Arsip
Halaman Artikel
Creative Commons License

Jika anda mendapati gambar tidak sesuai dengan spesifikasi data (salah tanggal dan atau salah penomoran halaman), posisi gambar landscape, satu gambar terdapat dua halaman, kualitas gambar kabur, anda bisa melaporkan data tersebut agar segera diperbaiki dengan menekan tombol laporkan.

Kata Kunci Pencarian:

Nama: Berita Yudha
Tipe: Koran
Tanggal: 1995-10-12
Halaman: 08

Konten


BERIT DHA KARANGAN/TULISAN KHAS KAMIS, 12 OKTOBER 1995 Kita melihat bahwa secara kasar dapat dikatakan Delapan puluh persen pen- duduk Indonesia adalah petani Petani telah bekerja keras dan banyak berjasa dalam usaha swasembada pangan. Tetapi petani baru sedikit yang ber- hasil meningkatkan kesejah- teraan hidupnya apabila di- banding dengan peningkatan kebutuhan hidup termasuk biaya produksi dilahan ker- janya. Makin jelas lagi ter- tinggal apabila dibanding de- ngan peningkatan kesejahte- raan hidup anggota masyarakat yang bekerja di sektor sektor industri dan jasa. Kita juga melihat bahwa petani sekarang ini semakin wasan luas juga dimengerti se- bagai wawasan yang baik glo- bal, mondial, jagadan, mau pun nasional, tetapi juga da- lam dimensi waktu: wawasan jauh kedepan. Inilah peran yang biasanya tidak mampu diambil oleh para petani. Te- tapi sekali lagi kita bukan akan mengambil alih peran petani, namun mendampingi mereka dan bersetia kawan dengan mereka. c. Keadilan sosial yang meliputi kesetiakawanan sosial yang luas bukan modelnya lemah posisinya, yang dahulu relatif mandiri dalam menen- tukan jenis tanaman, cara pemupukan, cara pemelihara- an dan pemasaran hasil pro- duknya, kini tinggal menjadi kelompok yang serba diatur diarahkan oleh begitu banyak petunjuk. Tanpa aspirasi sen- kepentingannya diri dan dilupakan. Padahal petani merupakan mayoritas di Indonesia. Perta- nian selalu menjadi pangkal dan sasaran penting dalam pembangunan nasional. Pada- hal di Negara kita tidak di- tabukan mempunyai pendapat yang berbeda, dihargai dan diberi tempat bagi inisiatip, keterbukaan dan sikap-sikap alternatip. Indonesia juga menjunjung tinggi kesetiaka- wanan sosial dan demokrasi sebagai mana tersurat di da- lam Pancasila. Padahal pula Tanah, Air, dan seluruh alam semesta adalah anugerah Al- lah yang harus kita pelihara sebaik-baiknya untuk kesejah- teraan bersama sebagai mani- festasi rasa syukur kita kepada Sang Pencipta. Maka Peme- rintah juga sudah sebisanya membuat proyek IDT. Sudah banyak pula di Indonesia ini pihak-pihak yang berusaha mencoba memberi perhatian kepada petani, si kecil, si miskin. Sudah banyak kritik dan sanggahan yang kepada semua usaha itu. Oleh karena itu agar kita jangan jatuh pada kekeliruan langkah, sebagaimana orang lain telah mengalami, ada be- berapa asumsi dan prinsip yang disimpulkan di dalam beberapa butir ini: a. Petani bukan sasaran atau Pisang Cavendish, atau pisang badak. Pisang ini masih kalah manis dibanding pisang ambon bahkan cenderung berasa asam. (Foto: Warisno) Situasi Dan Kondisi Petani satu permasalahan itu diatasi. Setelah kita telusuri sampai begitu jauh barulah akar per- masalahan itu ditemukan. Sebelum kita terjun kebawah, marilah kita terbang tinggi mengikuti pemikiran seorang Dr. G. Utomo, seorang filosof sekaligus ahli pertanian yang sering memberi ceramah bagi kelompok pertemuan petani dipelbagai kesempatan. sama rasa sama rata" nya PKI. Situasinya barangkali hampir sama yang diamati: Kesenjangan sosial ekonomi yang perlu diberi jembatan. Jembatan yang kita bina bukan paksaan dan tindakan sepihak. Tetapi ajakan kesetia kawanan atau solidaritas. Secara global kita lihat penduduk dibelahan bumi bagian utara yang pen- duduknya barangkali hanya 20% serta kaya menikmati 80% pendapatan dunia, sedang kita dibelahan bumi bagian utara 80% jumlah populasinya hanya menikmati hasil pendapatan rata2 hanya 20% dari kese- luruhan. Melihat itu bagaima- napun layaknya hutang Ne- gara kita tidak perlu kita kembalikan, tetapi karena itu hutang kita harus taat azas. Konglomerat di Indonesia kira- kira begitu pula di Indonesia harus dihadapi dengan him- bauan dan pendekatan gaya Pancasila, agar bersetia ka- wanan kepada mereka yang diseberang jurang kesenjangan ini. Inilah sikap adil sosial yang luas, atau berkeadilan sosial luas. Dan secara mikro dan kedalam kita harus berkeadilan sosial dengan kejujuran. Kita dalam membantu si kecil. tidak layak mengambil manfaat Biarlah manfaat itu datang se- bagai berkah, barokah atas amal kita. lam khasanah ilmu tra- (Kepedulian Terhadap Keprihatinan) Sedangkan jaringan kerja disional yang berasal dari kuat menghadapi pesaing, memo- nopoli kerja, dan tidak mem- beri peluang kemungkinan laba untuk yang lain. Dengan ini maka timbul pertanyaan apakah orang kecil, si marhein tidak pula perlu membuat jaringan?. pengalaman telah dikaji zaman, sebab mereka banyak tergantung pada arahan dan produk dari luar dunia per- tanian dengan label- "Mo- dern". ate c. Pembangunan pertanian dewasa ini lebih banyak menguntungkan pihak indus- trialis yang bermodal besar agribisnis, distributor pupuk dan obat kimiawi /pabrik. Pa dahal petani adalah pelaku utama bidang pembangunan pertanian. Nah sekarang bagaimana pelaksanaan Pembangunan Pertanian itu sendiri di Indo- nesia. Perkembangan Pertani- an di Indonesia tidak lepas dari trend global yang disebut Revolusi Hijau. Revolusi Hijau adalah usaha manusia dengan rekayasa teknologi berupaya menanggulangi kekurangan bahan makanan terutama di negara-negara yang sedang berkembang di kawasan Asia, Afrika dan Amerika Latin. Tar- get yang harus dicapai melalui program Revolusi Hijau adalah Berproduksi Tinggi Dalam Waktu Yang Relatip Singkat. Untuk mendukung tercapainya target tersebut diperlukan Masukan Teknologi Tinggi (High input technology). Panca Usaha Tani itulah teknology masukan tinggi: SITUASI GLOBAL DAN NASIONAL Situasi global kita ini sebe- narnya dibayangi oleh tiga kekuatan raksasa ini: 1. Budaya Patriarki 2. Kesepakatan Internasio- nal di Bretton Woods tentang International Division of La- bor. 3. Tiga Blok Negara Adi- kuasa (ekonomis) (Jepang, Amerika Utara, Eropa Barat). Budaya kekuasaan laki-laki/ bapak ini membudaya dalam Pola Panutan di masyarakat kita. Pola Panutan di masya- rakat sering dipakai sebagai legitimasi budaya Top Down Program, Sendika Dawuh, Sesuai Petunjuk Babe... Secara halus hal ini memberi peluang tumbuh suburnya budaya pe- kewuh, ABS, dan makin tersisihnya si kecil, karena tidak pernah diberi kesempatan ikut serta mengambil keputusan. Budidaya Pisang Cavendish Buah pisang rasanya ma- nis, enak dimakan dan bergizi tinggi sehingga hampir setiap orang menyukainya. Sebagai bukti bahwa buah pisang banyak digemari oleh ma- syarakat Indonesia pada umumnya setiap habis makan siang atau makan malam biasanya disediakan buah pi- sang yang telah masak se- bagai buah meja untuk pe- lengkapnya. Tanpa buah pi- sang rasanya belum meme- nuhi empat sehat lima sem- purna. Sedangkan yang berasal dari kultur jaringan, polibegnya harus dibuang terlebih dulu. Bibitnya ditanam sedalam tanah bagian atas atau per- mukaan tanah bibit sejajar dengan permukaan tanah lahan. Jangan lupa penana- man pohon pisang ini se- baiknya dilakukan pada awal musim hujan. Dalam menghadapi perma- salahan kemasyarakatan tidak jarang kita dihadapkan pada keheranan kenapa begtu sulit Manfaat pisang ternyata banyak sekali, mulai dari buahnya, daun pisang sampai batangnya bisa digunakan untuk berbagai keperluan: Buahnya yang sudah masak bisa digunakan sebagai buah meja, untuk dibuat sale pi- sang, dibuat roti pisang dan sebagainya. Sedangkan daunnya bisa digunakan se- bagai pembungkus tempe, meski sekarang sudah mulai terdesak oleh pembungkus plastik. Batangnya sendiri bisa digunakan untuk pem- bungkus bibit tanaman, bisa juga dibuat tali bila sudah dikeringkan. Kesepakatan Bretton Wo- ods, New Hamshire, USA, sehabis perang dunia kedua, sebagai upaya membuat sta- tusquo pola perdagangan in- ternasional: bahwa negara be- kas jajahan tetap sebagai pe- jadi, dan negara bekas penjajah masok barang bakal/setengah tetap diprioritaskan mempro- duksi dan mengekspor barang konsumsi untuk bekas terjajah. Hal itu membuat makin men- jadi-jadi consumerisme dine- gara yang sedang berkembang. Untuk mengejar tekanan situasi itu maka ideologi Pertumbuhan Ekonomi lebih mengakar. Be- tapa seperti Negara kita makin tergantung kepada Negara lain, dengan kata lain terjadilah Neokolonialisme. Pisang Cavendish Pisang Cavendish adalah jenis pisang yang di Indone- sia biasa disebut dengan pisang badak. Rasa pisang ini masih kalah manis diban- ding pisang ambon, bahkan cenderung berasa asam. Anehnya justru pisang ini (pisang Cavendish) banyak disukai (diminta) oleh pasa- ran luar negeri. Tri Lateral Block, dengan Selanjutnya dengan prinsip diatas kita kenakan suatu strategi. Perlu kita tingkatkan dan tumbuhkan kepekaan atas titik, butir, atau bidang, atau dilontar bagian dari kehidupan ini yang sistem Dana Moneter Interna- pantas kita angkat sebagai tional, Bank Dunia, dan Perse- keprihatinan bersama. Kepri- tujuan Tarip Internasional hatinan bersama dalam ke- (GATT) mengembangkan ke lompok akan menentukan kuasaannya dengan memberi langkah nyata sekaligus mem- Hutang, Investasi, lalu Mono- beri motivasi kuat untuk poli, seperti Monopoli Bibit berbuat sesuatu guna meng- (IR dan semua ekornya). Kekawatiran Masa Depan atasinya. Maka pertanyaannya (Barangsiapa menguasai Bibit Pertanian: adalah dalam situasi ini ke- menguasai dunia!) Dst lihat obyek dari sebuah proyek. Kita prihatinan apa yang layak kita lampiran. Dari sistem yang harus bersama mereka, bersa-angkat kita pedulikan bersama berlaku, sebagaimana dicipta- ma menyadari situasi dan kan oleh mereka yang kuasa, bersama bangkit, didalam kuat dan besar, kita lihat bagai- kesetiakawanan yang jujur. mana diciptakan jaringan ke- kuatan dan jaringan kerja. b. Wawasan luas, tindakan nyata. mungkin lokal dan se- suai dengan situasi serta kon- aisi lokal harus diambil. Wa- Jaringan kekuatan raksasa membuat kekuasaan makin kuat dan terjadi solidaritas da- Dilihat sepintas pisang Cavendish mirip dengan pi- sang ambon, yang membe- dakan selain rasanya agak masam, buah pisang Caven- dish agak panjang sedikit bila dibandingkan dengan pisang ambon. Sedangkan daunnya untuk pisang Cavendish lebih hijau dan lebih tebal diban- ding daun pisang ambon. Dalam satu tandan dapat menghasilkan 10-12 sisir. e. Lapangan kerja bidang pertanian sudah tidak diminati oleh generasi muda lagi. f. Usaha perluasan lahan pertanian berkwalitas rendah, dan budaya, khususnya per- padat masalah sosial ekonomi saingan kepentingan dengan bidang lain. Di Wilayah Indonesia yang memiliki sumberdaya hayati yang sangat beragam (bio- diversitas) menyimpan ba- nyak kultivar pisang alam yang tanpa sentuhan tek- nologi tinggi pun memiliki keunggulan komparatif ter- sendiri. Sayangnya dari ber- macam-macam jenis pisang tersebut, kini tinggal hanya 200 an kultivar saja yang masih dibudidayakan oleh masyarakat Indonesia. Khu- sus untuk pisang Cavendish banyak dibudidayakan di Philiphina, Korea Selatan dan sebagainya. a. Meningkatnya ketergan- tungan petani pada masukan/ input kimiawi seperti pupuk pabrik dan pestisida membawa dampak yang dapat merusak lingkungan, khususnya lahan pertanian. Budidaya Bibit pisang Cavendish dapat diperoleh melalui tek- nologi kultur jaringan atau melalui anakan pisang secara alamiah. Untuk bibit pisang yang diperoleh melalui tek- b. Petani dewasa ini di- perbodoh, karena kehilangan nologi kultur jaringan uku- rannya masih kecil-kecil lebih kurang 25 Cm ting- ginya. Sedangkan bibit yang diperoleh melalui anakan se- cara alami ukurannya bisa lebih besar lagi yaitu lebih kurang tingginya 50 Cm sampai 75 Cm. Pelbagai Kekhususan. Masih kita soroti pelbagai keprihatinan dibidang perta- nian. Lahan Pertanian di Ja- wa, yang sangat diperhitung- kan sebagai gudang beras atau daerah persawahan, mem- punyai keprihatinan lebih khu sus mengenai Degradasi Ke- suburan akibat produk pabrik kimia. Dilahan persawahan a. Penggunaan Varietas Unggul. b. Pemupukan Berat dengan pupuk pabrik/pupuk kimia itulah desakan dan promosi penggunaan pupuk kimia dan pestisida kimia sangat intens. Dr. Ir. Rahman Sutanto, Ahli Pertanahan dari Gajah Mada sangat sering mengatakan bah- wa petani pada umumnya me- c. Pemberantasan Hama pe- nyakit tanaman dengan obat nyadari hal ini tanpa dibuk- kimia d. Pembangunan fasilitas irrigasi dengan dana besar e. Pengenalan fasilitas kredit pertanian. Tantangan dan Hambatan Pembangunan Pertanian di In- donesia: a. Penyempitan pemilikan lahan pertanian. b. Luas lahan yang subur menunjukkan gejala menurun c. Kerusakan lahan akibat erosi, penggunaan pupuk kimia yang meningkat dan cenderung berlebihan tanpa dilakukan daur ulang limbah pertanian. d. Banyak lahan pertanian telah beralih fungsi menjadi lahan non pertanian. tikan dari riset ilmiah labo- ratorium. Penggunaan pupuk kimia, untuk target hasil yang sama, cenderung digunakan penambahan pupuk dari masa tanam yang lalu kemasa tanam berikutnya. Disamping itu (ma- sih menurut Ahli yang sama) penggunaan pestisida kimiawi membunuh tidak hanya hama, tetapi juga mikrobia dan fauna kecil-kecil di tanah, seperti cacing, belut, ikan kecil, yang semuanya berpengaruh besar pada kehidupan/kesuburan tanah. Di Yogyakarta: pada masa awal anjuran penggu- naan pupuk 2,5 Kwintal per Hektar, dewasa ini rata-rata petani menggunakan 9 kwintal per Ha. (konon di Lumajang 12 Kw../Ha). d. Renggangnya rasa soli- daritas petani kaya dengan petani kecil, buruh tani yang serba kekurangan, dan meru- pakan mayoritas. Masih di Jawa: pada lahan non padi di daerah tinggi ma- sih cukup membudaya peng- gunaan pupuk kandang. Maka tentu permasalahannya agak berbeda. Demikian juga di daerah pertanian tanah gambut di kawasan Pasang Surut, tentu mempunyai masalah tersendi- ri. Siapa yang gigit jari siapa pula yang memperoleh bin- tang. Dari sisi sosial ekonomi, khu- susnya perdagangan, Petani mana yang mempunyai ke- kuatan tawar yang tinggi. Di Jawa lagi petani padi, komoditi politis: Beras tidak boleh naik, tetapi transportasi dan saprodi Khusus untuk bibit pisang yang berasal dari kultur ja- ringan, karena masih kecil- kecil, sebelumnya harus di- tanam dulu dalam polibeg. Media tanam yang dipakai adalah campuran tanah dan pupuk kandang dengan per- bandingan satu bagian tanah dan satu bagian pupuk kan- dang. Setelah itu bibit dile- takkan di tempat yang teduh. Di tempat ini bibit dipelihara selama satu bulan. Dalam pe- meliharaan selama itu ukuran bibit bisa mencapai 50 - 75 Cm. Dua minggu sebelum ta- nam, siapkan dulu lubang ta- naman dengan ukuran 50 Cm X 50 Cm X 50 Cm dan jarak antar lubang tanaman yang satu dengan lainnya 3,5 M X 3,5 M. Lubang tanaman perlu dibi- arkan terkena sinar matahari secara langsung selama satu atau dua minggu, hal ini di- maksudkan agar bibit penya- kit yang ada di dalamnya dapat mati karenanya. Dalam pembuatan lubang tanaman tanah bagian atas yaitu top soil agar dipisahkan dengan tanah bagian bawah (sub soil). Tanah bagian atas supaya dicampur dengan pu- puk kandang, diaduk dengan cangkul hingga rata betul. Dalam pengembalian tanah, tanah bawah harus tetap di bawah, tanah atas juga harus tetap di atas jangan sampai terbalik. Setelah itu, penanaman bisa dilakukan, caranya untuk bibit yang dari anakan secara alami bisa langsung ditanam. tidak tertahan untuk naik. Petani dewasa ini juga bukan petani murni konsumen hasil- nya sendiri. Proses hidup petani dilibat dalam dunia perda- gangan pula. Seluruh beaya hidup naik, beras hasil produksi petani jangan naik. Apakah ini tidak berarti Petani mensubsidi ekonomi para konglomerat, atau mensubsidi Negara. Se- bagai Produsen petani tanpa subsidi, sebagai konsumen Petanipun tanpa subsidi. Diluar Jawa masih terbayang dalam benak kita: masalah jeruk dari Kalimantan Barat, masalah cengkeh dan lain se- bagainya. Petani selalu dipinggirkan. Bahkan PDI pun jangan- jangan hanya akan menjaring mereka dalam Pemilu atas pertimbangan kepentingan politisnya sendiri belaka. Pengabdian, loyalitas, dedikasi tinggi diaplikasi- kan dalam kehidupan ker- janya, dengan memperke- cil biaya produksi dan mempertinggi pencapaian keuntungan. Kenyataan- nya, tidak mulus, me- mang. Sebab kendala sela- lu saja membentang diha- dapannya. Dari kendala ini lahir berbagai upaya yang digarap Drs. Niti Purwatmodjo. Pemeliharaan Pada umur 15 hari setelah tanam, tanaman pisang se- baiknya disemprot dengan pupuk daun dan pestisida. Maksud dari penyemprotan pestisida, agar tanaman pi- sang bisa dihindarkan dari serangan hama dan penyakit. Penyemprotan dilakukan tiap-tiap dua minggu sekali, lamanya penyemprotan sam- pai kira-kira umur tanaman mencapai 3-4 bulan. Sebagai karyawan yang mengabdikan dirinya se- jak 1961 dilingkungan PTP, banyak juga pengala- man kerja yang dilalui. Mungkin pengalaman me- nyenangkan, mungkin ju- ga sebagian kurang 'me- nyenangkan. Misalnya kehadiran kendala kesuli tan pengadaan bibit kopi, atau matinya bibit karet karena musim kering dan sebagainya. Kendala kerja harus di- hadapi dan diatasi. Apa- lagi sejak 1983 Drs. Niti Purwatmodjo dipercaya sebagai Administratur Ke- bun Bangelan, Rayon II Malang, PTP XXIII Jawa Timur. Tapi sejak 1991 dialih tugaskan sebagai Administratur Kebun Zee- landia PTP XXIII Rayon II Jember. Hama yang sering me- nyerang tanaman pisang pada umumnya adalah hama Erie- nota thrax, yang biasa di- kenal dengan sebutan hama entung (jawa). Hama tersebut menyerang dan merusak daun pisang sehingga me- nyebabkan daun pisang membentuk gulungan dalam satu pelepah daun. Hama ini bisa diatasi dengan penyem- protan insektisida. Dua kendala yang diha- dapi di Kebun Zeelandia. Yaitu, pengadaan bibit ko- pi terbatas. Begitu pula Pemeliharaan selanjutnya yaitu membuang daun-daun tua atau daun mengering. Hal ini dimaksudkan agar sanitasi dan sirkulasi udara di dalam kebun pisang tetap terjaga dengan baik. Demikian juga jumlah anakan perlu diatur sedemikian rupa, upayakan agar setiap pohon pisang itu hanya mempunyai dua anakan yang terbaik saja. Pemupukan sebaiknya di- lakukan pada saat tanaman berumur 2-3 bulan setelah tanam. Jenis pupuk dan dosis pupuk yang digunakan yaitu Urea sebanyak 250 gram per tanaman, TSP 125 gram per tanaman dan KCL 125 gram per tanaman. Cara pemberian pupuk dengan sistem "ro- rakan" (melingkari) tanaman pisang. Jarak rorakan dengan tanaman pisang kira-kira 75 Cm, di bawah bagian luar dari tajuk tanaman. mempunyai ambisi dan pre- tensi dapat menyelesaikan sen- diri. Diatas kertas, sampai pada peraturan perundangan, Peme- rintah telah banyak berbuat secara nonstop. Maka tulisan ini hanya menunjuk adanya alternatip lain yang dapat di- pilih. Upaya yang dilakukan tidak sia-sia. "Stek belah kopi" menggembirakan hasilnya. Kesulitan bahan entrys kopi teratasi, baik jenis Arabika maupun Ro- busta. Begitu pula "Pem- bibitan Karet Sistim Sa- rung", musim kemarau, udara panas dan kering, tidak lagi jadi hambatan. Semua teratasi. "Pengadaan bibit kopi tercukupi. Kematian bibit karet dapat ditekan", ung- kap Drs. Niti Purwatmo- djo, pada BY. Hasil pene- muan stek belah kopi dan pembibitan karet sistim sa- rung, kini dikembangkan dan dimanfaatkan pula di kebun Zeelandia, kemung- kinan akan dikembangkan di kebun lain bisa jadi pula. Panen Tanaman pisang Caven- dish dapat dipanen pada Perluasan lahan pena- naman itu di satu sisi memang bisa meningkatkan produksi, tetapi di sisi lain dapat me- nimbulkan masalah. Misal- Mengatasi Hama Lalat Bibit Kedelai Produksi kedelai Indonesia sampai saat ini belum men- cukupi kebutuhan dalam ne- geri, sehingga masih dila- kukan impor yang jumlahnya cukup besar. Oleh karena itu, diperlukan lahan penanaman (ekstensifikasi) kedelai terus dilakukan untuk mengatasi keadaan tersebut. nya, meluasnya sebaran geografis satu hama tanaman. Karena peledakan hama sa- ngat berkaitan dengan per- ubahan ekosistem yang mengarah pada kecocokan bagi perkembangan hama tersebut. Pada ekosistem yang seragam akan mem- percepat berkembangbiak- nya hama dimaksud. Lalat bibit merupakan hama paling merusak pada tanaman kedelai. Hama ini banyak jenis atau spesiesnya. Tapi yang paling berbahaya di Indonesia adalah Ophio- myia phaseoli, sebab dapat menyebabkan kematian ta- naman dengan persentasi tinggi, bahkan dapat menca- pai 100 persen. Begitu benih berkecambah dan muncul di atas permu- kaan tanah, lalat bibit bisa langsung menginfestasi ta- naman dengan meletakkan telur-telurnya pada kotile- don. Kerusakan itu tentu saja sangat merugikan. Tanpa memisah-misahkan, permasalahannya dapat diha- dapi dari dua sisi: I Manusia nya, petaninya. masalah sosial ekonomisnya dengan istilah yang berbau kapitalistis: SDM. II. Ling- kungan Phisiknya, teknolo- ginya, teknis pertaniannya, masalah lahan atau sawahnya. Pelaksanaan upayanya tetap terpadu. Ad. I. Petani membutuhkan lebih disapa sebagai manusia: ditingkatkan kemampuan Ad. II. Pemerintah teknisnya, diberikan daya hendaknya konsekwen dengan tawar, diberi kesempatan ikut UU No.4/1982 tentang Pe- serta mengambil keputusan lestarian Lingkungan, dengan didunia mereka, diberikan hak mengembangkan sistem per- mereka sesuai dengan Un- tanian yang berwawasan ling- dang2 yang berlaku. Didam kungan. (Moerthiko). Pendekatan Alternatip Menghadapi masalah yang besar: meningkatkan kesejah- teraan Petani, jangan orang Antara STEK Belah pingi dalam membuat buttom up program. Halaman 8 umur 10 sampai 12 bulan setelah tanam. Pemanenan dapat dilakukan setelah ada beberapa bunga yang me- ngering di tiap ujung buah lepas. Tiap tandan buah bisa menghasilkan 10 - 12 sisir buah, tergantung kesuburan tanahnya. Buah yang masak selain warnanya kuning atau orange rasanya agak masam, tekstur buahnya halus, padat dan berisi. Ukuran buah kira-kira 15 Cm panjangnya dengan garis tengah 3,5 - 4,5 Cm. Keistimewaan dari buah pi- sang Cavendish adalah ra- sanya yang agak masam itu dan banyak diminta oleh pasaran luar negeri. (Wa- risno). Kini, Drs. Niti Purwat- modjo, yang dilahirkan di Pati, Jawa Tengah, 53 ta- hun lalu, boleh merasa le- ga. Penemuannya dapat melepaskan dari kendala yang sementara ini meng- ganggunya. Tapi tak perlu merasa puas cukup sampai disitu, sebab tugas lain ma- sih menunggu, juga untuk kepentingan perusahaan. Bagaimana cara mengem- balikannya? Untuk menja- wab pertanyaan itu memang tidaklah mudah. Karena dibutuhkan tindakan yang secara operasional harus dilakukan terpadu. Artinya, harus diketahui gejala untuk menentukan tingkat keru- sakan dan ada tidaknya hama, di samping harus diketahui cara hidupnya (biologi), agar pengendalian yang dilakukan berhasil maksimal. Dan Sistim Sarung bibit karet sistim konven- sional, kematiannya ting- gi. Kendala harus dihada- pi dan diatasi, sehingga ti- dak membuat surut dalam menangani tugas yang di- percayakan oleh Direksi PTP XXIII. Sebaliknya, kreativitas semakin naik. Dan dari sini pula lahir penemuan "Stek Belah Kopi" serta "Pembibitan Karet Sistim Sarung". Penemuan ini la- hir dari pemikiran awal Drs. Niti Purwatmodjo, realisasinya dibantu oleh Gugus Kendali Mutu (GKM) Sadar II, serta kar- yawan kebun Zeelandia. Penemuan stek belah kopi dan pembibitan karet sistim sarung, menurut ML Tumimomor, Insepek tur Rayon II, banyak mem- beri keuntungan, antara lain penghematan biaya produksi. Makin kecil bia- ya produksi makin baik. diharapkan keuntungan akan semakin besar yang diperoleh. Gejala awal dapat diketahui dengan adanya bintik-bintik berwarna putih yang sangat kecil pada kotiledon atau daun tunggal tanaman muda. Bintik putih tersebut adalah telur lalat bibit. Beberapa hari kemudian, pada koti- ledon tersebut akan terlihat adanya garis yg berkelok ke lok warna keperak-perakan menuju arah batang tanaman. Garis ini merupakan liang gerekan yang ditimbulkan oleh aktivitas makan hama itu. Selanjutnya, akan terjadi kelayuan yang diikuti kema- tian tanaman. Layunya ta- naman karena pembuluh angkut (tempat ditransporta- sikannya air dan unsur hara dari akar) tersebut. Bahkan pangkal batang kadang kala menjadi pecah dan muncul akar-akar adventik. Bila tanaman teserang hama ini belum sempat membentuk daun, kematiannya akan ber- langsung cepat, sekitar 7-14 hari sejak gejala awal dite - mukan. Sebab telur yang pan- jangnya 0,13 mm dan lebar 0,13 mm, berbentuk oval, licin dan transparan kebasah- basahan itu akan menetas dalam waktu 40 jam di da- taran tinggi. Padahal tiap induk mampu menghasilkan 100-300 butir telur. (Redi Mulyadi- DNI).- Drs. Niti Purwatmodjo di lahan pembibitan karet sistim sarung kebun Zeelandia, PTP XXIII Rayon II Jember. (Foto: 096) Direksi merasa bangga atas penemuan itu. Sebab karyawan yang kreatif me- mang dibutuhkan, ung- kapnya pada BY, usai me- nutup Kursus Mandor Pe- ngolahan Karet di Kebun Zeelandia, Sabtu lalu. Tapi kebanggaan perlu pula di- wujudkan secara nyata, bentuknya sudah tentu ML. Tumimomor yang le- bih mengetahui buat Zee- landia. Kebanggaan akan lebih bermanfaat jika penemuan stek belah kopi serta pem- bibitan karet sistim sarung diakui oleh Pusat Peneli- tian Kopi dan Kakao, serta Karet. Sebab kemungki- nan akan segera disusul dengan penemuan lainnya di bidang tanaman perke- bunan. Semoga. (096)