Tipe: Koran
Tanggal: 1990-11-12
Halaman: 07
Konten
Senin, 12 November 1990 PERTANIAN - KOPERASI - KLH Potensi Perikanan NTT Semakin Menurun Jakarta, NERACA PAMANFAATAN potensi perikanan di Nusa Tenggara Timur (NTT) tergolong masih rendah. Bahkan akhir-akhir ini menunjukkan kecenderungan makin menurun. Kalau cuaca baik, yaitu ombak dan angin tidak besar, tentu produksi mereka akan baik pula," tuturnya. Dijelaskan, NTT sebagai suatu Provinsi Kepulauan mempunyai potensi ikan tuna dan cakalang yang cukup be- sar, terutama di Laut Flores, Laut Sawu dan Laut Timor. Sedangkan luas perairan NTT, menurutnya, diperki- rakan mencapai 199.519 km2 dengan jumlah potensi per- ikanan sebanyak 240 ribu ton per tahun. Cuma sayang, potensi perikanan sebesar itu tingkat pemanfaatannya kini baru sebanyak 45.334 ton/ tahun atau sebesar 19%," ka- tanya kemudian. Kecenderungan makin nya perikanan laut, se- menurunnya pemanfaatan dangkan-perikanan darat potensi perikanan di NTT masih stabil. mulai tampak pada Pelita IV. Pada 1984 produksi per- ikanan darat dan laut NTT 43.422,25 ton, tapi pada ak- hir Pelita IV (1988) produksi menurun menjadi 1.333,60 ton. Bahkan pada tahun ini (sampai Oktober) menun- jukkan sampai tingkat te- rendah, yaitu 900 ton. Kepala Perwakilan Pem- da NTT, Jes A. Therik ketika dihubungi Neraca, pekan la- lu mengemukakan kecen- derungan menurunnya produksi perikanan NTTha- Jakarta, NERACA KEBUTUHAN kedelai terus meningkat, sementara produksinya relatif stabil. Karenanya pemerintah ter- paksa membuka kesempat- an impor kedelai antara 400.000 s/d 600.000 ton se- tiap tahunnya. Untuk meng- hadapi defisit penyediaan ini sangat penting untuk me- ningkatkan produksi kedelai nasional. Menurut Menteri Pene- rangan Harmoko yang mela- porkan hasil sidang Ekuin, pola percontohan penana- man kedele di kabupaten Subang dan Sulawesi Sela- tan dianjurkan Kepala Negara untuk diteruskan. Karena dinilai mampu me- ningkatkan produksi kedele nasional dan pendapatan pa- ra petani. Sementara itu persediaan kedelai yang dipunyai oleh BULOG untuk dialokasikan kepada KOPTI (Koperasi Pengusaha Tempe & Tahu Indo-nesia) cukup untuk sampai April 1991. Penyalur- an kedelai kepada KOPTI setiap bulannya mencapai 16.000 ton. Alokasi ini hanyalah su- plement (pelengkap) saja. Untuk memenuhi seluruh kebutuhannya KOPTI harus mencarinya di pasar kedelai - lokal. Kedelai alokasi BU- Terpaksa, Impor Kedelai 400 Sampai 600 Ribu Ton Setahun pang Bandung, NERACA PARA peternak sapi ang gota KUD Sinar Jaya Ujung- berung Bandung merasa re- sah, karena terjadi keterlam- batan dalam pembayaran hasil produksi susu yang ditampung KUD ini. Keterlambatan pemba- yaran tersebut berlangsung selama 2 hingga 3 bulan, na- mun tidak dipenuhi semua- nya bahwa ada potongan- potongan tidak wajar yang diberlakukan oleh pihak pengurus KUD Sinar Jaya. Keterangan itu terungkap dari kalangan peternak ang- gota KUD Sinar Jaya, yang juga mensinyalir terjadinya korupsi lebih Rp 1 miliar di kalangan pengurus KUD Sinar Jaya. Penyebab menurunnya produksi perikanan laut NTT disebutkan oleh Therik karena akibat kemampuan para nelayan dalam me- nangkap ikan belum stabil. Mereka, katanya, masih me- lakukan penangkapan ikan melalui cara-cara tradisio- nal, termasuk peralatan yang digunakan. Tanpa memberikan data konkrit sekitar terjadinya korupsi di tubuh KUD Sinar Jaya yang mencapai lebih Rp 1 miliar, di antara peternak anggota KUD Ini menyebut- kan, pihak pabrik PTTAA di Rancaekek Kabupaten Ban- dung, selalu membayar kon- tan harga susu Rp 415 per liter kepada KUD'Sinar Ja- ya. "Kondisi yang seperti itu, jelas menyebabkan produksi yang dihasilkannya pun akan bergantung dengan keadaan iklim atau cuaca. MENURUT perkemba- ngannya, jumlah sapi po- tong di Indonesia tiap LOG ini harga tebusannya sebesar Rp 696,-/kg. Persi- apan kedelai ini adalah jenis kedelai dari RRC. dengan konfirmasi Kakan- kopnya. Sementara anggota kemudian menggugat peng urus yang bersangkutan dan Menteri Pertanian War- alokasi kedelai dari BULOG kepada KOPTI untuk seke- Disinyalir, Korupsi Rp 1 Miliar di KUD Ujungberung doyo dalam keterangan persnya sabtu kepada para wartawan menerangkan, bahwa usaha peningkatan produktivitas kedelai yang dianggarkan pada 1990/ 1991 ini masih belum mam- pu me-menuhi kebutuhan cepat dari kebutuhan. Tetapi rumah secara total kedelai di- impor juga bertambah setiap tahunnya. untuk makanan ternak a taupun konsumen industri, sehingga impor kedelai ma- sih perlu. Sementara data yang di- punyai Harian Neraca per- nah mencatat, bahwa kede- lai RRC ini suatu waktu per- nah berwarna aneh yang setelah dialokasikan kepada KOPTI tidak dapat dijual- nya kepada anggota. Kedelai ini oleh pengurus KOPTI di Jakarta Barat ketika itu per- nah dilempar ke pasar Namun khusus untuk ikan tuna dan cakalang. di NTT kini kabarnya terdapat Tapi, pihak peternak hanya kebagian Rp 333 per liter dari KUD Sinar Jaya. Bahkan pembayaran ini pun selalu tertunda yang meng- endap pada pengurus KUD Sinar Jaya, yaitu baru diba- yar selang tiga bulan kemu- dian, tanpa lunas. Perkembangan lahan, produksi, kebutuhan dan impor kedelai pada Pelita IV (dalam ton) lahan Produksi Kebutuhan Impor 1984 858.854 769.834 1.170.408 401.024 1985 896.220 869.710 1.171.765 301.957 1986 1.253.767 1.226.727 1.585.979 359.252 1987 1.100.565 1.160.963 1.549.525 388.562 1988 1.177.360 1.270.418 1.779.342 508.924 Sumber: Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Deptan/ NRC14 11/90 hec Ketua Harian KUD Sinar Jaya Ujungberung, Bandung H. Adeng Rostaman ketika di hubungi NERACA pekan lalu mengakui isu korupsi Rp 1 miliar lebih di KUD ini sudah lama didengarnya. "Tapi, korupsi di sini kami bantah sebagai tidak terjadi. Mungkin isu korupsi ini di- lemparkan oleh oknum peng- urus yang ambisi tampil menjadi Ketua KUD Sinar Jaya", ungkap H. Adeng Ros- taman. Menjawab pertanyaan, Ketua Harian KUD Sinar Jaya itu mengatakan, ken- datipun selalu terlambat pembayaran dari PT TAA (Tirta Amerta Agung), na- membayar lunas kepada mun KUD Sinar Jaya jaya para peternak berkisar Rp 50 juta sampai Rp 80 juta tiap bulan. (K.10. Z5) Menurut Dirjen Pertanian Tanaman Pangan selama Pelita IV lalu produksi kede- lai secara prosentual dan total SAPI POTONG: Pemotogan cara sistem baru berjalan satu-satunaya di Indonesia (Foto: Ist/NERACA) Pengembangan diusaha- kan melalui upaya peningkat- an produktivitas, peningkat an mutu dan perluasan areal tanam. Disamping dilaku- kannya PIR Perkebunan dan Intensifikasi Tanaman Ke- delai. Intensifikasi ini menu- rut Menteri Oktober 1990 telah mencapai 614.045 ha atau 82,5% dari target. Ini artinya naik 17% dari periode yang sama tahun lalu. (14) (192190 $s 18 men de nededmatth domet potensi sebesar 41.360 ton/ tahun, sementara itu tingkat pengusahaannya baru men- capai 3.793,50 ton/tahun atau sebesar lebih kurang 9%. Ini berarti, di NTT seka- rang ini terdapat potensi yang belum dimanfaatkan 37.566,50 ton atau sektiar 91%. "Untuk menggali potensi yang bleum tergarap itu," memagn kami butuh dana cukup besar. Karena itu kami mengharapkan keha- diran investor," ungkap The- rik. adalah 9,616 juta ekor (angka sementara), tahun 1988 angka sementara se- jumlah 9,803 juta ekor, menurut Ditjen Peterna- kan Deptan. Untuk menunjang kegi- atan bisnis para investor, NTT tentu saja menyediakan berbagai sarana dan prasa- rana. Pada sub sektor Perhu- bungan Laut, misalnya. Kini semua Ibukota Kabupaten telah mempunyai pelabuhan laut (dermaga) yang ber- klasifikasi cukup baik dan memadai, sebagaimana yang ada di Pelabuhan Tenau Ku- Berkembangnya sapi pontong di Indonesia per- tanda baiknya perekono- mian petani dipedesaan serta meningkatnya kon- sumsi daging. Tahun 1982 konsumsi daging berkisar sekitar 4,4 kg per kapita per tahun dan pada tahun 1987 meningkat menjadi sekitar 5,44 kg per kapita per tahun. Kenaikan produksi daging sapi bila diban- dingkan dengan laju per- mintaan daging sapi ma- sih kurang keseimbangan. Produksi daging sapi peningkatan berkisar sekitar 4-5 persen. Sedang- kan laju permintaan da- ging sapi berkisar sekitar 10,85 persen per tahun. Guna mencukupi per. mintaan daging sapi tersebut, usaha pemeliha- raan secara intensifharus dilaksanakan setidaknya rata-rata dalam pertam. bahan bobot badan sapi ialah lebih kurang 0,5 kg per ekor per hari. Sedang- kan rata-rata pertambah- an bobot badan sapi masih Selain itu, Pemerintah se- tempat juga telah memba- ngun sejumlah prasarana perikanan, berubah sebuah pelabuhan periakanan pan- tai di Tenau Kupang serta empat buah tempat penda- ratan ikan yang masing-ma- sing ada di Kalabahi (Alor), Larantuka (Flores Timur), Maumere (Sikka) dan La- buan Bajo (Manggarai). Kemudian dalam meman- faatkan produksi ikannya, NTT sendiri selama ini selain untuk mencukupi kebutuh- an lokal dan dalam negeri, juga melakukan ekspor ikan ke beberapa negara Asia dan Eropa. Namun perlu dike- tahui pula, NTT pun ternya- ta kini masih mengimpor barang-barang dari luar ne- geri, yang antara lain alu- minium, besi untuk kons- truksi, mesin-mesin industri beserta suku cadangnya dan minyak pelumas. tersebut, selain dilakukan Kegiatan ekspor -impor melalui perhubungan laut ju- ga diperkuat oleh perhu- bungan udara, di mana da- lam perhubungan udara itu sendiri, NTT telah memiliki pelabuhan udara dengan fa- silitas yang cukup handal. Dengan adanya sarana perhubungan, berarti NTT telah siap menjadi ajang sua- tu bisnis internasional, ucap Therik. (Ponco/13.Z5) aeg HARIAN NERACA BERAS DAN DIVERSIFIKASI PANGAN: Para buruh di pelabuhan tampak sibuk menurunkan goni beras dari gudang bulog yang akan disalurkan kepasar-pasar sebelum diantarpulaukan terlebih dahulu. (Foto: ISTINERACA) Bibit Kakao Siap Ditanam diNTB Kemudian 300 ha sisanya berlokasi dikecamatan Pekat, Dompu, dengan merekrut Sehingga total luas P2WK un- tenaga kerja Petaní 303 KK. tuk NTB tahun 1990/1991, berjumlah 1.300 Hektar, pa- par Kadisbun panjang lebar. Pengembangan mete di Sumbawa memang memung- Untuk tanaman pelin- dung dimanfaatkan tana- man Kelapa yang sudah ada. pelindung lainnya berupa Di samping itu disiapkan FC (Flamengia Congesta) yang setiap hektar dibagi- kan sebanyak 20 kg, sehing- ga untuk keseluruhan areal disitu, FC disediakan 8 ton. Pelindung jenis ini, diper- lukan untuk melindungi ta- naman saat berau ditanam. Menurut Kadisbun NTB, pembibitan sebanyak 520 ribu tadi, pihaknya memper- cayakan kepada PT. Marga- sari Jaya, yang dibibitkan tidak jauh dari lokasi areal pengembangannya. 进来 10 Ekor Sapi Datangkan Keuntungan Rp 2,5 Juta tahun mengalami kenaik- an. Tahun 1984 adalah 8,745 juta ekor, tahun 1987 sekitar 0,2-0,35 kg per ekor per hari. Bila tidak bisa mencukupi daging sapi dalam negeri, konsekwen- sinya ialah impor, seperti pada tahun 1987 Indone- sia impor daging adalah 1.558,4 ton (Sumber BPS). Pemerintah pada 29 Ja- nuari 1990 menetapkan kebijaksanaan memberi peluang kepada pengusa- ha kecil untuk mengem- bangkan usahanya atau pada masyarakat yang ingin membuka usaha. Bunga kredit per tahun adalah 16 persen. Mataram, NERACA DINAS Perkebunan NTB dalam waktu dekat akan tang bibit kakao bagi 539 menyalurkan 520.000 ba- KK Kepala Keluarga) petani di desa Gondang, Lombok Barat. Peluang-peluang yang diberikan tersebut dapat dimanfaatkan untuk mengembangkan usaha ternak sapi potong. Ber- tenak sapi potong menurut Harry Suryadi, Trubus, adalah menguntungkan, dimana dengan sebanyak 10 ekor sapi potong dipe- lihara selama 6 bulan dan kemudian dijual keun- tungannya sebesar Rp 2.434.160 (pajak belum diperhitungkan). Apabila mengambil redit bank dengan bunga 16 persen, usaha ternak sapi potong masih menguntungkan. Adanya kebijaksanaan tangal 29 Januari ini bisa dimanfaatkan untuk me- Pembagian bibit seba- nyak itu, menurut Ir. Mah- dan, Kepala Dinas Perke- bunan NTB, untuk mengisi lahan perkebunan kelapa masyarakat seluas 400 hek- tar yang diprogramkan me- lalui sentralisasi Proyek Pengembangan Wilayah khusus (P2WK) tahun 1990/ 1991, yang penanamannya dimulai akhir Desember 1990 mendatang. Kepada Neraca dijelas- kan, dipilihnya lokasi desa Gondang itu atas dasar hasil survei bahwa daerah itu mempunyai ketinggian yang Bahkan curah Hujannya ber- cocok untuk bididaya kakao. kisar 1-1000 mm/tahun, derajat Celsius. dengan suhu optimum 27 Kecuali itu, tanah di lo- kasi tersebut kaya akan hu- mus dengan kedalaman ta- nah mencapai 90 cm, serta air tanah sekitar 3 meter dan berdrainace baik. Di samping itu, mengingat tanaman ka- kao sering terganggu per- tumbuhannya oleh tiupan angin kencang, maka pohon pelindung mutlak diperlu- kan, katanya. 91 1989. Peletakan batu pertama pembangunan pasar induk tersebut dilakukan Waliko- tamadya Bandung H. Ateng Wahyudi, Kamis lalu. Se- mentara dimulainya pem- bangunan pasar induk Caringin-Ciparay Jalan Soe- karno-Hatta, Bandung, Pemda Provinsi Daerah TK I Jawa Barat bekerjasama dengan pihak swasta, mem- bangun Pasar Induk Gede- bage, dekat TPKB (Terminal Peti Kemas Bandung) Gede- Untuk pusat perdagangan ikan asin sebanyak 56 unit, ukuran ukuran 5 kali 12 NELAYAN DAN KONSUMSI IKAN: Para nelayan dengan jalanya mencoba memasok bage, Jalan Soekarno-Hatta, meter. Lantai I ukuran 4 kali kepentingan protein hewani masyarakat dengan ikan-ikan laut. Potensi laut nusantara masih gampang di incar nelayan luar negeri yang mempergunakan kapal-kapal Modern. (foto: 1st/NERACA) 5 meter dan lantai II seluas 80 mp/unit. Sedangkan pusat perdagangan beras, seba- nyak 47 unit, ukuran 4 kali 9 meter. Lantai I ukuran 3 kali 4 meter. ngembangkan ternak sapi potng, agar bisa mencukup kebutuhan daging dalam negeri atau berswasem- bada daging sapi. Di dalam beternak sapi potong yang perlu diperha- tikan adalah: 1. Kandang Syarat kandang yang baik ialah dibuat yang ku- at, tidak bocor, bersih, ven- tilasi udara baik. Usaha- kan kandang dibuat meng- hadap ketimur dan barat agar di pagi hari mudah tersinar matahari. Tiang bisa dibuat dari kayu atau bumbu dan atap bisa digunakan dengan genteng alang-alang, daun tebu atau bahan lainnya. Usahakan lantai kandang setiap harinya bersih dan buatlah saluran buangan kotoran. Untuk setiap hektar bibit disiapkan 1.200 barang. Ke- mudian kepada petanijuga diberi bantuan berupa obat obatan, alat-alat kerja serta bimbingan tehnis hingga perusahaan tersebut. tanaman berproduksi oleh 2. Zat makanan yang diberikan cukup gizi. Makanan yang diberi- kan setiap hari harus cu- kup gizi: Protein, lemak, karbohidrat, mineral, air. Bahan makanan ternak yang banyak mengandung gizi seperti rumput gajah umur 57-70 hari kandung- annya 33,5 persen serat, 41.7 persen Hidrat arang, 8,3 persen protein, 0,53 persen Kalsium, 0,29 Pengoperasian P2WKini, menurut Mahdan, bukan saja terbatas pada tanaman Cacao saja, tapi juga tana- man Jambu Meter. Hal itu sesuai dengan lokasi dan - kecocokan lahan dengan jenis tanaman yang hendak dikembangkan. Untuk Tanaman Mete, disiapkan lahan 900 ha sampai 600 ha diantaranya berlokasi di Ke- camatan Alas, yang meli- batkan petani sebanyak 465 KK. Bandung, NERACA KOPPAS (Koperasi Pe- dagang Pasar) Kotamadya Bandung, akhirnya berhasil mendapatkan proyek untuk membangun pasar induk sayur/mayur dan hasil per- tanian lainnya, termasuk perikanan di lokasi Caringin- Babakan Ciparay, Jalan Soekarno-Hatta Kotamadya Bandung. Koppas Bandung Bangun Pasar Induk Rp 56 Miliar Kotamadya Bandung. Menurut Ketua Koppas Kotamadya Bandung Toto persen phosphor. Sedang- kan rumput grinting kan- dungannya 8,67 persen protein, 1,22 persen lemak. Untuk mempercepat pertumbuhan ternak perlu ada makanan tambahan dedak yang banyak me- ngandung hidrat arang, protein, lemak dan vita- min serta diberikan garam dapur dicampur dengan air untuk mencukupi zat mineral, dan gula tetes serta zat yang mengan- dung kapur. 3. Pemeliharaan yang baik. kinkan. Sedangkan kakao tampak kurang cocok. Untuk tanaman mete, investor PT Sekar Alam, telah menyiap- kan bibit 180.000 batang pada areal 100 ha. Sementara PT. Bali Anakardia, bibit telah siap disemaikan sebanyak 115.000 batang, dengan ha- rapan pada Desember 1990 kedua pengusaha yang memburu ladang di Pulau Sumbawa itu akan memulai penanaman perdananya, turur Mahdan. Bagi tanaman kakao, yang merekrut 539 KK tenaga kerja dari kalangan petani itu, kini tinggal menunggu turunnya Hujan saja. Se-dangkan bibitnya sudah siap disalurkan. Pemeliharaan yang baik pada ternak sapi po- tong sangat mempenga- ruhi terhadap pertumbu- han sapi. Kebun selaus 400 Ha itu, menurut Kadisbun NTB, ada- lah milik masyarakat setem- pat. Sedangkan PT. Marga- sari Jaya, diharapkan mem- bimbing dan nantinya dipro- yeksikan menjadi bapak ang- kat. Sebab bila tanaman sudah berproduksi, petani tidak sulit memasarkan, bila bapak angkat sudah ada. (Ros. Z5) Pemberian makanan harus teratur, dan maka- nan harus cukup, dimana bahan makanan yang diberikan setiap hari se- banyak 10 persen dari bo- bot badan sapi. Usahakan kandang setiap hari da- lam keadaan bersih dan badan sapi harus bersih, bila kotor harus dibersihkan dengan me- mandikan. Pada malam hari dikontrol, apakah ba- nyak nyamuk atau gang- guan lain. Oleh karenanya usahakan setiap malam hari membakar sampah kotoran untuk mengu- rangi adanya nyamuk. (Heryanti JM/DNI. Z5) Suratman, pembangunan pasar induk Caringin-Baba- kan Ciparay, di atas tanah seluas 10,6 hektar dengan biaya lebih Rp 56 miliar. Pasar induk ini nantinya, akan menampung semua pe- dagang anggota Koppas di Pasar Ciroyom, Bandung, sesuai aturan yang diber- lakukan pihak koperasi/ Koppas Kotamadya Ban- dung. Bangunan utama pasar induk itu menampung pusat perdagangan kelontong sebanyak 283 unit, berukur- an 14 kali 5 meter, 2 lantai seluas 140 mp/unit. Untuk pusat pedagangan hasil bu- mi, sebanyak 46 unit ukuran 5 kali 12 meter, di lantai I ukuran 4 kali 5 meter dan lantai II seluas 80 mp/unit. Khusus untuk ruangan sayur-sayuran dan buah- buahan di Pasar Induk ter- sebut, dibangun sebanyak 840 los, ukuran 3 kali 4 meter atau 12 mp/los. Di lokasi pembangunan pasar induk ini, juga dibangun sarana parkir dan bongkar muat komoditi perdagangan. Areal parkir ditempatkan menyebar pada tiap blok bangunan dengan kapasitas 452 unit kendaraan penum- pang dan 70 unit kendaraan bebas/ truk untuk bongkar muat komoditi perdagangan pasar induk Caringin-Baba- kan Ciparay, Jalan Soekar- no-Hatta, Kotamadya Ban- dung Hasil pemantauan Harian Neraca di sekitar Pasar Ciro- yom Bandung yang belum dilikuidasi ke Pasar Induk Caringin-Babakan Ciparay, Jalan Soekarno-Hatta, Kotamadya Bandung ben- tukan Walikota Ateng Wah- yudi, sangat strategis lokasi eks pasar Ciroyom, diba- ngunkan "Taman Wisata". Pengelolaan taman wisa- ta itu nantinya, sebaiknya diserahkan kepada Koperasi Pengelola Taman Wisata, mengingat di Kotamadya Bandung sangat langka taman yang diproduktifkan menjadi Taman Wisata" yang bercitra "Bandung Tempo Doeloe. (K.10. Z5) Derap Koperasi Partisipasi Penuh Tingkatkan Omset Koppas Pasar Minggu KOPERASI pedagang pasar (Koppas) Minggu, Jakarta Selatan, salah satu koperasi pasar yang sudah Mandiri di DKI. Keberhasilan pengurus meraih predikat tersebut karena adanya usaha yang mantap dan didukung dengan kemampuan manajer mengembangkan program koperasi. Karena itu omset koperasi mencapai Rp 127 juta/bulan yang merupakan hasil dari usaha simpan pinjam (SP) sebesar Rp 40 juta, komoditi Bulog dan Umum Rp 83 juta/bulan dan sisanya dari hasil penjualan benda pos, travel, dan wartel. Pengurus agaknya mengetahui kebutuhan para anggota yang mendasar seperti modal dan komoditi sehingga koperasi menyediakan keperluan anggota seperti penyaluran Komoditi Bulog Terigu dan Gula. Sayangnya Sebab jatah yang diberikan Puskoppas kalau dibandingkan dengan kebutuhan pasar masih kurang. "Kami sering menebus jatah Koppas lain yang tidak diambil. Ini dilakukan untuk memenuhi kebutuhan anggota serta memberi pelayanan yang memuaskan," kata manajer Koppas Pasar Minggu Rizal. Ditambahkan, jatah komoditi Bulog hanya 50 ton gula dan 65 ton terigu. Sedangkan kebutuhan pasar sekitar Rp 200 ton/bulan. Menyinggung mengenai kegiatan simpan pinjam Rizal mengatakan berjalan lancar. Omset besar tersebut karena unit usaha ini buka setiap hari. Sedangkan di Koppas lain hanya sekali seminggu. "Kami melakukan ini mengingat kebutuhan modal sering mendesak. Kalau dilakukan setiap hari maka masalah modal dapat kami diatasi,"katanuya menegaskan, Dengan demikian uang dapat diputarkan setiap hari, tentunya membawa keuntungan. Apalagi koperasi memberikan pinjaman paling sedikit dua kali lipat jumlah simpanan. "Jika sudah mencapai Rp 10juta, maka mengharuskan anggota agunan, ucapnya. Tetapi, sambung Rizal yang lebih mendukung lagi pengembalian pinjaman dari anggota lancar. Apalagi bunganya hanya 2 persen/ bulan. Halaman VII Dikatakan Rizal bahwa Koppas Pasar Minggu masih kekurangan modal untuk memberikan pinjaman kepada anggota. Hal ini dapat diatasi karena pengurus mendapat pinjaman sebesar Rp 150 juta dari bank Bukopin untuk modal kerja dan investasi. Sedangkan modal koperasi yang diambil dari simpanan wajib, pokok dan sukarela tercatat Rp 140 juta Menurut Rizal, kemajuan Koppas Minggu karena kemampuan pengurus memanfaatkan peluang yang ada disekitar pasar seperti menyediakan benda pos, travel dan lain sebagainya. "Kami sekarang ingin memberikan pelayanan kepada masyarakat non anggota, hingga dapat diajak bergabung dengan koperasi," sambung Rizal. Di samping itu kata Rizal Pasar Minggu masih potensial untuk digarap oleh koperasi hanya saja sekarang ini sudah dirasakan dampak persaingan dengan department store yang kini mulai tumbuh di sekitar pasar tersebut. "Department store banyak juga yang menjual barang yang sama dengan pasar tradisional. Ini sangat merugikan pedagang khususnya anggota koperasi," kata Rizal. Jika departement store menjual jenis kebutuhan yang lain, maka tidak terjadi persaingan. Menurut Rizal, kemajuan koperasi harus dipacu oleh pengurus dan manajer mesti mampu mengembangan usaha yang telah disusun oleh pengurus. "Kerjasama yang baik akan menghasilkan hal yang positif," ucapnya. Namun demikian, Rizal sebagai manejer menyaranakan kepada Koppas yang lain supaya memiliki manajer. "Jika pengurus tidak dibantu oleh manajer. Usaha koperasi sulit berkembang karena pengurus juga pedagang. Jadi harus dibantu oleh manajer," kata Rizal menerangkan. Disebutkan asset koperasi sampai bulan Oktober 1990 tercatat Rp 130 juta yang terdiri dari gedung lantai tiga, tanah dan inventasi kantor seperti telepon, mesin tik, meja dan lain sebagai. (23) MESKIPUN sudah ada department store, Pasar Minggu masih tetap ramai dikunjungi konsumen. (Foto :JZINERACA) Anda dapat memperoleh HARIAN NERACA di : SEVEN ELEVEN 1. Jl Ciranjang No.1 Telp: 710196 2. Wijaya Grand Centre Telp: 7202955 3. Jl. Gatot Subroto (Blk POM bensin) Telp. 7291886 KOPKARYA PELINDO Jl. R.E. Martadinata No: 1 Tanjung Priok Telp : 498061 WASERBA CIRCLE K 1. Jl. Panglima Polim Raya No.37 Telp: 7391046. 2. Jl. Hang Tuah Raya No.8 Telp: 7396851 3. Jl. Bangka RAya No: 12 Telp: 7993999 4. Jl. Gandaria Tengah II/2 Telp: 770996 5. Jl. Paus No. 54 Rawamangun Telp : 4890551 6. Jl. Tanjung Duren No. 363 Telp : 594318 7. Jl. Mandala Raya No. 4 Telp: 591460 BOOK SHOP HOTEL KARTIKA PLAZA NEWSSTAND PRESIDEN HOTEL BOOK SHOP HOTEL KARTIKA CANDRA TIMES THE BOOK SHOP Ground Floor, Wisma Dharmala Sakti Jl. Jend. Sudirman No. 32 Jakarta 10220 - INDONESIA Telp: 5701293, 5703469 Plaza Indonesia Basement 1 Units 84,85,86,87,88,89,90 and 91. JI. M.H. Thamrin 28-30 Jakarta Indonesia
