Arsip
Halaman Artikel
Creative Commons License

Jika anda mendapati gambar tidak sesuai dengan spesifikasi data (salah tanggal dan atau salah penomoran halaman), posisi gambar landscape, satu gambar terdapat dua halaman, kualitas gambar kabur, anda bisa melaporkan data tersebut agar segera diperbaiki dengan menekan tombol laporkan.

Kata Kunci Pencarian:

Nama: Berita Yudha
Tipe: Koran
Tanggal: 1996-09-01
Halaman: 08

Konten


SPORT Haornas Coca Coca 1996 9 HOLLIMACANANGKAL Tim Jateng di Ambang Juara Ho T Supriyono merupakan kunci suguhi atraksi yang menawan kekuatan Jateng. "Mungkin, ke- kedua tim, tanpa peran wasit." dua pemain ini akan dijaga ek- kata Nizar, sedikit meng stra keras," lanjutnya. himbau. im tuan rumah Jateng, mang berperan dalam meng- duet, Bambang Pamungkas dan partai puncak, seharusnya di- Cola XI. memang kurang diper- yang dijuluki The Win ning Team, Jateng memi- liki kesempatan menjadi juara, dan tinggal menunggu detik-de- tik meraih gelar juara Haornas Coca Cola 1996, setelah sukses menggulung salah satu favorit juara, Sumut. Di final sore ini, tim asuhan Budi Winarko. menurut pengamatan BY, tidak terlalu sulit menggulung Jambi, sebagai underdog. angkat moral pemainya. "Na- mun kadang kala, bila anak- anak main buruk, malah bisa jadi bumerang karena suporter di sini selalu ingin melihat tim bermain bagus dan cantik. Pa dahal, mental anak-anak sering labil, sehingga wajar disoraki penonton," ujarnya. hitungkan sebelumnya. Ke- betulan, keberhasilan Jambi menabarak kandidat resmi Ja- karta di semifinal, karena di- nilai lebih banyak faktor kebe- runtungan. (son/hen) "Kami tidak ingin hanya no- mor dua, karena kami sudah terlanjur melaju ke final. Oleh sebab itu, anak-anak selalu di- ingatkan, jangan sekali-kali menganggap enteng lawan," tu- tur Budi Winarko kemarin. Jatim Lancarkan Psy-war Terhadap Kubu Jabar tampil habis-hasbisan. Inilah tekad kontingen Jawa Timur guna memenuhi target, merebut posisi dua besar dari Jawa Barat di PON XIV, 9-20 September mendatang. 8 PON XIV Jakarta 1994 rek-arek Jawa obor Api PON XIV menyele- Timur harus selalu ingat eski Mesengan A motto Loyo No.... Fight Yes. Tetapi ha- rus menjujung nnilai-nilai spor- tivitas untuk mencapai prestasi maksimal," tegas Gubernur Jawa Timur HM Basofi Soedir- man, menjawab pertanyaan wartawan seusai serahterima obor Api PON XIV dengan Gu- bernur Jawa Tengah Soewardi di perbatasan Jatim - Jateng di desa Biting Kecamatan Purwantoro - Wonogiri, Sabtu kemarin. Hari ke-9 etape perjalanan Kualifikasi Sepakbola PON XIV Jabar Waspadai Lampung Sabatini Tumbang, sudah bar cukup memforsir angka im- Sampras Nyaris "Rawe-Rawe Rantas" alias sunan. Menurut Basofi, guber- kap menggunakan doping, su- nur yang melambung popula- ritasnya setelah melempar al- bum dangdut "Tak Semua Laki- laki", kontingen tangguh Jawa dah bisa membela panji Jabar di PON nanti. Perenang asal Cire- bon ini bakal mendulung ba- nyak emas. Barat tidak bisa begitu saja dige- ser. Para atlet Jatim harus ada kemauan keras untuk allout. Cabang andalan Jabar yang lain ialah pencak silat, balap se- peda, karate, gulat, tenis meja dan dayung. "Strategi yang diterapkan Renny dapat dimaklumi, ke- mungkinan Lampung kuatir ke- colongan," papar Nandar. Na- "mun dalam pertandingan pe- tang nanti, Renny pasti meng- ubah strategi, sebab Lampung membutuhkan angka penuh. "Jalan satu-satunya harus menang, jika mendapat tiga ang- ka," lanjutnya. Oleh sebab itu Ja- bar mewaspadainya. Padahal, Ja- saikan rute cukup panjang 104 Km, dimulai Sabtu pagi dilepas Bupati Ponorogo Markum Singo- dimedjo, melintasi hutan jati, lalu diserah terimakan di perbatasan wilayah Jatim-Jateng desa Biting- Purwantoro, Wonogiri. Semalam, obor Api yang disulut dari Mrapen-Grobogan, Jawa Tengah diinapkan dio Ba- laikota Surakarta. Dan, Minguu pagi ini melanjutkan perjalanan menuju DI Yogyakarta melintasi rute terpendek 80 Km. Minggu malam ini, Api di- semayamkan di Pendopo Ka- nilai tiga, Jawa Barat taran final. "Syukur bisa me- tetap hati-hati ter- nang," tegas mantan pelatih Ancaman skan persaingan di turnamen grand slam US Open, di terhadap petenis unggulan kian hadap Lampung, ca- Flushing Meadow, New York. Si cantik Gabriela Sabatini meru- pakan korban terbesar yang tumbang, kemarin. Sedangkan Pete Sampras (AS), juara bertahan dan unggulan pertama, terpaksa bertarung all-out untuk lolos dari ancaman kekalahan. lon lawannya yang bakal diha- dapi dalam pertandingan ke- dua, kualifikasi PON XIV di Sta- "dion Pajajaran Bogor, Minggu (1/ 9) petang. "Kami harus tetap waspada, sebab posisi Jabar be- lum aman," ungkap Nandar Is- kandar pelatih kesebelasan PON Jabar kepada BY, di Hotel Mira Bogor. Mastrans Bandung Raya. Untuk menghadapi Lampung, Jabar tetap dengan formasi awal, keti- ka menghadapi Kalsel. Ada sem- bilan pemain yang berlaga di Liga Indonesia, Asep Dayat, Yaris Riyadi, Imam Riyadi, Hendra Komara (Persib), Moch Ram- dhan, Anton Hermawan (MBR), Risdianto (Persikab), Uci Sanusi, Yudo Hadianto (Persita), Kodi- Dari segi teknis, materi pe- run (PSB Bogor) dan penjaga Selain Gaby, unggulan lain yang tumbang kemarin ialah Felix main yang dimiliki Lampung gawang, Jamaludin (PSB Bogor). Mantilla dari Spanyol. Unggulan ke-17 putra ini kandas di babak lumayan. Apalagi Lampung Dalam kesempatan terpisah kedua lantaran kalah dari pemain gaek Guy Forget (Prancis) 4-6, 6- kini ditangani pelatih berpenga-pelatih Lampung, Renny Salaki, 27 dan 3-6. Sebaliknya unggulan kedua Monica Seles dan juara laman, Renny Salaki. Hanya saja mengakui jujur, bahwa Jabar Olimpiade Atlanta Lindsay Davenport -- keduanya dari AS, mem- kegagalan Lampung mencuri merupakan tim tangguh di Grup bukukan kemenangan mudah. angka dari Bali, sebetulnya aki- B. "Namun bukan berarti tidak bat mereka bermain terlalu ber- memiliki kelemahan," tegas hati-hati. Renny. "Yang jelas kami akan mencuri gol dari sektor itu," pa- par pelatih yang sempat berguru ke Lazio, Italia tahun lalu.(mun) Sementara itu Sampras dan pemain unggulannya masih bisa tersenyum, kendati dipaksa pontang-panting oleh lawan-lawan yang merupakan underdog. Sampras mengalahkan Jiri Novak (Ce- ko) melalu pertarungan maraton lima set, dengan skor keseluruhan 6-3, 1-6, 6-3, 4-6 dan 6-4. (rob) TUNGGAL PUTRA Babak kedua: Pete Sampras (1,AS) vs Jiri Novak (Ceko) 6-3, 1-6, 6-3, 4-6, 6-4; Goran Ivanisevic (4,Kroasia) vs Scott Draper (Australia) 6-7 (1-7), 6-3 6-4, 6-4; Stefan Edberg (Swedia) vs Bernd Karbacher (Jerman) 3-6, 6-3, 6-3, 1-0 mundur karena cedera; Mark Philippoussis (Aus- tralia) vs Andrei Olhovskiy (Rusia) 6-3, 6-4, 6-2, Paul Haarhuis (Belanda) vs Michael Tebbutt (Aus- tralia) 1-6, 6-2, 6-2, 6-3; Todd Martin (12,AS) vs Andrea Gaudenzi (Italia) 6-3, 6-2, 6-2; Cedric Pioline (16, Prancis) beat Roberto Carretero (Spanyol) 4-6, 6-2, 6-2, 6-1; Tim Henman (Inggris) vs Doug Flach (AS) 6-3, 6-4, 6-2 TUNGGAL PUTRI im bola voli putri Brasil me mang pantas menjadi bin- tang. Setelah dalam pertan- dingan pertama mengalah- kan Korea Selatan 3-0 (17-16, PERTANDINGAN HARI INI: Grup A Stadion Lebak Bulus: Sulsel vs Jatim, Sulut vs Aceh. Grup B Stadion Pajajaran: Lampung vs Jabar, Kalsel vs Bali Grup C Stadion Benteng: Jateng vs Sumbar. Ko ota Medan, seperti rejeki bagi pebulu tangkis. Terbukti, lima gelar tanpa sisa mampu disapunya, mengulang sukses tahun 1983 di Jakarta. Padahal, tahun lalu di Jogyakarta, pebulutangkis Indonesia, hanya mampu menggondol tiga gelar. "Memang nggak mudah menggeser Jabar, karena mereka memiliki atlet-atlet nasional berprestasi internasional," lan- jut Basofi. 16-14, 15-7), Sabtu (31/8) se malam giliran Belanda dipe- cundangi 3-0 (15-9, 15-13, 15-7). Kendati kalah, Belanda tam- pil memukau dengan permai- nan yang bervariasi. Bahkan di set kedua, melalui servis mema- tikan pemain kidal Elles Lefe- rink, Belanda sempat memim- pin 11-1. Namun dengan kete- nangan luar biasa, Brasil mam- pu menyamakan kedudukan 11- 11 dan akhirnya menang 15-13. Publik Jakarta benar-benar dipuaskan oleh penampilan Brasil, yang rata-rata pemainnya berparas cantik dan memiliki Di cabang bulutangkis, Jabar mengandalkan ratu bulutangkis dunia Susi Susanti dan peraih medali emas ganda putra Olim- piade Atlanta Ricky A Subagdja/ Rexi Mainaki. Serra sejumlah pebulutangkis muda yang po- tensial. PESTA '96 Sedangkan "tambang emas" Jatim ialah cabang ski air, renang, gulat, senam, panahan, judo dan atletik. Tidak tanggung-tanggung KONI Jatim mengirimkan sejum- lah atletnya try out ke luar negeri untuk menghadapi PON XIV ini. Judo berlatih di Korea Selatan, perenang Rita Mariani melaku- kan persiapan secara khusus di Amerika Serikat. "Saya optimis target dua besar di PON ini ter- capai, saya melihat KONI Jatim Sedangkan di cabang renang, Chaterine Surya yang tiga tahun sangat serius mempersipakan T im DKI Jakarta yang tersan lalu menjadi ratu renang di PON kontingen," kata Cak Bas-panggi- XIII -- namun kemudian tertang- lan akrab Basofi. (yon) tenis dung "Kuda Hitam" Jambi disemifinal, akhirnya harus puas meraih hadiah hiburan, juara III Piala Haornas Coca- Cola XI, setelah dalam pertan- dingan yang disebut-sebut the real final di stadion Citarum Semarang kemarin, mengalah- kan Sumut 2-1. Indonesia Sapu Bersih memimpin 6-0 melalui smes-smes silang yang sulit dikembalikan Wang Chen dan bo- la pengembaliannya selalu melebar dan menyangkut di net. Dengan penempatan bola-bola akurat. dan permainan net yang manis, Wang Chen pelan-pelan dapat mengejar dan menya- makan kedudukan menjadi 8-8, tetapi Susi akhirnya menyudahi set ini 11-8. Permainan Susi di set kedua mence- maskan ribuan penonton, ketika Wang Chen melaju dengan angka 6-0 dan pada kedudu- kan 5-7 untuk Wang Chen sempat terjadi tu- juh kali pindah bola. Melorotnya stamina dan semangat juang Wang Chen menguntungkan Susi yang terus mengumpulkan angka satu demi satu dan menyudahi set kedua juga dengan angka 11-8. Sabatini, juara US Open 1990, dikandaskan Asa Carlsson (Swe- dia) di babak ketiga, dengan skor 7-5, 3-6 dan 6-2. Kekalahan pete- nis kece ini sangat mengecewakan publik Amerika -- meski pemain andalan mereka di bagian putra, Pete Sampras, berhasil lolos ke ba- bak ketiga. Gaby, panggilan akrab Sabatini, memang sangat populer di Amerika. Babak ketiga: Monica Seles (2.AS) vs Dally Randriantefy (Madagascar) 6-0, 6-2, Linda Wild (AS) vs Barbara Rittner (Jerman) 6-4, 4-6, 7-5, Asa Carlsson (Swedia) vs Gabriela Sabatini (15,Argentina) 7-5, 3-6, 6-2, Lindsay Davenport (8,AS) vs Anne-Gaelle Sidot (Prancis) 6-0, 6-3; Conchita Martinez (4,Spanyol) vs Helena Sukova (Ceko) 6-4, 6-3; Amanda Coetzer (Afsel) vs Irina Spirlea (Romania) 7-6 (7-5), 7-5. bulutangkis 5 pertahankan gelar, setelah mengalahkan Flandy Nimpele/Riseu Rosalina 15-8, 15-1. Prestasi sapu bersih ini, merupakan ula- ngan 13 tahun lalu di Jakarta. Ketika itu Indonesia mencatat keagungan melalui me- lalui Liem Swie King (tunggal putra), Ivana Lie (tunggal putri), Heryanto/Kantono (gan- da putra), Ruth Damayanti/Maria Fransiska (ganda putri) dan Christiaan Hadinata/Ivana Lie pada nomor campuran. Susi Dominasi pebulutangkis Indonesia, memperlihatkan ketangguhannya, sejak di- mulai pukul 19.00 WIB hingga tengah ma- lam, di GOR IKIP Medan. Ratu bulutangkis, perunggu Olimpiade At- yang meraih lanta, menghancurkan juara Malaysia Open, Wang Chen (Cina) 11-8, 11-8. Di ba- gian tunggal putra, Joko berjaya atas pemain muda usia Budi Santoso 15-7, 15-3, Eliza/ Zelin (ganda putri) berjaya atas Rikke Ol- ssen/Helena Kirkegaard dari Denmark dengan skor 15-7, 15-4. Di ganda putra yang terjadi "All Indone- sian final", gelar juara menjadi milik Anto- Menurut Susi yang menerima hadiah nius/Denny Kantono yang mengalahkan Susi mengaku harus berjuang melawan uang 8.750 dolar AS pertandingan melawan Halim Heryanto/Davis Efraim dengan skor. angin dan beruntung mampu mengatasi Wang Chen merupakan pertemuan mereka Dan partai ganda campuran Trikus Her- kondisi tersebut sekaligus memenangi per- yang kelima dan Susi telah memenangi tiga yanto/Minarti Timur, masih mampu mem- tandingan. Pada set pertama, Susi sempat kali pertandingan. (awe/hil/rob) voli Sedangkan pada turnamen tahun lalu di Jogya, Indonesia berjaya di tiga nomor. Yaitu Susi Susanti menang atas Bang Soo-hyun (Korsel), Ardy Wiranata mengalahkan Joko Suprianto dan Lili Tampi/Finarsih. Namun gagal pada nomor ganda putra dan cam- puran. Mengubur ambisi young guns Cina, Wang Chen, ternyata Susi harus bekerja ek- stra hati-hati. Brasil Raih Kemenangan Kedua ketrampilan tinggi. timnya akan tampil lebih baik. dan kedua disebabkan oleh keti- Pemain mungil la juga memuji Belanda yang daksabaran pemain-pemain ka- Leila Barros, tampil bagus kendati sebagian mí. Untunglah di tiga set terak- semalam menjadi besar pemainnya masih berusia hir mereka mampu lebih sabar bintang peraih tim yang bagus. dan ujar pelatih AS, perunggu Olimpiade Dengan pengalaman yang terus Taras Liskevych. Atlanta tersebut. Melalui servis bertambah, Belanda akan men- dan smesnya yang mematikan, jadi tim yang kuat di kemudian Brasil mampu meredam hari," ujar Rezende. ketangguhan Belanda. "Leila bermain sangat bagus malam ini. Saya rasa, mental ber- tanding pemain-pemain kami menjadi kunci kemenangan atas Belanda," ujar pelatih kepala Brasil, Bernardo Rezende. Dalam pertandingan sebe- lamnya, melalui perjuangan ke- ras selama kurang lebih 2,5 jam, Amerika Serikat akhirnya me- raih kemenangan pertama atas Tim Bertahan Terbaik Dunia, Ko- rea Selatan dengan skor ketat 3-2 Rezende mengaku agak sulit (10-15, 9-15, 15-12, 15-11, 15- beradaptasi dengan Jakarta lan- 12). Kemenangan tersebut mam- taran sebagian pemainnya ma- pu mengobati kekecewaan AS sih jet-lag. Ia berharap dalam pertandingan berikutnya mela- wan Amerika Serikat hari ini, yang dalam pertandingan perta- ma ditumbangkan Belanda 2-3. "Kekalahan di set pertama Sementara itu dalam pertan- dingan lainnya di Sendai. Je- pang, peraih emas Olimpiade Atlanta, Kuba tampil cemerlang dengan mengalahkan Rusia 3-1 (5-15, 15-11, 15-10, 15-12) se- dangkan peraih perak Cina me- numbangkan Jepang 3-2 (10-15. 15-12, 15-10, 9-15, 15-11).(say) Lebih jauh, ia meyakinkan anak asuhnya tidak akan seper- ti DKI yang tampil terlalu opti- mis di semifinal kemarin. "Se- jak di penyisihan grup, semua lawan selalu kami anggap berat walaupun menghadapi tim yang dinilai lemah sekalipun," tukas pelatih Tim Jateng. Tentang dukungan suporter tuan rumah, ia mengaku me- JADWAL MINGGU: Pk 18.30: Korea Selatan vs Belanda Pk 20.30: Amerika Serikat vs Brasil Sebagai juara tiga, DKI ber- hak atas hadiah uang sebesar Rp 1 juta rupiah. Dua gol keme- nangan DKI dicetak Sofian me- nit 42 dan 44. Sedangkan gol Sumut dicetak, Edar Murtopo menit 5. Mengenai kekuatan lawan di final, Winarko menilai ke- berhasilan Jambi, menembus final, tentu juga mirip seperti tim Jateng, yang sudah terlan- lolos ke final, jadi, buat apa ke final dengan susah payah, tetapi tidak meraih gelar. Sementara, manajer me- rangkap pelatih Jambi, A. Nizar menyatakan tim asuhnya tetap akan tampil total, seperti ketika menumpas DKI. "Kami ini, tim kampung yang sama sekali ti- dak diunggulkan. Bahkan lolos ke semifinal, tetap dipandang sebelah mata. Tetapi, kami ingin membuktikan, tim kam- pung bisa menjadi yang ter- baik," ujarnya. Tentang Jateng, ia menilai Pertandingan yang disaksi- kan kurang lebih 500 penonton itu, tim Sumut lebih dahulu menciptakan gol melalui ten- dangan kiri luar, Endar Mur- topo, hasil umpan Juanda Ma- yadi, dari hasil tendangan bebas. Imam Wahyudi. Memasuki 35 menit kedua, Yani M Yamin dan kwan-ka- wan, tetap konsisten mengge- dor pertahanan Sumut, dan buntutnya, top skor Eric Sofian berhasil memborong dua gol. Gol kedua Sofian, sebetul- nya sangat indah. Gol pertama, tercipta ketika Sofian meman- faatkan tendangan bebas, aki- bat dirinya diganjal oleh pe- main Sumut. Kendati dipagar pemain lawan, tendangan beb- as Sofian tetap bersarang ke gawang lawan. Pelatih Jakarta, Pepen Effen- dy menilai, tentang kegaga- lannya mempertahankan gelar sebagai juara bertahan di Piala Haornas, diakui, memang ter- nyata sulit mempertahankan, dibandingkan merebut gelar juara. "Inilah sepakbola. Segala sesuatu yang tidak mungkin, Walaupun tertinggal, ter- bisa terjadi," papar Pepen. nyata DKI tidakupatah arang Berbeda dengan DKI, pelatih babkan lebih menekan dan se-15 Sumut, Anton Rangkuti merasa makin gencar membombardir kecewa dengan hasil yang di- jantung pertahanan Sumut, se- capai anak sauhnya, "Mungkin cara beruntun. Awalnya, pe- karena Sumut, belum saatnya nampilan kiper Syaifudin, lu- meraih gelar juara, sehingga mayan, karena mampu meng- mengincar juar tiga saja sangat gagalkan dua pelaung emas, sulit," ungkap Atun. (son/hen) ebagaimana halnya di panggung S politik dan bisnis, di lapangan sepakbola pun rupanya sudah terjadi praktek nepotisme. Kalau tidak percaya, tengoklah Jordi Cruyff. Berkat kekuasaan dan pengaruh bapaknya, Johan Cruyff, pemuda ceking ini melejit dari "nggak ada apa-apanya" menjadi pemain internasional. Ya, tanpa proses yang berbelit-belit, Jordi menjadi pemain inti klub raksasa Barcelona. Kemudian dalam tempo yang sangat singkat -- meski belum me- miliki prestasi yang bagus -- dia men- jadi pemain utama tim nasional Belan- da di Piala Eropa'96. Dan sesaat setelah itu, dia meloncat ke klub paling elit di Inggris, Manchester United. Hanya saja, kubu Jambi ber- harap wasit bisa netral. "Ini Tentu saja sulit membuktikannya se- cara mutlak. Tapi sebaliknya, tidak mungkin mengabaikan faktor Johan Cruyff dalam perkara ini. Pasalnya, se- jak Jordi masih pemain ingusan, sampai jadi pemain internasional sekarang ini, pergerakannya selalu di tempat-tempat Johan berkuasa atau berpengaruh kuat. Jordi kecil belajar menyepak si kulit bundar di sekolah sepakbola Ajax, Amsterdam. Inilah awal langkahnya da- lam mengikuti jejak-jejak besar bapak- nya yang sudah menjadi semacam mi- tos. Dan dia beruntung sekali, lantaran Cruyff senior sangat dihormati dan bah- kan dipuja di klub tersebut. Alhasil, dia pun ikut kecipratan selalu mendapat perlakuan istimewa di sana. Tapi semua itu tidak bisa "menyu- THE DREAM TEAM HAORNAS '96 EDPURWANTO (Jateng) PS.Kerinci yang jadi wakil Jambi di Piala Haornas/Coca- M. RIDWAN (Jateng) 20 AR PRASETYO (Jateng) YANI M YAMIN (D.KL) O OF Tim Jakarta Nomor Tiga sudah Piala Haornas Coca-Cola XI ia Kappa 19 tahun (U-19). Jordi lahir di Amsterdam 9 Februari 1974 atau empat bulan setelah Johan Hanya setahun kemudian, Jordi su- Cruyff melakukan debutnya sebagai dah "naik kelas" ke tim Barcelona B. La- pemain di klub Barcelona. Cruyff mena- lu pada tahun berikutnya, tepatnya 4 mai anaknya Jordi untuk menghormati September 1994, dia naik lagi, menjadi "dewa pelindung" masyarakat Catalu- pemain inti tim utama Barcelona. nya, penduduk asli Barcelona. POU JUANDA (Sumut) SUHERMI (JAMBI) Seandainya Jambi yang minim teknik, justru bisa ditutupi oleh sang pelatih yang bertangan dingin, A Nizar. Seperti yang terlihat saat me- nekuk DKI. "Saya sadar anak-anak lemah teknik bolanya. Tapi bukan berarti tidak bisa diatasi, walaupun dilakukan lewa pressing football yang sederhana, dengan memaksimalkan lati- han fisik yang lebih dominan, kata Nizar. CECECELL Semua itu diraihnya cuma dalam sa- tu setengah tahun! Tidak ada pemain lain di kolong langit ini yang bisa men- dapat sukses secepat itu. Barangkali, mengimpikannya pun mereka tidak be- rani, kecuali dia memiliki bakat ex- traordinary atau bapaknya seorang to- koh besar seperti Cruyff. Tuduhan ini, bahwa kemajuan Jordi Johan Cruyff dan sang junior, Jordi semata-mata karena faktor MBB lap" Jordi menjadi pemain hebat -- ken- (Mumpung Bapak Berkuasa), sudah dati kemudian bapaknya menjadi pela- santer terdengar di Spanyol, Belanda dan Inggris. Tapi Johan Cruyff cuek saja, mungkin karena tuduhan itu sulit tih Ajax. Sampai usia 18 tahun, pemain berambut ikal ini masih tetap mediocre dan tidak terkenal. Dia tak lebih dari sekadar "anaknya Johan Cruyff". dibuktikan. Namun berkat jurus MBB, karir Jordi bisa terus berkembang ke taraf yang ti- dak berani diimpikan oleh pemain-pe- main sekelasnya. Betapa tidak? Ketika Johan Cruyff meninggalkan Ajax pada 1992 - lalu menjadi pelatih klub Barce- lona -- Jordi ikut bersamanya. Cruyff oleh Man-U. yunior ini dimasukkan oleh sang ayah i ke dalam tim Barcelona usia di bawah Kalaupun ada salah satu pemain yang terja- ring dari Jambi, sebagai The Dream Team Haor- nas Coca Coca 1996, sudah merupakan nilai le- bih. Dan, nomor 9, Suharmi, dari PS.Kerinci Jambi, memang pantas masuk skuad impian. Tekniknya okey, talentanya ada, dan memiliki mental bertanding yang lumayan. Gol tunggal ke gawang Jakarta di semifinal, adalah hasil ran- cangan Suharmi. Sebetulnya, taktik dan format yang di- tawarkan BY tentang. mayoritas pemain, adalah 4-4-2. Namun, akhirnya berkembang, dan di- coba diformulakan pada trend taktik yang me- landa sepakbola moderen, akhirnya mengacu pada, 3-5-2. MINGGU, 1 SEPTEMBER 1996 Jika menomorsatukan lini tengah, setelah Suharmi (Jambi, saya melihat kualitas M.Habid Kausar (DKI), Supriyono (Jateng) dan Mulya- dinata (DKI). 76 SUPRIYONO (Jateng) The Dream Team Haornas menjadi de- U-16, yang melibatkan delapan tim yang fender. Spesialisasinya adalah tendangan bebas. digelar di Semarang. Banyak pemain usia muda, Sedangkan M.Habid dan Supriyono merupakan yang menonjol dan patut mendapat perhatian "otak serangan" bagi timnya masing-masing. Ke- tim pemandu bakat PSSI. Pengamatan BY duanya pintar mengatur lapangan tengah de- melihat tim semifinaslis, Jateng, Jambi, DKI dan ngan umpan-umpan akurat. Sedangkan Mulya- Sulut, ternyata mayoritas para pemain dinata merupakan bek sayap moderen, yang di- menguasai teknik dasar sepakbola. juluki "anjing penjaga". Di barisan pertahanan, M.Ridwan (Jateng). Yani M. Yamin (DKI) dan Ari Prasetyo (Jateng). pantas menjadi pengganti seniornya seperti Robby Darwis, Apels Tecuari dan Yeyen Tumena, di masa depan. Keberadaan Yani, pantas dikede- pankan, lantaran ia merupakan libero terbaik dari yang ada. Ia tenang, dan pandai membaca serangan lawan, tak mudah terkecoh, serta mampu melakukan counter attack, -di saat tim terdesak. Sedangkan posisi penjaga gawang. terkesan hanya milik Edi Purwanto (Jateng). Di barisan mesin gol, dari banyak pilihan, sa- ya cenderung memilih Sofian (Jakarta) dan Bam- bang Pamungkas (Jateng). Baik Sofian Maupun Bambang Pamungkas, sudah membuktikan, se- bagai mesin gol dan penyerang yang produktif. Sofian berpeluang besar menjadi top skor (7 gol), setelah menambah dua gol pada pertandi- ngan perebutan tempat ke tiga, menghadapi Su- mut, sore kemarin, dengan hasil 2-1. Bambang Pamungkas, walaupun masih men- cetak 4 gol, dan Sofian, ataupun sembilan pe- main lainnya yang terpilih The Dream Team adalah cikal bakal pemain yang memiliki pros- pek dan talenta yang sudah teruji. Yang menjadi pertanyaan besar, mampukah mereka tumbuh, besar dan berproses kepada pembinaan yang be- M. HABIB KAUSAR (DXL) Edu Juanda, selin memiliki naluri menye- tul? efrison Jordi Cruyff dituduh Nebeng Kekuasaan" Bapaknya "" 950 MULYADINATA (DKL) 0 FRANCE FOOTBALL SOFIAN (D.K.I BAMBANG PAMUNGKAS (Jatena) menyindir Cruyff dengan mengatakan, sebaiknya Jordi main untuk tim na- sional Spanyol saja. ruyff boleh saja berkata EGP 8 punya sikap dan corak pribadi yang kuat. Jika tidak, masyarakat akan meng- hukumnya, mengejeknya sebagai bo- neka, robot atau bahkan monster. Siapa yang mau ? Jordi jelas tidak mau. Jangankan di- cap sebagai monster, diejek sebagai "anjing kesayangan Cruyff" saja, dia su- dah uring-uringan. Seharusnya, kata Jordi, masyarakat bisa lebih adil dalam menilai dirinya. Kemajuan karirnya bukan semata-mata karena kekuasaan dan pengaruh bapak- nya, tapi sebagian besar adalah hasil Reaksi kurang senang juga diper- kerja kerasnya. "Seharusnya mereka ti- lihatkan oleh pers Inggris, setelah Jordi dak menilai secara pukul rata. Saya su- dipastikan bergabung dengan tim elit dah tunjukkan sebagian kemampuan Manchester United - seusai kejuaraan saya dan sekarang saya ingin melang- Euro '96. Kemampuan pemain ceking kah sendiri,"tandas Jordi, yang tinggi- ini dianggap masih di bawah standar. nya 1,84 meter dan berat 70 kilogram. Pembelaan diri pemain muda ini Masih terpaut jauh dari Karel Poborsky, pemain sensasional asal Ceko, yang da- ada benarnya juga. Tapi tampaknya ti- lam waktu hampir bersamaan direkrut dak bakal segera mengubah anggapan publik mengenai MBB tadi. Dua gol yang diciptakannya dalam tiga penam- pilan awal di Man-U, jelas menunjuk- terhadap potensi yang "Terlalu berat bagi saya menyandang nama Cruyff,"ujarnya mengeluh, se- perti ditulis majalah World Soccer. Dan karena itulah selama tampil di kejua- raan Euro'96, yang tertulis di belakang kostumnya bukan nama keluarga (Cruyff), melainkan nama pertamanya (Jordi). Menurut pengakuannya, dia sering dilecehkan dan bahkan dimusuhi, ter- utama oleh rekan-rekan satu tim (di Ajax dan Barcelona), hanya karena ba- paknya bernama Johan Cruyff. "Setiap kali saya masuk lapangan, mereka sela- lu berkata: Lihat itu anak Cruyff, anjing kesayangan pelatih kita." tidak untuk sementara, dia sudah "me- ngalahkan" Poborsky. Tapi dia masih harus membuktikan lagi, sampai bebe- rapa tahun mendatang, bahwa tuduhan MBB itu cuma isapan jempol. tuduhan nepotisme atau MBB tersebut. Sebab, sebagai pemain terbesar yang pernah dimiliki Belanda -- dan salah sa- tu pemain terbaik dunia sepanjang ma- sa, eksistensinya tidak mungkin goyah Di dunia olahraga, nepotisme atau Dan hebatnya, pemain ingusan ini oleh perkara satu ini. langsung diberi kepercayaan menem- Di samping itu, Cruyff bisa saja ber- faktor MBB itu hanya sebagai penun- karena seorang invalid tidak pati posisi yang ditinggalkan oleh Ro- kilah bahwa sepakbola profesional su- jang mario Faria, pahlawan sukses Brasil di dah memiliki aturan mainnya sendiri, mungkin dipaksakan jadi petinju, lalu Piala Dunia 1994. Hal ini menimbulkan di mana unsur bisnis menjadi "pang- bertarung dengan Mike Tyson. Itu pertanyaan di kalangan penggemar Bar- bunuh diri namanya. celona."Apa sih hebatnya Jordi. Apa dia pantas mengenakan kostum Barce- lona dan menggantikan Romario?" Pertanyaan senada terdengar lagi ke- tika nama Jordi masuk line up Tim Ora- nye ke Euro'96. Masyarakat Belanda lima". Dengan kata lain, sepajang tidak ada 'komplein dari pimpinan klub (Ajax, Barcelona, Man-U), berarti tidak ada masalah dengan Jordi. Tapi memang, masih ada juga yang memakai jurus "mumpung berkuasa", lalu berbuat yang aneh-aneh. Menipu Tapi bagi Jordi sendiri, masalahnya masyarakat dan diri sendiri. Kalau ti- tidak segampang itu. Sebagai seorang dak percaya, tanya saja Kurniawan Dwi pemain profesional, dia harus mandiri, Julianto... (Robert Manurung)