Arsip
Halaman Artikel
Creative Commons License

Jika anda mendapati gambar tidak sesuai dengan spesifikasi data (salah tanggal dan atau salah penomoran halaman), posisi gambar landscape, satu gambar terdapat dua halaman, kualitas gambar kabur, anda bisa melaporkan data tersebut agar segera diperbaiki dengan menekan tombol laporkan.

Kata Kunci Pencarian:

Nama: Koran Nusa Bali
Tipe: Koran
Tanggal: 2020-12-20
Halaman: 04

Konten


Color Rendition Chart 4 NusaBali MINGGU 20 DESEMBER 2020 Sisa Perjuangan Krama Bali Hadapi Pandemi Bertahan, Pilih Bertani Atau Medagang Selama di ujarnya. Karena tidak ada peker- kampung, jaan, Mudita sempat pulang praktis tidak ada ke kampungnya di Desa/ penghasilan. Di sisi lain harus memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. PANDEMI Covid-19 yang merajam Bali sejak Maret 2020, memunculkan fenomena anyar. Barisan warga meda- gang (berjualan) memakai mobil di pinggir jalan marak bermunculan. Mereka 'berse- medi', mengais rezeki sambil nekat bahkan pasrah, sembari menanti reda pandemi. Para pedagang tersebut menyebar bak jamur di musim hujan. Diantaranya di pinggir Jalan Raya Puputan Renon, Denpasar, jalan bypass Ida Ba- gus Mantra, Tohpati, Denpasar - Desa Kusamba, Kecamatan Dawan, Klungkung. Mereka adalah sebagian dari krama yang menjadi korban ekonomi, akibat pendemi Covid-19. Mer- eka terpaksa jadi pedagang dadakan karena berharap bisa mengais pendapatan untuk menopang hidup sehari-hari. "Tiyang (saya) sudah tidak ada pekerjaan lagi," ungkap I Ketut Mudita, salah seorang pedagang bermobil di Jalan Raya Puputan, Renon Den- pasar, Sabtu (12/12). Sebelumnya Mudita adalah sopir freelance bidang pari- wisata. Dia mangkal di ka- wasan wisata Legian Kuta, Badung. Dia fasih menawarkan jasa antar-jemput turis, baik yang mau tour atau dengan tu- juan berbisnis dan lainnya. Na- mun sejak pandemi Covid-19, Maret 2020, terpaksa gigit jari. Dia kehilangan perkerjaan. Karena pandemi merajam, Kuta menjadi sepi. Turis-turis yang biasa lalu lalang, perlahan menghilang. Hotel, restoran, kafe, art shop. Pantai Kuta yang selalu ramai oleh orang dari berbagai bangsa, lengang. Tidak ada ada lagi wisatawan yang meminta jasa Mudita un- tuk antar jemput. "Sudah dela- pan bulan sepi wisatawan," Kecamatan Kubu, Karangas- em. Di kampung dia bekerja seadanya, sambil berharap kondisi pariwisata membaik. Namun penantian tersebut belum menunjukkan tanda- tanda baik. Bukannya mem- baik, kondisi malah dirasakan semakin parah. Dia pun ter- paksa ngidih (meminta) uang kepada orangtuanya. " Uang penjualan sapi tiyang (saya) pinjam," ungkapnya. Karena dia tidak lagi punya uang. Selama di kampung, praktis tidak ada penghasilan. Di sisi lain harus memenuhi kebutu- han hidup sehari-hari. Mulai dari beras dan keperluan makan sehari-hari dan yang hidup lainnya. "Ya beras beli, kan di Kubu tidak padi," ujar Mudita. Kini bekal dari orang tuanya sudah habis. Sedangkan kondi- si pariwisata Bali juga be- lum pulih. "Kebetulan musim mangga, saya coba berjua- lan mangga," lanjutnya. Penghasilan dari menjual mangga, tidak menentu. Ter- gantung mu- jur atau tidak. Apalagi dagang sejenis juga ti- dak sedikit. "Po- koknya supaya bisa bertahan saja," ucap Mudita. Dia pun kini men- jadi salah satu dari belasan pedagang bermobil yang ber- jualan di pinggiran Jalan Raya Puputan Renon, Denpasar. Hal senada disam- paikan Putu Alit Bra- manta, asal Tabanan. Sopir freelance ini berjualan kopi dengan sistem franchise. "Biar ada saja (4/12). pemasukkan," ujarnya, Jumat Alit demikian ayah satu anak ini disapa, memilih ber- jualan menggunakan mobil yang sebelumnya dia pakai an- NUSABALI/NATA TREND permintaan Arak khas Bali memang cenderung naik khususnya di Bali. Tak hanya untuk minuman penghan- gat tubuh, Arak juga dibeli masyarakat untuk kelengkapan bahan obat-obatan tradisional dan prosesi upacara. Namun demikian, tak mudah mempertahankan keberadaan perajin Arak Bali. Bahkan usaha kerajinan tradisional Arak Bali, khususnya di Banjar Jelekungkang, Desa Tamanbali, Kecamatan Bangli, makin punah. Padahal era tahun 1980an ke bawah, banjar yang dikenal dengan aroma Araknya yang khas ini punya belasan unit perajin Arak. Kini Banjar Jelengkungkang hanya punya seorang perajin Arak, I Gusti Putu Tambun, usia 70 tahun. "Tiyang (saya) yang masih tersisa jadi perajin Arak di sini. Satu-satunya yang tersisa," jelas kakek sejumlah cucu ini. Sulit Pertahankan Perajin Arak Bali Sebagaimana diketahui masyarakat, Banjar Jelekungkang, Desa Tamanbali, Kecamatan Bangli, sebelumnya dikenal penghasil Arak. Masyarakat luar menye- but produk Arak Jelekungkang, Arak Bangli. Namun sejak puluhan tahun lalu, warga atau perajin Arak banyak beralih ke profesi lain. Antara lain, jadi perajin ukiran, tukang bangunan, dertani, kerja pariwisata, dan lainnya. Sehingga perajin Arak tinggal beberapa orang. "Jumlah perajin Arak terus menyusut, kini hanya tiyang sendiri. Tapi warga yang membuat Tuak masih ada beberapa orang. Tapi yang membuat Arak, saya saja," tuturnya. Menurut Gusti Tambun, saat ini belum ada penerus untuk pembuatan Arak di Jelekungkang. Para pemuda lebih banyak terjun ke dunia pariwisata. "Keinginan, agar ada generasi yang meneruskan pera- jin Arak di banjar ini. Karena pembuatan arak sejatinya sudah turun temurun dari leluhur sebelumnya," ucapnya. PEDAGANG dadakan bermobil di kawasan Renon, Kota Denpasar. tar jemput tamu (wisatawan). Pendapatannya dari berjua- lan tentu saja tak menentu. Kadang banyak, kadang tidak. "Waktu ini sehari, malah hanya dapat jualan 4 cup," ungkap pria yang sempat 8 tahun bekerja di restoran. Sebagaimana yang lain, be- gitu pandemi Covid-19 mere- bak, Alit sempat kelim- pungan. Dia juga ter- eh paksa pulang kampung menggarap lahan orangtuanya yang sempat terbengkelai. "Kembali pegang pacul, tangan saya pun bubul (telapak tan- gan mengeras, Res) lagi," tun- juknya. Dia bertanam Cabai, Pisang, Papaya dan tanaman lainnya. Di lokasi terpisah, Perbekel Taman- bali I Nyoman Suargita mengatakan Banjar Jelekungkang dikenal sebagai penghasil arak. Seiring waktu jumlah perajin Arak menyusut. Bahkan kini tinggal satu perajin arak dan beberapa orang pembuat Tuak manis. Diakui, Pemerintah Desa Tamanbali punya rencana pengembangkan usaha Arak di banjar tersebut. "Kami inginkan ada dalam bentuk UMKM bisa mem- produksi Arak yang lebih berkualitas dan berkelanjutan," ujarnya. Terkait hal tersebut, jelas Suargita, perlu dilakukan penjajakan dengan masyarakat setempat. "Kami laku- kan penjajakan dulu. Pengembangan UMKM ini perlu tenaga, maka perlu menggaet generasi muda. Bila terben- tuk UMKM, nantinya usaha ini juga bisa dalam naungan BUMDes Taman- bali," jelasnya. Gesa. Usai menggarap lahan, Alit mengadu untung dengan berdagang kopi. Karena usai menanam, dia sudah tidak ada pekerjaan lagi. Sedang panen masih menunggu waktu. "Tak pernah sebelumnya akan ber- jualan kopi," ucap lelaki yang tinggal di kawasan Padangsambi- Blomend Wilk an, Denpasar Barat ini. Karena Covid-19, Alit men- jadi lebih prihatin. Dia tak berani gegabah soal uang. Seribu rupiah menjadi nilai sangat berarti. Kalau dulu bekerja tak bawa bekal makan- an. Untuk makan siang bisa beli makananan bisa di jalan, karena penghasilan pasti. Na- mun kini tidak. Kini Alit me- BANGLI, Nusa Bali Miras (minuman keras) je- nis Arak Bali memang masih menjadi sasaran aparat untuk menggelar operasi peredaran miras. Karena penjualan Arak dianggap belum mengantongi sejumlah persyaratan sesuai ketentuan yang ada. Toh, permintaan terhadap Arak oleh para pedagang atau pengepul Arak masih tetap tinggi. Di lain sisi, perajin Arak masih kesulitan untuk memenuhi permintaan tersebut. Salah satu kendalanya, antara lain hujan yang kerap turun belakangan ini. Kondisi tersebut amat dira- sakan oleh salah seorang perajin Arak asal Banjar Jelekungkang, Desa Tamanbali, Kecamatan Bangli, I Gusti Putu Tambun. Laki-laki 70 tahun ini men- gaku hujan yang kerap me- landa menjadi kendala terberat untuk mendapat bahan baku berupa Tuak. Karena, hujan pasti memengaruhi kualitas Tuak. Karena saat penyadapan, kualitas dan jumlah Tuak cen- derung menurun. Selain itu, saat musim hujan, pohon ke- lapa sangat sulit dipanjat untuk mencari Tuak. "Hujan dan angin kencang mempengaruhi bahan baku. Pohon yang akan diambil airnya menjadi kering. Kita pun harus menunggu beberapa hari," ungkapnya, Jumat (18/12). Gusti Tambun mengaku per- mintaan Arak hasil produk- sinya tak selalu karena untuk memenuhi konsumsi minum. Tak sedikit permintaan Arak untuk bahan obat-obatan dan tatabuhan atau cipratan miras saat pelaksa- naaan upacara Hindu. "Memang, nenteng kotak berisi maknaan. Nasi putih dan lauk seadanya, sudah cukup. Beban lain akibat pandemi Covid-19, adalah lilitan utang yang mengancam. Bukan ra- hasia lagi, para Rudita kini berjualan di rumahnya di Sedang, Abianse- mal, Badung. Sewaktu-waktu dia berjualan ke luar. "Kan kadang ada event dari teman- teman komunitas, di sana tiyang jualan," ungkap Rudita menunjuk hajatan kumpul- kumpul komunitas penghobi mobil kuna di Bali. "Sekarang ini, berat. Apa- lagi jika punya utang. Karena, jangankan untuk bayar cicilan Hujan Hadang Produksi Arak Bali Bali Jani peker- ja pariwisata keban- yakan memfaatkan modal pin- jaman untuk modal usahanya. Pinjaman tersebut dari bank maupun non bank. Karena tidak mampu membayar, ban- yak yang harus merelakan agunan mereka ditarik bank, kemudian dilelang. "Ya ada te- man yang terpaksa merelakan kendaraannya ditarik (bank) karena sudah tak sanggup bayar cicilan," ungkap Made Rudita, pemilik usaha sewaan mobil kuna VW Safari dari Desa Sedang, Kecamatan Abiansemal, Badung, Sabtu (12/12). Semua itu karena pandemi Covid-19 atau Co- rona, karena pe- kerja pariwisata tidak punya peng- hasilan lagi. "Ka- lau bisa mohon- Karena itu, kata Rudita, tidak bisa lagi berleha-leha seperti sebelum pandemi Covid-19. Uang (penghasilan) susah dicari. Setiap rupiah jadi sangat berarti. "Kalau dulu kita elah (gampangan, Red)," celetuknya. Ekses pandemi Covid-19 pada bidang pari- wisata dan ekonomi Bali, me- nyebabkan tekanan mental di lah bagaimana pemerintah bisa membantu agar kondisi pari- wisata pulih kalangan pekerja pariwisata. kembali," ujar "Tidak sedikit yang shock," pria yang kini jualan sate kakul. VW Sa- fari milik Rudita kini juga men- ganggur. ungkap I Nyoman Suarma, Sekretaris Himpunan Pramu- wisata Bali, Sabtu (12/12). Bagaimana tidak shock, karena tiba-tiba kehilangan pekerjaan tidak ada peng- hasilan. Di pihak lain biaya Sebelum hidup menuntut harus ada. Makanya lanjut Suarma, dia Covid-19, memahami tidak sedikit kenda- raan ini kalau ada merasa tertekan laris kemudian terkesan menarik disewa. diri seperti menyepi. Karena pandemi Covid-19 ini kata Suarma, membawa dampak kompleks. Beban psikis yang juga tak terhindarkan. "Memang dahsyat dampak- nya," ujar pria asal Desa Julah, Kecamatan Tejakula, Buleleng ini. Suarma pun kini juga meng- garap lahan dan berjualan be sudang (ikan kering) Sawan, Buleleng. Semua itu dilakukan untuk mengisi waktu agar tetap bisa produktif di masa sulit. "Teman - teman juga banyak yang kerja apa saja," ungkapnya. k17 NUSABALI/NATA Seminggu bisa empat kali tour. Belum lagi propterti event-event seperti pra wedding. NUSABALI/NATA utang, untuk biaya kebutuhan dapur sehari-hari sudah sangat berat," keluhnya kebanyakan pembeli Arak untuk diminum. Karena Arak itu hangat di badan," jelasnya. Saking banyaknya jenis per- mintaan Arak, laki-laki yang akrab dipanggil Gusti Kak ini mengaku tidak bisa memenuhi setiap permintaan, terutama dari kalangan pengepul Arak. Karena Gusti Tambun membuat arak dalam kapasitas kecil dan sangat tradisional. Sehari, dia hanya bisa menghasilkan Arak kurang dari 1 liter. "Permintaan ada saja namun tidak menentu jumlahnya. Jelang tahun baru ada pesanan, tapi karena seka- rang hujan-hujan sulit dapat bahan baku," jelasnya. Tak hanya itu, jumlah arak yang dihasilkan Gusti Tambun tidak menentu. Biasanya perajin Arak di tempat lain bisa mem- buat Arak dalam jumlah besar dengan peralatan lebih modern. Tidak demikian pada kerajinan meningkat, tentu dilengkapi untuk saya ambil Tuaknya," arak Gusti Kak ini. sebutnya. Gusti Kak mengaku, permin- taan Arak yang kerap datang masih lokalan Bangli. Ada juga beberapa orang Bangli membeli Arak untuk dijual ke daerah lain. "Ada juga yang membeli Arak untuk oleh-oleh," ujarnya. Gusti Tambun mengaku menjual Arak mulai dari Rp 40.000 sampai Rp 50.000 botol. Harga arak sesuai dengan jenis/kelasnya. Ditanya soal pengembangan usaha pembuatan Arak ini ke depan, Gusti Tambun men- gaku usaha kerajinannya ini sempat didatangi petugas dari Desa Tamanbali. Pihak Pemer- intah Desa memotivasi agar usaha kerajinan Arak ini bisa dengan pemenuhan sejumlah persyaratan agar menjadi usaha legal. Namun Gusti Kak belum bisa menyanggupi renjvana pengembangan dimaksud. Kare- na dirinya sadar, pengemban- gan usaha Arak membutuhkan tenaga yang cukup prima teru- tama sata mencari Tuak dengan memanjat kelapa. Di lain sisi, dirinya sadar faktor usia yang makin tua menjadikan dirinya tidak leluasa bisa mencari bahan baku terlalu jauh. "Kelapa yang diambil Tuaknya memang masih banyak. Tapi saya tidak mampu memanjat kelapa terlalu banyak. Sekarang saya hanya mengan- dalkan beberapa pohon kelapa NUSABALIEKA SRI PERAJIN arak, Gusti Putu Tambun saat menunjukkan proses pembuatan arak di rumahnya, Banjar Jelekungkang, Desa Tamanbali, Kecamatan Bangli. Gusti Kak. menceritakan se- dikit kiatnya memproduksi Arak. Menurutnya, proses pe- nyulingan Tuak menjadi Tuak memakan waktu beberapa jam. Biasa dimulai pukul 06.00 Wita hingga 11.00 Wita. Gusti Tambun mendatangkan wadah berupa Dandang dan Kendi untuk me- nampung tetesan uap Tuak yang telah menjadi Arak. "Bahan baku berupa Tuak dimasukkan ke dalam Dandang, lanjut direbus dengan api sedang. Kemudian embun atau uap Tuak mengalir lewat saluran bambu dan menetas menja Arak inilah yang masuk ke dalam Kendi," terangnya. esa Arak. Budaya Biodata Nama Kelahiran Asal Saat ini media sosial 'dihi- asi' potret tanaman-tanaman hias dan kegiatan berkebun. Ketika stay at home menjadi wajib dan bepergian menjadi serba terbatas, maka memeli- hara tanaman menjadi pelipur lara yang baik, sekaligus hobi baru. Istri Anak Rambu Anarara Wulang Umbu Wulang Tanaamahr Mira MM Astra Aneka tanaman hias yang cantik, lucu, mungil menjadi 'anak-anak' yang menyenang- kan dan sungguh-sungguh perlu diperhatikan. Anda akan ikut happy ketika tanaman- tanaman ini juga tumbuh dengan senang. Tanaman yang happy, pasti akan tumbuh subur, hijau segar, bunga- bunganya rajin bermekaran dengan warna-warna merona cerah. : Umbu Landu Paranggi 10 Agustus 19 : Desa Kanangg Kecamatan Pa Kabupaten Su Timur, Nusa T Timur : Rambu Hana H Ndami (almarh Pendidikan: Sekolah Rakyat (SR) Kana (tamat 1956) SMP Sumba Barat (tama SMA BOPKRI Jogjakarta (t Fakultas Sosial dan Politi Jogjakarta (1965) Berikut tanda tanaman sedang tidak 'bahagia'. Mulai dari tumbuh tinggi berlebih hingga daun cokelat dan ker- ing. Hasil Karya: Apa Ada Angin di Jakarta Kuda Merah Kuda Putih Sajak Kemarau Kata Sajak Di Sebuah Gereja Gunun • Sabana Ronggeng Sumba Lagu Tujuh Patah Kata . Doa Sajak Kecil Stasiun Gambir Jakarta Menanti Pagi Sempurna Melodi Versi Il Melodi Versi I Sajak dalam Angin Upacara XXII Serimoni IBUNDA TERCINTA Umbu Landu Paranggi • Aide Nemoire • Panggilan Kata, Kata, Kata Percakapan Selat Versi II Perempuan tua itu senantiasa bernam Duka derita dan senyum yang abadi Tertulis dan terbaca, jelas kata-kata pu Dari ujung rambut sampai telapak kal • Solidite Ibunda Tercinta Denpasar Selatan dari Sebuah Lorong Dari Pura Tanah Lot Jagung Bakar Pantai Sar Syair Rajer Babat • Ni Reneng Mantra Pengantar Perempuan tua itu senantiasa bernam Korban, terima kasih, restu dan ampu Dengan tulus setia telah melahirkan Berpuluh lakon, nasib dan sejarah ma Perempuan tua itu senantiasa bernam Cinta kasih sayang, tiga patah kata pu Di atas pundaknya setiap anak tegak Menjangkau bintang-bintang dengan hatinya dan janjinya. SINGKAP Tanam 1. Tumbuh tinggi dan kurus Anda tentu bahagia saat tanaman tumbuh tinggi. Na- mun kondisi ini tidak selalu jadi tanda tanaman sehat dan 'happy'. Apalagi jika tampilan fisik seperti tumbuh tinggi, kurus, tidak rata ini tergolong aneh bila untuk ukuran jenis tanaman. Melansir dari real simple dalam laman cnnindo- nesia, Anda bisa mengatasi soal pertumbuhan tinggi tak lazim itu dengan memberikan lebih banyak paparan sinar matahari. Tanaman cenderung membuat Anda mer kuncup-kuncup bu mekaran. Lama dina man cuma sedikit b dan nyaris tidak m bunga. Ini bisa jac ketidakseimbangan Sebaiknya kurangi naan pupuk meng nitrogen dan gunaka sebulan sekali. Ke- bawa tanaman ke tem memungkinkan papa matahari lebih banya 3. Daun mengunin Daun yang mem menjadi tanda umu man hias perlu pe- kurus saat mereka kekurangan lebih. Biasanya ini penyiraman berlebil pembusukan akar. jadwal penyiraman r patuhi. Sebelum me cek kelembaban tan media tanam deng Masukkan jari hingga nutrisi. Demi mencari sinar matahari, ada kecenderungan untuk tumbuh lebih tinggi. Jika sinar matahari tak mem- buat tanaman menunjukkan perubahan, berikan pupuk yang kaya nutrisi. 4 centimeter ke dalar 2. Sedikit bunga Memiliki tanaman bunga tanam. Mengecek kele