Arsip
Halaman Artikel
Creative Commons License

Jika anda mendapati gambar tidak sesuai dengan spesifikasi data (salah tanggal dan atau salah penomoran halaman), posisi gambar landscape, satu gambar terdapat dua halaman, kualitas gambar kabur, anda bisa melaporkan data tersebut agar segera diperbaiki dengan menekan tombol laporkan.

Kata Kunci Pencarian:

Nama: Analisa
Tipe: Koran
Tanggal: 1997-11-05
Halaman: 11

Konten


Rabu, 5 Nopember 1997 Umar Manik si "Raja Monyet" dari Hutan Sibatuloting UMAR MANIK (40 tahun) memang tidak bisa dipisahkan dengan makhluk yang disebut monyet. namun dari hasil menjual makanan untuk para pengunjung, ternyata Umar Manik mampu menghidupi keluarganya, dian- taranya anak tertuanya duduk dibangku SMU kota Parapat dan yang nomer dua di salah satu STM Negeri di Medan. ternyata makin lama makin banyak monyet yang ingin bergabung dengan saya, dimana ketika itu diperkirakan telah men- capai 1.000 ekor lebih berkumpul di lokasi ini," katanya. Kecintaannya yang luar biasa pada makhluk tersebut menyebab kan ia kemudian dijuluki sebagai Si "Raja Monyet" dari hutan lin- dung Sibatuloting, Kabupaten Simalungun. Menurut si "Raja Monyet", tidak kurang dari 1.000 ekor monyet menjadi temannya sehari- hari. Dan dari hasil "berteman" dengan monyet, Umar Manik ter- nyata mampu memberi kehidupan bagi keluarganya yang tinggal di hutan Sibatuloting. Umar Manik, ayah enam orang anak dan suami dari seorang putri Aceh bernama, Hamidah, mulai keluar dari "kan- dangnya" di hutan Sibatuloting pada tahun 1990-an, dimana suatu lokasi strategis dipinggir jalan menuju kota turis Parapat dijadikannya "pintu masuk" dari para turis yang ingin melihat kehidupan para monyet dari ber- bagai jenis tersebut. DAMPAK negatif minuman keras selama ini makin terasakan, bagi si pemakai sendiri dan juga banyak orang lain di sekitarnya. Misalnya, pada kasus tabrakan bus di jalan tol Cakung yang me newaskan puluhan orang, adalah gara-gara sopir mabuk. Semen tara itu, sejumlah warga di dekat warung remang-remang pun me nyatakan tidak aman karena acap kali terganggu ulah para pemabuk. Untuk mengatur produksi, im- por, pengedaran, dan penjualan minuman beralkohol itu, Menteri Perindustrian dan Perdagangan Tunky Ariwibowo pada 8 Oktober 1997 mengeluarkan tiga surat ke putusan (SK). Ketiga SK Menperindag ter yakni SK Nomor 359 ten- tang pengawasan dan pengendali an produksi, impor, pengedaran, dan penjualan minuman beralko hol, SK Nomor 360 tentang tata cara pemberian surat izin usaha perdagangan minuman beralko hol, serta SK Nomor 361 tentang penunjukan distributor dan sub distributor minuman beralkohol. Dalam SK 359 Menperindag, mengelompokkan minuman ber alkohol dalam tiga golongan yakni minuman beralkohol go longan A yang berkadar 1-5 persen, golongan B berkadar 5-20 persen, dan golongan C dengan kadar 20-55 persen. Industri minuman beralkohol ketiga golongan itu wajib meme nuhi Standar Nasional Indonesia Minuman Beralkohol yang ada, di samping juga memenuhi standar mutu dan persyaratan sanitasi mi numan beralkohol yang ditetap kan Menteri Kesehatan. Dari rasa kecintaan kepada sesama makhluk tuhan, ternyata Umar Manik berhasil memba- ngun suatu lokasi wisata baru yang menarik perhatian para turis lokal maupun manca negara. "DIUSIR" PEMDA Namun keberhasilan Umar Manik mengelola objek wisata baru di Sibatuloting, ternyata menimbulkan kecemburuan di an- tara warga setempat, sehingga ada yang mengusulkan agar lokasi si "Raja Monyet" diambil alih dan dikelola sendiri oleh Dinas Pariwisata Kabupaten Simalu- ngun untuk menambah PAD Pem Walaupun kehidupannya boleh dibilang tidak sebaik kehidupan orang-orang di kota, "Saya kembali mengumpulkan 'teman-teman' monyet saya, dan Tiga SK Menperindag untuk Perangi Miras "CEWEK.....! Godain kita, dong!", Segerombolan pemuda yang mangkal di warung pinggir jalan itu bersuit-ria. "Pake batu bata, mau kagak?", teriak Winda dari seberang jalanan. Ketiga rekan- nya, Jani Deti dan Mimi cekikikan sendiri ngelihat pemuda-pemuda di seberang jalan yang pada diem sehabis mendengar teriakan Winda. "Walau saya bukan orang sekolahan, tapi seluruh anak saya harus mengecap pendidikan sekolah," katanya. Umar Manik, dahulu memang terlihat agak seram, karena penampilannya dengan rambut panjang hingga sampai dengkul, dan tato bergambar bintang di pipi kirinya sangat mendukung julukannya sebagai si "Raja Monyet". Sementara itu di depan mereka, seorang engkong yang sedang terbungkuk-bungkuk nyeberang jalanan, jadi tegak jalannya ketika keempat cewek manis en bandel itu melintas. Malahan, astaga! Sempet- sempetnya tuh engkong main mata ama Mimi yang punya lesung pipit rangkap dua itu. "Saya mulai memangkas ram- but saya yang panjang, sejak tu- juh bulan lalu, - ketika anak kami lahir perempuan, - karena selama ini saya sudah berjanji sebelum memiliki anak perempuan saya tidak akan memotong rambut saya ini," katanya. "Idih! Najis deh! Udah tua masih suka main mata", celutuk Mimi namun dengan centil mem- balas mengedipkan mata ke engkong itu yang langsung aja melepaskan tongkatnya ke jalanan. Menurut Umar Manik, ia sudah mulai menyukai monyet se- jak anak-anak, ketika ia masih tinggal di sebuah kampung ping- giran Danau Toba, setelah menikah dengan Hamidah ia sem- pat pindah-pindah tempat tinggal, namun akhirnya mereka menemu- kan ketenangan hidup dipinggiran hutan lindung Sibatuloting. "Udah deh... ama orang tua aja elo mau. Dasar geblek lo!", Jani menarik tangan Mimi me- ninggalkan engkong yang lagi sibuk nyisir rambutnya itu. Win- da dan Deti ikut berlari-lari kecil di belakang mereka. Oleh: Askan Krisna Gombal Berdasarkan SK 359, penjualan langsung untuk minuman golong an A, B, dan C hanya diizinkan untuk diminum di tempat, sedang kan pengecer minuman beralko hol golongan A, B dan C hanya diizinkan menjual secara eceran dalam kemasan. Kemudian, baik penjual.... maupun pengecer di larang menjual dan mengedarkan minuman beralkohol ketiga golongan yang isi kemasannya kurang dari 180 mil. SK itu juga menetapkan, siapa pun dilarang menjadi penjual lang sung alkohol untuk diminum di tempat minuman beralkohol golongan B dan C, kecuali di hotel berbintang 3, 4 dan 5, restoran dengan Tanda Kencana dan Talam Selaka, serta bar, termasuk pub dan klab malam, yang berlokasi di ibukota provinsi. Cerpen: Frans X.I Menperindag juga melarang sia pa pun yang menjadi pengecer minuman beralkohol golongan B dan C, kecuali toko bebas bea (Duty Free Shop). SANKSI Penjualan langsung untuk di minum minuman beralkohol go longan A, B dan C hanya diizin kan pada siang hari pukul 12:00-15:00 dan pada malam hari pukul 19:00-22:00 waktu setem- pat. Pada hari libur di luar hari raya keagamaan, waktu penjualan malam hari dapat diperpanjang maksimum dua jam. Setiap perusahaan yang melang gar ketentuan akan dikenai sanksi. Untuk perusahaan minuman ber alkohol golongan A, akan dicabut Surat Izin Usaha Perdagangan "Eeh, iya benar juga! Tadi gue lihat Pak Obet duduknya gelisah banget", Mimi menyahut. "Bener tuh! Padahal belom malam minggu, duduknya udah gelisah", Winda maju ke depan. "Bilangin dong ada apaan dengan Pak Obet! Kita-kita penasaran nih!", Jani menahan lengan Deti yang masih mau melanjutkan langkahnya. "Oke deh... gue ceritain. Begini nih, tadi sewaktu jam istirahat, gue ke kantin sekolah en beli tahu sumedang. Elo'kan tahu kalo gue ini enggak bisa makan cabe rawit, makanya daripada mubazir, tuh cabe rawit gue gosok gosok di kursi guru. Bayangkan tuh bagaimana rasanya Pak Obet!". Ketiga temannya kembali menyambut dengan cekikikan. "Yuk, makan rujak yang di sana itu!", Jani menunjuk ke sudut jalanan. Ketika rekannya hanya mengangguk, lantas mereka melangkah dengan riang ke arah tukang rujak. "Mi, lihat tuh ada cowok ganteng !", Deti menyikut Mimi yang kebetulan duduk di sam- pingnya. Sedangkan Jani dan Winda ikutan sibuk mengalihkan pandangan ke arah yang ditunjuk Deti. "Yang mana?". "Itu tuh, yang make baju ijo! Orangnya yang senyum-senyum itu! Gue paling suka ama cowok yang murah senyum", ujar Deti dengan berapi-api. Mereka menyusuri trotoar sambil terus cekikikan menarik perhatian orang-orang lain yang juga sedang melintasi jalanan itu. Terutama perhatian kaum lelaki yang enggak mungkin memung kiri manisnya keempat cewek berseragam putih abu-abu itu. "Elo semua ada ngelihat eng- gak ? Waktu Pak Obet, guru kimia kita itu, duduk di kursinya seperti supir truk yang lagi kena wasir. Wuah, gue sebenarnya udah mau ketawa, tapi gue sengaja "Kalo gitu, berarti cowok itu diem aja, biar lo orang pada penasaran," kali ini terdengar... gile dong!", cetus Jani. celotehan Deti. "Emang betul sih. Agaknya Banyaknya monyet yang ingin bergabung dengan Umar Manik, menimbulkan kebingungan bagi Manik sendiri, karena makanan dari hutan setempat tidak akan cukup untuk monyet-monyet sebanyak itu. "Hah... yang itu ? Kalau cowok yang itu sih udah gue kenal. Orangnya emang murah senyum, bahkan kadangkala kalo dia lagi duduk sendirian juga bisa senyum-senyum sendiri", Winda memandang dengan mimik lucu ke arah Deti. Itulah sebabnya Umar Manik akhirnya mengambil inisiatif membuka semacam obyek wisata yang diharapkan bisa memberikan kehidupan bagi monyet-monyet nya. Mulanya saya tidak pernah berpikir lokasi ini akan menjadi salah satu objek wisata, tetapi lama kelamaan dari mulut ke mulut berita tentang lokasi ini menyebar ke mana-mana sehingga yang datang ke sini bukan hanya turis-turis lokal tetapi juga dari mancanegara," katanya. (SIUP), untuk perusahaan minum an beralkohol golongan B dan C dicabut SIUP dan SIUP MB (Su rat Izin Usaha Perdagangan Minuman Beralkohol)-nya. Terhadap industri minuman ber alkohol, importer minuman ber alkohol, distributor, subdistri butor, toko bebas bea, pengecer, dan penjual langsung untuk diminum yang melanggar, selain pencabutan Izin Usaha Industri, SIUP, dan SIUP MB, juga dapat dikenai sanksi sesuai peraturan perundang-undangan yang ber laku. Tetapi, Wakil Ketua DPR/MPR Fatimah Achmad tidak terlalu op- timistis SK tersebut bisa berlaku efektif untuk mengantisipasi meluasnya miras di luar keten tuan. "Kebijakan itu saya kira tidak akan memiliki arti apa-apa, jika tanpa dibarengi dengan mekanis me pengawasan yang jelas serta penegakan aturan yang tegas tan pa pandang bulu", ucapnya. Soalnya, masalah minuman keras, narkotika, dan penyalah gu- naan obat-obatan terlarang saat ini sudah tampak akrab dengan masyarakat. Padahal, itu sangat berbahaya bagi kelangsungan ge nerasi muda. Fatimah, yang juga ketua DPP PDI, berpendapat bahwa SK Men perindag tersebut kurang ketat. Ia menunjuk contoh ketentuan bahwa miras berkadar alkohol tinggi hanya boleh dijual di hotel saja. "Itu kan masih membuka peluang penyalahgunaan", kata nya. "Masalahnya, anak-anak se karang, terutama yang punya duit, tidak akan kesulitan untuk membeli miras di hotel dan malah gue ada bilang kalo tuh cowok waras ?", Winda menatap nakal ke arah Deti yang udah kesal banget. "Daripada ama orang gila, bagusan ama Abang aja, Non"," tiba-tiba tukang rujak yang sedari tadi diem di samping mereka ikutan nimbrung. "Enggaklah yauw...! Gue sukanya laki-laki yang punya kumis tipis, enggak perlu yang kaya, yang penting cukup-cukup aja deh!", kilah Deti. "Lho, ya cocok toh! Abang juga berkumis, hanya aja pas kemaren lagi mandi di kali, kumis Abang hanyut kebawa arus air. Lagipula, Abang enggak kaya, cuma cukup-cukup aja", kata tukang ru- jak itu penuh semangat. Sekilas Deti menatap Abang tukang rujak itu. "Maksud gue bahwa gue suka pria yang cukup-cukup aja....adalah yang cukup buat beli mobil, cukup buat ke luar negeri, cukup buat beli rumah mewah. Yang penting biar ganteng tapi berkecukupan deh !", balas Deti membuat tukang rujak itu hanya terbelalak kagum. Rasain deh! "Udah deh, sekarang kita mesen rujak dulu! Nanti barusan membicarakan urusan pria idaman", Jani melongok ke buah- buahan yang tersusun rapi. "Bener nih !", Winda mengangguk, lantas melirik se- jenak ke arah ketiga temannya sambil menyunggingkan senyu mannya dan berbalik,"Gue mau pake nenas, enggak pake timun, cabe dua, jangan pake kedongdong. Sedangkan temen gue yang ini, maunya pake jam- bu air, pake cabe tiga setengah bi- ji, timun banyak. Yang punya lesung pipit maunya pake bengkuang banyak, jangan pake toge, kacangnya agak banyak, pake cabe empat lusin. Yang terakhir, buat Deti, banyak mangga muda, kedongdong eng- gak pake cabe, enggak pake saos, enggak pake sambel, juga enggak pake kol". Nah, sekarang tinggal tuh abang yang bingung sendiri. Tukang rujak itu hanya bisa mem- buka topi dan menggaruk-garuk da setempat. Pemda Simalungun akhirnya memang "mengusir" si "Raja Monyet" dari lokasi binaannya di Sibatuloting, dan sebagai gantinya Dinas Pariwisata setempat menge lola langsung lokasi itu. Namun, perginya sang "Raja Monyet" membuat para monyet kehilangan pemimpin, sehingga para monyet tidak lagi betah ting- gal di hutan Sibatuloting. Mereka kemudian berpencar mencari kehidupan baru di rimba raya hutan Sumatera Utara. Karena monyet-monyet kem- bali ke habitatnya semula di belantara hutan raya, akhirnya lokasi Sibatuloting yang dikelola Pemda Simalungun tidak berjalan seperti yang diharapkan, karena para monyet tidak berkenan lagi tinggal di lokasi itu sejak kepergian pemimpin mereka, Umar Manik si "Raja Monyet". Selama lebih dari setahun Sibatuloting dikelola Pemda Simalungun, selama itu pula lokasi itu ditinggalkan pengun- jungnya, sehingga akhirnya Pem- da Simalungun "menyerah" dan kembali memanggil Umar Manik untuk kembali membina kerajaan "monyet-nya". "Saya sudah diminta oleh Dinas Pariwisata Simalungun un- tuk kembali membina lokasi ini, dan untuk itu Pemda Simalungun tidak lagi mengutip retribusi, bisa membawanya pulang", kata nya. Sebab tu, menurut Fatimah, kebijakan itu perlu dibarengi ketentuan bahwa miras hanya boleh diminum di tempat membeli, serta harus ada batasan usia bagi pembelinya. "Maksud kebijakan itu kan bahwa miras berkadar alkohol tinggi tersebut diperuntukkan hanya kepada tamu-tamu asing di hotel itu, bukan anak-anak muda meskipun mereka berduit", ujar nya. Karena itu kalau ada penyim pangan, menurut dia, perlu ada tindakan tegas, termasuk kepada pihak hotel. "Jangan hanya bar tendernya saja yang ditindak. Tapi juga siapa yang bertanggung jawab di hotel itu", katanya. TERSELUBUNG Mengenai larangan menjual minuman beralkohol dengan kadar sampai lima persen di kios- kios, menurut Fatimah, kenyataan selama ini memang banyak kios terselubung menjual miras yang dimodali orang-orang berduit demi mengeruk keuntungan se mata. "Maka, pembatasan peredaran miras itu perlu dibarengi dengan peraturan kuota, sehingga pro- duksi dan peredaran bisa terkon- trol, dan pemakaiannya pun je las", katanya. Memang, menurut kalangan Dewan, saat ini Indonesia sudah mempunyai UU tentang Narkoti ka dan UU tentang Psikotropika, yang jika dilaksanakan dengan tegas, akan mengurangi resiko akibat penggunaan barang-barang berbahaya tersebut. Tapi bagai manapun, menurut mereka, yang penting adalah penegakan hu kumnya. Dalam kaitan ini, anggota FKP DPR Indra Bambang Utoyo me nilai bagus SK Menperindag tersebut. Namun dia juga meng ingatkan, kalau peraturan itu tak kepalanya yang plontos. "Caile... gue pikir make topi buat gaya, rupanya tuh kepala kayak lapangan basket aja", seru Mimi sambil tertawa cekikikan. "Emang kepala Abang botak, tapi gini-gini Abang udah teken kontrak ama tivi swasta untuk iklan shampo lho! Lagi pula, Abang udah make obat supaya rambut Abang bisa tum- buh subur kembali", balas tukang rujak itu sambil memperlihatkan sebotol obat yang bergambar engkong-engkong berkepala botak lagi megang stik golf. "Idih! Najis deh!", sahut si Mimi. Berikutnya enggak lama kemudian mereka udah pada sibuk menghabiskan rujak yang disuguhkan. Pas lagi enak-enak nya makan, dari arah seberang jalanan muncul seorang pria yang lumayan ganteng, pake t-shirt, celana pendek, dengan tas belan- jaan yang berjubel di sela-sela tangannya. Pria itu melangkah dengan santai, lantas duduk di samping Jani, yang duduknya pa- ling ujung. "Bang Memet, rujaknya satu, seperti biasa", laki-laki itu mengacungkan jari telunjuknya. Mimi menendang pelan kaki Winda yang duduk di samping nya, lantas mengerling ke arah Jani. Berikutnya Winda ikutan menendang pelan ke kaki Deti, sambil juga mengedipkan mata ke arah Jani. Deti enggak mau kalah, juga menyikut Jani dan menger- ling. Akhirnya yang paling mengherankan, Jani yang lagi kepedasan karena banyak makan cabe, ikutan juga menendang pelan ke pria yang duduk di sebelahnya. Untung aja dia belum sempat mengedipkan matanya. Walaupun begitu, pria itu sempat terkejut juga sambil mandang ke arah keempat cewek itu. Mimi, Winda dan Deti pada ngakak. Sedangkan Jani hanya bisa senyum-senyum malu. "Eh, sorry., enggak sengaja", Jani meletakkan piring rujaknya. "Eh, enggak apa-apa. Gue juga suka. Boleh kenalan enggak?", Pria itu spontan berdiri ANALISA sedangkan para pengunjung ha- nya diminta untuk sekedar menyumbang dana untuk biaya makanan para monyet tersebut," katanya. Namun, menurut Manik, sete lah sempat diusir oleh Pemda Simalungun, ia sempat kehilangan sebuah gubuk sebagai tempat tinggal keluarganya dan aliran listrik yang disumbangkan secara gratis oleh Pimpinan PT.PLN Wil-II Sumut, Ir. Budi Harjanto, juga diputus oleh Pemda setem pat. "Jadi untuk saat ini masalah utama di lokasi ini adalah tidak adanya aliran listrik karena sudah lungun. Untuk itu kami sangat sempat diputus oleh Pemda Sima mengharapkan kebaikan hati Pemimpin PT. PLN Wil-II yang baru untuk kembali menyambung aliran listrik di lokasi ini," katanya. Dikatakan, setelah "diusir" oleh Pemda Simalungun, keluarga Umar Manik tinggal di dalam hutan Sibatuloting, namun monyet-monyet sudah banyak yang meninggalkan lokasi itu un- tuk mencari makanan di lokasi hutan lain. Saat ini, menurut Manik, pihaknya sedang berupaya me- ngumpulkan kembali "teman- temannya" itu ke hutan Sibatulo ting. Dan salah satu upaya yang dilakukannya adalah dengan memanggil para monyet dengan terompet terbuat dari tanduk kerbau. Begitulah Umar Manik, ia tampaknya masih ingin mem- bangun kembali "kerajaan monyetnya" di Sibatuloting. Bila Anda ingin berkunjung, dilaksanakan dengan baik, tidak akan ada artinya. "Bagus, tapi kalau pelaksanaan nya tidak dengan tegas, ya tak ada gunanya. Dan pelaksanaan itu perlu diatur", kata Indra. Anggota dewan ini juga mene gaskan perlunya dihindari praktek monopoli dalam peraturan baru mengenai minuman beralkohol itu. "Peraturan itu hendaknya bisa menghindari praktek monopolis tis", katanya. Anggota FPP DPR Yusuf Tjo kroaminoto juga menilai, semua peraturan pada hakekatnya baik. "Tapi yang jelas, bagi umat Islam minuman keras itu diharamkan", ucapnya. Dia malah berpendapat, sebaik nya minuman keras dihapus sama sekali dari bumi pertiwi. "Namun karena negara kita negara sedang berkembang dan banyak dikun- jungi orang asing, masih bisa dimaklumi, karena miras itu minuman internasional", katanya. Dia menyarankan, pelaksanaan peraturan itu harus dilakukan dengan pengawasan yang intensif dan ketat. "Peraturan itu kami lihat baik, tinggal bagaimana pelaksanaannya. Kalau sekarang Pak Harto sedang melaksanakan Gerakan Disiplin Nasional, hen- daknya aparat pelaksana pun melaksanakan peraturan tersebut secara konsekuen", katanya. Tak kalah pentingnya, adalah pengawasan dari masyarakat, tambahnya. Sementara itu, anggota FABRI Istamadi menyatakan setuju jika peredaran minuman keras itu dilakukan pada tempat tertentu, misalnya di hotel berbintang, dan tidak semua tempat bisa menjual minuman beralkohol tersebut. "Itu pun kelengkapannya harus dipenuhi. Karena bagaimanapun, pemerintah mengeluarkan peratur an tentu sudah dikaji dengan baik dari berbagai aspek", kata Istamadi (Ant). dan mengulurkan tangannya yang disambut oleh Jani. "Jani". "Didin". "Oh, ya... ini semua sohib- sohib gue, yang ini Deti, itu Win- da dan yang ujung namanya Mimi". Cowok yang mengaku ber- nama Didin itu tersenyum manis ke arah keempat gadis manis itu sampe kesemuanya pada kebat- kebit hatinya. "Elo habis belanja di swalayan, ya ?", Mimi mem- bulatkan matanya ke Didin. "Ya, belanjaan buat makan malam nanti", Didin menyahut. "Wuaduh... romantisnya nih cowok!", sahut Winda pelan. "Iya ya...", celutuk Mimi. "Gue lebih suka pergi belanja U.S.A Umar Manik saat ini telah siap menerima Anda dipintu masuk hutan Sibatuloting, dan bila an- da berkenan ingin melihat para monyet, maka ia sudah siap dengan terompet tanduk kerbau- nya untuk memanggil pasukan monyetnya. Memang jumlah pasukan mo- nyet Umar Manik saat ini sudah tidak sebanyak dahulu lagi, namun yang masih tertinggal jumlahnya juga tidak sedikit dan jenis monyet yang tersisa juga masih lengkap seperti jenis Beruk, Siamang, Orang hutan, dan monyet biasa. Umar Manik memang hanya- memiliki ilmu pegangan apa pun lah lelaki biasa, ia mengaku tidak untuk menundukkan para monyet tersebut, namun obsesi Umar Manik adalah ingin kembali men- jadikan Sibatuloting sebagai "kerajaan monyetnya", dengan memberi daya tarik tertentu kepada para pengunjung. FUE Ant HUJAN PERTAMA: Kemarau panjang yang amat menyiksa rasanya terhalau dalam sekejap oleh hujan pertama. Meski hanya berlangsung sejenak, namun bisa menyejukkan sekaligus membersihkan udara yang tercemar oleh kabut asap. Sejumlah pengunjung Plaza Tanjung Karang, Bandar Lam- pung, sedang berteduh menunggu hujan reda. "Semua itu masih dalam angan-angan saya, karena untuk saat ini saya harus memulai lagi dari nol guna membangun suatu katanya. (Spektrum). lokasi wisata baru di lokasi ini," Koperasi Karyawan dan Manajer Murah TANTANGAN koperasi karyawan (kopkar) memasuki era globalisasi akan sangat berat, karena selain masih di posisi mar- jinal, Kopkar harus menghadapi kenyataan kesejahteraan dan ke mampuan sumber daya manusia (SDM) yang dimilikinya masih sangat terbatas. Pengurus Kopkar menyadari, pihaknya tidak bisa lagi menye rahkan penyelenggaraan koperasi kepada pekerja yang merangkap sebagai pengelola koperasi. Untuk menyelenggarakan koperasi karya wan yang terlepas dari urusan tetek-bengek perusahaan, dibu tuhkan tenaga yang profesional. Konsep seperti ini sudah umum dilakukan koperasi karyawan. belum mampu memberikan gaji Namun, di sisi lain Kopkar yang layak kepada para manajer profesional tersebut, sehingga tak heran koperasi hanyalah menjadi batu loncatan bagi para "mana jer" tersebut sebelum mereka mendapat pekerjaan di perusaha an lain. Seorang manajer koperasi karyawan, sarjana ekonomi, ber masa kerja empat tahun, dan eng- gan disebut namanya menyatakan akan segera pindah ke perusaha an yang lebih menjanjikan peng hidupan layak. Dengan berat hati, karena alasan rahasia "dapur", dia menyebutkan hanya menerima ga- ji Rp. 200.000 per bulan atau se dikit di atas UMR, dengan titel sarjana yang sudah disandangnya selama dua tahun. Gaji sebesar itu di banyak perusahaan merupakan gaji yang umumnya diperunttukkan bagi pekerja pemula dengan latar pen didikan sekolah lanjutan tingkat atas (SLTA). Ketua Umum Induk Koperasi Karyawan (Inkopkar) Agus Su dono tidak menutupi kenyataan tersebut. Kondisi demikian hen daknya tidak terjadi pada kope rasi yang mampu dan memiliki unit usaha yang menguntungkan. Dia berpendapat, sudah selayak nya manajer dan karyawan kopera si memperoleh pendapatan yang layak sebagaimana upah yang di terima karyawan lain di perusaha an. Oleh: Erafzon Saptiyulda AS ingatkan bahwa secara keseluruh an perhatian perusahaan terhadap pengembangan koperasi masih relatif rendah. Namun, di sisi lain dia meng sendiri, masak sendiri, lalu makannya hanya sendiri, kecuali kalo ada yang mau menemani", Didin mulai menyantap rujaknya. Serentak keempat cewek itu saling berpandangan. "Emangnya mengapa sampe enggak ada yang mau menemani elo ?", tanya Jani. "Habis enggak ada cewek yang mau ama gue". Kembali secara serentak keem- pat cewek itu saling berpan- dangan. Heran. Bagaimana mungkin enggak ada cewek yang jatuh cintrong ama cowok sekece ini ?. Nah, bermula dari adegan penendangan kaki yang tidak disengaja itu, hubungan bilateral dan regional antara keempat Perusahaan masih melihat pen- dirian koperasi hanyalah untuk memenuhi syarat dari pemerintah, tetapi belum melihatnya sebagai potensi untuk meningkatkan kese jahteraan karyawan atau pekerja. SULIT BERKEMBANG Dengan pola pikir demikian, ko perasi akan sulit berkembang, yang dampak akhirnya akan sulit pula memberi upah yang layak ke pada pengelolaannya. Dengan demikian, unit usaha koperasi tidak lagi sekadar simpan pinjam dan toko penyedia kebu tuhan sehari-hari. Ketika disinggung sumber daya manusia dan kemampuan mana- jerial koperasi, Agus menyatakan hal itu tidak perlu dikhawatirkan karena cukup banyak SDM yang tersedia dan belum tersentuh oleh koperasi, yakni ratusan lulusan Institut Ilmu Koperasi yang kem- bali ke masyarakat setiap tahun, di samping ribuan lulusan sarjana lainnya dari berbagai perguruan tinggi di Tanah Air. Jika koperasi mampu menyerap tenaga kerja ini, maka akan me ngurangi jumlah pengangguran terdidik yang angkanya semakin meningkat setiap tahun. Dalam kondisi demikian, dia juga melihat pentingnya Indo nesia menduduki posisi strategis di organisasi koperasi interna- sional seperti Aliansi Koperasi In- ternasional (ICA) dan Koperasi Produsen Pengrajin Internasional (CICOPA) di Paris. Menurut Agus, perusahaan su "Kita berusaha untuk tetap duduk di badan eksekutif agar dapat meningkatkan perkembang an koperasi nasional dan interna dah selayaknya memberikan keper koperasi akan sangat menolong, sional", katanya. Indonesia sudah cayaan yang lebih kepada koperasi tiga kali menjadi salah satu ketua dengan mengikutsertakannya tua, tanggal 20 hingga tanggal di CICOPA, melalui figur Agus perusahaan seperti alat tulis kan- dalam memenuhi kebutuhan rutin terutama pada masa-masa bulan 30", kata Agus. tor, mebel, pengelolaan mobil dinas, dan pembelian perangkat kertas kantor, serta dalam penye diaan perumahan karyawan, atau mengikutkannya dalam proyek pe rusahaan. Di bagian lain, Agus juga sangat menghargai klausul dalam Rancang Undang-undang Ketena gakerjaan yang mewajibkan setiap perusahaan mendirikan koperasi untuk meningkatkan kesejahtera an pekerja. DPR baru saja menye tujui RUU itu untuk disahkan pe merintah. Perusahaan dan pemerintah, dalam kondisi pengupahan yang belum memadai, tidak bisa hanya mengandalkan upah sebagai satu- satunya perangkat untuk mening cewek itu dengan Didin menjadi semakin akrab. Bahkan sampe tukaran alamat, tukaran nomer telepon, ama tukaran sandal (itupun karena enggak sengaja). Sehabis makan en ngobrol sepuasnya, cowok itu beranjak dari kursinya. "Seribu lima ratus", kata tukang rujak saat ngelihat Di- din udah mulai ngambil ancang-ancang. Cowok berkumis tipis itu berkata", Seperti biasa aja, deh !", hanya tersenyum tipis dan Lantas beranjak pergi. Ketika batang hidung cowok itu sudah mulai enggak kelihatan, buru-buru Jani bertanya ke tukang rujak", Apaan sih maksudnya dengan "seperti biasa aja ?". "Ngutang," jawab tukang ru- jak itu singkat, membuat keempat gadis itu tercengang. "Gile.. ganteng-ganteng, ngakunya kaya, punya mobil tiga, tapi makan rujak aja ngutang", cetus Deti. "Tapi gue tertarik ama orangnya lho! Romantis, rendah hati, sederhana, punya kumis tipis lagi!". "Iya nih, gue juga tertarik ama tipe cowok kayak gituan". ... katkan kesejahteraan pekerja. Keberadaan koperasi, menurut Agus, bukan saja menolong pe kerja tetapi juga menolong perusa haan karena suasana kerja di pe rusahaan yang memiliki koperasi dapat dipastikan relatif aman dan tanpa gejolak. Siang hari, kala sinar matahari bersinar terik, mereka menaiki sebuah beca ke alamat yang diberikan oleh Didin. Emang ren- cana semula mereka mau naik dua beca, namun berhubung sedang digalakkannya politik Agus mengungkapkan fakta, kasus unjuk rasa dan mogok hanya lima persen terjadi di pe rusahaan yang memiliki koperasi, sedang sisanya (95 persen) terjadi pada perusahaan yang tidak memi liki koperasi. "Dalam kondisi upah yang re latif masih rendah, keberadaan Beban seperti ini yang biasanya terjadi secara kontinu setiap bulan tidak lagi menjadi tanggung jawab perusahaan, tetapi kopera si. Dampaknya, perusahaan dapat berkonsentrasi untuk memajukan usahanya. Departemen Tenaga Kerja juga melihat posisi strategis koperasi dalam meningkatkan kesejahtera an pekerja dan meredam aksi mogok dan unjuk rasa. Sudono. Koperasi dengan sejumlah unit Salah satu manfaat menjadi usahanya akan dapat membantu anggota CICOPA, koperasi In pekerja untuk memenuhi kebutuh donesia dapat menembus kuota an sehari-hari atau meminjam se yang ditetapkan negara maju ter jumlah uang untuk keperluan terhadap produk tertentu dari In sebut. Menaker Abdul Latief beberapa waktu lalu memasukkan faktor koperasi karyawan dalam keber hasilan karir pejabat Depnaker di daerah. Setiap kepala Kanwil dan Kan dep akan dinilai keberhasilan karirnya dalam membina kopera si. Hal itu dimulai dengan pen- dirian dan pembinaan koperasi di lingkungan kerjanya dan di perusa haan di wilayah kerjanya. BELUM MEMBUDAYA Jika dikaitkan dengan perkem- bangan koperasi secara umum, Agus Sudono yang juga Sekjen Dewan Koperasi Indonesia (Deko pin) menilai budaya berkoperasi pada umumnya rendah di negara berkembang, termasuk Indonesia. Koperasi yang diajarkan di sekolah dasar dan lanjutan hanyalah sebatas teori, belum di praktekkan. keuangan ketat menjelang bulan tua, maka tukang beca itu dipaksa membawa muatan yang over dosis itu. "Betul tuh! Lihat tuh si Didin lagi nyantai cuci mobil di depan. Kita samperin yuk !". Didin, yang emang lagi nyuci mobil, berkaos oblong dengan celana jeans butut, terlihat agak terkejut dengan kedatangan mereka berempat. "Hai, cewek-cewek cakep! Tumben kok bisa kesini ?", sapanya ramah. Halaman 10 "Ah, enggak ada maksud tertentu, cuman iseng siang-siang begini. Lagi nyuci mobil, ya ?", Jani memilih duduk disebuah batu besar di samping Didin. "Ah, enggak, cuman mandiin mobil aja".. HARI demi hari berlalu, keempat cewek itu semakin hari semakin seru aja bercerita mengenai cowok ganteng yang namanya Didin itu. Di setiap kesempatan, di mana saja, mereka sibuk membincangkan segala kelebihan Didin. Di kelas, di kan- tin, di WC, bahkan lagi mimpi pun mereka bisa sibuk mem- bicarakannya. Hingga akhirnya dengan kesepakatan bersama, mereka berniat mengadakan kun- Mereka asyik ngobrol bareng, jungan mendadak ke rumah suasana semakin akrab, Didin Didin sesuai dengan alamat yang mulai menceritakan bisnisnya diberikan di tempat tukang rujak yang sukses sampai kehidupannya yang bahagia, hingga akhirnya terdengar teriakan keras dari dalam rumah... itu. "Din....! Belikan garam setengah kilo!". Didin tertegun mendengar teriakan itu. Sedangkan keempat cewek itu hanya melongok-longok- Para pemikir dan aktivis kope rasi menghadapi tantangan besar untuk mengubah dan menanam kan budaya berkoperasi pada masyarakat. heran ke dalam. Tak lama kemu- dian dari dalam rumah kelihatan keluar seorang wanita setengah baya dengan postur tubuh gemuk, berjalan ke pintu dan berkacak pinggang. Hasilnya, emang luar biasa, sang tukang beca hampir semaput di ujung jalan karena dehidrasi "Apa lagi yang ditunggu? dan komplikasi antara penyakit Cepat beli garam setengah kilo, panu dan diabetes. Emang rada gue lagi masak kue apem di membingungkan! Makanya, dalam, sekarang juga belinya!", walaupun udara panas, mereka Wanita itu berteriak lagi. Lantas terpaksa melanjutkan perjalanan berbalik dan mengomel. "Disuruh dengan tambahan olahraga nyuci mobil, eeh... malahan enak- marathon. Tak sampai sepuluh enakan ama pembantu-pembantu menit kemudian, mereka sebelah rumah". menemukan rumah yang dituju. "Wah... emang betul-betul berduit nih cowok! Bikin kagum aja deh !". "Taman di sini indah-indah ya? Bunganya banyak yang sedang mekar, tertata rapi dan asri" Mimi menebarkan pandangan ke seisi taman yang mengelilingi rumah besar itu. Dia mencontohkan negara-ne gara di Skandinavia yang men jadikan koperasi sebagai soko guru perekonomian nasional, karena masyarakatnya sadar akan keberadaan koperasi sebagai roda perekonomiannya. "Emang taman ini terawat rapi, bahkan gue sendiri yang nyiram tiap hari". "Idih, romantis banget elo", puji Mimi. donesia. "Kita (koperasi) sudah men cobanya dengan memasarkan pro- duk tekstil ke salah satu negara ma ju yang membatasi (kuota) ekspor tekstil. Kita mengirim dari koperasi (Indonesia) ke koperasi negara tersebut, tanpa menemui hambatan", kata Agus. Manfaat lain, Indonesia dapat belajar, bertukar pikiran, dan ber- bagi pengalaman dengan negara yang perkembangan koperasinya sudah maju. CICOPA beranggota kan 500 koperasi dari 85 negara. Indonesia juga aktif di Aliansi Koperasi Internasional (ICA) yang bulan ini mengadakan kong- gres di Jenewa, Swiss, begitu juga dengan CICOPA yang mengada kan konggres di Paris, Perancis. Terlepas dari tantangan yang dihadapinya, Dekopin juga men catat perkembangan positif dunia koperasi akhir-akhir ini. "Be lakangan ini kesadaran perusaha an dan mayarakat mendirikan ko perasi sudah meningkat. Yang perlu dibenahi adalah manajemen dan SDM-nya", kata Agus. Depnaker melalui PT Jamsos tek menyediakan dana Rp. 40 miliar untuk pengembangan kope rasi, penyediaan rumah pekerja melalui koperasi, dan penyediaan modal bagi pengusaha ekonomi lemah (Ant). Keempat cewek itu terbelalak semuanya. Gile! Kurang asem Kunyuk! Masak udah berdandan manis-manis begini, dibilangin pembantu! Lagian, apaan pula hebatnya wanita itu hingga seenaknya memerintah Didin yang ganteng ini. "Itu mami elo ya? Kok garang amat sih ?", tanya Mimi setengah berbisik. "Eh... itu sih bukan mami gue. Tapi.. itu sih nyonya gue!", jawab Didin sambil menunduk tersenyum malu. "Jadi... elo ini...!" Winda eng- gak bisa meneruskan kalimatnya lagi. "Emang betul dugaan kalian, gue cuman pembantu aja di sini. Udah deh, gue mau pergi beli garam dulu ke warung, kalo eng- gak entar diembat ama nyonya gue lagi tuh !", Lantas Didin, yang ngakunya kaya, pengusaha dan punya mobil lima itu, berdiri dan melangkah meninggalkan mereka. "Asem...! Rupanya cuman pembantu rumah tangga aja. Ngakunya pengusaha kaya Busyet juga nih Didin!", maki Jani. "Siapa yang bilang namanya Didin? Namanya Udin, tahu ? U- D-I-N, Udin, bukan Didin, dan sekarang cepat kalian kembali ker- ja sana !", teriak wanita gemuk itu lagi, lantas berbalik, dengan gaya angkuhnya, Dengan lemas, keempat cewek manis itu keluar, semuanya pada diem, enggak bisa bersuara. Namun hanya Mimi aja yang masih sempat berteriak kesal. "Idih! Najis deh! Dasar gombal "(Medan, September 97).