Arsip
Halaman Artikel
Creative Commons License

Jika anda mendapati gambar tidak sesuai dengan spesifikasi data (salah tanggal dan atau salah penomoran halaman), posisi gambar landscape, satu gambar terdapat dua halaman, kualitas gambar kabur, anda bisa melaporkan data tersebut agar segera diperbaiki dengan menekan tombol laporkan.

Kata Kunci Pencarian:

Nama: Berita Yudha
Tipe: Koran
Tanggal: 1995-07-21
Halaman: 08

Konten


we HELENTS PARA CUCUSINUWUN. Dalam Kirab Agung yang diadakan 1 Juli lalu, para cucu Sinuwun Pakubuwono ikut menyemarakkan suasana dengan mengendarai kuda bagi cucu lelaki dan perempuan naik kereta kencana. Tampak dalam gambar para cucu Sinuwun Pakubuwono melintasi panggung kehormatan dengan kereta kencananya. (Photo: BY/tri.a) Melihat Dari Dekat Dalam" Tahun Emas Kemerdekaan RI, pengem- bangan pariwisata terasa le- bih ditingkatkan sebagai upaya meningkatkan jumlah wisatawan mancanegara (wisman) maupun wisatawan nusantara (wisnus) dan lama tinggal di objek wisata. Festival Keraton Nusantara I 1995 Puri Ubud Bali, Kesultanan Cirebon, Keraton Surakarta dan Keraton Yogyakarta). Menurut Ketua panitya pa gelaran busana pengantin Keraton Nusantara Ny. BRA. Mooryati Soedibyo, sasaran yang menjadi tujuan utama diselenggarakannya pagela- ran busana pengantin ini tiada lain untuk memperkenalkan adat istiadat, adat tradisi seni budaya Keraton, serta untuk meningkatkan apresiasi dan pemahaman masyarakat, khususnya bagi generasi mu- da terhadap nilai-nilai luhur dan kebesaran budaya bang- Prawiro Anom dan diperkuat dengan putri-putri nan cantik cucu Sinuwun Pakoe Boewo- no yang duduk dengan ang- gunnya diatas kereta - kereta kebesaran, penampilan kon- tingen terakhir ini juga di- warnai dengan lagu Be- ngawan Solo" yang dialun- kan melalui gamelan yang diusung para prajurit. Benar-Benar Pempesona lam kedua di di Pura Mang- kune garan tampil Kesultanan Sumenep dengan tari Moang Sangkal dan Gaabuh ". Sedang di Sitihinggil Ke- raton Surakarta tampil Kera- jaan Gowa dan Kesultanan Bima yang menampilkan tari "Lenggo, Katuku dan Toja. Pagi harinya Keraton Sura- karta menampilkan upacara adat Ruwatan 44 sa. INCOE 44 Berbagai kegiatan promosi dan pemasaran pariwisata telah dilaksanakan disamping menganekaragamkan atraksi wisata agar mampu menjadi daya tarik tersendiri bagi wi- satawan. Festifal Keraton Nusantara I yang dilaksana- kan 1-7 Juli lalu di Surakarta terasa bagai wahana infor- masi dan promosi pariwisata akan keberadaan Keraton- keraton yang pernah meme- rintah di negara tercinta In- donesia ini. Dimana keberadaan Kera- ton beserta adat istiadatnya sejak lama kita kenal sebagai pusat kebudayaan yang telah melahirkan karya-karya seni yang begitu tinggi dan tidak pernah surut oleh perubahan jaman. Bahkan karya seni yang dihasilkan itu merupa- kan kebudayaan yang memi- liki nilai-nilai keagungan, kemewahan dan keluhuran yang adhiluhung ini perlu dipahami oleh generasi masa kini, sekaligus dilestarikan sebagai kekayaan bangsa Indonesia. Dan sudah barang tentu merupakan asset yang cukup potensial dalam upaya mengembangkan kepariwi- A sataan. Festival Keraton Nusanta- ra pertama yang dirintis de- ngan festival Keraton yang diikuti sebatas Keraton-ke- raton yang ada di Pulau Jawa (Surakarta, Yogyakarta an Cirebon) dan dimaksudkan untuk mengantisipasi perlua- san Bandara Adi Sumarmo menjadi pintu gerbang Internasional ini memang begitu marak. Bagaimana ti- dak 20 Keraton dari 13 Pro- pinsi ikut menyemarakkan suasana festival dengan menggelar berbagai adat istiadat, kesenian yang di- milikinya sampai ke "kekua- tan "prajurit dimasa keja- yaannya dahulu. Kegiatan festival yang di- mulai dengan " Malam pe- sona busana pengantin Kera- ton Nusantara " yang diada- kan di Shangrila Hotel Jakarta 21 Juni yang lalu dengan me- nampilkan peragaan adat dan busana pengantin dari 10 Ke- raton (Istana Maimun Kesul- tanan Deli Sumatera Utara, Pagar Uyung Sumatera Ba- rat, Kesultanan Palembang Sumatera Selatan, Kerajaan Dipa Kalimantan, Kejaraan Gowa Sulawesi Selatan, Ke- sultanan Ternate Maluku, Kegiatan budaya yang me- nampilkan berbagai busana adat pengantin Keraton leng- kap dengan acara prosesinya seperti apa yang dinamakan 64 upacara Panggih ", "upa- cara bersanding dan Tepung Tawar ", upacara Papan Pasang", "Hari Batatai", Alleka Bunting dan Ap- pabajikang Bunting Mebiya Kala Djoko Kaha " dan lain-lainnya itu baru untuk pertama kalinya dilaksanakan. 44 "Melalui upaya-upaya seperti ini diharapkan keta- hanan budaya masyarakat dapat ditingkatkan, khusus- nya dalam menangkal penga- ruh negatif dari budaya asing di dalam era globalisasi se- perti saat ini. Disamping itu kegaitan ini juga diharapkan memberikan pengertian bah- wa sejak masa lampau bangsa Indonesia di seluruh tanah air telah hidup dalam kebe- saran adat, tradisi dan budaya yang dikagumi oleh bangsa- bangsa lain", ujar Ny. BRA. Mooryati Soedibyo. Kirab Agung 44 44 Seusai Menko Indag Ir. Hartarto memukul bende tan- da dimulainya festival Kera- ton dan mengambil lokasi di Keraton Surakarta Hadining- rat dan di Pura Mangkune- garan ini, ke 17 Keraton dari 20 Keraton yang ikut sdalam festival Keraton Nusantara I melakukan " Kirab Agung dengan menempuh jarak sekitar 7 kilometer dari Alun alun Utara Keraton Sura- 44 Atau Puro Pakualaman de- ngan dipimpin Pangeran Kanjeng Indrakusuma me- nampilkan Trikunder kava- leri dan Plangkir kavaleri, Puro Mangkunegaran me- nampilkan Manggalayudha, 40 prajurit wanita dengan nama prajurit Sambernyawa, Prajurit Dayengngastro, pra- jurit Sinyaler, prajurit ungel -ungel sanyelir dan diwarnai dengan kereta Londo Ulet, Keraton Kacirebonan yang didirikan 13 Maret 1908 me- nampilkan prajurit Nikmas Gandasturi, Keraton Kase- puhan Cirebon menyertakan Penampilan Keraton ini meriam hasil rampasan pe- cukup memukau penonmton, rang dengan Portugis 1527 di tidak saja mereka tampil Sunda Kelapa sedang Kera- pertama dengan mengerah- ton Surakarta Hadiningrat kan prajurit - prajurit asli ke- yang tampil dalam kirab raton, namun juga tercatat agung ini paling akhir me- sebagai kontingen terbesar ( ngerahkan 400 personil; 540 orang) selain tuan rumah menampilkan Jaeng Astro, karta Hadiningrat hingga Pura Mangkunegaran. Keraton Surakarta Hadining- rat. Demikian pula Keraton'- keraton lainnya tampil tak kalah menariknya. tana Para peserta kirab agung seperti Istana Kadriyah, Is- Alwatzkhubillah, Amantubillah (ketiganya dari Kalimantan Barat), Balla Lampoa (Sulsel), Ka- sultanan Ternate (Maluku), Puro Pakualaman Daerah istimewa Yogyakarta), Ista- na Bima (NTB), Puro Mang- kunegaran, Kerajaan Wolio Buton (Sultra), Keraton Ka- sepuhan Cirebon, Keraton Kanoman Cirebon, Keraton Kacirebonan, Kasultanan Su- menep, Keraton Syiak Riau, Keraton Kasunannan Sura- karta dan lain-lainnya meng- gelar prajurit tradisi masing- masing. Tampilnya para pra- jurit tradisi dari keraton di luar pulau Jawa ini, sungguh menarik, sebab masyarakat Solo pada umumnya tak per- nah mengenalnya. Dari sini- lah kejayaan kerajaan tempo dulu seakan-akan kembali dalam wujud barisan- barisan tentara kerajaan. Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat tampil pertama dibelakang barisan pembawa panji-panji kebesaran Kera- ton peserta festival. KARANGAN/TULISAN KHAS Kerajaan Gowa Sulawesi Selatan misalnya, menurun- kan 4 bergodo laskar kera- jaan, diantaranya laskar putri Daengto Kontu (singa Betina )yang pernah menjadi barisan prajurit legendaris semasa kejayaan Sultan Hasanuddin. Prajurit ini berpakaian baju sosok dengan celana kom- prang hitam seluarna baroci yang dikombinasi dengan sehelai sarung tempat me- nyengkelit badik dan bersen- jata balira yang dikenal se- buah peralatan tenun masya- rakat Sulsel. Senjata ini diper- cayai sebagai senjata pa- mungkas lantaran mampu mengalahkan kekebalan maupun kesaktian lawan berperangnya. (binom Dimalam harinya seusai kirab agung di Pura Mang- kunegaran diadakan malam kesenian yang menampilkan tari tarian tradisional, di- mana Karaton Kasepuhan Cirebon menampilkan tari Topeng Pancawanda ", Ke- raton Kanoman Cirebon me- nampilkan tarian "Tayub dan "Topeng Kelana ", se- dang Keraton Kacirebonan menampilkan tarian Pe- nyenggrama Agung". Dima- 46 46 Hampir tak ada tikungan jalan yang tidak mende- barkan hati wisatawan, ke- mana pun mereka melangkah ke berbagai obyek wisata di Ranah Minang, apalagi jika harus menyeberangi lautan untuk menemui "sikalabai" di Kepulauan Mentawai. 44 Semua peserta festival Ke- raton Nusantara ke I ini secara gergiliran menampilkan jenis -jenis tarian maupun upacara adat / peragaan busana di Pura Mangkunegarar, dan di Sitihinggil Keraton Sura- karta. Maka tak ayal lagi 44 44 tarian Mondoasmoro yang ditampilkan putra putri dari Puro Mangkunegaran sampai Zikir Hadrah." yang ditampilkan putra putri dari Istana Kadriah dan upa- Ke Halaman XI 44 yang airnya tampak tenang bergelombang kebiruan. Angin sejuk yang bertiup dari balik jambul-jambul hi- jau hutan belantara di se- panjang tikungan maut itu memang bisa membuat mata mengantuk, sehingga kalau kuran awas maka mobil pun bisa tergelincir. Kelok Empat-empat, di Bagi mereka yang pernah Kabupaten Agam, dekat berwisata ke Bali, mungkin Ngarai Sianok,80 Km dari tidak berlebihan jika menilai kota Bukittinggi, sungguh bahwa ternyata Bali belum merupakan tikungan maut, apa-apanya dibanding Suma- karena salah-salah kemudi tera Barat. Kombinasi alam bisa jatuh ke jurang. Peman- pegunungan dengan bukit- dangan di sepanjang tikungan bukit, hamparan sawah dan itu memang tampak indah hutan perawannya serta de- karena di tepi jurang itu buran ombak sepanjang pan- terbentang Danau Maninjau tai, Ranah Minang ini sung- Nama Borneo Untuk Tarik Wisman Ke Kalimantan Bagi dunia internasional, nama Borneo untuk Pulau Kalimantan barangkali lebih populer dari pada nama Ka- limantan sendiri. mengisi kegiatan sekitar 230 orang peserta Rakon IX WTW serta menghibur ma- syarakat di kota "Tepian" (Teduh-rapih-Indah-Aman- Nyaman) Samarinda. perkaya penyajian antara lain bah dan Serawak), serta mem- dengan menampilkan upa- apik dan tertata rapih dengan Penampilan yang cukup pencahayaan yang cukup profesional sangat memuas- kan penonton yang mengisi setengah dari daya tampung GOR Segiri sebanyak 4.000 cara adat tradisional. Karena itu, nama Borneo dinilai sangat ampuh untuk digunakan sebagai alat pro- mosi dan penjualan paket serta kegiatan pariwisata, gu- na menarik wisatawan man- canegara mengunjungi pulau ini. Tetapi, nama Borneo sa- ngat asing di telinga masya- rakat Kalimantan di Indone- sia, sehingga yang banyak memanfaatkan nama itu untuk tujuan wisata justru masyarakat Kalimantan di Malaysia Timur (Sabah dan Serawak) dan Brunei Da- russalam. "Seyogianya orang Kali- mantan di Indonesia (Kaltim- Kalteng-Kalsel dan Kalbar) yang menguasai sebagian besar dari pulau terbesar ke- tiga di dunia itu lebih banyak memanfaatkan kepopuleran Wisata Nusantara Ditjen nama Borneo," kata Direktur Pariwisata Ir E.A. Chalik di Samarinda, belum lama ini. Ketika membuka Rapat konsultasi (Rakon) IX Wi- layah Tujuan Wisata (WTW) E dan Festival Broneo I Chalik minta agar jajaran kepariwisataan di Kali- mantan mengembangkan promosi wisata daerah ini de- ngan menggunakan nama Borneo. "Orang asing lebih mudah mengenal daerah ini bila menggunakan nama Borneo ketimbang Kalimantan," ujarnya. Kepala Kanwil XIII Dep- parpostel Kaltim dan Kalteng Ibnu Darmawan mengakui, pelaku kepariwisataan di daerahnya selama ini kurang sekali memanfaatkan nama Borneo, baik dalam promosi maupun pemberian nama event atau produk seni bu- daya untuk kepentingan wi- sata. "Kita menyadari hal itu, sehingga tahun 1995 keempat provinsi di Kalimantan (wi- layah Indonesia) seluas 539.4600 km2 yang tergabng dalam WTW E sepakat me- nyelenggarakan event pari- wisata terpadu yang disebut Festival Bornoe," katanya. Festival Borneo I selama tiga hari berlangsung baru baru ii di "sporthall" Segiri Samarinda, terutama untuk guh tak ada duanya. Berkat pembangunan pula lah, piala Adipura sudah ber- ulangkali datang ke propinsi ini. Apalagi urang awak di rantau ternyata tak ingin "besar" sendirian, terbukti dari jumlah wesel mereka yang meliaran rupiah meng- alir ke desa-desa di daerah ini untuk pembangunan. Ada tiga kelebihan paket wisata Sumbar. Pertama, jalan mulus yang memben- tang panjang ke hampir setiap obyek wisata, sehingga wisa- BERITA YUDHA - JUM'AT, 21 JULI 1995 HALAMAN VIII 7'95 PRAJURIT SAMBER NYAWA. Empat Puluh prajurit wanita berpakaian putih putih berkombinasi kain sarung, dengan membawa busur datang dari Puro Mangkunegaran ini diberi nama "Prajurit Samber Nyawa". Dengan langkah tegap tak kalah dengan prajurit Lelaki mereka melintasi panggung kehormatan dalam kirab agung pembuka Festival Keraton Nusantara. (Photo: BY/tri.a) Kepala Dinas Pariwisata Kaltim selaku Ketua Panitia Penyelenggara Festival Bor- neo Drs. H. Dahlan Sjahranie mengakui kegiatan festival itu masih terbatas. "Namun antusiasme ma- syarakat terhadap penyeleng- garaan Festival Borneo ter- sebut sangat tinggi yang di- buktikan dengan hadirnya sekitar 400 seniman dari em- pat provinsi se Kalimantan ikut memeriahkan acara ter- sebut," ujarnya. Tari dan lagu Festival Bomeo I yang me- ngundang peserta dari Brunei Darussalam serta Sabah dan Serawak, namun mereka berhalangan hadir. Kegiatan itu lebih diarahkan pada ke- giatan tari dan lagu daerah, embrio dari Festival Broneo karena sifatnya masih berupa yang lebih besar. Kegiatan itu dimeriahkan dengan pameran potensi wi- sata masing-masing daerah, makanan rakyat serta olah- raga tradisional seperti ga- sing, belogo (permainan rakyat terbuat dari bambu dan tempurung kelapa) serta ke- terampilan menyumpit ma- syarakat dayak. Festival disaksikan sekitar 2.000 penonton setiap ma- lam. Keempat provinsi tam- pil maksimal dan cukup profesional menyajikan ber- bagai jenis tari dan lagu daerah andalannya masing- masing, dengan menurunkan artis tari dan penyanyi handal. Tuan rumah Kaltim mi- salnya, menurunkan lagu "Burung Enggang Marista" dam "Buah Bolog" yang di- bawakan vokal group! "Dr Voice" serta tari Jepen Te- pian" yang dimainkan pu- teri-puteri jelita ota Sama- rinda. Kalsel menyajikan lagu daerah andalan seperti "Ta- tangis" serta tari "Kudang Gimpang" dan "Lirik La- lan", Kalteng menyajikan lagu "Tumpi Wayu' dan tari Gelang Dadas. Kalbar me- nurunkan beberapa tarian kreasi Dayak dan Melayu seperti Jeping Tembung, Ge- rai Nyamah dan Banau serta sejumlah lagu daerah. tawan tidak merasa lelah. Kedua, ongkos perjalanan pun amat murah, ditambah tersedianya angkutan umum. Di kota-kota besar seperti Padang dan Bukittinggi, wi- satawan masih bisa menik- mati andong atau dokar, ha- nya RP.500-Rp.1000 untuk jalan dua atau tiga kilometer. Tiba di Padang, misalnya, wisatawan sudah dapat me- nikmati Pantai Padang. Lalu dengan mikrolet Rp.300, anda bisa segera menuju ke Pantai Air Manis, tempat ber- kembangnya legenda Si Ma- lin Kundang. Di sini, selain bisa bermain dengan deburan ombak, anak-anak pun bisa mendapat pendidikan secara tidak langsung, dengan me- lihat bongkahan batu mirip seorang pemuda di atas ka- pal yang tertelungkup akibat kutukan karena telah mela- wan ibu kandungnya. orang itu, yang ditandai de-. ngan tepuk tangan gemuruh setiap awal dan akhir pe- nampilan peserta. Lalu dengan bis AC atau non AC, hanya dengan Rp.1500 anda bisa segera menuju Bukittinggi. Dua jam perjalanan darat ke Bukit- tinggi ini, jantung anda kem- bali akan diguncang oleh hempasan kemudi bis yang meliuk-liuk melewati puluh- an tikungan tajam. Namun, pemandangan Lembah Anai, serta bunga-bunga yang ber- mekaran di halaman rumah penduduk sepanjang perja- lanan yang memakan waktu sekitar dua jam itu mungkin dapat merendahkan debaran jantung anda. Tiba di Bukittinggi, Ngarai Sianok sudah menantang ma- ta. Sederet peninggalan seja- Di sekeliling GOR Segiri juga digelar sekitar 25 stand pameran produk dan potensi wisata ke-empat provinsi, ketiga, menyumpit dan be- dan pada hari kedua dan logo. Perhatian pengunjung ter- pusat pada stand Kalsel yang menampilkan kue bingka dan ketupat Kandangan yang da- pat dicicipi pengunjung se- cara gratis. Wim Becker, seorang wis- man dari Amsterdam, Be- landa bersama pasangan wa- nitanya yang menyaksikan kekagumannya terhadap ke- festival tersebut menyatakan kayaan Kalimantan baik objek alamiahnya maupun kesenian tradisionalnya. "Dengan menyaksikan Festival Borneo ini kami bisa menyaksikan dan menikmati keindahan Kalimantan tanpa harus mengunjungi secara langsung," ujar Wim. Seorang pengunjung asal Kota Samarindah, Udin Co- reng menyayangkan promosi mengenai festival itu kurang gencar, sehingga banyak war- ga masyarakat tidak menge- tahuinya. "Kalau promosinya ba- nyak, saya kira GOR Segiri ini penuh sesak dipadati pe- ngunjung. Apalagi bila pada malam Minggu," ujar Udin yang juga wartawan sebuah harian ibukota bertiras cukup besar. Berwisata Di Ranah Minang Yang Mendebarkan rah seperti benteng Fort de Kock, Jam Gadang, Lobang Jepang akan membawa wisa- tawan kepada kejayaan seka- ligus tragedi masa lampau. Kota ini pernah melejit di zaman Belanda karena ada Sekolah rajo, yakni sekolah- nya tokoh-tokoh pemimpin seperti Tan Malaka, Dan Bung Hatta di jaman Belanda dulu. Kota dingin yang juga terkenal dengan Jam Gadang yang dingin ini selain kesohor dengan makanan khas "keru- puk sanjai" yang pedas manis itu, juga sulaman dan kain songketnya. Tak jauh dari Jam Gadang, ada Pasar Di- atas dan Pusat Kerajinan Su- laman yang khusus menjual kerajinan tangan dan kain- kain sulaman hasil karya wanita Bukittinggi dan seki- tarnya. Aset nasional. usa Direktur Bina Wisata Nu- santara Ditjen Pariwisata E.A. Chalik minta agar festi- val itu dikembangkan men- jadi kegiatan tetap kepariwi- sataan Kalimantan, karena cukup, potensial untuk me- ngundang wisatawan datang ke daerah itu. 03 Untuk meningkatkan daya tariknya, penyelenggaraan tahun-tahun berikutnya se- baiknya mengundang negara tetangga, terutama yang se- rumpun dengan masyarakat Kalimantan seperti dari Bru- nei dan Malaysia Timur (sa- Kelebihan ketiga dalam paket wisata Sumbar ini yakni kelengkapannya, karena hampir setiap obyek wisata merupakan perpaduan bu- daya dan peninggalan seja- rah, dengan ombak dan pantai putih bersih, bukit yang hijau, kerajinan tangan yang kreatif seperti sulaman dan makanan khas Padang yang "murah meriah". Di Pantai Air Manis, mi- salnya, selain minum air ke- lapa muda yang harganya hanya Rp.200, wisatawan dapat membeli cenderamata keong-keongan yang kulit- nya masih mengkilat bersih hanya Rp.1000 untuk 100 butir. Menurut dia, keempat pro- vinsi di Kalimantan sebaik- nya menjual paket wisatanya secara terpadu dengan paket seperti wisata air/petualangan di sungai, hutan alam serta seni dan budaya suku Dayak. Promosi dan pemasaran- nya pun tidak perlu jauh-jauh ke Amerika dan Eropa, tetapi cukup diarahkan ke Asia Pa- sifik seperti Jepang dan Ko- rea serta negara tetangga ASEAN, terutama Singapu- ra, Malaysia dan Brunei. Untuk lebih melengkapi debaran jantung anda dalam menikmati paket wisata di Ranah Minang ini, anda bisa mencoba naik kapal ferry ke Kepulauan Mentawai dengan ongkos Rp.14 ribu. Selama Dengan ditunjuknya Ban- dara Sepinggan Balikpapan dan Pontianak sebagai pintu masuk wisman (gateway in- ternasional), peluang Kali- mantan untuk menarik wis- man lebih banyak terutama dari Asean makin luas, tam- bahnya. Pos lintas batas Entikong di Kalbar bila digarap secara profesional sangat perpe- luang untuk dijadikan "Ba- tam" kedua untuk menarik wisman dari Brunei, Malay- sia dan Singapura, tam- bahnya. Ditjen Pariwisata, katanya, mendukung penuh penye- lenggaraan Festival Borneo sebagai event kepariwisataan terpadu di Kalimantan yang dilakukan secara periodik dan dimaksudkan dalam kalender kegiatan pariwisata nasional. Wagub Kaltim H. Suwarna AF, mengatakan ada bebe- rapa paket wisata terpadu Kalimantan yang dapat di- kembangkan antara lain pa- ket Kapuas-Mahakam (Kal- tim-Kalbar), Tanjung Isuy- Muara Teweh (Kaltim-Kal- teng), Muara Komam-Tan- jung dan Tanah Grogot-Batru Licin (Kaltim-Kalsel). Masalah kepariwisataan yang perlu dibehani di Kali- mantan adalah penyediaan tenaga profesional kepari- wisataan terutama pemandu (pramuwisata) yang mengua- sai lebih dari satu bahasa asing. Mengenai Festival Borneo, Wagub berharap, dapat dilak- sanakan secara periodik se- tiap tahun secara bergiliran, sehingga mulai sekarang su- dah dapat dipromosikan dan dijual secara gencar oleh para pengusaha perjalanan di se- luruh Kalimantan. (Rolex Malaha-Ans).- 10-15 jan di Samudera Indo- nesia anda akan diambang- ambing ombak raksasa se- belum sampai ke tujuan se- perti Muara Siberut, salah satu pulau di Kepulauan mentarai. "Sekali sekali ada juga kapal yang terbalik," kata Bustami, mantan Kades Muara Siberut yang setiap minggu bolak-balik Padang- Mentarai. Namun tokh jum- lah wisatawan tak pernah su- rut dan setiap kali pem- berangkatan kapal ferry yang hanya berlayar malam hari itu selalu ada paling kurang 10 wisatawan asing ke Men- tawai, katanya. Sebelum menikmati paket wisata Sumbar yang mende- barkan ini, sebenarnya sejak awal pemberangkatan Anda sudah harus sport jantung ter- utama mereka yang memilih jalan darat. Dengan naik bis AC. non AC, eksekutif atau super esekutif, anda sudah harus sport jantung melewati jalan mulus tapi penuh resiko se- lama 30 jam dari terminal bis Rawamangun Jakarta Timur menuu Padang. Tarifnya ber- kisar RP.30 ribu sampai Rp. 80 ribu. Jam keberangkatan pun harus diatur sedemikian rupa agar jangan sampai tiba di jalan di kawasan tertentu, perbatasan Sumatera Selatan dan Sumatera Barat, konon masuh banyak bajing lon- cat". Sekalipun demikian, acara "pulang basamo" lewat jalan darat yang kini sedang "trend" dikalangan perantau Minang di Jakarta bisa di- jadikan paket wiasta yang dikomersialkan oleh biro perjalanan. (Ans).-