Tipe: Koran
Tanggal: 1994-08-10
Halaman: 04
Konten
TAJUK RENCANA Berita Yudha RABU, 10 AGUSTUS 1994 Khmer Merah Mencoba Cegah Bantuan Senjata Barat Pada Kamboja Sejak berlangsungnya perlawanan Khmer Merah terhadap pemerintah Kamboja hasil pemilihan umum, ada suara-suara yang menyatakan perlunya diberikan bantuan persenjataan pada Pnompenh. Hal itu berda- sarkan pertimbangan, bahwa Khmer Merah masih memiliki persenjataan kuat, karena selama ini tidak mereka serahkan pada pasukan PBB. Sebaliknya, pasukan pemerintah Kamboja hanya memiliki persenjataan ringan saja. Pemerintah Pnompenh pernah mengeluarkan permintaan agar negara-negara Barat memberikan bantuan senjata untuk menghadapi gerakan Khmer Merah. Sebagaimana diketahui Khmer Merah telah melakukan gerakan memisahkan diri dan menyatakan menentang pemerintahan Kamboja di Pnompenh. Setelah menolak ikut dalam proses pemilihan umum, faksi Khmer Merah pimpinan Khieu Samphan memisahkan diri dan mem- bentuk pemerintahan sendiri. Dengan kekuatan militer yang mereka miliki, Khmer Merah mampu menguasai bagian Barat Laut dan Selatan Kamboja yang berbatasan dengan Thailand. Daerah itu memang basis mereka selama berlangsung perang melawan rezim pimpinan Perdana Menteri Hun Sen di Pnompenh yang mendapat dukungan Vietnam sebelum perdamaian. Ketika itu Khmer Merah berjuang bersama dengan faksi Pangeran Sihanouk dan faksi Son San. Sekarang justeru Khmer Merah harus berhadapan dengan faksi-faksi Sihanpouk,Son San dan Hun Sen yang sudah bersatu, sesuai dengan perjanjian perdamaian Paris. Tidak dapat diketahui dengan pasti bagaimana kondisi pasukan bersenjata Khmer Merah, tetapi yang jelas mereka mampu menghadapi pasukan pemerintah Pnompenh. Banyak pengamat politik di Kamboja menilai, bahwa Khmer Merah mempunyai kemampuan militer lebih besar dari pemerintah Pnompenh. Pojok Yudha. HUTAN Heli S-58 T PK-OBS yang jatuh di Kaltim berhasil ditemukan di tengah-tengah hutan lebat yang masih perawan. Adanya permintaan bantuan persenjataan dari Pnompenh kepada ne- gara-negara lain menunjukkan kelemahan pasukan pemerintah itu. Dalam pada itu pihak Khmer Merah telah mengeluarkan ancaman akan membunuh orang asing dari negara-negara Barat yang memberikan bantuan senjata pada pemerintah Kamboja. Radio rahasia Khmer Merah berkali-kali menyiarkan ancaman yang ditujukan pada Australia, Amerika Srikat dan rancis. Menurut banyak kalangan, diberikannya bantuan senjata kepada pemerintah Pnompenh berarti akan memperluas peperangan di negara yang baru saja mengalami perdamaian itu. Memang bagaimanapun pemerintahan Kamboja dibawah PM Ranaridh dan Hun Sen harus mendapat perlindungan agar tidak digusur oleh Khmer Merah. Tetapi memberikan mereka persenjataan barangkali belum tentu akan dapat menyelamatkan mereka. Perlindungan yang paling kuat adalah mencegah Khmer Merah menguasai Kamboja secara politis. Sampai mana kemungkinan ditempuh jalan damai sebagaimana yang diharapkan lakukan "kesibukan" yang sama Raja Sihanouk, masih belum jelas. Tetapi barangkali masih perlu dila- kukan upaya lebih keras lagi kearah sana. Bila seluruh suami di planet bumi sat ini sepakat untuk me- setiap pagi tanpa bantuan alat kontrasepsi, maka pada tahun 2050, penduduk bumi akan ber- tambah mendekati dua kali lipat Planet bumi saat ini berpeng- huni 5,7 miliar manusia dan Situasi di Kamboja, terutama pada wilayah Selatan dan Barat Laut, memang cukup rawan. Di wilayah itu Khmer Merah berada dalam posisi menjadi 11 miliar. menguasai. Tiga orang warganegara asing yang diculik Khmer Merah juga dilakukan di wilayah Selatan. Sejumlah orang asing yang bekerja di dengan upaya-upaya pembata- Kamboja sekarang ini cukup merasa khawatir akan keselamatan diri mereka. Penculikan terhadap tiga warnagera asing oleh Khmer Merah masih dipertanyakan apa latar belakangnya. Soalnya, pihak Khmer Merah telah meminta uang tebusan sebesar 50 ribu dollar AS setiap orangnya. Kalau tifdak, ketiganya akan dibunuh. san kelahiran yang serius maka diperkirakan jumlah sebesar itu bisa ditekan sampai delapan miliar "saja". Kita melihat kesemua itu sebagai suatu move politik Khmer Merah untuk membuat suasana di Kamboja kacau. Seolah tidak akan ada keamanan, kekacauan makin meningkat dan kekuasaan Khmer Merah makin besar. Banyak pengamat menilai bahwa kekuatan Khmer Merah sebenarnya tidaklah sekuat seperti yang dibayangkan orang. - Ini membuktikan bahwa tidak benar hutan kita telah gundul dibabati, seperti yang selama ini dilansir oleh LSM dan pers asing. BOLA Kesebelasan PSSI kita yang diterjunkan pada Piala Kemerdekaan, keduanya ber- hasil menang telak melawan tim dari peserta luar negeri. - Mudah-mudahan tidak hanya baik pada awal-awal pertandingan. KARYAWAN Dikabarkan,, 1.000 karyawan Pertamina minta dipercepat pensiunnya karena mengharapkan pesangon yang besar. Memasuki usia ke-27. Per- himpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) berupaya untuk terus meningkatkan pera- nannya secara nyata di kancah percaturan internasional, khu- susnya kawasan Asia-Pasifik. Ini tercermin pada setiap langkah dan gerak perhimpunan beranggotakan enam negara di semenjak berdirinya tanggal 8 Agustus 1967, di Bangkok. Pada mulanya perhimpunan ini dimaksudkan untuk menjalin kerjasama di bidang ekonomi serta sosial-budaya di antara negara-negara anggotanya. Namun dalam perjalanannya kemudian, peranan ASEAN di- pandang sebagai suatu perhim- punan yang paling "viable" di antara organisasi regional di kalangan negara berkembang yang ada selama ini. - Kalau perusahaan swasta lain bis ameniru apa yang dilakukan Pertamina, dijamin tindakan PHK tidak diprotes para karyawan. Mang Usia ke-27 ASEAN Berupaya Tingkatkan Peranannya Oleh: S.Soekamto negara ASEAN - Brunei Da- russalam, Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura dan Thai- land beserta tujuh mitra dia- log, tiga negara peninjau dan dua negara mitra konsultasi, membicarakan masalah politik nyangkut tujuan, prinsip gam. baran serta modalitas EAEC Hal itu perlu dilakukan karena adanya kekhawatiran, terutama dari Amerika Serikat, bahwa kaukus tersebut akan dapat menjadi suatu blok perdagangan baru. dan keamanan di kawasan Asia- Pasifik di dalam forum tersebut. Selain itu, ASEAN juga sibuk untuk terus menggolkan usa- hanya agar Kaukus Ekonomi Asia-Timur (EAEC) dapat men- jadi suatu kaukus di dalam fo- rum APEC (Kerjasama Eko- nomi Asia-Pasifik). Ini mendorong ASEAN untuk lebih meningkatkan perannya dalam percaturan politik dan keamanan serta ekonomi di ka- wasan ini khususnya, dan ka- wasan Asia-Pasifik pada penduduk. Acara tersebut bertajuk "Kelompok Kerja Kemitraan dalam Kependudukan dan Pem- Kekacauan di Kamboja tidak segawat seperti diberitakan. Tetapimemang orang harus waspada untuk berada di negri itu. Masalah yang paling utama bangunan: Sebuah Inisiatif Se- sekarang ini adalah bagaimana menyelesaikan sengketa antara peme- rintah Kamboja dengan Khmer Merah. Banyak pihak menyatakan, untuk itu harus menunggu sampai Raja Sihanouk kembali ke Pnompenh dari berobat di Beijing. Raja Sihanouk memang tokoh sentral kerajaan yang mempunyai sejarah lama ini.*** latan-Selatan" (Working Group on Partners in Population anda Development: A South-South Initiative). umumnya. Bahkan tahun 1994, dianggap sebagai tahun konsolidasi bagi perhimpunan ini. Dua tahun setelah pertemuan puncak ASE- AN tahun 1992 di Singapura, perhimpunan ini mulai men- transformasikan prakarsanya menjadi suatu langkah konkrit. Suatu peristiwa bersejarah telah terjadi bersamaan dengan berlangsungnya Pertemuan Menlu-Menlu ASEAN ke-27 (AMM) akhir bulan Juli lalu di Bangkok. Dalam rangkaian pertemuan tersebut, berlang- sung pula sidang pertama Fo- rum Kawasan ASEAN (ASEAN Regional Forum - ARF). Untuk pertama kalinya enam Konon tersebutlah sebuah desa yang memiliki tingkat per- tumbuhan penduduk yang sa- ngat tinggi (di atas rata-rata na- sional) akibat adanya sebuah kereta api yang luar biasa bising yang secara rutin melintas setiap subuh. Anekdot itu menjelaskan, para suami di desa itu terbangun karena kaget dan berpendapat mereka terlalu awal untuk turun dari tempat tidur, tetapi sudah kepalang tanggung untuk kem- bali tidur, sehingga dipilihlah "sebuah kesibukan lain". Sebuah pertemuan kependu- dukan di Jakarta sejak Senin (1/ 8) sampai Rabu (3/8) khusus membicarakan kerja sama antar negara-negara "selatan" untuk saling berbagai ide dalam usaha mengendalikan pertumbuhan "Senyum !. Anda sebentar lagi akan menjadi orang ter- kenal," teriak seorang fotografer kepada Kolonel Al William S. Parsons ketika pesawat penge- bom B-29 "Elena Gaya" yang dipiloti Kolonel Paul Tibbets take off untuk menjalankan misi bersejarah ke Hiroshina. Itu menunjukkan, ASEAN ingin terus meningkatkan kip- rahnya, terutama di Asia-Pasifik demi menjaga stabilitas politik dan keamanan, yang pada gi- lirannya dapat pula menjamin kesejahteraan rakyat di kawasan ini. Tetapi, lelaki berusia 44 tahun dengan sorot mata cerdas itu te- tap dingin. Ada kemurungan di wajah melankolisnya. Dia se- akan-akan telah mengetahui pe- ristiwa yang akan terjadi. Pada hati bertanggal 6 Agus- tus 1945, tepatnya pukul delapan lebih 15 menit, suatu peristiwa berserajah memang terjadi di Hiroshima. Kota itu menjadi tempat pertama yang dijatuhi senjata maha dahsyat bernama bom atom. Peritiwa itu kemu- dian menjadi moment paling menentukan berhentinya Perang Dunia II. Sekalipun diakui belum ba- nyak memberikan harapan, ASEAN dengan AFR-nya telah mulai tidak tabu lagi memper- bincangkan soal-soal yang ber- kaitan dengan masalah politik dan keamanan. Bom yang dijatuhkan di Horoshima itu adalah jenis Ura- nium 235 berbobot empat ton. Panjang tiga meter, diameter 0,7 m, dan berdaya ledak 15 kiloton NTN (trinitrotoluene). Parsons boleh jadi merupakan orang yang paling paham atas tragedi tersebut, karena ia adalah ketua pelaksanaan proyek pen- jatuhan bom atom yang dikenal dengan "Manhattan procjct" dan dipimpin Brigjen, Leslie R. Grovers. Bahkan pada akhir sidang pertama ARF itu hanya dike- luarkan suatu Pernyataan Ketua Sidang delapan pasal, yang in- tinya menekankan bahwa ARF dapat menjadi wadah baru bagi kerjasama di bidang politik dan keamanan di kawasan Asia- Pasifik. Sekalipun demikian, para pengamat sependapat bahwa setidaknya ASEAN sudah mu- lai membuka pintu untuk mem- bicarakan masalah ber- yang kaitan dengan politik dan kea- manan regional. Sebenarnya ARF merupakan visi dan pandangan masa depan para Kepala Negara dan Peme- Tajuk itu sendiri merupakan judul dari sebuah rancangan yang disiapkan dalam perte- muan Jakarta tersebut dan akan dibeberkan untuk disetujui bersama pada Konferensi In- ter-nasional Kependudukan dan Pembangunan (ICPD) di Kairo, September mendatang. Acara di Jakarta diikuti 11 negara berkembang yang men- jadi anggota kelompok kerja tersebut, yaitu Bangladesh, Kolombia, Mesir, Kenya, Kor- sel, Marokko, Meksiko, Tunisa, Thailand. Zimbabwe, dan In- donesia. "Kesebelasan kependu- dukan" itu terbentuk April 1994 lalu di Belagia, Italia, ketika sejumlah negara berkembang duduk satu meja dengan bebe- rapa wakil badan internasional pemberi dan Population Ro- ckefeller Foundation, World Bank, USAID, dan Population Council. Pertemuan itu kemu- dian sepakat membentuk sebuah kelompok kerja. Kelompok kerja itu bertujuan mengembangkan seluas-luas- nya kemungkinan kerjasama antar negara-negara "selatan" dalam bidang kependudukan dan pembangunan. Menurut Wakil Presiden Kenya, Dr. George Saitoti, kependudukan dan pembangu- nan merupakan dua hal yang terkait erat karena pembangunan tidak bisa berlangsung tanpa ada kestabilan pertumbuhan popu- lasi penduduk. Pertemuan terakhir kelompok kerja tadi yang berlangsung di "sarang" Rockefeller Founda- tion di New York, AS, Juni 1994 Sebagai ketua pelaksana pro- yek bernilai dua miliar dolar itu. Parsons bahkan kemudian dijuluki sebagai bidan bom atom. Dalam kaitan ini, ASEAN, semenjak Pertemuan Menlu- Menlu ASEAN ke-26 di Si- ngapura tahun lalu, sepakat agar Kaukus Ekonomi Asia Timur (EAEC) menjadi suatu kaukus dalam APEC. Untuk itu ASEAN telah pula melakukan serang- kaian konsultasi intensif dengan China, Jepang dan Korea Se- latan. Konsultasi tersebut me- Mencegah Bumi Semakin Sesak Wajah Parsons mungkin akan bertambah murung, karena ternyata hasil gilang-gemilang "Manhattan Project" justru menjadi tragedi paling parah sepanjang sejarah peperangan di dunia. Pada pagi itu, Hiroshima di- landa kiamat, 140 ribu penduduk meninggal dunia seketia. Se- mentara itu, sekiar 70 ribu lain- nya meninggal kemudian karena luka-luka dan akibat radiasi nuklir tersebut. "Air sungai pun berwarna merah," kata Seiko Ogawa, sa- lah satu korban yang selamat meskipun dengan membawa ca- cat seumur hidup. Kota Hiroshima yang sebe- narnya sudah didirikan sejak tahun 1593 oleh seorang tuan tanah bernama Terumoto Mori, harus mencari lagi titik awal untuk kembali dibangun, karena hampir 100 persen fasilitas yang ada hancur. ANALISA/KOMENTAR "6 Agustus 1945 di Hiros- hima menjadi tahun nol, karena di sana tak ada kehidupan lagi. Di sana dunia harus dicipakan lagi," kata Profesor Arakatsu dari Universitas Kyoto yang pergi ke Hiroshima beberapa hari setelah ledakan bom atom, rintahan ASEAN. Dalam per- temuan puncak mereka yang ke- 4 di Singapura tahun 1992, me- reka mencapai suatu kesepa- katan agar perhimpunan ini da- pat menggunakan forum yang sudah ada guna mengembang- kan dialog dengan mitranya maupun antar-negara ASEAN sendiri. PM Thailand Chuan Leekpai ketika membuka Pertemuan Menlu-Menlu ASEAN ke-27 di Bangkok beberapa waktu lalu juga mengatakan, dengan fo- rum ini menunjukkan semakin meningkatnya perhatian nega- ra-negara di kawasan Asia-Pa- sifik untuk menangani masalah keamanan bersama. Dialog dalam forum tersebut juga melambangkan semakin berkembangnya dinamika ASE- AN setelah berakhirnya Perang Dingin. PM Thailand itu juga melihat munculnya bahaya yang meng- ancam stabilitas dan keamanan di kawasan ini akibat adanya persaingan dalam mencari sum- ber daya alam (minyak dan gas bumi) serta sengketa wilayah di kawasan Asia Tenggara. Nampaknya PM Chuan Leekpai merujuk pada sengketa wilayah di Laut China Selatan yang memperebutkan gugusan kepulauan Spratly. Gugusan kepulauan ini diklaim oleh China, Taiwan, Pilipina, Viet- nam, Malaysia, Singapura, Brunei dan Pilipina. Faktor lain yang mendorong bagi tampilnya ASEAN dalam percaturan internasional adalah masalah persenjataan nuklir Korea Utara. ICPD yang biasa disebut dengan Konferensi Kairo itu, 5-13 September mendatang, sa- ngat vital, monumental dan bersejarah, kata Dr. Maher Mahran, Menteri Kependu- dukan dan Kesejahteraan Ke- luar Mesir. Disebut demikian karena per- tumbuhan penduduk bumi su- dah semakin tidak terkendali, bahkan sementara Konferensi Kairo itu dilangsungkan selama sepekan itu, penduduk bumi sudah bertambah dua juta jiwa, katanya. Aborsi Acara itu sendiri tidak lepas dari berbagai kontroversi. Salah satu yang menjadi bahan per- debatan adalah "program aksi" yang menurut penafsiran bebe- rapa negara mengandung an- juran menggunakan cara aboris sebagai salah satu alat kontra-, sepsi. - BERITA YUDHA - RABU, 10 AGUSTUS 1994 HALAMAN IV untuk melakukan penelitian. Ilmuwan Hongaria, Leo Szilard, yang sebelumnya sa- ngat mendukung "Manhattan Proyect" - dengan alasan untuk menghentikan kebiadan Hitler setelah menyaksikan akibat yang ditimbulkan bom atom, menyatakan menyesal mengapa bom atom harus ada. Masalah-masalah tersebut jika tidak ditangani secara hati- hati, dapat menjadi suatu an- caman yang potensial bagi stabilitas politik dan keamanan di Kawasan Asia-Pasifik. Oleh: M.Gunadi Henoch lalu menegaskan kembali ke- pentingan kerjasama itu dan menambahkan nama "a South- South Initiative" pada tajuk tadi, di samping mempersiapkan pertemuan Jakarta. "Kontrasepsi" berasal dari istilah kontra (melawan) dan conception (pembuatan). Ber- beda dengan pengertian aborsi yang berarti mencegah kela- hiran setelah terjadi pembuahan. Tidak mengherankan bila aborsi kemudian mendapat ten- tangan, terutama dari negara- negara Arab, Vatikan, dan juga Indonesia. Seluruh rangkaian itu berawal pada bulan Oktober 1993 ketika sejumlah badan pemberi ban- tuan dan beberapa negara yang sukses dalam keluarga beren- cana, termasuk Indonesia, ber- temu untuk menyepakati bahwa sebagian besar ahli manajerial dan pelaksana program KB justru ditemukan di negara- negara selatan. Sehubungan dengan ini, para Menlu ASEAN dalam pernya- taan bersamanya pada akhir pertemuan dua-hari mereka di ibukota Thailand mengharapkan segera diselenggarakannya per- temuan puncak antara-Korea serta dibukanya kembali pem- bicaraan tingkat tinggi antara Amerika Serikat dan Korea Utara. Penyesalan yang sama juga diungkapkan ilmuwan jenius, Alber Einstein, yang menyebut kejadian di Hiroshima lebih bi- adab daripada kekejian-kekejian yang dilakukan Kaisar Nero. Dalam masalah Laut China Selatan, para menlu ASEAN menegaskan kembali prinsip yang terkandung dalam Dek- larasi ASEAN tentang Laut China Selatan serta sumbangan positifnya bagi peredaran kete- gangan di kawasan ini. Bisa dihindari Menurut Presiden Amerika Serikat ketika, itu, Harry S. Tru- man, tragedi Hiroshima sebe- narnya bisa dihindarkan bila pihak Jepang mau mawas diri dengan mematuhi ultimatum Sekutu yang disampaikan di Postdam, Jerman, 26 Juli. Ultimatum itu berdasarkan hasil konferensi yang berlang- sung di Postdam, 16 Juli 2 Agustus. "Kita telah berupaya untuk menghindarkan rakyat Jepang dari kehancuran total dengan menyampaikan ultimatum pada 26 Juli di Postdam. Tetapi para pengusaha mereka langsung menolak ultimatum itu. Apabila Mereka menghargai prakarsa Indonesia yang telah menye- lenggarakan serangkaian loka- karya mengenai pengendalian konflik yang potensial di Laut China Selatan. Menurut mereka, serangkaian lokakarya tersebut telah mem- bantu menumbuhkan rasa saling percaya di antara negara-negara yang terlibat dalam sengketa memperebutkan gugusan Kepu- lauan Spartly yang diduga kaya minyak dan gas bumi itu. Peran ekonomi Selain di bidang politik dan keamanan, ASEAN juga terus berupaya meningkatkan peran- nya dalam percaturan ekonomi di Kawasan Asia-Pasifik mau- pun internasional. Dalam suatu kesempatan dia- log jarak jauh World Not di Jakarta, pertengahan Juni lalu, Wakil Kepala BKKBN, Dr. Peter Sumbung, menyatakan Indonesia menolak aborsi se- bagai salah satu cara untuk membatasi kelahiran. la meminta pertimbangan AS, yang saat itu diwakili Wakil Menlu Timothy Wirth, agar menarik atau menghapuskan gagasan itu dari rancangan usulannya yang sudah dikirim ke pertemuan persiapan Konfe- rensi Kairo beberapa waktu lalu, karena hal itu masih sangat kontroversial. Oleh: Dadan Ramdani Hampir semua negara, ter- masuk Indonesia, menolak pem- bunuhan anak dalam kandungan itu sebagai cara pembatasan ke- lahiran, katanya. Wirth sendiri mengakui, se- bagian besar negara tidak men- jadikan aborsi sebagai jalan ke- luar yang dianjurkan untuk pem- batasan kelahiran, namun di- ingatkannya pula bahwa aborsi merupakan salah satu pilihan bagi individu-individu di bebe- rapa negara. la menganjurkan agar ma- mereka tidak menerima persya- ratan kita, mereka mungkin mengharapkan serangan yang menghancurkan dari udara yang belum ada taranya di dunia," kata Truman. Di antara sesama negara ASEAN sudah tercapai suatu kesepakatan untuk memper- cepat pelaksanaan Kawasan Perdagangan Bebas ASEAN (AFTA). Bila melihat peta kekuatan waktu itu, Jepang sebenarnya tinggal menunggu saat-saat kekalahan saja. Kondisi pasukan dari negeri matahari terbit itu .sudah hancur. Kekalahan ber- turut-turut mereka alami di kawasan Pasifik sebelah Barat. Okinawa, wilayah paling selatan Jepang, yang dijaga 69,000 pasukan AD dan 8 ribu marinir ditambah 25 ribu warga sipil yang dimobilisasi, jatuh ke tangan AS pada awal April. Selain itu, selama beberapa bulan pertempuran hampir se- mua kota di Jepang telah men- jadi sasaran pengeboman oleh pesawat AS B-29. Setelah berakhirnya Putaran Uruguay, langkah-langkah un- tuk menciptakan AFTA serta sikap ASEAN mengenai libe- ralisasi di dalam Kerjasama Ekonomi Asia-Pasifik (APEC) banyak dilukiskan sebagai bagian dari filsafat "regiona- lisme terbuka". "6 Agustus 1945" Di Hiroshima Menjadi Tahun "Nol" nyali pasukan Jepang, sebab mereka tidak yakin AS pada saat itu sudah dapat membuat bom atom. Meskipun sejak 8 Mei Jerman yang menjadi sekutu Jepang di Eropa sudah menyerah, para pemimpin perang Jepang justru tetap melakukan propaganda kepada rakyatnya bahwa musuh akan dihancurkan di bumi Je- sendiri dan kemenangan pang akhir akan datang. Sementara faktor kedah- syatan bom atom, tampaknya sama sekali tidak membuat ciut Dalam kaitan itu, ASEAN harus berperan lebih aktif lagi di dalam APEC serta di dalam Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) yang baru akan dibentuk awal tahun depan, Hal itu dipertegas pula dalam Pernyataan Bersama yang dike- luarkan pada akhir Pertemuan Menlu-Menlu ASEAN di Bang- kok. Disebutkan bahwa ASEAN menyambut baik upaya AEPC dalam memajukan kerjasama ekonomi serta liberalisasi per- dagangan yang lebih luas. Juga ditekankan perlunya memper- timbangkan tingkat perbedaan pembangunan ekonomi di antara negara-negara anggota APEC untuk menunjang pertumbuhan ekonomi yang sehat di Kawasan Asia-Pasifik. salah itu diatasi dengan cara memberikan pilihan kontrasepsi lain dan mengajukan informasi mengenai masalah itu kepada masyarakat. AS berpandangan agar se- baiknya permasalahan aborsi ini diskusikan lebih lanjut dan me- lalui cara itu diharapkan akan ada pembahasan yang men- dalam. C Menurut Direktur Pelaksana Dana Kependudukan PBB, Dr Nafis Sadik, yang sekaligus sekjen konferensi itu rancangan dokumen "program aksi" yang akan dilansir bersa- maan dengan penutupan Kon- ferensi Kairo disusun secara hati-hati dengan tidak menyebut berbagai metode keluarga be- rencana. Tidak seluruh negara mene- rima konsep kontrasepsi itu begitu saja. Vatikan dan negara- negara dengan mayoritas Ka- tolik umumnya menolak peng- gunaan alat kontrasepsi karena dianggap "bertentangan dengan rencana Tuhan". Mereka hanya merekomen- dasikan cara ber-KB melalui kalender dan "coitus interrup- tus" (persenggamaan terputus). "Penekanan utama 'program aksi adalah agar masyarakat memiliki akses untuk turut serta dalam keluarga berencana," katanya. la menegaskan, tidak ada gaya hidup atau cara ber-KB tertentu yang disarankan dalam dokumen "program aksi" ter- sebut. 17 miliar dolar AS Dana akan dihabiskan yang Pada waktu itu, negara-ne- gara yang sedang berperang ber- lomba-lomba menciptakan sen- jata paling dahsyat yang dibuat dari hasil fusi unsur uranium, meskipun beberapa kalangan banyak yang menganggap pe- kerjaan itu hampir mustahil karena mengandung resiko yang tinggi. Riset untuk membuat bom atom kemudian disebut sebagai "The greatest scientific gambling inhistory". Bidang lain Selain bidang-bidang yang sudah digarap secara tradisional oleh perhimpunan ini, yaitu kerjasama di bidang sosial dan budaya, termasuk penerangan, ASEAN, di usianya yang ke-27 juga mengembangkan kerja- sama fungsional. Tetap tidak Percaya Kesangsian Jepang terhadap kesanggupan AS menciptakan bom atom bahkan masih ber- kepanjangan meskipun kedah- syatan senjata tersebut telah dibuktikan di Hiroshima. Kerjasama fungsional ini meliputi bidang-bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, lingkungan hidup, dan menge- nai anak-anak. Kerjasama tersebut tertuang dalam Rencana Aksi Lingkungan Hidup; Ren- cana Aksi Mengenai Ilmu Pe- ngetahuan dan Teknologi (Ip- tek); dan Rencana Aksi Tentang Anak-anak. Ketika Kaisar Hirohito men- dapat kabar dari ajudan utama- nya bahwa Hiroshima telah hancur lebur, ia memerintahkan untuk dilakukan penyelidikkan. Tetapi sejumlah pemimpin Jepang menyangkal bahwa ke- rusakan di Hiroshima itu dika- renakan bom atom. Menurut me- reka, AS pun tak mungkin dapat memproduksi bom yang jenis- nya belum pasti itu. Mereka ti- dak mempercayai ancaman AS dan saksi mata di Jepang. "Jepang mampu melakukan Sedang rencana-rencana aksi tentang pembangunan sosial; kebudayaan dan penerangan; serta mengenai penanganan obat bius, kini masih sedang dalam perumusan. Sementara menegaskan kem- bali tekadnya untuk memper- baiki kehidupan sosial-ekonomi para pekerja, ASEAN juga memprihatinkan adanya penga- kaitan masalah perburuhan itu dalam persetujuan dagang in- ternasional sebagai salah satu syarat untuk dapat memperoleh akses ke pasar internasional. "Ini adalah sesuatu yang tidak wajar," kata Ishar Ibrahim, Dirjen Politik Departemen Luar Negeri, beberapa waktu yang lalu. (Ant). untuk "diet" mencegah bumi se- makin sesak itu, sampai dengan tahun 2000, diperkirakan akan mencapai 17 miliar dolar AS (sekitar Rp. 34 triliun). Dua pertiga pendanaan itu ditanggung oleh i negara-negara berkembang, sementara seper- tiganya oleh negara-negara "utara" (baca: maju). Bantuan dana kependudukan akan diutamakan kepada ne- gara-negara yang kondisinya amat parah dan membutuhkan segera sokongan manajerial dan teknis kependudukan. Untuk konferensi di Kairo yang akan diikuti 190 negara itu sendiri akan dialokasikan dana sekitar 18 juta dolar AS (sekitar Rp. 36 miliar). Acara itu akan dihadiri pula oleh sekitar 1.200 orang per- wakilan lembaga swadaya ma- syarakat dari seluruh dunia. Mereka merupakan bagian kecil dari keseluruhan peserta yang mencapai 15.000 orang ditam- bah 3.000 wartawan, dan 500- an panitia, tidak termasuk pe- tugas keamanan. Dengan usaha yang serius seperti itu, seperti tercermin dari jumlah dana dan peserta yang demikian besar, masa depan kerjasama Selatan-Selatan dalam bidang kependudukan nampaknya cukup "menjanji- kan". Masyarakat dunia tinggal menantikan bagaimana simbol- simbol "lingkaran emas" dan "ya, ya, ya......." berkumandang dan ditayangkan di setiap ruang keluarga-kalau memang ada - di belahan terbesar bumi sebelah selatan. (Ant). tindakan balasan. Kata bom ataom harus dicegah," demikian slogan yang saat itu didengung- kan melalui media massa di Jepang. Koran-koran di Jepang dila- rang menyebut kata "atom" dan paling banter hanya berkata: beberapa pesawat musuh telah menimbulkan kerusakan para di Hiroshima dengan menggu- nakan jenis bom yang baru sama sekali. Jepang baru mengirimkan tim survei ke Hirsohima pada 10 Agustus atau satu hari setelah AS kembali meledakkan bom atom di kota Nagasaki. Tim Survai yang dipimpin Letjen Arisue dan Prof Arakatsu dalam "laporan survai mengenai pemboman Hiroshima" me- nyimpulkan bahwa kerusakan di Hiroshima dapat dipastikan disebabkan oleh bom atom. Kesimpulan itu membuat para ilmuwan Jepang terpe- ranjat. Mereka merasa kecolon- gan. Mereka mengaku bahwa kekalahan Jepang bukan dise- babkan kurang patriotiknya rakyat Jepang dalam membela il- negara, tetapi karena para muwan negeri Sakura itu kalah gesit dibandingkan para ilmu- wan AS. "Hasil akhir sebuah perang ternyata ditentukan di labo- latorium penelitian," kata me- reka. (Ant).
