Arsip
Halaman Artikel
Creative Commons License

Jika anda mendapati gambar tidak sesuai dengan spesifikasi data (salah tanggal dan atau salah penomoran halaman), posisi gambar landscape, satu gambar terdapat dua halaman, kualitas gambar kabur, anda bisa melaporkan data tersebut agar segera diperbaiki dengan menekan tombol laporkan.

Kata Kunci Pencarian:

Nama: Bali Post
Tipe: Koran
Tanggal: 1997-08-28
Halaman: 07

Konten


n, 28 Agustus 1997 EKILAS SIS-Setelah ditinggal asi baru kelompok "art e kanan): Mike Ruther- Han Tony Banks. Dalam lasa (26/8), Mike Ruth- ereka ke kota itu dalam im baru yang berjudul (pal/afp) Ikan Jepang Wilayah perairan di per- san Jepang-Rusia, yang upakan salah satu dari at pulau Rusia yang di- ut Jepang itu, merupa- ajang sengketa kegiatan angkapan ikan. Keempat u tersebut adalah Pulau omai, Etorofu, Shikotan Kunashiri yang terletak tara Hokkaido dan ter- um dalam peta Jepang gai wilayah negara terse- Sedangkan Kepulauan il milik Rusia terletak di a keempat pulau terse- ua nelayan Jepang pada lalu cedera ketika ber- apan dengan kapal patro- usia yang melontarkan bakan peringatan ke kapal ikan yang diang- memasuki wilayah per- Rusia. Tokyo dan Mosk- pada 1995 pernah me- ingkan upaya pemeca- sengketa wilayah terse- (ant) H MIA MAN RI, US '97 -20 Th. ca. 7 MATI angsung" 1 Dua. Dua GARANSI Kulkas, A Bal BPLP wan n Bispa Klas ana Ari Ball atra Jasa en Partha mudra Besar ua Beach ES Badung faidam ma Raharja lainnya : 232128 ta. Egmont m dari tgl. 25 coklat & bukti gan membawa: Wita. C 81232 Kamis Kliwon, 28 Agustus 1997 Harian untuk Umum Bali Post Pengemban Pengamal Pancasila Terbit Sejak 16 Agustus 1948 Tajuk Rencana Tantangan Besar yang perlu Dicermati DALAM Rakernas AMPI (Angkatan Muda kecil dan kekurangan akses pasar. Struktur semacam Pembaruan Indonesia), Selasa (26/8) lalu di Jakarta, ini mengandung kerawanan, karena sedikit saja terjadi Menteri Negara Perencanaan Pembangunan/Ketua gangguan akan menimbulkan pengaruh kerugian besar Bappenas Ginandjar Kartasasmita mengingatkan dua terhadap fundamental perekonomian Indonesia. tantangan besar yang dihadapi Indonesia sekarang ini. Kedua tantangan tersebut adalah keharusan menerima era globalisasi dan pasar global, dan percepatan pertumbuhan kemampuan ekonomi dan kesejahteraan lapisan masyarakat tertinggal. Selama ini di antara kedua jenis pengusaha (besar dan kecil) tersebut jarang bisa disambungkan jalinan kerja sama yang saling menguntungkan. Seharusnya antara pengusaha besar dan kecil, dan menengah, ada semacam jalinan bisnis sehingga sebuah pekerjaan bisa dikerjakan secara gotong-royong tanpa mengurangi mutu pekerjaan. Dengan adanya keterpaduan pada tingkat produksi, dan kemudian diteruskan dengan kerja sama meningkatkan daya saing dalam menembus pasar internasional maka kita akan betul-betul siap memasuki pasar global. Sekarang sudah saatnya membangun kerja sama semacam itu, sekaligus membenahi struktur dunia usaha kita yang masih timpang. Sebab lapisan menengah dunia usaha kita yang kosong, kalau tidak segera diisi, akan dimanfaatkan oleh pandatang asing. Mestinya lapisan atas pengusaha besar kita yang disebut konglomerat mulai merintis jalan ke arah itu secara sungguh-sungguh. Selama ini lapisan pengusaha kecil yang banyak jumlahnya tetapi kecil modal dan akses pasarnya, menunggu-nunggu uluran kerja sama bisnis semacam itu yang bukan sekadar sebutan bapak angkat. Janji kelompok Jimbaran misalnya masih ditunggu-tunggu oleh para pengusaha kecil. Tantangan pertama berkaitan dengan kemampuan dan kekompakan kita dalam meningkatkan daya saing. Mengenai hal ini perlu kiranya diberikan perhatian khusus, sebab untuk meningkatkan daya saing tidak hanya kemampuan meningkatkan kualitas yang diperlukan tetapi juga kekompakan atau persatuan yang saling dukung dalam menghadapi pesaing dari luar bersama-sama. Sudah menjadi rahasia umum bahwa kerja sama yang kompak di antara para pelaku bisnis di Tanah Air belumlah memadai, terutama saling bantu atau saling memperkuat antara besar dan kecil atau pun antara yang besar dan menengah. Sedangkan tantangan kedua menyangkut pemerataan pembangunan di antara kelompok- kelompok dalam masyarakat. Sekalipun angka (koefisien) gini ratio kita konon sudah pada tahap ringan (artinya tingkat ketimpangan distribusi pendapatan adalah ringan), di lapangan masih sering kita rasakan adanya perbedaan yang mencolok antara penghasilan kelompok masyarakat papan bawah dan masyarakat papan atas. Seperti pernyataan Ginandjar, sampai sekarang struktur dunia usaha nasional masih timpang. Di puncak piramida struktur itu dalam proporsi yang kecil terdapat pengusaha besar kelas atas dengan akses pasar mudah dan modal besar. Sementara di lapisan bawah terdapat banyak sekali pengusaha kecil termasuk yang gurem-gurem dengan modal sangat Kasih Sayang sebagai Landasan Pembinaan Napi AMAT menarik untuk disimak, pernyataan berhak memperoleh perlakuan yang manusiawi, dan Pelaksana Harian Kakanwil Departemen Kehakiman akan sangat menderita, seperti halnya manusia NTB Soeharto, S.H. tentang perlakuan terhadap nonpenjahat, apabila mendapatkan perlakuan narapidana. Menurutnya, pembinaan terhadap narapidana amanusiawi. Kedua, penjahat, demikian juga pelacur, (napi) hendaknya dilakukan secara profesional dan adalah manusia-manusia yang bermasalah dengan manusiawi. Untuk itu perlu dijauhkan arogansi, hidup mereka. Dengan kata lain, dalam meng- kesewenang-wenangan dan kekerasan karena aktualisasikan hidup, mereka mengalami masalah- semuanya itu akan mengakibatkan kekecewaan, masalah, secara internal maupun eksternal. Dengan kekesalan dan dendam di hati para narapidana, yang diri sendiri mereka menghadapi persoalan atau kemudian bisa saja menimbulkan kegaduhan, usaha hambatan terhadap proses aktualisasi, sehingga melarikan diri, bahkan tindakan brutal. muncul bias-bias makna dan norma, sementara dengan masyarakat mereka menghadapi masalah moral, hukum dan adat istiadat. Peringatan ini amat tepat, bukan saja karena maknanya tetapi juga karena timing-nya. Sebenamya dan seharusnya peringatan ini sudah dengan sendirinya terlantunkan sejak kita dengan tekad bulat mengubah kata "penjara" menjadi "lembaga pemasyarakatan". Kedua kata itu bukan saja berbeda makna, tetapi juga berbeda jauh kandungan filsafatnya. Penjara, mengandung pengertian pembatasan ruang gerak, sementara lembaga pemasyarakatan memuat kandungan tekad membina, melengkapi, dan mempersiapkan narapidana untuk bisa kembali ke masyarakat secara wajar. Landasan dasar dari wawasan penjara adalah penghukuman, balas dendam serta kebencian, sementara landasan lembaga pemasyarakatan adalah kasih sayang dan kemanusiaan. Pada masa-masa lalu, kaca mata moral yang terlalu ketat menghasilkan sikap pietistis yang mengaburkan perbedaan makna "menghapus kejahatan" dan "menghapus pelakunya". Pietisme semacam itu sampai sekarang masih tampak mencolok dalam sikap kebanyakan warga masyarakat kita terhadap pelacuran. Sampai hari ini, pemberantasan pelacuran masih lebih terfokus pada penangkapan, pendendaan dan pengkutukan terhadap pelacur, bukannya mencari dan menghapuskan penyebab utamanya. Akibatnya, terhadap mereka yang dikategorikan penjahat pihak berwenang merasa berhak melakukan tindakan balas dendam dan melantunkan ungkapan kebencian dengan jalan memenjarakan mereka, bahkan tidak jarang dengan melakukan tindakan di luar kemanusiaan. Kita memang harus konsekuen pada tekad kita semula, yakni mengubah konsep penjara menjadi lembaga pemasyarakatan. Oleh karena itu tak ada Gagasan lembaga pemasyarakatan berawal dari pilihan lain kecuali menempatkan petugas-petugas landasan filsafati yang jauh lebih mendalam. Pertama, yang lebih berkualitas di lembaga pemasyarakatan, penjahat pun manusia. Sebagai manusia mereka selaras dengan tuntutan dan tantangan zaman. Jadikan Kuburan Badung Sebuah Taman Kuburan Badung termasuk kubu- ran yang terluas di Bali. Anggota Ban- jar Adat yang menggunakan Kuburan Badung sebagai tempat peristirahatan terakhir adalah Banjar: Belong, Pan- ti, Grenceng, Pemedilan, Krandan, Busungyeh, Celagigendong, Meregan, Glogor, Tegal Agung, Tegal Angka ngan, Titih, Lelangon, Blaluan, Tam- pak Gangsul, Suci, Gemeh, Pekam- bingan, Braban, Jematang, Catur Panca, Kaliungu Kaja/Kelod, Taensi- at, Tegal Sari, Kayumas Kelod, Abasan, Wangaya Kaja, Wangaya Kelod dll. Sementara itu kelompok tertinggal pun perlu diangkat atau diberi lebih banyak peluang untuk bisa ikut berperan dalam menunjang pembangunan. Kelompok-kelompok semacam ini mestinya tidak hanya diberi pancing seperti contoh dana Inpres Desa Tertinggal tetapi juga sekalian cara memancing ikannya, agar kelak mereka tidak seterusnya bergantung pada induknya perusahaan besar. Pembaca Persyaratan: Sertakan Fotokopi KTP atau SIM Tiap minggu atau tiap bulan ada saja yang menggunakan kuburan ini, mengingat banyaknya anggota ban jar. Ada yang langsung dibakar (nga- ben) ada juga yang dikubur. Biasa- nya, selesai upacara ngaben maupun penguburan, kita akan melihat sam- pah bekas upacara berserakan, bang kai wadah, bangkai lembu, batang pisang, bekas pemalungan, bambu, dll., yang kurang sedap dipandang mata, serta merusak lingkungan. Sampah seperti itu makin hari makin Ketiga, manusia bermasalah semacam itu tidak memerlukan penghakiman, penghukuman dan balas dendam, tetapi membutuhkan pembinaan, pendidikan ulang dan kesempatan untuk melihat dan mengaktualisasikan diri secara wajar dan penuh. Singkatnya, manusia-manusia semacam itu membutuhkan resosialisasi dan peluang untuk menemukan diri mereka kembali. Di sinilah justru letak inti dari gagasan lembaga pemasyarakatan yang menggantikan konsep penjara. Untuk bisa menjalankan fungsinya dengan penuh, petugas lembaga pemasyarakatan memerlukan pengetahuan dan keterampilan dalam bidang hubungan antarmanusia. Barangkali, inilah yang dimaksudkan oleh Soeharto, S.H. dengan kata "frofesionalisme". Ini berarti bahwa petugas lembaga pemasyarakatan pun perlu belajar dan mempersiapkan diri untuk menjalankan tugasnya. Namun, pengetahuan dan keterampilan saja belum cukup. Kedua hal itu barulah menjadi lengkap apabila mendapatkan landasan kasih sayang antarsesama manusia. Masalahnya, dengan kasih sayang, kejumawaan, kesewenang-wenangan, dan kekerasan tidak perlu terjadi, karena pada hakikatnya berlawanan dengan kasih sayang. Cinta kasih itu rendah hati, cinta kasih itu memahami, dan cinta kasih itu bersedia berkorban. Saya ingin menyumbangkan buah pikiran/saran agar Kuburan Badung ditata sehingga menjadi sebuah taman yang indah, sehingga nanti kuburan ini bisa memiliki dua fungsi yakni sebagai tempat menguburkan jenazah atau membakar jenazah dan sebagai objek wisata. Untuk menjaga kebersihan serta kelestarian Kuburan Badung diperlu- kan sedikitnya 10 tenaga. Misalnya, Kuburan Badung kita bagi menjadi enam kavling. Di kavling I di sudut timur- utara dibuat sebuah rumah yang fungsinya sebagai tempat ber- teduh para petugas apabila musim panas/hujan dan tempat menyimpan alat-alat untuk bekerja seperti gero bak sampah, cangkul, linggis, sapu, skop, sabit, blakas, gergaji. Pada tiap kavling ditanami pohon penghijauan seperti pohon kepuh, suar, ancak, be ringin, dan ketapang. bertambah. Melihat keadaan itu saya sebagai salah seorang anggota krama adat, yang nantinya setelah mati akan menggunakan Kuburan Badung se- wisatawan. .bagai tempat peristirahatan yang ter akhir merasa prihatin. Kalau tidak ada larangan, supaya tiap kavling dilengkapi tempat pem- bakaran jenazah dan sumur bor atau sumur biasa. Di kavling VI yaitu di sudut barat- selatan, dijadikan tempat penim- bunan sampah dan sekaligus tempat pembakaran sampah. Mengenai ho- nor/upah para petugas, mari kita pikul bersama. Mudah-mudahan tahun 2000, kuburan Badung sudah berubah menjadi taman yang indah sehingga bisa memikat hati para Iwan Bahar Denpasar Latihan Gabungan dan Demonstrasi Acara latihan gabungan dan pe- ragaan ini akan dilaksanakan Jumat, 29 Agustus 1997 pkl. 20.00 wita di Denpasar Moon Karaoke Lt. II Jalan Sudirman No. 18 A Denpasar Bali. Humas Kateda Lionesty Indonesia-Bali Suri Edi Rahayu Bali Post Anggota Redaksi Denpasar: Agustinus Dei, Dwi Yani, Legawa Partha, Nikson, Palgunadi, Pasma, Bali Post Alt Suamba, Subagiadnya, Sugiarta, Sutarya, Kasubmahardi, Martinaya, Mas Ruscitadewi, Oka Rusmini, Umbu Landu Paranggi. Bangli: Karya, Buleleng: Tirthayasa, Gia-nyar: Alit Sumertha, Jembrana: Edy Asri, Karangasem: Dira Arsana, Klungkung: Daniel Fairy Tabanan: Alit Purnatha, Jakarta: Wisnu Wardana, Muslimin Hamzah, Bambang Her- mawan, Darmawan, Sahrudi, Dadang Sugandi, Alosius Widiyatmaka, Suyadnya, Djamilah, Rudiyanti, Suharto Oli. NTB: Agus Talino, Nur Haedin, Riyanto Rabbah, Raka Akriyani, Siti Husnin, Izzul Kain, Syamsudin Karim, Ruslan Effendi. Surabaya: Endy Poerwanto, Bambang Willarto. NTT: Hilarius Laba. Yogyakarta: Suharto. Wartawan Foto: Arya Putra, Djoko Moeljono. Menyoal Rencana Penghapusan Monopoli MENKEU Ekuwasbang Saleh Affif beberapa waktu lalu menyatakan pe- merintah merencanakan akan menghapuskan monopoli yang selama ini diberi- kan kepada Badan Urusan Logistik (Bulog). Rencana ini cukup mengejutkan dan segera mendapat respons dari kalangan luas. Pada dasarnya masyarakat menyambut gembira jika rencana penghapusan monopoli ini bisa direalisasi- kan. Bulog yang didirikan tahun 1967 merupakan institusi pa- ngan yang berfungsi untuk men- stabilkan harga bahan pangan di pasar. Karena pada waktu itu bahan pangan terutama beras, sering dijadikan komoditi poli- tik" yang bisa mengganggu sta- bilitas nasional, maka pemerin- tah kemudian melakukan inter- vensi harga melalui harga dasar dan harga tertinggi pada pasar output produksi pertanian (be- ras). Di sini pemerintah mem- berikan hak monopoli pada Bu- log dalam membeli dan menjual hasil komoditi pertanian terse- but. Dalam perkembangan berikutnya, Bulog diberikan hak monopoli, bukan hanya pada beras tetapi berkembang menjadi seluruh bahan pangan pokok yang meliputi terigu, minyak goreng, gula, kedelai, dan lainnya. Praktik monopoli pada akhir- saja yang kecil mendapatkan nya mengakibatkan harga yang sisa-sisa uang recehan yang diterima konsumen menjadi sudah tidak dipunyai lagi oleh mahal, sedangkan pemegang perusahaan besar (yang biasa- monopoli memperoleh keuntu- nya juga memegang hak mono- ngan berlipat ganda. Tindakan poli). Sementara mereka ha- ini terlihat jelas pada sejumlah nya mempunyai kesempatan komoditi yang perdagangannya struktural yang rendah untuk kini masih dikuasai Bulog. meningkatkn usaha mereka. Padahal dalam suatu perekono- Dalam kondisi ketimpangan mian sangat diharapkan terja- struktural kesempatan berusa- dinya keseimbangan dalam hal ha antara mereka yang besar manfaat dan kepuasan yang dan kecil, maka upaya pengha- diperoleh konsumen di satu pi- pusan monopoli tidak akan da- hak, dan keuntungan produsen pat berhasil secara optimal. di pihak lain. Keempat, monopoli menim- bulkan distorsi pasar yang pada akhirnya dapat merusak per- ekonomian nasional. Begitu la- manya praktik monopoli di In- donesia, maka perekonomian kita tumbuh secara kurang efisien dan berdaya saing ren- dah. Inilah yang memunculkan analisis-analisis tentang eko- nomi Indonesia yang sering teri- dentifikasi sebagai perekonomi- an yang inefisien dan terdistor- si (Hall Hill, 1996). Sampai di sini monopoli yang dilakukan pemerintah (negara) sebenarnya tidak mengundang kritik. Yang kemudian menjadi sorotan tatkala monopoli nega- ra bergeser menjadi monopoli swasta. Yakni ketika Bulog menunjuk pihak swasta untuk menangani masalah produksi dan distribusi bahan pangan. Misalnya pada komoditi tepung terigu yang dipercayakan pada PT Bogasari. Pemerintah dalam hal ini Bulog, membeli terigu dari luar seharga Rp 410 namun kemudian dijual ke PT Bogasa- ri hanya seharga Rp 180. Ini berarti pemerintah memberi- kan subsidi sebesar Rp 230 per kilogram. Dari hasil penelitian Keenam, praktik monopoli Didik Rachbini (1995) ditemu- telah menghilangkan mekanis- kan bahwa subsidi yang diberi- me yang transparan dan efisien, kan pada PT Bogasari tiap sehingga pada gilirannya dapat tahunnya mencapai 700 milyar menimbulkan ketimpangan rupiah. Padahal dalam hal dalam distribusi kepemilikan produksi dan distribusi komo- aset ekonomi nasional. Data diti tepung terigu Bogasari me dari Bappenas menyebutkan, megang monopoli. Dengan rea- 61,1 persen PDB kita diproduk- litas seperti itu, menurut Rach- si hanya 0,21 persen dari total bini, masyarakat sebenarnya perusahaan yang ada di negara dirugikan dua kali. Pertama, kita. Sementara sisanya yang masyarakat harus membayar 38,9 persennya diproduksi oleh lebih mahal harga terigu kare- 99,79 persen dari jumlah peru- Demokrasi Ekonomi Dengan demikian, usaha penghapusan monopoli sebe- narnya juga erat kaitannya de- ngan upaya penciptaan demo- krasi ekonomi. Dengan kata lain tanpa upaya menciptakan demokrasi ekonomi rasanya juga nyaris mustahil berbagai usaha untuk menghilangkan praktik monopoli dalam pereko- nomian nasional. Inilah tanta- ngan yang tidak ringan dan harus dipecahkan bersama sebelum kita memasuki era perdagangan bebas yang ditandai ketatnya persaing- an antarnegara. Suharso Karena penghapusan mo- nopoli erat kaitannya dengan pembenahan struktural pereko- nomian nasional dan demokra- si ekonomi, maka kemauan politik pemerintah dengan di- sertai penegakan aturan hu- kum yang tegas merupakan ke- butuhan tak terelakkan. Di si- nilah sebenarnya letak per- soalannya, mengingat aturan hukum yang melarang praktik monopoli sebenarnya sudah ter- cantum dalam UU No. 4/1985. Ketentuan hukum ini melarang suatu kegiatan usaha dijalan- kan hanya orang-orang itu saja. Namun dalam kenyataan UU tersebut tidak dijalankan se- cara tegas dan konsisten. Kelima, akibat dari daya saing produk yang rendah yang Oleh Pudjo berkaitan dengan monopoli, produk Indonesia tidak punya tingkat kompetitif memadai dibandingkan dengan produk luar sehingga diperkirakan In- donesia akan cukup kedodoran jika harus menghadapi pasar bebas nanti. Jika dikaji secara mendalam tuntutan terhadap dihapuskannya monopoli dalam perekonomian Indonesia sebenarnya telah berlangsung lama. Prof. Soemitro Djoyohadikusumo dalam Kongres ISEI (Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia) tahun 1985 pernah mengatakan bahwa monopoli di Indonesia perlu dihapus karena membuat ekonomi nasional menjadi ekonomi biaya tinggi. Setelah itu hampir semua ahli ekonomi "cerewet" untuk selalu menyuarakan perlunya dihapuskan monopoli. Agenda Lain Dalam mengantisipasi dan menyongsong era pasar bebas na monopoli Bogasari; dan ke- sahaan yang ada. Ini menunjuk- nanti, selain masalah monopo- dua, masyarakat secara tidak kan ambaran betapa njom- li yang perlu dihapus, perhatian langsung memberikan subsidi plang-nya pembagian pendapa- juga harus ditujukan pada ke- pada Bogasari yang sebenar-nya tan di negeri kita. Padahal kita mungkinan munculnya pasar bisa digunakan untuk kepen- tahu tujuan utama pemban- duopoli dan oligopoli, yang se- tingan ekonomi lainnya. gunan ekonomi nasional adalah cara teoretis justru lebih susah menciptakan kemakmuran se- pencegahannya. Tak boleh ke- cara merata. tinggalan pengamatan juga harus diberikan pada persoalan merger sejak dari bentuknya yang horizontal dan vertikal maupun yang berwujud kong- lomerasi dengan segala jenis pengembangan produknya, per- luasan pasar dan konglomera- si murni. Karena belakangan ini bagai model yang lebih canggih model konglomerasi dilihat se- dan karena itu lebih sulit didetek- si, khususnya bentuk konglomera- si yang disebut terakhir. Rencana penghapusan mono- poli di Bulog itu tentu patut di- sambut gembira. Namun akan Rente Ekonomi menjadi lebih bermakna jika ren- Monopoli lahir erat kaitannya Kateda Lionesty Indonesia ca- cana penghapusan monopoli itu dengan masalah rente ekonomi, bang Bali akan mengadakan lati- dilakukan secara keseluruhan yang tidak bisa dilepaskan dengan han gabungan sekaligus mengun- yang mencakup berbagai komodi- masalah investasi. Dalam pere- dang masyarakat yang membutuh- ti; jadi tidak sekadar monopoli konomian yang tengah memba- kan suatu bentuk olah raga dengan yang dipegang oleh Bulog. metode pernapasan secara alami ngun, kebutuhan investasi meru- untuk membantu memperingan Relevansinya pakan syarat mutlak yang diper- penyakit-penyakit dan kelemahan- tuntutan terhadap dihapuskan- butuhan investasi ini pemerin- Jika dikaji secara mendalam lukan. Dalam kaitan dengan ke- kelemahan fisik dan mental terten-nya menopoli dalam perekono- tah selalu berusaha menyedia- tu seperti: stres, maag, migrain, re- mian Indonesia sebenarnya te kan rente ekonomi yang juga matik, darah tinggi, atau darah lah berlangsung lama. Prof. mutlak dibutuhkan para inves- rendah, kolesterol, gagal ginjal, Soemitro Djoyohadikusumo tor agar mereka mau melaku- lemah jantung, asma dan untuk dalam Kongres ISEI (Ikatan kan investasi (Munrokhim Mi- pembenahan secara menyelu- Jika hendak melakukan generasi muda yang terlibat penya- Sarjana Ekonomi Indonesia) sanam, 1997). lahgunaan obat bius, alkohol dan tahun 1985 pernah mengatakan ruh, agenda kajian lain juga per- kenakalan remaja. Dalam kenyataannya telah lu diperluas untuk melihat ke- bahwa monopoli di Indonesia memberikan berbagai fasilitas mungkinan telah munculnya perlu dihapus karena membuat dan kemudahan yang tanpa di berbagai kolusi ekonomi, sejak ekonomi nasional menjadi sadari telah menjurus pada dari bentuknya yang paling se- ekonomi biaya tinggi. Setelah munculnya praktik monopoli, derhana berupa kolusi peneta- itu hampir semua ahli ekonomi atau paling tidak menciptkaan pan harga sampai pada bentuk "cerewet" untuk selalu menyua- situasi yang monopolistis. Ken- yang lebih permanen berupa rakan perlunya dihapuskan dati monopoli bisa mendorong kartel. Tak boleh terlupakan monopoli. pertumbuhan ekonomi negara juga kita perlu memperhatikan alasan mengapa monopoli per- waktu, monopoli itu sendiri di sumers restriction, tying ar- Setidaknya terdapat enam kita meningkat dari waktu ke persoalan territorial and con- lu dihapuskan dalam perekono- lain pihak telah banyak menim- rangement, exclusive dealing mian nasional kita. Pertama, bulkan pengorbanan besar yang and requirement contracts." praktik monopoli sesungguhnya potensial menjadi masalah di sangat bertentangan dengan masa datang. Baru jika semua itu terper- semangat dan substansi dari hatikan dengan cermat, maka pasal 33 UUD 1945. Kedua, maka usaha menghapuskan malkan kemakmuran dan kese Dalam situasi seperti itu usaha-usaha untuk memaksi- monopoli sudah terlalu lama monopoli tidak pernah akan jahteraan masyarakat dapat di- dipraktikkan dalam perekono- dapat dicapai jika upaya terse- harapkan hasilnya. Pada situ- mian Indonesia. Tiap kali di- but tidak bisa menyentuh esen- asi seperti itu ketiga macam lakukan analisis terhadap si dari kondisi struktural per efisiensi: alokasi, produksi, dan perekonomian nasional sudah ekonomian kita. Struktur indus- inovasi, dapat diharapkan ber- dapat dipastikan masalah mo- tri monopolis biasanya dilindu- jalan seiring dan monopoli, oli- nopoli selalu menjadi sorotan ngi dengan benteng yang sangat gopoli tak lagi diperlukan atau utama. Hal ini dapat dipahami kuat dan sangat susah ditero- bisa dihapuskan. mengingat monopoli sudah bos untuk industri lain terma- menjadi momok bagi perekono- suk industri berskala kecil. Hal Penulis, dosen Jur. Pend. mian Indonesia. Ketiga, mo- ini jelas berarti menghambat Ekonomi FKIP Univ. Jember; nopoli pada dasarnya tidak se- penataan kesempatan berusaha tengah menempuh program hat karena merugikan rakyat. bagi yang kecil. Alhasil, tetap Doktor di Unair Surabaya. Dalam latihan gabungan ini juga akan diisi acara peragaan/demonstra- si yang akan sangat bermanfaat teru- tama bagi kaum wanita, dalam me- ngatasi masalah kelebihan berat badan, tidak percaya pada diri sendiri, juga akan diperagakan ju- rus-jurus praktis untuk menjaga diri sendiri namun itu semua di lakukan tanpa meninggalkan ciri- ciri seorang wanita. juga berharap agar masyarakat Di samping itu kita tentu pelaku ekonomi bersedia me- naati berbagai ketentuan dalam peraturan hukum yang mela- rang praktik monopoli. Hal ini sangat penting terutama bagi mereka yang dekat dengan pu- sat kekuasaan, mengingat kedekatan itulah yang biasa- nya digunakan untuk memper- oleh hak-hak monopoli. Bahkan tidak jarang orang memanfaatkan kedekatan ter- sebut hanya untuk memperoleh keuntungan ekonomis semata lewat praktik monopoli. Dalam konteks ini jelas diperlukan pula penegakan etika dan mo- ral dalam berusaha. Kolom Halaman 7 Cagub Timtim dan Pasar Bebas Abad 21 PEREBUTAN kursi Gubernur Timor-Timur (Timtim) peri- ode 1997-2002 untuk menggantikan Gubernur Abilio Jose Osorio Soares, makin menghangat. Penggodokan lima calon gubernur (cagub) sudah memasuki tahap konsultasi dengan Mendagri di Jakarta. Kelima nama cagub itu masing-masing: Abilio Jose Osorio Soares (Gubernur sekarang), Armindo Soares Mariano (Ketua DPRD I Timtim), Domingos Maria das Dores Soares, S.H., MS (Bupati Dili), Nazario Jose Tilman de Andrade (Bupati Manufa- hi) dan Drs. Virgilio Maria Dias Marcal (Bupati Baukau). Menurut Ketua DPRD I Timtim, Armindo Soares Mariano, kelima cagub tersebut memiliki kans yang sama untuk menjadi Gubernur Timtim. Karena mereka adalah kader-kader Golkar yang sudah lama disiapkan memimpin daerah ini (Surya, 18/ 8/1997). Yang menarik dikaji adalah, kelima cagub tersebut sama-sama putra daerah serta pernah dan sedang menjadi bupati. Pak Abilio adalah mantan Bupati Manatuto sebelum dipilih menjadi Gu- bernur Timtim 1992 lalu. Dengan demikian, perebutan kursi Gu- bernur Timtim kali ini terjadi di antara sesama putra daerah. Dari segi kualitas dan pengalaman memimpin, kemampuan kelima cagub tersebut tidak perlu diragukan lagi. Apalagi sebagai putra daerah, mereka sama-sama mengetahui/memahami kar- propinsi termuda Indonesia itu. Sehingga, siapa pun di antara akteristik masyarakat Timtim dan segala persoalan yang dihadapi periode 1997-2002, sudah siap menjalankan roda pembangunan. kelima cagub tersebut yang akan dipilih menjadi Gubernur Timtim Namun, tugas Gubernur Timtim periode mendatang jauh leb- ih berat daripada tugas gubernur sebelumnya. Tugas berat perta- ma dan paling utama adalah upaya memantapkan integrasi. Ber- bagai persoalan yang menyangkut integrasi seyogianya diselesai- kan secepat mungkin, sehingga masalah yang dihadapi masyarakat dan Pemda Timtim tidak menjadi tumpang-tindih dan terus menumpuk. Tugas kedua adalah merumuskan landasan pembangunan Timtim sebagai langkah antisipatif dalam menyongsong pasar bebas abad ke-21, khususnya pasar bebas ASEAN (AFTA) tahun 2003 dan pasar bebas Asia Pasifik (APEC) tahun 2020. Kalau Gubernur Timtim periode 1997-2002 mampu menyele- saikan masalah integrasi secara tuntas, maka masyarakatnya memiliki kesempatan untuk mempersiapkan diri menyongsong pasar bebas tersebut. Sebaliknya, kalau masalah integrasi tetap seperti selama ini, masyarakat Timtim makin sulit berkompetisi dalam percaturan politik dan ekonomi dunia pada abad 21. Menurut logika pasar bebas, semua negara yang terlibat dalam pasar bebas itu dianggap 'milik bersama". Masyarakat Amerika Serikat, Jepang, Singapura dan negara-negara lainnya di dunia bebas menjual hasil-hasil produksinya di Indonesia, demikian juga sebaliknya. Masyarakat dunia pada saat itu tidak peduli terhadap masalah politik atau pun ideologi suatu negara. Mereka tidak mau tahu apakah Timtim sudah berintegrasi dengan Indonesia atau belum. Sebab, yang menjadi ideologi dunia pada saat itu lingkungan hidup. Bagi negara atau daerah yang tidak siap men- adalah ekonomi, demokrasi, hak asasi manusia (HAM) dan erima ideologi ini akan tergusur dan menjadi budak dunia. Yang menjadi pertanyaan ialah, apakah masyarakat Timtim sudah siap menghadapi AFTA tahun 2003 dan APEC tahun 2020? Jawaban atas pertanyaan ini sangat tergantung pada karakteris- tik dan pola kepemimpinan Gubernur Timtim periode 1997-2002 mendatang. Ke arah mana masyarakat Timtim hendak dibawa, tergantung orientasi sang pemimpin (gubernur). Gubernur Timtim periode mendatang haruslah orang yang memiliki wawasan mendunia. Ia harus mampu menggapai fa- jar" dunia dalam wajah ekonomi, demokrasi, HAM dan lingkun- gan hidup. Ia juga harus mampu mengajak atau mendorong masyarakat Timtim untuk secara bersama-sama menatap "fajar" dunia yang terbitnya dari berbagai arah. Untuk bisa mencapai sasaran tersebut, gubernur Timtim periode mendatang harus mampu menciptakan iklim yang kondusif di dalam kehidupan masyarakat Timtim. Hal ini dimaksudkan, agar masyarakat Timtim dapat mempersiapkan diri lebih baik dan mantap dalam menyongsong pasar bebas abad ke-21. Pikiran, perilaku dan seg- ala tindakan yang berbau SARA dan primordialisme sudah bu- kan saatnya lagi untuk dipertahankan. Membangun semangat primordialisme sama artinya dengan membangun tembok pem- batas terhadap dunia luar. Masyarakat Timtim akan menemu- kan kesulitan dalam lautan pasar bebas, jika masih terkungkung dalam kehidupan primordialis. Masyarakat dunia tidak mungkin melabuhkan kapal perda- gangannya jika masyarakat Timtim tidak membuka diri terhadap dunia luar. Mereka juga tidak akan melakukan transaksi jual- beli dan menanam investasi bila masyarakat Timtim masih penuh konflik, khususnya perbedaan persepsi soal integrasi. Yang perlu ditumbuh-kembangkan dalam kehidupan dunia dewasa ini ad- alah semangat kemitraan. Semangat kemitraan ini harus dilan- dasi cinta kasih, persaudaraan sejati dan rasa kemanusiaan. Se- mangat inilah yang patut dipegang teguh dalam menyongsong masa depan yang lebih cerah. Memang, untuk membangun semangat kemitraan itu bukan- lah pekerjaan ringan, Keagungan yang berlebihan terhadap daer- ah atau diri sendiri serta ketakutan terhadap pengaruh dari luar, merupakan masalah yang sulit dikikis-habis. Pencalonan Guber jukkan betapa propinsi termuda Indonesia ini belum siap mener- nur Timtim yang semuanya berasal dari putra daerah, menun- ima kehadiran orang luar. Tetapi kita yakin, Gubernur Timtim periode mendatang akan mampu memberikan jalan terang dalam menyelesaikan masalah integrasi. Hal ini penting, mengingat tantangan yang kita hadapi saat ini makin berat, terutama persiapan kita dalam menyong- song fajar pasar bebas abad ke-21. Timo Teweng Catatan Menurut pakar politik pertanian Dr. Ing. Made Merta DAA julukan Tabanan lumbung beras Bali, bisa hanya tinggal predikat karena sumber daya air untuk pariwi- sata. Bisa jadi nantinya hanya air mata petani yang mengalir? *** Kata Ketua Umum PBNU Gus Dur, akibat loyalitas yang menyempit kadang-kadang bangsa kita tidak bisa meng- ukur mana kepentingan golongan dan nasional. - Kecenderungan berpikir apa untuk diri sendiri? Perebutan kursi Ketua Umum PB HMI kian seru, di- warnai "jual beli" kursi. - Jangan-jangan kurs kebangsaan melemah, karena kehidupan makin mengglobal. Bang Podjok Color Rendition Chart 4cm