Tipe: Koran
Tanggal: 2000-02-22
Halaman: 03
Konten
Selasa, 22 Februari 2000 isensi Kali Kong sti Agung Han pe oleh dan arda rda di rang rah 1 dengan pejabat pariwisata 3 Alit Putra belum lama ini, tkan. Tetapi dia tetap tabah n yang langsung saya teri- membuat saya untuk selalu saya hadapi dengan tabah, Mega, di Kuta, Senin (21/2) abdi dengan rasa tulus dan alu berpijak sesuai dengan kebijaksanaan yang sudah al sekritis apapun dengan citra Bali. ah berbuat seperti apa yang tetap berusaha untuk ber- ng lain atau bawahan dan menjadi resiko saya sebagai merasa kong kali kong den- hnya. ook dia berusaha untuk se- dengan budaya sabar. Dan g terbaik untuk memecah- (ari) KOTA Diciduk Tim Yustisi Kodya Denpasar pengemis (gepeng). Kini se- ng penampungan di Dinas h akan melakukan operasi sekitar 20 orang, baru akan m." kata Ketua Tim Yustisi a Eling, Senin (21/2) kemar- yang berhasil diciduk karena a hari belakangan ini menu- raya lalu, jumlah gepeng di (kar) k Cukup an untuk memasak makan- per siswa selama tiga tahun belum mencukupi, mengin- terus. Demikian disampai- si Bali kepada peerwakilan Senin (21/2) kemarin, dalam mbahan Anak Sekolah (PMT- rian sebesar Rp 250 (1997/ (1999/2000). Dalam prak- ni dialami beberapa daerah ri dan 5 gram protein pada (ugi) Trampil atan Sewindu Pemda Kodya edung Praja Utama digelar L Lomba yang dihadiri Ket- itu, memperebutkan trofi Darma ditetapkan sebagai muna dan SD Padangsambi- uri PKK, juara masing-mas- Kelurahan Serangan. Pada asak ikan, yang dimenang- (kar) Kasek I yang cenderung tak me- mengutamakan transpar- inter sekolah sebagai wu- hak siswa. Kanwil Depdik- akan hal itu Senin, (21/2) MU negeri se- Bali, ketika ordinasi dan konsultasi di pan dituntut mampu men- tutan masyarakat. Rakor (ast) sul Australia Pol. Drs. AA. Gede Antara orus, Kadenma Letkol Pol.. ima konsul Australia Ross angan Qantas, di Mapolda n untuk menanyakan situ- 21 Oktober lalu. Wakapol- an Bali telah cukup aman sata. (hen) ng i, untuk pembayaran ma- Cakrawala HPI, turan dan ainya. "Di HPI kami men- arkan kuitansi yang ap dan jelas dan tidak kin ada penipuan. Tidak ah ada penyimpangan apalagi harus membayar al jutaan," kata Sekar. sisi lain, Mega juga ber- agar proses pengurusan ini bisa dipermudah sch- tidak ada calo lag. Apala oknum yang melakukan mpangan. "Dan saya juga Engin dijebak lagi oleh or- rang yang tidak bertang- awab dan membuat jatuh Diparda Ball. Karena itu aya harus lebih jeli dan egas lagi. Karena itu saya t membutuhkan dukun- ara bawahan saya untuk ptakan citra yang baik." Mega. (ari) DenPost, Selasa, 22 Februari 2000 Kasus Premanisne di Bali harus Cepat Ditangani isasi dan bisa dibayar, Danrem menyebutkan, hal itu tergantung kesempatan yang diberikan ke- pada orang lain untuk berbuat. Dia mencontohkan, premanisme di tempat-tempat perjudian dan hiburan. "Sebetulnya lahan itu- lah yang paling mudah didatan- gi preman," tandasnya. Disebutkannya, premanisme tersebut tak hanya berbentuk fisik, tetapi dengan cara-cara mengancam. Misalnya, tempat perjudian. Sang preman terse- but bukan mengambil barang- nya, tetapi menekan pemilikn- ya. "Caranya dengan minta uang jatah. Saya yakin itu ada," kata Danrem yang cukup terbu- ka terhadap wartawan ini. Mengenai upaya pemberan- tasan preman tersebut, Nurdin Zainal menyebutkan, perda yang ada di Bali harus ditaati benar oleh para pemilik tempat hiburan. Dengan demikian, tiap Dauhpuri, DenPost Kendati belum separah kota- kota besar di Jawa, kasus-kasus premanisme di Bali harus cepat ditangani pihak kepolisian seh- ingga permasalahnya tak jadi besar. Danrem 163/Wirasatya, Kol. (Inf) Nurdin Zainal menga- takan hal itu Senin (21/2) ke- marin, ketika ditanya sulitnya memberantas premanisme. Menurutnya, dari sejumlah berita yang terbetik di koran, kasus premanisme di Bali masih ada, terbukti dengan adanya tin- dakan penodongan atau peram- pokan. "Namun saya tidak tahu, apakah premanisme tersebut terkoordinir atau ada organisas- inya," tandas Danrem. Kendati tidak secara langsung menanganinya, sebagai aparat keamanan, Danrem mengakui. memang harus tahu permasala- han premanisme tersebut. "Mumpung aktivitasnya belum Matay ZAMAL Nurdin Zainal begitu tinggi, polisi mulai saat ini harus memotong," ujar Danrem yang baru 10 bulan bertugas di Bali ini. Ketika disebutkan bahwa di Bali kini ada preman terorgan- Premanisme masih Warnai Sidang Kasus Hotel LG persidangan, preman-preman tersebut tak tampak lagi. PN denpasar perlu berkoordina- si dengan kepolisian atau instan- si terkait," ujar anggota DPR RI asal Buleleng ini. Bagiada menambahkan, set- iap pemeriksaan perkara di pen- gadilan, tempat tersebut harus steril dari tekanan-tekanan pi- hak mana pun juga. Anggota DPR RI dari Komisi VII, Ketut Bagiada yang saat itu kebetulan hadir di persidangan menyebutkan, premanisme khususnya yang hadir di PN Denpasar tersebut seharusnya menjadi perhatian serius dari para penegak hukum. Jangan sampai, penegakan supremasi hukum atau ada warga yang menghendaki keadilan di peng- adilan, justru mendapat tekan- an dari pihak-pihak yang terkait. Menurut Bagiada, memang benar setiap orang boleh menghadiri sidang yang terbu- ka untuk umum, namun dalam kaitannya dengan indikasi pre- man, yang memancing-mancing kekacauan, itu kurang lazim. Karenanya, pihak pengadilan perlu bersikap mengantisipasin- ya. "Jangan sampai peristiwa yang pernah saya alami saat menangani kasus BPG, terulang lagi disini," tandas Bagiada. Kuasa hukum Bank Univer- sal, I Wayan Sudirta usai sidang menyebutkan, ulah preman-pre- man hanya dijumpainya di PN Denpasar. Sementara di tempat lain, seperti di Jakarta, gaya-gaya menakut-nakuti seseorang itu tak pernah ada karena antisip si pihak keamanan. Sudirta mengisyaratkan, demi tertibnya hukum di Indonesia, pihak-pihak yang ditengarai mengerahkan preman tersebut perlu diusut. "Kalau ada indika- si ancaman, hal itu harus ditun- taskan," tegasnya. Salah seorang kuasa hu- kum PT PAD. Suryadarma ke- tika diminta komentarnya, Dia mengisyaratkan, dalam mengatakan bahwa pihaknya memeriksa perkara, majelis tidak mengerahkan preman. hakim jangan sampai terpen- Dia menyebutkan, orang yang garuh situasi di luar persidan- berteriak-teriak di luar ruang gan. Dengan demikian keadilan persidangan karena punya yang didambakan semua pihak mulut. Dan, menurutnya, or- bisa terwujud secara sempurna. itu ang-orang adalah "Menghindari premanisme ini, karyawan hotel. (dof) DI tengah gencarnya upaya penegakan supresmasi hukum, premanisme ternyata masih mewarnai sidang kasus Hotel LG di Pengadilan Negeri (PN) Den- pasar, Senin (21/2) kemarin. Sejumlah orang yang diidenti- fikasi preman berteriak-teriak dan bikin ulah guna menggang- gu persidangan menyangkut gugatan PT Pondok Asri Dewata (PAD) terhadap Bank Universal. Di saat berlangsung perdeba- tan di ruang persidangan, tiba- tiba sejumlah preman berteriak- teriak di luar ruangan. Praktis hal itu membuat kuasa hukum Bank Universal I Wayan Sudir- ta, S.H. sempat memperingatkan agar pihak-pihak tertentu jangan membawa-bawa pihak lain men- gacaukan persidangan. Seminggu sebelumnya, dalam persidangan yang sama, sejum- lah preman juga mendatangi per- sidangan kasus Hotel LG yang mendapat perhatian luas masyarakat tersebut. Anehnya, dalam kesempatan itu, tak satu pun aparat keamanan yang tam- pak, sebagaimana persidangan sebelumnya. Hingga kini belum diketahui, siapa gerangan yang membawa preman ke PN Den- pasar itu. Yang jelas, begitu sak- si dari pihak PAD keluar dari PENEGAKAN hukum dan moral yang akan menjadi sasa- ran pertama Bupati Badung terpilih AAN Oka Ratmadi. S.H. Oleh karena itu, Tjok. Rat - demikian ia biasa dipanggil - akan mengevaluasi kinerja para pejabat di Pemda Badung Dan ia optimis penegakan hu- kum dan moral bisa dilakukan di Pemda Badung. "Visi mereka harus diubah. Ratmadi: Tegakkan Hukum dan Moral Saya optimis itu dapat dicipta- kan," kata Ratmadi sambil me- nerima ucapan selamat dari ha- dirin usai sidang DPRD Badung di ruang Pertemuan Unhi Den- pasar, Senin (21/2) kemarin. Lulusan Fak. Hukum Unej tahun 1973 ini mengatakan, dia kini bukan hanya milik PDI-P, tetapi menjadi milik rakyat Ba- dung. "Visi saya menciptakan masyarakat adil, sejahtera dan aman," tandasnya. Suami Ida Ayu Putu Manik, S.H. menilai pemilihan kali ini jauh lebih baik dan berlang- sung dalam suasana demokrat- is. "Jadi kalau ada yang menilai rakyat kita tidak siap ber- demokrasi, tidak benar itu. Soal menang kalah itu hal yang bi- asa," katanya. Ratmadi lahir di Denpasar, 2 November 1945 dari keluar- ga Puri Satria. Ia menamatkan pendidikan SD 3 Dangri Kauh tahun 1959, kemudian SMP N 1 Denpasar tahun 1962 dan tamat SLU Tabanan tahun 1965. Jabatan politik ayah 2 anak ini (AA Istri Ratna Dewi, ST dan AA Bagus Kresna Yoga) di PDI Perjuangan dimulai dari pen- gurus ranting dan terakhir menjabat Wakil Ketua DPD PDI-P Bali. Ketika ditanya masalah yang paling penting yang dihadapi Badung, dengan lancar la men- gatakan, banjir dan lalu lintas di Kuta akan segera mendapat penanganan. (din) Hal. 3 SENGKETA - Salah satu sudut Hotel LG Kuta yang masih dalam sengketa antara PT Pondok Asri Dewata (PAD) dengan Bank Universal. pengusaha yang memegang aturan, akan menolak orang- orang yang punya tidak we- wenang. "Kesalahan yang terja- di justru pengusaha tidak men- taati perda, lalu memberikan peluang preman masuk," tan- dasnya. Permasalahannya hingga kini belum Danrem mengisyaratkan, demi hapusnya premanisme di Bali, aparat kepolisian terlebih dahulu harus bersih. Setelah bersih itulah, aparat menelu- suri tokoh dan komunitasnya. "Kalau sudah begitu, berantas. Maka habislah mereka," ujarnya. (dof) tuntas dan persidangannya berlangsung di Pengadilan Negeri Denpasar. Mengajak Berkongsi, Malah Ditipu Kolega Khidmatnya "Bendu Piduka", Padangsambian, DenPost Tragisnya Kondisi Pura Dalem memberikan komisi Rp 2,5 juta kepada Wahyudi atas jasanya dalam membantu pemasaran perumahan. Dituduh menipu, Eddy Wahyudi S.H. (45) yang tinggal di Perumahan Padang Indah, Denpasar, terpaksa melaporkan rekannya Muh. Zn ke polisi. Per- masalahannya berujung uang komisi hasil penjualan rumah yang sejak dulu dijanjikan Zn, namun sampai sekarang tak kunjung ada realisasinya. perumahan Permata Hijau itu, la kembali dijanjikan komisi Rp 5,5 juta bila bisa memasarkan dengan baik. Seperti yang dulu, lagi-lagi Zn berjanji, namun ting- gal janji. Baik uang ganti rugi kamera maupun uang komisi pemasaran perumahan, tak kunjung datang. Sayang, waktu itu Wahyudi tidak membuatkan surat perjan- jian. Hari terus berlalu, namun sampai sekarang komisi itu be- lum juga diberikan Zn kepadan- ya. Meski belum diberi, Wahyu- di masih bisa bersabar karena Zn temannya sendiri. KASUS perpecahan warga Batu Belig ternyata tak hanya ber- buah telantarnya balai banjar setempat. Pura Dalem Kahyangan Batu Belig yang menjadi tempat berlangsungnya upacara Bendu Piduka, Sabtu (19/2) lalu, ternyata juga mengalami nasib tragis, menjadi buah juga dari pertikaian warga penyungsung-nya. Meskipun upacara Bendu Piduka berlangsung khidmat, lan- car dan aman, namun tetap saja ritual itu membiaskan keter- usikan. Kekhawatiran akan terjadinya gejolak saat upacara Ben- du Piduka warga Batu Belig di Pura Dalem Kahyangan Batu Be- lig memang tidak terjadi. Memang tak ada saling caci-maki, sal- ing cureng atau saling adu pendapat. Namun, barangkali tak ada yang bisa membaca, gejolak hati macam apa yang bergelora ke- tika melihat kondisi pura tersebut. Saat melapor ke Polres Ba- dung, Senin (21/2) kemarin, Wahyudi mengatakan, kejadian yang membuatnya melapor ke polisi itu terjadi Kamis (3/2) lalu, di rumah Zn di Kelurahan Jim- baran, Kuta. Lama ditunggu, Zn bukannya menepati janji, tetapi malah kian berulah terhadapnya. Sekitar Juni 1999, sebuah kamera merk Nikon yang milik Wahyudi, tiba- tiba dihilangkan Zn tanpa ala- san jelas. Setelah ditagih, akhirnya Zn menyerah sebuah cek BCA den- gan nomor seri XP9233346 ke- pada Wahyudi. Hal ini membuat amarahnya sedikit reda. Namun Wahyudi kembali membuncak tak saat dia mencairkan cek tersebut. Pihak bank menolak dengan alasan saldonya tidak mencukupi. Betapa tidak. Di tengah khidmatnya upacara Bendu Piduka itu ternyata diikuti dengan penikmatan terhadap kondisi pura yang sulit untuk tidak mengundang keprihatinan. Meskipun hampir semua pelinggih telah direhab, namun penyengker-nya (pagarnya) tampak rapuh. Bahkan, candi panyanggra di jaba tengah sudah mulai sendeh (serong) ke barat. Menurut Wahyudi, sekitar tahun 1998, dia menjalin kerja sama dengan Zn dalam usaha pembuatan perumahan di Jalan Gunung Lumut, yakni Permata Hijau. Zn yang juga pemilik pe- rusahaan pembuat perumahan, waktu itu menjanjikan akan Walau telah minta maaf, tak urung Wahyudi mengalami kerugian sekitar Rp 2 juta aki- bat kehilangan kamera itu. Walau hanya terbengong- bengong, Wahyudi sadar bah- wa dia telah ditipu oleh Zn, re- kannya. Karena perbuatan Zn itulah, akhirnya wahyudi me- laporkan kejadian itu ke Pol- res Badung. (hen) Terakhir sekitar September 1999, Wahyudi kembali mem- bantu Zn untuk memasarkan Begitu juga bale panjang tempat pasamuhan para pemangku kondisinya tampak tidak layak. Bale-nya sudah mulai sendeh dan kayu-kayunya lapuk. Kondisi ini diperparah dengan rum- put-rumput di sekitar areal pura yang sudah tampak tinggi. Sep- ertinya tidak pernah tersentuh tangan-tangan halus warga penyungsung. Tanpa KTP, Tupyen Dihajar Massa Jimbaran, DenPost clurit. Di bagian lain, kondisi Balai Banjar Batu Belig juga bernasib serupa. Sebagaimana diberitakan DenPost beberapa waktu le- wat, balai banjar itu tampak berlumut, kayu-kayunya lapuk ser- ta kaca banyak yang pecah. Ditambah lagi rumput-rumput liar yang meranggas. bahu Tupyen keburu patah. Dia saat itu telentang di jalan seki- tar Taman Mumbul. Gara-gara dilakukan razia KTP di lingkungan Desa Jimba- ran, Bualu dan Nusa Dua, Tupy- en (38) yang mengaku asal Lu- majang Jawa Timur, dihajar massa di Taman Mumbul, Jim- baran, Minggu (20/2) lalu, seki- tar pukul 21.30. Melihat gelagat pria itu, petu- gas razia KTP naik darah dan berteriak sehingga mengundang kehadiran warga di sekitar Taman Mumbul. Sejumlah warga ketika ditanya DenPost mengenai kondisi Pura Dalem yang memprihatinkan itu, tidak bisa memberi jawaban tegas. Sama pula tidak tegasnya ketika menjawab pertanyaan soal kondisi balai banjar mereka yang juga tak jauh beda. Malah, mereka hanya bisa tersenyum. Namun, sebuah senyum yang justru membiaskan banyak hal-hal yang berkecamuk di dalam dada. Pihak berwajib akhirnya mem- bawa Tupyen ke Klinik Darmay- anti Jimbaran. Setelah mendap- at pertolongan pertama di klinik. tersebut, pria asal Lumajang, Ja- tim ini dirujuk ke IRD-RSUP Informasi yang dikumpulkan Sanglah. Kini dia masih men- di tempat kejadian, Senin (21/ jalani rawat inap di ruang pera- 2) kemarin menyebutkan, keti- Beruntunglah, pihak berwa-watan Melati RSUP Sanglah. ka Tupyen didatangi petugas jib di Pos Polisi Bualu mendatan- Hingga Senin kemarin, belum ada dengan maksud menanyakan gi di tempat kejadian itu. Namun keluarga atau kenalannya me- KTP, dia malah mengacungkan itu sedikit terlambat. Tulang nengok ke RSUP Sanglah. (dra) Sementara itu, Tupyen lari tunggang langgang. Massa pun mengejarnya hingga dia dibengkuk dan dihajar dengan bogem mentah bertubi-tubi. "Mestinya, balai banjar atau pura di sini paling aeng (ba- gus). Entah kenapa, jadinya begini. Ya, beginilah," ujar seor- ang warga. Yang jelas, I Gusti Ngurah Sudharma, warga Batu Belig se- cara jujur mengakui bahwa bangunan Pura Dalem Kahyangan itu memang masih utuh sebagai druwen anak lingsir. Artinya, sentuhan generasi berikutnya barangkali masih tertatih-tatih. Ketika ditanya, bagaimana dengan aktivitas piodalan di pura tersebut, Sudharma mengatakan masih tetap di-emong para pe- mangku. Sementara krama banjar turut ngayah. Hotel di Ungasan Didesak Prioritaskan Penduduk Lokal Ungasan, DenPost Barangkali inilah refleksi dari sebuah perseteruan. Tetapi, tera- mat kasihan, tentu sebuah bangunan peradaban harus mener- ima bias dari suatu pertikaian. Apalagi, bangunan peradaban yang menjadi simbol keajegan sebuah semangat menyambung bhakti kepada penguasa tunggal jagat raya ini: Tuhan Yang Maha Esa. baru berjalan 15 persen, sehing- ga belum mampu merekrut karyawan lebih banyak. mit memberikan kesempatan pri- oritas kepada penduduk lokal. Jangan sampai timbul hal-hal yang mengganggu hubungan baik yang sudah terjalin," tandas Subawa. Hotel-hotel yang berada di Ungasan kembali diminta kete- gasan komitmennya untuk memprioritaskan penduduk lokal dalam pemberian kesempatan kerja. Hal ini dimaksudkan un- tuk menghindari timbulnya ker- awanan-kerawanan sosial akibat adanya kecemburuan dengan tenaga kerja dari luar. Terkait dengan keamanan di GWK sendiri, perwakilan itu mengemukakan, pecalang di Desa Ungasan turut memberi bantuan. Meski begitu, yang patut dicatat, meskipun kondisi pura sep- erti itu, upacara yang dimaksudkan untuk memohon pengam- punan atas segala kekhilafaan serta kekeliruan yang selama ini terjadi di antara warga Batu Belig serta mohon petunjuk penye- lesaian kasus perpecahan itu berlangsung aman. Tanpa diisi dharma wacana, upacara itu seakan-akan membiarkan warga melakukan perburuan diri sendiri-sendiri terhadap ritus itu ser- ta apa yang telah dilakukan. Selanjutnya memberi pertanggung- jawaban ke hadapan Ida Bhatara di Pura Dalem Kahyangan. Termasuk terhadap kondisi pura yang tak terawat akibat per- pecahan di anatara mereka menyengat. Menanggapi hal itu, GM Bali Cliff Resort, Alfons Diaz Viera mengatakan, telah memberikan prioritas utama kepada warga Ungasan. Dengan demikian, ia yakin tidak akan menimbulkan kecemburuan sosial dengan para pendatang yang nantinya me- munculkan situasi tidak aman dan tidak nyaman. Hal itu terungkap dalam tatap muka Camat Kuta, Drs. I Made Subawa dengan tokoh-tokoh masyarakat Desa Ungasan serta pemilik hotel di Hotel Bali Cliff, Jumat (18/2) lalu. Terlepas dari hal itu, baik pi- hak Bali Cliff, GWK serta tokoh- tokoh masyarakat setempat menginginkan agar pertemuan semacam ini bisa secara ber- kelanjutan dilaksanakan. Bah- kan, bila perlu diagendakan se- cara kontinyu. Maka, bila sejumlah warga akhirnya kerawuhan dalam upac- ara tersebut, barangkali tak perlu diberi pemaknaan macam- macam. Cukup tepat bila pemaknaan diserahkan kepada diri warga masing-masing. Selanjutnya menemukan secercah cahaya, ke arah mana mesti melangkah. "Meskipun, secara jujur kami ungkapkan, bahwa jumlah karyawan hotel ini telah melebihi jumlah ideal dari standar hotel yang hanya berjumlah 175 ka- mar," tandas Viera. "Pertemuan-pertemuan semacam ini memang perlu kita pelihara untuk menciptakan ko- munikasi yang baik di antara kita," ujar GM Bali Cliff Alfons Diaz. Berangkat dari itu pula, kehadiran Bendesa Adat Kerobokan, AA Kompyang Sutedja, Kerta Desa Adat Kerobokan, IGK Adhipu- tra, SmHk atau Camat Pembantu Kuta Utara, Drs. I Putu Eka Mertawan tentu tak akan mengambil wilayah perburuan yang begitu luas terhadap kasus perpecahan warga tersebut. Pada pertemuan itu Subawa menekankan 3 hal penting yang mesti diperhatikan yakni kenya- manan, keamanan serta keber- sihan. Ketiga poin penting itu multak diperhatikan untuk men- ciptakan suasana yang tenteram dan indah sehingga akan meng- hasilkan kualitas kerja yang di- harapkan. Sementara itu perwakilan dari Garuda Wisnu Kencana (GWK) menjelaskan, saat ini sekitar 80 persen karyawan di perusahaan tersebut berasal dari Ungasan. Hal itu tentu disesuaikan dengan kemampuan penduduk yang di miliki. Namun, karena proyek ini Menanggapi hal itu, Camat Subawa mengatakan, akan men- gupayakan hal itu sebab pihakn- ya sangat berkepentingan men- gadakan komunikasi-komunika- si yang efektif dengan masyarakat, pengusaha serta unsur masyarakat lain. (jay) Sebab, barangkali, kondisi banjar yang telantar serta Pura Dalem yang tak terawat merupakan solusi yang dicari-cari itu. Kenapa tidak? (jay) "Lebih dari itu, pengusaha yang kebetulan memilih lokasi di daerah ini hendaknya tetap ko- DARI BANJAR KE BANJAR ST Ketapian Klod Rutin "Nangkil" ke Pura Made Katur, MENINGKATKAN astiti bhak- kas ST yang diperoleh dari keg- ti kepada Ida Sang Hyang Widhi, latan penggalian dana berupa Sekaa Teruna Yowana Dharma bazar," ujar Katur. Satya, Banjar Ketapian Klod ker- ap nangkil ke sejumlah pura ter- besar bagi kalangan umat Hin- du. Seperti pada Sabtu (19/2) lalu, bertepatan dengan Sanis- cara Kliwon yang juga ditandai dengan Purnama Kawulu, ST di bawah pimpinan Made Astawa Widhi melakukan persembahy- angan di dua pura besar di tanah Jawa, yakni Pura Blambangan dan Pura Mandara Giri di kaki Gunung Semeru. Selain kalangan muda-mudi, persembahyangan seperti itu sering dilakukan pihak banjar seperti Rabu (22/2) besok, pi- haknya akan nangkil ke Pura Peti Tenget. biaya pengeluaran rutin diambil dari iuran wajib warga pengarep banjar yang berjumlah 84 KK Rp 3.000 per-bulan. Sedangkan untuk warga pendatang yang berjumlah 225 KK dikenakan iuran sebesar Rp 2.500 per-bu- lan kalender. Begitu juga biaya pembangunan balai banjar di- ambil dari kas banjar plus sum- bangan swadaya masyarakat setempat. 15 Tahun Jabat Kelian SELAMA 15 tahun menjabat Kelian Dinas Banjar Ketapian Klod, banyak suka duka yang didapatnya. Salah satunya, ia per- nah mengambil kebijaksanaan memungut bayaran 50 persen dari utang warganya. Dipilihnya pura yang terletak di daerah Kerobokan ini, karena berdasarkan kepercayaan war- ga setempat, Sang Ratu Ayu yang melinggih di pura penyungsun gan warga, kerap nunas taksudi Pura Peti Tenget. "Selain itu, tiap 5 tahun sekali, kami secara ru- tin melakukan persembahyan- gan di Pura Dalem Ped di Nusa Penida," imbuh Katur. "Saat itu, warga tersebut tak mampu membayar sejumlah utang yang dipinjamnya. Setelah dibicarakan secara baik-baik, akhirnya kami mengenakan pembayaran 50 persen dari hutang- nya," ujar pria yang punya nama lengkap Made Katur ini. Selain itu, berbagai keluhan sempat dialamatkan pada diri ayah 2 pu- tra ini. Namun dengan penuh kekeluargaan segala permasalah- an tersebut dapat diselesaikannya dengan kepuasan di dua be- lah pihak. Selain dari pemungutan iuran tersebut, dana kas banjar juga berasal dari warung gotong roy- ong yang terletak di halaman banjar. Keuntungan yang diper- oleh warung tersebut 40 persen diperuntukan bagi pedagang, sedangkan sisanya diserahkan ke banjar, sebagai pemilik Kelian Dinas Banjar Ketapi- an Klod, Made Katur men- gungkapkan hal tersebut saat ditemui di kediamannya Senin (21/2) kemarin. warung. Selain ke Pura Blambangan dan Mandara Giri, muda-mudi banjar yang terletak di sekitar Jalan Katrangan tersebut secara rutin melakukan persembahy- angan di pura terbesar di Bali, Pria yang menjabat kelian se- jak 1984 silam ini menambah- kan, plodalan untuk Sang Ratu Ditambahkannya. Wayan Ayu yang melinggih di pura Tampa Arini yang kini menem- penyungsungan warga setempat pati warung tersebut merupa- berlangsung pada Tumpek Way- kan pedagang yang paling lama ang. Sedangkan untuk pura pen mengabdi, yakni sekitar 15 yarikan banjar diadakan pada tahun. Sedangkan warung Tumpek Uduh. tersebut sudah ada sejak 1968 silam. (grd) Ada satu sisi menarik yang bisa didapat dari pribadi Katur, yakni kebiasaan sering nangkil ke sejumlah pura. Seperti 4 bu- lan silam, dia melakukan persembahyangan ke pura yang terle- tak di daerah Lumajang, Jawa Timur, yakni Pura Mandara Giri. "Kebiasaan ini sering saya lakukan, sebagai upaya ngastiti bhakti kepada Sang Hyang Widhi," ujarnya saat ditemukan di kediamannya di sekitar Jalan Katrangan, Senin (21/2) kemarin. Tak mengherankan jika pakaian safari lengkap dengan pakaian adat ke pura sering dikenakannya, jika ada piodalan di pura penyungsungan warga Banjar Ketapian Klod. (grd) Pura Besakih. "Untuk membiayai persem- bahyangan tersebut, diambil dari Lebih jauh, dia menyebutkan Ratmadi & Sumer Drs. I Made Sumer, Apt: Kembangkan Badung Utara SENYUM Drs. I Made Sumer. Apt mulal mengembang ketika penghitungan suara menca- pai hitungan 15, 16 dan seterusnya sampai akhirnya memperoleh 19 suara. Ucapan selamat pun mengalir, baik dari undangan maupun pe saingnya, termasuk Ratmadi. Selain itu, tambah Sumer, kemacetan dan ban- jir di Kuta perlu mendapat penanganan serius. Kuta, lanjutnya, adalah barometer pariwisata Bali. PBI Badung paling banyak berasal dari situ (Kuta -red). Tentunya dalam hal ini saya meng- harapkan kerja sama semua pihak, termasuk trav- Tetapi ia tidak mengatakan ada masalah jika el-travel luar negeri," kata suami Sri Octari terse- anggota Fraksi PDI-P tidak memilihnya. Ia yakin but. tidak semua fraksi tempatnya bernaung memil- ihnya. "Sebelumnya saya terus digoyang, Jadi saya yakin ada teman PDI-P yang tidak pilih saya. Ini suasana demokrasi, tidak masalah. Tetapi den- gan keluarnya rekomendasi dari DPP. saya yakin menang. Kini saya sudah merasa plong," kata Sumer ketika hendak meninggalkan ruang sidang, Ketika ditanya apa yang paling penting ditan- gani di Badung, la menyatakan, Badung Utara perlu dikembangkan lebih serius. Ayah 5 anak kelahiran Kuta ini mengatakan siap bekerja sama dengan bupati terpilih AAN Oka Ratmadi. S.H. la mengaku sudah lama kenal Rat- madi. "Kami harus bekerja sama dengan sebaik- baiknya," tandasnya. Sebelumnya, Sumer lebih banyak aktif di or- ganisasi sosial, terutama olah raga. Di antaran- ya sebagai Ketua Umum Pesanku Kuta (sepak bola), Ketua Harian Perseden, Persekaba sam- pal Sekretaris Umum KONI Bali pernah dipe- gangnya. (din) "Keseimbangan antara Badung Selatan dan Badung Utara perlu segera diwujudkan," katanya. לכu
