi dengan kemarakan dan pemantapan ibadah agama. banjar adat tersebut. pada hari-hari suci setiap Kli- won, Kajeng Kliwon, Purnama, Warna Bali Tilem, Tumpek, misalnya, Pe- Menurut Sanggra, mereno- kak Roda mendengar suara vasi semua prarai Barong Ka- ribut-ribut dan ganjil di pa- dingkling tersebut, tidak de- linggih tempat keenam prarai ngan menggunakan cat-cat Barong Kadingkling itu pabrik seperti berbagai jenis disimpan. acrylic. "Tetapi menggunakan Bahkan, konon sering dalam warna-warna Bali, seperti an- keadaan antara sadar dan ti- cur, atal, kincu, mangsi, prada dak, ia melihat seakan ada gede (Prada Belanda), seperti bayangan melintas di pelupuk Hal itu dikemukakan oleh I warna asal semua prarai itu." matanya. Itulah asal mulanya, Made Sanggra (65), salah seo- Dengan menempuh upaya maka prarai-prarai itu kemu- rang tetua Desa Sukawati, seperti yang dilakukan warga dian distanakan di pamerajan yang juga veteran pejuang banjar Pakuwudan itu, tam- Geria Tenten, di Banjar Paku- 1945. Dalam kaitan peman bah Sanggra, kelestarian wa- wudan. Dan sejak itu pekak tapan ibadah beragama ini, risan budaya agama berupa ta- Ketut Roda tidak lagi diganggu Desa Adat Sukawati Sabtu lalu pakan Barong Kadingkling ter- suara-suara aneh dan (8/10) melaksanakan upacara sebut dapat tetap terjaga dan bayangan yang berlompatan di ngodakin prarai (tapel Barong utuh sebagaimana semula. pelupuk matanya. Kadingkling (wayang wong) di "Upaya itu kami tempuh seka- Pura Pangulun Banjar Paku- ligus sebagai penghormatan wudan, Sukawati, Gianyar). kepada para leluhur kami, Mengomentari apa yang di- yang pada zamannya telah lakukan warga Banjar Paku- menciptakan seni budaya wudan, Made Sanggra me- agama adiluhung," katanya. nyatakan, pemugaran dan re- Menurut kelian Banjar Pa- novasi sarana ibadah agama kuwudan, Nyoman Mustika, memang bukan hanya terha- semua prarai (tapel) Barong dap bangunan fisik (pelinggih Kadingkling itu hasil karya pelinggih, tetapi juga sarana undagi dan sangging anonim. dan perlengkapan ibadah Mustika menuturkan, kete- agama yang lainnya, seperti rangan yang ia terima turun- sopacara, pengawin. "Terma- temurun, keenam prarai itu suk juga pratima, pacanangan, sudah menjadi tapakan sung jempana, bahkan berbagai je- sungan warga Banjar Paku- nis profil barong," kata Sanggra. I mengatakan, krama ban- jar Pakuwudan Sukawati me- warisi tapakan barong Kading- kling, dengan profil-profil pra rai (tapelnya) terdiri dari tapel hanoman, kapi jembawan, pra- hasta, tuwalen, melem dan profil raksasa, salah seorang patih Prabu Dasamuka dari Alengka. Semua profil itulah Cerita Mustika dibenarkan. 1 10- lu- m- ya, an da di an er- adi di- do- an iki ne- ti- pe- 10- an an ra er- te- un 7a- er- Bali Post/NOS Si- wa an a- ra Profil Pepatih Wredha Prabhu Dasamuka, Barong Kadingkling Banjar Pakuwudan, oleh Jero Mangku Wayan Su- teja, sambil menambahkan, di antara keenam prarai itu yang paling keramat dan sidi adalah prarai berwujud Hanoman. Se- hingga masyarakat Banjar Pa- kuwudan dan beberapa banjar lainnya di Desa Adat Suka- wati, sering mendatanginya untuk meminta keselamatan ketika terserang wabah penya- Desa Adat Sukawati. kit atau masalah. "Di waktu yang sudah-sudah, pada umumnya mereka berhasil," wudan, yang diiring ngela- kata Jero mangku Wayan wang pada setiap Hari Raya Suteja. Galungan sampai Buda Kli- won Pegat Wakan. Sehingga, Semua dana pembangunan menurut Mustika, penyimp- diambil dari kas krama STT anan prarai-prarai tersebut Dharmakusuma, termasuk juga tidak tetap. Pernah ko- dana untuk ngodakin dan me- non, prarai tersebut disimpan renovasi prarai dengan per- di rumah seorang kelian banjar lengkapan ron-ronan, ge- almarhum Pekak Ketut Roda. lungan serta busananya. Namun yang bersangkutan merasa tidak tahan karena Ngurah Oka Supartha Jagatnatha Beragama SALAH satu hasil karya akhirnya seluruh umat Hindu Jagatnatha. mendukung umat Hindu setelah lahirnya pun Parisada Hindu Dharma ada- keberadaannya. lah Pura Agung Jagatnatha Pembaruan Kehidupan yang berdiri megah di tengah- tengah jantung kota Denpasar. Pura Agung Jagatnatha ada- lah buah kreasi yang tetap ber- tumpu pada tradisi. Undagi pengukir bentuk bangunan itu, I Gusti Ngurah Anggara, memberi nama bentuk kreasi- nya, Padmasana Cakra Ne- gara, karena di delapan penju- runya dilengkapi dengan de- lapan Dewa, manifestasi Ida Sang Hyang Widhi Wasa. Pura Jagatnatha bukan saja bentuk pelinggih-nya yang me- rupakan pengembangan ben- tuk tradisi dengan tetap ber- tumpu pada landasan filosofi. Namun lewat keberadaannya dikembangkan berbagai pem- baruan kehidupan beragama. Pembaruan itu dimulai de- ngan cara sembahyang ber- sama yang dituntun oleh Pe- danda dan dilakukan secara Bentuk pelinggih Padma- bersama-sama. Kesemra- sana itu memiliki landasan fi- wutan cara sembahyang umat losofis yang melambangkan Hindu secara bertahap dapat alam semesta atau bhuwana diatasi. Model sembahyang di agung, terdiri dari Sapta Pa- Jagatnatha inilah yang akhir tala dan Sapta Loka. Dari kese- nya menyebar ke mana-mana luruhannya itu dapat pula di- di kalangan umat Hindu. Le- jadikan tiga loka yang disebut wat keberadaan Pura Jagat Tri Loka. Menurut kitab Suci natha juga dikembangkan Weda, bhuwana agung-lah sembahyang tiga kali sehari stana sebenarnya dari Ida yang disebut Tri Sandya dalam Sang Hyang Widhi. Pertemuan Keagamaan Berbagai pertemuan keaga- maan dilangsungkan pula di pura ini, untuk membahas ber- bagai pembinaan kehidupan beragama di kalangan umat Hindu daerah dan nasional. Berbagai kelompok umat un- tuk meningkatkan kualitas spiritualnya memanfaatkan keberadaan Pura Agung Ja- gatnatha tersebut. Di antara- nya Rembuk Sastra Badra- wada yang dimotori Drs. Ida Bagus Gede Agastia, dengan mengadakan pembacaan dra- "Nilai Lebih" Jagatnatha Jembrana Pihak PHDI Jembrana sa- Sedangkan Pemda sifatnya ha- nya memberikan bantuan se- kadarnya sebagai perangsang, seperti juga yang diberikan lainnya. Untuk mempertegas, bagi tempat-tempat ibadah juga telah dibentuk kepani- tiaan pembangunan dengan SK Bupati No.327 tahun 1993, Ida Bagus Indugosa serta telah membuka rekening di BPD untuk menampung sumbangan dari umat di luar Jembrana. yang diganduli harapan akan semakin meningkat- nya kualitas keberagamaan umat Hindu di Jembrana. Bapak melihat sikap ber- Sebagai Bupati, bagaimana agama umat Hindu di sini? Secara umum kehidupan antarumat beragama di Jem- brana cukup mantap. Begitu juga intern umat Hindu me- nunjukkan hubungan yang harmonis. Itu tidak saja bisa dilihat dari aktivitas ritual, te- tapi juga di luar acara ritual, seperti gotong royong memba- ngun tempat ibadah. Untuk membangun pura Jagatnatha misalnya, setiap hari secara bergilir masyarakat ngaturang ayah, dengan dilandasi rasa yang tulus. Sebab kualitas ke- hidupan beragama tidak semata-mata bisa dilihat dari rajinnya melakukan ibadah, tetapi juga kelakuan sehari- hari dalam bermasyarakat. Dalam setiap permasalahan pembangunan yang ada, kami mengutamakan prinsip peme- cahan kebersamaan. Meng- ingat Hindu yang lebih do- minan, sudah tentu peranan- nya dalam pembangunan juga lebih besar. INILAH terobosan Bupati Jembrana, Ida Bagus Indu- gosa, S.H. bagi umat Hindu di wilayah yang dipimpinnya. Se- fungsi Hindu centre dibangun buah Pura Jagatnatha dengan dengan dana milyaran rupiah. Kawasan Bali Barat dicanang- kan menjadi salah satu kan- tong pengkajian agama dan budaya Hindu. Realisasi ga- gasan tersebut untuk mengan- tisipasi fenomena beragama yang akhir-akhir ini mulai nampak di wilayahnya, se- hingga perlu didukung dengan sarana peribadatan memadai. Pura yang dibangun di atas tanah seluas kurang lebih 2,6 hektar dengan perkiraan dana Rp 5 milyar itu, akan dileng- kapi berbagai sarana pendu- kung, dengan tetap mengacu pada konsep Tri Mandala. Pada utama mandala akan di- bangun berupa padmasana, bale pawedan, bale pering- gitan, dan bale pengaruman. Madya mandala terdiri dari bangunan srigalih, bale pa- gongan, bale pegat, bale pen- dak, penyimpenan, petan- dingan, bale perantenan dan vada disertai pembahasan sekenan. Sedangkan nista sastra-sastra agama dalam mandala terdiri dari bangunan Bisa dijelaskan lebih Dengan terwujudnya bentuk dharmatula setiap bale peninjoan, bale kulkul, Purnama sejak 1983 sampai ruang rapat (wacana sabha), gamblang apa yang dimak- Hindu centre, apakah nan- sekarang. Berbagai naskah tempat seminar (loka karya), kajian Hindu itu? sudkan dengan pusat peng- tinya akan diarahkan un- sastra Agama Hindu yang perpustakaan (pusataka loka), tuk menjadikan umat amat bermanfaat telah diba- linggih pemangku, pesraman, Pusat pengkajian Hindu Hindu lebih banyak ber- has melalui Rembuk Sastra keskretariatan (komania sa yang kami maksudkan, selain peran dalam pembangunan Badravada tersebut. sana graha), tempat pertunju sebagai tempat ibadah untuk di wilayah ini? memuja Hyang Widhi juga se- Itu memang salah satu ha- Di pura ini ditradisikan pula kan seni, toilet dan tempat bagai studi, khsusunya yang rapan kami. Melalui pening- kegiatan dana punia. Dalam parkir. keberadaan katan kualitas beragama, menyangkut kitab suci. setiap persembahyangan ra- Agama Hindu. Artinya, selain umat akan semakin sadar Bedawang atau kura-kura Sebelum sembahyang setiap tusan ribu dana punia berhasil aktivitas ritual, di sana juga bahwa tanggung jawabnya ti- api yang dibelit dua ekor naga Purnama-Tilem selalu didahu- dikumpulkan. Hasilnya diper- ngat mendukung ide ini, ka- bisa dilakukan aktivitas nonri- dak semata-mata kepada melambangkan magma di lui dengan ceramah agama gunakan untuk menyelengga- rena akan mampu menyatu- tual seperti diskusi agama, se- Tuhan, tetapi juga kepada ne- perut bumi yang dibelit lapisan atau dharma wacana tentang rakan persembahyangan se- kan persepsi tentang penger- minar agama, tempat belajar gara dan bangsa. Yang jelas de- tanah dan air. Di atas itulah Agama Hindu. Ini dikembang- tiap Purnama-Tilem dan me- tian dan sikap beragama. baru ada lapisan atmosfer tem- kan, karena pada mulanya nerbitkan sebuah buletin yang "Selaku pimpinan lembaga keagamaan, serta pesantian. ngan Hindu centre ini kami Untuk itulah, pembangunan mengharapkan umat Hindu pat makhluk hidup menjalani sembahyang tiga kali sehari diberi nama Warta Jagat- umat, kami sangat setuju dan kehidupannya. Dan di atas at- dan sembahyang khusus se- natha, dan dibagikan secara memang sejak lama gagasan pura dilengkapi dengan berba- bersama umat lain semakin gai sarana penunjang seperti berperanan mosfer adalah alam kedewa- tiap Purnama dan Tilem, ha- cuma-cuma kepada umat. saan atau Swah Loka. nya dilakukan oleh orang- Umat Hindu dari Kodam IX syarakat Hindu," kata Drs. perpustakaan, ruang rapat, pembangunan. Pengembangan pariwi- Naga Taksaka yang diletak- orang tertentu. Dengan dipo- Udayana pun setiap bulan me- Gde Susila Dharma, Ketua kesekretariatan serta pang- gung terbuka untuk pertunju- sata di masa mendatang ba- Ida bagus Rai, Jro Mangku kan pada bagian atas yang ber- pulerkan sembahyang Tri manfaatkan keberadaan Pura PHDI Jembrana. Wayan Muliawan, Jro Mangku bentuk kursi dari Padmasana Sandya dan Purnama-Tilem, Jagatnatha ini untuk meng- kan. Sasaran utamanya ada- rangkali akan bisa memun- Lalu bagaimana awal mula Ketut Putru, Jro Mangku Gede itu, adalah naga melambang- mulai ada pengertian di ka- adakan persembahyangan munculnya gagasan memba- lah generasi muda, yang akhir- culkan problematik yang Wijana, Jro Mangku Made Wi- kan lapisan akasa yang terdiri langan umat Hindu secara umum dan ceramah-ceramah ngun pusat pengkajian Hindu akhir ini memang sedang haus kompleks menyangkut rasa akan ajaran agama. Dan akti- keagamaan, khususnya naya dan Jro Mangku Made dari lapisan udara dan lapisan luas, bahwa sembahyang se- Agama Hindu dalam rangka ini, Edy Asri menulis hasil wa- Suardita (yang kemudian pin- hampa udara. Di pelinggih perti itu memang amat dian- pembinaan rohani kepada per- wancara khususnya dengan bulan purnama, sehingga memerlukan antisipasi vitas itu bisa dilakukan setiap yang menyentuh Hindu. Ini dah ke Bali). Keenam pe- Padmasana yang melambang- jurkan oleh kitab suci Hindu. sonilnya yang beragama Indugosa. keseimbangan yang lebih intensif, antara mangku disebut mangku alit kan alam semesta itu Tuhan Pembacaan kitab-kitab suci Hindu. karena baru "disucikan" pada dipuja. Jadi bukan pelinggih Hindu seperti Bhagawad Gita, lain melalui dialog dengan Peserta kursus Agama Bagaimana asal mulanya tingkat lokal atau regional, Padmasananya yang dipuja, Sarasamuscaya, Sloka Kan- Hindu yang diselenggarakan muncul gagasan menjadi- Parisada. Bagaimana ben- dan belum mendapat izin dari tetapi Tuhan dipuja melalui tara, mantra-mantra Upani- Yayasan Sanatana Dharma kan Pura Jagatnatha seba- Dengan fungsi seperti tuk dialog yang menurut sulinggih (pendeta-red) untuk media Padmasana. Karena- sad pun mulai dikembangkan Widya Laya yang telah tamat, gai Hindu centre ini? itu, ada satu faktor penting Bapak efektif, agar kepen- melaksanakan kegiatan Dewa nya, Padmasana pada Jagat- lewat Pura Agung Jagatnatha mengadakan pesantian setiap Pertama saya ingin melu- yang harus mendukung tingan pariwisata dan Yadnya, Pitra Yadnyaserta natha sebagai lambang umat ini. Tatacara perayaan berba- penanggal dan pangelong ruskan, bahwa pembangunan yaitu perpustakaan, khu- agama tidak menimbulkan Dewa Yadnya dalam batas- Hindu memuja Tuhan Yang gai hari raya Hindu juga di- apisan yaitu sehari setelah Ti Pura Jagatnatha bukan pra- susnya buku-buku Hindu. konflik? Jika dibandingkan dengan Mahakuasa, yang berada di kembangkan, seperti pener- lem dan setelah Purnama. Ke- karsa dari Pemda Jembrana Padahal di sisi lain, sektor Di samping itu, Pura Saras- mana-mana, di seluruh jagat tiban perayaan Nyepi, Ga- giatan pesantian itu meliputi melainkan merupakan pra- penerbitan buku-buku kabupaten lain di Bali, pemba- wati juga memiliki banyak pe- raya ini. Kehadiran Pura lungan, Siwa Ratri, Saraswati sembahyang bersama, pemba- karsa dari seluruh umat Hindu Hindu, baik karangan asli ngunan kepariwisataan di mangku pamongmong yang Agung Jagatnatha ini sesung- dll. Berbagai pembaruan kehi- caan makalah dan diskusi Jembrana melalui Parisada atau terjemahan masih ku- Jembrana paling tertinggal. hanya bertugas sebagai pem- guhnya mempertegas kembali, dupan beragama Hindu yang agama. dan tokoh-tokoh agama. De- rang. Bagaimana menganti- Namun justru itu merupakan bantu pemangku utama de- bahwa umat Hindu memang berdasarkan kitab suci Weda keuntungan tersendiri. Ka- Pola Anutan ngan semakin meningkatnya sipasi hal itu?. ngan tugas pokok mengatur memuja Tuhan Yang Mahaesa dan sastra-sastranya, terus di- Pembaruan-pembaruan ke- kesadaran melakukan dharma Memang benar. Namun rena dalam pembangungan ke- tata pelaksanaan dan jalannya dan Mahakuasa. pancarkan melalui Pura Jagat- hidupan beragama Hindu yang agama akhir-akhir ini, para to- kami berharap nantinya se- pariwisataan, Jembrana bisa upacara setiap hari. Pembangunan Padmasana natha. Pertahanan, pengem- dipantulkan dari Pura Jagat- koh Agama Hindu menyadari mua pihak bisa ikut memikir- belajar dari kasus-kasus kepa- Panitia pembangunan Pura di Pura Agung Jagatnatha itu bangan dan pengayaan budaya natha dikoordinasikan oleh akan pentingnya sebuah sa- kan, khususnya para pakar riwisataan yang pernah ada di Saraswati mencari dana de- pada mulanya dimaksudkan beragama Hindu, benar-benar PHDI Pusat, secara langsung rana pura sebagai tempat ber- Hindu yang akhir-akhir ini kabupaten lain. Dengan demi- ngan menjual tulisan di koran untuk menampung umat telah dilakukan lewat pura ini. maupun tidak langsung. Se- ibadat yang lebih memadai dan mulai produktif menulis buku- kian, sedapat mungkin peng- dan menawarkan "gambar" Hindu yang berdomisili di kota buku Pada mulanya, orang yang cara teknis setelah Pura Agung representatif. Akhirnya dipu- agama. Setidak- embangan kepariwisataan di rencana pembangunan leng- Denpasar, yang berasal dari bersembahyang ke Pura Jagat- Jagatnatha selesai dikerjakan tuskanlah untuk membangun tidaknya, mereka kami harap Jembrana tidak sampai me- kap dengan rencana anggaran berbagai penjuru Pulau Bali, natha tidak begitu bergairah. oleh panitia pembangunan- Pura Jagatnatha, yang nanti bisa menyumbangkan karya- nimbulkan konflik. Lebih- biaya (RAB) atau berkunjung namun tidak sebagai krama Sehingga pura ini pernah men- nya, diserahkan pembinaan- nya selain akan difungsikan nya untuk kemudian bisa dija- lebih dasar pengembangan ke- dan menawarkan langsung (warga-red) desa adat di kota dapat julukan "puranya para nya oleh PHDI Propinsi Bali. sebagai tempat ibadah, juga dikan bahan renungan bagi pariwisataan di Jembrana bersurat ke kantor donatur. Denpasar ini. Pada mulanya, siswa dan para pegawai", ka- Perkembangan umat Hindu sebagai tempat pengkajian umat Hindu yang sedang haus menggunakan pariwisata bu- Contohnya, dengan menjual pendirian Pura Agung Jaga- rena orang baru datang hanya di Indonesia dewasa ini sedikit agama dan budaya Hindu. akan ajaran agama. daya, yang jelas mengacu pada tulisan di koran tentang keba- natha ini oleh beberapa ka- kalau diundang. Namun lama banyak telah mendapat peng- Tentang dana pembangun- Begini, gagasan menjadi- budaya Bali. Kalaupun nanti- karan bale pewedaan akibat langan amat ditentang, karena kelamaan sembahyang setiap aruh amat kuat dari tatacara annya, juga bukan dari Pemda kan Jagatnatha sebagai pu- nya terjadi, akan dilakukan percikan api mercon 27 Fe- dianggap menyaingi kebera- Purnama-Tilem dan hari raya, pembinaan yang dikembang. (Jembrana) tetapi melalui sat pengkajian Hindu me- koordinasi sebagai salah satu bruari 1994. daan Kahyangan Tiga yang semakin mentradisi. Dewasa kan di Pura Agung Jagat- dana punia umat Hindu, baik rupakan satu terobosan bentuk penyelesaiannya. ada di kota Denpasar. Melalui ini umat Hindu semakin berju- Pura Saraswati memiliki 7 pemangku, terdiri dari seorang pemangku gede yang sudah bertaraf nasional, yakni Jro Mangku Gde Wayan Puger dan 6 mangku alit, yakni Mangku Junghans Made in Germany batas tertentu. ini dinanti-nantikan oleh ma- yang ada di Jembrana, di luar ● Wisnu Ardhana Esha perjuangan yang sangat alot bel bersembahyang di Pura (Bersambung ke Hal. 12, Kol.5) Jembrana bahkan di luar Bali. HEMAT BIAYA S/D 250.000,- 11 12 "JUNGHANS" adalah merk Lonceng yang tertua dan termasyur di dunia. 5 "JUNGHANS" adalah pilihan tepat sebagai Cinderamata untuk ucapan selamat antara lain: " Menempati Gedung Baru" Cial " Discount Menempati Kantor Baru " 4.000 " 10% 8500 15% 20.000 25% Snack Counter nt berhadiah enpasar-Bali SUSU, BUAH, CUCI MUKA C.2899 " " Menempati Rumah Baru 'Menempuh Hidup Baru" "Ulang Tahun " UNTUK DAERAH BALI, NTB, HUB: CITY WATCH SALE & SERVICE LOKITASARI A1 Jl. Thamrin, Telp. 435020 Denpasar - Bali C. 2847 INVESTASI UANG ke mana ??? Datanglah ke...... Pekan Promosi Pekan Promosi REAL ESTATE & INTERIOR ERA PEMBANGUNAN BALI 2000 1 Oktober 1994 - 16 Oktober 1994 jam: 10.00 13.00 & 18.00-22.00 (wita) GEDUNG "DHARMA GRAHA LUMINTANG J. Gatot Subroto 1 - Denpasar membawa rohani. STARPAGE KOMUNIKASI HANDAL & EKONOMIS Kesempatan anda memiliki Radio Pager STARPAGE MOTOROLA ADVISOR Rp 450.000,- Rp 275.000, Jaringan jasa Radio Pager paling canggih untuk kesuksesan Bisnis. Anda dalam CLINCHED THE DE 5:51 PM MOTOROLA Hubungi segera: dalam Baskoro studio PT. BALI RAPCO CERIA Jin. Hayam Wuruk No.94 Telp.227515 Denpasar Bali C.2897 B. 55 in- da ip- ia y- sa un an ip m- la- a- an la- Ki- er- g- n 638 1 2cm Color Rendition Chart 4cm