Arsip
Halaman Artikel
Creative Commons License

Jika anda mendapati gambar tidak sesuai dengan spesifikasi data (salah tanggal dan atau salah penomoran halaman), posisi gambar landscape, satu gambar terdapat dua halaman, kualitas gambar kabur, anda bisa melaporkan data tersebut agar segera diperbaiki dengan menekan tombol laporkan.

Kata Kunci Pencarian:

Nama: Waspada
Tipe: Koran
Tanggal: 2002-07-17
Halaman: 11

Konten


ULI 2002 10 AS gan valuta asing di Mata uang domestik el Rp 9.040 per dolar i pasar uang, karena msi. Apalagi setelah anyak memojokkan r. nata uang itu sempat olar AS. Pergerakan- nya insentif. Di sisi gitu antusias untuk bersikap hati-hati anan dari lesunya guatnya "greenback" gional di pasar Asia ap intervensi pasar wa dianggap hanya aksi "profit taking". kirakan mendorong membeli dolar AS, esar. ngkapkan nilai jual- langkan Singapura 380-Rp 2.340. (m41) h PNS ungan Perumahan menyediakan dana mah melalui skema ng tahun 2002. tarum-PNS, Roslan diaan dana melalui katkan penyaluran da para PNS. ada sekitar 1,6 juta oleh bantuan dana dalkan dua skema uang muka Kredit membangun di atas a enam-tujuh tahun at sangat bergantung -miliki tanah kosong n pengembang. arum meluncurkan agi PNS yang berupa da organisasi atau ant) Kredit e Bank Internasional artu kredit. Apalagi erjadi peningkatan miliar per bulannya. Bidang Kartu Kredit an Up2 You Periode ini hadiah pertama Subagio dan hadiah aputra. negang kartu kredit 5 ribu. Program Up2 2 yang terbagi dalam Rp 3 miliar. "Untuk endiri hadiah yang mnya nah melemah terhadap al pada sesi awal in (15/7), demikian S$1,0115, menguat in malam. Untuk mencapai tingkat S$1,5730, menguat an Senin malam. ya terhadap dolar Senin (15/7) 115,87 1,4612 1,5356 m a awal kegiatan i Asia logam mulai a (16/7) sore setelah -mikian The Asso- as dengan harga uat dari AS$319,00 an nilai AS$320,40 17,90 pada akhir ongkong, menguat upan pasar Senin harga AS$5,07 per apan Senin malam. (m11) (m11) HING ng terhadap rupiah sebagai berikut: Draft Beli 5.001,15 6.047,20 8.886,10 13.867,85 1.145,80 76,49 5.188,90 8.965,00 (m41) UNG" NDA AI BURSA, HUBUNGI - Saham - Obligasi -LQ45 Futures BEJ ENTING LAINNYA, PERDAGANGAN SI DAN BERITA TERKINI -Saham No. 18, Medan www.img21.com WASPADA Produsen Gula Lokal Harus Efisien PRODUSEN gula lokal di daerah ini harus melakukan efisiensi agar dapat bersaing dengan gula impor yang telah dilakukan pembatasan berupa kenaikan Bea Masuk (BM) antara Rp600 dan Rp700 dengan tujuan untuk kesetaraan produsen (pabrik) dan konsumen. Kepala Subdis Bina Perdaglu Disperindag Sumut Sofyan Subang R (foto) berbicara pada Waspada di ruang kerja Jalan Putri Hijau Medan, Selasa (17/7) menjawab pertanyaan tentang menjeritnya produsen lokal setelah masuknya gula impor di daerah ini. Kebijakan yang telah dilakukan pemerintah dengan mengenakan tarif bea masuk gula impor antara Rp600 sampai Rp700, lanjut Sofyan, sudah sangat membantu produsen gula lokal dan harga di pasaran telah mendekati harga pasaran gula lokal. Sebelum dilakukan kebijakan kenaikan BM itu, selisih antara harga gula impor sangat jauh berbeda. Kalau gula impor dijual Rp2200, gula lokal Rp 2200/Kg. Mengingat selisih harga yang sangat jauh itu, pemerintah melakukan keseimbangan dengan menaikkan BM gula impor sebesar 20% lebih sehingga harga gula impor di pasaran saat ini menjadi Rp2800/kg dan mendekati harga gula lokal Rp3000/kg. Kebijakan pemerintah itu, jelasnya lagi, sangat membantu produsen gula lokal sendiri. Karena kenaikan BM 20% sudah sangat tinggi dibandingkan dengan negara Asia lainnya yang hanya memberlakukan kenaikan tarif hanya 5% saja. Kesempatan kenaikan harga BM gula oleh pemerintah ini, suatu kesempatan yang sangat baik bagi produsen gula lokal untuk bersaing dengan gula impor. Lagipula harga gula impor setelah dikenakan kebijakan sudah hampir mendekati harga gula dalam negeri. Efisiensi yang dilakukan dari sektor produksi, dengan menekan biaya (overhead) seoptimal mungkin sehingga dapat menekan dan mempengaruhi chost. Contohnya, kalau saat ini biaya produksi yang dikeluarkan produsen gula lokal Rp3100 sampai Rp3200/kg, dapat ditekan serendah mungkin sehingga harga gula lokal di pasaran Rp3000 turun menjadi Rp2800 dan harga ini otomatis akan bersaing dengan harga gula impor. Setelah ditekannya biaya produksi, pabrik gula di daerah ini harus memiliki atau memperoleh ISO (manajemen mutu) sehingga standart gula yang dikeluarkan benar-benar berkualitas dan diakui baik oleh tingkat produsen maupun hotel. berbintang. Selama ini, kwalitas produksi gula lokal sangat jelek dan kalah bersaing dengan gula impor disamping warnanya yang kekuning-kuningan juga kalau dikacau dan disatukan dengan air mendidih akan timbul buih. Padahal, kalau mutu dan kualitasnya benar-benar dijaga gula lokal mampu bersaing karena rasanya lebih manis. "Satu sendok gula gula lokal rasanya sama dengan dua sendok gula impor. Jadi untuk ke depan produk lokal akan mampu bersaing dengan gula impor apabila mutu dan kwalitasnya benar-benar dijaga," tegas Sofyan didampingi Kasi Impor Disperindag Sumut Badrun Eddy. Produsen gula lokal, tambahnya lagi, harus melakukan peremajaan teknologi. Dengan adanya peremajaan ini investasi semakin besar, produksi akan lebih meningkat dan dapat menekan kebocoran-kebocoran dari sektor produksi tersebut. Menyinggung kebutuhan gula Sumut, Sofyan mengatakan, 200.000 ton/ tahun. Untuk tahun 2000, kebutuhan gula Sumut 195.374 ton dan tahun 2001, meningkat lagi menjadi 300.482 ton. Sedang hasil produk gula lokal dari Sei. Semayang dan Kwala madu antara Rp80.000 sampai 100.000 ton/pertahun. Apabila melihat perbandingan itu, terlihat gula produk lokal belum maksimal untuk memenuhi kebutuhan konsumen dan keberadaan gula impor sangat membantu akan kebutuhan gula di daerah ini. Data gula impor yang masuk ke daerah ini yang dicatat di Disperindag Sumut selama kurun waktu empat bulan mulai Januari sampai April 2002 sejumlah 166.714 ton. Untuk Januari 2002, gula impor yang masuk daerah ini sebanyak 36.919 ton, Pebruari, 9.824 ton, Maret 101 ton dan April 20.351 ton. Gula impor ini didatangkan dari beberapa importir di daerah ini. Tentang prospek impor gula Sumut setelah diberlakukan kebijakan Nomor Pokok Importir Khusus (NPIK) kepada importir, Sofyan mengatakan belum terdata secara khusus karena pengurusan NPIK berada di Jakarta. Data gula impor yang masuk Sumut terhitung mulai Mei sampai Juli, belum ada. Tetapi begitupun, katanya lagi, importir yang memasukkan gula semakin bertambah di daerah ini setelah adanya kebijakan tersebut. (m36) HKTI Sumut: BM Gula Impor Seharusnya Ditinggikan Lagi TIDAK cukup pemerintah menaikkan tarif bea masuk (BM) sebesar Rp550 sampai Rp700 terhadap gula impor tahun 2002 ini karena masih belum bisa menghambat lajunya gula impor yang saat ini menguasai pasar dalam negeri. Kenapa pemerintah tidak berani menetapkan BM-nya setinggi-tingginya untuk melindungi petani tebu kita? Mereka bertahun-tahun terpinggirkan oleh kebijakan pemerintah yang melindungi produk impor. Sedikit pun, pemerintah tidak memberi subsidi kepada petani tebu dan sejumlah industri pengolahan gula untuk meningkatkan produksi gula dalam negeri. Ketua Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Sumut Prof Ir MPL Tobing mengatakan tidak ada salahnya pemerintah bertindak tegas terhadap gula impor. Karena sudah bertahun-tahun petani kita tidak mendapat perlindungan usaha yang maksimal dari pemerintah. Nasib mereka terkatung-katung dibantai gula impor karena para petani tidak bisa bersaing harga. "Kenapa gula impor lebih murah ketimbang gula lokal, itu karena pemerintah negara asal memberi subsidi kepada petani di sana kemudian BM-nya sangat rendah,"ujarnya, Senin (15/7) Bila pemerintah memberlakukan BM yang tinggi, HKTI optimis bisa memaksimalkan pasokan gula dari dalam negeri sendiri. Karena secara otomatis dengan BM yang tinggi maka, harga gula impor tinggi. Kemudian giliran gula lokal yang lebih murah dan diminati para konsumen. Menurut HKTI Sumut, pemerintah juga harus memperbaiki kinerja dan manajemen sejumlah PTPN yang mengelola tanaman tebu. Saat ini, PTPN lebih cenderung dijadikan pemerintah sebagai komoditas politik bukan untuk mengembangkan bisnis dan usaha yang semuanya untuk kemaslahatan rakyat Indonesia. Komoditas yang yang dikelola hanya mengejar untuk kepentingan sekolompok pengusaha. Kelihatannya pemerintah tidak serius menekankan kepada pihak manajemen PTPN untuk meningkatkan tanaman tebu secara maksimal. Justru membiarkan perkebunan tebu berantakan dan tidak terurus jadwal dan pola tanaman secara jangka panjang. Kuncinya hanya satu kalau pemerintah ingin petani dan rakyat menikmati harga murah dan pasokan aman, yakni harus merestrukturisasi beberapa PTPN agar mengaktifkan kembali tanaman tebu tersebut. Selain itu, pemerintah juga harus mendukung dengan memberi subsidi kepada petani dan industri pengolahan gula. Tanpa tindakan tersebut, maka Indonesia akan selamanya sebagai negara yang paling besar mengkonsumsi gula impor. Dan dengan mudah negara eksportir mengobrak-abrik negeri ini. MPL Tobing mengatakan, negara pemodal besar atau pelaku pasar yang jahat bisa menguasai atau menahan komoditas pokok ke Indonesia. Akibatnya, kita terganjal mengkonsumsi gula. Tidak ada kata lain, pemerintah harus bersikap kepada gula impor sebelum produk asing menyaksikan para petani dan rakyat di negeri ini meminta-minta pemenuhan gula dari negara luar. ●Muhammad Thariq Ekonomi dan Keuangan Suplemen Waspada Zulkifli Darwis Sistem pembongkaran gula impor di Belawan dari kapal langsung ke truk berbeda dengan barang impor lainnya yang harus melalui gudang pelabuhan. Sistem ini ini dilakukan untuk menekan biaya tinggi dan kecepatan pasar. GULA yang dibeli para ibu rumah tangga dari supermarket dan pasar tradisional tidak lain adalah gula impor dari India, Malaysia dan Thailand. Gula ini banyak dikagumi para ibu rumah tangga karena warnanya putih dan bersih, berbeda dengan gula lokal yang diproduksi PTPN, yang warnanya kuning sehingga konsumen enggan membelinya. Gula Lokal Tetap [Ingin] Mendapat Pasar gula lokal dengan cukup, sehingga konsu- men tidak tergantung dengan gula impor. Sekaligus beralih jika harga gula impor tiba-tiba dinaikkan akibat spekulasi. gang eceran dan kios-kios kecil di dekat rumah, gula PTPN tidak ditemui lagi ka- rena setiap supermarket dan pasar tradi- sional sudah merata menjual gula impor. Malahan ada yang berwarna kuning menyerupai gula PTPN mulai masuk pula ke pasaran, dan diketahui gula itu dida- tangkan dari Malaysia. Diketahui jenis gula itu masuk setiap dua hari sekali men- capai 50-60 ton ke Pusat Pasar. Itu gula impor yang nomor dua, bagaimana jenis nomor satu mencapai 100 ton per dua hari masuk ke Pusat Pasar. tarif Bea Masuk (BM) gula impor naik masing-masing untuk gula putih (white sugar) Rp700 dan mentah (raw sugar) Rp550 masyarakat dan pedagang tradisio- nal geger dan mengeluh karena harga gula di pasaran langsung mengalami kenaikan. Begitulah ketergantungan kita yang sangat kuat. memanfaatkan pengumuman pemerintah. Para ibu rumah tangga menyambut dengan keluhan atas kenaikkan harga gula secara mendadak. "Kenaikkan ini memberatkan para ibu rumah tangga walau pun hanya Rp200/kg karena akan mempengaruhi harga di pedagang kios- kios kecil, bisa mencapai Rp3500, makanya sangat memberatkan," kata seorang ibu rumah tangga bernama Ita. Namun para ibu rumah tangga banyak tidak mengetahui bahwa tidak selamanya gula berwarna putih seakan mutunya lebih baik ketimbang gula yang berwarna kuning atau jorok. Justru gula PTPN (kuning) itulah yang mutunya lebih baik ketimbang gula impor tersebut walaupun warnanya tidak putih bening. "Gula impor berwarna putih bersih itu rasa manisnya rendah ketimbang gula PTPN. Justru gula PTPN yang lebih kental rasa manisnya karena tidak ada campuran dan pengolahannya alami,"kata pedagang bahan pokok bernama A Sun, 57, di Pusat Pasar Medan, Sabtu lalu. Yang dipersoalkan sekarang, pasokan gula PTPN nyaris hilang dari pasaran dibantai gula impor dari beberapa negara Asia sehingga sampai pertengahan 2002 ini gula PTPN sulit ditemui di beberapa gudang dan grosir. Apalagi di tingkat peda- Sekarang memang zamannya lagi banjir gula impor. Lihat saja sajian dari Dow Jones yang menyebutkan pada 20 Mei hingga 24 Mei terdapat delapan kapal yang mengangkut 20.346 ton gula dari Thailand dengan tujuan Indonesia. Tentu saja yang bakal masuk Medan juga akan terus bertambah. Buktinya? Kamis (11/7) lalu sebanyak 1.150 ton gula pasir asal Thailand kembali singgah di Belawan. Kapal pengangkut bertajuk MV Bank Kaja, berbendera Thailand itu mengangkut gula tersebut sebagai komoditas impor. Pemerintah c.q. Menteri Keuangan No.324/KMK-01/2002 telah menetapkan tarif Bea Masuk (BM) gula impor naik masing-masing untuk gula putih (white sugar) Rp700 dan gula mentah (raw sugar) Rp550. Tetapi bagi petani tebu keputusan itu menjadi sangat pahit karena ancaman gula impor yang bakal masuk besar- besaran. Sedangkan bagi konsumen bisa menguntungkan karena harga bakal turun di pasar jika yang impor leluasa masuk. Menurut hitung-hitungan Asosiasi Petani Tebu Rakyat, SK Menkeu yang menetap- kan bea masuk gula impor sebesar Rp 550 per kilogram untuk raw sugar dan Rp 700 per kilogram buat gula pasir masih menimbulkan polemik. Jika ketentuan tersebut masih diterap- kan, produksi gula pasir lokal diperkirakan akan turun sepuluh persen. Soalnya, "Begitu ganasnya produk impor itu menguasai pasar kita saat ini," kata pedagang tersebut. Gula Impor Itu Terasa Sangat Pahit ketentuan tarif bea masuk itu dinilai masih rendah. SATU lagi blunder dari pemerintah yang ternyata membuat petani meradang. Setelah peternak ayam lokal banyak kesulitan akibat leg quarter (impor paha ayam) dan maraknya impor DOC (ayam sehari), kini giliran petani tebu yang merasa terusik dengan gula impor. sesaat saja. Perbandingannya jika melihat laporan dari beberapa pusat pasar di Jakarta. Harga gula April lalu sudah merosot sampai Rp 2.400 per kilogram. Padahal, awal Januari lalu harganya masih bertengger di angka Rp 3.800. Kalau banjir gula impor tak terbendung, pada musim giling pertengahan tahun ini harga di pasar akan tetap Rp 2.400. Masalah itu belum lagi usai ketika ada yang langsung menjual raw sugar (gula mentah) ke konsumen untuk dikon- sumsi. Hal ini terungkap dari rapat Depar- temen Pertanian di Jakarta yang mensi- nyalir kasus peredaran raw sugar tersebut. Sekjen Departemen Pertanian Memed Gunawan mengatakan gula mentah itu sebenarnya hanya untuk kebutuhan industri dan bukan untuk diperdagangkan secara bebas. Kalaupun harus dijual secara eceran ke pasar rakyat, harus diproses lebih lanjut, karenanya tidak boleh diperdagangkan langsung ke masyarakat. "Namun yang terjadi saat ini, justru banyak beredar gula mentah, bahkan sam- pai ke pedagang makanan," kata Memed. Deptan, menurutnya, telah membentuk Tim Pemantau dari Badan Bimas Keta- hanan Pangan Deptan sekaligus sebagai ketua tim tersebut, Pusat Standardisasi dan Akreditasi, Deperindag dan Depkes. Masuknya gula mentah ke pasar dalam negeri itu ditengarai karena adanya importir yang memanfaatkan perbedaan BM impor gula mentah (raw sugar) dengan gula putih (white sugar) yang dikenakan berbeda. Waspada/Muhammad Thariq Lahan perkebunan tebu yang dikuasai masyarakat dan tidak produktif lagi milik PTPN 2 eks PTPN 9 di pasar III Bandarkalippa. Apalagi lahan PTPN 2 eks PTPN 9 yang diketahui banyak yang tidak aktif terutama wilayah Bandarkalipa. Sebagian lahan ditukar dengan jagung serta ada lahan PTPN itu yang diambil masyarakat yang mengaku tanah milik rakyat. Akibat- nya bertambah hebat krisis gula yang bakal kita hadapi. Belum lagi buruknya manajamen pengelolaan tanaman tebu, sebagai penghambat produksi gula. Hal itu terlihat dari banyaknya tanaman tebu yang tidak produktif. Ketika Keputusan Menteri Keuangan No.324/KMK-01/2002 yang menetapkan Idealnya tarif bea masuk gula impor itu sebesar Rp 1.200 per kilogram. Sebab, harga gula di pasar internasional sebesar AS$ 200 satu ton dengan asumsi per satu dolar AS samadengan Rp 8.700, harga gula impor per kilogramnya masih dibawah Rp 2.500. Sedangkan harga gula lokal berkisar hanya Rp 2.660 per kilogram. Dengan begitu, harga gula impor tetap masih lebih murah. Padahal dengan harga tersebut, produsen dan petani masih merugi lanta- ran idealnya harga per kilogram harus mencapai Rp 3.500 per kilogram. Apalagi, biaya produksi rata-rata sebesar Rp 3. 200 per kilogram, keuntungan didapat Rp 300 per kilogram. Jadi di tingkat petani harga idealnya adalah Rp 3.500. Sebenarnya oalan penentuan bea masuk ini seperti buah simalakama bagi pemerintah. Jika BM gula impor tinggi maka harga di pasar akan tinggi. Lalu konsumen atau masyarakat perkotaan umumnya akan protes. Tetapi jika BM gula impor rendah, petani tebu tertekan lalu ada upaya untuk mengalihkan lahan- nya ke tanaman lain. Kenaikan di tingkat eceran mencapai Rp200 per kg atau jadi Rp3200 per kg sebelumnya Rp2900-Rp3000 per kg. Sedangkan pembelian di tingkat grosir naik jadi Rp2900 sebelumnya Rp2750 per kg. Namun, dalam penetapan harga, para pedagang eceran menawarkan harga secara bervariasi. Pantauan Waspada, kenaikkan harga gula pun bervariasi ada yang menetapkan harga Rp3200 per kg sebagian pasar yang lain menawarkan seharga Rp3300, tetapi ada juga yang menjual seharga Rp3150 per kg. Sementara disatu sisi keputusan tersebut akan membuat runyam pasaran gula nasional dengan harga yang sangat memberatkan konsumen. Pemerintah dalam hal impor gula ini kelihatan cukup dibuat repot karena dihadapkan kepada dua kepentingan yang saling bertolak belakang yaitu ke- pentingan nasional dimana restruk- "Secara drastis harga gula naik sejak diumumkan BM gula impor naik. Namun, pedagang terkejut atas kenaikkan itu karena SK menteri itu baru mulai berlaku 31 Juli 2002 mendatang,"kata pedagang. Menurutnya, pemerintah harus me- ngawasi aksi spekulasi yang dimainkan oleh importir lokal. Sebab, importir sudah Berdasarkan pertimbangan itu pemerintah akhirnya tetap memberi izin impor gula dengan menga kepada kemampuan konsumen dan kepenti- ngan produk gula nasional sehingga melahirkan keputusan menetapkan BM gula menjadi Rp 550 hingga Rp 750/ kg. Impor gula walau dilepas namun tetap dikendalikan. Sementara pertimbangan peme- rintah menaikkan BM impor gula setelah melihat perdagangan di pasar internasional sangat tidak adil, banyak negara memberikan subsidi kepada produsen, selain itu juga mengenakan tarif yang tinggi agar produk gula dari negara lain tidak dapat masuk ke negara tersebut. "Kenaikkan ini memberatkan para ibu rumah tangga walau pun hanya Rp200/kg karena akan mempengaruhi harga di pedagang kios-kios kecil, bisa mencapai Rp3500, makanya sangat memberatkan," kata seorang ibu rumah tangga bernama Ita. Sementara para pedagang mengatakan setuju BM impor gula dinaikkan untuk melindungi petani tebu lokal. Namun, pemerintah harus menjamin mutu dan ketersediaan gula lokal yang cukup. Selama ini, masyarakat kebanyakan meminati gula pasir impor karena mutunya lebih baik daripada gula lokal. Selain itu, harganya relatif murah dan pasokannya terjamin. Sebelum BM ditetapkan pemerintah juga telah mengeluarkan pengawasan lain dengan menerbitkan SK Memperindag Nomor 141/MPP/Kep/3/ 2002 tentang NPIK (Tanda Pengenal Sementara para pedagang mengata- kan setuju BM impor gula dinaikkan untuk melindungi petani tebu lokal. Namun, pemerintah harus menjamin mutu dan ketersediaan gula lokal yang cukup. Selama ini, masyarakat kebanyakan me- minati gula pasir impor karena mutunya lebih baik daripada gula lokal. Selain itu, harganya relatif murah dan pasokannya terjamin. "Sehingga produk impor terus banjir di pasaran dan masyarakat terlena meng- konsumsi gula impor."kata pedagang Pasar Petisah. Asal tahu saja konsumsi gula nasional sekitar 3 juta ton per tahun. Karena pro- duksinya cuma 1,8 juta ton, Indonesia ma- sih perlu mengimpor sekitar 1,2 juta ton. Data di Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukan pada 2001 total impor gula nasional mencapai 1,28 juta ton. Volume impor gula pada 2001, sebenarnya turun dibandingkan tahun 2000 dan 1999 yang masing-masing mencapai 1,56 juta ton dan 2,2 juta ton. Dalam kondisi ini yang berlaku, tak ada akar rotan pun jadi. Bukan lagi ada gula ada semut. Jadi fenomena gula impor ternyata pahit bagi petani! Armin Rahmansyah Nst Lalu ketika SK Menkeu turun kenapa harga gula di pasar naik? Itu fenomena Importir Belawan Jadi Cuak IBARAT buah simalakama, peme- turisasi industri gula nasional harus rintah akhirnya tetap memutuskan didukung dengan tetap memperhatikan untuk memberi izin pengimporan gula kepentingan petani tebu dan kepen- guna memenuhi kebutuhan gula tingan konsumen gula. nasional yang tidak dapat dipenuhi dari produksi gula nasional. Perpanjangan impor gula ini ditandai dengan keluarnya keputusan pemerintah melalui Menteri Keuangan Nomor 324/KMK 01/2002 tanggal 31 Juli 2002 tentang penetapan tarif Bea Masuk (BM) atas impor gula. Keputusan yang efektif sejak kepu- tusan dikeluarkan ini justru dikeluarkan ditengah gencarnya tuntutan petani tebu dan perkebunan gula yang memperjuangkan agar impor gula ditinjau kembali. RABU, 17 JULI 2002 11 Kalangan pedagang mengimbau pemerintah harus menjaga kestabilan harga gula di pasar menjelang dan pasca SK menteri diberlakukan. Seharusnya, sebelum kebijakan tarif BM gula impor diberlakukan, pemerintah menyediakan Importir Khusus) yang efektif berlaku 6 Mei 2002. Tanda Pengenal sebagai importir khusus harus dimiliki setiap perusahaan pengimpor gula. Keputusan kenaikan tarif impor gula ternyata tidak membuat masalah selesai karena secara otomatis kenaikan tarif ini membuat pasaran gula menjadi melambung sehingga secara langsung memberatkan konsumen. Harga pasaran gula saat langsung naik padahal pemberlakukan secara efektif BM tersebut baru tertanggal 31 Juli 2002, harga jual saat ini telah mencapai Rp 3.125/kg, padahal harga gula sebelum keputusan tersebut diinformasikan hanya berkisar Rp 2.800. Waspada/Muhammad Thariq Tidak hanya gula pasir impor yang berwarna putih tetapi yang berwarna kuning yang menguasai pasar. Keputusan yang memandang ter- hadap kepentingan petani tebu tersebut ternyata membuat runyam konsumen dimana keputusan belum berlaku saja kenaikan gula sudah mulai berangsung naik. Dan mengharapkan program restruk- turisasi industri gula nasional harus serius dilakukan jangan hanya sebatas teori. Program tersebut harus memperhatikan kepentingan petani. Pedagang setuju biaya yang ditarik dari pemberlakuan BM baru dijadikan subsidi kepada industri lokal untuk meningkatkan kinerja produksi dan mutu. Masyarakat mengkuatirkan harga jual gula impor ini setelah BM diterap- kan akan mencapai Rp 4.000/kg, ini berdasarkan harga sebelumnya dimana Tidak ada kata terlambat, produksi gula lokal (PTPN) tetap mendapat pasar penjualan di dalam negeri. Namun dengan syarat pemerintah harus menjamin berge- raknya industri gula secara baik. Marak- nya gula impor sebenarnya tidak disambut baik oleh para pedagang dan konsumen karena ketergantungannya sangat tinggi dengan dolar dan sangat rentan dengan aksi-aksi spekulasi yang dilakukan oleh pelaku impor lokal. Selama gula impor menguasai pasar, aktivitas penjualan bahan pokok selama satu tahun setengah penuh kegamangan dan tidak memiliki arah untuk memperbaiki ekonomi. ● Muhammad Thariq harga gula sempat mencapai Rp 3.800 ton. Sementara setuasi terakhir di pela- buhan Belawan sebelum pember- lakukan BM langsung membuat cuak importir hal ini terlihat dari perkem- bangan bongkar muat kapal di dermaga dimana pada Juli ini baru dua kapal yang memasuki pelabuhan Belawan dengan muatan hanya 1150 ton dan 3000 ton, padahal pada Juni lalu impor gula mencapai 8.300 ton dan April sempat mencapai 20.650 ton. Sementara impor gula pasir dalam kurun waktu dua tahun terakhir ini meningkat sampai 53,80 % dari 195.374 ton tahun 2000 menjadi 300.482 ton untuk tahun 2001 Gula impor yang masuk ke pelabuhan Belawan dipasok para importir di Sumut a.l. PT Unian Con- fectionary Ltd, PT Sari Indofoot Cor- poration, CV Aman Jaya, CV Swarna Sentosa, CV Handayani dan CV Ira Mutiara. ●Zulkifli Darwis 2cm Color Rendition Chart