Tipe: Koran
Tanggal: 1990-09-19
Halaman: 05
Konten
Rabu, 19 September 1990 PERHUBUNGAN - PARPOSTEL Kegiatan Kapal Niaga Dialihkan ke Bitung Manado, NERACA bahas rencana tersebut, agar dilaksanakan, katanya. antara lain peningkatan KAKANWIL Dep. Perhubungan Sulawesi Utara dalam waktu dekat dapat sarana dan prasarana untuk mendukung menampung (Sulut) Drs. Freddy T. Rorimpandey mengatakan, arus penumpang dalam dan kegiatan kapal-kapal niaga di pelabuhan Manado, di- luar kota menghadapi Tahun Kunjungan Wisata 1991. rencanakan dialihkan ke pelabuhan samudra Bitung. Pada upacara peringatan Hari Perhubungan Nasional itu, bertindak selaku pembi- na upara Gubernur Sulut C. J. Rantung, sekaligus mem- Pada kesempatan itu dia juga mengatakan, guna mengantisipasi perkemba- ngan pembangunan di wila- yah Indonesia Bagian Timur (IBT), maka Bandara Sam Ratulangi direncanakan di- tingkatkan seperti landasan pacu akan diperpanjang 300 bacakan sambutan Menteri Perhubungan. meter. Hadir pada kesempatan itu, Bupati Minahasa J.O. Bolang, Walikota Adminis- tratif Bitung Drs. Sinyo. S. Sarundayang dan para peja- bat teras instansi pemerin- tah, serta unsur Muspida di daerah tersebut. Pada ke- sempatan itu, Gubernur Su- lut juga menyerahkan tanda penghargaan kepada tiga karyawan di lingkungan Dep. Perhubungan atas pe- ngabdiannya selama 25 th terus menerus, para donor darah dan pemenang lomba olahraga, serta para pen- siunan/janda pensiunan Dep. Perhubungan berupa bingkisan. (Ant) Pelabuhan Manado disi- apkan untuk menampung dan melayani kebutuhan angkutan wisatawan yang mau meninjau berbagai ob- jek wisata maritim, seperti Taman Laut Bunaken dan sekitarnya, kata Freddy T. Rorimpandey kepada warta- wan seusai mengikuti upa- cara Hari Perhubungan Nasional di Bitung, Senin. Dia mengatakan, renca- na untuk mengalihkan kegi- atan kapal-kapal niaga itu, merupakan sebagai salah satu usaha untuk menganti- DNOCHYA MA sipasikan sekaligus mengga- lakkan pembangunan sektor kepariwisataan di daerah itu. Sesuai dengan rencana bahwa pelabuhan Manado nantinya menjadi titik sen- tral transportasi perhubu- ngan laut untuk kebutuhan arus penumpang yang ingin berkunjung ke Pulau Buna- ken, Siladen, Manado Tua dan pulau lainnya. Sementara ini, Kanwil Dep. Perhubungan juga akan mengadakan pertemuan dengan Pemerintah Daerah (Pemda) Sulut untuk mem- MAKET PELABUHAN: Ketua Komisi V DPR, G.M. Tampubolon memperhatikan salah satu maket pelabuhan di stand departemen perhubungan yang dijelaskan oleh seorang petugas stand tersebut ketika komisi V DPR meninjau PPI '90 di Jakarta yang baru lalu. (Foto Ant/Neraca) Pendirian Warung Telepon Diprotes Wartel Lain Palembang, NERACA EMPAT Pengelola War- tel di Palembang mengeluh kepada Kandatel setempat, lantaran pihak Sumbagsel mengizin yang berdekatan itu. Terle- sebuah Wartel baru (Kenca- na Indah) beroperasi di seki- tar Jl. Sayangan Palembang. Padahal di sekitar itu telah duluan nongkrong Wartel "TRIGUNA" dan merupakan Wartel Swasta pertama, yang diresmikan Sekjen De- parpostel 12 Juni tahun lalu. kata Ny. Elisa Alex Nurdin, dia sebelum mem- buka Wartel "Beringin" di Jl. Kapten Rivai telah meng- usulkan untuk membuka di sekitar Jl. Sayangan atau daerah 17 Ilir itu. Tapi di- analir oleh Perumtel di sini. Namun selang kemudian suasananya jadi lain. No- Aceh Mantapkan Sapta Pesona Hari Banda Aceh, NERACA MENYAMBUT Bakti Parpostel, yang jatuh tanggal 27 September Kan- wil Parpostel XVIII Aceh akan melaksanakan serang- kaian kegiatan. Kegiatan- kegiatan itu meliputi gerak jalan, penghijauan, gerakan kebersihan serta pemanta- pan program Sapta Pesona. Kakanwil Parpostel, Za- kiul Fuad mengatakan, ke- giatan semacam ini setiap tahun dilaksanakan. Khusus untuk propinsi yang telah memiliki Kanwil Parpostel, Menteri Parpostel mengin- struksikan agar menyema- rakkannya dengan kegiatan- kegiatan yang ada hubu- ngannya dengan kepariwi- sataan, dan dikaitkan de- ngan Tahun Kunjungan DANAU Poso salah satu obyek wisata andalan Sulawesi Tengah, kini nyaris "Puso" karena sepi pengunjung. Kehadiran wartel baru tersebut pasti akan menim- bulkan persaingan yang ti- dak sehat karena Wisata 1991. Dalam kegiatan meman- tapkan program Sapta Peso- na, pihak Parpostel telah mempersiapkan suatu tim juri yang akan menilai pro- gram Sapta Pesona di kala- ngan industri pariwisata, seperti hotel, losmen, Biro Perjalanan Umum, stasiun bus serta obyek-obyek pari- wisata. Wartawan "Antara" yang berkunjung ke danau itu pekan lalu menemukan obyek wisata tersebut da- lam keadaan sepi. Kamar- kamar hotel yang terdapat di kota Tentena, kota wisa- ta di tepi danau itu, prak- tis kosong, sepi tanpa tamu. Penduduk setempat mengatakan keadaan sepi seperti itu merupakan pemandangan yang biasa. Kota itu hanya ramai seta- hun sekali, kata mereka, yaitu ketika berlangsung "Festival Danau Poso" pada minggu terakhir bu- lan Agustus. Bila festival tersebut berakhir, kota itupun kembali sepi, dan jika ada pengunjung setelah itu hanya satu dua orang saja. Di seputar danau Poso terdapat banyak obyck wisata yang pantas untuk dilihat dan dinikmati oleh wisatawan, baik wisata- wan Nusantara maupun Manca negara. Obyek-obyek wisata se- lain danaunya sendiri, yang oleh sebuah peru- sahaan perjalanan di Palu ibukota Sulteng, dijuluki sebagai "Danau Sorga", juga gua ada sebuah alam yang di dalamnya terda- pat sisa-sisa peninggalan zaman purba. Selain itu juga terdapat hutan ang- grek yang ditumbuhi oleh Landasan pacu Bandara tersebut, sementara ini 2.500 meter. Dengan rencana pe- ningkatan itu, maka Banda- ra tersebut dapat menam- pung semua pesawat penum- pang yang mendarat di dae. rah itu. Rorimpandey inga menjelaskan tentang pem- bangunan sektor perhubu- ngan darat di daerah itu, Ny. Elisa Alex Nurdin (War- tel Beringin). Sementara bi- Sementara untuk gerak jalan santai, pesertanya adalah karyawan di lingku- ngan Kanwil Parpostel, Di- dang lain ditetapkan tiga bu- nas Pariwisata, Kantor Pos ah meliputi Humas, Kesra dan Giro serta Kakandapon (Linus Kesuma dari Wartel Banda Aceh, ditambah de- ngan pelajar tingkat SMTA. Triguna) dan Bidang Teknik Ny. Huntal Pandjaitan. Menurut Zakiul Fuad acara ini akan dibuka oleh Gubernur Aceh Ibrahim Hasan. (K-1) Purel Witel-III Prayitno menjelaskan peresmian Asosiasi Wartel Palembang ini serempak (K6) Bagi wisatawan yang senang mengembara di daerah itu juga dapat mengunjungi hutan pera- wan yang ditumbuhi ribu- an jenis pohon diantara- nya kayu hitam (eboni) yang langka. Hutan ini dihuni pula bermacam- macam hewan liar khas Sulawesi yang juga tidak diketemukan di tempat lain di dunia ini. Di kota Tentena sendiri terdapat sebuah jembatan kayu beratap seng dengan bentangan lebih dari 200 meter, sehingga dari ke- jauhan kelihatan seperti rumah panjang suku da- yak di Kalimantan. Jem- batan itu menghubungkan tebing timur dan barat sungai Poso yang berhulu di danau Poso. Jembatan tersebut mungkin jembat- an kayu beratap yang ter- panjang di Indonesia dan mungkin juga di dunia. ngollah Wartel baru terse- but ujarnya bersemangat dalam pertemuan 8 pengelo- la wartel Warpostel dengan Kandatel Palembat Laode Bc.TT dan Kabagpem Witel-III Masril Gamar, Bc.TT di kantor Witel III baru-baru ini. Danau Poso terletak sekitar 260 Km tenggara Palu. Obyek wisata itu dapat dicapai dari Palu melalui Poso dengan bus umum sekitar sembilan sampai 11 jam. Selain itu juga bisa dengan pesawat terbang perintis Merpati Nusantara dari Palu ke Pertemuan itu sendiri dimaksud untuk membentuk Asosiasi Wartel Kodya Pa- lembang. 8 pengelola Wartel di Palembang itu berhasil membentuk asosiasi dan pengurusnya. Hal ini tertu- ang dalam surat Asosiasi Penyelenggara Warung Pos & Telekomunikasi Indone- sia-Palembang (APWI) yang ditujukan kepada Kawitel- III Sumbagsel tertanggal 12 September 1990 yang ditan- da tangani Ketuanya Drs. K.A. Rachiem dari Wartel Kokarpel. Wakil Ketua dengan Sekre- Rachiem dibantu satu taris Moesalim (Wartel Mul- ti Sarana) dan satu wakil Sekretaris serta Bendahara Poso kemudian dari Poso dilanjutkan dengan bus umum ke Tentena yang memakan waktu sekitar dua setengah jam. Kota Tentena terletak sekitar 59 Km selatan Poso. Perusahaan Penerbang- an Merpati Nusantara menerbangi rute Palu-Poso secara reguler tiga kali seminggu, yaitu hari Se- nin, Selasa dan Jumat dengan ongkos sekitar Rp. 40 ribu per orang sekali jalan. Namun menurut penduduk setempat akhir- akhir ini penerbangan Palu-Poso itu sering diba- talkan oleh pihak Merpati Nusantara, mungkin ka- rena kurang penumpang. Ada beberapa bus umum yang melayani tra- yek Palu Poso - Tentena dengan ongkos sekali ja- lan Rp. 8.500,- per orang sampai Poso dengan bus ber-AC Rp. 6.500,- tanpa AC. Selanjutnya untuk trayek Poso Tentena di- pungut bayaran Rp. 1.500,- dan semua bus untuk tra- yek ini tidak ada yang ber- AC. Untuk mencapai Tente- na dan Poso dari Palu dengan bus umum sebagi- an akan melalui jalan beraspal licin namun se- bagian lagi jalan kasar dan sempit, berliku-liku serta menanjak dan menurun Jakarta, NERACA KABEL-kabel kertas di DKI Jakarta yang diguna- kan sekarang ini ada yang telah berusia 15-30 tahun. "Kabel-kabel tersebut selu- ruhnya harus diganti pada tahun 1991-1993 yang jum- lahnya mencapai 13.000 kabel," kata Kepala Dinas Pelayanan Perumtel Jakar- ta Kota Ir Bambang Rijadi kemarin. Menurut Bambang, ka- bel-kabel kertas tersebut sangat rawan gangguan te- lekomunikasi dan merupa- kan penyebab utama terja- dinya gangguan telekomu- nikasi. Secara kualitas, jelasnya, sumber utama gangguan disebabkan oleh kabel pri- mer meliputi 43 persen dari sumber gangguan telekomu- nikasi lainnya. Sementara dilihat dari kuantitas, gang- guan telekomunikasi ber- sumber dari kabel penang- kal yang menuju ke rumah pelanggan dari "Distribution Point" (DP/titik pembagi) yakni meliputi 52 persen. Kabel Kertas Telepon Ada yang Berumur 30 Tahun Solo, NERACA PAMERAN benda-benda kraton Kasunanan dan Mangkunegaran ini mempu- nyai nilai strategis menun- jang suksesnya pembangu- nan di kota Solo. Khususnya di sektor bu- daya dan pariwisata, karena memang program Pemda Surakarta "Tri Krida Uta- ma", ingin menjadikan kota Solo sebagai kota "Buparo" (budaya, pariwisata dan olah raga). Demikian sambutan Wa- likota Solo Hartomo, sesaat menjelang pencabutan "gunungan". Menandai HARIAN NERACA menelusuri celah-celah pegunungan terjal dan jurang yang dalam dan sebagian lagi jalan yang relatif rata tapi agak ka- sar. Pendapatan PPD Naik 10 Sampai 15 Persen Danau Poso yang Nyaris "Puso" ratusan jenis anggrek hu- tan yang langka dan tidak terdapat di tempat lain di dunia. Akomadasi (hotel) baik di Palu maupun di Poso dan Tentena cukup mema- dai. Di Palu ada tiga hotel berbintang dan sejumlah hotel klas Melati. Tarif hotel klas bintang di Palu antara Rp. 25.000,- sam- pai Rp. 150.000,- per ka- mar per hari, sedang klas Melati antara Rp. 17.500,- sampai Rp. 35.000,-. Di Poso dan Tentena tarifnya antara Rp. 10.000,- sam- pai Rp. 30.000,- per hari. Jakarta, NERACA BERKAT pembenahan intern khususnya dibidang manajemen, maka pendapa- tan PPD kini telah mengala- mi kenaikan sekitar 10-15 persen dibanding posisi awal tahun 1989. Menurut Direk- tur Operasi PPD, Drs Darius Djana kalau pada awal 1989 pendapatan perusahaan yang dipimpinnya itu ber- kisar Rp 133 juta setiap harinya, maka pada posisi Agustus 1990 telah mening- kat menjadi antara Rp 160- 165 juta setiap harinya. "Kami mengharapkan sesuai target yang direnca- nakan, pendapatan itu akan terus membaik dan mening- kat sehingga suatu ketika menjadi Rp 189 juta setiap harinya," kata Darius Djana yang saat itu didampingi Direktur Teknik Ir Erlan Prasetyo. Dua tokoh inti dalam ja- jaran PPD itu tidak bersedia menjelaskan tolok ukur se- hatnya manajemen PPD, namun mereka berupaya bersama para Direksi dan jajaran PPD lainnya untuk terus meningkatkan mutu pelayanan dan manajemen- nya sehingga dalam waktu hingga 5 tahun mendatang PPD nantinya akan menjadi salah satu perusahaan ang- kutan kota terbaik di Asia Tenggara. Pameran Benda Kuno Kraton Kasunanan Kenapa sepi? DILIHAT dari segi obyeknya, danau Poso cukup potensial sebagai obyek wisata dan sarana penunjangnya juga relatif memadai, tetapi kenapa sepi pengunjung, inilah pertanyaan yang timbul setelah mengunjungi obyek wisata itu. Ketua Assosiasi Perusa- haan Perjalanan (Asita) Sulawesi Tengah, Ary Wowor, mengemukakan, bahwa kurangnya wisata- wan mengunjungi danau Poso dan obyek-obyek wi- sata lainnya di Sulteng, pertama-tama karena ku- rangnya promosi, kedua letaknya yang berjauhan Di wilayah Dinyak Jakar- ta Kota, lanjutnya, terdapat 350 buah kabel primer di- mana 100 buah kabel di antaranya masih berupa kabel kertas. Menurut pengaduan gangguan dalam bulan Ja- nuari sampai September 1990, rata-rata terjadi em- pat gangguan dalam satu bulan. Dari jumlah ganggu- an itu, tiga di antaranya terjadi pada kabel kertas, ungkapnya. Untuk mengatasi masa- lah itu, pihak Dinyan Jakar- ta Kota menggiatkan pro- gram rehabilitasi jaringan, terutama dengan menggan- ti kabel kertas. Salah satu langkah, telah dilakukan kerjasama dengan Indosat untuk melaksanakan peng- gantian 15 kabel kertas dengan kapasitas total 3.600 Satuan Sambungan Telefon (SST) pada tahun ini. Tahun depan, tambah- nya, untuk tahap pertama juga akan dilakukan peng- gantian 10 kabel kertas ber- kapasitas 2.800 SST. Perayaan Sekatan yang kini masih berlangsung di Alun- Alun Utara Surakarta. SEMENTARA itu, Bam- bang Riyadi juga menguta- rakan berbagai proyek yang akan dilaksanakan dalam waktu dekat sehubungan dengan rencana menata kembali daerah batas (bo- undary) antara dinas pela- yanan telekomunikasi (Din- yan) satu dan lainnya di Jakarta dengan biaya total mencapai Rp 343 juta. (12) Peluang Bisnis Pariwisata akan Diseminarkan Jakarta, NERACA PT Supracom bekerja sama dengan Dinas Pariwi- sata DKI Jakarta pada 26 September 1990 di Sahid Hotel akan mengadakan se- minar masalah pariwisata. Sunarto Prayitno, ketua pelaksana dari Supracom yang didampingi Diparda DKI Jakarta, Bambang Sungkono, kepada wartawan kemarin mengatakan diada- kannya seminar itu untuk memberi masukan kepada kalangan pengusaha yang akan terjun di sektor indus- tri pariwisata. Sementara itu Pengageng Parentah Kraton Kasuna- nan Surakarta, KRT Dary- onagoro dalam sambutan awal selaku ketua pameran, mengatakan, sebenarnya Paku Boewono XII ingin membuka sendiri pameran ini, tetapi karena satu dan lain hal, tidak jadi. Untuk Seminar yang mengambil itu dimohon kesediaan Wa- thema "Peluang Bisnis dan likota Solo Hartomo untuk Prospek Investasi dalam Bi- membuka pameran tersebut. dang Pariwisata Sampai Pameran yang bersuasa- Tahun 2005" ini akan me- na magis, dengan hembusan nampilkan lima pakar seba- bau wewangian dan berba- gai pembicara dan modera- benda-benda kra- gai sesajen, tor DR. ton di Pagelaran Alun-Alun antara lain kereta kebesa- Kuntjoro-Jakti (Direktur Buku 90 Tahun Bioskop Utara, lalu. Pameran akan berlangsung sampai dengan tanggal 2 Oktober, sebagai salah satu kegiatan menyemarakkan ran, mobil buatan tahun (Garuda 1907, pusaka-pusaka, photo Indonesia), Jusupadi Sal- para raja di Surakarta be- mun (Bapindo), dan Bam- serta silsilahnya, dan sete- bang Sungkono (Diparda rusnya. (K-14) DKI Jakarta). (kk) dan ketiga kurangnya prasarana terutama jalan raya yang baik. Sebagai contoh, kata Wowor, obyek wisata da- nau Poso itu sendiri yang letaknya hanya sekitar 260 kilo meter saja dari Palu, namun untuk mencapai- nya dengan bus memakan waktu sembilan sampai sebelas jam. "Perjalanan yang ideal dengan bus bagi wisatawan adalah antara dua sampai empat jam,' kat Wowor. " Menurut Wowor kepari- wisataan Sulteng kini masih mencari bentuk, dan untuk mendapatkan ben- tuknya diperlukan antara instansi terkait dengan badan kepariwisataan. Berbagai konsep manaje- men untuk menuju cita-cita tersebut kini kata Darius terus dikaji dan secara ber- tahap diterapkan kepada seluruh jajaran PPD. Ter- masuk juga upaya pening- katan profesionalisme per- sonilnya. PPD yang saat ini mem- punyai 1100 armada siap operasi itu melintasi 87 tra- yek tersebar di seluruh pe- losok ibukota dengan setiap harinya mengangkut seki- tar 900.000 warga kota. Melihat banyaknya kendala yang dihadapi, seperti prasarana yang belum memadai, letak obyek yang berjauhan, maka menurut Wowor wisata yang cocok untuk Sulteng adalah wisata khusus yaitu wisata safari dan wisata bahari. Obyek- obyek untuk kedua jenis wisataitu cukup banyak di Sulteng seperti hutan pe- rawan dengan hewan- hewan langkanya, taman laut yang indah dan ber- bagai obyek lainnya. "Ini merupakan jumlah yang sangat besar dan telah meningkat 200.000 orang se- tiap harinya karena sebe- lumnya hanya 700.000 orang. Peningkatan tersebut merupakan bukti keperca- yaan masyarakat terhadap kehadiran PPD," kata mere- ka. Jenis wisata penjelajah- an dan wisata bahari, menurut Wowor cukup Tentang komposisi pe- numpang itu sendiri, baik Darius maupun Erlan me- nyatakan bahwa 85 persen merupakan penumpang umum (dengan bayar Rp 20 200 sekali jalan. Sekitar 15 per- sen adalah pelajar dengan bayaran Rp 100 persen se- kali jalan. Para Direksi Perum PPD itu ditemui wartawan seus- ai menyaksikan penyerahan santunan terhadap korban kecelakaan Patas 24 beber- apa waktu lalu. (12) Dari seluruh jumlah ka- bel kertas yang masih digu- nakan di wilayah DKI Ja- karta, hingga tahun 1991 penggantiannya baru dapat dilakukan terhadap kurang lebih 6.600 kabel kertas. Dengan habisnya penggu- naan kabel kertas dalam jaringan telekomunikasi itu, diharapkan kualitas hubu- ngan telekomunikasi sema- kin meningkat dan ganggu- anpun berkurang. banyak peminatnya, ter- utama dari Eropah dan Amerika. Para wisatawan jenis itu, katanya, tidak memerlukan jalan yang mulus dan hotel mewah, namun demikian mereka tidak segan-segan mengob- ral dollarnya untuk men- dapatkan obyek-obyek wisata yang mereka kehen- daki itu. "Yang perlu diperbuat Sulteng kini adalah me- ningkatkan promosi ke negara-negara sumber wisatawan jenis wisata khusus ini" katanya. Sedangkan jenis wisata lain, menurut Wowor ada- lah porsi Pulau Jawa dan Bali serta daerah lainnya. Kepariwisataan Bali maju pesat menurut dia adalah karena semua obyek wisa- ta di daerah itu relatif dekat, belum satu jam duduk dalam bus sudah sampai ke obyek yang ditu- ju, disamping budayanya yang khas. Pendapat Wowor didu- kung pula oleh Wakil Ke- tua Perusahaan Hotel dan Restoran (PHRI) Sulteng, Samuel Rengku. Dalam menyongsong tahun kun- jungan Indonesia 1991 dan tahun kunjungan ASEAN 1992 Sulteng kini masih berpacu dengan waktu, kata Rengku. JAKARTA Meskipun kepariwisata- an Sulteng cukup potensi- al, namun masih banyak kendala yang harus dia. tasi, demikian Rengku. (Achirudin) Bisnis Hiburan ORKES KAMAR NUSANTAR FREDERIC PELASSY, seorang pemain biola muda yang jenius, akan mempertunjukan kemahirannya bersama-sama dengan Orkes Kamar Nusantara, pada hari Selasa, tanggal 25 1990, pukul 19.30, bertempat di Grand Ballroom, Jakarta Hilton International, Jalan Gatot Subroto, Jakarta Selatan. Frederic PELASSY memulai pelajaran musiknya sejak tahun 1972. Namun dalam waktu yang relatif singkat, ia telah merintis karirnya dengan memenangkan beberapa penghar gaan dalam forum yang bergengsi dan bertaraf pendidikan konservation musik. Sejalan dengan harirnya ia juga meneruskan sekolahnya serta studi musikalnya di bawah pimpinan Michele AUCLAIR, dalam bimbingan : Yehudi MENUHIN dan Tibor VARGA, nama-nama besar yng tidak asing di bidangnya. Ia kini terkenal sebagai seorang seniman biola muda yang jenius, dengan pengutamaan sebagai konsertis dan musisi musik kamar. Konser ini diselenggarakan atas kerjasama antara Pusat Kebudayaan Perancis, Orkes Kamar Nusantara, UTA dan Hotel Hilton. Dalam pagelaran ini Frederic PELASSY akan mempersembahkan karya Mendelssohn dalam konserto untuk biola..* Sineplex, di Bali Diharapkan Mampu Memancing Wisatawan Denpasar, NERACA SAMPAI saat ini di daerah Bali belum ada gedung bioskop yang refresentatif un- tuk wisatawan asing yang berlibur di dae- rah ini. Padahal hiburan seperti pertunju- kan film sangat dipentingkan, karena mampu mendekatkan diri antara wisata- wan dengan negara asalnya. Belum adanya wisatawan, atau kurangnya wisatawan asing yang nonton film di Bali merupakan salah satu penyebab didirikannya sebuah sinep- leks oleh kelompok 21 ini. Dan berdirinya sebuah sinepleks tersebut diharapkan mampu menyemarakkan dunia kepariwisa- taan di Bali. Demikian diungkapkan Anto bagian pemasaran serta perluasan sinepleks ke- lompok 21 yang berpusat di Surabaya itu kepada Neraca. Anto menjelaskan anak per- usahaan konglomerat kawakan Sudwikat- mono ini memang telah lama mengincar daerah Bali untuk dijadikan ladang bisnis- nya khususnya di jalur sinepleks. Dana yang disediakan untuk membuat sebuah sinepleks pun tidak kepalang tang- gung yakni Rp 1,5 miliar. Ini untuk satu gedung lebar yang direnovasi menjadi lima buah ruang, Wisata Teater. Masing-masing dengan kapasitas tidak lebih dari seratus tempat duduk. Untuk kenyamanan itu semua penonton memang akan dibatasi. Secara keseluruhan jumlah tempat duduk pada Sinepleks 21 ini seba- nyak 636 orang. Harga karcis untuk siang dan sore hari Rp 3000 dan khusus malam hari Rp 5000. Komisaris kelompok 21 Ir. Hasian Sire- gar ketika memberikan sambutan pada pembukaan sinepleks di Denpasar menga- takan, kehadiaran Wisata Cineplex ini merupakan yang pertama kali di Bali dan Nusa Tenggara. Bali sebagai daerah tujuan wisata sangat membutuhkan gedung bios- kop yang menawarkan kenyamanan serta ketenangan kepada penonton. Tenaga kerja yang ditampung di sini berjumlah 35 orang terdiri dari anak-anak muda di bawah usia 28 tahun. Sementara itu semua peralatan teknik didatangkan dari Jakarta. Sedang Jakarta, NERACA BUKU "90 Tahun Bioskop di Indonesia" direncanakan akan terbit De- sember 1990, demikian dikatakan HM Jo- han Tjasmadi salah seorang penulisnya. Buku ini merupakan hasil penelitian empat orang mahasiswa FSUI jurusan seja- rah yaitu, M. Abduh, Arief, Wilson dan Wasmi dan dibantu SM Ardan dari sinematek Indo- nesia. HM. Johan Tjasmadi, pimpinan proyek dalam penulisan buku 90 tahun bioskop Indonesia mengatakan, penulisan buku ini mempunyai motivasi agar sejarah perbios- kopan tercatat seakurat mungkin, mengi- ngat selama ini belum pernah ada buku yang menulis tentang persejarahan bioskop di Indonesia secara khusus. MILIK MONUMEN PERS slor Halaman V.* SURAKA Bioskop merupakan salah satu sarana hiburan setiap masyarakat baik di kota maupun di desa, sehingga peranannya sa- ngat penting untuk dicatat sebagai sejarah dalam buku agar dapat dibaca oleh setiap pemirsa dan pengunjung bioskop di Indone- sia sampai ke pelosok tanah air. Selain itu sebagai sarana informasi dan pengetahuan bagi masyarakat khususnya Solo, NERACA SERANGKAIAN acara, memotret un- tuk mengenal obyek wisata lebih dekat, berhadiah Rp. 1,5 juta, ditambah dengan trofi Gubernur Jawa Tengah, Gubernur Akademi Angkatan Udara (AAU), Dirut PT Taman Wisata dan Sri Sultan Hamengku Buwono X, terangkum dalam satu paket acara meriah "Rally Foto Borobudur 1990". Kegiatan yang diselenggarakan oleh Kelompok Putra Kencana, Yogya bekerjasa- ma dengan PT Modern Photo Film Co. Cabang Semarang, berlangsung hari Ming- gu 23 September di kawasan taman wisata Borobudur. Kepada Neraca, Herry Winata Putra dari panitía menjelaskan, untuk mengikuti ke- giatan itu, peserta cukup membayar Rp. 7.500,00. Uang pendaftaran tersebut sudah men- cakul 1 roll Fuji Color Super HR 100-135 isi 24, kaos, buku panduan rally foto, cuci cetak film, snack dan minuman. Dijelaskan, saat rally foto akan dimulai, kepada para peserta diberikan buku pandu- an dan tanda peserta, yang harus dikena- kan selama mengikuti kegiatan. secara keseluruhan dekor Wisata Cineplex mengambil arsitektur Bali. Dari lima sinepleks yang ada itu 1, 2 dan 3 memiliki sistem suara dolby stereo, se- dangkan 4 dan 5 memakai sistem mono. Dikatakan semua ini nantinya akan ber- kembang sesuai dengan kebutuhan yang ada. Menurut Anto, pihaknya di masa-masa yang akan datang bermaksud untuk terus mengembangkan sinepleks di Bali dan Nusa Tenggara. Semua ini sangat didesak oleh kebutuhan bisnis yang berkembang di dae- rah Bali. "Di Bali banyak orang kaya yang belum digarap kebutuhannya. Melihat hal itulah kami merasa tertarik untuk terjun ke bisnis sinepleks di Bali ini," tutur Anto kepada Neraca. Sisi lain yang disoroti Drs. Wirata Sin- dhu, Ka.Kanwil Deppen Propinsi Bali ten- tang kehadiran sinepleks di daerah ini. Menurut dia, hadirnya sinepleks yang re- fresentatif untuk wisatawan, secara tidak langsung ikut mendukung program peme- rintah terutama dalam rangka Visit Indo- nesia Year 1991 mendatang. Sapta Pesona juga menjadi lebih terpenuhi yakni terse- dianya tontonan yang bermutu dalam sua- sana yang nyaman, bersih dan indah. Berbicara soal pengawasan film-film yang akan diputar nantinya, Wirata mengung kapkan pihaknya tidak akan melakukan hal-hal yang bersifat khusus. Semua berja- lan biasa-biasa saja. Tentunya dalam sinep-m leks ini penontonnya terbatas pada orang-o orang tertentu saja. Jadi lebih selektif di sv bandingkan dengan penonton bioskop mis- bar. Bupati Badung Alit Putra yang jugash hadir meresmikan pembukaan Wisata Cish neplex tersebut, Rabu menilai kehadiran d sinepleks di Denpasar memang sedang di- tunggu-tunggu. Melalui sinepleks orang bisa d menonton lebih bebas, nyaman dan aman.A Karena biaya operasionalnya tinggi tentu harga karcis menjadi tinggi. Bagaimana- pun ini nantinya akan mempengaruhi pada pajak pendapatan daerah Badung, ujar Bupati. * (KS) para ilmuwan untuk mengetahuai sejauh- mana perkembangan kebudayaan kita sampai sekarang ini. Buku 90 tahun bioskop di Indonesia terhimpun dari hasil-hasil penelitian ke- empat mahasiswa FSUI tersebut selama empat bulan, yaitu sejak Februari sampai Mei 1990. U Selanjutnya hasil penelitian itu diserah- kan kepada tujuh orang penuls Budiarto Danujaya, Kardy Syaid, Rita Srihastuti, Ilham Bintang, HM. Johan Tjasmadi, Putu Setia dan Haris Jauhari untuk diterbitkan sebagai buku. "Pencarian data dari smber primer di perpustakaan yang ada dan sumber sekun der dengan mewawancarai tokoh-tokoh yang paham masalah perbioskopan," merupakan bahan penelitian. Johan menambahkan, penulisan buku" itu akan dibuat dengan gaya bahasa popu- ler agar enak dibaca, meskipun buku terse- but banyak menyajikan data-data ilmiah. Selain berisi penjabaran sejarah perbios- kopan, buku tersebut akan memuat kolom- kolom essei dari para penyumbang di anta- ranya: WS Rendra, Dr. Salim Said, JB Kristanto, Bur Rasuanto, Drs. Narto Era- wan, Dr Emil Salim, Drs. Asrul Sani dan Sudwikatmono. (yt) Rally Foto Borobudur '90 Berhadiah Rp 1,5 Juta Peserta rally foto kemudian mencari dan memotret obyek yang diungkapkan dalam buku panduan dalam bentuk tersamar atau teka teki. 24 tugas sesuai isi film, dikerjakan seca ra teratur dan berurutan, dari tugas perta-d ma sampai terakhir. Kesalahan mengerjaa kan tugas akan mengurangi nilai. Selam mengikuti rally, peserta menelus suri rute dan mencari obyek dengan berja- lan kaki. Ada beberapa tempat menjadi pos panitia. Peserta minta stempel untuk diterakan dalam buku tugas. Selesai mengerjakan tugas sesuai buku panduan, peserta mela- por di pos terakhir untuk menyerahkan film.a Dewan juri akan menilai hasil karya para peserta rally berdasarkan ketepatan men cari obyek sesuai dalam buku tugas. Peni- laian selanjutnya berdasarkan segi kreati- vitas pemotretan obyek-obyek foto. (K-14) ●
