Tipe: Koran
Tanggal: 1994-11-20
Halaman: 07
Konten
ggu Pon, 20 November 1994 KU mlah Nilai NYOMAN S PENDIT BALI BERJUANG ma rakjat hanja menghendaki lenjapnya Belanda dari poelau Bali atau kami sanggoep dan berdjandji bertempoer teroes sampai tjita2 kita tertjapai" (hal. 199 dan 203). *** Buku ini juga mengungkap, betapa besar pengaruh karya. sastra dalam mengobarkan se- mangat perjuangan. Sebagai- mana termuat dalam halaman 8, Pendit menulis, bahwa Epos Mahabharata dan Ramayana sangat membantu pemuda- pemuda dalam menjelaskan arti kebangsaan kepada ra- kyat. Apalagi, kisah yang ter- dapat dalam dua epos besar itu, sudah lama menjadi milik rakyat. Yang juga sangat berjasa membakar semangat pejuang yakni bahasa dan aksara Bali Itu terlihat dalam poster karya pelukis Wayan Ngendon yang dibuat 1945 dan dijadikan ilus- trasi kulit buku ini. Bunyinya, "Trusang masyat cening, meme ngastityang" (Teruskan ber- tempur anakku, ibu mendoa- kan). Lantaran bahasa dan ak- sara Bali itu terbukti ampuh membakar semangat pejuang, maka mungkin itu pula sebab- nya, bahasa dan aksara Bali di- jadikan muatan lokal dalam kurikulum SD sampai SMA di daerah ini. Dan apakah lantar- an itu pula Gubernur Bali "mengintruksikan" agar nama-nama jalan, banjar, dsb. juga ditulis dengan aksara Ba- li? Bisa jadi begitu. Terutama dari segi makna a- taupun nilai, kalimat yang di- buat Wayan Ngendon itu tentu saja tetap relevan pada setiap zaman dalam rangka menem- puh cita-cita. (Wayan Supartha) (Sambungan Hal. 5) rin? Kita-kita sampai bingung mencari." "Maafkan saya, Di. Kema- rin saya iseng meninggalkan kalian. Tiba-tiba saya terper- osok di jalan setapak itu. Saya tidak sadarkan diri. Namun a- nehnya." "Apa yang aneh, Din?" sela Totok. "Mungkin ini cuma khayal- an saya saja. Tapi saya merasa diajak pergi seseorang. Ke- mudian saya melihat sesuatu. Ya, suatu yang ada pada diri saya. Sifat saya. Ternyata sela- ma ini saya sering membuat sa- kit hati kalian. Semua karena sifat saya yang suka memen- tingkan diri sendiri. Saya sadar dan saya menyesal sekali. Apa kalian masih mau memaafkan saya?" "Kamu ini kok aneh, Din. Tentu saja kita maafkan," kata Ina sambil tersenyum. "Iya, Din. Teman-teman a- kan senang melihat perubahan kamu," sambung Totok. Dina memandang ke arah Tono. "Ton, maafkan saya, ya! Saya sudah sering membang- kang, mulai sekarang saya a kan menuruti perintah kamu. "Iya, Din. Sudah saya maaf- kan "Nah, sekarang kalian se- mua keluar. Biarkan Dina ber- istirahat dulu," kata Tini. Se- mua melangkah ke luar ke- mah. Dina menatap teman- temannya yang baik dengan se- nyum. I Gusti Ngurah Parthama Jl. Insinyur Ida Bagus Oka 21 Denpasar 80232 1995 ANDA Minggu Pon, 20 November 1994 Edisi Pos Bali Timur alangan Kocaman Angger Torch Avon presiasi anah I Wayan Arthawa OBSESI BULAN RETAK Mengenang kembali perjalanan diri di bawah rembulan cintaku tersepuh kekasihku cahaya yang menempel pada daun kenangan mengerdip dan gugur satu-satu Persaka Karangasem unglai pada belantara rohku O Catatan Budaya Minggu Ini FENOMENA ALAM DALAM PUISI DAN SILAT I Wayan Arthawa Gde Pudana ALIRAN-ALIRAN, KEPERCAYAAN- KEPERCAYAAN O, CAHAYA-CAHAYA BER- PENDARAN SELAIN menulis puisi saya juga belajar ilmu silat khususnya ikut tergabung dalam Silat Nasional Indonesia "Perisai Diri". Bagi saya PUCAT sepenggal bulan ma- pribadi hubungan dalam proses kreatif menulis puisi mempunyai suatu sih tersangkut di ranting- hubungan erat dengan silat yang saya pelajari. Sekalipun tempo hari ranting pohonan beku. Kabut seorang teman melontarkan pertanyaan dengan penuh tanda tanya, malam yang mengambang, bahwasannya tidak mungkin saya akan bisa bergerak dalam dua kutub pencarian kerap kali tumbang. di mana yang satu merupakan kutub penuh kekerasan (silat), di kutub Kemana saja menara api dari yang lain penuh dinamika suasana lebih banyak mengacu pada bathin. seribu kunang-kunang me- Pertanyaan teman saya itu bisa saya maklumi, sejauh ia memikirkan nyembunyikan cahayanya? Di silat adalah kekerasan (hardware), dan puisi adalah perangkat lunak balik kelam, angin tetap ber- (software). Mengacu hal atau persoalan tersebut kembali saya memin- ayun, menerbangkan laron- jam istilah Plato "Jiwa manusia dihambat dan terkurung di dalam laron nuraniku menjadi kerlip- tubuh, dengan demikian pemecahan suatu permasalahan hendaknya kerlip bintang, berlayar dalam jangan dicari di dunia sini, melainkan di sana, di dalam ide-ide yang tatanan keagungan semesta. bersifat rohani, murni". Mengejar binar cahaya, rela terpuruk, demi merasa diri lanan, betapa gaib kehidupan, Rembulan retak mencium sungai dukaku mengalirkan cahaya dari kolam matanya dan dadaku terguncang tempat kekasihku melukis jantungnya tempat anak-anak menembangkan puisi kado yang mengguncang berdesingan anak panah Bali Post berlambang jantung sekarat lepas dari busur Aku menggigil anak panah anak panah membangun tugu di depanku bunga-bunga bertaburan menjaga cahaya bulan dari luka parahnya I Wayan Arthawa UPACARA PERCINTAAN tak pernah diam menawarkan Aku pilih hari purnama aneka penafsiran. Beri aku du- Kekasihku Orang boleh berpendapat belajar ilmu silat untuk mencapai kekuat- an fisik, sakti mandraguna, melindungi diri dan lain-lainnya. Tujuan menjadi sampai. Misteri perja- tersebut memang bagian dari belajar ilmu silat, tetapi saya menilik lebih ke dalam lagi tentang silat itu sendiri dan hubungannya dengan alam bathin, pencerahan bathin, pengasahan bathin. Keindahan dan fenomena alam yang tersirat dan tersurat dalam silat itu membuat saya banyak merenung dengan hakikat silat itu sendiri. Fenomena alam adalah salah satu unsur yang masuk dalam bagian dari jurus-jurus silat yang saya pelajari. Contoh yang saya bisa sebut- kan daun melayang membuat saya terkesima oleh Bapak Dirjoatmo- jo (Alm), selaku pencipta silat itu sendiri, setidaknya saya pikir alam pikiran beliau sudah dihinggapi oleh nilai estitika dan suasana puitika. Bunga sepasang, putri berhias, putri teratai dan banyak lagi memasuk kan unsur fenomena alam. Dan dalam gerakan-gerakannya saya membayangkan sebuah suatu gerakan puisi yang unsur pokok porosnya adalah gerakan lebih ba- nyak nilai rasa bathin yang diteruskan oleh rasa itu ke raga. Tapi banyak orang-orang yang belajar silat hanya merasakan nilai raga yang digerakkan itu sendiri dibanding nilai rasa yang tumbuh dan terobsesi lewat bathinnya. Oleh karena itu sering terjadi salah kaprah antara saya dengan teman saya. Bahwasannya teman saya beranggapan bahwa setiap ge- rak dengan otot-otot yang keras dan juga dengan kulit yang mengeras gerak yang sempurna. Saya berbalik bukan semua gerak dengan keke- ka, maka kesetiaanku berpeluk di mana saat orang-orang di kakimu senantiasa terjaga! berpulang pada mimpinya demikian ibu mengajarkan ke- riak jiwa lebih berarti saat sepi tegaran. Dengan menjadikan- untuk dilabuhkan ku air sungai, mengalirlah ke- pada upacara percintaan rinduan ini, mencari dimana dan saat kau mencakupkan tangan muara penghabisan tempatku bersua. Samudra kebersama- bersaksi suasana hati paling hening merajah bintang-bintang an, kasih sayang panjang, tem- aku menginginkan kidung purbamu pat berpeluk kita di dalam da- dibasuh cahaya purnama mai. Bukan semata gairah liar, karena aku kumbang jika kutulis jua hingga ke sajak- hidup dari nafas bunga merakit sepanjang hari untuk menyambutmu I Wayan Arthawa CATATAN BATU KENANGAN saling merebut mata cermin Sebuah kenangan dialiran hujan-Mu silih berganti berayun di langit upacara angin menggugurkan daun-daun catatan dari percakapan zaman menjelma beribu kelahiran di bumi mengalir sajak panjang, ke tanah-tanah sampan kusiapkan dari rasa lelahku gersang. Menjadikanku kidung puja, nyanyian mantra, dan la- gu doa, memanggil-manggil ke- sunyian untuk sebuah kekuatan yang kelak saling melengkapi. Barangkali kembang mawar rasan otot dan kekerasan kulit itu sempurna. Suatu saat gerak dengan kembang melati yang kuhirup kelemasan dan kelenturan tubuh, lemah gemulai merupakan kesem- dari altar pertobatanku me- purnaan juga. Suatu ketika saya terkesima oleh seorang pesilat putri, nyisipkan bopeng wajah, per- berkali-kali memainkan daun melayang dengan lemah gemulai, saya debatan, persaingan, langkah- pikir pesilat putri itu sudah melakoni bagian daripada fenomena alam langkah pendek pejalan yang itu sendiri. Di depan mata saya kembali mengingatkan berpuluh-puluh sepi. Senja yang berangkat pu- daun berhamburan dan melayang-layang dalam mainan angin. lang begitu selalu, menjanjikan Dengan demikian kedalaman silat itu menumbuhkan kedalaman kelahiran-kelahiran baru. Ja- hakikat puisi-puisi saya. Oleh karena itu orang-orang akan salah duka ngan biarkan gamelan jiwa di saya jarang berpikir tentang kekerasan. Saya tidak akan berpikir bawah bulan, kelak ditabuh aneh-aneh seperti teman saya yang bisa memecahkan tiga blok es bertalu sebagai genderang per- dengan kepalanya, satu tumpuk genteng dengan genggaman ta- ang para pejuang. ngannya. Saya hanya berpikir bahwa benda itu bagian dari fenomena alam, bagian daripada suasana alam yang suatu saat dengan kelembutan benda itu akan hancur dengan sendirinya, hancur dengan sebuah niat bathin, seperti saya menggali puisi dalam bathin saya sendiri. I Wayan Arthawa MELUKIS LINTASAN Melukis lintasan aku jarang berpikir tentang nasib kubiarkan mengembara di langit karma pada tarian bianglala Di celah-celah karang camar masuk ke gua sunyiku kupahat nasibku Penyair Belajar dari garis takdir di hutan kata-kata di daun-daun rontal kutemukan kidung kesucian Melukis lintasan tiba-tiba anganku dikerumuni kupu-kupu menjejaki gang-gang Gde Pudana DOA PAGI O, PAGI hari yang me- nyala, masih ada sisa sepotong mimpi kubangun disini. Setelah kembali dan lagi, menjumpai hari-hari kemarin terlampau biasa, berlalu dan lepas. Perdu- li siapa, selain diri yang telan- jang, mencoba berbuka-buka dan lelah, sebagai nganga luka HALAMAN 7 Lomba baca Puisi Se-Bali SK BALI persembahan keseharianku 21 Nov - 26November 1994 padamu. O, pagi hari yang menyala, di sunyi mana kau sembunyi- kan nyanyian panjang kesada- ranku. Tangan-tangan yang berlomba, hanya demi mensia- Gde Pudana DI BALIK JENDELA sati waktu hingga tak bersisa. GELIAT sepenggal mimpi dalam maya taman taman bu- nga serta suasana pesta raya ru- mah huniku menghindar dari jalan akhir. Wahai kesunyian, bergelut abad abad kebosanan Di persimpangan ini, tak lagi burung burung putih beter- hingga pagi tiba, akan tetapkah sanggup kutangkap, ke arah bangan membiarkan peduliku ketakutan yang sama menyerap mana sesungguhnya cinta harus nganga telanjang menunggu ca- mimpi mimpi dunia hingga pa- kin berubah gi tiba...... berlabuh. Kemurnian yang ter- haya yang tempat anak-anak memerangi diri bagi, getar hati menjadi sangsi, pada setiap harap ketika berbu- mengais sampah Burung-burung kabut berteriak ka buka rasa berbincang bin- membawa sorak buat nurani- cang kata di balik jendela, bayang cemara disisiku rebah nya yang tersungkur. di bak sampah mencari wajah ibunya penuh darah mengental di lambung kehidupannya aku sulit mengerti ujung pangkal cintaku di mata anak-anak saat menyuguhkan wajah ibunya untuk kulukis kembali I Wayan Arthawa DI RUMAH SAKIT bagi: Arsiawan Di mana mesti kutanam akar pohon nyawaku saat kugaru langit-pertiwi melimpah di ladang derita mata waktu memasungku Di rumah sakit luka jantung-jiwaku lama tak terobati aku terkapar pada ruang kosong suasana putih membungkusku dan memasungku Mestikah aku terasing sendiri? menggelepar di ujung jarum puisi di tembok-tembok pembaringan bara hatiku menjerit di cakar zaman mengayunku ke ruang hampa Dalam hampa aku mesti bagaimana? menyambung benang roh saudara-saudaraku Gede Pudana KERENDAHAN KARENA dari sinilah pan- O, pagi hari yang menyala, memanjang, berangkat bersa- di bawah panasmu tiada per- ma kehangatan yang mensiasati dang matamu kuberi makanan sembahan yang lebih manis da- kembali waktu rinduku pada kedudukanmu, maka tanpa ri pada memberimu keluh. Ke- gurauan bocah dimana ada melihatku, engkau tidak per- cemasan terpelihara sepanjang sampai tak berbisa, gerhana nah tahu keberadaanmu. Jika pucuk malam lelahku, senan- sama merasakan ini, saling hari, menjadikan sempurnanya tiasa berulang mengikutimu ke- memberi arti, cukuplah itu. kekalahan kurayakan. Kendala Tematik Dalam Apresiasi Sastra Oleh: Nyoman Tusthi Eddy berada di balik tema yang di- puisinya. Tampaknya penik- angkat. Seperti pada "Kisah mat sastra tak mengalami ba- Cinta dan Lain-lain", penon- nyak kendala dalam mengap- ton bertanya-tanya mengapa si resiasi karya sastra. pemilik anjing begitu berlebih- Perkembangan berbagai is- lebihan kasih sayangnya kepa- me (paham) dan idiologi du- da anjing piaraannya? Pesan nia, serta penyebarannya yang apa yang hendak disampaikan pesat, menyebabkan terjadi- oleh pengarang? Di tempat se- nya gejala globalisasi tematik perti inilah pemebaca sastra ki- ta terbentur kendala dalam menikmati karya sastra. Hal ini tak lepas dari perjalanan tradi- si sastra kita. ADA sejumlah kasus apre- siasi sastra yang mengejutkan saya. Di tahun 1980-an drama adaptasi Arifin C. Noor, "Ki- sah Cinta dan Lain-lain" tak bi- sa diapresiasi oleh sebagian be- sar penonton, meski oleh pe- nonton yang sering disebut se- bagai orang terpelajar atau in- telek. Sebagian besar puisi Su- sastra modern. Sastra Indone- tardji Calzoum Bachri dalam O sia modern pun tak luput dari Amuk Kapak membuat para arus ini. Berbagai isme dan i- pembaca sastra umumnya deologi yang secara kultural ti- mengerutkan dahi kebingung- dak berakar dalam kebudaya- an. Banyak pembaca pusing SASTRA Indonesia modern an Indonesia, bercampur baur dengan novel dan cerpen Iwan berawal dari sastra beramanat. masuk ke dalam tema sastra In- Simatupang. Jika direntang Kita tidak sulit mencari sejum- donesia modern. Psikologis- panjang, masih banyak lagi lah besar contoh, baik prosa me, eksistensialisme, surealis- contoh-contoh lain. Kasus- maupun puisi. Siti Nurbaya me, absurdisme, memberikan kasus itu menunjukkan pem- dan Salah Asuhan misalnya, warna baru kepada tema sastra baca menghadapi kendala se-, dengan tegas membawakan a- Indonesia modern. Hal ini me- rius dalam kegiatan apresiasi. manat pengarangnya. Kisa- nimbulkan kondisi kontrover- Umumnya orang mengang- hannya jelas dan bertolak dari sial, karena di samping mem- gap faktor bahasa merupakan kasus-kasus sosial zamannya. perkaya khazanah tema, juga kendala utama dalam apresiasi Puisi-puisi Pujangga Baru sam- menimbulkan kendala apresía- sastra. Bahasa sastra telah te- pai dengan tahun 1940-an se- si. lanjur diberi predikat "bahasa bagian besar mengandung a- FUNGSI sastra pun tak cuma sulit", sebab penuh dengan manat yang jelas. Kecende- mengungkapkan peristiwa, a- mengikuti irama alam aku mengecup satu persatu majas, kias dan ibarat. Meski rungan naratifnya mempermu- tau mengumandangkan ama- zaman telah menggeser kondisi dah terungkapnya amanat nat lewat peristiwa anak-anak yang menjerit ini, tuduhan bahasa sulit masih yang tersirat di dalamnya. konflik-konflik tokohnya, teta- dililit kaki-kaki hujan saja melekat. jerit anak-anak papa Sampai dengan tampilnya pi juga menjadi ajang penja- Dalam batas-batas tertentu Chairil Anwar - tokoh pem- baran isme-isme dan ideologi. kulayarkan kembali ke sungai-Mu hal itu memang benar. Tetapi baruan puisi Indonesia modern Orientasi sastra pun tak hanya aku menjaga aliran lukanya sesungguhnya faktor bahasa kukumpulkan lewat tabung puisi -- puisi terbaik adalah puisi- bumi tempatnya berpijak, teta- bukan merupakan kendala se- puisi beramanat. pi juga dunia luar, dalam hal ini KUPETIK setangkai senja yang mulai basah oleh embun. Ada rasa rius. Tak ada majas atau sim- Sastra ditulis untuk suatu Barat. lembut di jemari. Mirip kapas. Tercium pula aroma melati bersari bol secara ketat dan total me- tujuan yang jelas dalam kon- Berawal dari globalisasi te- awan kemerahan dan sosok gelap memantul sambil melepas senyum nyembunyikan makna karya teks hubungan manusia de- ma itu kendala tematik sema- lembut. Semua burung menggeliat mendekap rasa haru. Setetes air sastra. Lebih dari majas dan ngan masyarakatnya. Pembaca kin kerap terjadi. Dalam be- kelining genta para pendeta, suara ning, ning dan ning, menjadilah mata menyusuri bukit menemui keheningan. Dan bulan begitu anggun simbol, ternyata tema dapat mencari makna símbolik atau berapa peristiwa amat meng- menjadi kendala serius. hening, tunggangan anak panahku melesat-lesat dari busur altar per- bercermin di lautan. Di manakah semua bintang? kehadiran tokoh-tokoh karya ejutkan. Seseorang yang per- sembahan bunga sujudku. Menguak suara langit, membaca aksara Debu biru terhirup angin malam. Sisa debur ombak gelisah mencari Setelah majas dan simbol- sastra dalam konteks nilai-nilai nah belajar psikologi masih ju- rahasia, agar telinga dan sentuhan menyingkap rasa, dan mata mem- ujung perahu. Telah lama percakapan selesai. Tinggal kelopak yang simbol terbuka, dan apa yang masyarakatnya. ga tak mampu menangkap bukakan hati. Bianglala kehidupan terwujudkan dari rintik hujan ke- masai. Nyaris pucat dibalur sinar. Wajah malam mengendap dan selu- tersembunyi di balik struktur- Meski di tahun 1940-an telah makna mimpi-mimpi aneh gu- sedihan serta cahaya kebenaran yang mengimbanginya. Biarlah warna- ruh pori dirasuki geletar. Adakah pertimbangan yang mungkin? nya dilihat oleh pembaca, ia muncul isu puisi "gelap", saat ru Isa dalam novel Jalan tak warna terbuka, tanda semesta memperingatkan keanekaan semu yang Sial. Masih pula percaya ada kenangan di setiap sudut. Padahal masih dihadang oleh kendala itu belum lahir isu sastra "ter- Ada Ujung. Hal semacam ini Mari, menari di pertemuan ini, melingkar dipencarian kesepakatan kusut. Esok mungkin akan kering. Dan embun mulai retak sisakan dalam memahami maksud se- pencil". Issu puisi "gelap" pun masih terus berlanjut hingga benarnya dari pengarang. Hal hanya berpendar di seputar kini. hidup kreasi gebyar tetabuh gamelan. Mengiringi berbagai tarian suk- diri, karena kita adalah sang pengabdi yang kelak tak hanya mencari secuil kesejukan. Bisakah kini engkau mengerti mengapa kupetik sen- ini tak hanya tersembunyi da- karya-karya Amir Hamzah. Itu ma sang pengabdi, yang memungkinkan lakon ini terjadi. Dengan waktu sepanjang purnama tetapi membuat purnama sepanjang waktu. ja meski jemari ini khianati kerinduan. ●Cok Sawitri lam simbol dan majas, tetapi pun tak menyangkut seluruh Gde Pudana PUKAT POS BALI TIMUR SIAPA pula penangkap kata dan rasa ke dalam diam? Jadikanlah catatan bunga dan buah mantra yang mengejar-ngejar kebenarannya. Gelora angin demikian sampai, kerap membukakan gairah rindu ke setiap gerbang hati. Bulan sempurna hanyut di puncak Meru, awan berhembus menyapu halaman Pura. Sejengkal demi sejengkal tanah huniku disucikan. Bersetia di bumi leluhur, berseteguh penantian gai- rah purba, bukanlah sekadar memasuki upacara biasa sepanjang pur- nama. Menangkap kilatan cahayanya, sesudah letih mengais gelap. Lintas hitam, bayang kecemasan, bayang keburaman, adalah siksa pada dasarnya kembali satu. SOLO-RUN'94 POSBUD SESAL ruang hanyalah padang seluas pandang. Senja yang kemarin telah atau (Bersambung ke Hal 11, kol 1) HANYA SUZUKI CARRY MENYEDIAKAN DUA-DUANYA! INI CC BESAR (1300 CC) SUZUKI CARRY 1.3 FUTURA Apapun keinginan Anda untuk sebuah minibus ideal, Suzuki menyediakannya untuk Anda. Bila Anda menghendaki kendaraan ideal yang ekonomis, tersedia satu-satunya minibus 1000 cc Suzuki Super Carry Extra. 1 Bila Anda menghendaki minibus gaya mutakhir dengan eksterior gaya futuristik, interior yang jauh lebih lapang, tersedia minibus dengan tenaga mesin 1300 cc-Suzuki Carry 1.3 Futura. Apapun pilihan Anda pada minibus Suzuki, Anda akan memperoleh minibus yang tangguh bertahun- tahun, mudah perawatannya, irit bahan bakar, dan banyak lagi. Hubungi segera dealer Suzuki di kota Anda ! SUZUKI CARRY 1.3 FUTURA Mesin 1300 cc, lebih awet, lebih bertenaga Eksterior gaya futuristik Interior jauh lebih lapang Dashboard dengan desain baru Transmisi 5 Speed SUZUKI SUPER CARRY EXTRA Mesin 1000 cc, tangguh bertahun-tahun Manis Modelnya, lincah geraknya Selengkap sedan Irit bahan bakar Resale-value tinggi INI CC KECIL (1000 CC) SUZUKI SUPER CARRY EXTRA JUM DIAH ADIAH 4 DA ARAYA C.3091 FUTURN SUZUK IKUTI UNDIAN BERHADIAH 18 SUZUKI FUTURA MINIBUS REAL VAN SETIAP PEMBELIAN KENDARAAN SUZUKI TYPE APAPUN, DARI TANGGAL 18 SEPTEMBER 18 DESEMBER 1994 SCOPY EXTRA BUZUKI INDOMOSA PT. UNITED INDOBALI JL. IMAM BONJOL NO 417 DENPASAR - BALI TELP. (0361) 228779, 262435 (Hunting) FAX (0361) 229007 SUZUKI PERMAI, J. Veteran 68 Telp. 223618, 225267, 227298 Denpasar INDAH MOTOR, J. Dr. Sutomo 95, Tlp. 435348 Denpasar BISMA PUJA SAKTI MOTOR, J. HOS Cokroaminoto 98 Tip. 420143, 420144 Denpasar CAKRA MOTOR, JI. AA Gede Ngurah 1-5 TLP. 31290, 25292 Cakranegara, Lombok UD. LANCAR JAYA, Jin. Yos Sudarso Telp. 21241, 21428, 22596 Sumbawa Besar UD CAY CONG, Jl. Sriwijaya 11 Tip. 21394, 32694 Kupang TIFLOS ABADI MOTOR, J. Sumbawa 5 Tip. 22609 Kupang Gunakan Selalu Sabuk Pengaman Untuk Keamanan Anda SUZUKI Personal Best C 3948 2cm Color Rendition Chart 4cm
