Tipe: Koran
Tanggal: 1994-11-20
Halaman: 05
Konten
ggu Pon, 20 November 1994 n kalimat bahasa Indoensia ini intu terbuka. door open. isaja kalimat contoh di atas han berikut ini: h baru, membawa semua he- mereka (=pets). berkeping-keping (fall into meneknya yang sakit. menghidupkan (= start) mesin. visi, berharap acaranya baik. unci pintu itu. n jawaban di dalam sebuah etter job? know if I will alam jawaban itu ialah tidak dah to. Beberapa kata kerja full infinitive, seperti di atas. want, like, expect, hope dsb- eberapa pertanyaan dan kata- harap Anda ulangi di dalam o, seperti contoh. esent at the party? or the vacancy? Op working at thet factory? ew one? Schoularship? mgatakan kalimat seperti ber- e I missed the bus. karena saya ketinggalan bis. mtikan oleh as a result of esuai dengan contoh di atas, bentuk ing atau gerund. Of , dan object kata depan ialah Sekarang Anda berlatih. O, tohnya dengan menggunakan result of missing the bus. to missing the bus. ktikkan. Gunakanlah kata di 10 menit karena saya ketidur- an bis karena tidak menyukai t of). karena sakit (due to) ini karena lelah (as a result masuki kelas, karena datang esult of). hmi sejenak kita ini, saya a- bahasa Anda, walau cuma kejam angan kesempatan -yang paling dalam bisa menen- tukannya. 1338. Tiara Untuk tahun ini, masih ha- rus banyak bersabar diri. Na- mun bila kesempatan itu mun- cul, jangan sia-siakan. Terus terang saja, dalam hal jodoh - Anda tidak banyak mengalami kesulitan, asalkan Anda kon- - sekwen. 1339. Swati Memang nasib Anda belum beruntung. Masih harus ba- nyak sabar dan prihatin. Peng- alaman masa lalu, memang menyakitkan. Namun masa depan tidak. Makanya tak per- lu frustasi. Bukankah dunia tak selebar daun kelor? Percaya- lah, bahwa suatu ketika nanti, Anda akan menemukan jodoh a yang benar-benar baik. cang m Fu Nov '94 KEYAKINAN dan ketekunan yang sudah dijalankan harap tetap dipertahankan saja. Ja- ngan terlalu berambisi cepat- cepat besar dengan cara ber- spekulasi, nanti malah bisa an tampak menguntungkan per- dahulu kepada keluarga, jangan mulut manis. Asmara: Kini najaklah berlibur ke hawa di- KEADAAN minggu ini tenang dan menyenangkan sekali, se- bab harapannya terkabul dan rejekinya juga besar. Jangan mengadakan perjalanan jauh karena hasilnya nol. Lebih menguntungkan daripada menu- jauh. Datangnya angin dari kirah dan bathin Anda. Asmara a, hargailah kesetiaannya. MINGGU ini sedang gelap gulita, untuk itu jangan ber- spekulasi atau pergi jauh. Be- gitu juga jika ada urusan per- kara, lebih baik ditangguhkan permasalahkan kalau tidak ingin mbahkan modal juga percuma, antuan yang tidak terduga dari ra: Cintanya semakin dalam, KEHIDUPAN Anda saat ini bagaikan berlayar di tengah terombang-ambing lautan, dengan ombak yang datang begitu besar. Sedangkan yang ditumpangin itu adalah per- menuju pantai idaman, dan pan- lihat. Ini semua melambangkan, us tegar dan tidak boleh putus manis selalu terbayang dan ke- KEKECEWAAN sudah ter- obati berkat datangnya Bin- tang Penolong, maka dari itu janganlah cepat putus-asa bila menghadapi segala kesulitan tidak langgeng, ada pasang su- ti ada perpisahan. Mau senang idup merasa bahagia itu tergan- ndiri. Asmara: Segalanya sema- n, kemesraannya bertambah da- KEGAWATAN sudah pergi berlalu dan kini saatnya ter senyum untuk menghadapi mana tenang minggu ini. Sar- an dari keluarga jangan di- abaikan begitu saja dan coba- ya. Pandai-pandailah membawa di depan mata dapat dinikmati. gangguan dipencernaan. Asma- dan semakin mantap saja. . Minggu Pon, 20 November 1994 MENGINTIP DUNIA ANAK Berbahayakah Anak Berfantasi? HANI (29 th), ibu dari dua orang putra dan putri merasa resah melihat Dita (3,5 th), pu- tri sulungnya sering bercakap- cakap berdua saja dengan bo- neka beruangnya. Padahal, di lingkungan rumahnya Dita mempunyai cukup banyak teman sebaya. Apa sebenarnya yang sedang terjadi pada Díta dan berbahayakah hal itu bagi perkembangan jiwanya? Usia pra-sekolah (di bawah tahun) adalah usia bermain. 6 Dengan bermain, anak meng- embangkan semua aspek per- kembangannya, baik aspek motorik, kognitif, emosi mau- pun sosial. Kebiasaan bermain dan berbicara dengan boneka merupakan sesuatu yang wajar terjadi pada anak usia pra- sekolah ini. Dengan bermain dan berbicara itu, sebenarnya anak sedang berfantasi sejalan dengan perkembangan kogni- tifnya. Dengan berfantasi anak sebenarnya sedang mengem- bangkan wawasan berpikir, ba- hasa dan pengetahuannya. Fantasi ini biasanya diekspresi- diketahui dan dilihatnya dalam kejadian sehari-hari, dan ia se- nang memberikan atribut atau nama pada benda-benda terse- but. Misalnya, bisa saja anak menderet-deretkan kursi tamu dan itu dianggapnya sebagai kereta api. Ada juga teman khayalan yang tidak berwujud seperti tokoh dari dongeng yang disukainya, lalu "dihi- dupkan" dan diajak bermain. Sering pula anak memberi na- ma bonekanya dan mengang- gapnya sebagai teman yang da- pat diajak tidur dan dimarahi- nya jika sedang kesal hati. cara dengan bonekanya mau- Dengan bermain dan berbi- pun bermain pura-pura, anak sebenarnya sedang menirukan perilaku orang dewasa yang di- dengar dan dilihatnya dalam kejadian sehari-hari, baik seca- ra langsung maupun tidak lang- Jika Anda sebagai orangtua nya sering membacakan buku atau bercerita tentang film kar- tun yang sedang ditonton anak sung. di vídeo/televisi, maka anak a- Bali Post Pelajaran buat Dina DI kelas III A ada seorang anak bernama Dina. Ia manja, keras kepala dan selalu ingin menang sendiri. Apa saja yang dia kehendaki harus dituruti. Karena itu jarang ada murid kelas III A yang mau bergaul dengannya. Dina juga terlalu memilih teman yang akan di- ajak bergaul. Dia hanya mau bergaul dengan anak-anak o- rang kaya. Satu lagi sifat jelek Dina, dia tidak senang mem- bantu siswa lain. "Din, kamu menyapu, dong! Kamu 'kan piket hari ini," kata ono, ketua piket. Dina yang sedang mengobrol de ngan Rini menoleh. Dengan malas-malasan dia mengham- piri Tono. Oleh IGN Parthama "Ayo, teman-teman! Kita mendirikan kemah," kata Do- di memberi semangat. Beber- apa anak laki mendirikan ke- mah. Juga tampak anak per- empuan ikut membantu. Ha- nya Dina yang asyik memijat kakinya yang kecapekan. " "Di, saya bilang juga apa." "Apaan, sih?" "Dina. Lihat, tuh! Masak dia enak-enakan duduk semen- tara yang lain sibuk bekerja." "Ala, Bud! Tu, anak me- mang muka tebal," balas Dodi sambil mengikat tali kemah. "Percuma saja menyuruh dia. Biarkan saja! Nanti dia akan merasakan sendiri akibatnya, hiburnya ke Budi. Budi cuma diam. Anak-anak perempuan membuat api unggun. Empat buah kemah terpancang tegak. Dodi memanggil semua teman- temannya. mengangkat bahu. "Mana hari sudah hampir larut malam lagi. Baru hari pertama sudah bikin susah, bagaimana nanti?" Do- di terlihat bingung. "Sudah, Di! Bagaimana ka- lau kita cari?" begini?" Dodi balik bertanya. Dia me- natap ke langit. Tampak men- dung bergelayut. Rupanya ma- lam ini akan turun hujan. "Malam-malam "Oke, anak cowok kita bagi tiga kelompok. Dua kelompok mencari Dina, sisanya tetap menjaga kemah bersama anak cewek." HALAMAN 5 BUAH HATI Selain itu, anak adalah juga peniru ulung. Ia cenderung melakukan imitasi/peniruan perilaku dari orang-orang di sekitarnya, terutama orang yang dekat dengannya seperti ayah atau ibunya sendiri. Anak senang sekali menirukan ba- gaimana ibu berkata kepada pembantunya, atau menirukan cara ayahnya marah. Kejadian yang berkesan juga kerap men- jadi sumber imitasinya, misal- nya saat pergi ke pasar, ke dok- ter dan lain-lain. Jadi, apa yang dilihat dan didengar, akan di resapi dan ditiru anak untuk di- akan belajar tentang hal yang tampilkan dalam perilaku sehari-hari. Dari sinilah anak "Ada apa sih, Ton?" "Kamu harus piket, Din, Li- baik dan hal yang buruk, apa yang boleh dan tidak boleh. hat tuh Ina! Dari tadi dia me- Anda dapat membuktikan sen- nyapu sendiri, kamu bantu dia la asuh orangtua pada masa ini. "Sudah, teman-teman! Kita diri betapa besar pengaruh po- kek." "Ah, malas, Ton!" Tono di- istirahat dulu. Sambil menung- Ada pula teman khayalan am. Dia sudah menduga kalau gu makan malam, kalian boleh kelompok-kelompok!" Totok Nama I Putu Dadi Widia Saputra, lahir 7 yang diciptakan anak dengan Dina akan menjawab begitu. buat acara sendiri. Tapi ingat! mengangguk. Malam itu juga Juli 1994, putra I Putu Adi Sujana dengan Dulu memang dia pernah ka- Jangan jauh-jauh dari kemah." mencari Dina. Beber- tujuan memberikan rasa aman. "Tidak apa-apa kok Moni, itu get ketika pertama kali satu ke- Semua anak bubar. Beberapa apa anak membawa senter dan Made Sri Widianingsih, tinggal di Jalan I- cuma suara jengkerik. Moni las dengan Dina. Dina tidak bi- anak tampak bermain gitar dan obor. Dodi yang bergabung di mambonjol VII A No. 18 Denpasar, kan sudah besar, harus berani sa diatur. Apalagi ketika Tono bernyanyi. Tidak sampai 20 kelompok I tampak membawa "Sorry, Dod! Saya me- nyela," ucap Ina. "Bagaimana kalau beberapa cewek ikut mencari? Mereka tidak akan merepotkan, kok." Dodi di- am. Tampak dia sedang berpi- kir keras. "Baiklah. Anak cewek bo- leh ikut. Tok, kamu bagi teman-teman kan baik dalam bentuk tingkah kan semakin banyak mengenal tidur sendiri". Anak sebetul- dan Dina berada satu regu pi- menit, makan malam sudah tali. laku maupun secara verbal. Di masa ini, anak memang sedang senang-senangnya ber- main pura-pura. Benda-benda di sekitarnya sering disimbol- kan sebagai apa yang pernah tokoh rekaan dengan karakter nya sedang memompakan ke- yang berbeda-beda. Ini akan merangsang anak untuk mem- buat tokoh rekaan sesuai de- ngan daya imajinasi dan kebu- tuhannya. beranian dan kepercayaan diri kepada dirinya sendiri untuk menutupi ketakutannya tidur sendiri. (Bersambung ke Hal. 10 kol 5) Pearl S. Buck Tinggalkan Banyak Buku NAMA Pearl S. Buck mung- kin sudah kamu kenal, karena beberapa novelnya sudah di- terjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Hampir semua no- vel Pearl mengambil latar bela- kang negeri Cina. Karena Pearl memang dibesarkan di sana. Hanya delapan tahun ke- mudian, 1938, dia memperoleh hadiah Nobel kesusastraan. Selain itu, lima dari sebelas bu- ku yang ditulisnya antara 1930- 1938 menjadi buku best seller di dunia. Tanggal 10 Desember 1938, ia menerima hadiah dari Raja Gustav. Hadiah yang diraihnya itu merupakan hadiah Nobel kesusastraan pertama yang di- raih wanita Amerika. Tetapi, dia dikritik oleh banyak kriti- kus sastra Amerika. Kenapa hadiah itu diberikan kepada o- rang yang baru menulis delap- an tahun, sementara ada peng- arang lain yang lebih hebat. Tetapi, Akademi Swedia ber- pendapat lain. Dia menang ka- rena kemampuannya mendi- skripsikan epiknya secara de- tail tentang kehidupan desa pertanian kecil di Cina dan ju- ga untuk karya biografinya yang mashur. Begitu alasan a- kademi Swedia. Pearl dilahirkan di Hillsbore West Virginia, 26 Juni 1892 de- ngan nama Caroline Stulting Sydenstricker. Ayah Pearl Ab- salon Sydenstricker, seorang misionaris yang bertugas di Ci- na. Menjelang kelahiran Pearl, Pearl S. Buck tahun kemudian, 5 tahun sete- lah kematian ayahnya. Untuk ayahnya Pearl menulis biografi berjudul Fighting Angel, yang terbit tahun 1936. Buku pertama Pearl ditulis di atas kapal ketika mengantar Carol berobat ke Amerika. Buku itu adalah A Chinese Wo- men Speak, bercerita tentang seorang wanita Cina bernama Kwei-lan yang menghadapi pertentangan tradisi dan mo- dernisasi dari suaminya, seo- rang dokter muda. Buku ini ke- lak diterbitkannya dengan ju- dul East Wind, West Wind. Se- telah buku itu, kemudian lahir berbagai buku lain. Di antara nya yang terkenal Sons, A House Divided dan The good Earth. Trilogi ini dikenal de- ngan judul The House of Earth (sudah diterjemahkan ke baha- sa Indonesia). orangtuanya sengaja balik ke Amerika, karena mereka per- nah kehilangan tiga kakak Sepanjang 34 tahun karier Pearl akibat penyakit tropis di Cina. Pearl tergolong anak cer- kepenulisannya, Pearl menulis das. Umur tujuh dia sudah mu- 17 novel dan sejumlah besar tu- lai membaca Oliver Twist dan lisannya muncul di koran dan konon baru berhenti kalau su- majalah, termasuk cerita anak dah selesai. Di usia itu juga dia anak. Ketika membantu pem- mulai mengirim cerita dan arti- kel ke halaman anak-anak kor- an Shanghai Mercury. Di ujung tahun 1921 Pearl ditinggal ibunya untuk selama- nya. Untuk mengenang si ibu ditulisnya biografi The Exile. Biografi tidak langsung diter- bitkan, karena Pearl takut a- kan melukai perasaan ayah- nya. Buku itu baru dicetak 14 buatan The Big Wave di Jepang tahun 1960, suaminya mening- gal. Sedangkan Pearl S. Buck meninggal di Danby, 6 Maret 1973 dalam usia 80 tahun, sete- lah menderita sakit selama se- tahun. Tetapi, ia meninggal- kan banyak buku dan tulisan bermutu yang bisa dibaca o- rang sampai sekarang. DONGENG (Mudiasni) Beruang yang sangat Bodoh Diceritakan oleh Paramita AS SYADAN, tinggallah seekor kelinci dan seekor beruang. Mereka sebenarnya adalah dua binatang yang sangat bertolak belakang. Sang Kelinci terke- nal sangat pandai, cerdik, lin- cah tetapi licik. Dengan kecer- dikannya, ia berhasil mengela- bui bahkan berhasil menipu banyak binatang yang ada di dalam hutan. Kata-katanya sa- ngatlah manis, namun sangat berbisa. Setiap kali ia berpa- pasan dengan binatang yang lain, cepat-cepat pula binatang tika melewati beberapa pohon hutan yang lebat, ia seperti mencium sesuatu. Sesuatu yang harum dan enak, Sambil terus mengendus-endus bau yang harum ia berpikir, "Hmmm.... dari mana datang- nya bau ini, ya? Ini pasti bau makanan. Harus kucari, yang sedap begini tidak akan kule- watkan begitu saja." Sambil terus berpikir-pikir, ia berlari- lari kecil mencari sumbernya. Tiba di balik sebuah pohon di tepi telaga, ia terkejut. "Ho... itu bergegas menjauhinya. Se- rupanya betul juga perkiraan- mua binatang enggan bertemu, ku. Sirop apel, tambah roti ke- apalagi bercakap-cakap de- ju. Pak Beruang tampaknya se- ngan sang Kelinci. Lain halnya dang sarapan pagi. Aku jadi la- dengan beruang. Ia terkenal par. Ah, aku ada ide...." sangat bodoh dan tolol. Ia Baru saja Beruang selesai gampang sekali dibohongi. Sa- mengoleskan sirop apel pada king bodohnya, tidak sedikit rotinya, mendadak datang Ke- pula binatang lain merasa iba linci dengan wajah memelas. kepadanya. Matahari belum juga terlalu - tinggi, ketika Kelinci berjalan jalan mencari udara segar. Ke- "Stop-stop, stop pak Ber- uang. Jangan makan rotimu Mende- ngat terkejut, "Beracun?" Ke- linci segera menjelaskan, "Be- nar Pak Beruang. Semua sirop apel yang warnanya hijau mengandung racun. ngar penjelasan Kelinci, Ber- uang tampak sedikit kecewa. "Waduh, bung Kelinci aku benar-benar tidak tahu. Ter- ima kasih ya, hampir saja aku, mati keracunan. Sekali lagi ter- ima kasih bung Kelinci kau te- lah menolong jiwaku." "Semua itu demi kebaikan- mu sendiri pak Beruang. Aku akan membuang barang ber- acun ini ke dalam sumur yang paling dalam di sebelah barat. Sambil membawa roti keju dan sirop apel milik Beruang, Ke- linci segera kabur. Baru saja ia hilang di kelokan jalan, men- dadak muncul Srigala, sahabat kental Beruang. "He...., Beruang, apa yang ket. Semua perintah Tono sela- lu dibantah Dina. "Kamu kenapa sih? Kerja sedikit, dong. Dari dulu cuma kamu yang nggak pernah ker- ja," suara Tono setengah membentak. Dina malah balas menatap tajam Tono. "Memangnya kamu siapa, Ton? Ngaca, Ton. Seenaknya aja memerintah." Selesai ber- kata begitu Dina melangkah pergi. Tono memandangnya sambil menahan marah. To- tok, si ketua kelas menghampi- ri. "Udah, Ton, Dia memang susah diatur." " "Masalahnya bukan itu," balas Tono. "Ini di sekolah. Kalau mau bersikap begitu di rumahnya, saya sih tidak mau tahu." "Ah, sudah, Ton! Lagian nyapunya sudah selesai, kok," siap. Dodi mempersilahkan teman-temannya makan terle- bih dahulu. Saat itu dia merasa satu anggotanya tidak ada. Hatinya agak khawatir. Kare- na dia bertanggung jawab ter- hadap semua anak di situ. "Nggak makan, Di?" tanya Totok. "Makasih, Tok. Kamu dulu- an, deh!" Totok diam. Dia me- rasa kalau Dodi sedang cemas. "Kamu kelihatan cemas, Dod! Ada apa?" menjadi "Kamu nggak capek, Tok?" tanya Dodi. "Sebenarnya capek, Di. Ta- pi demi teman, rasa capek saya lenyap." Dodi tersenyum ke- cil. Sementara itu beberapa te- mannya berteriak memanggil Dina. Setelah hampir satu sete- ngah jam mencari, Totok dan yang lain berhenti. "Kita sudah jauh dari ke- mah, Di." "Yap. Saya tahu. Jam ber- apa, Ton?" Tono yang sedang melap keringatnya, menoleh ke arlojinya. "Entai, Tok. Sedari tadi saya nggak lihat Dina." Totok memandang teman-temannya yang sedang makan. Memang Tono. benar, Dina tidak tampak di sana. Saat itu Budi, Tono dan Ina datang. Ketiganya kaget ketika diberi tahu. "Wah, bikin rusuh aja anak itu!" "Saya 'kan sudah bilang dari ucap Ina dan Reni. Tono cuma dulu. Mending dia nggak usah mendesah. diajak." "Sudah! Sudah!" Ina mele- rai. "Kalian jangan saling me- nyalahkan. Kemahnya sudah kamu periksa, Dod?" "Belum." "Makasih, In! Ren!" Ina dan Reni cuma tersenyum. Murid-murid kelas III A me- rencanakan berkemah untuk mengisi liburan. Sebagian be- sar siswa ikut serta termasuk Dina. Sebenarnya beberapa a- dulu, biar saya yang mencari. "Ya, udah! Kamu makan nak tidak setuju kalau Dína i- Dodi mengangguk. Ina dite- kut. Karena mereka tahu, di mani Totok mencari ke kemah sana nanti mereka harus saling anak perempuan. Sementara membantu. Sedangkan Dina, Dodi, Budi dan Tono kembali jangankan mau membantu, di- menikmati makan malamnya. suruh saja sudah marah. Tapi 15 menit kemudian Totok dan Dodi, ketua perkemahan me- Ina kembali. nyatakan nanti Dina akan mendapat pelajaran dari ke- giatan ini. Akhirnya semua se- tuju. Pada hari yang telah di- tentukan, pagi hari mereka berangkat dan tiba di tujuan ta Ina. menjelang sore hari. Perjalan- "Bagaimana?" "Kosong," jawab Totok singkat. "Kemah lain?" tanya Budi. Sama, Semua Kosong," ka- "Sial," maki Dodi. "Anak ri." Ketika Tono hendak berbi- an dengan jalan kaki menuju lokasi memerlukan waktu 30 itu benar-benar nggak tahu di- menit. Akhirnya mereka tiba cara, Totok memberi tanda a- di tujuan saat malam mulai tu- gar dia diam. Tono cuma run. "Jam sebelas lewat," kata "Buset, masa sih cewek itu berjalan sampai jauh begini," gumam Tini, anggota kelom- pok I. "Lebih baik kita balik, Di." "Iya, Di," saran Tono. "Ka- sihan teman-teman yang lain, mereka kecapekan. "Ya", kata Dodi. "Kita ba- lik!" Semua anak kembali me- nyusuri jalan setapak yang tadi mereka lalui. Dalam perjalan- an, Dodi tetap berpikir. "Besok kita cari lagi, Di," hibur Totok. Sesampainya di kemah, ternyata kelompok II sudah di sana. Mereka juga ti- dak menemukan apa-apa. Be- berapa anak masuk ke kemah- nya dan beristirahat. Di dekat api unggun, Dodi, Totok, Tini dan Ina masih berunding., "Mau susu coklat, Di?" "Thanks, Tin," balas Dodi. Sepeninggalan Tini, ketiga a- nak itu kembali mengobrol. "Saya yang salah. Saya tidak mengawasi teman-teman," u- Dodi penuh sesal.m сар "Bukan salah kamu, Di. Ma- na mungkin kamu mengawasi kata semua anak-anak ini," Totok. "Salah Dina juga. Pergi (Bersambung ke Hal, 6 Kol 7) apel kepunyaannya. Seketika wajahnya menjadi merah membara. Tampak kemara- hannya telah memuncak. Sam- bil mengambil kayu besar yang tergeletak di tepi telaga, ia menghambur ke arah Kelinci. "Pembohong licik! Kau mem- bohongiku, harus kau tebus bung Kelinci! Sekarang juga a- kan kulumatkan kau.....!" Ba- ru saja pak Beruang hendak memukul Kelinci, tiba-tiba ter- dengar suara katak dari tepi te- laga, "Kraiik.... kraik! Kung kreg.... blog!" Beruang menja- di terkejut. "Apa binatang itu mengatakan aku goblog! Ku- rang ajar, kodok hijau kurapan itu mengejekku goblog....!" Kelinci yang juga menjadi bingung, segera mendapat a- kal. "Eh..... pak Beruang, mungkin benar kau goblog, ta- pi bukan bodoh. Tenang ka- wan. Otakmu mungkin agak campur aduk. Aku akan meno- membawanya pergi?" Beruang Sepeninggal Srigala, Ber- longmu. Dengan pukulan ke- segera menjelaskan, "Oh...., uang menjadi sedih. "Hik.. ras pada kepalamu, kau akan kata kelinci itu, Sirop apelku hik, aku beruang terbodoh di tertolong....!" Beruang yang itu beracun, karena warnanya dunia. Huuuuuu.........!' sama sekali tidak merasa dike- hijau!" Mendengar jawaban Sambil terus menangis me- labui tampak gembira. "Be- sahabatnya, Srigala menjadi nyesali diri, ia berjalan dengan narkah....? Benarkah kau sangat geram. Sambil langkah terseok-seok. Tapi, mampu menghilangkannya?" bersungut-sungut ia berkata, baru saja ia melewati beberapa bil mengambil ancang-ancang. Kelinci segera menyahut sam- "Wah, kau lebih bodoh dari pohon di tepi telaga, menda- "Pasti pak....... Beruang. De- יין. aku lihat? Si Kelinci brengsek yang kukira. Terserah kamu, dak ia melihat Kelinci sedang ngan sekali pukul dengan gada itu! Sirop apelmu itu beracun!" itu memabwa pergi sirop apel- kau Beruang terbodoh yang asyik menikmati roti dan sirop in, kau akan menjadi cerdik Beruang kontan menjadi sa- mu. Mengapa kau biarkan ia pernah ada!" Menyambut Ulang Tahun ke-1 PT. MEKAR CITRA ABADI Surabaya PT. LINGGARORAN COLD STORAGE Jakarta PD. MULIA JAYA Jakarta PT. HOKKY UTAMA PRADANA Surabaya ISTANA BUAH Jl. Teuku Umar No. 152, Denpasar - Bali Tel./Fax. (0361) 263335 Menyediakan hadiah kenangan menarik yang didukung oleh: UD. INDAH BHAKTI Surabaya UD. SEGAR MAS Surabaya PT. TULUS CITRA MANUNGGAL Surabaya ISTANA BUAH Surabaya KIKI HUANG Jakarta SAMBAL BAWANG INDONESIA Surabaya. C.3437 seperti pak Rubah!" Beruang segera menelung- kup di tanah sambil membuka topinya. "Kalau begitu sila- kan...... Aku juga sangat her- an padamu. Mengapa kau bersusah-susah untukku bung Kelinci?" "Ah..., aku senang meno- long kawan baik sepertimu pak Beruang!" Selesai berkata, bung Kelinci langsung memu- kul kepala Beruang dengan kayu besar sekuat tenaga. "Plokkk..... Bletak!!" Kelinci tersenyum gembira. "Ia pings- an. Hmm...., bukan main, aku bisa berbuat apa saja dengan Beruang ini...!" Ia celingukan sebentar. "Ah..., kebetulan.....!" Sam- bil berlari-lari, ia mendapatkan Kadal sedang memancing. "Hei Bang, boleh aku meminta dua buah gabus yang kau pakai memancing?" Kadal mengizin- kan. Setelah berbasa-basi se- bentar, Kelinci kembali ke tempat Beruang. Tampaknya Beruang belum sadar dari pingsannya. Segera saja Kelin- ci memasukkan dua gabus tadi ke dalam dua telinga Beruang. Ketika Beruang siuman, ia melihat tulisan yang dibuat o- leh Kelinci. Tulisan itu berbu- nyi: "Pak Beruang, sekarang kau tidak lagi goblog! Kodok (Bersambung ke Hal.10 kol 8) Nama Putu Vera Wulandari, lahir 8 November 1991, putra I Made Swastika, BAE dengan Luh Made Sarini, tinggal di Jl. Sandat Gg. Katalia 11, Denpasar. Nama Arif Na Ulfa, lahir 31 Agustus 1993, putri Abdulkamil dengan Suparti, tinggal di Denpasar. Jalan Gunung Agung Gang Sakuni No. 4 Nama Muhamad Yasir, lahir 25 April 1992, putra Muhamad Harta dengan Erma Damayan- ti, tinggal di Jalan Gunung Bromo XIV No. 282 Perumnas Monang-maning Denpasar. RUBRIK "Buah Hati" ini terbuka untuk umum. Kirimkan foto putra-putri Anda ke redaksi Bali Post, sertakan keterangan secukupnya seperti na- ma lengkap, tanggal lahir, nama orangtua, dan ala- mat. jangan lupa tempelkan Kupon Buah Hati. Kupon "Buah Hati" i Bali Post L- GELAR GAMBAR rr Nama (m3 F Nama Sekolah Asser to S gasy Bed a Nama : Zony Hartawan Umur : 8 th. Sekolah: SDN 17 Dangri Alamat: Jln. Melati Denpasar : Cok De Gekko Dananjaya Kelas I A, SD Cipta Dharma Denpasar Alamat : Jln. Banteng No.4 Denpasar DRAGON BALL : Made Dwi Indrawan Umur : 9 th. Sekolah Kelas IV B, SD Ray Yamuna Alamat : Jln. Noja 18 Denpasar Rubrik "Gelar Gambar" ini terbuka untuk anak-anak TK dan I KUPON SD. Kirimlah gambar karya Adik-adik ke redaksi, ukuran kertas bebas, boleh berwarna atau hitam putih, lengkapi dengan keterangan nama, umur, sekolah, dan alamat, Jan- Gelar Gambar gan lupa tempelkan Kupon Gelar Gambar di balik gambar! L Color Rendition Chart 2cm 4cm
