Arsip
Halaman Artikel
Creative Commons License

Jika anda mendapati gambar tidak sesuai dengan spesifikasi data (salah tanggal dan atau salah penomoran halaman), posisi gambar landscape, satu gambar terdapat dua halaman, kualitas gambar kabur, anda bisa melaporkan data tersebut agar segera diperbaiki dengan menekan tombol laporkan.

Kata Kunci Pencarian:

Nama: Analisa
Tipe: Koran
Tanggal: 1997-11-05
Halaman: 06

Konten


Rabu, 5 Nopember 1997 DAERAH ISTIMEWA ACEH Aceh Bebas Buta Huruf pada Tahun 2000 Banda Aceh, (Analisa). lita VI di Aceh masih terdapat 142.498 orang yang masih buta Kanwil Depdikbud Aceh menargetkan, aksara. Mereka umumnya ber- usia 10-44 tahun. dalam tempo tiga tahun tidak ada lagi pendu- duk Aceh yang buta aksara. Kendati dalam tahun 1997 ini masih terdapat sekitar 71.155 orang yang belum melek huruf. Paling lambat tahun 2000 Aceh akan bebas buta huruf, ka- ta Kepala Bidang Pendidikan Masyarakat (Dikmas). Kanwil Depdikbud Aceh, Drs.Hasyim Daud kepada "Analisa" di kan- tornya, Selasa (4/11). Menurutnya, hingga saat ini penduduk Aceh yang masih buta huruf (aksara) sebanyak 71.155 orang. Dia mengakui, angka ini me- mang masih relatif banyak. Bah- kan menjadi tantangan bagi ins- tansinya, apakah dalam tempo tiga tahun bisa dihapuskan. "Masalah penuntasan buta aksara itu sudah menjadi tang- gungjawab kami", tegas Ha- syim. KERJA KERAS Karena itu, lanjutnya, dalam tempo tiga tahun pihaknya ter- paksa bekerja keras untuk me- Kutacane, (Analisa). Serangan AIDS mengakibat- kan menurunnya sistem kekebalan tubuh penderita, sehingga dapat mengakibatkan kematian. Sampai saat ini belum ditemukan peng obatannya. Demikian dikatakan Kepala Kantor BKKBN Aceh Tenggara dalam ceramahnya di hadapan para anggota ABRI dan masyara- kat yang sedang melaksanakan ABRI Masuk Desa Manunggal ke 56 di Desa Lawe Kongkir/Kubu, baru-baru ini. Ia juga menguraikan bahwa AIDS adalah salah satu penyakit menular, yang disebabkan antara lain terjadinya hubungan badan antara penderita AIDS dengan orang yang belum terserang. Karena itu, ia minta agar Serangan AIDS Akibatkan Kematian Langsa, (Analisa). Para nelayan di Idi Rayeuk, Aceh Timur berharap agar dinas terkait meninjau ulang pengutip an retribusi tong ikan yang men- capai Rp. 6.000/tong. Sedangkan di tempat lain hanya Rp. 3.000. Ketua Badan Keselamatan dan Kesejahteraan Nelayan (Bakkan) yaitu sebuah organisasi nelayan lokal, Musthafa kepada "Analisa" mengatakan, pengutipan retribusi sebesar itu cukup memberatkan dan terkesan diskriminatif. Terhadap keberatan tersebut, Musthafa mengaku sudah pernah menyampaikannya kepada se- jumlah instansi terkait, baik secara tertulis mau pun secara langsung. Namun hingga kini, menurut Musthafa rasa keberatan yang disampaikan tersebut belum membuahkan hasil. Keluhan lain yang juga menu rut Musthafa cukup memberatkan nelayan setempat ialah semakin merajalelanya pukat trawl yang menguras hasil laut hingga tepian pantai dan semakin dangkalnya muara Krueng (Sungai) Idi. Dua masalah terakhir ini, kata nya cukup memperkecil hasil melaut para nelayan. Dikatakan, akibat ulah pukat trawl, para nelayan semakin kehabisan lahan dan hasil tangkapan. Sementara akibat dangkalnya muara sungai, untuk mengangkut hasil tangkapan para nelayan terpaksa mengeluarkan ongkos langsir ke tempat pen- jualan sebesar Rp. 6.000/tong. Kepala Dinas Perikanan Aceh Timur, Ir. Zulkifli AG tak berhasil ditemui "Analisa", pekan lalu karena yang bersangkutan kata la mengusap kening Musna. Sangat panas. "Panggil dukun", usul Siti Rohani dengan mata sabak (sa- bak, mendung, wajah dengan air mata hampir meleleh). "Siapa yang memanggil keti- ka hari seperti ini? Tempat du- kun jauh, di sawah seberang. sana". Hujan di luar tidak juga ber kurang. "Apa akal ?" tanya Siti Ro- hani tak lagi menahan air mata nya. nuntaskannya. Dia berharap masalah buta aksara di Aceh dapat segera di- tuntaskan. Pada saat itu anaknya tidak lagi mengigau, tetapi terlihat fi- siknya amat lemah. Sehubungan dengan itu pi- haknya akan bekerjasama de- ngan instansi terkait, khususnya Pemda Aceh. "Sudah kau beri makan ?" "Musna tak mau. Bubur pun Kalau tidak, katanya, target menuntaskan buta aksara pada tahun 2000 tidak akan jadi ke- nyataan. Mengutip keterangan Kanwil Depdikbud Aceh, Kabid Dik- mas itu mengatakan, masalah buta aksara memang menjadi tugas pokok instansinya. Jumlah penduduk yang ma- sih buta huruf itu merupakan si- sa dari program tahun anggaran 1996/1997 sebanyak 50.100 orang yang tersebar di berbagai daerah tingkat II. Diungkapkan, pada awal Pe- seluruh masyarakat hanya berhu- bungan dengan pasangan tetap nya. Penularan juga dapat terjadi dengan penggunaan alat suntik orang yang telah tertular, melalui sikat gigi penderita, donor darah, anak yang berada di dalam kan- dungan penderita dan lain-lain. Benteng yang terbaik meng- hindari serangan penyakit AIDS itu adalah melalui pengamalan ajaran agama. Sebab tidak ada satu agamapun yang memboleh- kan hubungan badan antara pa- sangan yang tidak terikat tali perkawinan. Sedangkan hubungan sosial seperti bersalaman dan duduk berdekatan dengan penderita AIDS tidak akan dapat menular kan penyakit itu. (az). Nelayan Idi Rayeuk Minta Retribusi Tong Ikan Ditinjau nya ke Banda Aceh. Namun sumber resmi di tem- pat ini membenarkan kutipan retribusi tong ikan di Idi ada yang sampai Rp. 6.000/tong dengan dua karcis TPR. menyebutkan, jumlah nelayan di Idi tidak kurang dari 2.000 kepala keluarga. Jumlah armada yang ada armada pancing dan pukat biasa sekitar 100 unit. Sementara armada yang bertonase 20 ton ada sebanyak 200 unit. Ini belum ter- masuk prau yang bermesin kecil. Pengutipan TPR sebesar itu di sebabkan tong milik sebagian ne layan di tempat itu jauh lebih besar atau rata-rata dua kali dari tong ikan di tempat lain yang ber- volume 100 Kg. Itu memang su dah merupakan keputusan resmi, katanya. Menyinggung dangkalnya muara Krueng Idi, sumber ini juga menyatakan keprihatinannya dan hal itu juga sudah disam- paikan ke atasan agar bisa di keruk. Sedangkan menyangkut pukat trawl, sumber ini menolak untuk memberikan komentar, karena komentar dan protes apa pun yang dilakukan nelayan, toh ar mada trawl jalan terus. Data yang ada di Bakkan Musthafa "Suruh Marwan memanggil dukun", ujar Idris. "Apa mungkin?" tanya Siti Rohani. "Dalam keadaan seperti ini tak ada yang tidak mungkin. Kalau terlambat, barangkali anak ini hilang". Siti Rohani terpekik mende- ngar perkataan itu. Ia tidak da- pat mengendalikan dirinya. Ia merebut Musna dari pangkuan suaminya. Ia kesal, mengapa Id Gema Sebelumnya, pada tahun ang- garan 1995/1996 jumlah pendu- duk Aceh yang masih belum melek huruf telah berkurang se- banyak 37.200 orang. OLEH: DARMAN MOENIR - 13- Sehingga pada awal tahun kemudian Pemda Aceh melalui Kanwil Depdikbud telah mem- programkan sebanyak 105.228 orang yang masih buta aksara Sayangnya, kata Hasyim Da- ud, program penuntasan buta huruf itu tidak mendapat duku- ngan, karena pada tahun itu ter- jadi penambahan angka buta hu- ruf sebanyak 15.927 orang. Sehingga angka itu pada ta- hun 1996 bertambah menjadi 121.255 orang, katanya. Angka itu bertahan selama satu tahun saja, karena pada saat yang bersamaan, Bidang Dik- mas dengan bekerja keras dapat menuntaskan sebanyak 50.100 orang buta aksara melalui pro- gram yang melibatkan daerah tingkat II di Aceh. EFEKTIF Program kerjasama antara Kanwil Depdikbud dengan dae- rah tingkat II itu kelihatannya sangat efektif dan dapat menu- runkan angka buta huruf. Karenanya, Bidang Dikmas akan tetap melibatkan tingkat II dalam program menuntaskan masalah buta huruf hingga tahun 2000. Menurut Hasyim Daud, sesu- ai dengan petunjuk Gubernur Aceh, program pemberantasan buta huruf di daerah ini merupa- kan program berkelanjutan dan memerlukan dana cukup besar. Untuk itu Pemda Aceh dan Kanwil Depdikbud akan mela- kukan kerjasama yang lebih erat lagi dalam memberantas buta aksara. "Karena ini program Pemda dan Kanwil, saya minta agar aparat Kanwil Depdikbud Aceh hingga ke desa-desa dapat mem- bantu program ini", pinta Ha- syim. Mengingat penuntasan buta aksara yang ditargetkan Pemda tidak". Untuk ke lokasi makam terse but harus berjalan kaki selama 3-5 ris tak mau memanggil dukun. Ia lebih kesal lagi, suaminya menyuruh Marwan. Padahal da "Marni, Marni, ambil air ngau dukun itu alangkah jauh- minum". nya ! "Beri air minum", perintah Idris tegas. "Ya, Ayah", sahut anak itu lembut. Sementara hasil tangkapan para nelayan rata-rata setiap harinya sekitar 200 sampai 250 tong. Demikian ketua Bakkan, Musthafa. (soe) Kalau tidak segera dipugar atau dipindahkan dikuatirkan makam pahlawan nasional ini akan lenyap dibawa arus sungai, kata anggota DPRD Aceh Utara T Akmaruddin kepada Analisa, Jum'at (31/10). Kondisi makam wanita yang gugur di medan juang 25 Oktober 1910 itu dilaporkan salah seorang pencari rotan di kawasan peda laman tersebut kepada pihak keluarganya T Akmaruddin bebe rapa waktu lalu. Menurutnya, untuk menyela matkan dari erosi sungai, makam Cut Meutia perlu segera dipugar dipindah ke lokasi tempat beliau gugur atau dipindahkan ke lokasi rumahnya di Desa Mesjid, Ma tangkuli. "Marwan !" tegas Idris. "Panggil dukun", "Apa, Ayah ?" tanya Mar- wan tak mendengar perintah ayahnya. "Kau pekak, he?" Idris ke sal. "Panggil dukun. Adik kau sakit. Paham ?" bentak Idris. Ia kurang dapat mengendali- kan perasaannya.. "Takut, Ayah". "Apa yang kau takutkan? Tak ada orang makan orang di sana". "Hujan, Ayah". "Pakai tudung bentan. Cepat kembali!" Marwan diancam dua perasa an takut: perintah ayahnya, dan tempat yang harus ia tempuh. "Nak, pergilah", kata Siti Rohani lembut. "Ayah", sebut Marwan hampa. "Di hari biasa kau berani main-main ke sana. Sekarang takut. Apa yang kau takut- kan?" desak Idris. Makam Cut Meutia Nyaris Hanyut Lhokseumawe, (Analisa).- Makam Srikandi Cut Meutia di hulu Krueng Peutoe Kecamatan Lhoksukon Aceh Utara sekitar 30 km arah selatan Cot Girek kini nyaris dibawa arus sungai akibat erosi berat. Dengan hati yang tak menen- tu Marwan kecil beranjak dari keterpakuannya. Dan dengan ta ngis yang tak dapat disuruhkan ia mengambil tudung bentan yang disodorkan kakaknya. selama tiga tahun, Bidang Dik- mas akan tetap menggalakkan program paket A dan B serta program penunjang lainnya yang dapat meningkatkan minat baca kaum buta aksara di desa hingga ke kota. Sebelum melangkah ia terle- bih dahulu menatap wajah ibu- nya, memohon restu. Ibunya membalasnya dengan linangan Dikatakan, dalam peringatan Hari Aksara Internasional ke- 32 yang diselenggarakan di Aceh Tengah pekan lalu, masa- lah buta aksara ini menjadi pro- gram penting bagi Pemda Aceh. Gubernur Aceh, Syamsuddin Mahmud telah mencanangkan, masalah buta aksara di daerah ini harus dapat dituntaskan pada tahun 2000. Setelah itu diharap tidak ada lagi masyarakat Aceh yang buta huruf. "Saya yakin, jika kita melak- sanakannya dengan sungguh- sungguh, masalah ini akan bisa dituntaskan", kata Hasyim. Sementara pada puncak Hari Aksara Internasional di Take- ngon, Gubernur Aceh, Syam- suddin Mahmud mengatakan, program pembangunan, yaitu mencerdaskan kehidupan bang- sa, tidak akan terwujud jika di antara masyarakat masih ada yang buta aksara. Hanya dengan membaca se- seorang dapat menerima infor- masi, memperdalam ilmu dan meningkatkan kecerdasan. Selanjutnya dapat mening- katkan kualitas hidup. Bahkan dengan pengetahuan manusia dapat membangun kebudayaan dan peradaban, katanya. (erh/ ts). I Tapaktuan, (Analisa). Pembantu Gubernur Wilayah III, TM.Yusuf SH baru-baru ini membuka Pameran Pemba- ngunan dan Industri (PPI) kat Kabupaten Aceh Tengah. Kegiatan dipusatkan di lapa- ngan bolakaki Trieng Meuduro Kecamatan Sawang, sekitar 30 kilometer sebelah barat Tapak- tuan. Pembukaan ditandai dengan pemukulan bedug dan penggun- tingan pita oleh Pembantu Gu- bernur serta Ketua Dharma Wa- nita Aceh Selatan Ny.Tuti Indra- wati MS.Subki. Pembantu Gubernur dalam sambutannya mengatakan, pem- bangunan yang sudah dicapai sekarang adalah wujud dari pe- ran serta seluruh masyarakat. Karena itu agar lebih berha- silnya pembangunan yang dilak- sanakan pemerintah sekarang ini, hendaknya peran serta ma- syarakat lebih ditingkatkan lagi. *** PPI yang diselenggarakan se- tiap tahun ini merupakan salah hasil-hasil pembangunan yang satu wahana mengetengahkan sudah dicapai. Sedang data pemakaian (den- sitas) telepon di daerah ini terus meningkat. Pada 1993 pemakai telepon hanya 0,66 persen dari 100 pen- duduk. Angka ini terus mening- kat, menurut data per Septem- ber 1997 jumlahnya mencapai 1,69 orang per 100 penduduk. Sedangkan warung teleko- munikasi (Wartel), dari 49 buah PPI 1997 Aceh Selatan Dibuka "Kita berharap melalui pame- ran seperti ini masyarakat dapat terdorong untuk berpartisipasi hari dengan menempuh medan yang cukup sulit. "Alangkah baik nya jika Pemda memindahkan sa- ja makam Cut Meutia ke Desa Mesjid Matangkuli berdekatan dengan rumah peninggalannya, kata Akmaruddin. Dia menyebutkan, sekitar 10 tahun lalu ada tim dari Depsos pernah merencanakan pemin- dahan makam wanita Aceh ini ke lokasi yang lebih dekat. Hal itu sudah mendapat persetujuan dari pihak keluarga. "Bahkan saya dan almarhum T Djohan Raja Sabi (cucu Cut Meutia) sudah menanda tangani surat persetujuan agar makam yang terletak di lereng bukit itu dapat segera dipindahkan," kata nya. Namun, ketika itu belum men- dapat persetujuan DPRD setem- pat, karena dikuatirkan nilai-nilai sejarahnya tidak asli lagi. Pada prinsipnya dewan sepakat makam Cut Meutia dipugar saja, tapi hingga sekarang tidak ada realisasi pemugarannya, jelas Akmaruddin. (bay) air mata. Hujan pun seperti ikut berduka. DENGAN perasaan keka- nak-kanakan yang begitu polos, Marwan berjalan di antara han- taman hujan lebat. Ia berjalan dengan hati berdebar. Ia meng- anggap alam serba menakut- kan. Tak seorang pun ia jumpa di jalanan. ANALISA Di Aceh Terdapat 50.765 Pelanggan Telepon Di penurunan menjelang sam pai di sungai ia berhenti. Ia ingin berbalik pulang. Ia tiba- tiba dicekam perasaan ganjil yang tidak ia pahami sedikit pun. Kecuali bulu romanya ber- diri, ia pun tidak mempunyai perasaan yang pasti. Kembali pulang ia tak berani. Banda Aceh, (Analisa). Di Aceh terdapat 50.765 pe- langgan telepon dengan kapasi- tas sentral yang tersedia 74.764 satuan sambungan telepon (SST). Sementara telepon umum co- in 402 unit, telepon umum kartu 200, telepon umum multi coin 218 dan kamar telepon umum 125. Demikian penjelasan Kakan- datel Banda Aceh, Ir.M.Sultho- nul Arifin kepada 67 anggota DPRD Banda Aceh, Aceh Barat dan Aceh Selatan yang menga- dakan kunjungan ke Kandatel tersebut, Sabtu (1/11). Kadit Sospol Aceh, Kolonel Inf.H.MDjamil selaklu pimpi- nan rombongan dalam kesempa- tan itu menjelaskan, kunjungan wakil rakyat itu adalah untuk mengenal lebih dekat peranan dan aktifitas Kandatel Banda Aceh selaku perusahaan penye- dia fasilitas telepon. Kunjungan ini juga sebagai bagian dari orientasi pembeka- lan tugas anggota DPRD tingkat II yang dilaksanakan Pemda Aceh, kata ketua panitia orien- tasi tersebut didampingi wakil- nya, Drs.Hasby Sulaiman. Dari jumlah pelanggan terse- but, lanjut Sulthonul, 7.927 ada- lah kalangan bisnis, 42.575 pe- langgan perumahan/residensial dan 263 kelompok sosial. Menurutnya, selalma tahun 1997 hingga September, telepon yang berhasil dipasarkan men- capai 8.211 SST. lebih besar lagi terhadap pemba- ngunan, khususnya pembangu- nan daerah", katanya. PPI 1997 di Aceh Selatan dalam rangka Hapsak, Sumpah Pemuda/Hari Pemuda dan Hari Pahlawan ini, diikuti 50 unit ker- ja, dinas/instansi, organisasi dan BUMD setempat. Menurut ketua panitianya, Drs.Said Murthada Sasra yang juga Kakandeppen Aceh Sela- tan, pameran kali ini selain me- nampilkan materi pembangunan melalui barang dan visualisasi (reportase), juga melalui elek- tronik (TV) serta dimeriahkan kesenian tradisional. (m). Lhokseumawe, (Analisa). Ribuan hektar lahan tidur dan lahan gambut yang selama ini ter- lantar di Aceh Utara, akan di- manfaatkan untuk areal tanaman hortikultura. Kepala Dinas Pertanian Ta- naman Pangan Aceh Utara Ir. Syukri A.Gani kepada Analisa Kamis (22/10) membenarkan la- han terlantar itu kini akan diman faatkan. Untuk tahap pertama sebagai proyek percontohan akan kita bu- ka di daerah Kecamatan Tanah Jambo Aye, kata Syukri. Menurutnya, pemanfaatan la- han untuk tanaman holtikultura di Aceh Utara masih belum begi- tu membudaya didalam masyara- kat kita, untuk itulah program ini kita wujudkan, guna menarik mi- nat masyarakat agar lahan yang ada jangan dibiarkan terlantar be- gitu saja, katanya. Di beberapa tempat di Aceh Utara memang telah ada petani yang berhasil dengan tanaman rambutannya, durian maupun je- diikuti oleh masyarakat lainnya, ruk. Tetapi keberhasilan itu tidak jelas Syukri. Keberhasilan Pawang Noh de- ngan tanaman rambutan dan du- rian, tetlah mengantarkan dia ke Istana Negara, bahkan lebih dari itu telah mampu meningkatkan ke sejahteraan keluarganya. Demikian pula Keuchik Amin di Jeunieb, ia berhasil dalam usa- hanya membuka kebun jeruk, te- tapi sayangnya jeruk itu sedikit agak masam. Namun keberhasil- annya telah diakui oleh gubernur oleh ranting dan dahan kayu yang hanyut dari hulu. Terpaku beberapa jenak, ia kemudian berpegang pada akar yang menyumbul dari salah sa- tu tebing dan dengan hati-hati ia melompat ke sebuah batu be- sar yang menonjol di permu- kaan air. Kalau saja ia tidak berpijak dengan kukuh mungkin ia ha- nyut. Tetapi ia masih bisa me- langkah ke batu lain dan sete- lah beberapa langkah ia sampai di seberang. Ia kelihatan lega. "Kalau aku mengambil jalan lebih dekat tentu aku cepat sam- pai", pikir Marwan meman- dang pendakian yang rimbun oleh semak. Ia pun menempuh jalan itu, jalan yang biasa digunakan pe tani. Ia tak mengerti penyakit adiknya. Tapi ia amat takut ke- pada ayahnya. Kalau balik ke rumah tanpa membawa dukun, tentu ia kena damprat dan gada. Pada akhirnya setelah rasa ta- kut terhadap ayahnya sampai di puncak kengeriannya, Marwan pun melanjutkan perjalanan. Pakaiannya basah kuyup. Tu- dung bentan yang ia pakai tidak banyak membantu, kecuali un- tuk bagian kepalanya. Ia berjalan hati-hati, melang- kahi penurunan yang licin dan berbatu. Di kiri kanannya tete- san air yang jatuh dari keka- yuan tidak ia perhatikan. Dan di penyeberangan di sungai ia membayang di wajahnya. nyaris putus asa. Di samping aliran air lebih besar daripada yang biasa, sungai itu penuh "Wak Dukun orang baik", pikir Marwan pula, berusaha berjalan lebih cepat. la tapaki pematang demi pe- matang di persawahan yang ber- padi menguning itu. Padi itu tak subur dan tak berbuah bernas. Dalam keseorangdiriannya ia langsung memilih pematang mana yang mesti ditempuh. Daerah itu memang tempat yang sering ia kunjungi untuk bermain, berlayang-layang atau menyaksikan orang berpacu sa- pi. Namun demikian, kega- mangan berjalan seorang diri dalam hujan yang masih lebat tercatat 47 Wartel potensial, dua lainnya dikelola PT.Telkom. Wartel itu memiliki 274 pesawat telepon swalayan, 36 man dan 20 gentek. Lahan Tidur dan Gambut akan Difungsikan (Bersambung) Sulthonul yang dalam ke- sempatan itu didampingi Kadin Sentradaya, Ir.Ageng Hari M, Kadin Ophar Akpel, Ir.Firdaus Amzan, kadin Pemasaran, Drs. Amril dan Kabag SDM, Drs. Dirwandi juga menyebutkan, jumlah karyawan yang bertugas di jajaran Kandatel mencapai 365 orang. Selebihnya tersebar di sejum- lah Kancatel seperti 18 di Kanca- tel Sabang, 19 Jantho, 32 di Sigli, 47 di Meulaboh dan 47 di Kanca- tel Tapaktuan. Menurut Sulthonul, sembilan staf dan tujuh orang pada level manajemen kini mengikuti pen- didikan. Sedang jumlah karyawan Telkom se-Aceh kini mencapai 666 orang, masing-masing 162 bertugas di jajaran Kandatel Lhokseumawe, 122 di Langsa dan 17 diperbantukan pada Kan- datel Kabanjahe. Pada kesempatan itu anggota dewan mengucapkan selamat atas keberhasilan Kandatel Ban- da Aceh sebagai Kandatel perta- madi Asia Tenggara yang mera- ih sertifikat ISO-9002. Kandatel ini juga menerima penghargaan Menparpostel ka- rena yang pertama mengirim angka Pemilu 1997 sebanyak 100 persen. (pat). Takengon, (Analisa). Dua puluh penderita penyakit Katarak yang terdaftar di Dinas Kesehatan Aceh Tengah, dalam waktu dekat akan menjalani ope- rasi secara gratis. Operasi dilaksanakan beker- jasama dengan Perhimpunan Dokter Ahli Mata-Indonesia (Perdami), kata Kadis Aceh Tengah, dr. H.Nazmil Fuad Ha- rahap kepada pers di Takengon, Senin (3/11). Menurut Fuad, kegiatan yang direncanakan berlangsung 16 sampai 22 Nopember 1997 itu merupakan rangkaian Safari Ka- tarak di daerah pegunungan ini. Operasi Katarak di Aceh Tengah gota Perdami dari RSU Cipto Mangunkusumo Jakarta dan operasi yang dilakukan murni bersifat bakti sosial, tanpa diku- tip bayaran apapun. Diharapkan sedikitnya peng- operasian tersebut dapat menca- pai sasaran 75 penderita Buta Katarak, meskipun hingga saat ini baru 20 orang yang terdaftar. Untuk itu, pihaknya meng- himbau masyarakat penderita katarak untuk segera memerik- sakan diri ke Puskesmas terdekat agar dapat dioperasi. Apalagi pelaksanaan Safari Katarak ini menghadirkan ang- Analisa/san BANTUAN DANREM: Sebanyak 20 hand tractor (traktor tangan) bantuan Danrem 011/LW, Kolonel Inf.Dasiri Musnar ketika diserahkan kepada masyarakat Kecamatan Kuta Makmur Kabupaten Aceh Utara baru-baru ini. Realisasi Penerimaan PBB di Aceh Baru Rp. 36,4 Milyar Banda Aceh, (Analisa). Realisasi penerimaan PBB di Aceh hingga minggu keempat Oktober 1997 baru mencapai Rp. 36,4 milyar (43 persen) dari target Rp. 74,7 milyar. TOYOTA Jumlah tersebut dihimpun da- ri 10 daerah tingkat II se-Aceh. Daerah yang paling menonjol menghimpunnya adalah Sabang (73 persen) dan Pidie (63 persen. Khusus PBB di sektor SKB (pedesaan dan perkantoran) ke- adaannya masih cukup mempri- *Jangka kredit 1 tahun. Direncanakan selain di Aceh Tengah, kegiatan yang sama ju- ga akan dilaksanakan di enam kabupaten Aceh lainnya, dengan target keseluruhan 395 pasien. Keenam kabupaten yang menjadi sasaran adalah Aceh Barat, Pidie, Aceh Utara, Aceh Timur, Aceh Tenggara dan Aceh Selatan. Namun tidak dirinci waktu pelaksanaannya. Fuad menambahkan, bakti sosial ini dimaksudkan sebagai upaya untuk menurunkan angka penderita buta katarak. Pantauan "Analisa" di Aceh Tengah, sudah beberapa kali di- adakan bakti sosial operasi ka- tarak, baik dari Golkar maupun Korem-011/Lilawangsa serta Oleh karenanya wajar kalau Safari Katarak kali ini mendapat dukungan dan partisipasi dari selur lapisan masyarakat. Penyebaran informasi Safari Katarak di daerah pegunungan itu dilakukan melalui puskes- Aceh Syamsuddin Mahmud, dan pak Gubernur sering singgah di kebun jeruk itu kalau ia kun- jungan kerja ke Aceh Utara kata mas, mimbar mesjid dan lain- Syukri A.Gani. (san) 1521A ebitw nya. (ts). lainnya. Penderita yang dioperasi, mayoritas sudah bebas dari pe- nyakit tersebut dan dapat melihat dengan jelas. 55 26 24 53 22 51 Mumpung 20 57 28.59 30 49 13 11 10 18 07 Istinad 14 hatinkan. Dari rencana penerimaan Rp. 3,8 milyar, baru tercapai Rp. 1,1 milyar (31 persen). Daerah yang menonjol adalah Aceh Tengah (50 persen) dan Kodya Banda Aceh (44 persen). Demikian penjelasan Ketua Tim Intensifikasi PBB Aceh, Malik Ridwan Badai SH didam- pingi wakilnya, Drs. Sumarno, MSi kepada wartawan, Selasa (4/11) di ruang rapat Kepala Kantor PBB Banda Aceh. GEBRAKAN 98 Melihat penerimaan yang memprihatinkan itu, melalui In- gub No.10/Instr/1997 tentang pelaksanaan Pekan Panutan Pembayaran PBB dan Bulan Bakti Pelunasan PBB menye- babkan Pemda Aceh lewat Tim Intensifikasi PBB melakukan gebrakan. Dalam instruksi tersebut, wa- likota/bupati, Sekwilda tingkat II, Kadispenda, Kantor Pelaya- nan PBB di Aceh wajib melak- sanakan kordinasi guna pelak- sanaan kegiatan dimaksud di wi- layah masing-masing, kata Ma- lik. Tujuannya untuk menum- buhkan kesadaran masyarakat membayar PBB. Selain itu menumbuhkan se- mangat keteladanan aparat, pe- jabat, para pemimpin baik for- mal maupun non formal dalam hal ketaatan pada peraturan, ter- masuk ketaatan membayar PBB dan lebih mengkondisikan ke- mantapan pelaksanaan otonomi daerah. Berkenaan dengan instruksi gubernur itu, Malik mengimbau seluruh masyarakat untuk me- nyukseskan kegiatan Pekan Pa- nutan Pembayaran PBB dan Bu- lan Bakti Pelunasan PBB. PBB akan digunakan untuk biaya pembangunan daerah. Ka- rena itu, Malik minta agar mem- bayar PBB sebelum jatuh tempo, sehingga tidak terkena denda, sita dan lelang. 2 16 45 14 33 4 4312 35 41 SM 6 37 8 BO 10 39 Halaman 7 SANKSI Mulai tahun ini Tim Intensi- fikasi PBB tingkat I dan II be- serta jajaran Dirjen Pajak segera menerapkan sanksi penagihan aktif sampai pada sita dan lelang. Sanksi tersebut terutama bagi wajib pajak besar di sektor per- kotaan, perkebunan dan perhu- tanan. Bila terdapat hal-hal yang ti- dak sesuai dalam penetapan PBB, baik menyangkut data maupun nilai jual obyek pajak atau karena ketidak-mampuan, diharap segera menghubungi Kantor Pelayanan PBB setempat untuk penyelesaian secara bijak- sana, tandas Malik. Kepala Kantor Pelayanan PBB Banda Aceh, Drs.Sumar- no,MSi dalam kesempatan itu menyebutkan, Pekan Panutan PBB berlangsung sehari antara tanggal 21 hingga 29 Nopember di setiap daerah tingkat II. Sedang masa Bulan Bakti Pe- lunasan PBB berlangsung sebu- lan, kata Sumarno yang didam- pingi Sekretaris Tim Intensifika- si, Sri Andayati dan seorang staf lainnya. Dikatakan, tahun lalu target penerimaan PBB APBN sebesar Rp. 69,7 milyar, tercapai Rp. 73 milyar (104 prsen). Daerah yang paling banyak menghimpun dana adalah Sa- bang (143,98 persen) dan yang terendah adalah Aceh Selatan (90,02 persen). Khusus PBB SKB, dari Rp. 4,1 milyar rencana penerimaan, tercapai Rp. 3,7 milyar (89 per- sen). Daerah tertinggi yang menghimpunnya Aceh Tengah (120,15 persen) dan terendah Aceh Selatan (33,78 persen). Sumarno yakin, realisasi PBB Aceh dari sektor APBN maupun SKB akan tercapai akhir Maret nanti. Bahkan bisa melampaui tar- get, karena tim akan melakukan gebrakan secara besar-besaran. (pat). % cepat ambil sedan hebat Bergegaslah, mumpung bunga 0%* dan uang muka ringan, ambil Corolla sekarang! Di jaman bunga kredit selangit, Anda beruntung bisa berhemat berjuta-juta rupiah! Inilah saat yang tepat memiliki sedan hebat! Cepat kunjungi dealer Toyota terdekat, dapatkan juga paket menarik lainnya dari Corolla. all New COROLLA beauty on the road.