Arsip
Halaman Artikel
Creative Commons License

Jika anda mendapati gambar tidak sesuai dengan spesifikasi data (salah tanggal dan atau salah penomoran halaman), posisi gambar landscape, satu gambar terdapat dua halaman, kualitas gambar kabur, anda bisa melaporkan data tersebut agar segera diperbaiki dengan menekan tombol laporkan.

Kata Kunci Pencarian:

Nama: Denpost
Tipe: Koran
Tanggal: 2000-02-22
Halaman: 02

Konten


4cm DenPost, Selasa, 22 Februari 2000 Hal. 2 Segera Dimutasi, Oknum Diparda yang Jualbelikan Lisensi jadi penyimpangan. Denpasar, DenPost laporkan ke pihak yang berwa- jib. bawahannya sejahtera dengan cara halal. Karena pengalaman nya bekerja di Bappeda Bali, membuatnya berpikir ber- dasarkn perencanaan. dan gerak cepat. Begitu ada masalah kami akan cepat koor- dinasikan," jelasnya. Perlahan namun pasti Kadi- parda Bali I Gusti Agung Mega, S.H., mulai merespon tuntutan pembersihan di lembaganya oleh masyarakat. Terutama terkait dengan isu jual beli lisensi oleh oknum Diparda. "Saya akan mengembalikan oknum tersebut dan segera membuat rekomen- dassi untuk dimutasi," tegasn- ya kemarin. Mega tak Kong Kali Kong Kendati begitu, Mega tak be- rani terang-terangan mengakui soal keterlibatan karyawannya. "Saya tidak bisa menuduh sem- barangan," elaknya. Mega mengharapkan semua pihak selalu bekerja sama den- gan Diparda Bali. Dan bersama sama berusaha memperbaiki ci- tra Bali dan melaporkan jika ter- tidak memiliki wawasan tentang budaya Bali. Namun dia juga mengharapkan agar dalam sidak juga harus menjaga sopan san- tun, tata krama budaya Bali dan tidak menimbulkan kesan yang negatif terhadap wisatawan. Mega menilai polemik yang selama ini terjadi karena kurang nya koordinasi dan penerimaan persepsi yang berbeda. Mega juga mengaku mendukung tin- dakan HPI yang melakukan pen- ertiban terhadap guide liar dan (ari) Ditambahkannya, dengan kepemimpinannya dia akan membina bawahannya. Dan jika dulu ada semacam jurang pemisah antara satu bagian den- gan lainnya, sekarang ini hal sep- erti itu tidak akan ada lagi. Mega Lelaki yang baru menjabat sebagai Kadiparda Bali sejak 5 Agustus 1999 ini ingin secara administrasi pola kebijaksanaan lokal yang dulu diubah dengan kepemimpinannya pola sekarang. "Dulu pola kebijaksan- aan yang diterapkan kan pola kerja tradisional. Tetapi sekarang saya ingin yang tanggap, tegas BELAKANGAN Kadiparda Bali Gusti Agung Mega, S.H diobok-obok oleh praktisi dan pe- merhati pariwisata Bali. Demikian juga oleh HPI. Ini terkait berbagai penyimpangan dan kejanggalan yang terjadi di kantor Diparda Bali. Bahkan kurang sigapnya Diparda menyikapi berbagai permasalahan di bidang pariwisata. Gara-gara Tulisan, Pitana "Diadili" Jika ada pihak yang merasa dirugikan, lanjutnya, masyarakat dipersilakan me- akan berusaha membuat semua Tanjung Bungkak, DenPost Seminar Gelar Akademis yang diselenggarakan Yayasan Dhar- ma Yasa di Tanjung Bungkak Senin (21/2) kemarin ternyata tak lebih sebagai arena "penga- dilan" bagi Dr. I Gede Pitana, M.Sc. lamet yang mengaku memiliki gelar S.E., MBA, B.Sc. Selamet mengaku sangat kecewa dengan sikap Pitana yang mengenerali- sir soal gelar belian itu. Dead Line" Seminggu, Askrida Ingkar Janji Namun berbagai pemberitaan yang menyudutkannya tidak membuat ayah lima anak ini keder dan tak percaya diri. Bahkan jika ada acara penting saat dia harus berhadapan dengan rekan se- jawatnya dan mempertanyakan pemberitaan tersebut, Mega men- jawab apa adanya. Selanjutnya, Pitana mengata- kan bahwa yang ditentangnya adalah peraih gelar belian serta institusi yang memperjualbeli- kan gelar yang dengan mem- bayar beberapa juta- tanpa proses akademis yang semesti- nya-bisa mendapat gelar. Ka- lau memang gelar itu diraih den- gan suatu usaha keras melalui sebuah proses yang bagus, di- rinya mendukung sepenuhnya. Renon, DenPost "Gara-gara tulisan Pak Pitana, mahasiswa saya berkurang." kata Selamet yang mengaku membuka sebuah pendidikan. jadi seharusnya ditanggung seluruhnya," tegas ana. Setelah diberi kesempatan satu minggu, PT Asuransi Bangun Askrida ternyata ingkar janji untuk memberikan jawaban ke DPRD Bali soal berapa dana pertanggungan yang diperoleh aki- bat kebakaran gedung unit II bulan lalu. Sementara, Kabag Publikasi dan Protokol DPRD Bali, Putu Suardhika, S.H., menyebutkan semua persyaratan administrasi yang diminta oleh Askr- ida sudah lengkap, termasuk berita acara penye- lidikan polisi. Pasalnya, Pitana yang sempat menulis kolom yang berjudul "Prof, Dr. MSc. MBA, Ha...ha...ha..." di Bali Post Rabu (26/1) itu membuat gerah sejumlah kalangan. Bahkan ketika dialog antara praktisi dan pemerhati pariwisata Bali dengan pejabat pariwisata Bali yang dimediatori oleh Wagub IGB Alit Putra belum lama ini. Mega tampak "ditelanjang dan disudutkan. Tetapi dia tetap tabah dan berusaha tersenyum. Peserta lainnya, Geriawan dengan mengambil gaya metafor mengatakan dirinya ibarat orang yang menanam pisang. Dirinya telah berhasil menghasilkan pisang. Bahkan telah menjadi pisang goreng. Agar pisangnya itu lebih enak, maka dirinya mengambil pendidikan untuk Dalam pertemuan dengan Komisi D DPRD Bali Senin pekan lalu, Ketua Komisi D Putu Agus Suradnyana, mengingatkan Askrida agar mem- berikan jawaban paling lambat Senin (21/2) ke- marin. Namun, ditunggu sampai siang hari jawa- ban dari Askrida belum ada. Bentuk Panitia "Pemberitaan dan berbagai keluhan yang langsung saya teri- ma saya tampung dengan baik. Ini membuat saya untuk selalu melatih kesabaran. Dan segala hal, saya hadapi dengan tabah, dan saya selalu positif thinking," kata Mega, di Kuta, Senin (21/2) Pitana yang berbicara bersa- ma John Ketut Panca, MBA (Direktur Utama Tour East), Prof. Dr. Mifta Wirahadikusuma ser- ta dipandu Tri Budi Sastrio itu diserang dengan sejumlah pert- anyaan dari peserta seminar. Sementara itu, DPRD Bali berencana untuk membentuk semacam panitia yang akan menan- gani perbaikan gedung unit II yang terbakar itu. Panitia lelang itu beranggotakan unsur DPRD dan instansi-instansi teknis terkait seperti PU dan Pem- da Bali. Pitana mengungkapkan dalam era globalisasi, ke- beradaan lembaga pendidikan asing memang harus diterima. Namun, tentu tidak diterima be- gitu saja. "Kita jangan terima begitu saja. Kalau kita diberikan sampah, apakah kita akan teri- ma begitu saja ?" tanya Pitana kalem. kemarin. itu. Ketika dihubungi per telepon ke kantor Askri- da di Jalan Bakung Sari Kuta, disebutkan Kepala Pemasaran PT Asuransi Bangun Askrida, Drs. Wayan Tantra, sudah berangkat ke DPRD Bali. Namun, setelah ditunggu dewan, yang bersangku- tan tidak kunjung datang. Mega berprinsip ingin selalu mengabdi dengan rasa tulus dan selalu berbuat yang terbaik. Dan selalu berpijak sesuai dengan landasan hukum dan menjalankan kebijaksanaan yang sudah ada. Dia juga ingin menghadapi hal-hal sekritis apapun dengan positif dan berusaha untuk menjaga citra Bali. "Kalau masalah pembiayaan dan pertanggun- gan sudah jelas panitia itu akan dibentuk. Nantin- ya tender perbaikan gedung akan dilaksanakan oleh panitia ini," jelas Suradnyana. Untungnya, pimpinan Askrida di Jakarta, Imam Harsono, langsung mengontak ketua Komisi D, Agus Suradnyana. Dalam pembicaraan telepon itu, pihak Askrida berkilah, mereka masih mengada- kan perhitungan yang lebih cermat lagi soal nilai kerugian itu. Ditanya soal keterlambatan Askrida memberi jawaban, ia enggan berkomentar. Malah menga- nggap pihak Askrida di Jakarta sudah cukup re- sponsip terhadap tuntutan dewan. "Mereka cuk- up responsip, kok, tidak mempersulit. Buktinya, dari Jakarta mereka langsung menghubungi ke sini," ujarnya. Mereka menyampaikan kekecewaan atas tulisan Pitana itu. Bahkan tak hanya peserta seminar saja yang "membabat" Pitana, pembicara lainnya, Mif- ta Wirahadikusumah dari IPWI pusat juga turut "membabat" dosen Unud itu. "Sekarang coba lihat. Banyak sarjana yang tahu bagaimana menanam pisang. Tapi saya be- lum melihat mereka menghasil- kan pisang. Kalau saya kan sudah," katanya disambut tepuk tangan peserta lainnya yang memang kebanyakan dari kalan- gan yang meraih gelar dari insti- tusi pendidikan di luar negeri itu. Mendapat serangan semacam itu, Pitana justru hanya tersenyum. Ia pun memberi jawaban dengan tenang, santai dan lembut. "Saya memang sudah menyadari bahwa saya masuk ke kandang macan. Tapi, saya tidak akan menutup diri dari kritik dan masukan," ujar Pitana kalem. Lebih jauh ia menekankan bahwa kualitas tidak selalu se- jalan dengan gelar. Di Bali sendi- ri, kata Pitana, banyak orang berkualitas di bidangnya. Seperti pelukis di Ubud, para bendesa adat. Namun, tambahnya, ten- tu tidak pada tempatnya bila mereka diberi gelar akademis hanya karena ahli di bidang adat "Walaupun saya merasa tidak pernah berbuat seperti apa yang dituduhkan kepada saya, namun saya tetap berusaha untuk ber- sabar. Dan jikapun itu perbuataan orang lain atau bawahan dan saya kena batunya, itu kan sudah menjadi resiko saya sebagai kepala dinas, dan saya tidak pernah merasa kong kali kong den- gan bawahan yang seperti itu," tambahnya. Selain itu, kelambatan laporan hasil penyelidi- kan polisi tentang sebab kebakaran itu juga dise- butkan sebagai salah satu faktor kelambatan itu. Padahal, batas waktu penyampaian berita acara hasil penyelidikan itu juga Senin (21/2) kemarin dan batas waktu ini ditepati oleh kepolisian. "Sebagai seorang ilmuwan Pak Pitana hendaknya tidak ge- gabah memakai ha...ha...ha... begitu. Kalau nulis di koran harus cantik," serang Mifta. Bah- kan, tak tanggung-tanggung Mif- ta meminta Pitana untuk lebih banyak terjun ke dunia nyata. Mega mengaku walaupun diobok-obok dia berusaha untuk se- lalu introspeksi diri. Dan mendidik diri dengan budaya sabar. Dan dia akan beerusaha mencari solusi yang terbaik untuk memecah- (ari) kan permasalahan tersebut. Selain itu, walaupun dari PU sudah memiliki hitung-hitungan soal kerugian gedung itu, menu- rut Suradnyana, wajar saja kalau Askrida melaku- kan hitungan sendiri. "Mungkin waktu untuk menghitung secara cermat memerlukan waktu lebih lama. Tetapi kita tekankan, perhitungan dari PU hendaknya dipakai acuan," tambahnya. atau melukis. "Gelar akademis itu adalah suatu gelar yang diperoleh dari serangkaian pros- es akademis. Sehingga, untuk meraihnya, proses ini mesti dipenuhi," kata Pitana. (jay) Menurut Suradnyana, pihak DPRD Bali tetap menuntut agar Askkrida bersedia menanggung se- luruh kerugian yang diakibatkan oleh kebakaran itu. Logikanya, menurut Suradnyana, sesuai per- hitungan PU, kerugian akibat kebakaran itu berkisar Rp 3,176 milyar. PATROLI KOTA Pernyataan yang lebih meny- engat datang dari Nyoman Se- Suradnyana tidak menjelaskan kapan batas waktu jawaban itu disampaikan lagi. Hanya, ia menekankan, jawaban itu mesti secepatnya dis- ampaikan. (rak) "Nilai kerugian ini jauh di bawah nilai pertang- gungan yang jumlahnya sekitar Rp 5 milyar lebih. Astaga, Kakak Hajar Adik Kandungnya Soal Ritual Dewa Kuat Tim Pekem belum Keluarkan Keputusan Delapan Gepeng Diciduk KERENENG- Melalui operasi rutin, Tim Yustisi Kodya Denpasar menciduk delapan gelandangan dan pengemis (gepeng). Kini se- mua gepeng itu masih menghuni ruang penampungan di Dinas Tramtib Kodya Denpasar. "Kami masih akan melakukan operasi lagi. Bila jumlahnya sudah mencapai sekitar 20 orang, baru akan dipulangkan ke desanya di Karangasem," kata Ketua Tim Yustisi Kodya Denpasar Drs. I Gde Pasek Suka Eling, Senin (21/2) kemar- in. Dikatakan, minimnya jumlah gepeng yang berhasil diciduk karena memang jumlah mereka dalam beberapa hari belakangan ini menu- run. Berbeda dengan kondisi pasca hari raya lalu, jumlah gepeng di Kodya Denpasar melonjak tajam. (kar Lumintang, DenPost Peguyangan, DenPost, kembali saat digelar upacara ru- tin 28 Februari mendatang. Bahkan, mereka yang datang ada juga yang beragama di luar Hin- du. "Saya biasanya memberikan kebebasan untuk berdoa sesuai kepercayaannya masing-masing." ujarnya. Puncaknya, Put mengge- brak pintu sampai grendeln- ya terlepas. Dengan wajah merah padam, ia mendekati Siska yang mengkeret ket- akutan. Dengan agak kasar, Malang nian nasib Ayu Mirah Fransiska (20) yang tinggal di Jalan Tunggul Ame- tung 17. Hanya lantaran tidak mau memberikan uang pada Put (22) kakaknya, ia akhirnya mengalami luka se- rius karena dianiaya kakak kandungnya itu, Sabtu (19/ ia baru saja datang dari sekolahnya. Karena capek, begitu masuk rumah ia ber- temu Put kakak lakinya, yang meminta kunci sepeda motor. Kunci itu segera diserahkan olehnya. Usai memberi kun- ci motor, Siska masuk kama- rnya dan menguncinya dari dalam, untuk beristirahat. Tim Pengawas Aliran Keper- cayaan Masyarakat (Pekem) Kodya Denpasar, belum menge- luarkan keputusan terkait dengan aktivitas ritual Dewan Nyoman Kuat. Hasil pantauan di lapangan dan dialog dengan Dewa Nyoman Kuat, Senin (21/2) kemarin, masih akan digodok. Apakah ak- tivitas ritual itu sudah menyim- pang dari ajaran agama. Dana PMT-AS Tak Cukup bing tant Kelian Dinas Banjar Bantas, Peguyangan Kangin I Wayan Su- ana mengatakan ada beberapa hal yang menjadi pertanyaan warga setempat. Di antaranya, selama ini yang bersangkutan belum ter- daftar sebagai warga banjar adat dan dinas. Juga kurang terbuka dalam pergaulan dengan warga setempat. Di samping itu, keuni- kan omamen bangunan, melang- gar sempadan sungai juga men- jadi bahan pertanyaan warga. og ia memaksa untuk minta sejumlah uang pada adiknya itu. Dengan sedikit ketaku- tan, Siska mengatakan tidak punya uang seperti yang di- minta. 2). Sementara itu Suda Sugira menyarankan dalam menjalan kan ajaran agama agar disesuai- kan dengan sastra agama. Kare- na bila menyimpang akan men- gundang pertanyaan dari masyarakat. Termasuk dalam menata bangunan yang ada. "Ka- lau menolong orang yang kesusa- han silahkan saja. Tetapi yang perlu diperhatikan, jangan sam- pai kegiatan itu menyimpang dari ajaran agama. Kalau ada kegia- tan mekidung, bentuklah sekaa pesantian," ujarnya. Hadir dalam pertemuan itu Kepala Kejaksaan Negeri Den- pasar, Wayan Suarta, S.H., Plt. Kandepag Kodya Drs Wayan Suastika, Ketua BPLA Kodya Drs I Ketut Suda Sugira dan Ketua PHDI Kodya Drs Rai Andyana ser- ta aparat kecamatan Denpasar Fransiska yang melapor- kan peristiwa ini ke Polsek Kota, beberapa saat setelah kejadian menuturkan, ia sama sekali tak menyangka kakak kandungnya akan tega berbuat seperti itu. Kadis Tramtíb Drs. I GP Pasek JAYA SABHA- Dana yang disediakan untuk memasak makan- an tambahan pada sekali pemberian per siswa selama tiga tahun anggaran terakhir ini dianggap masih belum mencukupi, mengin- gat harga bahan makanan meningkat terus. Demikian disampai- kan Forum Koordinasi PMT-AS Provinsi Bali kepada peerwakilan DPRD tingkat II se-Bali, di Jaya Sabha, Senin (21/2) kemarin, dalam acara sosialisasi Program Makanan Tambahan Anak Sekolah (PMT- AS). per siswa untuk sekali perberian sebesar Rp 250 (1997/ 1998), Rp 350 (1998/1999) dan Rp 400 (1999/2000). Dalam prak- tiknya di lapangan sulit dipenuhi. Hal ini dialami beberapa daerah dalam memenuhi standar gizi 300 kalori dan 5 gram protein pada setiap menu kudapan. (ugi) Tapi tak sampai 10 menit kemudian, tiba-tiba saja pin- tu digedor seseorang dari luar. Belakangan baru diket- ahui yang melakukannya ad- alah Put. Tapi karena sedang nggak mood, Siska jadi malas membuka pintu dan membi- arkannya digedor dari luar. Karuan saja, gedoran di pin- tu makin keras. Suka Eling mengatakan selain point yang diungkapkan Kelian Dinas, bangunan tersebut juga belum dilengkapi IMB. Omamen bangunanya unik, sehingga men- jadi bahan pertanyaan warga. (kar) Tidak disangka sama seka- li, jawaban ini justru men- gundang masalah. Put kon- tan mengamuk dalam kamar adik kandungnya itu. Seisi kamar diobrak-abrik tak karuan. Tak cukup sampai disana, kumpulan buku- buku milik bapaknya juga turut dibakar. Mulanya, kisah Fransiska yang wajahnya agak lebam itu, sore sekitar pukul 15.30 barat. Suda Sugira dan Rai Andaya- na pada kesempatan itu lebih ban- yak menyoroti aktivitas ritual dan omamen bangunan yang terkesan unik. Termasuk keberadaan sejumlah patung dan pelinggih yang ditempatkan di lantai paling bawah. Hal senada juga diungkapkan Rai Andayana. Dia menyarankan agar tempat suci disesuaikan den- gan kebiasan masyarakat Bali. Misalnya melakukan upacara keagamaan sebelum rumah itu dipergunakan. Dipertanyakan, Dinamika Yang lebih tragis, dengan kesetanan Put menghajar wa- jah Siska beberapa kali. yang sadis, kepala Siska dijambak dan dibenturkan ke tembok. Gelar Lomba Asah Trampil DANGIN PURI- Menyongsong peringatan Sewindu Pemda Kodya Denpasar, Senin (21/2) kemarin, di Gedung Praja Utama digelar lomba asah trampil tingkat SD dan PKK. Lomba yang dihadiri Ket- ua DPRD Kodya Drs A.A.N Puspayoga itu, memperebutkan trofi dan piagam penghargaan. SD Cipta Darma ditetapkan sebagai penenang pertama, disusul SD Ray Yamuna dan SD Padangsambi- an sebagai juara II dan III. Untuk katagori PKK, juara masing-mas- ing diraih Penatih, Kelurahan Sanur dan Kelurahan Serangan. Pada saat yang sama juga digelar lomba memasak ikan, yang dimenang- kan PKK Kodya Denpasar. Gerakan Mahasiswa Bali Sumerta, DenPost (kar) Karena itu, tambah mantan Ketua SM STAHN Denpasar ini, jaringan kerja dan komunikasi antar aktivis perlu terus digalang. Dewa Kuat mengatakan ru- mah yang dipakai itu adalah un- tuk pribadi. Sebelum digunakan sudah melalui upacara Hindu, seperti mendem pedagingan, mecaru, meprascita dan melaspas alit. Sedangkan dirinya pribadi juga sudah pernah mewinten. "Saya akan mengikuti apa yang disarankan tim, sehingga tidak menyimpang dari ajaran agama," ujarnya. Menangganggapi berbagai so- rotan itu, Dewa Nyoman Kuat didampingi kakaknya Dewa Putu Nyeneng mengatakan yang di lakukan selama ini adalah peutsik dari Sang Hyang Embang. Terma- suk dalam menentukan omamen rumahnya. Aktivitas itu sama sekali bukan merupakan aliran, karena dia pribadi merupakan warga yang taat menjalankan aja- ran Hindu. Kegiatan ritual biasan- ya dilaksanakan setiap tanggal 28. Bila bapak ingin menyaksikan dipersilahkan datang," ujamya. Setelah berprestasi dalam gerakan reformasi dua tahun lalu, kini dinamika gerakan mahasiswa Ball dipertanyakan. Itu mengemuka dalam Semi- nar Akademik Sekolah Tinggi Agama Hindu (STAH) Negeri Denpasar, Minggu (20/2). Tangan kanan dan kiri Siska yang tak luput dari hajaran Put, disundut dengan pun- tung rokok yang masih men- yala. Akibatnya, Siska men- galami luka bakar cukup se- rius. Put bisa leluasa melaku- kan aksi kekerasan, sebab kedua orang tua mereka se- dang tidak ada di rumah. Sedangkan Artha lebih menyoroti upaya mem- berdayakan kembali organisasi mahasiswa. Ia menawarkan konsep gerakan struktural dan kul- tural. Gerakan struktural mengacu kepada pem- berdayaan peran dan fungsi organisasi, sedang- kan gerakan kultural mengacu kepada peningka- tan kualitas intelektual para mahasiswa. Rakor Konsultasi Kasek YANGBATU- Mengantisipasi abad 21 yang cenderung tak me- nentu, jajaran Depdiknas Bali diharapkan mengutamakan transpar- ansi, keterbukaan, kompetitif antar dan inter sekolah sebagai wu- jud demokrasi sekolah yang menghargai hak siswa. Kanwil Depdik- nas Bali Drs. Beratha Subawa mengatakan hal itu Senin, (21/2) dihadapan seluruh Kepala SLTP dan SMU negeri se- Bali, ketika memberikan pengarahan dalam rapat kordinasi dan konsultasi di BPG Yangbatu, Denpasar. Sekolah ke depan dituntut mampu men- ingkatan prestasi akademik sebagai tuntutan masyarakat. Rakor diikuti 250 kepala SLTPN dan SMU se-Bali. (ast) Tampil sebagai pembicara Ketua Kesatuan Mahasiswa Hindu Dharma Indonesia (KMHDI) Bali I Gede Suwindia, Sekjen Komite Sentral Maha- siswa (Kosma) Unud Aryawan Payuse dan man- tan Ketua SM Unud 1991/1992 IGP Artha. Menjawab pertanyaan peserta seminar, Payuse sepakat dengan sinyalemen tersebut. Itu terjadi, kata Payuse, karena proses konsolidasi organisa- si mahasiswa pasca gerakan reformasi belum tun- tas. Lebih-lebih alih regenerasi tak berjalan den- gan mulus. "Aktivis Unud sendiri masih sibuk dengan masalah intern mereka," ujar mahasiswa FE Unud ini terus terang. Ketua Tim Pasek Suarta men- gatakan semua yang diperoleh di lapangan dan informasi yang di- himpun akan digodok terlebih dahulu. Apakah aktivitas yang di- lakukan sudah sesuai dengan aja- ran agama. Pihaknya tidak ingin melegalisir hal-hal yang bertentan- gan dengan ajaran agama. Di samping itu tim juga akan turun Menurut Redaktur Pelaksana DenPostini, pada era sekarang ini justru peran sosial politik maha- siswa lebih diperlukan lagi di Bali. "Konstelasi poli- tik di Bali tak berubah. Tetap seperti era Orde Baru. Hanya aktor politiknya yang berubah," tegasnya. Oleh karena itu, mahasiswa punya tanggungjawab sejarah untuk tetap melakukan kontrol sosial. "Ibu sedang kerja, bapak saya sekarang masih berada di Tabanan," kata Siska sam- bil menambahkan kalau per- buatan kakaknya itu karena menyangka dirinya pasti pu- nya uang. Terkait dengan banyaknya or- ang yang mengikuti acara itu, kata Kuat, bukan karena dipaksakan. Mereka biasanya datang atas ke- inginannya sendiri, dengan alasan ingin minta diobati atau ditolong. Wakapolda Terima Konsul Australia Menurut Suwindia, aktivis mahasiswa di Bali seharusnya makin mengasah kemampuan mere- ka dalam menajemen organisasi mahasiswanya. Dengan mengedepankan sikap independensi, di- harapkan mahasiswa Bali mampu kembali berbi- cara dalam percaturan sosial politik di Bali. "Lebih-lebih sekarang ini oposisi yang konsis- ten dan punya posisi tawar tak ada lagi. Golkar pun tak menampakkan nyalinya sebagai oposan yang konsisten. Kalau ini dibiarkan, maka kekua- san yang tersentral di Bali ini punya kecenderun- gan untuk korup kembali. Dan sejarah lebih bu- ruk dari Orba bisa terjadi di Bali," tegasnya. Kapolsek Kota Kapten Pol. KERENENG- Wakapolda Bali Kolonel Pol. Drs. AA. Gede Antara Lukas Gunawan seijin Kapol- res Badung yang dimintai didampingi Kadit IPP Kol. Pol. Drs. M. Sitorus, Kadenma Letkol Pol.. IGN. Budiartha S.H dan Kadispen menerima konsul Australia Ross konfirmasi menjelaskan, pi- Tysoe yang didampingi dua staf penerbangan Qantas, di Mapolda haknya telah menerima lap- Senin (21/2). Kunjungan ini dimaksudkan untuk menanyakan situ- oran korban itu. "Tersangka asi keamanan di Bali pasca kerusuhan 20-21 Oktober lalu. Wakapol- Put sedang kami panggil un- da menegaskan bahwa situasi keamanan Bali telah cukup aman tuk dimintai keterangan," te- dan terkendali, dan aman untuk parisiwsata. (hen) gas Kapolsek. (hen) Lika-Liku Lisensi Guide Ada "Kong Kali Kong" saat Tes Ulang nempuh tes ulang. Sudira berharap jika dulu da Bali, untuk pembayaran ma- Ke MENGURUS lisensi atau kartu tanda pengenal pramu- wisata (KTTP) sebenarnya tidaklah sulit. Demikian juga biaya yang dibutuhkan pun tidak mahal dan tidak sampai menelan dana jutaan rupiah seperti keluhan guide manda- rin yang kena tipu oleh oknum Diparda Bali. jalah Cakrawala HPI, iuran dan KTTP hanya ditandatangani sebagainya. "Di HPI kami men- oleh Kadiparda Bali untuk se- lanjutnya di bagian belakang juga harus ditandatangani oleh Ketua HPI. "Semua itu harus dirombak. lan di sebuah BPW (biro per- Bali dan disertai rekomendasi Sekarang harus diubah. Tugas jalanan wisata). Atas rekomen- dari HPI Bali. Diparda Bali pemerintah kan sebagai pelay- dasi BPW yang memiliki komis- akhirnya menerbitkan lisensi an masyarakat. Kami tidak ber- ariat (tanpa komisariat berarti sementara yang usianya 1 hak memungut bayaran sepe- BPW ilegal) dan ditandatanga- tahun dan bisa diperpanjang 3 serpun kepada calon guide atau ni oleh direkturnya, maka re- X. Setelah itu guide tersebut pencari kerja," kata Kadiparda komendasi itu dibawa ke HPI. harus mengikuti ujian serti- Bali, Gusti Agung Mega, di Perlengkapan administrasi fikat. Kuta, Senin (21/2) kemarin. yang harus dilengkapi adalah Bahkan, pihaknya ingin warga negara Indonesia dengan membantu calon guide tersebut usia minimal 20 tahun, meny- secara tulus. Mengenal adan- erahkan KTP/SIM domisili Bali, ya jual beli lisensi, pihaknya tak surat kelakuan baik dari kepoli- berani menuduh sembarangan sian, surat keterangan sehat karena tidak ada yang melapor dari dokter, ijasah minimal kannya ke pihak berwajib. lengkap dan jelas dan tidak geluarkan kuitansi yang mungkin ada penipuan. Tidak pernah ada penyimpangan Menurut Sudira, KTTP yang dana, apalagi harus membayar hanya ditandatangani oleh Ka- diparda Bali maka penyimpan- sampai jutaan," kata Sekar. gan tersebut sering terjadi. Karena itu perlu direformasi. Namun karena ada indikasi DenPost/gww dipersulit oleh oknum Diparda dan materi tes yang dianggap sulit akhirnya calon guide me- manfaatkan calo. Materi ujian tersebut adalah teknik guiding, kode etik pra- muwisata, imigrasi, geografi pariwisata, objek pariwisata di Bali, sejarah mengenal Indone- sia, arkeologi, hotels, P4, bu- daya Bali, dan hankam dari Demikian juga biasanya terjadi pada waktu calon guide proses kong kali kong sering tersebut harus menempuh tes ulang dan pada waktu pen- gambilan lisensi guide tersebut disuruh membayar. harap agar proses pengurusan Di sisi lain, Mega juga ber- KTTP ini bisa dipermudah seh- ingga tidak ada calo lagi. Apala- penyimpangan. "Dan saya juga gi ada oknum yang melakukan tidak ingin dijebak lagi oleh or ang-orang yang tidak bertang. SENYUM Drs. I mengembang ketika p pai hitungan 15, 16 akhirnya memperoleh pun mengalir, baik da saingnya, termasuk R Tetapi ia tidak mer anggota Fraksi PDI-P tidak semua fraksi ter ihnya. "Sebelumnya sa yakin ada teman PDI- suasana demokrasi, gungjawab dan membuat jatuh gan keluarnya rekome menang. Kini saya sm Sumer ketika hendak m nama Diparda Bali. Karena itu Sementara itu menurut staf kini saya harus lebih jeli dan administrasi HPI, Wayan Sekar, lebih tegas lagi. Karena itu saya biaya administrasi yang dikena- gani di Badung, ia m kan kepada calon guide hanya gan para bawahan saya untuk sangat membutuhkan dukun- perlu dikembangkan Rp 114.000, termasuk laminat- "Keseimbangan ar ing yang dilakukan oleh Dipar- jelas Mega. menciptakan citra yang baik," Badung Utara perlu se tamatan SMU, sertifikat salah Polda Bali. Karena Kadiparda tidak bisa satu bahasa asing, dan pasfoto menjelaskan secara detail men- berwarna (pakai dasi) ukuran genai lika-liku pengurusan 2x3 cm, 4 lembar, surat reko- lisensi akhirnya DenPost mendasi magang dari BPW dan mengkonfirmasikannya ke Ket- mengisi formulir permohonan yang dikeluarkan oleh DPD Menurut Sudira, seorang ca- HPI. lon pramuwisata pertama-tama Semua persyaratan tersebut harus magang selama tiga bu- dibawa dan disetor ke Diparda SINAR PHOTO PHOTO & CAMERA SHOP Jl. Surapati 18 Telp. 247762 Denpasar Kemudian guide tersebut hanya menunggu keputusan jika lulus akan menerima ser- tifikat, dan diserahkan oleh Gu- bernur Bali selaku pelindung HPI. Selanjutnya guide tersebut juga menerima lisensi dan len- cana yang usianya 3 tahun. Dan yang tidak lulus harus me- Ketika ditanya apa ua HPI Made Sudira. X KUPON POTRET KOTA DENPOST (ari) POTRET KOTA DENPOST JOROK Kesadaran warga kota agar membuang sampah pada tempatnya agaknya perlu digalakkan. Buktinya, bendungan estuaria Tukad Badung penuh sampah. Kirimkan foto terbaik anda berwarna/hitam putih. Ukuran minimal 3 R. Hal yang diketengahkan berupa: permasalah- an perkotaan, sosial atau lingkungan kota sekitar anda. Tulis judul, nama, alamat serta cantumkan "Potret Kota DENPOST" dibelakang karya anda. Kirim ke redaksi DENPOST. Jl. Belimbing 74 Denpasar, 80232. Tuliskan Potret Kota DENPOST di sudut kiri atas amplop, foto yang dimuat akan disediakan imbalan 1 rol film. DenPost, Selasa, 22 Fe Kas 6 ha Dauhpuri, DenPost Kendati belum separal kota besar di Jawa, kasus- premanisme di Bali harus ditangani pihak kepolisia ingga permasalahnya ta besar. Danrem 163/Wira Kol. (Inf) Nurdin Zainal takan hal itu Senin (21, marin, ketika ditanya s memberantas premanism Menurutnya, dari se berita yang terbetik di kasus premanisme di Bal ada, terbukti dengan adan dakan penodongan atau pokan. Namun saya tida apakah premanisme te terkoordinir atau ada org inya," tandas Danrem. Kendati tidak secara la menanganinya, sebagai keamanan, Danrem me memang harus tahu per han premanisme ter "Mumpung aktivitasnya Prem Si DI tengah gencarny penegakan supresmasi premanisme ternyata mewarnai sidang kasus di Pengadilan Negeri ( pasar, Senin (21/2) k Sejumlah orang yang fikasi preman berteria dan bikin ulah guna me gu persidangan meny gugatan PT Pondok Asr (PAD) terhadap Bank U Di saat berlangsung tan di ruang persidang tiba sejumlah preman b teriak di luar ruangan hal itu membuat kuasa Bank Universal I Waya ta, S.H. sempat memper agar pihak-pihak tertent membawa-bawa pihak gacaukan persidangan Seminggu sebelumny persidangan yang sama lah preman juga mendat sidangan kasus Hotel mendapat perhatia masyarakat tersebut. dalam kesempatan itu.. pun aparat keamanan y pak, sebagaimana pers sebelumnya. Hingga ki diketahui, siapa gerang membawa preman ke pasar itu. Yang jelas, be si dari pihak PAD kell PENEGAKAN huk moral yang akan menj ran pertama Bupati terpilih AAN Oka Ratm Oleh karena itu, Tjok demikian ia biasa dip akan mengevaluasi para pejabat di Pemda Dan ia optimis penega kum dan moral bisa d di Pemda Badung. "Visi mereka harus