Arsip
Halaman Artikel
Creative Commons License

Jika anda mendapati gambar tidak sesuai dengan spesifikasi data (salah tanggal dan atau salah penomoran halaman), posisi gambar landscape, satu gambar terdapat dua halaman, kualitas gambar kabur, anda bisa melaporkan data tersebut agar segera diperbaiki dengan menekan tombol laporkan.

Kata Kunci Pencarian:

Nama: Bali Post
Tipe: Koran
Tanggal: 1996-12-02
Halaman: 09

Konten


Bali Post ULTUR Menggeliatkan Kritik Seni SENIN UMANIS, 2 DESEMBER 1996 Lebah Mengundang "Lebah" pah itu hingga i oleh sekeha- tabuh di Ubud. kiprah dalam ulan dan gaya nya, saat men- yanyi ini san- nton dan begi- a penari Arja. bermain ken- hkan menjadi para penabuh a, seorang pe- selalu diasos- erampilan Leb- tuanya pun ia buh gamelan. gi memainkan melantunkan sedang mena- arapagulingan. nya menabuh , fisiknya yang garannya yang gsi, dan asma I Made Lebah Kesenimanan I Lebah selain dibentuk di tempat kelahirannya, ia suka mencari pengalaman/ber- guru ke mana-mana. Dalam seni kebyar ia sempat belajar pada I Gede Manik di Bali Utara. Dalam seni palegongan ia digembleng di Sukawati. Bertahun-tahun ia nyantrik pada tokoh Legong Suka- wati, Anak Agung Rai Perit. Di Sukawatilah ia menimba penge- tahuan dan keterampilan seni tabuh untuk mengiringi legong lasem, pelayon, kuntul dan sma- randana. Tabuh legong yang saya kembangkan di Peliatan ber- dasarkan apa yang saya peroleh di Sukawati," ujar Lebah ketika penulis mewawancarainya pada 1990. Lebah tak sempat mengenyam pendidikan formal. Namun, se- bagai bintang tabuh" di desan- ya ia menjadi pujaan gadis-gadis. Maka tak begitu sulit baginya. mempersunting Ni Made Jabrig kedua istrinya ini anak-anaknya lahir yang memberinya sembilan cucu dan 12 orang kumpi. Mungkin dari keturunannyá nggerogotinya, mem- mun mengatakan tak sanggup datang ke dan kemudian Ni Nyoman Jabreg. Dari uk. Ketika diundang Taman Budaya Denpasar. as Seniman Tua pada a sangat gembira na- nat am ya # ini akan ada yang mewarisi kebesaran nama Lebah. Setelah merambah Eropa pada tahun 1931, bersama sekehanya di Peliatan, ia melanglang bagian-bagian dunia yang lainnya. Tahun 1952 ia bertandang ke Negeri Paman Sam dengan menampilkan tari pendet, legong, topeng, baris dan cak. Hampir semua kota besar di Amerika Serikat didatanginya. Setelah sempat pen- tas di Australia pada 1972, pada 1982 ia bersama rombongan kembali mempeso- na Eropa yakni Italia, Belgia dan Jerman Barat. Begitulah, setelah dengan penuh dedi- kasi menggeluti keseniannya dan setelah sempat mengharumkan nama Bali dan In- donesia, Lebah harus pasrah. Ia terong- gok dengan tabah sembari merenungi masa-masa manisnya, ketika dikagumi penonton, ketika naik pesawat terbang dan dielu-elukan di negeri orang. Kini empu karawitan Bali I Made Lebah telah mengakhiri riwayatnya. Namun riwayat gending-geding klasik semarpagulingan akan bergulir terus. Keelokan legong Pe- liatan akan mengundang beribu-ribu "lebah" untuk mengaguminya. purnaan penyelenggaraan Pesta Kese ang lain. Sebagai orang tua kami hanya "Ramayana Story". Hal itu meru- m- nian Bali (PKB) agar makin baik dan bisa memberikan motivasi dan ide-ide pakan promosi bagi kami di luar nu- tidak monoton serta untuk pembinaan dasar, sehingga anak-anak muda itu me- negeri, sehingga cukup banyak be- seni di masa yang akan datang. miliki kebanggaan tersendiri. Kalau tamu yang akhirnya datang ke tidak yang tua-tua sekarang segera mem- sanggar kami. Menurut Anda bagaimana regerasi berikan bimbingan di samping mereka di budaya Bali sekarang di tengah semar-tidak bisa berkarya, mereka juga tidak gan aknya perkembangan pariwisata di memiliki idealisme. Kenapa kami tidak an Bali? mau menaruh karya kami di art shop, Karena profesi kami di bidang seni karena kami mempunyai idealisme. rupa, kami melihat anak-anak muda Misalnya pariwisata berkembang den- mulai ada perhatian. Juga seni-seni lain gan pesat di Jembrana dan turis banyak zuti nya. Tidak benar anak-anak sekarang itu yang datang, dengan demikian mungkin telah berubah 100 persen, masih bany-Jembrana akan mulai dikenal. Tetapi ini rte- ak yang menggeluti budaya Bali. Dalam mempunyai risiko, saya yang kena risi- elu- bidang seni sastra pesantian-pesantian ko, risiko harus menelan ludah. Idealis- mu- di daerah kami didominasi oleh anak me itu benar-benar memerlukan pengor- anak muda, tetapi yang terpenting banan. Ya, yang terpenting kami tetap sekarang bagaimana pemerintah daer bertahan. per- ah Bali mendorong dan melakukan pem- binaan-pembinaan. Menurut saya Kira-kira apa yang menjadi kendala Disa perkembangan pariwisata itu ada saja pengembangan seni budaya di daerah dampaknya jeleknya, tetapi kita juga Jembrana? man harus bersyukur. Kita di Bali masih Yang paling menjadi kendala adalah atu memiliki titik-titik harapan dan yang belum terjangkaunya secara penuh kepari- sih terpenting bagaimana melestarikan dan wisataan di daerah kami, sehingga hasil san- memberikan pembinaan kepada genera karya anak-anak masih merupakan karya kan si selanjutnya agar tetap mencintai bu koleksi. Ya, kadang-kadang saja kami ber- eni- dayanya. Kami tidak memerlukan ber- temu tamu yang memang kolektor. asu- bagai penghargaan yang muluk-muluk ntah Paling tidak kami dihargai karena itu Ada pengalaman menarik? Den- kami akan berusaha semaksimal mo Pengalaman menarik, pada tahun 70- di- ngkin untuk membagikan kelebihan an kami sempat membuat ilustrasi satu em- yang kami miliki agar berguna bagi or buku terbitan Jerman yang berjudul Perkembangan lainnya? Memang ada anak-anak yang sudah berkembang dan mampu menembus galeri-galeri di Den- pasar dan Ubud. Seni rupa dalam arti patung juga ada berkembang dan tetap mempertahankan ciri khas Jembrana, karena bahan alam di Jembrana itu pasir. Menu- rut kami begini, kalau di daerah Gianyar wajar menggunakan paras karena hasil alamnya paras, di Badung mungkin batu putih, tetapi kami di Jembrana alamnya adalah pasir, oleh karena itu kami berusaha agar ukir pasir itulah ciri khas daerah kami. Berarti seni budaya itu harus digali dari potensi daerah? Ya harus. Kita usahakan meng- gunakan potensi daerah. Kalau di Karangasem sangat pantas sekali menggunakan batu gunung atau padas. Bagaimana perhatian Pemda Jembrana terhadap perkemban- Kadek Suartaya gan seni budaya? Pemerintah daerah cukup se- rius menangani seni budaya di Jembrana. Tetapi maklumlah APBD-nya kecil dibandingkan Badung atau Gianyar. Maka dari itu, kami mengharapkan bantuan dari luar, terutama Pemda Bali. Apa harapan Anda? Saya mengharapkan seniman- seniman lainnya tidak kehilangan akar dasar yang telah dimilikin- ya. Saya berharap identitas Bali secara umum itu tetap terjaga. Kita jangan terlalu mabuk dengan kemajuan dan berbagai perkembangan zaman. F enomena munculnya Dilihat dari peserta pertemuan, ngkat Babad. kesenjangan generasi tampaknya Pemda Bali tidak mau muda dengan genera- lagi menanggung risiko tertembak si tua seniman, tampa- kritik pedas bahwa pemda kurang *** TAMPAKNYA, yang perlu knya mulai menarik peduli pada seniman, khususnya digarisbawahi perlunya melem- perhatian semua pihak. Lampu seniman tua. Ini terbukti, yang bagakan pertemuan tersebut. kuning, walaupun belum menya- hadir pada pertemuan ini bukan Sebab, dengan cara seperti inilah la, sebagai pertanda berkurangn- saja mereka yang disebut seniman beberapa poin penting menumbu- ya komunikasi antargenerasi seni tua, juga kalangan institusi seni, hkan kegairahan berkesenian akan budaya ini, perlu segera dicarikan seperti STSI Denpasar, SMKI solusinya. Sebagai langkah jitu, Denpasar, Majelis Pembina Lem- beberapa ide kreatif pun muncul baga Adat (MPLA) Bali dan in- untuk mengikis dan akhirnya stansi terkait lainnya. menghapus kebekuan komunika- si tersebut. Ternyata kondisi ini mendapat tanggapan positif, yakni muncul- nya berbagai kritik masyarakat terhadap kualitas kesenian Bali dalam beberapa bulan belakangan. Pihak terkait tampaknya menang- gapi kritik itu sebagai jalan "pen- erang". Barangkali karena kritik itulah pertemuan seniman tua se- Bali kali ini bernuansa lain. Perhelatan budaya yang diprakarsai Dinas Kebudayaan (Disbud) Bali itu bertajuk "Per- temuan Seniman Tua se-Bali" dan berlangsung di Taman Budaya Bali (TBB), 27 November 1996. Paling tidak, pertemuan itu me- miliki empat tujuan yang sekali- gus diharapkan menjadi sasaran. Keempat tujuan itu yakni mengen- talkan keakraban antarseniman dan seniwati atau para pakar bu- daya dari berbagai bidang profe- si. Kedua, menambah ilmu dan pengetahuan melalui pertukaran pengalaman guna mempersiapkan diri menyongsong era globalisa- si. Ketiga, merekam aneka masu- kan untuk melengkapi program kerja pada masa mendatang, dan keempat, meningkatkan "sistem kritik seni" ("ala Bali") yang merupakan kunci bagi pembinaan dan pelestarian nilai budaya. *** SESUNGGUHNYA, perte- muan yang melibatkan seniman tua ini bukanlah yang pertama kali digelar. Taman Budaya sendiri pernah melakukan kegiatan yang sama tahun 1990 dan tahun 1993. Hanya, pertemuan kali ini agak istimewa, kalau boleh dibilang begitu. Baru kali inilah pertemuan secara langsung melibatkan seni- man tua dan instansi terkait, ter- Putu Witari masuk kalangan pariwisata. ●Pewawancara: galeria Festival Wayang Arja IX Dinas Kebudayaan Bali kembali menggelar festival wayang arja. Festival kali ini akan diikuti sembilan dalang mewakili delapan kabu- paten dan Kodya Denpasar. Penilaian akan berlangsung secara maraton pada 4-19 Desember 1996, dimulai dari kota budaya Gian- yar, Rabu (4/12); Tabanan (6/12); Bangli (9/12); Buleleng (10/12); Klungkung (11/12); Jembrana (13/12); Badung (16/12); Karangas- em (17/12); dan Kodya Denpasar (19/12). (*) PIPope TV 20 & 21 inch dengan 1 gambar sih, itu... PICTURE IN PICTURE ZWEITON NICAM STEREO PNR PICTURE NOSE REDUCTION KUNO OR ANYS ALOT AGA tercapai. Terutama, membentuk "sistem kritik seni" khas Bali. Se- lama ini bukannya seniman Bali tidak pernah mengkritik, persoalan- nya mereka belum memiliki salu- ran ke mana kritik itu disalurkan. ngan Kepala Disbud Drs. Ida Bagus Pangdjaya saat memberikan ket- erangannya kepada pers menge- Yang tak kalah strategisnya mukakan, sejumlah pandangan mengenai "sebunan seni". Se- strategis mengenai nasib kesenian bunan seni, kata Pangdjaya, tidak Bali pada masa depan. Pandangan menghendaki penciptaan seni strategis itu: pertama, pertemuan ibarat konsep "barang jadi" sep- ini akan dilembagakan dan Dis- erti yang terjadi sekarang bud bersedia sebagai koordinator lembaga seni STSI dan SMKI. lembaga itu; kedua, pertemuan ini Produk-produk seni dari kedua untuk pertama kalinya melibatkan lembaga itu, tidak didasarkan ko- beberapa instansi. Artinya ada munikasi dengan seniman di desa koorinasi antara instansi terkait, atau alam Bali secara utuh sehing- hal mana sebelumnya berjalan ga muncul gaya penjiplakan oleh sendiri-sendiri; ketiga, di-frame- seniman pedesaan. "Kita bisa lihat nya acara ini sedemikian rupa se- sebuah kreasi tabuh diciptakan di hingga ada temu wirasa antara STSI, lalu masyarakat seniman di seniman tua dan seniman tua, serta pedesaan meniru begitu rupa dan seniman tua dengan yang muda. berkembang sangat dinamis. Teta- Hal ini diharapkan bakal membu- pi, hal itu bukan seni yang tumbuh ka cakrawala wawasan dan penge- menurut konsep 'sebunan seni." Oleh karena itu, pertemuan tahuan berkesenian bagi yang leb- ih muda. Dari sini, seniman muda semacam ini diharapkan mampu atau setidaknya isntansi terkait mengembangkan seni dengan ciri yang hadir memperoleh inspirasi jernih dan idealisme jelas ke mana seni Bali ini sebenarnya dibawa. Ini penting, terutama dalam menjaga ciri kekuatan seni budaya Bali sendi ri agar tidak kehilangan jati dirinya. Memang, pertemuan tersebut antara lain bertujuan mencari in- spirasi dari seniman tua untuk leb- ih menggeliatkan kehidupan berkesenian dan berkebudayaan di Bali. Inspirasi ini diharapkan bisa diserap seniman muda, sehingga selanjutnya bisa dikembangkan, baik di lembaga maupun di desa- desa. "Itulah sebabnya kami mel- ibatkan lembaga-lembaga macam STSI, SMKI dan MPLA Bali," papar Pangdjaya. Selain misi tersebut, Pangdjaya melihat, per- temuan ini merupakan jembatan langsung antara seniman tua dan yang muda. Catatan keempat, penyeleng- gara kegiatan (Taman Budaya dan Disbud) telah menegaskan komit- men jelas, seni Bali harus dibiar- kan tumbuh dan berkembang se- suai alam Bali. Karena itu, pem- binaan kesenian Bali harus dikembalikan kepada pola "se- bunan seni". Pemikiran ini bah- kan telah mengilhami tema penye- lenggaraan Pesta Kesenian Bali (PKB) 1997 yakni folk art (cerita rakyat). Bahkan, pihak Disbud te- lah menyusun program PKB hing- ga tahun 2000, yakni tahun 1998 mengangkat Calonarang, Tantri (1999), dan tahun 2000 menga- TASIA WAR ANTY 3 YEAR khas daerahnya masing-masing. Hal ini dinilainya akan memberi- kan jati diri pada kesenian Bali yang tetap berdasarkan atas keb- hinnekaan dan itu semua yang menjadikan Bali penuh warna. • Rai Anom brother Beruntung sekali I Marya "BERUNTUNG sekali I Marya," papar salah se- orang teman ketika kami terlibat dalam pembicar- aan serius soal bagaimana menghargai seniman be- berapa waktu lalu. "Mengapa," tanya saya. Teman saya itu menjawab, "Hanya I Maryalah satu-satunya seniman Bali yang dihargai pemerin- tab dan masyarakatnya." Saya tambah kaget dengan jawaban itu. Sebab, yang saya ketahui selama ini pemerintah, baik Pem- da Bali maupun Pemda Tk.II, telah mengeluarkan ratusan penghargaan seni. Penghargaan Dharma Kusuma dan Wijaya Kusuma itu diberikan kepada seniman dan budayawan Bali. Termasuk teknolog putra Bali Ir. Tjok. Sukawati pernah menerima peng- hargaan itu. Tak hanya itu, tercatat sejumlah orang asing pun sempat dianugerahi Dharma Kusuma, sep- erti Walter Spies, Arie Smit, Prof. Mentle Hood, An- tonio Blanco, dll. Sementara Sekolah Tinggi Seni Indonesia (STSI) Denpasar pun telah menganugerahkan puluhan Cin- cin Siwa Nataraja, sebagai tanda penghargaan lem- baga seni itu kepada para seniman dan budayawan. "Nah, bagaimana dengan penghargaan-penghar- gaan itu, apakah itu kurang menunjukkan pemerin- tah dan lembaga seni menghargai seniman?" tanya saya balik. Teman saya tertawa terbahak-bahak. Namun, ia tak memberi jawaban, malah ngeloyor pergi men- inggalkan saya penuh tanda tanya. Saya mencoba mencari jawaban atas kebingungan itu, dan pelan- pelan saya memulai menemukan jawaban atas te- sis teman saya. *** SESUNGGUHNYA Bali sangat kaya dengan seniman maestro dan maestro seni. Namun, di balik semua itu tampaknya kita masih sungkan-sungkan menghargai dan memberikan penghargaan kepada mereka. Padahal, nilai sebuah penghargaan itu amat penting artinya bagi penumbuhan iklim berkesenian dan kesinambungan gairah berkebudayaan. Selain Brother MESIN TIK MANUAL STANDARD/ELECTRONIC DENGAN UKURAN KERTAS KECIL, SEDANG, BESAR : 9", 13", 18" SPASI 1, 1, 2 Hubung: Denpasar, Tabanan, Glanyar, Klungkung, Bangl, Amlapura, Singaraja, Negara, Lombok, Sumbawa & Toko2 Terdekat di Kota Anda. MAHKOTA ELECTRO 0361-751653/FAX C. 024796 HALAMAN 9 itu, akan menampakkan seberapa besar kita meng- hargai seorang seniman. Di sisi lain, harus diakui, banyak seniman Bali, khususnya seniman tradisi, yang telah mencatatkan namanya hingga mendunia. Namun, jika diseliksik tampaknya semua itu lebih banyak berkat jasa or- ang luar yang mau mengangkat karya-karya seni- man kita. Dengan kata lain, justru orang luarlah yang tampak lebih gencar mempromosikan seniman Bali hingga nama mereka menjadi monumental. Lantas mengapa kita sendiri tidak membuat mon- umen seniman? Tampaknya perkataan seorang te- man pada awal tulisan ini memang cukup berala- san: hanya I Marya yang beruntung. Pemda Taban- an telah menghargai ketokohan pencipta tari Oleg Tamulilingan itu dalam bentuk nama sebuah ban- gunan kesenian yang terletak di jantung kota Taban- an. Memang, keluarga yang ditinggalkannya tak me- nerima sekilo emas atau jutaan rupiah atas jasa I Marya, tetapi mereka jelas merasa bangga karena sampai kapan pun nama I Marya tetap abadi dan monumental. Sementara Sanggar Dewata Indonesia, yang diprakarsai seniman Nyoman Gunarsa dkk. pun te- lah mencoba membuat "monumen" atas ketokohan I Gusti Nyoman Lempad. Sanggar kebanggaan masyarakat Bali ini menghargai seniman asal Ubud, Gianyar, itu dalam bentuk pemberian penghargaan "Lempad Prize" kepada seniman dan budayawan. Dengan demikian sanggar ini telah mencoba men- gangkat dan menghargai maestro seni daerahnya. Rasanya tak ada salahnya jika nama seniman- seniman maestro Bali juga diabadikan dalam nama bangunan kesenian atau penghargaan seniman se- bagaimana Jakarta dengan Taman Ismail Marzuki (TIM)-nya atau Surabaya dengan Gedung Cak Dur- asimnya. Lebih dari itu, tak ada salahnya jika masing-mas- ing kabupaten juga membangun patung seniman- nya sebagaimana patung-patung pahlawan yang kini banyak menghias wajah kota kita. Dwikora Putra BOURAQ PACKAGE JAKARTA BUSINESS PACKAGE HOTEL MERCURE/HOTEL ANCOL *** HOTEL WISATA/IBIS KEMAYORAN *** HOTEL INDONESIA ***** SURABAYA BUSINESS PACKAGE SATELIT/IBIS RAJAWALI/NEW GRAND PARK *** HOTEL GARDEN PALACE/MERCURE **** HOTEL SHERATTON/HYATT ***** YOGYAKARTA PACKAGE HOTEL SAHID GARDEN **** HOTEL AMBARRUKMO PALACE **** LOMBOK PACKAGE BIAYA SUDAH TERMASUK: 1. Ticket Pesawat P.P. dengan Bouraq - Airlines Boeing 737 2. Hotel 2 hari 1 malam termasuk makan pagi M TICKET DAPAT DIANTAR MIRAZ tours JL. Diponegoro 81, Telp.239665, 264287 JI. Imam Bonjol 338 B Telp/Fax. 484904 Denpasar ISUZU RAJA DIESEL DI DUNIA ELF 135 PS ELF bernyanyi C. 21218 SOSRO Anak-Anak osaurus Show ZUKI BARU Tade Pron DO LIMITED H NGIN CC =Daalderop BHAKTI SENTRASEJAHTERA umbawa No. 37 Surabaya 653,5469654,5340337 (Hunting) 321 ELECTRO M B A L BAZZOKE STHARIC BASS DYNAMIC FOCUS SMART 0 VELOCITY NOSULATION FASTEXT TOPTEXT PICTURE BOOSTER CTI COLOR TRANSIENT IMPROVEMENT Victoria SPRING BED SURROUND FRICT Duas Jaya Buana O 2000 RP. 10 JUTA AUT INDAH ceiling fan Oleh: Sakura Laser Disc C 21660 MULTI SYSTEM CCD GOM CAPTION COM SNR Que HOSE RESUCTION COMB FILTER FOR NTSC POLYTRON MA 51300 (21) MULTI TUNER PICTURE IN PICTURE Service e Parts & Spare TV 20 & 21 inch dengan 2 gambar hidup, itu baru... YOT MAGIC PERTAMA DI DUNIA Inilah keunggulan teknologi Polytron Magic, sehingga Anda tidak perlu memiliki dua buah TV untuk memantau acara kesayangan Anda pada channel TV lain. Dengan kombinasi DIGITAL TECHNOLOGY dan SURFACE MOUNT TECHNOLOGY, Polytron Magic merupakan satu-satunya TV 20" & 21" di dunia yang mampu menampilkan dua gambar hidup dalam satu layar. Didukung dengan tata suara ZWEITON & NICAM DIGITAL STEREO dengan ACTIVE SUBWOOFER berkekuatan tinggi (240 WATT PMPO) dan SURROUND SOUND TECHNOLOGY, performance gambar & suara Polytron Magic 20" & 21" merupakan puncak kesempurnaan yang tiada tara. Untuk kenyamanan Anda, Polytron Magic juga dilengkapi dengan Magic Warranty berupa jaminan service dan suku cadang cuma-cuma untuk periode 3 tahun. Terus terang, keunggulan Polytron Magic 20" & 21" membuat TV lain menjadi kuno. MULTI SYSTEM PAL/NTSC/NTSC 4. 43/SECAM STEREO ZWEITON AND NICAM PIP PICTURE IN PICTURE) WITH MULTI TUNER TELETEXT/FASTEXT CLOSED CAPTION DECODER COMB FILTER TO IMPROVE PICTURE QUALITY FOR NTSC FREQUENCY OR VOLTAGE SYNTHESIZED TUNING PICTURE BOOSTER TO ENHANCE PICTURE CONTENT CTI COLOR TRANSIENT IMPROVEMENT) SMART AUDIO/VIDEO INPUT OUTPUT TERMINAL DEMO FUNCTION WITH ON SCREEN DISPLAY SURROUND SOUND HALL/MUSIC/MOVIE) REMOTE CONTROL BUILT-IN SUB WOOFER 220 VAC/50 HZ 70 PROGRAMMABLE MEMORIES ON SCREEN DISPLAY FULLY AUTO TUNING AND MEMORIZED INTELLIGENT VOLUME SETTING CLOCK FUNCTION PROGRAMMABLE ON/OFF TIMER SLEEP TIMER UP TO 120 MINUTES AUTO STAND BY AFTER 10 MINUTES OF THE END OF RECEPTION FOR TV MODE ONLY) BLUE BACKGROUND WITH "POLYTRON DISPLAY WHILE NO VIDEO SIGNAL Service Station. PT UDAPANA MAHARDDHIKA JI. Raya Sesetan 220xx Denpasar- Bali. POLYTRON it's a kind of Magic ISUZU SUZU MINGGU TETAP BUKA Khusus Cabang Kuta Night Sale s/d Pkl. 21.00 Wita 2cm GRATIS RADIO / TAPE DIGITAL EXCLUSIVE PEMBELIAN SAMPAI MENJELANG TAHUN BARU (31 DESEMBER 1996) PAKET: Uang Muka Rp 5.000.000,- Cicilan Rp 46.350,- / Hari ASTRA MOBIL TERSEDIA DALAM 3 PILIHAN NHR 55 E (ENGKEL) • NKR 58 (DOUBLE) • NKR 66 (DOUBLE) CABANG DENPASAR : JI. Gatot Subroto 7-9 Denpasar Telp. 420125, 420127, 420441, 440443, Fax. 420126 CABANG KUTA: Jl. Raya Kuta No.22 Blok 2-3 Telp. 755404, 757954 • DEALER PT. BUANA PERKASA DEWATA PERMAI JI. Teuku Umar 99 Denpasar Telp. 243648, 264274, 243649 Fax. 264072 • DEALER PT. LOMBOK MEGAH MOBILINDO Jl. A.A. Gde Ngurah 74 Lombok Telp. (0364) 27725, 27727, Fax. 27820 Cakranegara - Lombok - NTB C 22347 C 24267 4cm