Tipe: Koran
Tanggal: 1994-11-23
Halaman: 08
Konten
2cm ESQUIRO 4cm HALAMAN 8 Upacara "Mulang Pakelem" di Danau Segara Anak Bali Post/Ist Upacara "Mulang Pakelem" di Danau Segara Anak, dipuput Ida Pedanda Gde Ketut Tamu dari Geria Sindhu Punia Cakranegara, Lombok Barat. pemangku, yakni Mangku Sab- da, Mangku Rai, Mangku Gus- ti Putu, Mangku Rena dan Mangku Segara. Esoknya, Ka- UPACARA Dewa Yad- mis Kliwon, 17 November nya "Mulang Pakelem" 1994, dilanjutkan dengan yang prosesinya dimulai Se- ta berlangsung sekitar sete- Ngendek tepat pukul 19.00 Wi- nin (Soma) Paing, 14 No- ngah jam, dilanjutkan dengan vember 1994 di Pura Panca- dharma wacana hingga ber- ka Mataram, telah berakhir akhir pukul 23.00 Wita. Jumat (Sukra) Umanis Besoknya, Jumat (Sukra) U- Langkir, Purnamaning Sa- manis Langkir, pakelem dilak- sih Kelima. Sarana pakelem sanakan pukul 04.30 Wita dan berupa bebanten serta sara- sai pakelem rombongan lang berakhir pukul 07.00 Wita. U- na lainnya berupa emas sung menuju Senaru untuk yang dibuat berwujud ikan, kembali ke Mataram mengiku- penyu, kepiting, nyalian ti rangkaian upacara lainnya. dan udang. Disambut Gong Rombongan yang turun dari Danau Segara Anak tiba di Se- naru'sekitar pukul 14.00 Wita, menuju Mataram dan tiba di Pura Pancaka Mataram sekitar pukul 19.30 Wita. Masih dalam wajah segar rombongan yang membawa tirta amerta ini di- sambut gong serta ratusan u- mat yang telah menunggu se- jak sore hari. Upacara pe- nyambutan dengan rangkaian dilanjutkan, dan tirta amerta upacara ritual lainnya kembali disungsung di Pura Pancaka. Umat Hindu yang datang da- ri seluruh kecamatan di Lom- bok Barat dan Lombok Te- ngah melakukan persemba- hyangan bersama, dilanjutkan dengan pembagian tirta amerta untuk dipercikkan di sawah, kebun, perumahan atau tem- pat usaha mereka masing- masing guna memperoleh ke- Sarana pekelem dibenam- kan ke Danau Segara Anak te pat pukul 05.30 Wita pada hari Jumat (Sukra) Umanis Langkir Purnamaning Sasih Kelima, se- suai dengan jadwal. Gde Sudarta Gautama, pim- pinan rombongan yang berang- gotakan 163 orang dari berba- gai penjuru Lombok (Lobar, Loteng, Lotim) dan Bali. Sebe- lum nenuju Danau Segara A- nak, rombongan terlebih dulu di-lukat (pembersihan simbo- lik) dan sarana pakelem dipa- supati. Usai upacara pemasupati, rombongan diberangkatkan te- pat pukul 19.00 Wita Senin, 14 November 1994 menuju Sena- ru (Lombok Timur) dan tiba dua jam kemudian. Dari Sena- ru rombongan melanjutkan perjalanan hingga Pos III di ka- ki Gunung Rinjani. Di sini rombongan beristirahat seben- tar dan keesokan harinya, Se- lasa, 15 November 1994 sekitar pukul 03.00 dinihari perjalan- 'an dilanjutkan kembali tanpa mengalami rintangan, tiba di Danau Segara Anak pukul 11.00 Wita. Rabu, 16 November 1994 di- langsungkan upacara di Gua Manik dan Gua Kumala, dua gua yang terletak di sekitar Da- nau Segara Anak. Upacara di- pimpin Ida Pedanda Gde Ketut Tamu dari Geria Sindhu Punia, Cakranegara, didampingi 5 makmuran. Menurut Gde Gautama, prosesi upacara ritual mulang pakelem dari tahun ke tahun selalu bertambah baik. Dan se- bagaimana biasanya, prosesi diakhiri dengan acara makan bersama ala Lombok, gegi- bungan. "Gegibungan ini se- ngaja disediakan untuk rom- bongan sebagai ucapan syukur ke hadapan Ida Sanghyang Widhi yang telah membimbing kita hingga terlaksananya upa- cara ini dengan baik, aman dan lancar," kata Gde Gautama. Ia berharap, tahun-tahun menda- tang upacara ini semakin mengakar di hati umat Hindu, tidak hanya yang berada di NTB, tetapi juga di luar daerah ini. (063) Hakikat dan Makna "Mulang Pakelem" UPACARA yadnya "Mulang Pakelem" di Danau Segara A- nak, Gunung Rinjani telah di laksanakan oleh umat Hindu di Pulau Lombok, khususnya u- mat Hindu yang bergabung da- lam organisasi subak. Upacara dilaksanakan sejak apa tahun yakni pada zaman upacara Mulang Pakelem ma- di. Periode ini jatuh pada hari pemerintahan penjajah Jepang sih dapat dilanjutkan pelaksa- Purnamaning Sasih Kelima, sampai beberapa tahun ke- naannya oleh Yayasan Krama kira-kira akhir Oktober sampai mudian setelah Indonesia mer- Pura NTB, yang pendiriannya awal November tahun bersang- deka. Namun sekitar tahun disahkan tahun 1979. 1950 upacara tersebut dapat di- laksanakan kembali atas pra- karsa para pengurus krama Pu- zaman kerajaan Bali di Lom- ra Pusat Lombok waktu itu. bok sekitar abad ke-17 dan ber- Kemudian, walaupun krama lanjut sampai sekarang. Wa- Pura Pusat Lombok membu- laupun pernah mandeg beber- barkan diri pada tahun 1978, BALI PULAU SUZUKI PULAU Teknis Pelaksanaan kutan. Pada zaman kerajaan dan Upacara yadnya mulang pa- zaman pemerintahan Hindia kelem dilaksanakan setiap ta- Belanda, pelaksanaan mulang hun menjelang periode mulai pakelem ditangani oleh raja a- nya petani di Pulau Lombok tau pemerintah Hindia Belan- mengolah sawahnya dalam da yang biayanya dipungut rangka kegiatan bertanam pa- BALIPOST BIAS B WALAUPUN "madik" artinya parang, "mema- Rabu Umanis, 23 November 1994 Memadik dik" tidak berarti memarang. Yang dimaksud memadik dalam tulisan ini erat hubungannya dengan salah satu bentuk atau cara melaksanakan perkawinan menurut hukum adat Bali. Kawin dengan memadik atau memi- nang atau disebut juga ngidih. Selain dengan memadik atau meminang, perkawinan bisa juga dilaksanakan dengan cara lari bersama. Yang ini biasanya lebih dikenal dengan "kawin lari". Tulisan singkat ini lebih banyak membicarakan ihwal pepadikan atau peminangan. Karena menurut pengamatan penulis, perkawinan cara ini yang belakangan banyak dipilih anggota masyarakat. Di lain pihak, banyak orang yang lebih suka memilih menjadi pendengar yang baik dalam suatu acara pepadikan, karena merasa belum atau sama sekali tidak siap menjadi juru bicara. Harus diakui, memang agak sulit juga untuk bisa menjadi juru bicara yang terampil dalam acara semacam ini. Semangat PMP (pongahe meka- da payu, bahasa Bali) yang biasanya diluncurkan begitu saja untuk sek- tor bisnis lainnya, tidak dengan sendirinya bisa dipergunakan untuk uru- san memadik. Seorang juru bicara yang baik dan benar, dituntut menger- ti akan hukum adat, sepanjang menyangkut perkawinan, taat akan tatakrama berbicara di hadapan umum, dan mempunyai keterampilan untuk menuangkan niat baik, dalam bentuk tutur kata sederhana dan lu- gas. Ditambah lagi dengan ketiadaan buku-buku panduan tentang memadik, maka sangat masuk akal kalau banyak orang merasa lebih baik menghindar jadi juru bicara, kecuali jika terpaksa memenuhi permintaan keluarga dekat. Tahap dan Isi Pembicaraan Dari hasil pengamatan, ditambah sedikit pengalaman memadik, dap- at dikemukakan tahap-tahap dan isi pembicaraan untuk suatu proses pe- madikan secara garis besarnya. Pertama, mesedek. Dalam hal ini sejum- lah anggota keluarga laki-laki (biasanya tak lebih dari 4 orang), datang ke alamat keluarga wanita. Pada kesempatan ini pihak keluarga laki/purusa, menyampaikan niatnya untuk meminang (ngidih, madik), putri keluarga wanita. Sampai di sini biasanya pihak keluarga wanita/predana, meminta waktu untuk membicarakan keinginan pihak pria tersebut, dengan anak pasi atau menanggulangi kebu- nya adalah penjabaran dari slo- tuhan biaya upacara itu, sudah ka 14, BAB III Bhagawadgita saatnya petani penggarap dan yang berbunyi: "Anad bhavan- petani pemilik ikut serta me- ti bhutani parjanyad annasab- nanggulangi kebutuhan biaya-havah yadnad bhavanti parja- tersebut atas kesadaran ber- nyo yadnah karma samudbha- yadnya dan berdana punia de- vah" (Makhluk hidup karena mi kelancaran pelaksanaan makanan, makanan tumbuh mulang pakelem itu. karena hujan, hujan turun ka- nya, dan persembahan atau rena persembahan atau yad- yadnya lahir karena kerja). Hakikat, Makna dan Tujuan Yadnya mulang pakelem merupakan salah satu yadnya yang tergolong dewa yadnya, Menyimak isi sloka tersebut, dalam bentuk upacara (ban- ten) dan sarana lainnya, seperti jelas oleh kita bahwa umat emas yang telah dibentuk ber- Hindu wajib melaksanakan wujud ikan, udang, penyu dan kerja untuk yadnya (persem- dari para petani/pemilik sawah na punia dari para dermawan nyalian, yang dipersembahkan bahan) ke hadapan Hyang melalui organisasi subak. Na- tertentu, serta dari sumbangan di Danau Segara Anak, Gu- Widhi Wasa. Dalam hal ini mun setelah ditangani krama dana pemerintah daerah. nung Rinjani. Persembahan ini yadnya mulang pakelem agar Pura Pusat Lombok atau oleh Pada mulanya, sistem ini da- ditujukan ke hadapan Ida Tuhan menurunkan hujan, se- Yayasan Krama Pura Pusat pat berjalan lancar dan baik. Sanghyang Widhi Wasa untuk hingga tanaman memperoleh NTB, pembiayaan upacara Namun beberapa tahun ke- memohon hujan demi kesu- kesuburan dan berbuah, serta mulang pakelem tidak lagi di- mudian mulai dirasakan kebu- buran dan kehidupan segala buahnya dapat dimakan untuk pungut dari petani/pemilik sa- tuhan dana semakin membeng- tumbuh-tumbuhan serta ke- menghidupi makhluk, terma- wah. Melainkan diusahakan o- kak. Ini disebabkan kian mem- makmuran semua makhluk, makhluk menjadi makmur. leh krama Pura Pusat Lombok bubungnya harga-harga bahan termasuk umat manusia. atau Yayasan Krama Pura Pu- dan peralatan upacara yang di- Pelaksanaan upacara yadnya sat NTB melalui pungutan da- perlukan. Untuk mengantisi- mulang pakelem ini hakikat- ESCUDO... Gengsinya Bali! suk manusia sehingga semua Drs. Nengah Kukuh S. wanita yang dimaksud. Hasilnya, mungkin keinginan itu ditolak, p mungkin pula diterima. Kalau dierima, pembicaraan akan dilanjutkan n mengenai waktu yang tepat untuk melakukan pembicaraan tahap kedua, yang dikenal dengan mesuaka Pada kesempatan ini, secara kekeluar- gaan juga akan dibicarakan mengenai tatacara pesuakan, sesuai dengan p adat yang berlaku di lingkungan pihak laki-laki maupun wanita. Terma- suk bagian-bagian mana dari keda adat tersebut yang boleh "ditawar", dan bagian mana yang terbilang harga mati". Pembicaraan mengenai a hal ini sangat penting, dengan maksud untuk mencegah sedini mungkin segala hal yang bisa menyebabkan ketersinggungan salah satu pihak pa- da saat hari pasuakan dilaksanakan. Perlu ditambahkan, penerimaan i pasedekan belum berarti pepadikan/peminangan telah diterima secara resmi. Diterima atau ditolaknya secara resmi suatu pepadikan, akan di- lakukan dalam pembicaraan tahap kedua, yang disebut mesuaka/ ngidih ngarsayang. Pada kesempatan ini yang hadir selain calon mempelai berdua, orangtua kedua pihak, keluarga dekat masing-masing pihak dan yang tak kalah penting, kehadiran prajuru/bendesa adat atau tokoh adat lainnya untuk menyaksikan acara tersebut. Perlengkapan yang dibawa oleh pihak pria untuk keluarga wanita, da- pat berupa kopi, gula dan hidangan lainnya, termasuk buah-buahan. Yang kini biasanya langsung diserahkan sebelum acara dimulai. Selain itu, juga dibawa sesajen tertentu carang raos, daksina dan kelengkapan lainnya), serta sirih pinang dengan segala kelengkapannya pula, yang di- namakan base penglarang. Keseluruhan pembicaraan akan berjalan dengan rangkaian sebagai berikut. Sesudah seorang pemangku/tokoh agama muput upacara agama sesuai dengan sesajen (banten) yang disediakan, juru bicara pihak pria mulai memperkenalkan beberapa keluarga pria yang hadir pada kesem- patan tersebut. Dilanjutkan dengan acara yang sama oleh juru bicara pi- DANA PUN Bali Post masih menerima titipan dana punia Anda, yang dimuat setiap Rabu, untuk beberapa pura yang memerlukan antara lain: Pura Pancaka di Mataram, Pura Segara Suci di Jateng, Pura Raksa Wira Bengkalis di Rias, Pura Petitenget di Krobokan, Pura Gelap Besakih, Pura Waikabubak di Sumba Barat, Pura Jagat Sebudi di Karangasem, Pura Dharma Jati di Jatim, Pura di Irian Jaya, Pura Giri Shanti Bhuwana Nganjuk di Banyuwangi, Pura Bukit Amerta di Banyuwangi, Pura Bukit Dharma Durga Kutri dan Gianyar, Pura SiwaPrasta di Lobar, Pura Mandhara- giri Semeru Agung di Jatim, Pura Ranget di Lobar, Pura Ling- kuk Bune di Lobar, Pura Ujung Desa di Mataram, Pura Sekar- taji di Jatim, Pura Boyolali di Jateng, Pura Blambangan di Jatim, Pura Maospahait di Canggu, Pura Gunung Pengsong di Lobar, Pura Pengubengan diBesakih, Pura Desa/Puseh Desa Adat Denpasar, Pura Pucak Tinggah di Tabanan, Pura Pucak Sangkur di Tabanan, Pura Aya Dharma di Salatiga, Pura Giri Indralokha di Jambi, Pura Karthi Bhuwana di Lampung, Pura Ulun Danu Batur di Songai Kintamani, Pura Dalem Kusha Agra di Mataram, Pura Gir Kusuma di Bogor, Pura Jagat Natha di Riau, Pura Wisnu Murti di Klaten Jateng, Pura Dhali Agrahita di Malang, Pura Papgan Agung Mulawarman di Ku- tai, Pura Agung Kertha Bhuvana di Kediri Jatim, Pura Agung SIND I I K J J J C N I J J Ju U K ESCUDO Kini, semakin banyak orang Bali memilih Suzuki. Hingga, Suzuki mencapai pangsa pasar tertinggi di Bali. Dan... ESCUDO menjadi gengsinya Bali! KENYAMANAN LIMO, KEMAMPUAN JELAJAH SERBA GUNA KELENGKAPAN POWER: POWER STEERING, POWER DOOR LOCK, POWER DOOR MIRROR. SUSPENSI SEDAN MEWAH MESIN 1600 CC 4 SILINDER DENGAN TRANSMISI 5 KECEPATAN. Hubungi... Dealer Suzuki terdekat ! D-LOCK D Konstruksi Baja, Pintu Harmonika, Pintu Harmonika model plat roll, Rolling door. JL. P. BACAN 27 TELP. 224778, 222538 FAX: 224778 DENPASAR Para pelang ESICLICO IKUTI UNDIAN BERHADIAH 18 SUZUKI FUTURA MINIBUS REAL VAN SETIAP PEMBELIAN KENDARAAN SUZUKI TYPE APAPUN, DARI TANGGAL 18 SEPTEMBER 18 DESEMBER 1994 SUZUKI ESCUDO "The Cosmopolitan Cruiser" MEGA AD C010/NP/94 Lokasi & Putri Ball Hotel INDOMOSA PT. UNITED INDOBALI JL. IMAM BONJOL NO 417 DENPASAR - BALI TELP. (0361) 228779, 262435 (Hunting) FAX (0361) 229007 SUZUKI PERMAI, JI. Veteran 68 Telp. 223618, 225267, 227298 Denpasar INDAH MOTOR, JL. Dr. Sutomo 95, Tip. 435348 Denpasar BISMA PUJA SAKTI MOTOR, HOS Cokroaminoto 98 Tip. 420143, 420144 Denpasar Gunakan Selalu Sabuk Pengaman Untuk Keamanan Anda CAKRA MOTOR, JI AA Gede Ngurah 1-5 TLP 31290 25292 Cakranegara. Lombok UD. LANCAR JAYA, Jin Yos Sudarso Telp 21241, 21428. 22596 Sumbawa Besar UD CAY CONG, JI Sriwijaya 11 Tip. 21394, 32694 Kupang TIFLOS ABADI MOTOR, J. Sumbawa 5 Tip 22609 Kupang SUZUKI Personal Best C2812 Color Rendition Chart PENGA STI SEGE Bergegaslal Pengambila SAMPAI TG TIARA DEWATA Lebih baik belanja di
