Arsip
Halaman Artikel
Creative Commons License

Jika anda mendapati gambar tidak sesuai dengan spesifikasi data (salah tanggal dan atau salah penomoran halaman), posisi gambar landscape, satu gambar terdapat dua halaman, kualitas gambar kabur, anda bisa melaporkan data tersebut agar segera diperbaiki dengan menekan tombol laporkan.

Kata Kunci Pencarian:

Nama: Analisa
Tipe: Koran
Tanggal: 1997-06-04
Halaman: 09

Konten


a at Rabu, 4 Juni 1997 TAMAN REMAJA & PELAJAR Budaya Coret-Moret Pakaian Seragam Sekolah SELURUH siswa SLTA mau- pun SLTP di Indonesia telah mengakhiri masa ujiannya. Ini di- tandai dengan usainya mereka mengikuti ujian akhir atau yang biasa disebut dengan Evaluasi Be- lajar Tahap Akhir Nasional (EB- TANAS). Bagi siswa SLTA, EB- TANAS tersebut dilaksanakan pa- da tanggal 12 - 15 Mei 1997, se- dangkan siswa SLTP (SMP dan MTs) tanggal 19-21 Mei 1997. Ki- ta ketahui, ujian tersebut berjalan dengan lancar. Tidak ada kenda- la yang berarti yang dapat meng- ganggu, jalannya EBTANAS tersebut. Keberhasilan menjalankan EBTANAS ini tidak terlepas dari partisipasi seluruh siswa yang mengikutinya. Apalagi saat ini adalah masa yang sangat diperlu- kan sekali keamanan dan keten- traman yang stabil. Atau biasanya disebutkan perlunya stabilitas na- sional yang mantap. Karena pa da saat ini adalah masih dalam rangkaian 12 tahapan pemilihan umum (Pemilu). Oleh karena itu- lah, kita seluruh pelajar dan rema- ja wajib berpartisipasi dalam menjaga stabilitas nasional yang mantap tersebut. Saat ini para siswa SLTA dan SLTP masih dalam suasana yang rada-rada khawatir. Pasalnya, ti- dak lain dan tidak bukan adalah karena tidak lama lagi akan di- umumkan seluruh hasil-hasil yang telah dikerjakan dalam masa EB- TANAS tersebut. Lulus atau ti- dak? Itulah yang dinanti-nantikan dengan hati berdebar. CORET-MORET SERAGAM NAMA MUSIM Siang itu di kelas II B sebuah SMP sedang berlangsung pelajaran Geografi tentang suhu dan musim. Terlepas dari persoalan lulus tidaknya, ada catatan yang mena- rik yang patut disimak dari peri- laku para pelajar tersebut selama pasca EBTANAS. Setelah meng- ikuti EBTANAS ini tentu para sis- wa merasa amat senang. Betapa tidak? Ujian yang dinanti- nantikan selama ini telah dijala-coret pakaiannya pun terpaksa Sehingga tidak jarang ditemu- kan ada teman yang tidak mau di- ni. Kini tinggal lagi menunggu hasilnya. menerima coretan dari temannya. Karena sang teman melakukannya dengan cara mencuri-curi. Arti- nya, ketika seseorang yang tidak mau dicoret pakaiannya lengah, maka temannya yang lain dengan serta-merta menyemprotkan cat kepakaian seragam teman yang ti- dak mau dicoret tersebut. Mau ti- Guru: Andi, sebutkan peru- bahan musim yang biasa terjadi di Eropa! Andi: Musim dingin, musim panas, musim semi, dan musim gugur. Guru: Bagus! Sekarang Badu, sebutkan pergantian musim di Indonesia! Kegembiraan ini wajar-wajar saja. Tentu kita semua akan me- rasakan hal yang sama. Pasti gem- bira. Tetapi kegembiraan para pe- lajar dalam beberapa tahun ter- akhir ini sangat berbeda dengan pernyataan kegembiraan orang- orang terdahulu sebelum kita. Ini dimungkinkan dengan adanya pergeseran dalam mengekspresi- kan perasaan. Luapan kegembiraan para sis- Sungguhpun hal ini kelihatan- wa (setelah mengikuti) EBTANAS nya bagus, namun sangat disa- diekspresikan dengan mengada-yangkan mengapa harus terjadi. kan coret-moret pakaian seragam Padahal sudah berkali-kali di- HUMOR Badu: Anu, Bu... musim durian, musím rambutan, musim duku, dan musim lainnya, Bu.... Guru: (geleng-geleng kepa- Oleh: Sholihuddin Hasibuan sekolah. Ini dilakukan dengan suasana kegembiraan yang ter- amat sangat. Sehingga begitu bel sekolah berbunyi tanda usainya waktu mengerjakan ujian pada hari terakhir, maka para pelajar sudah bersiap-siap untuk men coret-coret pakaiannya sendiri ataupun pakaian seragam te HARI Minggu pukul sepuluh lima belas. Matahari bersinar amat terik. Katrin menghela nafas dan menunduk dalam, membiar kan detak-detak sepatunya me mecahkan sunyi trotoar jalan Di mannya. Ini dilakukan dengan berba- lasan. Ada yang dilakukan dengan menggunakan spidol, cat semprot (pilox) atau cat yang lainnya. Yang pasti ada saja coretan pada pakai- an seragam ini sebagai tanda kegembiraan. ponegoro. Katrin masih ingat betul dengan pertemuan pertama itu. Waktu itu dia sedang mengikuti retreat. Monalisa, teman se kamarnya sedang sakit perut saat itu. Dia bermaksud meminta obat pada panitia. Ketika Katrin tiba di ruang panitia, cuma seorang lelaki ber kaca-mata minus saja yang dite mukannya. Lelaki itu sedang men catat sesuatu, tanpa disadarinya Katrin telah berdiri di hadapan nya. Ada yang dilakukan dengan memberikan tanda tangan pada pakaian seragam sekolah dengan spidol. Sehingga pakaian seragam tersebut penuh dengan tanda ta- ngan dengan variasi warna yang tidak karuan. Ini dilakukan terha- dap teman yang mau dicoret pa- kaiannya ataupun yang tidak. Sapa Pengasuh Halo...! Sobat muda, selamat bertemu kembali dalam edisi pertama untuk Juni ini. Apa kabar semuanya? Ujian EBTANAS telah berakhir dengan baik. Terlepas dari lulus atau tidak, ternyata setiap tahun coret-moret seragam sekolah sepertinya sudah menjadi "tradisi" yang patut disesalkan. Betapa tidak! Seragam yang mestinya bisa "diwariskan" untuk adik-adik, ternyata dijadikan obyek pelampiasan kegembiraan siswa-siswi. Sholihuddin Hasibuan mengajak kita merenungkan sejenak masalah ini.. Buat LTC Lestari di P.Siantar, terus terang kami turut prihatin atas kejadian yang Anda alami itu. Tak seorang pun menginginkan hal seperti itu menimpanya. Semoga Anda tidak patah semangat atau berkecil hati setelahnya. Oke? Buat Edi F. Pardede di Medan, karya Anda tersebut masih dalam pertimbangan. Oya, ikuti saja perkembangan rubrik tersayang ini, sehingga Anda bisa tahu kapan karya Anda dimuat. Karya-karya yang telah dimuat boleh diambil honornya pada hari itu juga, pada jam kerja. Salam kreatif! la) Dasar anak tukang buah.... (Doni Amrin) PENCULIKAN Suatu hari anak seorang jutawan diculik. Malam harinya, sang penculik meneleponi ibu anak itu. Penculik: Anak ibu ada di tangan saya.... Ibu: Tolong, Pak, anak saya jangan disakiti. Apa yang bapak mau, akan saya penuhi. Penculik: Saya ingin yang tebusan sepuluh juta rupiah, malam ini juga! Ibu: Bercanda kamu... mana ada bank yang buka malam begini...? Penculik: ??? (Darwin) Suatu Langkah Awal Cerpen: Tasia Fransiska terus memandang Katrin tanpa mengucapkan sepatah kata pun, atau setidak-tidaknya menyapa gadis itu. Akhirnya, Katrin men- jadi salah tingkah sendiri. Sampai makanan dan minuman mulai di hidangkan di atas meja. Katrin memutuskan untuk tidak meninggalkan meja makan dulu setelah menyelesaikan makan malamnya. Dia akan meminta maaf kepada lelaki itu karena sempat berlaku tidak sopan kepa danya. Dia melihat lelaki itu sedang menyelesaikan suapannya yang ter akhir. "Eeh, sori ya.... siang itu........ saya agak kasar....Hhmmm....... saya tidak bermaksud......... Lelaki itu memandang Katrin lagi. Dan ini membuat Katrin semakin gugup dan salah tingkah. "Sori ?" Akhirnya lelaki itu ter senyum manis. ingatkan oleh para dewan guru agar tidak melakukan hal-hal yang bersifat mubazir. Bahkan, ti- dak jarang sekolah menerapkan disiplin yang keras untuk mengan- tisipasi budaya coret-moret terse- but. Namun hal ini hanya berla- ku di dalam pagar sekolah saja. Artinya, begitu para siswa keluar dari gerbang/pagar sekolah, ma- ka aksi coret-moret tersebut ber- jalan tanpa dapat dikendalikan oleh rekan-rekan siswa yang lainnya. PERRUATAN MUBAZIR Kegiatan coret-moret pakaian Jadi kalau kali ini tidak mela- kukan coret-moret pakaian sera- gam sekolah maka tidak akan per- nah melakukan hal ini seumur hi- dup. Jadi, melakukan hal ini se- kali saja. Itulah alasan mereka un- tuk membenarkan perbuatan yang mubazir ini. Sehingga walaupun sudah diwanti-wanti berkali-kali oleh para dewan guru untuk tidak dak mau semua pakaian seragam melakukan hal itu, tetap saja sekolah berlepotan cat semprotubdilakukan gas neieinsa dan tanda tangan dengan berba- Melihat hal ini tidak jarang gai model. para guru memberikan 'tindakan- tindakan khusus' bagi mereka yang melanggar ketentuan yang telah ditetapkan. Terkadang pada keesokan harinyalah para siswa seragam sekolah dengan hiasan apa saja berarti apa-apa. Hanya- lah perbuatan yang tidak mengan- dung arti. Walaupun banyak di antara pelajar yang mengatakan hal ini dilakukan sekali dalam ti- ga tahun (kelas III SLTP dan ke- las III SLTA), dan hali ni tidak akan terulang lagi ketika saat-saat mendatang. Kesempatan yang ada hanya pada saat itu. Lain waktu tidak ada lagi. menuju kamar tidur saat berlang sung acara istirahat pada siang hari. Perayaan Waisak Perguruan Letjen S. Parman Medan "Saya...... eeh..... namaku Katrin Tjahyasari". "Sebuah nama yang cantik, se cantik orangnya". Lelaki itu men- jabat tangan Katrin. "Namaku Albertus Setiawan. Teman-teman memanggilku Albert". Oh, ternyata lelaki berkaca mata minus ini memiliki sebuah nama yang bagus. Dan Katrin mengeja sengaja nama itu sekali lagi. Albertus Setiawan ! "Mana sih panitianya ?" tanya Katrin sedikit kasar sambil me ngetok meja lelaki itu. Lelaki berkacamata minus itu mengangkat kepalanya. Dan dia Kemudian dia menatap Katrin cuma diam memandang Katrin, aneh. Katrin semakin salting. tanpa menjawab pertanyaan "Kamu cantik sekali, Nona" Katrin yang agak kasar itu. ucap lelaki itu tiba-tiba. "Heh! Kamu panitia ya ?", Katrin menunduk malu. Lelaki itu mengangguk sambil "Tapi kamu akan kelihatan terus memandang Katrin. lebih cantik lagi apabila kamu "Aku mau minta obat, teman dapat bicara dengan sopan. ku lagi sakit perut !" Katrin ber- "Setelah berkata begitu, lelaki bicara seenaknya saja. itu segera pergi meninggalkan Lelaki itu bangkit dari tempat Katrin yang terbengong-bengong duduknya dan berjalan mendekati sendiri. Baru sekali ini ada yang berani kasih komentar macam ini. Hanya dalam waktu beberapa Karena selama ini, teman-teman detik saja, obat sakit perut sudah nya baik laki-laki maupun perem- berpindah ke tangan Katrin. puan tidak pernah peduli dengan Katrin segera berlalu dari ruang ucapan Katrin yang ceplas-ceplos kotak P3K. itu tanpa mengucapkan terima dan seenaknya saja itu. kasih. Keakraban mulai terjalin pada Malamnya, ketika tiba acara keesokan harinya, atau tepatnya makan malam, kebetulan Katrin pada hari kedua retreat. satu meja dengan lelaki berkaca "Kita belum saling berkenalan mata minus itu. Bahkan mereka bukan?" Lelaki itu menghadang duduk berhadapan. Lelaki itu langkah kaki Katrin yang hendak PERGURUAN S. Parman Jalan Wahidin Medan, mulai tingkat TK, SD, SLTP, SMU merayakan hari Tri Suci Waisak di aula perguruan tersebut, pekan lalu. Acara berlangsung hikmat dan sederhana diisi dengan berbagai acara kesenian dari siswa-siswi perguruan itu. Sedangkan kebaktian Waisak dipimpin Bhiksu Buddhayana dari Vihara Borubudur yang dalam khotbahnya mengemukakan arti penting dari tema Waisak yang dirayakan, yakni, "Sadar di Antara yang Lengah, Seperti Seekor Kuda pacuan Berlari meninggalkan Kuda Tua di Berjaga di Antara yang Mengantuk. Orang Bijaksana Maju Terus Bélakangnya." Mulanya mereka saling bercan da, lama kelamaan tanpa terasa mereka menjadi semakin akrab satu dengan yang lainnya selama masa retreat itu. tersebut menerima 'tindakan- tindakan khusus' tersebut. Tentu hal ini merugikan semua pihak. Baik para siswanya juga para gurunya. Dari pihak siswa, mungkin merasa tidak nyaman mendapat tindakan-tindakan khusus terse- but. Sedangkan dari pihak guru tentu masih banyak pekerjaan lain yang harus diselesaikan sehingga pekerjaannya terkendala. Pada kesempatan itu, Ketua Yayasan Letjen S. Parman, Justin Tianusa dalam sambutannya mengatakan, hendaknya melalui perayaan Waisak, keluarga besar perguruan itu meningkatkan keimanan dalam sikap sehari-hari. Ketua Panitia Yen Ping, mengatakan, hari suci umat Buddha ini sudah rutin mereka adakan setiap tahun sebagai wujud kerukunan beragama di Indonesia. (rel/ton) Perbuatan seperti ini sudah tampak jelas kemubazirannya. Namuh anehnya, perbuatan ini menjalar seperti kuman penyakit yang berjangkit tanpa dapat dice- gah perkembangannya. Sehingga coret-moret pakaian seragam se- kolah sudah menjalar ke bebera- pa pelosok kecamatan di Sumate- ra Utara, bahkan sampai ke bebe- rapa desa (untuk sekolah lanjutan pertama, SLTP) yang ada. Tentu hal ini sangat disayangkan meng- apa harus terjadi. Sepulang dari retreat, Katrin sungguh tidak menyangka kalau Albert akan datang ke rumah. Dan sejak itu pula, Katrin tidak bisa membantah jika setiap hari hatinya senantiasa diliputi ke gelisahan munculnya seseorang. Dan kegelisahan itu segera ber ubah menjadi kebahagiaan jika sosok kekar itu sudah hadir. Sosok Albert ! TERUS BERKELANJUTAN Budaya coret-moret pakaian- seragam sekolah terus berkelan- jutan tanpa bisa dihentikan, dan tidak terkendali lagi. Padahal pe- kerjaan itu jelas-jelas mubazir. Mubazir itu perbuatan setan. Ten- tu sebagai seorang pelajar harus menghindarkan perbuatan-per buatan yang mubazir. Albert telah berhasil mengubah dirinya menjadi seorang gadis yang manis. Bicaranya tidak lagi seenaknya saja....... Katrin menghapus peluh di ke ningnya. Kemudian meneruskan langkah kakinya. Padahal pakaian seragam se- kolah itu masih bisa dimanfaat- kan bagi yang lainnya. Bisa jadi hal ini diwariskan kepada adik- adiknya. Atau kalau mungkin di- serahkan kepada orang lain. Teta- pi alangkah baiknya kalau hal ini dapat dimanfaatkan bagi yang lain. Apalagi hal ini dilakukan dengan adanya kordinasi dari pi- hak sekolah. Misalnya, pihak se- kolah (melalui PKS III) mengada- kan pengumpulan pakaian sera- gam sekolah seluruh siswa kelas III (baik SLTP maupun SLTA). Sesudah itu pakaian-pakaian ini dialihkan kepada yang lainnya, se- hingga hal ini tidak menimbulkan perbuatan mubazir, dan membe- ri kemanfaatan bagi yang lainnya. Kiranya pemikiran ini tidak kadaluwarsa. Ini (barangkali) ma- sih bisa dilakukan oleh pihak- pihak sekolah yang ingin melaku- kannya. Ini merupakan salah sa- tu perbuatan terpuji. Kalau pada akhir tahun pelajaran ini kita su- dah terlanjur mencoret-moret pa- kaian, mungkin tahun depan ma- sih bisa diupayakan untuk me- ninggalkan perbuatan yang muba- zir ini. Semoga pemikiran ini menggugah kita bersama untuk meminimalkan kemubaziran. sama Ryan". Albert berusaha me nahan marah ketika Katrin masih bersikeras untuk pergi dengan cowok itu. "Ayolah, ini kesempatan emas bagiku untuk dapat bepergian dengan cowok yang paling tam- pan di kampusku. Setiap gadis di kampus mendambakan dapat be pergian dengan Ryan, lagipula saya sudah bertahun dengan Monalisa bahwa suatu hari nanti saya pasti akan mempunyai ke sempatan pergi berduaan dengan Ryan". Katrin masih bersikeras. "Tapi kamu sudah tahu bahwa Ryan itu seorang playboy 'kan ?" Albert mulai emosi. Sebulan yang lalu, antara Katrin dan Albert terjadi per tengkaran. Persoalannya adalah Katrin bersedia diajak pergi ke pesta ulang tahun oleh Ryan, seorang cowok yang terkenal suka gonta-ganti pacar. Dan Albert tentunya melarang kepergian Katrin menyesali peristiwa ini, mereka berdua. tapi untuk menyatakan rasa maaf- "Kamu tidak boleh pergi ber- nya, dia merasa gengsi. Karena ANALISA Profil "Katrin!" pekik Albert marah. Dan Albert memang benar- benar marah. Sejak saat itu, Albert tidak mau berjumpa de ngan Katrin. Ira ALIS mata hitam tebal bersa- ma bulu-bulu mata lentik seper- tinya menambah keindahan ma- ta bulatnya. Memancar keoptimis an dan semangat muda dari sana. Dan lihatlah senyumnya, sulit di- tafsir. Apakah senyum perem- puan memang sulit ditafsir ? En- tahlah. Yang jelas gadis yang ber- nama Ade Ira Carla ini sangat menyukai perkataan penyair Ren- dra, "Kita tersenyum bukanlah karena bersandiwara, bukan ka- rena senyuman adalah satu ke- dok. Tetapi senyuman adalah suatu sikap..." "Lantas senyum bagaimana yang Ira tebar ketika berjalan di catwalk ?" tanya penulis pada dara yang mulai malang melin- tang di dunia modeling Sumut ini. "Senyuman tulus. Tulus un- tuk menampilkan kepribadian bu- sana yang dipakai," jawab maha- siswi semester IV Fakultas Eko- nomi UISU ini dengan pasti. Penulis sedikit kaget mende- ngar jawaban yang terlontar be- gitu mantap. Sepertinya ia telah mempunyai konsep sendiri dalam bidang yang digelutinya itu. Dan memang kekagetan ini menjadi hi lang setelah mengetahui telah be- gitu lumayan proses yang dilalui- nya dalam modeling. Proses itu adalah, ia pernah meraih Juara I Busana Nasional Golkar 1994 Tanjung Balai, Jua- ra II Busana Nasional 1995 Tan- jung Balai. Tahun 1995-1996 di Medan, putri kedua dari Bapak Zainal Arifin, BA dan Ibu Dr. Harismah Hasnan ini menduduk- kan dirinya sebagai finalis bebe- rapa lomba modeling. Antara lain Finalis Kennedy Modern dan Di- namis, Gadis Indonesia, Remaja Modis, dan Super Model. Lalu akhirnya beberapa bulan lalu ia pun meraih Juara I Mini Jeans Contest Matahari Sumut. Ternyata gadis kelahiran Me- dan, 14 Juli 1977 ini juga telah menekuni tari sejak kecil. Dengan tari ia pun telah berkunjung ke kota-kota lain seperti Jakarta, Pe- kan Baru, Kuala Lumpur, Pe- UMPTN dan akademi swasta lainnya memang belum di ambang pintu. Tapi, kalau nantinya kamu memutuskan untuk bersekolah di luar kota, tak ada salahnya per- siapan kost (syukur-syukur sih ada famili yang bisa kau ikuti) mulai dibenahi dari sekarang. Bukan apa-apa, bila waktu telah Rhinto Sustono : "Menurut Ira apa hubungan tari dengan modeling ?". Ira berpikir sejenak. Ia tam- pak manis ketika berpikir. "Begini, bang," jawabnya te- nang, "Yang jelas dua-duanya adalah seni. Dan tentu saling mendukung. Tari membantu ke- lenturan dan keluwesan ketika melangkah di catwalk; sedang modeling sangat membantu da- lam hal penyesuaian busana tari dengan penghayatan gerak tari. Dan dua-dua butuh rasa percaya diri." Rupa-rupanya dara yang ber Persiapan Kost nang dan Saremban. Beberapa waktu lalu pada bulan Mei ia pun turut serta bersama MABMI ke Malaka dalam Pesta Gendang '97 yang diikuti juga oleh peserta dari Malaysia, Singapura, dan Brunei Darussalam. Rhinto Sustono: Puisi & Quisi. ya Dua w Oleh : Lily dekat biasanya kita suka jadi gu- gup dan lupa menyiapkan segala yang diperlukan. Yang perlu disiapkan bukan cuma baju-baju, buku dan barang keperluan pribadi saja, lho. Ba- nyak perlengkapan lain yang sifat- nya umum baik buat laki-laki maupun perempuan - yang se- KEPADA NING di gerbong ini, ning telah kulukisi wajahmu juga segenap rencana dan luapan dendam yang akan ku simpan hingga tiba di stasiun nanti. SONETA (3) biar, kubiarkan angin mengusikmu dan musim membalikkan pada masa lalu yang tiada memenjarakan pertemuan lalu, pada rahimmu kutanamkan rencana yang akan tetap merahasia sepanjang sejarah. ✰✰✰ "SIANG itu, Katrin datang dengan kemeja putih lengan pan- jang dan celana jeans, hadiah Albert pada hari ulang tahunnya beberapa bulan yang lalu. "Halo, Albert. Sudah baik?" tanya Katrin, langsung duduk di pinggir tempat tidur. Katrin ber hijram 10796 Aula 0696 itu, dia berusaha menahan rasa usaha dapat bersikap seakan-akan ingin berjumpa dengan Albert, di antara mereka tidak terjadi padahal Katrin tidak ingin me apa-apa. nyangkal kalau dirinya sebenarnya mulai merindukan cowok berkaca mata minus itu. Lalu ketika pagi ini dia sempat juga mendengar teman-teman berbisik bahwa Albert berbaring di rumah sakit sudah beberapa hari karena tipus. Dia sadar me ngapa teman-teman sengaja mera hasiakan hal ini. Pasti Albert yang meminta mereka supaya jangan memberitahukan hal ini kepada Albert menatap Katrin, penuh perhatian. Kemudian cowok itu tersenyum manis. "Akhirnya mau datang jua, Katrin!". Mama Si Albert menatapnya tajam. "Dan sekarang juga kamu harus tahu, seorang cowok yang bernama Albertus Setiawan lebih berarti bagiku daripada cowok- cowok mana-pun yang kukenal!" Katrin menatap Albert lembut. Albert tersentak. Di luar dugaannya, ternyata Katrin lebih berani mengutarakan perasaan hatinya daripada dirinya sendiri. "Sebenarnya aku sangat menya nya. "Apa pedulimu? Kamu toh tidak berhak melarang aku pergi Dan Katrin merasa kesempatan ini yang paling baik untuk men jumpai Albert. Tentu cowok ini tidak akan marah kalau Katrin berduaan dengan Ryan !" Katrin datang menjenguknya sekaligus yanginya. Karena itu, wajar saja mulai kembali kepada kebiasaan lama, berbicara dengan seenaknya, tanpa memperdulikan perasaan hati Albert. minta maaf kepadanya. Nah, kalau sudah begini, tunggu apa lagi! pikirnya. aku akan marah kalau melihat kamu pergi berduaan dengan cowok lain". Katrin tersipu seketika. Ah, Albert kamu selalu membuatku menjadi salah tingkah. "Hei, kamu belum makan ? Sengaja menunggu aku suapi ya ?" Katrin sengaja menggoda Albert ketika melihat makna siang cowok itu masih utuh di atas meja. Albert tersenyum melihat ting kah Katrin. Ah, kamu memang pandai membuat aku tidak dapat marah kepadamu, bisiknya dalam hati. "Maafkan aku, Albert! Aku tidak pernah bermaksud mem- buatmu marah. Kamu memang benar, aku masih perlu banyak bimbingan untuk tumbuh men- jadi seorang gadis yang dewasa dan bijaksana", bisik Katrin saat menyuapi bubur saring itu ke mulut Albert. alamat di Jalan Amaliun 54 Me- dan ini sangat meyakini bahwa rasa percaya diri merupakan sa- lah satu kunci keberhasilan. Itu makanya mata indahnya meman- carkan sinar optimis, karena me- mang ia mempunyai rasa percaya diri yang penuh. Katrin menatapnya terharu. "Ini berarti saat yang paling tepat untuk mulai membangun hubungan kita dari nol". Albert menggengam erat jemari Katrin. Katrin mengangguk setuju. Ini lah suatu langkah awal dalam membina tali cinta bersama Albert. (Medan, 16 Maret '92). "Segala sesuatu harus dilaku- kan dengan sungguh-sungguh dan percaya diri. Kita musti optimis," tandas siswi Jhon Robert Powers ini lalu menyeruput air putih yang menjadi minuman favoritnya. Pe- nulis pun tak mau kalah. Lang- sung meneguk teh manis dingin yang mulai tak dingin. Pembica- raan di kantin STIK'P' ini betul- betul berkesan. Berkesannya ada lah ternyata Medan punya se- orang Ira yang betul-betul serius di bidang modeling. Semoga sukses, Ra ! (Teja) baiknya dibawa ke tempat kost, hingga kalau dibutuhkan di tem- pat tinggal yang baru ini, tak usah bingung ke mana harus mencari, atau tak perlu lagi menguras dom- pet untuk membelinya. Untuk itu, mudah-mudahan saran dan tips berikut ini dapat bermanfaat, baik sebagai obat bingung mau- pun sebagai penghematan. 1. Sprei. eneb mox speszibau Kalau di tempat kostmu telah tersedia kasur, tentunya kau ingin alas yang sesuai dengan seleramu (khususnya para cewek nih). Ba- walah sprei sendiri, selain menye- suaikan selera, juga agar jangan sampai malam pertama di tempat kostmu, kau melek semalaman hanya karena merasa asing. 2. Gantungan pakaian. Bagimu yang apik pada pakai- an, tentunya tak ingin berangkat kuliah kelak dengan pakaian yang penuh bekas lipatan. Walau mung kin di tempat kostmu disediakan gantungan, tetapi tidak ada salah nya kau juga membawa beberapa buah gantungan dari rumah. Bi- sa disimpan di atas kopormu, de- ngan demikian tidak membuatmu repot. Halaman 9 Kontak Sayang (Kts) From: JCN For: Anthony di SMU BM-1/11-2. Happy birthday on 3rd June 1997 From: Yenny Pengenalan terhadap pasar itu memang memerlukan keahlian tersendiri pula bagi seorang pe- ngarang. Semakin cermat dan te- liti dia mengamati isi media yang dia tuju, akan kian tepat pula dia Especially for: Rosni. Happy birthday on 3rd June! Gue doain biar elu tambah cantik en tambah tinggi di sweet seventeen ini yach? Bye.... From: Y-T-B-D-J-C & all members of PM To: Teris-Ling. Hai, gimana kabarmu? Sudah lama nggak nongol di PM. Schat-schat saja 'kan? Kami merindukanmu selalu! From: Teris-Ling To: Ai Phing & Li Ching at PWS. God bless you both! To: Yenniwati. Let's make our friendship into a nice brotherhood in Christ! From: Erlan Dearest: Yenni, Fenny, Susanti Cs, and special for my Aunt. Semoga dalam keadaan sehat, apa udah liburan? Buat Sunita, apa udah agak tinggi? Salam sayang untuk konco-konco lainnya. From: Good Luck To: 1278. Jangan penasaran deh! Kini kamu sudah tahu identitas saya. Semoga tetap setia dalam mengiringi dan melayani-Nya, "good luck" selalu menyertaimu seumur hidup! To: Mr. Vampire. Anda serem-serem dan jelek-jelek begini ternyata banyak juga penggemar ya? Tolong dibagi buat kita-kita yang belum ada penggemar selagi Anda masih di dunia persilatan dong! To: Kak Pengasuh TRP. Thanks atas dimuatnya "Kts" saya ya? From: 1278 To: Metty at Lippo. I'll wait for your answer! To: Meri MDS Pandu. Mana janjinya? Ditunggu lho?! Dari: Samo Hung Buat: Fanny at Pasundan. Sering mampir ke DP pasti ada udang di balik mie tiau, he...he...he... Just kidding! From: Steven, Boyke, Yosua, Insuanto & friends To: Cewek-cewek cakep mantan SMU II-3 Methodist II. Hoi...apa kabar semuanya? Kapan kita reuni lagi? Mentang-mentang semuanya dah punya doi, so lupa sama kita-kita yang ganteng ini. Especially Fenny Thomas & Shirly. Hai, gimana kabarnya di Bireuen? Kirim salam ya buat papi, mami dan tak lupa buat In-In dan teman-teman lainnya (Lina, Afung dan lainnya). From: Sekak To: Lap Chiong at Sena 76. Gue tau gue salah, maafkanlah diriku, dan perlu engkau ketahui: "I'll never stop loving you." From: Bangkei To: 1818 LG. Bagaimana kabarmu dengan Acek? Apa sudah oke? Jangan lupa... nyam-nyam...srup-srup..., oke?! From: B2 "Y3" N Dear: Mr. Nice Guy at ITC. Ngomong-ngomong gimana nih nggak muncul-muncul untuk kenalan? Jadi orang jangan sombong deh! From: Susan Dearest: Susanto at.... Hai, lagi ngapain? Pasti lagi baca "Kts" ya? Gua di sini udah rindu banget sama kamu, suaramu, sifatmu, semuanya dech! Lewat ini aku titip salam sayang sama kamu. Bye.... To: Yenny H. at Sabaruddin. Apa kabar? So pasti baik 'kan? Eh, soal si 'cho lang lo' itu tak usah dipikirin lagi yach? Ngapain dipikirin, oke? Gua mau titip salam kangen sama adik kamu. Jangan lupa lho?! From: 7889 To: Mr. Long. Hello cowok, gimana kabarnya sekarang? Di kelas Long akhir-akhir ini kok rajin banget? Udah dulu ya? Semoga Long bisa juara, oke? 7889 mendukungmu lho! To: Jimmy. Lain kali kalo lu mau ngirim "Kts" jangan kirim 7889 terus dong! Habis, udah tak dapat ongkos, malah elu marah kalo tak dimuat, he...he... Jangan marah ya? 7889 cuma berçanda kok! To: Jes. Hai, non putri, gimana dengan cerpen karangan gua? Dapat nggak sich Jes jadikan kenang-kenangan sewaktu nanti kita berpisah? From: CK at Siau Yang Tui Special: Someone at Siau Yang Tui. Kamu kelihatan very beautiful ketika tersenyum. Do you know that? I miss you so much. I hope that I can meet you sering-sering. Nampaknya ini hanyalah benda-benda kecil, karenanya se- ring terlupakan. Padahal kegu- yangkan kalau di saat siap akan naannya sungguh vital. Coba ba- bepergian kau mendapati kancing bajumu lepas. Mau pinjam teman skost lain, ternyata mereka sudah pergi semua. Nah, daripada harus kebingungan dan kehilangan wak- tu, siapkanlah peralatan jahit, pe- niti, gunting ini dari rumah. dang belajar, tiba-tiba lampu pa- dam. Jadi, siapkan beberapa ba- tang lilin, sekalian dengan alas- nya. Simpanlah lilin dan korek ini di tempat yang mudah ditemukan kembali agar kau tak repot men- carinya kembali dalam kegelapan. 4. Alat jahit, peniti, jepit, gunting. Untuk cewek, jepitan pun per- lu disediakan. Bila rambut sudah kotor, tentunya jepitan diperlukan untuk sedikit memperapi rambut mu. 5. Senter, obeng, tang, paku ke- cil, tali. Alat-alat ini bukan monopoli cowok saja, cewek pun memerlu- kannya. Bagaimana jika kau per- lu mencari benda kecil di kolong tempat tidurmu yang gelap? Ba- gaimana kalau slot jendela atau pintumu lepas atau macet? Atau bagaimana kalau kau ingin meng- gantungkan sesuatu di dinding? Dan bila kau membungkus se suatu, kau pasti perlu tali. 6. Cermin. sa lagi penampilan dirimu? Ber- bekallah cermin kecil, setidaknya kau bisa memeriksa apakah di mukamu tak ada yang aneh atau ada pewarna yang nyelonong. 7. Kabel listrik. mengetahui misi atau warna me- dia tersebut. Sebab, pengenalan terhadap misi atau warna sebuah majalah atau koran, tidaklah se- lalu segampang mengenal misi ma jalah Bobo seperti dicontoh kan di atas. Majalah Femina de- ngan Kartini misalnya, walau pun sama-sama ditujukan untuk kaum wanita tapi warnanya jelas- lah tidak serupa. Begitu pula hal- nya majalah Idola dengan maja- lah Gadis yang sama-sama ditu- jukan kepada remaja, tentu pula berbeda warna dan coraknya. Masalahnya kalau sudah begi ni adalah, apakah pengarang itu harus mengenal misi atau warna sebuah media dulu dan kemudian baru mengarang cerpen yang se- suai dengan media tadi? Atau, mengarang saja dulu dan setelah selesai baru mencari media yang kira-kira cocok untuk menam- pung cerpen tersebut? Keuntungan yang akan diper oleh pengarang yang memilih al- ternatif pertama ialah, cerpen yang dia hasilkan akan dengan mudah diterima media yang dia tuju. Namun di balik itu bersem- bunyi bahaya serius yang me- ngancam kreativitasnya sebagai pengarang. Karena senantiasa dibayang-bayangi oleh warna cer- pen media yang hendak dia tuju saat mengarang, maka kebebasan nya akan terhambat. Dia tidak la- gi melepas-bebas sebagai pencip- ta. Idenya, gayanya, boleh jadi tidak lagi orisinal, sebab sadar atau tidak dia sudah berkompro- mi dengan aturan-aturan media yang dia tuju. Bila terbiasa de- ngan kondisi serupa ini, tentulah amat berbahaya bagi pertumbuh an kreativitasnya sebagai penga rang. Untuk belajar, kau perlu pene- rangan yang bagus, tapi belum tentu letak stop kontak dekat de- ngan meja belajarmu. Jadi, sedia- kan beberapa meter kabel untuk menyambungnya. Tentu saja ja- ngan lupa sepasang fitting atau stekker. Sebaliknya, bagi pengarang yang memilih alternatif kedua tentulah akan kesulitan pula 8. Gula, kopi, susu atau coklat. Bawalah untuk persiapan bi- la kau memerlukannya. Oh ya, ba- rangkali perlu juga kau bawa ke cap dan saus dalam botol kecil un- tuk melengkapi makanan kecilmu. 9. Menghargai kepentingan orang lain. Bukan tidak mungkin, tempat kostmu terisi kawan-kawanmu dari berbagai daerah yang mem- bawa kebiasaan dan kesukaan masing-masing. Perbedaan ini tak akan menimbulkan pertengkaran atau keributan bila kau menghar- gai mereka. 10. Memelihara tempat bersama. 3. Lilin dan korek api. Siapa pun tak akan senang bi- la sedang asyik membaca atau se- Tak puas bila sebelum mening- galkan rumah kau tak memerik- Bimbingan Penulisan Cerpen Tidak semua kamar dilengka- pi kamar mandi dan dapur atau tempat jemuran tersendiri. Jadi kau harus bisa memelihara juga 'tempat umum'. Menulis Cerpen Melihat Media TIDAK semua cerpen yang di- tolak redaksi majalah atau koran berarti buruk atau jelek. Aneh ? Tidak. Dalam kenyataannya me- mang sering terjadi hal yang de- mikian, Redaksi koran atau ma- jalah, tak jarang menolak atau mengembalikan saja cerpen-cer pen yang baik dan bagus, di sam- ping cerpen-cerpen buruk, jelek, dangkal atau yang tak tentu jun- trungan yang mereka terima. Mengapa terjadi hal seperti itu? Jawabnya sebetulnya amat sederhana, namun memang sering luput dari perhatian para penga- rang. Yaitu, karena cerpen-cerpen yang baik dan bagus itu tidak se- suai dengan misi majalah atau ko- ran yang bersangkutan. Contoh pa ling gampang untuk kasus seru- pa ini adalah, cerpen bertema cinta segi tiga yang melanda re- maja yang terkirimkan ke maja- lah anak-anak seperti Bobo atau Ananda. Atau cerpen-cerpen ber- tema rumah tangga, kisah per- juangan suami-istri dalam meng- hadapi badai kehidupan, yang ter lemparkan ke majalah-majalah re maja serupa Gadis, Mode Indo- nesia, Nona dan sebagainya. Ba gaimanapun bagusnya penyampai an cerpen-cerpen tadi, betapa pun sempurnanya strukturnya, dapat dipastikan akan tetap dikembali- kan atau ditolak oleh redaksi majalah-majalah di atas. Dari peristiwa di atas tersirat pesan bahwa pengarang seyogya nyalah mengenal misi atau war- na media yang hendak dia kirimi cerpen. Dengan kata lain, sang pengarang harus mengenal pasar terlebih dulu sebelum memasar- kan cerpen-cerpennya. Untuk pakaian perlu diberi ci- ri/tanda baik dengan spidol atau dengan jahitan initial namamu, agar mudah dikenali bila tercam- pur pakaian teman lain. Dan akhirnya......selamat kost!. mencari-cari media yang cocok dengan cerpen yang dia hasilkan, karena dia tidak menyesuaikan karyanya itu dengan warna se- buah media sewaktu mengarang- nya. Namun di balik ini pula, me- nunggu horison kreativitas yang amat luas yang memungkinkan- nya masuk ke sana. Karena dalam mengarang dia betul-betul menja- ga haknya sebagai pencipta de- ngan utuh. Kebebasannya, priva cy-nya, benar-benar terjamin se- bagai pengarang. Dia lepas-bebas saat berkreasi, merdeka dalam mengungkapkan perasaan, pikir an, ide, cita maupun pandangan- pandangan hidupnya. Dan hal se- perti ini sangatlah bermanfaat ba- gi pertumbuhan kreativitasnya se- bagai pengarang atau pencipta. Dengan semua itu memang di- tuntut sebuah sikap yang jelas dari seorang pengarang di masa kini. Sebab di satu pihak ia mes ti setia kepada kebebasannya se bagai pencipta, agar kreativitas nya dapat tumbuh wajar dan me mungkinkannya memasuki hori- son kreativitas yang sangat luas, namun di pihak lain ia harus pu- la mengirimkan cerpen yang se- suai dengan misi atau media yang hendak dia tuju bila tak ingin kar yanya itu ditolak. Maka sikap yang tepat ialah, tetap menjaga kebebasan kita se- bagai pencipta saat mengarang, dengan jalan membuang jauh- jauh segala macam misi maupun warna sebuah media, dan setelah karya itu selesai baru kita kemba- likan misi dan warna media tadi untuk mencari mana yang cocok buat menampung karya tersebut. Bila tak ada yang sesuai kita cip- takan yang lain lagi dan lagi, toh horison kreativitas begitu luasnya dan kita telah melangkah dengan dasar yang benar untuk mema- sukinya! ***