Arsip
Halaman Artikel
Creative Commons License

Jika anda mendapati gambar tidak sesuai dengan spesifikasi data (salah tanggal dan atau salah penomoran halaman), posisi gambar landscape, satu gambar terdapat dua halaman, kualitas gambar kabur, anda bisa melaporkan data tersebut agar segera diperbaiki dengan menekan tombol laporkan.

Kata Kunci Pencarian:

Nama: Analisa
Tipe: Koran
Tanggal: 1995-04-25
Halaman: 04

Konten


Selasa, 25 April 1995. Penerbit Pemimpin Umum/Pendiri Wakil Pemimpin Umum Pemimpin Redaksi/ Penanggung Jawab Wakil Managing Editor Pemimpin Perusahaan Sekretaris Redaksi Redaktur Anggota Redaksi Terbit Tarip Iklan Alamat Telepon Perwakilan Jakarta Perwakilan Banda Aceh SIUPP Dicetak Oleh : analisa Yayasan SIKAP PRESS. Harta Susanto. Supandi Kusuma. H. Soffyan. H. Ali Soekardi. Paulus M. Tjukrono. Joeli Salim. H. War Djamil. H. Amir Siregar, H. Kaharudin, H. Bahari Effendy, H. Naswan Effendi, Usman Alie, H. War Djamil, Mulyadi Franseda, Asril Rais, H. Ismail Lubis, H. Basyir Ahzar, H. Azmi Majid (foto). H. Marzuki Markiman, M. Hatta Lubis, Mac. Reyadi MS, Budiman Tanjat, Buoy Harjo, Umar Said, A. Rivai Siregar, Hasan Basri Ns, Timbul O. Simarmata, Johan Jambak, Ismugiman, Idris Pasaribu, Agus Salim, Rismansyah Siregar, M. Sulaiman, Ali Sati Nasution, Michael Ronny, Samil Chandra, M. Nur, Hermansyah. Seminggu 7 kali. Rp. 3.500,- per mm/kolom (umum). Rp. 2.500,- per mm/kolom (keluarga). Jalan Jend. A. Yani No. 35-43 Medan. Kotak Pos : 1481. Telex No.: 51326 ANALIS IA. Fax: (061) - 514031, Telegram: ANALISA MDN. Redaksi: 556655 (2 saluran)/511256. Tata Usaha: 554711 (3 saluran)/513554. Frans Tandun, Jln. K.H. Hasyim Ashari. No. 43-A Jak. Pusat Tel. 3446609/3844339/3453912 Fax.: (021)- 363388. H. Harun Keuchik Leumiek Jalan Tgk. Cik Ditiro 106 Tel. (0651)- 23839. Fax: (0651) 23839. SK. Menpen No. 023/SK/MENPEN/SIUPP/A.7/1985. Tanggal 24 Desember 1985. P.T. KUMANGO Medan (Isi di luar tanggung jawab pencetak). Tajukrencana HUT ke-40 Konperensi A-A di Bandung DI TENGAH tengah kesibukan para pemimpin dunia para utusan negara negara khususnya dari Asia-Afrika berkumpul di Bandung memperingati HUT ke-40 Konperensi Asia-Afrika yang sangat bersejarah itu, pada hari Senin (24/4) terasa bahwa per- ingatan tersebut begitu penting karena antara lain dapat dilihat dengan hadirnya Sekertaris Jendral PBB Boutros Boutros Ghali yang meninggalkan untuk beberapa hari kesibukan kesibukannya yang begitu banyak di PBB untuk bersama-sama dengan Presiden Soeharto memberikan pidato khusus pada upacara peringatan tersebut. Memang berlangsungnya konperensi A-A di Bandung tahun 1955 merupakan suatu peristiwa besar dalam perjuangan bangsa bangsa Asia-Afrika dalam mengubah nasibnya. Konperensi ini yang diprakarsai Indonesia, India, Mesir, Srilanka antara lain, telah meletakkan dasar keterpaduan yang kuat bangsa bangsa Asia-Afrika. Setelah Konperensi tersebut perjuangan rakyat Afrika untuk melepaskan diri dari belenggu penjajahan sangat teguh sehingga berhasil menjadi negara negara yang merdeka dan berdaulat. Juga diilhami dan sebagai lanjutan Konperensi A-A di Bandung itu pada tahun 1961 para pemimpin negara negara Asia-Afrika dan Amerika Latin berkumpul di Beograd Yugoslavia membentuk Gerakan Non Blok yang menarik garis tegas tidak ingin terlibat dalam pertikaian dan Perang Dingin antara negara Blok Barat dengan negara negara Blok Timur. Juga sebenarnya sebagai lanjutan Konperensi A-A di Bandung itu pada tahun 1992 diadakan konperensi negara negara Gerakan Non Blok di Jakarta yang sejak tahun itu dipimpin oleh Indonesia untuk tiga tahun. Dalam konperensi ini telah dikeluarkan Pesan Jakarta guna menghadapi situasi setelah Perang Dingin usai. Pesan Jakarta ini intinya ialah dalam rangka usaha meningkatkan. kemakmuran, kerja sama ekonomi antara negara negara Asia-Afrika dan Amerika Latin dan dalam bidang politik internasional memper- juangkan restrukturisasi Perserikatan Bangsa Bangsa berhubung komposisi Dewan Keamanan sudah tidak mencerminkan keadaan dunia masa kini. Selama Indonesia memimpin Gerakan Non Blok ini telah banyak kita usahakan untuk memperbaiki taraf kehidupan rakyat di berbagai negara. Antara lain Indonesia telah mengusahakan dialog dengan ber- bagai negara industri maju agar mereka tetap dan meneruskan dan meningkatkan bantuan kepada negara negara yang paling miskin. Juga kita telah mengusahakan peningkatan kerja sama ekonomi dengan berbagai negara. Dan juga melakukan berbagai langkah untuk membantu perbaikan sosial ekonomi. Umpamanya mem- bantu melatih para petani dari berbagai negara Afrika dan juga dalam bidang keluarga berencana yang datang menimba pengalaman dari kita. Semua ini meningkatkan peran serta kita dalam usaha untuk mencapai kemakmuran dan keadilan yang lebih merata di dunia ini. Peran serta yang aktif baik dalam bidang politik, ekonomi dan sosial Indonesia ini telah diakui dunia. Hal tersebut terbukti dengan diundangnya Presiden Soeharto untuk berbicara pada peringatan 50 tahun PBB bulan Oktober mendatang di New York. Berhasilnya Indonesia memainkan peran sangat positif ini adalah karena kita berpegang teguh kepada hal hal yang diputuskan dalam Konperensi di Bandung 40 tahun lalu yang menjadi lambang kebangkitan negara negara di Asia Afrika dan Amerika Latin di bidang politik ekonomi dan sosial. * Penyakit Gondok di Aceh PIHAK Kanwil Depkes Aceh mengungkapkan, sekitar 500 ribu lebih masyarakat Aceh dari tujuh daerah tingkat II menderita penyakit gondok. Umumnya mereka berada di kawasan pedalaman dan sangat kurang pengetahuan tentang zat yodium. Keadaan itu sungguh memprihatinkan. Dari satu sisi, pada saat pemerintah secara umum meningkatkan gizi rakyat, ter- nyata masih ada di beberapa daerah tertentu, hal hal yang me- nyangkut gizi tersebut masih perlu perhatian. Ada beberapa hal yang menjadi faktor penyebab penyakit gondok. Mungkin masyarakat tersebut kurang menyadari ar- ti penting dari zat yodium bagi tubuh dan kesehatan. Mungkin pula, untuk beberapa kawasan tertentu diperlukan penyuluhan yang lebih intensif. Untuk kawasan pedalaman, tampaknya tingkat kesadaran dan pengetahuan masyarakat itu sendiri yang menjadi penyebab utama. Rendahnya tingkat pendidikan, bermakna kurangnya pengetahuan untuk berbagai hal, termasuk tentang gizi. Selain itu, karena mereka kurang tahu, otomatis mereka tidak memperhatikan zat yodium yang harus dikonsumsi, misalnya melalui garam beryodium dan sebagainya. Untuk kawasan pedalaman di Aceh tersebut, agaknya pihak Depkes perlu turun tangan secara lebih intensif. Melalui Puskesmas, Posyandu dan sebagainya kiranya perlu dijelaskan lebih mendalam bagi mereka tentang arti zat yodium bagi masyarakat setempat. Upaya-upaya yang dilakukan pihak Depkes memang telah membuahkan hasil secara umum. Tetapi secara khusus, teristimewa untuk kawasan pedalaman itu, dibutuhkan suatu pekerjaan ekstra, agar tingkat kesadaran dan pengetahuan masyarakat di sana makin meningkat, sehingga masalah gizi akan lebih mereka perhatikan, termasuk di dalamnya soal zat yodium. Penyakit gondok yang beberapa tahun silam seolah-olah menghantui masyarakat, kini demikian drastis teratasi. Garam beryodium adalah salah satu bukti dari bahan yang dikonsumsi sehari-hari oleh masyarakat. Ternyata melalui penyuluhan yang meluas, akhirnya garam beryodium menjadi perhatian masyarakat luas. Kini, kita mengharapkan pula, usaha dan bentuk penyuluhan yang pernah disebarluaskan kepada masyarakat, hendaknya dapat diterapkan pada masyarakat pedalaman. Mungkin pihak Depkes menghadapi kendala soal angkutan dan tenaga penyuluh, namun dengan perhatian dari Pemda setem- pat di harapkan hal itu dapat diatasi bersama-sama, agar ratusan ribu masyarakat di pedalaman itu tidak mengalami penyakit gondok lagi. Kita yakin, jika pihak Depkes lebih memberi perhatian secara khusus untuk kawasan pedalaman tersebut, secara ber- tahap penyakit gondok di sana akan berkurang. Meski kon- disi di pedalaman akan menghambat pekerjaan para penyuluh oleh beberapa hal, tetapi jalan ke luar untuk itu patut dilakukan. Tentu semua pihak tak ingin membiarkan penyakit gon- dok di pedalaman itu terus berjangkit. Sekali lagi, diharapkan perhatian dari berbagai instansi, terutama pihak Depkes. * ANALISA Lilliput, Komputer dan Ekonomi Indonesia ADAKAH hubungan antara Lilliput, komputer dan Ekonomi Indonesia? Apakah hal itu tidak mengada-ada?. Mengada-ada atau tidak, sabarlah dahulu mem- baca sedikit uraian tentang Lilliput, tentang komputer dan tentang Ekonomi Indonesia. Lilliput adalah istilah yang di- jumpai dalam buku bacaan anak- anak, nama suatu kerajaan di laut Selatan, dengan ibu kotanya Mildendo, dimana terdampar dokter kapal yang bernama Lemuel Gulliver. Di sana sang dokter menjumpai kerajaan yang berisi manusia-manusia kecil, demikian kecilnya sehingga topi Gulliver harus diangkat oleh beribu-ribu orang, dimana untuk mengangkut sang dokter dari pantai dimana ia terdampar harus diciptakan kereta yang ditarik oleh beratus-ratus lembu. Sewaktu penulis, menjadi murid S.M.P. pada tahun 1949, guru Ilmu Alam penulis sewaktu menerangkan pelajaran tentang optik, yang berkaitan dengan len- sa, prisma dan kaca pembesar, mengatakan, beberapa abad yang lalu, di kala ilmuwan menemu kan lensa, maka fantasi para seniman pun berkembang, sehingga mere ka mampu mengkhayalkan ada nya dunia lain yang berisi manusia-manusia miniatur, sehing ga untuk mengangkat topi manu sia normal perlu dikerahkan beri bu-ribu orang manusia kecil itu. ABACUS DAN KOMPUTER Nenek moyang komputer juga ditelusuri dan orang sependapat bahwa nenek moyangnya adalah abacus, atau lazim kita sebut dengan mesin hitung China, yang sekarang sudah jarang kelihatan, karena turunan dari pemakai abacus itu sekarang telah menjadi pedagang komputer. Ma'af, bukan hanya pedagang komputer, tetapi juga pembuat komputer. Masuk lah ke toko penjual komputer, an- da akan segera menjumpai kompu ter berbagai merek yang berasal dari negara pemakai abacus di za man bahari. Pada tahun 1340 di ciptakan bookkeeping machine, setelah beratus tahun muncul punched card machine, berkem- bang terus hingga pada tahun delapan puluhan muncullah per- sonal komputer atau yang lazim disingkat dengan P.C. Timbullah dimana-mana kur- sus komputer, warung alat-alat komputer, persewaan komputer dan lain-lain. Dalam kursus-kursus pertama pengenalan komputer, diperkenal kan klasifikasi pengetahuan ten- tang komputer yang dibagi dalam perangkat keras (hardware), per box had shoot meng ADA semacam kekeliruan men- dasar yang terus kita pelihara sampai saat ini tentang pertanian. Pertanian masih saja selalu disamakan dengan kegiatan yang berhubungan dengan sepetak sa wah saja. Kekeliruan ini sudah ratusan tahun berlangsung dan kebijaksanaan swasembada pa ngan mendorong sejumlah besar petani di Indonesia untuk hanya berorientasi kepada tanaman pangan. Lihatlah program intensifikasi padia sejak awal tahun 1970-an. Demikian juga penggunaan ban- tuan luar negeri untuk pem- bangunan irigasi. Hasilnya memang menggembirakan. Vari etas unggul yang diperkenalkan kepada petani menunjukkan lon- jakan produksi yang menjadikan Indonesia sebagai negara yang berswasembada pangan. Bila pada tahun 1950-1960 produksi padi kita hanya 2 ton/ha, maka pada tahun 1986 sudah mencapai 4 ton/ha. Prestasi ini tidak dapat terlepas dari "tunduknya" petani kita terhadap kebijaksanaan pemerin- tah. Petani orang mulia, masih sa- ja merupakan kata-kata penghi bur yang sesungguhnya merupa kan pewarisan kemiskinan di pihak petani dalam rangka pe menuhan pangan secara nasional. TANAMAN PANGAN MERUGIKAN ? Ditinjau secara detil, petani tanaman pangan tidak akan per- nah memetik keuntungan dari kegiatan bercocok tanamnya. Masalahnya, kontrol harga tetap berada pada tangan pemerintah, dan mekanisme pasca panennya tidak dilakukan secara tegas juga ditangani oleh pemerintah. Kenya- taan ini menjadikan petani bak supir bus mini: tarif ditentukan oleh pemerintah, tetapi suku cadang dikendalikan oleh si pedagang onderdil. Lihatlah dengan perubahan harga gabah yang ditetapkan pemerintah per 1995 ini. Oleh: Drs. angkat lunak (shoft-ware) dan perangkat otak (brainware). Demi kian membekasnya pembahagian ini, sehingga dalam pertemuan sehari anggota I.S.E.I, cabang Medan dengan Dr. Anwar Nasu- tion, dosen Fakultas Ekonomi U.I. di Medan Club pada tanggal 15 April 1995 yang lalu, digunakan lah pembahagian perangkat keras, perangkat lunak dan perangkat otak ini sebagai cara pendekatan. Pemerintah telah mengumum kannya 2-3 bulan sebelumnya, sementara itu sebelum diberlakukannya ketetapan harga tersebut, peda gang di pedesaan sudah menetap kan kenaikan harga yang sepihak. Petani dengan keterbatasannya tidak memiliki kemampuan untuk dapat "bermain". Petani tidak memiliki fasilitas penyimpanan yang layak, petaní juga mem- butuhkan uang kontan untuk kebutuhan yang mendesak men- jadikannya untuk bersedia "diatur" oleh pedagang. Pedagang yang memiliki fasilitas sederhana masih men- dapatkan keuntungan yang lumayan dari harga tersebut setelah dengan teknik sederhana menaikkan mutu gabah. Peda gang menjualnya dengan teknik sederhana menaikkan mutu gabah. Pedagang menjualnya kembali ke pada "tauke"nya, yang dalam banyak hal memberikan se- jumlah keringanan (antara lain pinjaman truk, uang kontan). Fenomena ini terjadi sekitar Oktober 1994. Petani menjual gabah keringnya seharga Rp.375/ kg kepada agen tingkat desa pada salah satu desa di Deli Serdang. Sang agen kemudian menawarkan Perangkat keras dari perekono mian Indonesia adalah ekonomi riel, termasuk sektor rięl, sektor keuangan, sektor tenaga kerja dan hubungan dengan luar negeri. Perangkat lunak adalah segala macam peraturan, perundang-un dangan, konvensi-konvensi luar negeri dan lain-lain. Perangkat otak adalah apa yang ada dalam pemikiran para aktor ekonomi, apakah di bidang perangkat keras, perangkat lunak maupun perang kat otak. Keadaan yang paling ideal adalah antara ketiga perangkat itu ada keserasian, namun tidaklah selamanya demikian. Ambillah beberapa contoh, U.U.L.L.A.J, 1992, yang terpaksa sebagian ketentuannya belum dapat diberlakukan karena perangkat kerasnya belum siap, kehidupan perseroan terbatas yang dirasakan perangkat lunaknya tidak lagi mendukung, sehingga perlu diada kan undang-undang perseroan terbatas yang baru, belum adanya. perangkat lunak dalam bidang an- ti monopoli, belum adanya perangkat lunak tentang bidang bidang yang disisakan untuk perusahaan menengah dan kecil. Haruskah Hanya Tanaman Pangan? Dalam bidang perangkat otak kita masih bergulat dengan mengadakan penataran P4, ulama-ulama kita masih terus ber- dakwah tanpa henti, sarapan ter- pagi kita adalah kuliah subuh yang disiarkan TV. dan radio, disamping ribuan perguruan yang mengasah otak dalam ranah kognitif dan psikomotor. Belum serasinya antara ketiga perangkat itu menimbulkan kerinduan akan adanya link and match, adanya program pemagangan dan seterus nya. Dengan adanya pendekatan tiga perangkat itu, terhindarlah kita dari penggunaan kaca mata kuda, yang dapat melihat pada satu jurusan saja, karena kita memang bukan kuda, walaupun kita sangat merindukan tenaga kuda (H.P. horse power). Kalau anda merasa sebagai ekonom, pantaslah anda me nanyakan diri sendiri dikesunyian malam, apakah anda tergolong ekonom perangkat keras, lunak Oleh HS.Siregaran nya kepada agen antar desa seharga Rp.400/kg. Agen desa tidak melakukan apapun, kecuali uang "segar" yang dimilikinya. Agen antara desa kemudian menawarkannya kepada pedagang pengumpul seharga Rp.450/kg. Pada tingkat ini, agen antar desapun tidak melakukan hal apapun terhadap gabah tersebut, kecuali aksesnya yang tepat dan cepat kepada pedagang pengumpul. Pada tingkat ini, pedagang pengumpul mengirimkan truknya ke lokasi dan dengan sedikit perlakuan (mengeringkannya 2-3 hari serta penimbangan yang lebih detil dan karung yang lebih baik. keadaannya) menjual kepada pe dagang besar seharga Rp.500/kg. Yang lebih rusak, kekuasaan ter- tinggi atas hasil yang ditunggui oleh petani berbulan-bulan ini ada pada si pedagang besar yang memiliki sarana pergolah. Dia dengan gampangnya - mengklasifi kasikan mutu sebagai beras kuku balam, beras aries, bahkan me lakukan pencampuran yang se cara otomatis juga menetapkan harga. H.S.Pulungan antara ataupun otak, dan andaikata an- da merasa sebagai ekonom paripurna, perlu juga anda per- tanyakan apakah anda sudah mendapat kedamaian dengan adanya keserasian ketiganya dalam diri anda sendiri? Kalau anda merasa stress, sebelum anda pergi ke dokter, barangkali lebih baik anda memeriksa diri sendiri, apakah bukan ketidak serasian itu yang menjadi penyebabnya.? Tanpa melakukan apapun, pe tani telah kehilangan Rp. 75/kg. dan dengan hanya mengandalkan aksesnya, agen desa dan antar desa sudah memperoleh Rp.75/ kg, dan sang pedagang besarpun "bermain main" pada batas harga yang ditentukan oleh pemerintah serta mengalaskan cuaca serta kambing hitam lainnya atas naiknya harga. Sementara itu, pak petani hanya merenungkan ren- dahnya produksi atau gagalnya panen akibat bantuan yang cepat tidak kunjung tiba. P.S.M.S. Berbicara mengenai ketidak serasian ini, penulis teringat pada percakapan dengan Dr. Sutatwo, yang sekarang menjadi sekjen Deptan, pada waktu beliau men- jadi dekan alma mater, Fakultas Ekonomi UGM, apakah anda ti dak merasa bersalah memper- siapkan sarjana ekonomi untuk menghadapi dunia yang normatif, sedangkan anda tahu bahwa du nia realita bukanlah sesuatu yang sepenuhnya normatif.? Penulis juga teringat dengan kombur-kombur dengan beberapa teman pada tahun enam puluhan, tentang adanya niat untuk men- dirikan Fakultas Ekonomi P.S.M.S. P.S.M.S. adalah singkatan dari nama kesebelasan kota Medan. Namun di lingkungan perkebunan P.S.M.S. digunakan juga dalam arti deres pagi, sore, malam dan subuh. Fakultas Ekonomi yang ada sekarang, dalam konsep Fakultas Ekonomi P.S.M.S. itu, walaupun ada yang belajar sore dan malam, digolongkan kedalam fakultas Ekonomi Pagi, materi pengajarannya adalah untuk du nia yang serba teratur, perangkat kerasnya sempurna, perangkat lunaknya serasi dan perangkat otaknya, dosen dan mahasiswanya adalah manusia-manusia Pan- casilais sejati. Persoalan-persoalan menjadi mudah karena adanya sekrup ceteris paribus, adanya istilah by assuming, orang merin- dukan adanya single handed economisi,, karena seorang ekonom sering mengeluarkan istilah on the other hand. Fakultas Ekonomi Sore men- didik manusia untuk mengenal segi-segi yang remang-remang dari kehidupan ekonomi itu, bahan bacaannya adalah majalah dan surat kabar, yang mengurai kan tentang pengisian spt yang deflated, tentang dokumen impor dan ekspor yang tidak sesuai dengan isi kontainer, tentang penebangan kayu yang tidak dilin- dungi surat-surat resmi, tentang surat-surat resmi yang punya kem- baran seperti sertifikat tanah, ten- tang pembabatan hutan bakau di ALIC. (C And italai nodelarsanm pedesaan, kitapun dihadapkan kepada sejumlah fenomena yang dinilai merugikan petani. Ham- paran tanaman non pangan yang ditanami pemilik industri menjadi ancaman keberadaan petani. Petani bukan lagi "manajer" atas dirinya, tetapi menjadi "budak" pemilik modal. Sepetak tanaman kacang tanah milik sendiripun menjadi semak belukar oleh karena petaninya lebih berorien- tasi kepada upah Rp.4500/hari. "Kami di jemput dan diantar pulang lagi dengan truk" kata seorang ibu pada salah satu desa di Deli Serdang, untuk menamami puluhan hektar perke bunan ubi kayu milik seorang pemodal.. "Rugi kalau menanam ubi kayu" kata seorang yang lain. Tetapi kenapa si pemilik modal yang (yang nota bene sampai bersedia menyewa lahan) itu nekad saja menanamnya ?. Disini, petani akan semakin runyam permasalahannya. Kenyataan ini menunjukkan bahwa petani kita kehilangan eksistensinya sebagai insan perta- nian. Tidak perlu menunjuk lem- baga yang bertanggung jawab, oleh karena departemen teknis cenderung hanya sebagai "penga rang kelas wahid" (lihatlah misalnya tentang laporan realisasi penanggulangan hama dan penya kit, atau rehabilitasi sawah........ begitu bagusnya hingga dua angka dibelakang nolpun dicantumkan. Seakan mereka begitu detilnya melakukannya. Dalam banyak hal, gegar kon- disi ini dilatarbelakangi oleh anutan yang kuat akan tanaman pangan di kalangan petani kita. Bagaimanapun anutan ini harus diubah. Pertanian tidak identik dengan padi dan tanaman pangan sejenis lainnya. BEGITU BANYAK ALTERNATIF Keadaan ini semakin tercermin pada desa yang tidak memiliki lembaga koperasi yang tangguh dan "berkeliarannya" agen desa serta antar desa. Petani yang menunggui sawahnya beberapa bulan hanya mendapatkan Rp. 375/kg. Inipun bukan merupakan keuntungan bersih mengingat hitungan atas tenaga, bibit, pestisida, dan pupuk harus juga komoditas, pihak swasta bahkan ditambahkan. Oleh karena itu, lebih mampu mendorong pertum- buhan menjadi dirinya, tetapi tidaklah mengherankan bila PAN Sumut dari studinya pada salah tidak lebih dari buruh atas pemilik modal (yang bukan satu desa di Deli Serdang - Cerita yang menyedihkan ten- tang petani ini akan tidak habis- habisnya bila melihat fenomena yang ada. Untuk beberapa menyimpulkan keuntungan petani penganut sistim pertanian). Meluasnya penanaman jagung di suatu wilayah pedesaan misalnya, bukan disebabkan oleh tingginya tingkat keuntungan, melainkan oleh sebab kemudahan penjualan setelah berdirinya industri. makanan ayam di sekitarnya. Tetapi catatan yang paling menyedihkan adalah kekuasaan pembeli terhadap petani atas kualitas dan harga, sehingga seorang petani dan istrinya ter- paksa harus menunggu 2-3 jam di padi hanya Rp.116/rante (400 m 2) untuk tiap musim tanam. Keadaanpun semakin kacau lagi dengan keadaan musim yang tidak menguntungkan. Sayang nya, pemerintah tidak segera bereaksi atas "bencana" ini. Pro- gram penyelamatan persawahan boleh dikatakan hampir tidak ada atas kemarau maupun musim penghujan. Departemen teknis tidak melakukan apapun, dan program bantuan hanya dilaku kan setelah hamparan padi lantai penjemuran oleh karena mengalami kematian. Kita seakan dengan mudahnyaW si agen desa masih terus diperbodoh dengan mengatakan "Masih belum kering benar", atau "Rp.275/kg, karena fenomena ini. Sementara peme jagung dari Tanah Karo meledak rintah ribut dengan waspada di pasaran!" Akan banyak lagi per- kabut tebal untuk menghindari kecelakaan penerbangan, petani tanyaan tentang proses pem- dibiarkan menderita menyaksikan bodohan petani ini. Kebijaksanaan pemerintah dilanda dengan menjual sepetak lahan jadi" juga akan merupakan an- caman baru bagi petani. Petani jelas akan kehilangan wawasan Ketika sejumlah industri perta- pertaniannya, dan hanya berorien- nian dengan modal dan kekuasa tasi kepada kiat administrasi an yang besar - memasuki wilayah semata. Belum lagi sejumlah per- yang sawahnya kekeringan. KENAPA HARUS TANAMAN PANGAN? " pantai Langkat yang bikin pusing Bupati Zulkifli, tentang surat izin yang merupakan faktor produksi bahkan faktor produksi utama dan seterusnya. Menjelang pagi, dimulailah Fakultas Ekonomi Subuh, bagai mana caranya minta ampun kepa da Tuhan atas segala dosa-dosa apabila ternyata anda jadi pemain ekonomi sore dan malam. Litera turnya adalah tulisan-tulisan Mubyarto tentang Ekonomi Pan- casila, tulisan Mannan, Sobri Salamon, Aidit Ghazali, Syed Nawab Haider Naqvi tentang Ekonomi Islam, bukunya Joseph H.Carens, Allen Buchanan dan lain-lain. Dalam Fakultas Ekonomi Subuh ini anda akan merenungkan fungsi kehadiran manusia di dunia ini, fungsi alam ini sendiri, dan bagaimana caranya anda bertobat, anda akan mengetahui bahwa dalam per- tobatan tidak berlaku kesinam- Tanah untuk Lebih gelap lagi masuk ke dalam Fakultas Ekonomi Malam, dimana dibahas tentang money laundring, tentang multi level marketing dalam perdagangan obat bius, tentang ilmu mark up dan mark down sesuai dengan situasi dan kondisi, tentang studi kelayakan yang tidak mendalami layak tidaknya suatu proyek, tetapi merupakan lampiran per- mohonan kredit ke bank. Bahan BERBICARA mengenai ta- nah, kita tidak bisa terlepas dari ketentuan Pasal 2 ayat 1 Undang- undang Pokok Agraria, dimana disebutkan bahwa segala bumi, air dan ruang angkasa dan kekayaan alam yang terkandung di dalam- nya dikuasai oleh negara, dimana negara sebagai badan penguasa berhak menguasai penggunaan ta- nah demi untuk kesejahteraan rakyat. Kesejahteraan Rakyat Oleh Riswan Hatoguan,SH Tanah merupakan salah satu kebutuhan yang sangat vital bagi kehidupan manusia yang dapat di peruntukkan sebagai tempat ting- gal, tempat mencari nafkah dan lain sebagainya, yang dapat dipu- nyai oleh setiap orang maupun ba- dan hukum dengan berbagai ma- cam hak yang berada diatasnya seperti yang telah ditetapkan da- lam Undang-undang. Masalah tanah ini juga meru- pakan masalah yang sangat kom- pleks yang tidak akan pernah ter- lepas dari berbagai permasalahan sepanjang manusia masih hidup/ berdiri di atasnya. Terkadang ta- nah tersebut akan memberikan ke- sejahteraan bagi rakyat, terkadang juga tanah tersebut akan membe- rikan kesengsaraan bagi rakyat akibat ulah yang sewenang-we nang dari segelintir orang-orang tertentu yang tidak bertanggung jawab dan hanya mementingkan kepentingan dirinya sendiri. Tanah sebagai suatu aset yang akan menjanjikan kesejahteraan bagi rakyat dan merupakan ba- gian yang tidak terpisahkan dari rakyat di dalam melaksanakan pembangunan menuju terwujud- nya masyarakat adil dan makmur. masalahan baru dengan pemilik modal. Kenyataan ini sudah dialami sejumlah pekebun PIR. Alternatif komoditas dikom- binasikan dengan peluang pasar hendaknya dikembangkan bagi petani kita. Lihatlah betapa "petani" di sekitar T.Morawa mampu untuk menghidupi ke luarga secara wajar dengan mem- bibitkan tanaman hias dan tanaman buah. Pasarnya sangat jelas, agak kompetetif dan pros pektif. Pembibitan ini bahkan sudah melakukan transaksi antar propinsi. Sebatang bibit mangga atau melinjo seharga Rp.2.000 Rp.3500/polybag sudah dapat menghidupi mereka mengingat biaya produksinya hanya Rp.500- Rp.1000/polybag. Yang perlu ditambah bahwa usaha ini mengelola paling tidak 500 polybag, disertai dengan se- jumlah tanaman hias lainnya, sehingga sepetak lahan seluas 1-2 rante merupakan usaha tani cap- cai mengingat tingginya variasi bibit yang tersedia. Mereka tetap sebagai insan pertanian, yang memiliki wawasan dan akses pasar ke depan. Alternatif ini tampaknya perlu dipertimbangkan, mengingat per- tanian dan sektor lainnya dalam skala luas semakin digiatkan. Adalah suatu fenomena yang menyedihkan, alat transportasi menuju pedesaan membawa se- jumlah besar bibit tanaman tertentu, yang sesungguhnya tidak harus terjadi. Adalah menyedih kan bila di salah satu desa di Tapanuli yang rumahnya ditanami beberapa tanaman hias asal Medan. Sektor parawisata yang membutuhkan tanaman hias, perlu diantisipasi dengan usaha bacaannya, selain dari rajin mem- baca majalah dan surat kabar, sekali-sekali hadirilah sidang pengadilan yang terbuka untuk umum yang mengadili perkara seperti Golden Key, baca arsip ten- tang kasus Bank Duta, dan lain-lain. ALTERNATIF LAIN Alternatif lainnya dapat saja dilakukan dengan memperkenal kan kegiatan tumpang sari, peter- nakan (nonternak tradisional), maupun pergiliran tanaman yang mengisyaratkan kesungguhan pe tani, tersedianya informasi kebutuhan, dan kuatnya kelom- pok petani. Ketika misalnya sistim perikanan keramba telah menun- jukkan kemajuannya, maka diper lukan pemikiran ke arah usaha (Bersambung ke hal. 14) Dari Redaksi PARA penyumbang tulisan/artikel dimintakan perhatiannya sebagai beri kut: 1. Panjang tulisan/artikel minimal empat dan mak simal tujuh halaman/folio diketik dengan spasi rang kap dan tidak timbal balik. 2. Bukan tindasan, serta bukan fotokopi. 3. Tidak atau belum dikirim kan ke media massa lain nya. 4. Pada akhir/ujung tulisan sebutkan identitas, profesi penulis serta alumnus dari mana. 5. Sertakan alamat terbaru yang jelas, dan jangan lupa sertakan fotokopi KTP yang masih berlaku. Tanpa adanya tanah niscaya pem- bangunan yang sedang giat-giat nya kita laksanakan sekarang ini akan dapat berjalan dengan baik sebagaimana yang kita harapkan. Berbagai masalah yang sering timbul dalam pertanahan ini an- tara lain penyerobotan tanah rak yat yang dilakukan oleh speku lan-spekulan tanah, penggarapan tanah secara liar oleh penduduk yang sering berpindah-pindah tempat, penggelapan hak atas ta- nah rakyat maupun tanah negara dan sebagainya. PEMILIKAN HAK ATAS TANAH Setiap orang atau badan yang memiliki hak atas tanah harus mengusahakan dan mengolah ta- nah tersebut secara baik dan ber- kesinambungan sesuai dengan fungsinya. Hak atas tanah ini di- berikan Pemerintah kepada pemi- lik tanah dengan berbagai macam seperti hak milik, hak pakai, hak guna usaha, hak guna bangunan dan lain sebagainya. Pemberian berbagai macam hak atas tanah seperti yang telah disebutkan di atas haruslah diper- gunakan oleh si pemegang hak se- suai dengan fungsi dan penggu- naannya. Apabila hak tersebut ti- dak dipergunakan si pemegang hak sesuai dengan yang semestí- nya, maka Pemerintah dapat men- cabut hak tersebut ataupun demi untuk kepentingan umum peme- rintah bisa mencabut hak atas tanah. Pemilikan hak atas tanah ba- gi setiap orang atau badan hukum dapat terjadi melalui warisan, jual beli, tanah adat, tanah yang dibe- rikan oleh pemerintah dan sebagai nya. Pemilikan hak atas tanah ini juga dibedakan bagi setiap orang, bagi hak milik misalnya hanya Orang-orang Indonesia atau war- ga negara Indonesia saja yang da- pat memilikinya, sedangkan bagi hak pakai, hak guna usaha kepe- milikannya dapat diberikan kepa- da bangsa asing dan warga nega- ra Indonesia. Kepemilikan akan hak milik atas tanah ini bagi warga negara Indonesia juga ditentukan luas maksimum dan/atau minimum ta nah yang boleh dipunyai dengan terhadap hak pakai, hak guna sesuatu hak tersebut di atas, dan usaha atau hak guna bangunan misalnya penetapannya ditentu- kan melalui jangka waktunya. Terlepas dari kepemilikan akan hak atas tanah tersebut di atas yang paling penting adalah segala bentuk penggunaan dan pengusahaan akan tanah tersebut diprioritaskan demi untuk kese- jahteraan rakyat, dan para pemi- lik hak atas tanah juga sangat di- harapkan peran aktifnya agar per untukkan dan penggunaan tanah itu sebesar-besarnya untuk kepen- tingan pembangunan, agar era tinggal landas menuju masyarakat adil dan makmur dapat tercapai. PENCABUTAN HAK ATAS TANAH Pemerintah demi untuk ke- pentingan pembangunan dapat sese orang atau badan hukum. demikian juga dengan meningkat Tunjukkan Bukti, nya kebutuhan konsumsi buah. Adalah sebuah kenyataan yang memalukan misalnya, buah mang ga, salak, melon, maupun jeruk Mampu jenis tertentu pada salah satu swalayan/buah di Medan di dan datangkan dari Jawa Thailand. Medan Sanggup dan BANDARA Polonia Medan dinilai sebagai bandara yang baik dalam pelaksanaan pemberang katan jemaah haji. Karena reputasinya ini, maka Bandara Polonia akan dijadikan bandara untuk memberangkatkan dan me nerima kedatangan jemaah haji seluruh Sumatera. Yang sekarang ini baru sekitar Sumbagut (Su matera bahagian Utara), seperti Aceh, Sum.Utara, Riau, dan Sum.Barat. Sebagai warga kota Medan atau tentu saja kita merasa bergembira dan bangga dengan bungan yang siklis berdosa- bertobat-berdosa dan seterusnya. MEMANFAATKAN PAKAR Jangan salah sangka, uraian di atas bukanlah sepenuhnya merupakan rekaman dari ceramah Dr. Anwar yang mengaku sebagai anak Sipirok namun telah meresapi nilai-nilai kejawen sehingga telah faham tentang ngono yo ngono nanging ojo ngono, fanggap ing sasmito dán lain-lain. Uraian di atas adalah refleksi penulis setelah mendengar ceramah beliau, yang merupakan suguhan yang cukup mewah, kare na berlangsung lebih dari seratus menit, sedangkan apabila beliau muncul di TV hanya beberapa menit dan tidak mungkin meng adakan tanya jawab seperti dalam pertemuan itu. Sayangnya tidak semua warga ISEI Medan meman faatkannya, mungkin sesuai dengan pendidikan yang diperoleh nya tentang adanya skala priori Penulis hanya menghimbau pertimbangan jugalah men- tas. jika kelak seluruh jemaah haji dari Sumatera ini dapat berangkat dan pulang melalui Polonia Medan. Hanya saja yang jelas, jika hal ini terlaksana, tentu akan menam- bah beban dan kerepotan bekerja para petugas di Polonia. Artinya beban ini tertimpa pada kota Medan dan daerah Sumatera Utara. Dari satu sisi ini memang kebanggaan, tapi dari sisi lain ini adalah tanggungjawab yang besar dan berat. Tapi bagaimana pun juga sebagai orang Sum.Utara, ten- tunya "berpantang surut setelah melangkah. Artinya, kalau sudah setuju dan menerima rencana tersebut haruslah dilaksanakan dengan sebaik-baiknya dengan penuh tanggungjawab. Yang penting semuanya harus dipersiapkan dengan baik jauh- jauh hari sebelum pelaksanaan- nya. Jadi bangga-bangga"Medan hebat" atau "Ini Medan, Bung" ditunjuk ngenai pencabutan hak atas tanah yang diperuntukkan untuk kepen- tingan umum dan pembangunan diatur dalam Undang-undang No. 20 Tahun 1961 yaitu tentang Pen- cabutan Hak-hak atas tanah dan benda-benda yang ada di atasnya, dan juga dalam Inpres No. 9 Ta- hun 1973 tentang Pedoman-pedo man Pelaksanaan Pencabutan hak atas tanah dan benda-benda yang ada di atasnya, dan Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 3239 Tahun 1961 tentang Panitia tetap Penaksiran Setempat. Pencabutan tanah ini dilaku- kan pemerintah pada dasarnya merupakan usaha-usaha pemerín- tah demi untuk mensejahterakan rakyat, yang dilaksanakan dengan suatu persyaratan yang telah dite- tapkan oleh Undang-undang yai- tu dengan pemberian ganti keru- gian atas hak-hak yang telah di- cabut tersebut yang besarnya di- tetapkan melalui permusyawara- tan antara rakyat dengan pemerin tah. Pencabutan hak atas tanah se- perti tersebut di atas tujuannya adalah bukan untuk menyengsa- rakan rakyat meskipun tanahnya telah di cabut oleh pemerintah yang terkadang pencabutan itu beserta dengan benda-benda yang ada di atasnya, akan tetapi nega- ra atau pemerintah memang sa- ngat membutuhkan tanah tersebut demi untuk kepentingan pemba- ngunan dan umum serta kepenti- ngan rakyat banyak, dan kita se- bagai rakyat apabila terkena pen- cabutan tanah yang dilakukan pe- merintah haruslah dengan suka rela dan ikhlas memberikannya kepada negara asalkan melalui prosedur yang berlaku seperti yang ditetapkan di dalam Un dang-undang. Pencabutan hak atas tanah ini terkadang sering menimbulkan suatu perselisihan atau permasa- lahan antara pemerintah dengan rakyat yang memerlukan penyele- saian yang serius antara kedua pi- hak tersebut di atas. Hal ini sebe- tulnya tidak perlu terjadi apabila antara pihak pemerintah dengan rakyat melaksanakan pencabutan hak atas tanah itu dilakukan de- ngan prosedur yang berlaku. PELAKSANAAN PENCABUTAN HAK ATAS Pelaksanaan pencabutan hak atas tanah ini pada prinsipnya di- dasarkan kepada Pasal 1 Undang- undang No. 21 Tahun 1961 yang menyebutkan, untuk kepentingan umum termasuk kepentingan bangsa negara serta kepentingan bersama dari rakyat, demikian pula kepentingan pembangunan, maka Presiden dalam keadaan memaksa setelah Menteri Agraria (sekarang Menteri Dalam Negeri), Menteri Kehakiman dan Menteri- menteri yang bersangkutan dapat mencabut hak-hak atas tanah dan benda yang ada di atasnya. Disamping itu dalam UUPA juga disebutkan dalam Pasal 18 yaitu, untuk kepentingan umum, termasuk kepentingan bangsa dan negara serta kepentingan bersama dari rakyat, hak-hak atas tanah TANAH Surat Pembaca Cantumkan nama dan alamat yang jelas, tandatangani, dan sertakan fotokopi KTP yang masih berlaku sebagai pelaksana pemberangka tan haji, tapi kelak cara dan hasil kerjanya hanya " acak-acakkan". Jangan !. Semua harus dapat dilaksana kan dengan baik. Dan ini menun- tut keterampilan, kedisiplinan, koordinasi yang terbaik, dan tang- gungjawab dari setiap badan atau orang yang terkait. Pendek kata, harus ditunjukkan orang Medan memang sanggup bekerja dengan baik. "Ini Medan, Bung" harus membuktikan dalam arti yang positif, dan bukan sebaliknya. MOHD.RIDWAN LUBIS Jalan Gatot Subroto Medan 00000 SAYA ingat dulu di masa saya kecil, banyak terdapat madrasah atau sekolah agama (Islam). Hampir di setiap pelosok ada madrasah. Umumnya anak-anak pagi sekolah umum, dan sore belajar agama di madrasah tersebut. Madrasah-madrasah tersebut ada yang milik organisasi keaga- maan, seperti Al Washliah, Muhammadiyah, Al Itihadiah, dan lain-lain. Juga ada yang dikelola oleh yayasan pendidikan. Tetapi pokoknya dulu banyaklah madrasah. Tetapi sekarang rasanya kok kurang! Ada sih ada, tetapi tidak sebany , dan tidak seinten- sif cara belajarnya seperti masa lalu. Sedangkan pelajaran agama di sekolah-sekolah umum nyata sekali sangat kurang, atau bersifat Halaman 4 jadikan pertemuan dengan senior- menjadi prioritas. Penulis sendiri merasa beruntung mendengar ceramah itu, karena penulis mulai paham bahwa analisis ekonomi dapat juga menggunakan pende katan pembahagian perangkat keras, lunak dan otak dan mengkaji ada tidaknya keserasian diantaranya, bahwa dunia ekonomi itu dapat dibagi dalam ekonomi pagi, sore dan malam dan tentunya subuh. "asal ada" saja. tidak sekedar ber Terima kasih kepada pengurus ISEI Medan, yang masih bersema ngat memajukan wawasan para warganya, dan kalaupun usaha ini belum mendapat sambutan yang marak dan semarak, pengurus harus sabar dan tidak bosan. Upayakan terus memanfaat kan para pakar yang datang ke daerah ini, karena ada nasehat dari guru penulis yang mengata kan baha expert must be on tap not on top, dan kalau pun mereka on tap dan on top sekaligus, sama sekali tidak ada keberatan. *** dapat dicabut dengan memberi- kan ganti kerugian yang layak dan menurut cara-cara yang diatur oleh Undang-undang. Dari hal-hal tersebut di atas dapat kita lihat bahwa yang men- jadi dasar pencabutan hak atas ta- nah itu adalah kepentingan umum atau kepentingan bersama, bangsa dan negara demi untuk ke sejahteraan rakyat, yang prose- durnya perlu diusahakan semudah atau seefisien mungkin tanpa me- rugikan salah satu pihak dan di- usahakan agar terdapat persetu- juan antara pihak pemerintah dengan rakyat sebagai pihak yang mempunyai hak terutama menge- nai besarnya ganti rugi. Pemberian ganti rugi atas pe- laksanaan pencabutan hak atas tanah ini kadang-kadang juga se- ring menimbulkan permasalahan, dimana pemerintah dalam melak.. sanakan pembayaran ganti keru- gian kepada rakyat hanya mempu- nyai anggaran yang terbatas, se- mentara penggunaan tanah demi, untuk kepentingan pembangunan sudah sangat mendesak, maka da- lam hal ini pemerintah sebagai ba- dan penguasa dapat mempergu- nakan kekuasaannya sehingga se olah-olah kelihatannya seperti adanya unsur pemaksaan. Menurut hemat saya madrasah ini sangat penting keberadaannya, Dalam mengatasi persoalan se perti tersebut di atas mengenai pembiayaan dan pembayaran gan- ti kerugian, pemerintah memberi- kan suatu plafon penggantian harga tanah yang telah dicabut yang dibedakan ditiap-tiap Pro- pinsi yang kebijaksanaannya dite- tapkan secara tersendiri oleh Ke- pala Daerahnya masing-masing. Di dalam prakteknya bahwa pencabutan hak atas tanah ini bu- kan hanya atas tanah saja, akan tetapi meliputi segala benda- benda yang ada di atasnya seper- ti bangunan, pepohonan-pepohon an, dan lain sebagainya dan pemi- lik tanah harus dengan suka rela dan bersedia menyerahkan tanah nya. Dilakukan misalnya dengan gotongroyong. Ini cara yang baik. Jika ada seseorang yang telah melaksanakan ibada haji ke Tanah Suci sampai 4 atau 5 kali, alang kah baiknya jika keinginan atau rencana yang keenam kali atau seterusnya ditunda dulu. Tapi biayanya atau ONH-nya Mari Membangun dikumpulkan, kemudian di Madrasah madrasah dan membiayai pelak sanaannya. Tentunya tidaklah seorang diri, tetapi dengan cara bergotongroyong dari bapak bapak atau ibu-ibu yang mampu. Dengan demikian selain turut melakukan syiar agama Islam secara nyata, sekaligus juga memberikan kesempatan bagi anak-anak untuk belajar agama lebih baik dan bersungguh- sungguh. Sebab, bagaimana pun juga seorang yang telah belajar agama dengan baik sejak kecilnya, tentu dia akan menjadi warga negara yang baik pula. madrasah, Lagi pula dengan banyaknya sekaligus dapat menampung tenaga lulusan IAIN sebagai guru misalnya, yang belum memperoleh pekerjaan, atau mereka yang ingin mengab- di pada pendidikan keagamaan. Insya Allah. Dalam Pasal 6 Undang-un dang No. 21 Tahun 1961 disebut- kan bahwa Menteri Agraria dapat mengeluarkan suatu keputusan yang memberi perkenan kepada pihak yang berkepentingan untuk menguasai tanah dan benda-ben da yang bersangkutan. Pasal 5 UU tersebut di atas ju- ga menyebutkan bahwa dengan ti- dak mengurangi ketentuan dalam Pasal 6 dan Pasal 8 ayat 3, maka penguasaan tanah dan benda-ben da yang bersangkutan baru dapat dilakukan setelah ada Surat Kepu- tusan pencabutan hak dari Presi- den sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 1, dan setelah dilaku- kannya pembayaran ganti rugi yang jumlahnya ditetapkan dalam Surat Keputusan tersebut serta di- selenggarakannya penampungan sebagaimana yang dimaksud da- lam Pasal 2 ayat 2 huruf c Un dang-undang ini. Dari hal-hal di atas dapat ki- ta lihat bahwa pelaksanaan dan pemberian ganti kerugian atas pencabutan hak atas tanah bukan hanya atas tanahnya saja melain- kan turut juga dengan segala benda-benda yang ada di atasnya secara sekaligus. GANTI RUGI Peraturan Pemerintah No. 39 Tahun 1973 menyebutkan telah di- tetapkan secara penetapan ganti rugi oleh Pengadilan Negeri sehu- bungan dengan pencabutan hak atas tanah dan benda-benda yang (Bersambung ke hal 14) untuk tempat anak-anak belajar agama. Sebab betapa pun juga agama adalah sendi utama hidup yang baik. Rasanya tiba saatnya madra sah-madrasah ini dibangun kem- bali. Jika tidak boleh organisasi keagamaan, ya oleh yayasan pen- didikan kegamaan. Dananya? Lho, kan banyak orang kaya yang mempunyai uang. Apa salahnya mereka menyumbang demi pen- didikan agama anak-anak atau para remaja. H.MUHAMMADIN Jalan Sei Batugingging Medan 00000 Selasa, 25 April 199 DAE Pacu Kota Pematang Siantar, Walikota Pemar mengajak seluruh laju pembangunan Hal itu dikemukakan wa dalam sambutan tertulisny dibacakan Pelaksana Wa Drs.Agus Hiras Manik di rapat paripurna istimewa Pematang Siantar mempe Hari Jadi ke 124, Senin (2 Selain itu warga kota d untuk merenung berupa ki lik dan penelitian terhada yang dicapai serta menge tahap demi tahap perkemb Kota Pematang Siantar saat ini. Marilah dengan terbul yektif dan penuh rasa tam jawab merenungkannya, se dapat menilainya dengan Kemajuan apa yang dicap hal mana perlu dimantapk kurangan apa perlu dipe kata walikota. Menurut walikota, m but dan memeriahkan h ke-124 Kota Pematang Sia hun 1995 ini tidak diada giatan yang bersifat sere Hanya diisi dengan kegi Menteri T Balige, (Analisa ). Menteri Negara Pen naan Aparatur Negara TB mantu Putri sulungnya d Eliza Silalahi dinikahkan dr. Samuel Tua Utama Hu Pemberkatan pernikahan kan di Gereja HKBP Bali tu (22/4) dan dilanjutkan ra adat di komplek Asram Yayasan Soposurung/La Mini Soposurung. Dr.Samuel Tua Utam barat yang beruntung sunting dr. Herty Eliza merupakan putra kedua fesor Dr. Herbet Hutabar Fakultas Kedokteran Un Sumatera Utara. Pasangan ini sepakat Lagi, Pols Temukan S Lubuk Pakam, (Analis Tim Buru sergap Pols buk Pakam Sabtu (22/4 kembali berhasil menem peda motor Yamaha RX milik Nasib S karyawar Pagar Merbau yang disi jahat dari rumahnya di Gapersa PTP-IX Pagar Jumat (21/4) pukul 10.0 Keterangan dihimpur sa't menyebutkan, dalam (21/4) dua sepeda motor disikat penjahat dari per itu. Dan Yamaha Force lik staf PTP-IX Adrul B hasil ditemukan pada Ju lam itu juga. Setelah sepeda mot Bahri berhasil ditemuka Tewas Ditel Setelah M Kisaran, (Analisa) Santi, (10) penduduk Wisma Silau, kelurahan Kisaran, Sabtu (22/4) pe temukan warga masyar nyut terapung di sungai saran, dalam keadaan suc bernyawa lagi. Korban yang masih pe itu adalah putri dari kelu dul Majid. Putri tercintanya, Sant (21/4) bermain di sungai saran sambil mandi dan be Mereka bertiga adalah pr yang sudah biasa mand sambil berenang di sung- yang hanya beberapa bela dari rumah tempat tingg Saat berenang renang lah seorang dari teman w lik Santi, seolah gelagap tenggelam. Santi, melih dian itu tak tinggal diam gas membantu temannya. sigap ditarikkannya, sanj ke atas permukaan dan Jalan Gu Perbatasa Medan, (Analisa). Kakanwil PU Sumut, Muda Daulay membenark lan raya mulai Gunung Tu ga ke Sibuhuan dan berb dengan Riau sepanjang 115 lometer pada tahun 1996 tang akan menjadi mulus Sebab kondisi jalan t yang selama ini sering d masyarakat, sedang dalan perbaikan dengan anggara Rp 16 miliar lebih bersuml ri APBN dan bantuan luar " Saring Menang Dalam Pilkade Sei Rakyat Medangderas, (Analisa). Saring (60), menang la lam pemilihan kepala desa des) Sei Rakyat Kecamata. dang Deras Kabupaten A Senin. Tampil dengan tanda ga padi, Saring meraih 526 Dua calon lainnya, yakni, man Sihotang yang tampil d tanda gambar jagung hany suara. Manap yang tampil de tanda gambar pisang, malal raih paling minim suara, yair Pilkades Sei Rakyat terd 1.082 pemilih. Namun yang gunakan hak suaranya hanya 152 tidak hadir. 13 blanko da lagi batal. Belum diketahui ja pelantikan Saring. Yang jelas ring adalah kepala desa lam Rakyat. Selain penduduk, pilkade Rakyat itu turut dihadiri Ca Medang Deras, Idrus Lubis dan yang mewakili pembantu pati wilayah I Asahan. (al).