Arsip
Halaman Artikel
Creative Commons License

Jika anda mendapati gambar tidak sesuai dengan spesifikasi data (salah tanggal dan atau salah penomoran halaman), posisi gambar landscape, satu gambar terdapat dua halaman, kualitas gambar kabur, anda bisa melaporkan data tersebut agar segera diperbaiki dengan menekan tombol laporkan.

Kata Kunci Pencarian:

Nama: Harian Neraca
Tipe: Koran
Tanggal: 1989-03-18
Halaman: 06

Konten


Sabtu, 18 Maret 1989 KOMENTAR Pengusaha Muda Fasilitas ? WAKIL Presiden Sudharmono SH mengharap, anggota Muda Indonesia (HIPMI), tidak Himpunan Pengusah menjadi pengusaha yang menggantungkan keberhasilan pada fasilitas dan bantuan pemerintah. Sebagai generasi muda yang memiliki masa depan yang panjang, para ang- gota HIPMI perlu terus mengembangkan pengetahuan dan keahlian dalam berusaha, hingga menjadi pengusaha man- diri yang potensial dan andal Pada pembukaan Musyawarah Nasional HIPMI di Yogyakarta, Wakil Presiden meminta, selain pengusaha muda HIPMI dapat memahami perkembangan situasi yang sedang terjadi, hendaknya juga mampu melihat jauh kedepan, mengantisipasi perkembangan ekonomi dunia, dan mempersiapkan program kerja sejalan dengan per- kembangan itu. Sifat keremajaan yang kurang pengala- man, perlu terus dilengkapi dengan kemauan menimba ilmu dan praktek pengalaman medan belajar yang tak ternilai harganya. Himbauan Wakil Presiden kepada 400 peserta Munas HIPMI itu, adalah himbauan luhur yang patut diperhati- kan. Lebih-lebih lagi, kita tentu tak ingin muncul dan lahir- nya pengusaha-pengusaha muda Indonesia secara musi- man. Bila fasilitas ada bantuan datang dari pemerintah, bermunculan pengusaha baru. Tapi bila keadaan ekonomi susah, semuanya hilang, atau bangkrut, bahkan mungkin dilanda hutang karena berurusan dengan kredit bank. Dengan himbauan itu, pengusaha yang kita inginkan adalah pengusaha-pengusaha dengan fighting spirit yang tinggi, gigih berkemauan tinggi dan didukung dengan kemampuan yang tinggi pula. Disamping itu juga berke- mampuan melihat jauh kedepan tentang berbagai aspek bisnis yang bisa dikembangkan dan dimanfaatkan. Ini ber- arti, bahwa pengusaha yang lahir mempunyai daya tahan yang tinggi, alias tahan banting dan profesional. Nampaknya kemampuan mengantisipasi perkembangan ini saja, tidaklah cukup. Bagaimanapun keadaannya, apa- lagi bagi kita Indonesia yang tengah membangun, pencip- taan iklim usaha yang baik, adalah pula faktor penting yang diperlukan. Pemerintah memang telah berusaha men- ciptakan ini. Berbagai jalur pemerataan sampai-sampai ketentuan kredit kelayakan telah dikeluarkan pemerintah. Terakhir, deregulasi ekonomi, untuk penciptaan iklim itu. Namun keadaan dunia usaha kita, secara umum banyak yang susah, tetap mengandalkan fasilitas-fasilitas itu. Keadaan begini, seyogianya dikaji bersama, tidak hanya oleh Munas HIPMI, tetapi juga pemerintah. Apakah semua kebijaksanaan ekonomi yang dikeluarkan, telah berjalan sesuai dengan yang diingini. Ataukan pelaku-pelaku pelak- sanaan kebijakan itu juga sudah berbuat dengan benar. Begitu pula disektor perbankan, seberapa jauh telah melak- sanakan pemberian kesempatan tumbuhdan kembangnya pe ng usaha-pengusaha baru dan sebagainya. Kita berharap, pengusaha muda dapat tumbuh dan ber- kembang, apakah ia bergerak di koperasi atau swasta, dan bahkan juga di BUMN. Di samping pemerintah perlu men- ciptakan iklim usaha yang serasi. Mudah-mudahan peng- usaha muda kita tidak menjadi pengusaha fasilitas. DI penghujung dasawarsa 1950-an sekitar 1958 Indonesia pernah memiliki kampiun bulu tangkis kaliber Tan You Hok dan Ferry Sonneville. Menyusul pada dasa- warsa 1960-an muncul orang-orang seperti Rudy Hartono, Cristian Hadinata, Ade Chandra, Tjun Tjun dan Johan Wahyudi. Lalu generasi terakhir mulai pertengahan dasa- warsa 1960-an hingga sekarang adalah Lim Swie King, Icuk Sugiarto dan kawan kawannya. Pada zaman Tan You Hok hingga zamannya Rudy Har- tono, Christian dan Ade Chandra, Indonesia masih mera- jalela dalam dunia bulu tangkis. Selama dua dasawarsa, Indonesia seakan tak punya lawan berarti dalam pertan- dingan-pertandingan internasional. Di Asia Indonesia merajalela, di Eropa dia berjaya. Begitu hebatnya Indone- sia, sehingga Piala Thomas supremasi bulutangkis dunia untuk hampir satu dasawarsa bermukim di negeri ini. Selama dua dasawarsa regu bulutangkis Indonesia sem- pat merajai pertandingan pertandingan Internasional. Sulit bagi jago-jago bulutangkis Eropa seperti Ellen Kops (Den- mark), Sven Pri (Denmark), untuk mengalahkan Tan You Hok, Rudy Hartono. Malaysia ketika itu belum bangkit, Korea Selatan, Jepang dan lainnya belum punya kekuatan ара-ара. Awal dasawarsa 1970-an, ketika RRC kembali diterima menjadi anggota IBF, Indonesia mulai terancam. Untuk beberapa kali saja kita berhasil mempertahankan supre- masi bulutangkis kita. Perlahan lahan tapi dengan langkah pasti, kemerosotan prestasi bulutangkis Indonesia terus ber- langsung. Seperti rayap yang terus memakan kayu dari dalam; diluar nampak utuh tetapi didalam sudah keropos. Dari waktu ke waktu prestasi para atlet bulutangkis kita menurun dan pernah mencapai titik terendah yaitu tak ber- hasil memperoleh satu pun gelar selama setahun. Itu terjadi untuk beberapa tahun. Ambillah contoh, sesudah Icuk Sugiarto menjadi juara dunia bulutangkis tahun 1983, Indonesia sudah jarang meraih gelar juara. Sejak kembalinya RRC menjadi anggota IBF, dia terus merajai setiap kejuaraan bulutangkis mengganti posisi Indonesia. Sepertinya tak ada lagi orang yang mampu me- ngambil alih kepemimpinan dunia bulutangkis dari tangan RRC. Memang pernah juga mereka kalah, tetapi itu hanya sekali sekali saja terjadi. Kita memang sudah sulit mempertahankan masa keema- san kita pada era Tan You Hok, Ferry Sonneville, Rudy Hartono dan kawan kawannya pada dasawarsa 1960-an itu. Era itu kini tinggal sebuah kenangan bagi yang masih ingat, itu hanya sebuah catatan sejarah perbulutangkisan nasional kita. - Tapi tidak berarti bahwa kita lalu pesimis. Juga lalu mencela Icuk dan kawan kawannya. Justru dalam situasi demikian ini kita harus berani melakukan koreksi diri. Mencari kelemahan dan kekurangan kita untuk diperbaiki. Dengan harapan akan lahir kampiun kampiun baru se kelas Tan You Hok dulu. Semogaaaa. **** HARIAN NERACA DIPERLUKAN kesadaran dan kemantapan ke- hidupan politik dan kenegaraan berdasarkan Pan- casila dan UUD 1945 bagi setiap warga negara. Mewujudkan sistem politik yang benar-benar demo- Era Tan You Hok Sebuah Kenangan kratis, stabil dan dinamis untuk memperkuat kehi- dupan konstitusional yang kita canangkan semenjak orde baru. Perusahaan Penerbit Pers PT. PERSINDOTAMA ANTAR NUSA Surat Izin Usaha Penerbitan Pers, No. 002/Menpen/ SIUPP/A7 1985 Tanggal 14 Agustus 1985 Bank Pengasuh Pemimpin Umum & Pemimpin Redaksi Pemimpin Perusahaan Redaktur Konsultan Staf Ahli Terbit Pagi Harga Langganan Tarif Ikdan Alamat Redaksi/ Tata Usaha/Ikan Telepon Fax Telex Setting/Cetak : BDN Cab. Gambir Jl. Ir. Haji Juanda Rekening Nomor: 01316.2.2.11.01.5 BNI 1946 Cab. Kramat Jl. Kramat Raya Rekening Nomor : 002890001 BRI Cab. Khusus Jl. Sudirman Reke. ning Nomor: 314568235 Bank Umum Koperasi Indonesia Jl. Letjen S. Parman Rekening Nomor : 041508 Giro Pos: A. 13350 : Zulharmans : Azwirman Noersal : Azwar Bhakti, Ferk Chehab, Drs. Peter Tomasoa, : Ahmad S. Adnanputra : Dr. Anwar Nasution, Dr. Alfian, Drs. Abdul Latief, Tanni Abeng MBA, Sanjoto. : 6 X seminggu : dalam kota DKI Jakarta Rp 6.500/bulan Luar kota tambah ongkos kirim. • Display Rp 3.000 per mm/kolom *Keluarga Rp 2.000 per mm/kolom Bars Rp 3.000 per baris, minimal 3 baris. : Jalan Jambrut No. 2-4 Kramat Raya, Jakarta 10430, 323969, 337441,332676 Tromol Pos No. 386 : (021) 3101873 : 46000 NERACA 1 A Jakarta : P.T. Agrapress Isi di luar tanggungan percetakan Surat kabar ini dicetak di atas kertas produksi dalam negeri. ISSN 0215-3181 FORUM - OPINI Gambaran Ketenagakerjaan Tahun 1988 Menggembirakan SELAMA tahun 1988, situasi ketenaga kerjaan cukup menggem- birakan. Hubungan Kerja antara pekerja dan pengusaha pada umumnya dapat dikatakan harmo- nis, mantap, aman, dinamis dan terkendali seperti apa yang dimak- sud oleh Pancasila dan Undang- Undang Dasar 1945. Kasus perselisihan, PHK me- mang ada tetapi karena masalah tersebut cepat dapat diselesaikan dan jumlah kasusnya relatif kecil bila dibandingkan perusahaan yang ditangani, maka masalah tersebut masih dalam batas-batas kewajar- an... Walaupun kelesuan dunia usa- ha masih mewarnai perkembang- an ekonomi nasional kita, namun pelaksanaan kegiatan sarana H.I.P. sebagai alat terciptanya hubungan kerja yang harmonis antara pekerja dan pengusaha cukup memadai dan menggembirakan. Pembinaan organisasi pekerja dan pengusaha berjalan mantap, DALAM bulan April 1989 kita memasuki Pelita V. Berbagai dae- rah tengah menyiapkan Pola Da- sar Pembangunan Pelita V bagi daerahnya masing-masing. Baik Daerah Tingkat I maupun Daerah Tingkat II, Rangkuman keseluru- hannya merupakan Pembangunan Nasional Pelita V yang diserahi tugas Bappenas. Pelita V merupakan rangkaian usaha-usaha pembangunan yang disiapkan secara terencana, berke- sinambungan dengan setiap saat menyempurnakan hal-hal yang kurang. Pepatah arif mengatakan: Yang kurang kita tambah, yang rum- pang kita sisik, berlebih kita bilai. Pola Umum Pelita V menetap- kan antaranya pada akhir Pelita V harus tercipta landasan yang kuat bagi bangsa Indonesia untuk tum- buh dan berkembang terus sehing- ga dalam Pelita VI pembangunan Indonesia dapat memasuki proses tinggal landas untuk memacu pem- bangunan dengan kekutan sendiri menuju terwujudnya masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila. Berbagai masalah sosial yang telah diusahakan dalam Pelita IV yang beberapa bulan lagi akan diakhiri, namun belum sepenuh- nya teratasi seperti lapangan kerja, pendidikan, kesehatan, kependu- dukan, perumahan, pambangunan daerah tertentu dan lain-lain, perlu lebih ditingkatkan dan ditangani sebaik-baiknya. Dalam pertimbangan ditetap kannya GBHN 1988 antara lain disebutkan Pembangunan Lima Tahun Kelima mempunyai arti yang khusus dan strategis, karena merupakan tahap akhir Pemba- ngunan Jangka Panjang 25 tahun pertama dan sekaligus merintis ser- ta mempersiapkan Tahap Pemba- ngunan Jangka Panjang 25 tahun kedua yang merupakan proses ting gal landas pembangunan nasional KETERAMPILAN memper- barui dan kerja keras oleh nelayan negara-negara ASEAN membantu melestarikan kedudukan kepemim- pinan kawasan ini dalam produksi budidaya air. Penelitian baru PBB mengenai budidaya air ukuran kecil di negara negara ASEAN mendokumentasi- kan campuran dinamis keterampil- an nelayan, bantuan pemerintah yang luwes dan keterampilan usa- yang lihai. ha Kesiapan Menyongsong Pelita V: Kewaspadaan & Stabilitas yang Dinamis FAO (the UN Food and Agri- culture Organizaion -- Organisasi Pangan dan Pertanian PBB) mempersiapkan laporan itu. Dana untuk penelitian itu disediakan UNDP (the United Nations Deve- lopment Programme - Program Pembangunan PBB --). Ms- Medi- na Delmendo dari FAO melaku kan penelitian itu bersama suami- nya, Benjamin. Asia dan Pasifik mempunyai tradisi budidaya air terlama. Hal ini tercermin dalam angka-angka produksi budidaya air. Asia dan Pasifik memproduksi 8,41 juta me- trik ton dalam 1983. Ini sama de- ngan 82,4 persen produksi budi- daya air dunia. Praktek budidaya air di ASEAN berbeda dengan cara managemen ekstensif atau tradisional sampai ke sistim produksi budidaya semi- intensif dan intensif. peranan BKS Tripartit dan Bipar- tit semakin meningkat. Disamping itu berkembangnya Peraturan Per- usahaan dan Kesepakatan Kerja Bersama di Perusahaan serta Pen- didikan P4 dan HIP yang merupa- kan sarana HIP dapat menambah keserasian dalam proses pendapat- an dan meningkatkan produktivi- tas. Variasi itu ditemukan dalam operasi air payau, air tawar dan usaha-tani laut. Dalam tahun-ta- hun belakangan pembaruan dalam operasi budidaya air membangun kurungan di dana u dan daerah pantai. Upaya peningkatan kesejahtera- an tenaga kerja antara lain dengan peningkatan penetapan upah po- kok minimum dan pelaksanaan dan keluarga Berencana di perusa- haan, disamping itu pelaksanaan di Perusahaan tetap dibina. Dalam rangka melindungi kar- yawan dari bahaya kecelakaan ker-. ja, maka diupayakan kampanye K3, penanggulangan kebakaran, penyuluhan dan pembinaan K3. Dalam rangka debirokratisasi dan deregulasi telah dikeluarkan sebuah Instruksi Menteri, sebuah Peraturan Menteri dan buah Surat Edaran Bersama, Dirjen Pariwisata Dari enam negara ASEAN, In- donesia dan Filipina meluas dari 145144 hektar menjadi 255.197 hektar. Ini merupakan peningkat- an 236 persen dari luas daerah. sebagai Pengamalan Pancasila. Presiden Terima Limpahan Tugas HARIAN NERACA han. Guna memegang dan menye- lenggarakan Pemerintahan menu- rut UUD 1945 serta menjalankan haluan negara menurut GBHN 1988. dan Dirjen Bina was. Indikasi Kemantapan situasi ke- tenagakerjaan dapat diuraikan se- bagai berikut: 1. Pembinaan Hubungan Industrial. MANTAPNY A Hubungan In- dustrial sampai sekarang ini tidak terlepas dari semakin tumbuh dan mantapnya organisasi Pekerja dan Pengusaha. Perkembangan secara kwantitatif sarana-sarana H.I.P. maupun indi- kator mengenai keadaan hubung- an kerja sebagai berikut : 1). Organisasi Ketenaga Kerja- kembang yang tengah melaksana- kan Pembangunan Nasional. Beberapa dengan sistem Parle- menter yang pernah dialami nega- ra kita, maka dalam sistem pemer- intah berdasarkan UUD 1945 dan GBHN 1988 telah mengangkat melaksanakan Demokrasi Pancasi- kembali Soeharto menjadi Presi- la, program Kabinet ditetapkan den/Mandataris Majelis Permusya- MPR yang dilaksanakan Manda- waratan Rakyat. Beliau telah me- taris. Pasal 1 TAP MPR No, menuhi persyaratan dan dipilih VI/MPR/1988, maka tugas Pre- oleh wakil rakyat secara keseluru- siden/Mandataris MPR adalah : Memperjuangkan, menyelemat- kan, menegakan dan melaksana- kan Pancasila dan UUD 1945 se- cara murni dan konsekwen. Rak- yat Indonesia telah menyaksikan, merasakan dan menikmati hasil- hasil pembangunan dan secara tu- lus dan ikhlas menginginkan ke- pemimpinan Soeharto. Tertuang dalam TAP MPR No. IV/MPR/- 1988. an. a. Jumlah Unit Kerja SPSI sam- pai tahun 1987: 8.596, per- tambahan sampai dengan bu- lan Januari 1989: 220 buah sehingga seluruhnya menjadi : 8,816 buah. b. Jumlah APINDO Dati II sampai Tahun 1987; 201, S/PKI dalam segala bentuk dan subversi lainnya. Oleh Sjamsir Jasin SH Pemilihan ini didasarkan kepa- da pertanggunganja wab yang di- berikannya dalam Rapat Paripur- na kelima Sidang Umum MPR. Rakyat Indonesia menerima de- ngan rasa syukur Kepemimpinan c. dan Kenegara wa nan yang arif dan bijaksana baik sebagai Pemimpin Bangsa maupun sebagai Presiden/- Mandataris MPR. Pada pihaknya, Thailand mem- peragakan keterampilan tinggi da- lam pemakaian kurungan rancang- an lokal di sungai-sungai untuk mengembangbiakkan dan mema- neni bermacam ikan yang bernilai a. Melanjutkan pelaksanaan pem- bangunan Lima Tahun dan menyusun serta melaksanakan Rencana Pembangunan Lima Tahun ke V dalam rangka GBHN: S/PKI dengan doktrin komunis- nya, guna terpelihara persatuan dan kesatuan bangsa. Dalam kondisi tata hubungan Internasional di dunia dewasa ini Kerasnya reaksi terhadap buku yang ditandai oleh saling ketergan- Siapa Menabur Angin Akan Me- tungan dapat membawa kemung- nuai Badai ternyata diamati Lem- kinan timbulnya konflik-konflik hanas. "Ini merupakan cerminan kepentingan yang bersifat rumit bahwa kelompok kelompok ke- dan pelik bagi negara-negara ber-kuatan bekas PKI masih ada dan belum hilang dari Indonesia. Merupakan ucapan Mayjen Subi- yakto Gubernur Lemhanas pada acara reuni Suspadnas (Kursus Kewaspadaan Nasional dan Tar- padnas (Penataran Kewaspadaan Nasional) awal bulan Nopember 1988. Ditambahkan terdapat indi- kasi bahwa masyarakat mulai me- lupakan terjadinya peristiwa G 30 S/PKI b. Meneruskan penertiban dan pendaya gunaan Aparatur Ne- gara di segala bidang dan ting- katan; Meneruskan menata dan mem- bina kehidupan masyarakat agar sesuai dengan Demokrasi Pancasila: d. Melaksanakan politik Luar Negeri yang bebas dan aktif dengan orientasi pada kepen- tingan Nasional, Bahaya Latent Komunis pertambahan sampai dengan bulan Januari 1989: 19 buah, sehingga secara akumulatif 220 buah. Oleh Nestor Cervantes "Setelah perkembangan empat ta- bersirip berwarna seperti marmer hun, kenaikan 32 persen dalam (marbled goby) di Nakorn Sawan produksi ikan telah tercapai. Pro- dan sejenis ikan yang ditemukan duksi kurungan ikan 4.8 ton/ha/ diperairan tropis dan sobtropis tahun memang jauh melebihi pro- (grouper) di Teluk Phang Nga. duksi kolam ikan air payau. Jenis-jenis ikan di atas itu dibu- Kurungan ikan juga memberi- didayakan untuk konsumsi lokal, kan penghasilan tambahan kepada kecuali marbled goby yang dicks nelayan berketerampilan tradisio- porkarena harganya sangat bagus. nal di daerah Danau Laguna yang berbatasan dengan Metro Manila, lah contoh sangat baik eksploitasi "Budidaya kurungan goby ada Bersamaan dengan itu kurungan komersial dan sangat menguntung ikan melipatgandakan produksi kan ikan lokal yang tidak begitu ikan secara berarti. populer, di Thailand," laporan kai untuk menggemukkan kepiting, mencatat. "Kurungan bahkan dipa- agar dapat mencapai harga pasar an tertinggi. c. Jumlah anggota APINDO sampai tahun 1987 118: Perusahaan, pertambahan sampai dengan bulan Januari 1989: 84 perusahaan sehing- ga secara akumulatif: 1265 perusahaan. 2. a. Lembaga Kerjasama Tri- partit Tingkat II sampai Ja- nuari 1989 berjumlah 139 buah. b. Lembaga Kerjasama Bipartit di perusahaan : 2133 buah Pe- ra nan Lembaga Kerjasama Tri- partit dan Bipartit semakin me- ningkat dalam mewujudkan ke- te na ngan berusaha dan mening- katkan produktivitas kerja. Bantuan pemerintah yang luwes merupakan faktor utama dalam Dalam Repelita V mendatang ini usaha untuk lebih mengem- bangkan sarana-sarana HIP ser- ta lebih memfungsikan se- PKI berhasil menyusun strate- ginya yang baru setelah kegagalan G 30 S/PKI. Yakni TRIPANJI: "membangun kembali partai me- laksanakan perjuangan tani ber- senjata - membentuk front persa- tuan revolusi". Kegiatannya berbentuk illegal, dibawah tanah. Tidak kelihatan. Mengandalkan para petani untuk mengepung kota. Suara desas- desus dapat meresahkan masyara- kat. Kaum komunis sangat licik memanfaatkan situasi. Masuk me- lalui berbagai organisasi politik dan masyarakat. Kalau tidak salah Aidit pernah mengklaim sedikitnya 6 juta ang- gota Partai Komunis Indonesia. Diluar kader-kadernya. Perlu dike tahui anggota inti dinamakan ang gota CC, tidak terdaftar. Yang dapat ditangkap tidak lebih dari 100 ribu orang. Pernah di Pulau Buru-kan. Kini dikembalikan ke masyarakat. Kurang kewaspada- an, oknum PKI menjelmakan diri Pimpinan daerah Tingkat II.li- ma puluh kota dan bendahara wan GOLKAR Sumsel terbukti ang gota PKI. Diantara anggota ma- syarakat kita mungkin saja masih menyelinap orang PKI itu. Karena itulah tema sentral dari diadakan- nya SUSPADNAS. Awal strategi komunis merebut kekuasaan, dengan jalan menum- buhkan keresahan dalam masya- rakat. Setiap pernyataan yang me- nimbulkan keresahan perlu dikura ngi, supaya tidak dimanfaatkan PKI. Salah satu masalah nasional per- bangkan nelayan Thai di sungai Kurungan kayu yang dikem- Nan dapat disesuaikan dengan kon- disi lokal di tempat lain. Pada mulanya kurungan kayu ini lebih mahal, tapi mempunyai daya tahan lemah lama ketimbang kurungan jala, kata ahli FAO. Di negara-negara ASEAN lain- dengan aliran arus sedang. Tapi nya terdapat sungai-sungai serupa sungai-sungai itu tidak dicksploi tasi secara menguntungkan seperti yang dilakukan Thailand. mua sarana-sarana HIP yang sudah ada dan terbentuk me- lalui kegiatan Pendidikan dan Penyuluhan/Bimbingan. 3. Dalam rangka memasyarakat- kan P4 dan HIP serta pening- katan produksi dan produktivi- las lebih digalakkan kegiatan pendidikan, penataran serta si- mulasi P4 dan-HIP. Indikator keberhasilan pemantapan hu- bungan Industrial tidak terle- pas dari kegiatan pendidikan selama ini. ting koperasi nelayan, pengawasan Malaysia membuktikan arti pen- pemerintah yang baik dan pelaksa- naan tindakan pelestarian, dalam sifat menguntungkan yang berke- sinambungan konsesi cockle (se- Selama tahun 1988 sampai de- ngan Januari 1989 telah kan pendidikan P4-HIP sebanyak 21.217 orang, sehingga secara aku- mulatif jumlah peserta pendidikan telah mencapai 252.442 orang. Pendidikan tehnis selama tahun 1988 sampai Januari 1989 942 orang, sehingga secara akumulatif mencapai 51.851 orang. Kegiatan pendidikan P4-HIP ini dilaksana- kan dari anggaran Pembangunan maupun dilaksanakan secara man- diri oleh perusahaan serta oleh SPSI. Bentuk kegiatannya berupa pendidikan/penataran serta simu- DALAM menyelamatkan pem- bangunan sebagai pengamalan Pancasila dan kehidupan Demok- rasi Pancasila serta menyelamat- kan Pancasila dan UUD 1945 itu sendiri, MPR mengingatkan akan Kemudian diberi tugas we we- kemungkinan terulangnya pembe- nang untuk mengsukseskan dan rontakan sisa-sisa G-30S/PKI. mengamankan pembangunan na- Jika ditilik setiap kurun waktu sional. Sepuluh macam pertimba- dua puluh tahun, Komunis mem- ngan yang diambil dan menga- berontak. Tahun 1926-tahun 1948 mankan pembangunan nasional. tahun 1965. Delapan puluhan Sepuluh macam pertimbangan (???) yang diambil oleh SIUM MPR. Masalah komunis akhir-akhir Antara lain dalam kurun waktu ini memang menjadi pemberitaan mendatang masih tetap akan diha- hangat di media pers. Bayangan dapi berbagai bentuk ancaman, MPR mengisyaratkan Presiden un- tantangan, hambatan dan ganggu- tuk mengambil langkah langkah an bahaya latent sisa sisa G 30 yang perlu terhadap sisa-sisa G.30 Asean Tetap Memimpin dalam Budidaya Air Indonesia juga menaikkan tingkat komersial, laporan FAO/UNDP produksinya: dari 297 kg/ha/ta- menambahkan. hun ke 632 atau 117 persen selama empat puluh tahun terakhir ini. perkembangan cepat budidaya air NICA (the National Institute Kurungan rancangan Thai, yang of Coastal Aquaculture -- Lem- dibuat dari jala atau papan, ter- baga Nasional Budidaya Air Dae- Studi FAO/UNDP menunjuk- bukti serbaguna. Kurungan itu di- rah Pantai--) di Thailand, misal- kan dengan tepat perkembangan pakai untuk memelihara berma- kurungan ikan di Filipina sebagai cam-macam jenis ikan laut dan nya, dengan berhasil memelihara seabass dalam kurungan. Lembaga contoh sangat bagus konsep penuh ikan air payau: sejenis ikan besar itu kini memproduksi tujuh juta daya khayal, dengan cepat terbukti berkumis seperti kucing (giant cat- dapat hidup terus, sedangkan tek- fish) di Uthai Thani, sejenis ikan kelangsungan hidup 30 persen. anak ikan tiap tahun dengan angka nologi dengan cepat menjangkau bermulut besar berwarna gelap ber-NICA juga menyediakan bibit un- ke bawah mencapai nelayan biasa. asal dari pantai timur Amerika tuk memelihara seabass mencapai ru," Delmendo mencatat. "Hasilnya cukup luar biasa," Serikat (seabass) di Songkhla, se- suami-isteri Delmendo menulis. jenis ikan kecil dengan punggung ukuran yang dapat dipasarkan. Cara pembiakan seabass telah dipelajari petani ikan di Singapura dan Thailand. Pemerintah bebas memusatkan usaha riset kepada pembiakan jenis hasil laut bernilai tinggi lainnya, studi FAO/UNDP mengamati. "Kecepatan mereka beraksi, se- telah menerima informasi tercetak bahkan lisan, belajar sendiri atau perjalanan pengamatan dil hanya dibatasi oleh kekurangan dana yang ada pada mereka. Sekalipun luasnya kekurangan Kebanyakan memakai bahan se- kredit, nelayan Asia toh berusaha membuat proyek mereka sendiri. gratis-galah pohon bakau, styro- tempat yang dapat mereka peroleh foam (sejenis limbah industri) yang dibuang, jala lama, sirap din- ding dan atap daun pohon nipah. "Mereka menyimpan uang me diperlukan. Jika dana tidak cukup. tuk membeli bahan yang mutlak reka yang dibelanjakan hanya un- dua atau tiga orang nelayan, biasa- nya masih bersaudara, memper- satukan dana mereka untuk mem- PBB. buat satu proyek," kata laporan lasi P4-HIP. 4). a. Pertambahan jumlah Peratur- an Perusahaan (PP) selama ta- hun 1988 sampai dengan Ja- nuari 1989: 1.226 buah. Diban- dingkan dengan tahun 1987 meningkat 420 buah (Tahun 1987 jumlah Peraturan Peru- sahaan: 734 buah) sehingga se- cara akumulatif jumlah peru- sahaan yang telah membuat PP dengan tahun sebelumnya 16.333 buah. Dengan membiarkan sisa-sisa PKI melakukan gerilya politik, de- ngan membiarkan PKI mengadu domba, dengan membiarkan PKI hidup kembali, berarti tidak me- mungkinkan kita mencapai stabili- tas nasional. Pembrantasan PKI merupakan suatu prinsip. Gagal kita membrantas sisa sisa PKI berarti kita gagal memperta- hankan Pancasila dan UUD 1945. an: - kontrak kerja selesai (61,56%) nah dikemukakan Presiden Soe--pelanggaran disiplin (25,91%) harto dalam sidang DPR: "Tetap 7). Kasus pemogokan yang terjadi waspada dan sekaligus memberan- tas sisa-sisa kekuatan latent PKI". Stabilitas nasional akan lebih cepat tercapai apabila kita bersatu padu dan dapat memberantas kegiatan gelap sisa sisa PKI. selama tahun 1988 36 kasus melibatkan jumlah tenaga kerja 6.578 orang dengan jumlah jam kerja yang hilang 1.290 m.h. Dibandingkan dengan tahun 1987 dengan jumlah kasus 37 ber- arti menurun kasus (2,7%). Kasus yang terjadi bulan Januari 1989: 4 kasus, melibatkan tenaga kerja sejumlah 1.247 orang dengan jumlah jam kerja yang hilang 2.750 m.h. Dalam tahapan pembangunan guna merampungkan meletakkan kerangka landasan dewasa ini, intrik PKI, jika kita lengkah me- mainkan peranan mengacukan un- sur atau simpul kerangka. Dengan sendirinya penguatan landasan akan menjadi salah yang pada gilirannya pembangunan pro- ses tinggal landas akan kandas pula. Kesejahteraan rakyat kita pacu secepatnya dicapai. Rakyat yang sejahtera sukar dimasuki PKI. Rak- yat yang resah dan dihimpit ke- miskinan, tanah yang subur bagi PKI menanamkan idiologinya. Setiap pribadi menyiapkan diri untuk berperan serta dalam me- ningkatkan pembangunan. Mari kita camkan dihati kita masing-masing ucapan Presiden Soeharto di sidang DPR beberapa waktu yang lalu: Saya minta per- hatian yang sungguh-sungguh dari kita semaunya akan adanya baha- ya PKI yang masih tetap meng- ancam. Apabila saya tekankan ini, bu- kan maksud saya untuk menakuti- nakuti atau untuk menimbulkan rasa pessimisme, tetapi justru un- tuk menggugah kesadaran dan ke- waspdaan kita kembali. Harus kita akui bahwa sebagai dari kita me- mang banyak yang kurang menya- dari bahaya bahaya ini, bahkan ada pula yang menganggap PKI itu telah habis. Secara resmi PKI memang telah dilarang, akan tetapi sisa sisa kader mereka bergerak di bawah tanah masih ada. Dari operasi yang dilakukan ABRI, sekarang dapat saya beritahukan bahwa PKI telah berusaha untuk bangun kembali dan merencanakan melakukan pemberontakan lagi. Pucuk pimpinan mereka yaitu CC PKI gelap telah lama terben- tuk. Dibeberapa daerah terpencil. PKI telah berhasil memuat basis revolusi sebagai pangkalan dan bersenjata". tempat latihan pemberontakan Demikian ungkapan Presiden Soeharto dan mari kita simak dan baca ulang beberapa kali b. Pertambangan KKB selama per hari dan terendah pada sektor tahun 1988 sampai Januari Perkebunan di Jawa Timur Rp. 1989 643 buah mencakup tena- 645,- per-hari. Perbedaan tingkat upah ini ka- ga kerja 214.257 orang. Se- cara akumulatif jumlah K.K.B. rena perbedaan tingkat biaya hi- sampai Januari 1989 mencapai dup dan tersedianya tenaga kerja 4.973 buah. 5). Perkembangan Iuran Serikat baik kuantitas dan kualitas. Penetapan Upah Pokok Mini- Pekerja (Check Off System) se- mum didasarkan pada Indeks Har- cara Nasional yang dibagi ber- ga Konsumen (IHK) yang kemu- dasarkan penerimaan jumlah dian menjadi patokan untuk me- setoran pada masing-masing pe- nentukan Kebutuhan Fisik Mini- rangkat organisasi tingkat Unit mum (KFM), KFM untuk pekerja. Perusahaan, DPC, DPD dan lajang (KO) tahun 1988 terendah masih di D.I. Yogyakarta sebesar DPP SPSI sebagai berikut: 00 -Tahun 1986: Rp. 641.932.725,30 Rp 48.217 per bulan (tahun 1987 Sedangkan yang tertinggi untuk -Tahun 1987: Rp. 1.027.280.093, -Rp 43.927,- per-bulan). 102.317,- per-bulan (tahun 1987 Tahun 1988: Rp. 1.364.468.841, KO adalah Irian Jaya yaitu Rp Tahun 1989: Rp.81.262.770,00,- Rp. 100.501,- per-bulan juga dan 6). Kasus perselisihan hubungan Irian-Jaya). ketenaga kerjaan selama tahun 2). Pelaksanaan Keluarga Beren- 00 1988 (UU No. 22/1957) seba- nyak 35 kasus sedangkan untuk Januari 1989 belum ada kasus masuk. Bila dibandingkan dengan jum- lah kasus tahun 1987 (180 kasus) maka kasus yang terjadi menurun 79%. cana selama tahun 1988 dilak- sanakan di 250 perusahaan yang tersebar di DKI Jaya, Jawa Barat, Jawa Tengah, Ja- wa Timur dan Sumatera Utara. Kegiatan ini meliputi Konpe- rensi pengusaha, orientasi 500 orang Tripartit, pendidikan pe- latih sebanyak 250 orang moti- vator, latihan tenaga medis/pa- ramedis sebanyak 500 orang serta penetapan norma hubung- an kerja yang mendukung Ke- luarga Berencana. macam tiram) di Kuala Jure. Ke- bijakan bebas untuk semua akan menghancurkan sumber ini dalam hanya satu musim saja, studi PBB menambahkan. Penelitian FAO/UNDP mene- gaskan kegiatan koperasi, menurut pola Malaysia, akan menguntung- kan para petani rumput laut di dapat memperoleh harga lebih baik Kuta, Bali. Petani "mungkin sekali bagi hasil rumput mereka yang telah dikeringkan di tempat usaha mereka atau di Surabaya." Faktor paling dinamis yang di- kenali dalam laporan PBB adalah keterbukaan para pembudidaya air ASEAN terhadap pembaruan. "Ti- dak memerlukan terlalu banyak upaya meyakinkan bagi nelayan biasa untuk mencoba metoda ba- Karena itu tidak mengherankan bahwa ASEAN terus mendomi- nasi dunia dalam operasi budidaya air berukuran kecil. (DNI) Kasus pemutusan hubungan kerja (UU No. 12 tahun 1964) pada tahun 1988 sebesar 1.546 kasus melibatkan 13.688 orang, sedang- kan tahun 1987:3.576 kasus meli- batkan 16.243 orang. Dengan de- mikian jumlah kasus phk menurun 57%. Dilihat dari jumlah tenaga kerja maka jumlah yang di p.h.k. turun 15,7% atau 2.555 orang. Penyebab kasus p.h.k. karena alas- Penyebab kasus pemogokan kare- na tuntutan kenaikan upah. II. Kesejahteraan Tenaga Kerja 1). Peningkatan kesejahteraan te- naga kerja, dilakukan antara lain melalui pengendalian upah. Penetapan Upah Pokok Mini- mum tahun 1988 sebanyak 78 buah, terdiri dari 3 buah upah regional, 4 sektor dan 71 pene- tapan sub sektoral. Dibanding tahun 1987 jumlah penetapan menurun 35%, namun secara akumulatif jumlah Penetap- an Upah Minimum telah menca- pai 27 Regional (termasuk P. Ba- tam), 65 sektoral dan 607 subsek- toral. Upah Pokok Minimum Re- gional terendah di Nusa Tenggara Barat sebesar Rp 650,- per hari, yang tertinggi adalah Rp 1,865,- untuk Riau khusus P. Batam sebe- sar Rp 2.450,- per hari. Sedangkan Upah Sektoral, yang tertinggi adalah sektor Bangunan di Timor Timur sebesar Rp 3.500,- Halaman VI Kegiatan serupa juga dilaku- kan pada tahun 1987 di 250 perusahaan mencakup 250 orang pelatih KB dan 500 orang tenaga motivator. III. Komisi dan Lingkungan Kerja dan Pengawasan Ketenagakerjaan 1). Dibidang Keselamatan Kerja selama tahun 1988 tercatat ka- sus kecelakaan kerja sebanyak 7.648 kasus yang berarti turun 986 kasus 11% dibanding tahun 1987 (8.634). Dari jumlah ka- sus tersebut telah diselesaikan sebanyak 6.991 kasus (91%) de- ngan penetapan tunjangan sebe- sar Rp 1,64 milyard. Sedang- kan tahun 1987 jumlah tunjang- an sebesar Rp 1,96 milyard. 2). Kasus kebakaran yang dipan- tau selama tahun 1988 ini se- banyak 91 kasus dengan kerugi- an sebesar Rp 27.803.000.- 000,-. Sedangkan tahun lalu 84 kasus dengan kerugian lebih besar yakni Rp 28.557.000.- 000,-. Kasus yang terjadi me- ningkat sekitar Rp 754.000.- 000,-. 3). Penarikan Retribusi bidang ke- selamatan retribusi pada tahun 1988 mencapai Rp 813.339.- 187,15 merupakan peningkat- an yang cukup besar yakni Rp 232.464.125,-(74%) dari tahun 1987 sebesar Rp 314.972.299,-. 4). Dalam rangka pemeliharaan dan peningkatan derajat kese- hatan dan penyerasian tenaga kerja terhadap teknologi dan pekerjaannya, selama tahun 1988 telah dilatih dokter peru- sahaan sebanyak 165 orang, paramedis 73 orang, tehnisi 25 orang dan manajer 30 orang. Sedangkan perusahaan yang mendapat pelayanan hiperkes Lihat Halaman XI Jangan Dilewatkan Galak tapi........... YA, memang pejabat-pejabat DEPARPOSTEL semua- nya "galak" karena tugasnya memang menggalakkan pari- wisata. Ya, semua dapat meraba kalau Indonesia betul getol mempromosikan pariwisata habis-habisan. Di- asumsikan akhir Pelita V, 2½ sampai 3½ juta wisatawan bule, kuning, hitam akan membludak datang. tul- SEKARANG rame dibicarakan supaya pariwisata Indo- ne sia benar-benar galak. Banyak yang galak berbicara biarpun dulu-dulunya tidak pernah tentang subyek langka ini. Ada yang menyebut pariwisata primadona nya segala urusan. Ya, urusan jalan-jalan dengan pesawat, kereta api atau bus. Ya, urusan makan-makan steak, sukiyaki, sate, ayam goreng dll. Ya, urusan tidur di hotel, motel, bungalow, homestay etc., etc. Di samping juga kegiatan tambahan, pijat, diskotik, private guide, night life, kencan sembunyi- sembunyi dan 1001 macam kegiatan. Kreatif, menarik, mempesona, mengagumkan! Tidak jarang dengan ulah yang kelewat menimbulkan dampak negatif. Pokoknya rame-rame menggalakkan pariwisata menurut versi masing- masing. SEGALA kesempatan dipergunakan supaya pariwisata betul-betul "galak" lewat seminar, diskusi, dengar penda- pat, pengarahan, instruksi dsbnya. Pakar-pakar dan peng- amat pariwisata baru muncul dengan uraian, pembahasan dan tulisan yang semuanya memberi kesan: "Potensi pari- wisata Indonesia terbesar di dunia dengan kebudayaan tinggi tak kalah dengan luar negeri dan kita terkenal paling ramah. Pariwisata berpeluang menjadi primadona pengha- sil devisa non-migas." UJANG penjual buah-buahan di kawasan Puncak tahu menyambut wisatawan secara baik-baik. Wayan Keren di Ubud jebolan SD fasih berbahasa Inggris tahu menghandle bule-bule hipies. Ucok sopir taksi Ibukota tahu bagaimana menumpang bule satu-satunya dia peras. Kelompok pen- copet, "Choungeq Gang" beroperasi di jalur jalan protokol tahu bagaimana ngerjain turis-turis bule, kuning, sampai yang dicopet berucap "The Indonesian pickpocket, fantas- tic!" Nancy, pemimpin jaringan wanita penghibur tahu persis teknik merayu dan kencan dengan tamu-tamu inter- nasional maupun domestik sampai-sampai sang wisata- wan kebobolan dompet isi sekian dolar, arloji, kamera, dibawa kabur habis kencan. DALAM angket yang diedarkan, wisatawan menulis Air minum di berbagai tempat tidak sehat. Sanitasi Indonesia jauh di bawah standar. Guide-guide tidak menguasai bahasa asing secara baik, tidak dapat menjelaskan secara rinci obyek-obyek wisata. Para petugas bandara dan obyek wisata tidak seramah yang diharapkan. Masyarakat di berbagai daerah tujuan wisata tidak memberi kesan sang wisata di-welcome. Malah ada wisatawan bule dibuntuti dan diplototi. Belum lagi sekelompok oknum tidak bertang- gung jawab merusak obyek wisata dan lingkungan hidup. MARNI, Eddy, Trisno, Asril, Andy dan kawan-kawan tergabung dalam kelompok "Wisata Remaja" membuat kesimpulan: 1. Penggalakan pariwisata semestinya dimulai dan membangkitkan kesadaran para pejabat terkait de- ngan sektor pariwisata, 2. Para guru dan pendidik seyogia- nya memahami manfaat dan dampak pariwisata untuk diteruskan kepada anak didik. 3. Pemimpin masyarakat formal dan non-formal harus tampil dengan penalaran yang obyektif untung ruginya Indonesia menggalakkan pariwisata dalam era pembangunan ini. MENURUT Mami cs, penggalakan pariwisata jangan dika kukan terburu-buru walaupun upaya kita habis-habis- an. Nyoman