Tipe: Koran
Tanggal: 2002-04-19
Halaman: 13
Konten
April 2002 12 shik.. lan Allah an Allah, atau kalaupun mya alias riya. Padahal, nya tidak hilang. Dia nanti. Qudsi sbb: Wahai bani ada-Ku dan janganlah an bukan pula karena bali (tunai) kepadamu, (HQR Baihaqi, Mursal Al-Hafitdh Al-Mundziri eh At-Thabarani dan rkan selama di dunia gi yang menerimanya rinya di hari akhirat. campuri riya, semata- Ha kita bahwa semua ng dilakukan dengan a atau dalam bentuk mahala yang disimpan ng berkurban di jalan hlan-Prof Dr HMD onegoro, Bandung). hmuddin Nasution, M.Ag ana IAINSU FAI-UISU Umat dibawa oleh Rasul SAW. Abi Talib, telah lahir dua Syi'ah. Perbedaan sikap ongan ini, ternyata segera u pada satu sisi Khawarij a, karena dianggap telah an politiknya, maka pada dan pengagungan yang g yang maksum, terhindar lompok Murji'ah dengan ah semata-mata hak Allah an. Selain itu, kajian 'ulum udian mendapat perhatian ran-aliran seperti qadariyah, n ini terpecah lagi menjadi uhan banyaknya. Masing- kepercayaan yang menurut Rasul Allah SAW. sehingga a atau ahli bid'ah. Beberapa ) dari agama Islam karena aqidah, dan sebagiannya nu'tazilah. nah wa al-Jama'ah, inilah ebut di dalam hadis Rasul bidang furu' syari'ah yakni ibadah maupun mu'amalat, ah, tidak termasuk dalam m bidang ini, justru adalah dari Rasul Allah SAW. na al-Firaq; al-Syahrastani, i, Inararah al-Duja Syarh Ramadan, maka pada saat in kami tanyakan, apakah ang tertinggal sebelumnya arus diganti? engan berpuasa pada bulan ari Allah SWT. Misalnya, da. Barang siapa berpuasa h akan mengampuni dosa- (HR. al-Daraqutni). asul Allah SAW bersabda, ah kamu berpuasa padanya ) padanya. Maka, barang ya, imanan wa ihtisaban, a dilahirkar oleh ibunya. dis-hadis seperti ini tentu engan baik layak berharap ri 'id al-fitr. erbagai nass hadis dan al- a ulama, janji itu berlaku can kesimpulannya, bahwa osa-dosa kecil (al-saga'ir) adi, tidak termasuk dosa- ngan hak sesama manusia. alil, untuk mendapatkan taubat, yakni penyesalan, ermohonan ampun kepada ang lain, masih dibutuhkan ng bersangkutan. sa yang diampuni dengan terkait dengan hak Allah sa besar, maka dosa tersebut anaan puasa saja. Dengan tuntut mengganti (qada') Wa Allahu a'lam. mbi Khususiyat al-Siyam, 002 Asnawi Pulungan S.Ag Prof. Drs. H. Anwar Pane M. Salim H. Ismail a H. Khairuddin L.C Drs. Akmal Lubis Drs. H. Alinafiah Nasution Astra Wahyudi, S.H Dr. Faisar Ananda g Horasman Purba, B.A Drs. Idrus Uteh m Drs. M. Rais Mahmuddin, B.A Drs. A. Manap, S. Azhar Fauzi S.Ag Drs. Darwansyah Simanjuntak m Drs. Jaffar Siddik ang Drs. Abdulsalam dn Drs. Asriel Arifin mm Drs. Suryadi Raden Sitompul Drs. Mario Kasduri Drs. Mulkan Daulay Drs. Kaslim Nasution Masnun Syafi'i Drs. M.Syafruddin Drs. M. Samin M.W Drs. Son Haji Harahap Drs. Syarifuddin, D. -Idn Drs. Eldin H. Zainal, M.A Drs. Abd. Halim Ibrahim dn Drs. Zainal Arifin G.M Drs. Muhammad Nasution Drs. Wahid Hasan Darwin Purba, B.A DR. Nawir Yuslen, M.A Drs. H. Hasyim Sahid Drs. Zulkifli Drs. H. Fahmi Mahyar M. Ali Irsan, S.Ag dan Drs. Matsch, M.G an Drs. M. Djoyo hor A. Faisal Nasution S.Ag amplas Drs. Ramli A.T gkar Drs. Muhammad Nasution Medan Drs. Abdul Sani Sinaga Drs. Kun Perdana Lubis Hasrin Noor Drs. H. Agus Taher Nasution Drs. M. Ridwan, S.Ag Drs. Bahron Nasution ulan Drs. Hasanul Anfin WASPADA JUMAT, 19 APRIL 2002 13 Mejik Dalam Al-Qur'ana Hadist Shahiho Cegah Kejahatan Sejak Dini Sesungguhnya pandangan kamilah yang dikaburkan sehingga kami kena mejik (sihir). (Q.S. al-Hijr ayat 15). Kegandrungan sebagian pada masa Rasulullah sendiri manusia untuk menggunakan keberadaan mejik tersebut ma- mejik (sihir) sudah dimulai jauh sih tetap eksis. Untuk mema- sebelum Al-Quran diturunkan tahkan kekuatan mejik ini Al- tepatnya pada masa Nabi Sulai- lah menurunkan kepada para man dan Nabi Musa. Bahkan nabi-nabiNya berupa mu'jizat Kerugian Yang Nyata Oleh Sumaharja Ritonga MANUSIA tercipta sebagai hamba Allah SWT yang paling sempurna di permukaan bumi ini. Itu sudah jelas. Tetapi dalam kehidupan manusia, apakah mereka benar-benar menjadi hamba-Nya atau menjadi yang lain, mungkin itu perkara lain. Sayangnya (?), masing-masing manusia hanya punya satu hati. Kalau hati yang satu itu dipergunakan secara campuraduk, sekali waktu dipergunakan untuk penghambaan diri kepada Allah SWT, sekali waktu lagi dipergunakan untuk pengabdian yang selain-Nya, maka yang dominan nantinya adalah penghambaan diri kepada selain Allah SWT. Itulah yang disebut kemusyrikan atau menduakan Allah SWT. Karakter Manusia Demikian pula dalam penghambaan diri kepada Allah SWT itu setiap manusia memiliki motivasi atau niatnya sendiri-sendiri Ada yang menghambakan diri kepada Alah SWT, agar segala tuntutan atau beban, juga disebut taklif dari Allah itu segera terlepas dari diri-nya. Misalnya, seseorang mengerjakan ibadah shalat dengan meng-abaikan syarat rukun dan perolehan dari ibadah tersebut. Pokoknya sudah shalat dan selesai, karena shalat diapresiasi sebagai beban. Ada pula seseorang yang beribadah (menghambakan atau menyembah) kepada Allah SWT dengan motivasi ingin mendapat kan balasan surga di akhirat kelak. Masalah apakah ibadah tersebut punya makna dalam kehidupan duniawinya atau tidak, sama sekali mereka itu tidak berpikir ke sana. Juga ada di antara manusia yang beribadah (dari kata inilah yang kemudian timbul kata mengabdikan diri atau dengan kata lain menghambakan diri, juga dipergunakan pula kata menyembah) kepada Allah SWT, karena takut siksa neraka di akhirat kelak. Sebagian manusia mengabdikan dirinya kepada Allah SWT. Sebab, kalau tidak demikian maka manusia tentu terjatuh kepada penghambaan diri kepada yang selain Allah. Mungkin manusia itu menghambakan diri kepada hawa nafsu, harta, tahta, bahkan mungkin kepada setan. Ada pula manusia yang menghambakan diri kepada Allah SWT, karena mereka cinta kepada Allah. Allah SWT lebih berhak men- dapat cinta kita. Tetapi alangkah banyaknya manusia yang lebih mencintai pemberian-Nya, ketimbang si pemberi, yaitu Dia, Allah SWT Yang Maha Pemberi. Orang lebih mencintai suami atau istri ketimbang kepada Al- lah, padahal suami atau istri itu adalah pemberian-Nya. Orang lebih mencintai harta ketimbang Allah SWT, padahal harta adalah pemberian-Nya. Mengapa kita tidak lebih mencintai Pemberinya? Kalau manusia sudah bercinta, maka ia tidak akan menghitung untung-rugi dengan pengorbanan demi pengabdiannya terhadap yang dicintai. Misalnya, seorang ibu yang cinta kepada anaknya, maka ia korbankan segala-galanya untuk anak tersebut. Mulai dari waktu, tenaga, pikiran bahkan hartanya untuk sang anak. Padahal Allah SWT lebih berhak menerima segala pengorbanan lebih dari segalanya. Tetapi, memang demikian sifat atau karakter manusia. Banyak yang tertipu dengan yang lebih dekat, yaitu dunia dengan segala tetek bengek isinya. Bahkan dalam ibadah kepada Allah SWT, ada di antara manusia itu serta-merta menghitung untung-rugi secara duniawi. Kita lihat makna firman Allah dalam Al Quran surah Alhajj, 22:11, yang artinya sebagai berikut: Dan di antara manusia yang menyembah Allah dengan keber- adaannya di tepi, hingga jika ia mendapatkan kebajikan atau kese- nangan tetaplah ia dalam keadaan itu (menyembah Allah), dan ji- ka ia ditimpa bencana berbaliklah ia ke belakang. Rugilah ia di du- nia dan di akhirat. Yang demikian itu adalah kerugian yang nyata. Cobaan Allah Dalam makna firman tersebut, kata menyembah haruslah kita artikan secara luas, yaitu pengabdian manusia secara keseluruhan kepada Allah SWT, bukan sekadar shalat yang sering pula disebut sembahyang. Mengabdi kepada Allah SWT dengan berada di tepi, maksudnya seperti di tepi atau pinggir jurang. Terayun-ayun meng- ikuti arah angin yang menerpanya. Ke arah hembusan angin itulah ia condong. Dalam kehidupan kita ini seringkali justru orang yang taat ke- pada Allah banyak menerima musibah. Andaikan demikian keadaan kita, maka sebagai Muslim kita harus menyikapi musibah itu de- ngan pas, yaitu bahwa Allah SWT tidak akan mencoba kita di luar batas kemampuan kita, dan cobaan Allah kepada kita adalah cobaan Kekasih atas yang dikasihi-Nya. Kita terima dengan senang hati. Dengan cobaan itu, Allah SWT meningkatkan mutu kita di hada- pan-Nya, sekaligus menghapus dosa-dosa kita dengan kesabaran atas cobaan-Nya. Tentu kita tidak ingin seperti yang digambarkan firman Allah SWT tersebut. Terayun-ayun, antara ketaatan dan keingkaran. Mari kita tetap konsisten, taat kepada-Nya secara berkesinambungan, dalam hujan maupun dalam panas, dalam suka dan duka, karena semua musibah atau cobaan itu hanyalah kehidupan dunia belaka. * Memahami Qur'an Sebagai Pedoman Hidup Oleh Drs. Djoko Sugiarno MEMBACA dan memahami Qur'an memang tidak semudah membaca buku, majalah atau bacaan lainnya. Semua orang juga akan menyetujui pendapat ini, tetapi ada yang lebih substansial untuk diungkap dan direnungkan secara lebih mendalam, untuk menemukan solusi komprehensif, agar Qur'an menjadi lebih mudag difahami dan lebih enak dibaca. Maaf, ini bukan berarti Qur'an sekarang ini tidak enak dibaca. Sama sekali bukan itu, melainkan harus ada upaya lebih, agar Qur'an itu bukan menjadi sekedar sebuah bacaan baik, lebih dari itu, adalah pedoman hidup yang harus dituruti oleh segenap muslimin yang ingin tidak tersesat dunia akhirat. Kendala Jelas sekali banyak kendala untuk dapat mempedomani Qur'an dalam kehidupan sehari-hari. Selain bersinggungan dengan masalah hukum positif yang berlaku, juga ada hambatan potensial bahkan hanya untuk memahami pesan, perintah dan larangan yang tertera dalam Qur'an. Tim Editor dalam Seminar Internasional VI tentang "Mukjizat Al-Qur'an dan As Sunah tentang IPTEK' pada 29 Agustus -2 September 1994 di bandung, menyatakan bahwa para ahli penafsir Qur'an menghadapi dua masalah besar dalam merumuskan penafsiran Al Qur'an. Pertama, kurangnya penghayatan terhadap relevansi Qur'an dengan masalah kekinian, sehingga tidak memenuhi kebutuhan masa kini dan mendatang. Kedua, kurangnya keberanian untuk mengungkap secara transparan dan takut bertentangan dengan pemahaman yang selama ini diterima masyarakat awam secara tradisional. Akibatnya, pemahaman yang terbentuk di masyarakat terus saja mengikuti apa yang secara tradisional telah terbentuk. Kekakuan ini terus dilestarikan oleh kalangan tua, dan berusaha diturunkan kepada generasi muda berikutnya. Hasilnya adalah tafsir Qur'an yang kaku, tradisional dan kurang relevan dengan masalah kekinian. Ini bukan salah Qur'annya, tetapi penafsirannya. Dengan penafsiran yang statik tradisional, maka pesan pesan utama dari ayat Qur'an itu tidak sampai kepada pembacanya (tidak baligh). Oleh Achyar Zein Skenario pemisahan umat muslim dari Qur'annya juga berperan dalam pembisuan' tafsir Qur'an. Skenario ini telah dimulai dengan sangat intensifoleh Snouk Hurgronje, sehingga pemahaman globalitas ibadah menyempit menjadi sekedar sholat, puasa dan zakat saja. Dengan posisi seperti ini, Qur'an hanya tinggal menjadi bacaan saja, tidak lebih. Keberadaan umat muslim yang 85 % itu tidak mampu mewarnai sosial budaya masyarakat. Semestinya, dengan jumlah muslimin yang 85% itu, akan sangat sulit menemukan tempat maksiat, judi dan narkoba di Indonesia, mengingat ketiganya adalah perbuatan yang sangat dilarang menurut Qur'an, simak QS 17:32 dan juga QS 5:90. Tetapi kenyataannya, justru sebaliknya. Sulit sekali menemukan suatu tempat yang bersih dari ketiga dosa besar tersebut. Pub, diskotik dan tempat remang bertebaran di seluruh permukaan bumi. Judi yang terbuka maupun tertutup, beroperasi dengan bebasnya nyaris di setiap pelosok desa. Membaca dan memahami Qur'an Jika kita membaca sesuatu bacaan, pastilah ada tujuan tertentu. Paling tidak, kita mengerti akan makna dari bacaan yang kita baca itu. (Berlanjut Jumat Depan) dengan target agar kegan- drungan kepada mejik menjadi punah. Terdapatnya kecaman Al- Quran bagi pelaku mejik (sihir) mengindikasikan bahwa per- buatan ini sama sekali tak da- pat ditolerir. Selain merusak akidah mejik ini juga berperan aktif merusak sendi-sendi kehi- dupan seseorang bahkan dapat mengantarkan manusia kepa- da kehidupan yang jauh dari nilai-nilai peradaban karena mejik tidak lain kecuali hanya sekadar tipu daya belaka. Munculnya kecaman Al- Quran ini juga didasarkan ke- pada tujuan mejik itu sendiri yang senantiasa membuat ke- rusakan pada diri orang lain se- perti memisahkan hubungan suami istri dan memberikan ke- celakaan kepada orang lain ka- rena merasa adanya persaing kepada dendam kesumat. an yang pada intinya mengarah Pengertian Mejik Kata mejik dalam Al-Quran memiliki pengertian yang sangat bervariasi sesuai dengan konteks kejadian yang berlaku. Menurut al-Damaghani dalam kitabnya Qamus al-Qur'an mencatat ada lima pengertian mejik yang dapat ditangkap melalui informasi Al-Qur'an ya- itu pengetahuan, dusta, menge- labui pandangan, gila dan me- malingkan dari kebenaran. Sementara Al-Ashfahani dalam kitabnya al-Mufradat fi Gharib al-Qur'an mengimbau pengertian mejik kepada bebe- rapa pengertian yaitu, tipu daya dan khayalan yang sema- ta-mata tidak ada wujudnya se- perti pengelabuan terhadap pandangan mata lantaran kece- katan gerakan tangan ditam- bah adanya ucapan-ucapan yang berbentuk mantra. Selain pengertian tersebut lanjut Al- Asfahani mejik juga dapat diar- tikan dengan adanya upaya un- tuk mendapatkan pertolongan setan dengan melalui beberapa pendekatan. Selanjutnya al- Asfahani juga menyebutkan bahwa mejik memiliki kekua- tan hipnotis yang dapat mem- buat seseorang berprasangka bahwa manusia bisa menjadi keledai baik pisik maupun wa- taknya padahal semua itu tidak akan pernah ada. Beliau pada mulanya ada- Kita mulai perbincangan ini dengan menyitir sebuah hadits "Taroktuu fiikum amroini maa intamassaktum bihima lan tadhillu lah seorang ahli fiqih yang bela- abadaa, Kitabullah wa Sunnatan rosuulih". "Aku tinggalkan bagimu jar kepada Ali bin Sahal lalu be- dua pusaka, yang membuat kamu tidak akan tersesat selamanya liau pindah ke Iraq dan belajar selama kamu mempedomaninya dalam kehidupan, yaitu Kitabullah hadis kepada Ali bin Ali bin Abu (Qur'an) dan Sunnah Rosul". Hadits tersebut diucapkan Nabi Hurairah yang juga seorang ahli Muhammad menjelang wafatnya, dungan tujuan untuk menjaga fiqih yang terkenal. Kemudian umatnya agar tetap tidak tersesat selamanya, sepeninggalnya. beliau bulatkan kemauannya untuk mencari hadis, hingga ter- kenallah beliau sebagai seorang ahli hadis. Diantara orang yang mendengar hadis dirinya adalah Daraquthni yang belakangan menjadi salah seorang ahli hadis terkemuka pula yang berhasil menyusun kitab SUNAN. Imam Hakim banyak mempunyai ka- rangan dalam ilmu hadis dan ilmu lainnya namun yang banyak beredar ditangan para Ulama adalah kitab: Al Mus- tadrak 'Ala Shahihain-nya. Ini sangat selaras dengan QS 2:2, di mana Allah menyatakan bahwa Qur'an itu merupakan petunjuk bagi orang yang bertaqwa. Dus berarti bagi umat Islam, tidak ada pilihan lain untuk pedoman dan petunjuk hidupnya, selain Qur'an dan Hadtis Nabi. Sampai di sinipun, tak ada orang yang tidak setuju. Masalahnya adalah seberapa banyak kita menggunakan Al Qur'an sebagai petunjuk dalam menjalankan hidup keseharian kita. Jangan-jangan kita malah tidak pernah menggunakannya. Al-Shabuni dalam kitab taf- sirnya Rawai' al-Bayan mengu- tip beberapa pendapat di anta- ranya al-Azhari yang mendefe- nisikan bahwa mejik ialah me- nukar hakikat sesuatu kepada yang lain. Seolah-olahnya sang penyihir memperlihatkan keba- AL HAKIM mempunyai nama lengkap: Abu Abdullah Muhammad bin Abdullah bin Muhammad bin Hamdawaihi adl Dlabby an Naisaburi yang lebih di kenal dengan nama An Naisaburi dan juga dengan Ibnu'l Bayyi. Sebutan Al Hakim yang de- mikian melekat pada dirinya adalah karena beliau pernah menjadi hakim/qadh dikota kelahirannya Naisabur. Dilahir- kan Senin 3 Rabiul awal 321 H dan wafat pada tahun 405 H di Naisabur. juga Beliau mengembara menca- ri hadis dan mengumpulkan sa- nad-sanad hadis yang bernilai tinggi di Khurasan, Iraq dan negeri-negeri sekitarnya. Guru beliau berjumlah lebih kurang 1000 orang (sama seperti Imam Bukhari) dan diantara guru- gurunya adalah ayahnya sendi- kecil dibawah bimbingan ayah ri. Ia menuntut ilmu sejak masih dan juga pamannya yakni pada usia 9 tahun. Mustadrak/Istidrak Istidrak adalah: Mengum- pulkan hadis-hadis yang memi- liki syarat-syarat Bukhari-Mus- lim atau syarat salah seorang tulan tidak diriwayatkan oleh dari mereka berdua yang kebe- tilan dalam gambaran yang hak serta mengkhayalkan bentuk sesuatu yang bukan aslinya. Se- dangkan al-Jauhari menyebut- kan bahwa mejik sesuatu yang sangat halus dan dapat juga diartikan dengan tipu daya. Dari berbagai komentar di atas dapat ditarik suatu kesim- pulan bahwa yang dikatakan mejik ialah perbuatan yang me- nipu pandangan seseorang dengan merubah bentuk yang asli kepada bentuk lain yang bilamana ditinjau dengan pan- dangan batin sama sekali tidak ada perubahan. Justri itu per- mainan mejik akan berpenga- ruh bila menggunakan pan- dangan lahiriyah namun bila digunakan pandangan batini yah maka sama sekali tidak ada perubahan. Lazimnya perla- kuan seperti ini selalu diiringi dengan ucapan mantra yang akhirnya menyeret sang pelaku dapat memudaratkan orang lain. beliau-beliau itu. Hasil kerja dari usaha mengumpulkan hadis-hadis ter- sebut dikumpulkan dalam satu kitab dan disebutlah ia dengan Mustadrak. Oleh karena syarat yang digunakan adalah syarat Muslim, maka disebutkan kitab- kedua orang ahli hadis Bukhari- nya Mustadrak 'Ala Shahihain. Sebenarnya usaha istidrak ini dimulai pada masa ke enam dari perkembangan hadis yakni Sejarah Mejik Perbuatan mejik ini seba- gaimana yang diinformasikan oleh al-Qur'an sudah ada pada masa kerajaan Nabi Sulaiman yang kekuatannya mampu memisahkan seorang suami dan istrinya. Gandrungnya masyarakat Nabi Sulaiman mempelajari mejik tiak lain disebabkan adanya keinginan untuk menandingi kekuatan Nabi Sulaiman yang memiliki kemampuan mengatur jin dan setan bekerja di istananya. Dengan kata lain mereka mem- prediksikan bahwa kekuatan Sulaiman karena ilmu me- jiknya. Pertarungan antara kekua- tan mejik dengan kekuatan ra- sional pada masa Nabi Sulai- man saling tarik menarik, bah- kan sebahagian umatnya me- nuduh beliau kafir lantaran ke- kuatan yang dimilikinya. Keti- daksadaran mereka akan ke- kuatan Nabi Sulaiman sebagai mu'jizat ini tetap saja mereka pandang sebagai perbuatan mejik. Puncak dari pertarungan tersebut Nabi Sulaiman meng- adakan uji coba terhadap ke- kuatan mejik dengan kekuatan rasional plus kekuatan iman de- ngan memindahkan istana Ratu Balqis. Dalam pertarungan terse- but jin Ifrit memberikan inte- rupsi bahwa dengan kekuatan mejiknya ia mampu memin- dahkan istana tersebut sebe- lum Nabi Sulaiman berdiri dari tempat duduknya. Tawaran jin Ifrit ternyata ditolak oleh se-or- Kesimpulan Mejik hanya mampu mela- kukan perbuatan yang dapat merusakkan kredibilitas orang lain sementara untuk urusan- urusan seperti menjadikan or- ang bodoh menjadi pintar atau orang sakit menjadi sehat keberadaan mejik sama sekali tidak memiliki keampuhan. Akan tetapi sebaliknya menjadikan orang pintar men- jadi bodoh dan orang sehat menjadi sakit merupakan ma- kanan empuk bagi tukang me- jik, justru itu Al-Qur'an sangat mengecam orang-orang yang suka menggunakan mejik. Pandangan Al-Qur'an Terhadap Mejik Al-Qur'an menginstruksi- kan bahwa perbuatan mejik hanya bertujuan kepada hal- hal yang tidak baik dengan membuat kemudaratan kepada orang lain. Keampuhan mejik Mustadrak Al Hakim 'Ala Shahihain ang ulama yang memiliki pengetahuan dari al-Kitab bah- wa beliau mempu memindah- kan istana Ratu Balqis dengan tawaran waktu lebih cepat ya- itu sebelum mata Nabi Sulai- man berkedip. Kemampuan manusia he- bat tadi didukung kekuatan rasional plus keimanannya ke- pada Tuhan mampu mematah kan kekuatan mejik yang dita- warkan oleh Ifrit, namun pasca pertarungan tersebut masya- rakatnya tetap saja lebih gan- drung mempelajari mejik ke- timbang ilmu pengetahuan khususnya ilmu tentang ketuhanan. dari awal abad ke IV hingga ta- hun 656 H (Sejarah dan Peng- antar Ilmu Hadis oleh Prof. Hasby hal 115). Ahli-ahli hadis pada abad ke IV ini dan seterus- nya digelari dengan mu- taakhkhirin. Oleh karena itulah kita se- ring menemukan kalimat-kali- mat seperti: hadis ini shahih menurut syarat Bukhari-Mus- lim tetapi beliau tidak menge- luarkannya atau kalimat shahih menurut syarat Bukhari (atau Muslim) tetapi tidak dike- luarkannya, jika kita membuka kitab Al Mustadrak 'ala Shahi- hain milik Imam Hakim ter- sebut. Tak jauh beda dari apa yang dialami oleh Nabi Sulaiman maka Nabi Musa juga mengha- dapi kekuatan tukang-tukang mejik di kerejaan Fir'aun. Per- tarungan tersebut memuncak ketika tukang mejik ini ingin mengadu kekuatan dengan Nabi Musa dimana mereka me- lemparkan tali-tali yang secara spontanitas berubah menjadi ular namun hanya sebatas pandangan mata saja. Melihat gelagat yang seper- ti ini Allah mewahyukan kepa- da Nabi Musa agar melempar- kan tongkatnya yang tiba-tiba berubah menjadi ular benaran dan menelan ular-ular buatan tukang mejik. Hasil yang didapatkan Mu- sa nampaknya tak jauh berbeda dari yang dialami oleh Nabi Su- laiman dimana mereka yang menyaksikan pertarungan ter- sebut tetap saja lebih gandrung mempelajari mejik ketimbang rahasia mu'jizat yang didapat kan oleh Nabi Musa kecuali ha- nya segelintir orang saja. Melihat kedua peristiwa ini dapat ditengarai bahwa kegan- drungan orang mempelajari mejik tidak lain karena persya- ratan untuk melakukan itu sa- ngat mudah. Sementara untuk mendapatkan mu'jizat (perto- longan Tuhan) memiliki sepe- rangkat persyaratan yang agak berat yaitu harus berhati suci. Bukti historis ini juga menun- jukkan bahwa pada masa seka- rang kegandrungan untuk bela- jar mejik tetap saja ada, hal ini dapat dilihat dengan antusias- nya sebahagiaan masyarakat menonton tayangan-tayangan mejik yang disiarkan oleh sta- siun-stasiun televisi. Oleh Drs Mitra As dis. Namun sebenarnya jumlah kitabnya hanya 50 tapi kitab thibb dipecah menjadi dua yak- ni kitab ke 37. Yang paling banyak memuat hadis adalah kitab ma'rifatush shahabah yaitu 2600 hadis ke- mudian kitab tafsir 1129 hadis. Namun dari segi halamannya maka kitab tafsir lebih banyak yakni 175 lembar sedangkan ki- tab ma'rifatush shahabah sebanyak 94 lembar. dalam urusan kemudaratan ini dengan tegas ditampik oleh Al- Qur'an bahwa kekuatan mejik tidak akan pernah berhasil kecuali memang sejalan dengan restu Tuhan. Hal ini disebabkan seluruh surat Al Quran yang berjumlah 114 buah surat itu ada tafsirnya walaupun sebagian-sebagian saja. Kitab yang memuat hadis paling sedikit adalah kitab Perlu juga kiranya kita beri- Nadzar yakni hanya 7 buah. kan contoh hadis-hadisnya yang Adapun sahabat yang paling ba- diriwayatkan Imam Hakim nyak meriwayatkan hadis ada- dengan memenuhi syarat Buk- hari-Muslim atau menurut syarat Bukhari/Muslim saja. lah: Abu Said al Khudry, Anas Bin Malik, Aisyah ra, Ibnu Ab- bas, Ibnu Umar, Ibnu Masud, Ali ra dan Umar bin khatab, dan Abu Hurairah. Selain dari 8 or- ang sahabat ini kebanyakannya meriwayatkan hadis kurang dari 50 buah bahkan ada yang hanya 1 buah hadis saja. a. Hadis bersyaratkan sya- rat Bukhari-Muslim: Sabda Ra- sul berasal dari Abu hurairah: Apabila telah datang malam pertama dari bulan Ramadhan, dibelenggulah syaithan dan jin yang terlalu jahat dan dikun- cilah pintu-pintu nereka, tak ada satu pintupun yang dibuka dan dibukalah pintu syurga, tak ada satu pintupun yang ditutup ser- ta berserulah malaikat: hai or- ang yang menghendaki kebaji- kan tingkatkanlah kebajikan dan hai orang yang mengehen- daki kejahatan tahanlah dirimu dari berbuat kejahatan (Mus- tadrak No: 1532 kitab Shaum). Kata Al Hakim: hadis ini shahih atas syarat Syaikhani tapi tidak mengeluarkannya. Komentar Ulama Terhadap Mustadrak Imam Hakim membukukan hadis dalam kitabnya itu selain hadis-hadis yang dipandang shahih menurut syarat Syaikhani juga memuat hadis- hadis yang dipandang shahih oleh ia sendiri. Para ulama hadis berpen- dapat bahwa sebuah hadis yang hanya dishahihkan oleh Imam Hakim saja haruslah dibahas lebih jauh lagi, tidak boleh lang- sung dianggap shahih. b. Hadis bersyaratkan sya- rat Bukhari: Sabda Rasul ber- asal dari Abu Hurairah: bebera- pa banyak orang yang berpuasa tapi yang didapat dari puasanya lapar semata dan berapa ba- nyak orang yang beribadat di- malam hari tapi yang didapat- nya hanya tidak tidurnya (Mus- tadrak No:1571). Kata Al Ha- Hal ini terjadi karena Ha- kim wafat sebelum dapat me- nyaring dan mengkoreksi kitab- nya itu serta para ulama hadis menyatakan bahwa Al Hakim terlalu mudah menganggap shahih suatu hadis dan longgar kriterianya padahal ia adalah seorang Imam yang agung. Akan tetapi Al Mustadrak kim: hadis ini shahih atas syarat ini telah dibersihkan oleh Dza- Bukhari tetapi beliau tidak mengeluarkannya. habi (wafat 748 H) dan dite- rangkannya mana hadis-hadis c. Hadis bersyaratkan sya- yang sebenarnya dlaif atau rat Muslim: Ajarilah anakmu munkar. Dzahabi membuat sua- shalat pada umur 7 tahun (Mus- tu kesimpulan yang sangat pen- tadrak No: 948 berasal dari Abd. ting yaitu sebagian besar hadis- Malik bin Rabi' dari bapaknya hadisnya memenuhi syarat dar kakeknya dari Rasul SAW). Hadis-hadis Dalam Kitab Mustadrak Kitab Al Mustadrak terdiri atas 51 kitab, 5 bab dan 8803 ha- Bukhari-Muslim dan sebagian besar lainnya memenuhi syarat yang ditetapkan oleh salah seorang dari mereka berdua. Menurut Dzahabi selanjut- Untuk mengantisipasi hal tersebut bukan berarti kekua- tan mejik itulah yang membuat seseorang menjadi melarat akan tetapi Tuhan memang berkehendak agar yang ber- sangkutan merasakannya sebagai ujian kesabaran. Kemudian Al-Qur'an juga menginformasikan bahwa kekuatan mejik itu hanya mengelabui pandangan mata seja sedangkan pada hakikat- nya tidak terjadi apa-apa. Mela- lui informasi ini dapat diyankini bahwa mejik tersebut akan terjadi selama yang bersangku- tan (yang akan dimejik) tetap menggunakan pandangan ma- tanya, dalam proses pengelabu- an inilah keampuhan mejik da- pat merusak keberadaan sese- orang. Informasi ini juga seka- ligus memberikan terapi bahwa menghadapi kekuatan mejik harus melalui pandangan mata hati. Selanjutnya Al-Quran juga menegaskan bahwa mejik ada- lah tipu daya belaka yang ha- nya mengelabui pandangan saja. Oleh karena itu selama ha- ti manusia masih diliputi oleh nilai-nilai keimanan dan se- mangat yang kuat serta potensi akal yang masih efektif maka dapat dipastikan bahwa kekua- tan mejik tidak akan pernah mengena pada sasaran. Melalui informasi ini dapat ditengarai bahwa kebanyakan para tukang mejik ketika me- mulai aksinya selalu memohon kepada audiencenya agar ja- ngan membaca sesuatupun dari ayat-ayat Al-Qur'an, kare- na dengan bacaan tersebut da- pat menggagalkan kekuatanil- mu mejik dengan syarat bahwa yang membaca tidak sama kualitas moralnya dengan si penyihir. nya bahwa jumlah yang meme- nuhi kriteria diatas mencapai separoh kitab. Seperempat kitab lagi berisi hadis yang shahih sanadnya meskipun bercatat. Sedangkan kira-kira seperem- pat lagi terdiri atas hadis-hadis yang munkar serta tidak shahih bahkan sebagian diantaranya maudlu/palsu dimana jumlah- nya mencapai 100 buah. Oleh karena itu adalah sangat bijaksana bila kita ingin berhujjah dengan riwayat Al Ha- kim gunakanlah kitab Dzahabi dan pada masa kini Al Mus- tadrak telah di tahqiq oleh Mus- tafa Abdulqadir Atha dicetak oleh Darul Kutub Ilmiyah-Bei- rut, dalam 5 jilid tebal dimana 1 jilid khusus memuat fihris kitab. Penutup Semua hadis-hadis dalam Al Mustadrak ini diberi nomor yang berurut. Setiap hadis diberi dua nomor dimana nomor pertama menunjukkan kedudu- kannya dalam satu kitab umpa- manya kitab Ilmu, sedangkan nomor kedua menunjukkan no- mor urut secara keseluruhan hadis dalam Al Mustadrak. Misalnya dituliskan 32/319 maka angka 32 menunjukkan hadis tersebut merupakan uru- tan ke 32 dalam kitab ilmu dan angka 319 menunjukkan hadis tersebut menduduki urutan ke 319 dari jumlah hadis Al Mus- tadrak yang jumlahnya 8803 buah. Melakukan amar makrufnahi mungkar sangat dianjurkan agama Islam. Lakukan itu selagi bisa, karena ada masanya kita tidak bisa melakukannya lagi, terutama bila azab Allah sudah datang. Kita dianjurkan untuk mence- gah setiap perbuatan maksiat dan kejahatan, terutama saat kejaha- tan itu baru tumbuh. Sebab, bila sudah meluas akan sulit mengata- sinya, sehingga bisa jadi tidak ada lagi orang yang berani mencegah- nya, sehingga sebagai akibatnya ba la bencana dan ujian berat da- tang bertubi-tubi. Allah SWT berfirman dalam hadis Qudsi sbb: Ajaklah (manu- sia) berbuat kebajikan, dan cegah- lah dari berbuat kemung-karan sebelum tiba saatnya, di mana kalian berdoa kepada-Ku, tetapi Aku tidak mengabulkannya, dan kalian meminta pertolongan kepada-Ku, tetapi A ku tidak menolong kalian. (HQR Dailami yang bersumber dari Aisyah r.a.) Allah dan Rasulullah meme- rintahkan kita semua untuk berbuat baik dan mencegah kemungkaran. Lakukanlah itu selama masih bisa kita lakukan, karena ada masanya kita tidak mampu lagi melakukannya. Juga diperingatkan oleh Allah SWT agar ajakan berbuat baik dan mencegah kemungkaran itu dilakukan sekarang juga, sebelum dat ang suatu masa di mana doa kita tak dikabulkan-Nya, maka semuanya bakal mendapat azab akibat kita tak peduli dengan kejahatan dan ke maksiatan yang ada di sekitar kita. (KHM Ali Usman - HAA Dahlan - Prof Dr HMD Dahlan, Hadits Qudsi, penerbit CV Diponegoro, Bandung). -m03 Catatan: H.Syarifuddin Elhayat PUNCAK dari ibadah haji adalah Arafah. Begitu kata Rasul dalam sebuah sabdanya. Jadilah Arafah menjadi tempat yang sangat ramai ketika pada saat terbenam mata hari 8 Zul- hijjah hingga usai Wukuf 9 Zulhijjah. PONIRA, DENGARLAH KATA TANTEMU INI. BERBUATLAH KEBAIKAN JAUHI PER- YBUATAN-PERBUATAN (Hussein Bahreisj, Himpunan Hadits Shahih Bukhari, p enerbit Al-Ikhlas, Surabaya).-m03 Arafah Padang Tandus Yang Banjir Air Mata MU buat kami, buat anak-anak kami, buat keluarga kami, buat isteri dan suami kami, buat dua ibu bapa kami. Andai bila pintu- pintu itu Kau tutup buat kami jadilah kami ini orang-orang yang merugi,- Lana Kunanna minal khasirin. Arafah sebuah tempat rang- kaian puncak ibadah haji se-or- ang muslim. letaknya sebelah utara kurang lebih 27 kilometer dari Makkah Al-Mukarromah. Hari ini, hari Arafah ini, Tuhan akan mengampuni dosa bagi hambaNya yang mau ber- taubat, akan mengabulkan per- mintaan orang yang bermohon. Hari ini kita sesungguhnya sa- ma, berpakaian putih yang tidak berjahit, kita tanggalkan dan tinggalkan seluruh status sosial yang kita miliki. Berbaur bersa- ma hamba Allah lainnya, bukan karena satu bangsa dan bahasa, bukan dari satu rumpun dan su- ku bahkan berbeda bangsa dan Meskipun dekat menurut uku- bahasanya, tidak sama keturu- nan yang melahirkannya, tidak sama kulit dan warnanya, ber- beda adat dan lembaga, iklim dan hawa nanum kita bersatu dan berbaur. ran jarak, namun tidak jarang jamaah duduk berjam-jam di da- lam bus, akibat antrian menuju jalan masuk, atau kesasar karena supir tak mengenal la-pangan. Secara fisik dan kasat mata, Arafah daerah yang hampir tak ada bedanya dengan daerah lainnya. Maksud saya, dia terle- tak diantara bukit-bukit batu padas yang terjal. Tanahnya ter- bilang gersang dan berabu mes- kipun saat ini tidak lagi disebut tandus, karena di sekelilingnya sudah tumbuh pohon-pohon hijau yang sengaja di tanam oleh Khadimul Haromain As Syari- fain Al-malik Fahd Bin Abdul Aziz penguasa dua tanah suci itu. Dari sisi ibadahpun, tidak ada istilah rutin seperti tawaf misalnya, Sa'i dan lainnya, ke- cuali ibadah umat hanya sehari dalam setahun yakni ketika me- lakukan Wukuf yang menjadi puncak haji itu saja. Habis itu, para petugas maktab (muassa- sahpun) sejak tengah malam berebut membuka kemah dan bumi Arafahpun sepi kembali. Di Arafah sesungguhnya tak banyak kegiatan ibadah yang wajib, kecuali hanya berhenti (wukuf) yang dimulai saat mata- hari tergelincir hingga tengge- lam ke ufuk barat. Sedangkan yang sunat, orangpun membaca al-quran, berzikir dan berdoa. Meskipun hanya berhen- ti,Arafah bukan sekadar per- singgahan' tempat duduk di pa- dang yang hanya berlantai kain dan beratap tenda putih itu, tapi di bumi Arafah itulah tumpahan segala-galanya dan merupakan puncak dari seluruh rangkaian haji. Tanpa Wukuf tidak ada isti- lah haji alias hajinya tidak sah. Orang yang sakarat sekalipun, disafari Wukufkan ke Arafah, hatta walau beberapa saat saja. Sehari menjelang Wukuf, ti- dak sedikit jamaah yang stress, takut dan gelisah. Tidak tahu apa yang membuat jamaah de- mikian. Hanya masing-masing dirilah yang mengetahuinya. Namun yang pasti hampir tidak seorangpun yang bisa me- nyembunyikan kegelisahannya saat menjelang wukuf, padahal seharusnya orang akan bergem- bira sebab di Bumi Arafah dia akan bisa bermuwajahah, ber- munajah dan bermuhasabah de- ngan harapan balasan keam- punan dari Allah. agunganNya dihadapan keker- dilan diri kita. Namun dalam Al Mus- tadrak ini ada satu penomoran yang jarang kita jumpai dalam kitab-kitab hadis lainnya apa- kah hadisnya diberi nomor atau tidak. Bila anda membaca suatu tulisan yang mengutip hadis ri- wayat Hakim maka biasanya nomor inilah yang digunakan. setiap kemah jamaah. Nomor ini terletak dipinggir kekompakan dan kebersamaan Barangkali, itu disebabkan halaman. Umumnya setiap 4 kami semua bahkan saya bersa- atau 5 hadis diberi 1 nomor. Bila ma Pak H.Ramidin Simbolon di- minta oleh pimpinan Maktab, Syekh Ibrahim Bin Adnan agar menjadi khatib di beberapa Klo- ter yang dibawahinya. Saat menyampaikan khut- bah, saya katakan, lagi detik-detik Wukuf akan kita mulai. Sadarilah bahwa kita da- tang dari negeri yang jauh, membawa tumpukan masalah, problema bahkan dosa. sebentar kita ambil contoh dengan angka 1/94 maka angka 1 merupakan juz pertama dari Mustadrak dan angka 94 merupakan paragraf dari seluruh kitab jus pertama tersebut. Jadi angka 94 meru- pakan paragraf dari seluruh kitab juz pertama tersebut. Jadi angka 94 bukan menunjukkan halamannya. Kini Al Hakim telah tiada dan ditinggalkannya kepada kita sebuah karya yang kiranya dapat dimanfaatkan oleh segenap Ummat Islam di mana saja untuk menghidup- kan Sunnah NabiNya. Amin Ya Rabbal Alamin. Hari seperti ini mengingat- kan kita kepada masa yang akan datang saat manusia di- bangkitkan dari alam kuburnya. Sadarilah, di hari Wukuf ini, kita diterpa panas yang terik, berada diantara batu-batu padas yang menyengat, tujuan hanya satu yakni mencari ridho dan kemapunan Allah Yang Maha Kuasa. Arafah merupakan tempat pengenalan diri, koreksi (mu- hasabah) jati diri, mengenang perbuatan masa lalu yang per- nah dikerjakan, terlupakan mau- pun lalai dari perintah Allah. Selain mencoba member- ikan informasi sejarah Arafah, saya mengingatkan kepada jamaah setelah Arafah ada satu perjuangan berat dalam pelak- sanaan ibadah yakni melempar jamarat di Mina. Mina merupakan ketaula- danan pengorbanan sebuah ke- luarga Ibrahim yang menun- jukkan kepatuihannya kepada Allah yang sanngup mengorban- kan anaknya semata wayang Is- mail untuk disembelih karena mengikut perintah Tuhannya. YANG TIPAK BAIK Dalam mengakhiri nasehat khutbah tersebut, kami semua seakan berkomunikasi kepada Yang Maha Khaliq itu, saya ajak jamaah dengan rasa kesunggu- han untuk bermohon," menge- nang masa lalu, melihat hari ini, serta harapan hari esok. Ya Allah, pada hari ini, kami hamba-hambaMU dhaif ini da- tang bersimpuh dihadapanMu, duduk menunduk di Arafah ta- nahMU yang mulia ini, di pa- dang Mu yang luas bagai tak ber- tepi ini untuk memohon belas kasih sayang dan Rahmat MU. Ya Allah Engkau mendengar ucapan kami, Engkau menyak- sikan keberadaan kami, engkau yang mengetahui yang tersem- bunyi dan yang nyata dalam diri kami, semuanya jelas bagiMu yang Rabb. Ya Tuhan kami, terlalu ba- nyak permohonan yang akan kami minta padaMU yang ter- kadang kami malu menyebut- kannya satu persatu, Engkau- lah yang maha tahu tentang ke- adaan kami, baik dalam beriba- dah maupun dalam kehidupan kami sehari-hari. Khutbah dan Doa Alhamdilillah, untuk musim haji 2002 ini, atas kesepakatan para Karom di Kloter 21 MES saya mendapat amanah untuk menyampaikan Khutbah Wu- kuf. Padahal menurut Pak H. Ya Allah, kami ini lemah tan- pa kekuatan dari MU, kami ini miskin tanpa kekayaan dari MU, Kami ini hina Ya Allah tanpa kemuliaan dariMu. Syafri Pandubaru,ustaz Zulfiqar Ya Allah terlalu banyak Rah- hajar, Bang Fahmi Mahyar, Pak mat yang kami peroleh dariMU, H.Ramidin Simbolon maupun terlalu lapang pertolonganMu Kanda H.A.Haris Fadillah ja- buat kami, tapi kadang-kadang rang dilakukan khutbah dilaku- Ya Rabb kami lupa bersyukur kan secara utuh satu kloter, ke- dan bersujud kepadaMu. cuali khutbah dilakukan pada Dihari ini, pada hari Arafah ini bukakan pintu maafMu, hamparkan pintu maghfirah Ya Allah hari ini kami ber- wukuf, datang dari negeri dan negara yang jauh, berhenti seje- nak dari segala bentuk kehidu- pan kami untuk semata-mata melaksanakan puncak haji.-Ja- dikan Ya Allah haji kami men- jadi haji yang mabrur haji yang berterima disisiMU dan jangan kau jadikan kami sebagai yang mardud yang Engkau tolak iba- dah kami, jadikan hari ini dosa- dosa kami yang mendapat am- punanMU, jadikan pula segala amal ibadah kami yang tetap berterima disisiMU, usaha yang selalu mendapat pengawasan dariMU. Ya Allah kami tingalkan anaka-anak kami, keluarga ka- mi, ayah dan bunda kami, isteri dan suami kami di kampung halaman yang jauh dari kami, peliharalah mereka dan kami dengan rahmat dan kasih sa- vang MU dan jadikan anak ketik runan kami menjadi dan generasi yang sholeh. Kami juga berharap agar Kau panggil mereka untuk menyaksikan ke- agungan Ka'bahMu dan ber- wukuf di ArafahMU. Ya Allah, ayah dan bunda kami sudah terlalu banyak berkorban dalam mengantar- kan langkah kami meniti hidup, sejak dari dua jari telapak kaki ini dibimbingnya berdiri hingga kami mampu berjalan ke tapal batas kehidupan. Dengan doa- doa dari tampungan tangan dan jelentik jemarinya yang kemerut itu mampu mengantar kami ke bumi ArafahMu Ya Rabb, pada- hal mereka sudah lama tertidur di perut bumi kampun halaman kami, tak mampu kami untuk membalasnya. Karena itu ampunkan dosa kami, hapuskan dosa-dosa ibu bapa kami Ya Rahman,harapan kami agar Kau tetap memeli- hara meraka denghan belaian kasih sayangMU sebagaimana mereka pernah memelihara kami yang tanpa pamrih itu. Gantikan kain kafan mere- ka dengan selimut maghfirah dan ampunanMU, lapangkan pusara mereka seluas taman jannahMU dan sejukkan ma- kam mereka dengan embun-em- bun RahmatMU. Hanya Eng- kaulah Tuhan yang Maha Kua- sa atas segalanya sedangkan ka- mi tidak punya daya dan upaya apa-apa terhadap segala ke- hendakMU. Itulah sekilas rangkaian khutbah dan doa kami, usai khuitbah masing-masing ja- maahpun mulai berzikir Wukuf, berdoa meminta dan bermohon sesuai dengan niat dan perjala- nan kalbunya. Dari rangkaian ibadah Wu- kuf, ada satu hal yang sangat menjadi perhatian saya, yakni nyaris tak seorang jamaahpun yang tidak mengelaurkan air matanya sehingga kesan saya Arafah pada hari itu adalah pa- dang tandus yang banjir air ma- ta. Wallahu A'lam. Waktu Isya menjelang tengah malam, kafilah jamaahpun berangkat menuju Muzdalifah mabit dan memgambil beberapa butir batu kecil untuk kemudian menuju Mina untuk melakukan jamarat di tiga jumrah tempat pelem- paran itu. Karenanya, berwukuflah, berhentilah dari kegiatan hidup, berhenti dari pikiran dan tinda- kan, rafas, fusuk maupun jidal untuk merenung keberadaan diri sembari menyadari kekeci- lan diri kita dihadapan kebesa- Keluarga H.Erwan Arbie di kemah Arafah saat menunggu waktu ranNya serta mengakui ke- Wukuf tiba. 2cm Color Rendition Chart
