Arsip
Halaman Artikel
Creative Commons License

Jika anda mendapati gambar tidak sesuai dengan spesifikasi data (salah tanggal dan atau salah penomoran halaman), posisi gambar landscape, satu gambar terdapat dua halaman, kualitas gambar kabur, anda bisa melaporkan data tersebut agar segera diperbaiki dengan menekan tombol laporkan.

Kata Kunci Pencarian:

Nama: Koran Nusa Bali
Tipe: Koran
Tanggal: 2020-12-20
Halaman: 14

Konten


Color Rendition Chart 14 Nusa Bali MINGGU 20 DESEMBER 2020 Kara Nugroho dan Putri Katianda Padukan Alas Kaki dan Manik-Manik Masing-masing bermodalkan Rp 5 si sepatu PVRA ini karena kami ingin agar para wanita yang menggunakan produk ini merasa cantik dan nyaman sehingga lebih percaya diri. Dalam 5 kini beromzet hingga ratusan juta rupiah. tahun per- tama tentu. masih ada kendala tetapi ini kami jadikan pembela- jaran un- tuk terus ber- proses dan juta. Produk awal sempat mengalami kegagalan, namun pada satu titik ditemukan format sandal bermanik yang BANYAK orang bilang ber- bisnis dengan sahabat akan merusak pertemanan. Karena dikhawatirkan, jika timbul perbedaan pendapat akan ber- dampak kepada persahabatan yang selama ini telah dijalin. Stereotype ii coba dipatahkan oleh Kara Nugroho dan Putri Katianda. Berawal dari teman sekamar saat kuliah di Australia, Kara Nugroho dan Putri Katianda, memiliki minat berbisnis di dunia fashion. Kara yang meny- ukai sepatu dan Putri pecinta perhiasan. Keduanya sepakat menggabungkan kecintaan mereka menjadi sebuah sepatu bertahtakan perhiasan. Den- gan bermodalkan Rp 5 juta, Kara dan Putri memiliki brand sepatu bernama PVRA. Nama ini dipilih dari gabungan nama mereka, PV dari nama Putri dan RA adalah Kara. Meski demikian, Kara dan Putri tak lantas patah seman- gat, mereka terus berusaha membuat sample sepatu dan sandal yang tidak hanya can- tik dan mewah tetapi juga nyaman saat dikenakan. Un- tuk memastikan keny- aman produk, mereka "Kami memulai PVRA di menggunakan ba- tahun 2015. Terinspirasi dari han kulit asli yang kecintaan kami akan sepatu lembut di kaki. dan perhiasan sehingga kami "Kami benar-be- putuskan untuk menggabung- nar serius dalam kan keduanya yaitu sepatu mengembangkan dengan hiasan beadings yang dan memproduk- Setelah lulus kuliah dari Universitas Monash, Mel- bourne, Australia, keduanya memang sempat bekerja kan- toran. Namun, Putri dan Kara juga ingin mencoba membuat bisnis sendiri sehingga terce- tuslah ide untuk membuat alas kaki yang dihias manik-manik. pv a menyerupai perhiasan. Nama PVRA pun merupakan gabun- gan dari Putri dan Kara," ujar Putri dikutip Bisnis Indonesia. Menurutnya, peluang bisnis sepatu di Indonesia masih sangat terbuka luas, terutama untuk pangsa pasar wanita. Apalagi saat itu belum ada produk sepatu yang desain dan modelnya serupa dengan brand PVRA sebagai pelopor sandal manik-manik di pasar lokal Indonesia. bawa brand sepatunya dikenal masyarakat luas, Kara Nugroho dan Putri Katianda sudah men- jajaki event internasional lewat produk sepatu mereka, PVRA. PVRA menjadi satu dari deretan brand internasional yang tampil di ajang London Fashion Scout 2019. Ada- Saat pertama kali memulai usaha, keduanya mengalokasi- kan modal awal sekitar Rp5 juta per orang. Dana tersebut kemudian digunakan untuk membuat contoh sepatu yang sesuai keinginan mereka. Na- mun tentu saja saat pertama kali memulai produksi, tidak semua berhasil. Terdapat sedikitnya 50 pasang sepatu yang gagal. Fashion show produk PVRA sebelum masa pandemi. BUKAN sekadar sukses mem- pun London Fashion Scout meru- pakan bagian dari London Fashion Week yang menampilkan sejumlah desainer brand dari seluruh dunia. Kesempatan ini merupakan kali pertama bagi PVRA untuk terlibat dalam ajang internasional. "Saat awal dihubungi, kaget banget. Kami dikasih tahu pertengahan Desem- Sepatu sandal koleksi per- tama PVRA dipasarkan lewat Instagram. Putri dan Kara se- mula memperhitungkan koleksi yang mereka siapkan cukup un- tuk berjualan selama tiga bulan. Ternyata, 72 pasang sepatu dan sandal itu ludes hanya dalam tempo tiga minggu. Begitu pula yang terjadi dengan setiap koleksi yang mereka pasarkan setelah itu. Melihat respons pasar yang sangat baik, setelah enam bulan berjalan, Putri dan Kara pun memutuskan untuk berhenti dari pekerjaan masing-masing di kan- tor dan fokus menjalankan PVRA. Popularitas PVRA yang terus menanjak membuat Putri dan Kara mulai kewalahan melayani antusias konsumen. Setiap kolek- si baru diluncurkan, bisa ratusan hingga ribuan konsumen yang berminat membelinya. Karena itu di tahun kedua mereka pun memutuskan membuat website untuk melancarkan transaksi penjualan. Tak disangka, momen hari pertama peluncuran website menjadi salah satu pengala- man terburuk Putri dan Kara menjalankan PVRA. Saking ban- yaknya jumlah pengakses, web- site menjadi crash dan banyak IST data pembelian yang tertukar. Otomatis, mereka mendapatkan komplain yang bertubi-tubi dari pelanggan. "Akhirnya kami cari satu-satu, konfirmasi lagi siapa yang sudah membayar sambil minta maaf," cerita Kara dikutip Sociolla.com. Meski demikian, Kara dan. Putri justru memetik pelaja- ran yang sangat berharga dari pengalaman tersebut. Mereka segera membenahi sistem web- site demi kepuasan dan keny- amanan berbelanja pelanggan. Hal itu juga merupakan upaya mereka mewujudkan brand value yang disematkan sejak memulai PVRA yaitu 'look good, feel good, do good. Setiap produk PVRA harus bisa membuat pemakainya terlihat keren dan menjadi per- caya diri. Inilah yang dimaksud dengan 'look good. Sedangkan 'nyaman' merupakan kata kunci pada aspek "feel good". Produk PVRA harus nyaman dan enak dipakai. Itu sebabnya PVRA tidak memproduksi stiletto atau sepatu bertumit runcing. High heels mereka juga bertipe block heels yang membuat kaki tetap dapat kokoh menyangga tubuh. Masa produksi pun menjadi tantangan tersendiri bagi PVRA. Creative Director sekaligus Co- Founder PVRA, Kara Nugroho men- jelaskan, masa produksi biasanya dijalani selama tiga bulan. Namun untuk 10 look yang ditampilkan di London Fashion Scout 2019 saat itu hanya memiliki waktu sekitar sebulan. "Desain dan produksi waktunya sangat mepet, jadi kami kejar-kejaran," tuturnya. Meski be- gitu, baik Kara maupun Putri sangat bersyukur bisa lolos dari proses kurasi yang ketat. Sebab, pihak penyelenggara tak sekadar mencari brand yang bisa membuat sebuah produk fesyen, tetapi juga meng- inginkan agar brand yang ditunjuk memiliki konsep menarik yang bisa merepresentasikan London Fashion Scout. "Ini kesempatan yang sangat bagus untuk kami dan kami juga mendapatkan pengalaman yang Pengalaman Website Crash hingga Dikomplin IDE untuk membuat bisnis bersama muncul saat Putri dan Kara sedang menikmati perawa- tan di sebuah salon. Saat itu Putri dan Kara yang telah bersahabat sejak kuliah di Australia mencer- mati tren media sosial yang berkembang pesat di Indonesia. Mereka ingin memanfaatkan peluang tersebut untuk mendiri- kan sebuah bisnis yang mewakili passion mereka berdua, namun belum ada di pasar. Untuk aspek 'do good', se- jak awal mendirikan bisnis, Putri dan Kara berniat mem- berikan dampak positif pada masyarakat melalui PVRA. Mereka bekerja sama dengan sebuah organisasi sosial yang bergerak di bidang crowdfund- ing untuk membantu pembi- ayaan pengobatan bagi warga tidak mampu. Sebagian keun- tungan setiap penjualan produk PVRA akan disisihkan untuk disumbangkan pada organisasi berkembang," tutur Putri. Sementara itu, untuk proses pemasangan manik-manik dikerjakan secara manual Putri Katinda dan Kara Nugroho Sudah Merasakan Debut Internasional Omzet Tembus Ratusan Juta ber dan itu masih masa kurasi. Baru dikonfirmasi awal Januari. Sempat tidak yakin karena mepet banget," Hal itu diungkapkan oleh Manag- ing Director sekaligus Co-Founder PVRA Putri Katianda. DARI obrolan tentang mimpi punya usaha sendiri, duo sahabat Kara Nugroho dan Putri Katianda menemukan sukses berbisnis sepatu. Mereka membesut sandal PVRA pada 2015 silam. tersebut. Di samping itu, PVRA juga berupaya berkontribusi menin- gkatkan kesejahteraan warga di sekitar kantor mereka dengan memberdayakan ibu-ibu ru- mah tangga membantu proses produksi. Putri dan Kara mem- berikan pelatihan membuat manik-manik dan mengap- likasikannya ke alas kaki bagi para ibu yang berminat. Peserta pelatihan yang serius dan bisa bekerja memenuhi standar kualitas PVRA kemudian di- rekrut menjadi pegawai. "Alhamdulillah sekarang kan tor kami sudah 5 lantai dengan 63 pegawai, semuanya perem- puan kecuali OB dan sopir. Ini salah satu achievement kami yang paling bikin bangga, bukan sekadar bikin sepatu, jualannya laku, tapi akhirnya kami bisa menciptakan lapangan kerja instead of cuma jadi pegawai," tutur Kara seperti dikutip Soci- olla.com. Saat ini, PVRA dapat mem- sangat berharga," tutur Kara. Bawa nilai tradisional Indone- sia PVRA menampilkan capsule collection Autumn/Winter 2019 yang terinspirasi dari filosofi di balik busana daerah di Indonesia. Kara menjelaskan, inspirasi kolek- si tersebut datang dari Suntiang atau mahkota pengantin perem- puan Minang. Meski berat ketika digunakan di kepala, namun Sun- tiang (trembling flower) membuat sang pengantin tampil cantik dan ternyata memiliki filosofi men- dalam di baliknya. "Tidak banyak yang punya budaya seperti kita. Kami tidak hanya angkat budaya Minang, tapi cerita utamanya me- mang dari situ," jelas Kara. Menyesuaikan musim, koleksi PVRA memperkenalkan model alas kaki tertutup, seperti pointy flat dan pointy heels. Overlap- ping strap akan menjadi detail yang ditonjolkan dan dianggap merepresentasikan tema mereka. Menggambarkan besarnya beban dan tanggungjawab para wanita setelah menikah, seperti tercer- min dari suntiang. KUMPARAN Karya PVRA berawal dari keberanian wirausaha Kara dan Putri. dengan teknik jahit dan lem yang terbilang cukup rumit. Dalam hal ini, Pu- tri dan Kara ke- mudian meng- gandeng dan melatih ibu- ibu rumah produksi sekitar 1.000-2.000 pasang alas kaki dalam sebu- lan. Dengan harga produk yang berkisar antara Rp675.000 Rp899.000, omzetnya mencapai ratusan juta rupiah per bulan. Selain melalui website, Insta- gram, dan LINE, PVRA juga dijual melalui marketplace seperti Tokopedia. Di awal 2020 jumlah followers Instagram @pvra.of- ficial telah mencapai 275.000. Kendati demikian, untuk memaksimalkan penjualan sejak 2018 Putri dan Kara juga membuka toko offline di beberapa pusat perbelanjaan di Jakarta, Bandung, dan Bali. Selain untuk mendongkrak penjualan, langkah ini juga diharapkan dapat membantu promosi dan meningkatkan pelayanan pada pelanggan. Melalui toko offline, pelanggan dapat mencoba produk secara langsung. PVRA pun bisa mem- peroleh feedback yang tidak diperoleh secara online dari pelanggan. Desainnya yang manis dan elegan membuat sepatu ini dapat digunakan di ber- bagai kesempatan baik untuk acara formal maupun untuk hangout. Meski menggunakan tangga yang taburan manik-manik di ba- tinggal di gian atasnya, tetapi Putri dan sekitar Kara memastikan bahwa pera- watan produknya tidaklah ru- Adapun mit. "Cukup jangan diletakkan untuk di tempat yang terlalu lembab proses dan sesekali perlu untuk dilap halus. Kami juga memberikan garansi untuk setiap produk yang dibeli dalam jangka wak- tu 180 hari," ujar Kara. kantor. Andalkan media sosial, keuni- kan sandal PVRA jadi kekuatan- nya. Kara memadukan bahan kulit asli dengan manik-manik, sehingga bisa dipakai untuk kasual atau pesta. Produksi pertamanya ludes terjual hanya dalam waktu tiga minggu. Sampai hari ini, penjualan sudah menca- pai ribuan pasang. Bahkan, Kara terus mengembangkan produk. Kini, dia juga membuat sepatu high heels, flat, tas dan lainnya. Putri pun bilang, mereka tak hanya akan fokus untuk produk alaskaki tapi bakal berkembang untuk produk aksesoris. Potensi pasar lokal yang san- gat besar, mendorong dua sa- habat ini khusus menggarap pasar Indonesia. Agar mudah ditemukan oleh konsumen, mereka menjalin kerjasama dengan pusat perbelanjaan di Ja- karta, Bali, dan Bandung. Hanya saya sekitar 80 pesre dari total penjualan masih berasal dari penjualan online (website). Lainnya, dalam sebulan rata- rata total produksinya mencapai 1.000 -2.000 pasang alas kaki. Keduanya memilih menjalin mitra dengan perajin alas kaki di Jakarta dan luar kota, untuk memenuhi seluruh permintaan konsumen. Untuk pemasangan manik-manik, dan lainnya mereka dibantu oleh 40 orang karyawan. produksi dilakukan langsung di workshop PVRA. Menyasar konsumen kalangan menengah, harga sepasang san- dal atau sepatu PVRA mulai dari Rp 629.000 sampai Rp 999.000 per pasang. Sayang, mereka enggan menyebut jumlah ke- untungan bersih yang berhasil dikantonginya. Untuk urusan bahan baku, mereka menjalin kerjasama dengan pemasok lokal. Kulit asli dengan kualitas super digunakan untuk membuat produk alas kakinya sempurna dan nyaman saat dipakai. Tumbuh secara organik dari media sosial, mereka memilih untuk memaksimalkan promosi melalui media digital seperti Instagram, Line Official, website, dan juga blog. Kini, mereka pun juga berkolaborasi dengan e-com- merce terbesar di Indonesia, Tokopedia dalam kampanye Be a Better You. Kenyamanan produk menjadi keunggulan RONA Memulai usaha tak selalu harus dengan modal besar. Ber- bekal tekad dan modal Rp 10 juta, Kara Nugroho dan Putri Katianda mulai mewujudkan impiannya. Modal tersebut dipakai untuk membuat sampel produk. Asal tahu saja, sandal manik-manik ini merupakan kolaborasi kesu- kaan keduanya, yaitu Kara yang menggemari sepatu dan Putri yang menyukai perhiasan. Tahun pertama adalah momen terberat bagi kedua Untuk memasarkan produknya, Putri dan Kara lebih mengandalkan media sosial, terutama instagram. Mereka bahkan banyak menggan- deng para influencer fesyen dan kecantukan sebagai strategi untuk meningkat- kan brand awareness PVRA sebagai brand sepatu lokal yang elegan dan berkelas. "Kami juga aktif membuat konten-konten menarik di instagram serta mem- bentuk komunitas dengan para customer dan follower sehingga meningkatkan engagement dengan para pelanggan," tuturnya. Meski sebagian besar penjualan dilakukan se- cara online, PVRA juga bisa dijumpai secara of- fline di beberapa lokasi seperti Fashionlink, Sen- ayan City; Fashionhub, Gandaria City; Bobo- bo, PIM 2; Bonheur, Paskal Bandung, dan Bonheurr, Seminyak Village Bali. PVRA sendi- .NET ri memiliki berbagai varian sepatu dan sandal seperti sepatu seperti siluet pointy, sandal strap, classic flat, hingga heels. Koleksi-koleksi tersebut dibuat dari bahan kulit terbaik dalam sentuhan warna-warna hangat. Adapun untuk range harga yang ditawarkan mu- lai dari Rp675.000 hingga Rp850.000 dara cantik ini. Mereka harus pintar membagi waktu untuk menemukan perajin yang cocok dengan keinginannya. Maklum, aat itu keduanya asih bekerja. Lantaran ingin menghadir- kan sandal yang benar-benar nyaman, revisi demi revisi pun terus dilakukan. Tak heran, tahap uji coba memakan waktu yang lama. Ada sekitar 50 pasang sepatu yang menjadi produk percobaan pada proses uji coba di tahun 2014 lalu. "Classic collection kami tetap menjadi yang terlaris, mulai dari 5 tahun yang lalu sampai sekarang. Berawal dari produksi lusinan per bulan, saat ini kapasitas bisa sampai ribuan," ujarnya. Setelah menemukan produk yang pas, lantas mereka menen- tukan strategi penjualan. Akun Instagram menjadi pilihan lapak PVRA. "Karena saat itu kami juga masih kerja. Jadi, sambil curi-curi waktu balesin chat konsumen," kenang Kara. Enam bulan kemudian, Kara dan Putri memutuskan berhenti kerja dan fokus berwirausaha karena bis- nisnya terus berkembang. Laju roda bisnis PVRA cukup kencang. Order terus berdata- ngan dari ratusan hingga ribuan konsumen setiap ada peluncuran koleksi baru setiap bulan. Kara rutin membuat koleksi baru agar konsumen kembali berbelanja dan memberikan banyak variasi. Dengan ribuan konsumen, Kara pun mulai kewalahan merespon pembeli. Komplain pun berdata- ngan karena lambatnya respon ini. Sebagai solusi, mereka mulai membuat platform e-commarce pribadi untuk membuat pelanggan lebih nyaman berbelanja. Tak semudah yang dibayang- kan saat peluncuran perdana platform sempat down karena terlalu banyak jumlah pengakses. Alhasil, laporan barang pesanan pun tidak terdata dengan benar dan lagi-lagi mereka mendapatkan banyak komplain dari pelanggan. "Saat itu, ada ribuan tran- saksi yang berlangsung. Karena masalah itu, data barang pesanan mereka acak-acakan, hasilnya kita terima komplain banyak sekali," jelas Kara dikutip Kontan. Untuk memaksimalkan pen- jualan, Kara Nugroho dan Putri Katianda pun membuka toko fisik. Ia memilih pusat belanja di kota-kota besar. Saat ini, PVRA telah membuka gerainya di Ja- karta, Bali dan Bandung. Selain produk alas kaki, PVRA juga memproduksi be- berapa pilihan produk lainnya seperti tas yang dibanderol mulai dari Rp235.000, ser- ta masker yang dijual mulai dari Rp75.000. Masker ini diproduksi untuk menjawab kebutuhan masyarakat di masa pandemi Covid-19 ini. "Di masa pandemi sekarang ini kami berusaha mengikuti apa yang sedang terjadi dan berino- vasi terhadap produksi produk yang lebih relevan. Seperti mu- lai produksi masker, tote bag, pouch untuk kebutuhan dasar seperti untuk hand sanitizer dan handphone, sampai anti droplets jacket," tuturnya. Adapun untuk penjualan, saat ini PVRA sudah tersebar di sejumlah daerah di Indone- sia. Ke depannya untuk jangka panjang, Putri dan Kara juga berharap agar PVRA dapat melenggang hingga ke pasar internasional. Meski demikian, saat ini PVRA juga aktif mem- perkenalkan koleksi sepatunya ke berbagai gelaran fashion week seperti London Fashion Week dan Jakarta Fashion Week. .NET Putri Katianda dan Kara Nugroho bersahabat sejak kuliah di Monash Australia. Kara mengatakan, langkah ini merupakan strategi untuk men- dongkrak penjualan, sekaligus promosi dan branding mereknya. Sebab, sampai sekarang, online masih mendominasi penjualan sekitar 80 persen. Menjalankan usaha memang tak gampang. Meski sudah men- gantongi omzet ratusan juta, duo sahabat ini masih menemui kendala soal pengelolaan stok bulan Ramadan. "Kami mengejar produksi, karena kalau bulan puasa perajin kerjanya lebih santai," kata Kara. Selain itu, Kara dan Putri juga menghadapi persaingan ketat bisnis fesyen. Maklum, jumlah pemain di sektor ini sudah cukup banyak. Untung, mereka justru mengambil nilai positif. "Persain- gan membuat semakin bagus. Art- inya, para pemain bersama-sama majukan sektor ini," tambahnya. Selain menjadi pelaku bis- nis, dua dara cantik ini juga melakukan aksi sosial mela- lui pemberdayaan ibu rumah tangga. Mereka mempekerjakan sekitar 20 perempuan sebagai tenaga perajin manik-manik. Mereka berharap aksi ini dapat membantu meningkatkan kes- ejahteraan ekonomi keluarga di sekitar lokasi workshop-nya yang berada di kawasan Radio Dalam, Jakarta Selatan. Para ibu rumah tangga yang bergabung dengan PVRA adalah mereka yang lulus dari masa pelatihan. Sekadar info, kegiatan ini berawal dari banyaknya ibu-ibu yang menanyakan jenis usaha PVRA saat melewati lokasi work- shop. Bahkan, tidak sedikit yang menanyakan, apakah ada peker- jaan untuk mereka. Lantaran semakin banyak yang bertanya, mereka pun mulai berpikir untuk memperkerjakan sebagian dari mereka. "Awalnya kami menerima satu orang un- tuk membantu membersihkan sepatu," kata Kara. Namun, ternyata banyak ibu rumahtangga itu yang tertarik bergabung. Kara pun membuat program pelatihan memasang manik-manik untuk mereka. Lalu, dari mereka yang berhasil lulus dapat bergabung dengan perusahaan. SAMBUNG Hirup Gas Beracun, SAMBUNGAN DARI HALAMAN 1 Tambunan,43, bersama tiga orang karyawannya, Rivaldo Simagun- song,22, Ardi Silitonga,22, dan Jaksa Napitupulu,20, tewas setelah menghirup gas kimia beracun yang diduga bocor di dalam pabrik pe- nyamakan kulit tersebut. Korban Boidon Tambunan merupakan kader Partai Solidaritas Indonesia (PSI) yang menjabat Ketua DPR PSI Benoa. Kapolsek Kuta Selatan, Kompol Agustinus Yusak Sooai, mengung- kapkan ada tiga karyawan tewas di lokasi kejadian sebelum dilarikan RS Bali Jimbaran. Sementara bos pabrik, Boidon Tambunan meng- hembuskan napas terakhirnya Perum Taman Griya, Ja setelah beberapa saat mendapat pertolongan dari tim medis di RS Bali Jimbaran. Evakuasi korban tewas Taman Griya, Kelurahan "Kami belum bisa memastikan seperti apa kondisi di dalam ruko itu. Sampai saat ini kami belum berani masuk ke dalam karena takut keracunan. Para korban tadi bisa dievakuasi dari dalam ruangan oleh tim Basarnas Bali menggu- nakan tabung pengaman. Besok (hari ini) baru tim labfor datang untuk melakukan olah TKP," ung- kap Kompol Agustinus. Untuk kepentingan lebih lanjut ungkap Kompol Agustinus, jasad para korban dititipkan di RS Bali Jimbaran. Sementara ruko lo- kasi kejadian dipasangi garis polisi. Warga sekitar dilarang untuk masuk ke dalam garis i yang terpasang. "Untuk sementara lokasi kami amankan agar tidak terjadi ke- jadian yang tak diinginkan," ung- kapnya. Kompol Agustinus mem- beberkan korban Boidon (bos perusahaan) tinggal di Perum Ta- man Griya, Jalan Danau Batur Raya Nomor 50, Kelurahan Jimbaran, Kecamatan Kuta Selatan, Badung tepat di samping kanan Ruko tem- pat lokasi kejadian. Sementara tiga karyawannya yang tewas dalam peristiwa itu tinggal di Perum Taman Griya, Jalan Batur Raya Nomor 49 B, Kelurahan Jimbaran, Kecamatan Kuta Selatan, Badung atau di ruko lokasi TKP. mobil ambulance dan adam kebakaran data itu polisi dan tentara ke lokasi. Saat itu Dini coba warungnya yang ber di samping kanan ru Tambunan menuju ke a Dia melihat bos perus dikenalnya dengan pa Boy itu dibawa masu ambulance. "Awalnya saya ki kena Corona. Karena asap, tapi ada mobil Ternyata ada gas be polisi. Kami dilarang m kasi karena berbahaya ungkap Dini. Menden beracun dari ruko it Dini kaget. Karena yam Ruko itu adalah tem ban dan las. Sebelum las dan tambal ban, ruh warung makan yang c istri dari Boidon. tandasnya. "Dulu pak Boy pe tandatangan untuk pabrik penyamak kuli waktu itu tidak mau. T et ternyata pabrik kulit Karena sebelumnya di Tiga bulan belakanga tambal ban dan las," Dini mengaku mesl tetangganya itu tapi s nama saja. Di rumah Hal senada disampaikan Kasat bersama istri dan a Reskrim Polresta Denpasar, Kom- orang dan seorang pe "Bisanya yang be pol I Dewa Putu Gede Anom Danu- 6 orang termasuk jaya. Menurutnya pihaknya belum bisa menduga-duga penyebab. Tadi ada dua orang ya peristiwa tersebut. Kepolisian belum berani melakukan tindakan Sementara para karena takut ikut keracunan. toko pusat penjuala "Saya belum bisa menjelaskan dan service kompute detailnya karena kami belum be- phone yang berada di rani masuk ke dalam. Benar ada ruko itu tetap bekerja empat orang meninggal. Diduga "Saat kejadian tadi ka akibat gas kimia beracun bocor. cium bau apa-apa," Bocornya karena apa, belum bisa seorang karyawan diduga-duga. Posisi tabung gas dan keterangan, kemarin posisi para korban saat kejadian juga belum diketahui secara per- sis," ungkap Kompol Dewa Danun- jaya saat ditemui di lokasi kejadian, kemarin. Sementara seorang tet- angga korban Boidon Tambunan yang mengaku bernama Dini men- gatakan tidak mengetahui persis awal mula kejadian itu. Tiba-tiba Terpisah Kepala E pasar, Gede Darmada peristiwa yang mene jiwa itu terjadi sekita Wita. Pihaknya mene pukul 10.10 Wita. Wita tim Basarnas t kejadian dan melakuk Pukul 10.50 Wita tiga Sesuai data Satgas Penanganan Covid-19 Buleleng, Sabtu kemarin dari total 71 orang kasus konfirmasi yang masih dinyatakan positif, 40 orang diantaranya dirawat di rumah sakit. Sedangkan 31 orang lainnya menjalani karantina hotel dan isolasi mandiri. Puluhan pasien Covid-19 yang memer- lukan perawatan rumah sakit karena bergejala sedang dan berat. Puluhan pasien itu memang terdistribusi tak hanya di rumah sakit pemerintah seperti RSUD Buleleng dan RS Pratama Semakin Berat, MD SAMBUNGAN DARI HALAMAN 1 1990-an. Dan kini saa menjaga Bali. "Sekara dimulai pukul 10.00 Wita hingga sudah baik. Guberm pukul 12.00 Wita diawali dengan becik, prajuru pikukuh mejaya-jaya di Pura Samuantiga. yowana, pecalang difas ngajegang Bali. Ngiring lanturang. Bakti lascar las lahir batin," ajaknya Sementara Gubern an Koster, dalam sa mengulas ke belakan Desa Adat di Bali. "Samuantiga ini ad bersejarah. Salah satu Bendesa Agung MDA Provinsi Bali, Ida Panglingsir Agung Putra Sukahet mengatakan Bali menjadi target paham radikal. Isu yang pal- ing hebat dimainkan adalah agama, suku bangsa. "Ini hari kita hati-hati," ujarnya. Selain itu, Bali juga saat ini dalam ancaman paham sampra- daya yang ingin mengganti jiwa pramana sebagai orang Hindu Bali sesuai dresta Bali. "Upacara mau diganti, panca sradha mau diganti, panca yadnya mau diganti. Itu tak kalah bahaya, sangat bahaya. Kalau itu diganti, sama dengan memus- nahkan desa adat. Sama dengan memusnahkan pura, palinggih, adat budaya Bali. Maka jawaban Panglingsir Agung, langkahi dulu mayatku," tegas Bandesa Agung. Maka itu, MDA bersama PHDI Bali mengeluarkan surat edar- an bersama yang melarang ke- beradaan sampradaya di waweng- kon Desa adat. "Bukan karena perbedaannya. Dari dulu banyak saudara India di sini (Bali), tapi tidak sebar tatanan, tidak saling me- nyebarkan, saling mempengaruhi, rukun. Tapi kini, sampradaya ini ke- lihatan ingin mengganti Hindu Bali," jelasnya. Ancaman dan tantangan terhadap Bali, menurut Bendesa Agung karena Bali dianggap pal- ing kuat sebagai benteng Bhineka Tunggal Ika. "Bali dengan desa adatnya yang kuat. Jadi kalau ingin mengubah Bali, menaklukkan Bali harus ditaklukkan dulu desa adat- nya," tegas Bendesa Agung. Kondisi ini pun sudah dirasakan sejak era selalu kita ingat. Bahwa tang desa adat, selalu Samuantiga. Karena ri lalu di sinilah tempat penyatuan sekta di Ba Ida Bhatara Mpu Ku sudah mewariskan dal desa adat," ujar Koster Oleh karena itu, Desa penting di Bali. Tempat beradaan adat istiadat, se budaya tatanan kehidupa di Bali yang menyatu m kesatuan. "Di Bali kebera adat berbeda sekali dem lain di Indonesia. Banten sekadar persembahan seni. Setiap odalan ada rejang, baris macem-r gamelan di situ ada seni. Ja mau menjaga agama dan di Bali, lembaganya adala Jadi boleh dikatakan desa bentengnya keberlanjuta dat seni budaya di Bali," u Itulah sebabnya pu krama Bali wajib huku jaga Desa Adat dengan se yaitu keberagaman r lama saya ingin desa perkuat, diperkokoh, c dan diberikan kewenar Kasus Naik, RSUD Bulele SAMBUNGAN DARI HALAMAN 1 rumah sakit pemerintah rujukan penan- ganan Covid-19 menyatakan kapasitas ruang isolasi masih mencukupi dan aman hingga, Sabtu (19/12). Tangguwusia. Beberapa j dan menjalani perawatan di Buleleng, seperti di RS Ba Bross, RS Kerta Usada, RS F dan RS Santhi Graha. Dirut RSUD Buleleng, Nugraha, mengatakan ke ruang isolasi di RSUD Bul aman. Jumlah ruang isolasi kan pun menurut Dirut Am sudah melebihi dari stand tentukan Kementerian "Kemenkes menginstruks isolasi minimal 10 persen bed yang dimiliki. Sedang- dari 300 bed yang kami pu diperuntukkan untuk ter pasien Covid-19," jelasnya. Sementara itu perkemb