Arsip
Halaman Artikel
Creative Commons License

Jika anda mendapati gambar tidak sesuai dengan spesifikasi data (salah tanggal dan atau salah penomoran halaman), posisi gambar landscape, satu gambar terdapat dua halaman, kualitas gambar kabur, anda bisa melaporkan data tersebut agar segera diperbaiki dengan menekan tombol laporkan.

Kata Kunci Pencarian:

Nama: Berita Yudha
Tipe: Koran
Tanggal: 1995-07-21
Halaman: 04

Konten


TAJUK RENCANA Berita Yudha JUM'AT, 21 JULI 1995 Keuntungan Politik Lebih Besar Bagi Presiden Clinton Pengumuman Presiden Amerika Serikat Bill Clinton minggu yang lalu mengenai keputusan pemerintah di Washington untuk menjalin hubungan diplomatik penuh dengan Vietnam, telah diramalkan kalangan pers AS akan menimbulkan tentangan politik terhadap dirinya. Tetapi, banyak kalangan pengamat politik di Washington justeru berpendapat, kerugian politik akan lebih besar apabila Presiden Clinton menolak menormalisir hubungan diplomatik dengan Viet- nam. Dijalinnya hubungan diplomatik itu dengan sendirinya akan menghilangkan setidaknya mengurangi kesan atau mimpi buruk di kalangan bangsa AS dan Vietnam mengenai perang yang baru berakhir 20 tahun lalu itu. Perang itu telah menimbulkan korban nyawa yang begitu besar dan membuat rakyat Vietnam menderita, sementara tidak kurang dari 58 ribu tentara AS tewas. Pada masa pemerintahan Presiden George Bush empat tahun yang lalu, usaha pemulihan hubungan diplomatik dengan Vietnam itu sudah dila- kukan. Ketika itu Washington mengajukan dua persaratan paling utama. Pertama, penyelesaian masalah Kamboja dan kedua pencarian lebih dari 2 ribu personil militer AS yang hilang dalam perang Vietnam. Vietnam serta-merta menyetujui kedua persaratan utama itu, karena Hanoi sedang berusaha membangun perekonomiannya. Masalah Kamboja, dimana Vietnam terlibat langsung, telah diselesaikan liwat perundingan di Paris. Masalah pencarian 2 ribu personil militer AS telah dilakukan oleh Vietnam dan AS mempercayai usaha itu. Diakui oleh Presiden Bill Clinton bahwa masalah itu belum diselesaikan sepenuhnya oleh Vietnam, dan pemulihan hubungan diplomatik tidak berarti pencarian atas personil militer AS yang hilang akan dihentikan. Sebaliknya, masalah itu akan diselesaikan dengan lebih cepat. Selama pemerintahan Presiden Clinton, terutama setelah pencabutan em- bargo, jumlah jenasah personil militer AS yang hilang di Vietnam berhasil ditemukan 167 jenasah. Penemuan itu hasil usaha bersama AS dan Vietnam. Didalamnya termasuk 68 kerangka jenasah yang diserahkan Vietnam secara sepihak. Masalah personil AS yang hilang di Vietnam ini merupakan ma- salah sensitif di kalangan bangsa Amerika. Lebih dari separuh rakyat AS menurut hasil survai menyetujui langkah normalisasi hubungan dengan Vietan. Hanya 27 persen saja yang tidak menyetujuinya, sedangkan sisanya menyatakan abstain. Hendaknya diingat, bahwa ketika perang Vietnam masih berlangsung, banyak kalangan di AS menentang keterlibatan pasukan AS disana. Pemuda Bill Clinton ketika itu termasuk penentang perang Viet- nam. Karena itu mungkin lebih banyak orang AS menyetujui langkah normalisasi hubungan dengan Vietnam Vietnam sendiri tentu saja mempunyai kepentingan besar untuk dijalinnya hubungan doiplomatik dengan AS bagi pembangunan negerinya. Vietnam selama perang dingin berada dalam kubu Unie Sovyet. Bantuan dan dukungan ekonomi serta militer memang diberikan oleh Sovyet ketika itu, karena makin tajamnya pertentangan Moskow-Beijing. Setelah perang dingin berakhir dan Unie Sovyet bubar, maka Vietnam kehilangan bantuan luar-negri sekitar beberapa milyar dollar AS. Dalam pada itu embargo AS atas Vietnam, membuat negara Ho Chi Minh itu sulit mendapatkan bantuan dari negara- negara Eropa, Jepoang dan Lembaga keuangan Dunia. Vietnam harus mengalami kesulitan ekonominya. Pada tahun 1994 lalu pemerintah Clinton telah mencabut embargo dagang terhadap Vietnam, disusul dengan dibukanya kantor penghubung tahun berikutnya. Ketika itu sudah mulai masuk investasi asing, terutama dari Jepang dan Perancis, disamping sejumlah negara ASEAN dan Asia lainnya. Para pengusaha AS sendiri tentu saja tidak mau ketinggalan dalam menggarap Vietnam yang merupakan kekuatan pasar tidak kecil itu. Keputusan Presiden Clinton bisa dipastikan antara lain karena kuatnya desakan para pengusaha itu. Penyelesaian hubungan dengan Vietnam itu bagi Presiden Clinton akan memberikan point dalam capaian prestasi politiknya di bidang diplomasi sebagai modal untuk mengikuti pemilihan kembali sebagai Presiden AS.**** Pojok Yudha.. Menurut Walikota Jakarta Timur, para anggota Dharma Wanita tak perlu takut terkena AIDS, karena tak pernah ganti-ganti pasangan. -Tentunya, asal sang suami alias para pegawai negeri itu tidak suka "jajan" di luaran. AIDS KLUYURAN Para pegawai Pemda yang kluyuran pada jam-jam kantor, akan dikenakan sanksi. - Tentunya termasuk para boss-nya dong. *** KARTEL Menurut Direktur PDBI, Christianto Wibisono, Bank Dunia ikut melahirkan praktak kartel dan monopoli di Indonesia. -Tapi yang paling pegang peranan, adalah mereka yang punya wewenang memberi perizinan. 7 ning Australia mulai tanggal 1 Agustus 1995 selama sebu- lan akan menyelenggarakan latihan militer akbar yang diberi nama sandi "Kan- garoo-95" (K-95) di Austra- lia Utara dengan melibatkan kekuatan militèr tujuh ne- gara dan peninjau dari 12 negara. Latihan Militer Australia Dan Partisipasi ABRI Oleh: M. Noeh Hatumena san dini yang didapatkan matra Daratnya ke beberapa dari laporan intelejen dan ra- tempat di bagian Utara Aus- dar tembus cakrawala (over tralia. horizon radar) yang berke- dudukan di Jindalee, Austra- lia Selatan. Indonesia untuk pertama kali diundang ikut serta di- dalam latihan tersebut, yang diselenggarakan Angkatan Bersenjata Australia (ADF) empat tahun sekali. Panglima Angkatan Ber- senjata (Pangab) Australia Jenderal John Baker me- ngatakan di Canberra belum lama ini, latihan itu meru- pakan langkah perwujudan strategi pertahanan Australia untuk mempertahankan diri dari serangan musuh. Selain itu, kegiatan terse- but adalah realisasi dari konsep Keamanan Regio- nal Australia" (Australian's Regional Security) yang me- nekankan kerjasama militer dengan negara sahabat atas dasar kemitraan. Kalau pada latihan Kan- garoo sebelumnya Indone- sia hanya diundang sebagai peninjau, maka dalam K- 95 kali ini Indonesia diikut sertakan, bersama-sama de- ngan Amerika Serikat, Ing- geris, Kanada, Malaysia, Si- ngapura dan Papua Nugini. Sebaliknya, kalau pada latihan Kanggaroo sebe- lumnya Selandia Baru ikut sebagai peserta, di dalam K- 95 kali ini "Negeri Kiwi" itu Dalam era globalisasi abad 21, perekonomian negara di dunia akan saling terkait dan bersaing, sehingga pola hidup dan kebudayaan antarbangsa saling mempengaruhi. Untuk menyongsong era globalisasi bebas pada abad tersebut, bangsa Indonesia perlu mengaji lebih dalam lagi sampai sejauh mana kua- litas sumber daya manusia (SDM) yang telah diper- siapkan. Pembantu Asisten Menteri Negara Perencanaan Pem- bangunan Nasional Bidang Peningkatan Pemerataan dan Penanggulangan Kemiski- nan Sjahruddin Semat pada Seminar Nasional SDM Pe- desaan di Jambi belum lama ini menyatakan, pembangun- an SDM Indonesia mengala- mi banyak kemajuan berkat berbagai program yang telah dikembangkan. "Sejak awal JPJP-I, prog- ram pembagunan bidang pen- didikan dan kesehatan ber- hasil meningkatkan kualitas SDM Indonesia, sehingga kini mampu menjajarkan diri dengan negara tetangga di Asia, seperti Thailand, Singa- pura, dan Sri Lanka," kata- nya. Ia mencontohkan, semua anak usia 7-12 tahun sudah mendapat kesempatan bela- jar di SD, sedangkan umur sudah mendapat juga me- Pertanyaan-pertanyaan seperti ''siapa dubes beri- kutnya" atau "apakah ber- latar sipil atau militer" saat ini masih terlalu pagi untuk diajukan, karena kapan kursi itu akan diduduki kembali pun, belum dapat dipastikan. Menlu Ali Alatas hingga tengah pekan ini belum me- nyebut waktu pengisian kembali itu ataupun nama calon berikutnya untuk Can- berra. mengundurkan diri sebagai protes atau kehadiran armada Angkatan Laut Amerika Se- rikat bersenjata nuklir di dalam latihan tersebut. Bila posisi Dubes RI di Canberra itu dibiarkan di- kosongkan selama satu atau dua tahun maka secara basa- basi diplomatik hal itu me- rupakan sesuatu yang kurang nyaman bagi kedua negara. Keberlaratan pengoso- K-95 tersebut diikuti se- kitar 17.500 personil militer. Amerika Serikat, Inggris, Kanada, Indonesia, Malaysia dan Singapura mengikutkan unsur kekuatan matra laut, udara dan darat, sementara PNG mengerahkan kapal patroli pantainya. ngan pos di Canberra tam- paknya bisa menyebabkan Dubes Australia di Jakarta, Allan Taylor, harus pula di- tarik pulang untuk menye- imbangkan kedudukan wakil tertinggi keduanya. Untuk Dubes RI saat ini telah diambil alih Kuasa Usaha Baker mengatakan, karena Indonesia baru pertama kali terlibat didalam latihan ter- sebut, maka sebagai penye- suaian awal pada pertenga- han Maret 1995 lalu satu pa- sukan Lintas Udara Ko- mando Cadangan Strategi Angkatan Darat (Linud- Kostrad) berlatih bersama pasukan Para Australia di bumi Australia. Pangab RI Jenderal TNI Feisal Tanjung telah menya- takan bahwa partisipasi AB- RI didalam latihan tersebut tetap berjalan sesuai ren- cana. Menteri Pertahanan Aus- tralia, Robert Ray, didalam Raker Angkatan Darat Aus- tralia di Brisbane akhir Juni 1995 menyatakan, kerjasama pertahanan Australia-Indone- sia dalam lima tahun tera- khir ini sangat menonjol. Hal tersebut, menurut dia, terutama dibidang pendi- dikan dan latihan, serta ke- dua pihak memiliki pan- dangan yang sama terhadap masa depan keamanan Asia Pasifik yang menjadi tang- Namun, di tingkat pergu- ruan tinggi, Indonesia masih jauh tertinggaldibanding de- ngan negara berkembang lain, kata Sjahruddin Semat yang menyajikan makalah "Program IDT sebagai Uaya Pemberdaya Penduduk Mis- kin." Menurut dia, kualitas SDM Indonesia bervariasi, karena ada kelompok penduduk ma- ju, berkembang, dan terbela- kang, sehingga perlu terobos- an baru untuk meningkatkan pemerataan. Kendati kualitas SDM In- donesia mengalami pening- katan, namun masih ada ba- nyak tantangan dan rintangan dalam era globalisasi saat ini, seperti masih banyaknya jumlah penduduk miskin ndi pedesaan. Berdasarkan hasil analisa Biro Pusat Statistik (BPS) tahun 1993, terdapat 25,9 juta penduduk Indonesia di ba- wah garis kemiskinan yang kondisi sosial ekonominya termasuk yang paling terting- gal. Namun, pemerintah ber- upaya terus mengentaskan- nya dari belenggu kemiskin- an, agar apda PJP II, istilah "kerak kemiskinan" menghi- lang dari bumi Indonesia. Zakaria Soemintaatmadja, orang nomor dua di KBRI Canberra. Dubes sebelumnya, Sabam Siagian, sudah kembali ke Jakarta sejak akhir pekan ini. Tentang soal ''berapa la- ma" itu, pengamat politik Marzuki Darusman menun- juk pada faktor ''seberapa penting" Indonesia meman- dang Australia. Artinya, kecepatan pengi- sian kembali posisi itu ber- banding lurus dengan kadar kepentingan RI terhadap Australia, tutur Marzuki. ANALISA/KOMENTAR Saling membutuhkan Untuk itu mantan anggota DPR itu menjelaskan, se- tidak-tidaknya secara geo- grafis Australia sama pen- tingnya dengan sesama ne- gara ASEAN. Di kalangan diplomat RI dikenal penggolongan kelas- kelas KBRI. Kedubes di negara-negara ASEAN ter- masuk KBRI dengan skala kelas I, sama dengan negara- negara penting lain seperti Australia, Jepang, Inggris dan AS. gungjawab semua negara dikawasan tersebut. Selain kedekatan geografis sebagai negara tetangga, Australia pun dalam bebe- rapa tahun terakhir mengem- bangkan kebijakan yang le- bih mesra serta memihak Menurut Ray, semangat kerjasama pertahanan kedua negara itu sejalan dengan konsep pertahanan Australia (Defence White-Paper) yang menekankan pentingnya "pertahanan kawasan" yang mencakup Australia dan ne- gara di Asia Tenggara. Didalam "Defence White- Paper" itu diungkapkan bah- wa Australia sejak tahun 1989 mendambakan suatu Kebijakan Keamanan Re- gional (Regional Security) di kawasan Asia Pasifik. Songsong Abad 21 Mutu SDM Indonesia Perlu Dikaji Oleh: Indra Gultom ningkat dari 45 tahun men- jadi rata-rata sekitar 62 ta- hun. Bagi pemikir strategi Australia, berakhirnya era perang dingin membawa konsekwensi perubahan si- tuasi global dari "bipolar" Amerika Serikat dan Rusia ke "multipolar", yakni munculnya kekuatan keku- atan ekonomi baru seperti Jepang, Cina India dan nega- ra lainnya di Asia. Oleh karena itu, Australia sebagai Negara Barat yang berada di tengah bangsa Asia berupaya untuk merumus- kan suatu keamanan kawa- san yang baru dan lebih lu- as, serta mengintegrasi- kannya dengan kepentingan masing-masing negara di kawasan tersebut. Latihan Kanggaroo me- rupakan pencerminan dari integrasi kepentingan Aus- tralia itu. Jenderal Baker mengata- Antisipasi GATT Sementara itu, Ketua Ikatan Sarjana Ekonomi In- donesia (ISEI) Marzuki Usman menekankan perlu- nya kesiapan bangsa Indone- sia menghadapi globalisasi perdagangan, terutama agar dapat mengetahi lebih jauh seberapa bebas perdagang- an itu, baik pada masa kini maupun mendatang. "Jika kita tidak mengaji lebih falam atau tidak siap menghadapinya, dengan ter- paksa kita harus merelakan tenaga ahli asing secara le- luasa mengusahakan kekaya- an bangsa Indonesia," kata tokoh kelahiran Jambi itu. Menurut dia, guna mem- bahas lebih lanjut tingkat kesiapan Indonesia dalam era globalisasi perdagangan du- nia, pokok-pokok kesepakat- an umum penurunan tarif perdagangan dunia masa de- pan (General Agreement on Tariffs and Trade = GATT) perlu diantisipasi sejak dini. Antisipasi yang dimaksud adalah paya meningkatkan efisiensi setiap kegiatan usa- ha, memperkuat posisi tawar- menawar pengusaha Indone- sia, serta daya saing kualitas SDM (sebagai implikasidari globalisas teknologi). BERITA YUDHA - JUM'AT, 21 JULI 1995 HALAMAN IV kepada RI sebagai bagian dari kampanye "menjadi bagian dari Asia". Paul Keating, begitu naik ke panggung pemerintahan Australia selaku Perdana Menteri awal 1992, memu- tuskan menetapkan Indone- sia selaku negara sahabat pertama yang dikunjungi dalam muhibah luar nege- rinya yang pertama. "Tidak ada negara lain yang lebih penting bagi Aus- tralia, selain Indonesia", kata Keating sesaat sebelum me- lawat ke Jakarta, 21-24 April 1992. kan penyelenggaraan latihan itu bertujuan ganda yakni kepentingan subyektifitas Australia memelihara kerja- samanya dengan negara sahabat dan kepada mereka diperlihatkan kemampuan "olah yudha" Australia. "Kenyataan ini saja me- nunjukkan betapa penting- nya Indonesia bagi Austra- lia", komentar anggota Ko- misi I DPR Marcel Beding. 'Keputusan ini menun- jukkan pemerintah Australia memang bersikap sungguh- sungguh untuk tetap me- melihara hubungan serta kerjasama bilateral yang baik dalam berbagai bidang", kata Mensesneg Moerdiono, saat itu mengomentari ren- cana lawatan tersebut. Demikian juga melalui latihan tersebut akan terwu- jud saling pengertian dan kerjasama yang berarti me- ngurangi rasa curiga, kesa- lahpahaman dan ketegangan dikawasan Asia Pasifik. "Kunjungan ini merupa- kan keputusan yang penting bagi PM Keating", kata Menurut Baker, kelengka- pan militer yang dikerahkan pada K-95 itu berupa 16 ka- pal perang, 100 pesawat tempur, dan lebih dari 500 kendaraan berlapis baja, serta persenjataan arteleri. Latihan militer tersebut berlangsung dikawasan se- luas empat juta kilometer persegi di utara Australia atau garis pantai sejauh 6.256 ki- lometer dari kota Derby di Australia Barat ke Cairns di timur negara bagian Queen- sland. Skenario latihan Seperti halnya latihan Kanggaroo sebelumnya, skenario K-95 bertumpu pada kebijakan pertaha- nan" berlapis Australia (lay- ered defence). Latihan tersebut mene- rapkan pula tiga lapisan per- tahanan. Pertama, pengawa- Oleh: M. Gunadi Henoch Ia menyatakan, persoalan besar yang dihadapi negara berpenduduk besar seperti Indonesia ialah pertambahan penduduk dan penyediaan lapangan kerja, sehingga persaingan tenaga kerja antardomesatik semakin ketat.sgbolg meledynion "Dalam konteks ini, persaolan SDM tidak lagi sekadar membangun infra- strukur pendidikan secara kuantitas, tetapi diperlukan isfrastruktur yang berorienta- si pada kualitas," katanya. Dalam makalah "Kesilapan Bangsa Indone- sia Menghadapi Globalsasi Perdagangan," menyatakan, untuk mening- katkan keterampilan tenaga kerja, perlu diberkan mater pelatihan secara mendalam agar penyelesaian kerja se- cara efsien dan efektif bisa diterapkan 1a Pelatihan dimaksud tidak saja di kelas, tetapi lebihi mengutamakan praktek di lapangan, sehingga secara fi- sik peserta pelatihan itu dapat menguasai semua materi diberikan. yang "Saya melihat lulusan S1 perguruan tinggi di Indone- sia belum memiliki kualitas tenaga kerja siap pakai se- cara profesional," katanya. Dubes RI untuk Canberra yang saat itu dijabat Sabam Siagian. Setelah April 1992, Kea- ting masih tiga kali lagi me- lawat ke Indonesia (Novem- ber 1993, Juni 1994 dan No- vember 1994), sesuatu yang agaknya tak bisa dipungkiri mencerminkan keseriusan nya menjalankan kebijakan "'melihat ke Utara". " Secara ekonomis, nilai per- dagangan dan investasi ke- duanya berkisar pada angka tiga miliar dolar Australia (sekitar Rp 4,95 triliun). Skala itu satu tingkat saja lebih rendah dibandingkan keakraban ekonomis Austra- lia dan Singapura. Seberapa Penting Australia Di Mata Indonesia "Berapa lama posisi Dubes RI di Canberra akan dikosongkan" agaknya me- rupakan bahasan paling penting sesudah Jakarta me- mutuskan untuk membatal- kan proses pencalonan Her- man Bernhard Leopold Mantiri untuk posisi itu. Sebanyak 72 persen dari ekspor Australia ditujukan kepada Asia Pasifik. Jepang sendirian membeli barang- barang Australia lebih ba- nyak daripada produk AS plus Masyarakat Eropa (ME). Keenam negara A- SEAN mengkonsumsi pro- duk-produk Kanguru lebih besar daripada 12 negara ME. Sifat lapisan pertama itu adalah pengumpulan infor- masi dan data mengenai pe- rangkat keras pihak lawan. Promosi besar-besaran ekonomi dan pariwisata "Australia Today Indonesia" Infformasi itu kemudian dianalisa untuk mengukur seberapa kuat "musuh" ter- sebut. Kedua menyongsong "musuh" itu diperairannya atau di angkasa sebelum me- reka mendekati atau meng- injakkan kaki di Australia Utara. Untuk itu matra udara yang terdiri atas pembom strategis F/A-18 dan berba- gai jenis jet buru sergap la- innya yang berpangkalan di Tindal, Curtin, Learmouth, Derby, serta jung York dikerahkan diban- tu kekuatan tempur matra laut lainnya. di Semenan- Ada dua pangkalan uta- ma Angkatan Laut Austra- lia, yakni di Jarvis Bay, New South Wales untuk operasi dibagian timur Sa- mudera Pasifik dan di Ster- ling, Australia Barat untuk Samudera Hindia dan Samu- dera Indonesia. Lapisan ketiga mengan- dalkan Angkatan Darat Aus- tralia dan mobilisasi tenaga terlatih warga negara Aus- tralia untuk memperta- hankan wilayahnya. Untuk itu, Australia sejak lima ta- hun lalu telah memindahkan sebagian besar kekuatan SDM pedesaan Pada pembukaan seminar itu, Gubernur Jambi Drs. H. Abdurrahman Sayoeti me- nyatakan, soal SDM pede- saan dalam menghadapi tan- tangan globalisasi tidak ter- lepas dari pelbagai aspek ke- hidupan sektor tiga perempat penduduk Indonesia, sehing- ga berbagai fakta obyektif perlu direkomendasikan. Fakta-fakta dimaksud tam- paknya telah mendorong dan menumbuhkan motivasi pen- duduk pedesaan untuk ber- prestasi meningkatkan kese- jahteraan. Karena itu, perlu dicoba untuk membatu memecah- kan permasalahan yang diha- dapi penduduk perbedaan agar lebih mampu mengem- bangkan potensinya dalam rangka meningkatkan peran serta mereka guna memba- ngun bangsa dan negaranya. Ia menekankan bahwa pel- bagai dimensi kehidupan penduduk pedesaan perlu diikaji bila semua pihak menghedaki pemecahan ma- salah yang menyeluruh yang dihadapi penduduk pede- saan. "Ini berarti tidak hanya dimensi ekonomi saja, atau dimensi agama, atau dimensi sosial budaya, tetapi juga dimensi politik dan ideolo- * Selain itu pada 1994, jum- lah turis Asia yang datang ke negeri Kanguru meningkat 40 persen. Secara khusus badan pariwisata Australia (ATC) mempersiapkan stra- tegi khusus yang kompetitif untuk mengincar dompet- dompet kaum kelas mene- ngah Asia agar dibelanjakan di Australia. Berdasarkan kebijakan pertahanannya itu, maka skenario perangnya dikisah- kan bahwa Australia dise rang sebuah negara musuh dari utara bernama "Orangeland" dibantu nega ra lain bernama "Cerise" Atas dasar analisa intelejen dan setelah mengukur keku- atan musuh tersebut, dike- rahkan kekuatan matra udara dan laut gabungan yang terlibat didalam latihan itu untuk menghancurkan- nya. Kelihatan betul masa de- pan Australia ada di kawasan Asia Pasifik. "Australia ti- dak mempunyai alternatif lain kecuali lebih banyak menjalankan bisnis dengan Asia", kata Marcel Beding. Sementara itu, Angkatan Darat Australia dibantu ne- gara sahabat terlibat pertem- puran di darat setelah lolos- nya sejumlah pasukan mu- suh yang diterjunkan dari udara. Sikap Indonesia Bagaimana RI menyikapi pendekatan orde sosio-eko- nomis-politis baru dari Aus- tralia itu, agaknya bisa di- simak dari pernyataan Pre- siden Soeharto awal bulan Mei lalu ketika menerima kunjungan Gubernur Jen- deral Australia Bill Hayden. Antara lain Kepala Negara mengatakan, keberhasilan pembangunan RI tiak bisa dilepaskan dari bantuan dan kerjasama pemerintah serta Pasukan musuh tersebut sebagian berhasil dilum- puhkan, tapi sebagian lagi lolos dan melakukan aksi sabotase pada instalasi- instalasi vital, serta perang gerilya. Oleh karena itu, skenario perang tersebut ditandai pu- la dengan perang gerilya dan peran pasukan komando menggagalkan berbagai aksi sabotase dan aksi teror la- innya. Para peninjau militer dari 12 negara, serta Kepala Staf Angkatan dan para Panglima Angkatan Bersenjata dari tujuh negara diundang me- nyaksikan jalannya latihan tersebut. gis," katanya dalam pembu- kaan semiar itu, yang dise- lenggarakan Himpunann Mahasiswa Provns Jamb (HMPJ). Di sisi lain, dosen IPB Bo- gor Dr. Ir. Ali M.A. Rachman MA menekankan perlunya perhatian khusus diberikan kepada masyarakat pedesaan (masyarakat kecil), dengan harapan kesejahteraan mere- ka sesuai dengan kehendak pasal 33 UUD 1945 bisa tercapai. "Perhatan khusus peme- rintah itu juga berarti sebagai upaya melindungi dari kerawanan memasuki eko- nomi global," katanya dalam makalah "Pemantapan Per- tanian yang Sehat, Mannusia, dan Ekologis: Suatu Antisi- pasi dalam Globalisasi Eko- nomi." Ahli pertanian, antropo- logi, dan ekologi manusia itu menengaskan, bagi pemerin- tah, menyiapkan masyarakat kecil dalam PJP II sudah tentu diartikan lebih meningkatkan potensi masyarakat lebih banyak dari sebelumnya. di Jakarta Juni 1994 me- rakyat Australia, yang se- nyedot dana sebesar kira-kira makin hari diharapkan se- Rp 18 miliar, sesuatu yang makin meningkat. kelihatannya terlalu mahal untuk dipertaruhkan sebagai sekedar aksi main-main. Ini misalnya dengan cara menggalakkan penggunaan energi serta memelihara kesinambungan evolusi so- sial budaya dan penetahan tradisi pertanian, demikan Ali M.A. Rachman. Selain itu disinggung pula soal keterlibatan positif Aus- tralia dalam proses kemer- dekaan RI. "Rakyat Indonesia tidak akan lupa bahwa sebagai te- tangga dekat, Australia telah memberikan dukungan ke- pada perjuangan menegak- kan kemerdekaan RI", kata Kepala Negara. Dengan semua latar be- lakang di atas, tidak heran bila banyak pengamat me- nyebut hubungan kedua ne- gara bertetangga ini ber- wawasan "benci tapi rindu", sesuatu yang sejak saat per- tama banyak mewarnai relasi keduanya. Indonesia banyak dijeng- kelkan dengan tanggapan- tanggapan Australia atas ber- bagai masalah dalam negeri, sementara negeri kanguru itu sendiri belum sepenuhnya bisa menyadarkan rakyatnya bahwa mereka bagian dari Asia" dan Indonesia bukan lagi "ancaman dari Utara" Tentang hal ini, Marzuki Darusman berkomentar. "Masih perlu ada saling penyesuaian satu sama lain Sekalipun begitu, menurut dia, untuk saat ini Australia Ke Halaman XI