Tipe: Koran
Tanggal: 1996-09-01
Halaman: 11
Konten
SENGGANG Musik Panggung Kafe dari Kemang sampai Ancol Lounge, Teratai Cafe (Aryaduta Hotel) Morgan's Pub, Japanese Rest., Main Bar (Dai-ichi Hotel) Tavern Pub/Discotheque (Pardede Hotel) Santai Bar (Sofyan Betawi Hotel) Tang Goei, Amore Discotheque, Gandy Steak House (Menteng) Lounge (Arcadia Hotel). E KAFE? Tawaran itu se ringkali muncul saat jam malam tiba. Atau juga saat munculnya sebuah kebutuhan untuk relaks dan rendezvous. Bahkan juga, ketika sebuah persoalan muncul dan butuh tempat yang enak untuk mendiskusikannya. Memang, terasa artifisial se- kali. Cafe tak lagi jadi tempat makan. Lebih jauh, ia sudah jadi semacam kebutuhan akan Melt- ing pot. Baik yang personal maupun bisnis, seperti com- pany meeting, business gather- ing, press conference. Kebutuh- an tersebut sangat atifisial seka- li, sehingga suasananya pun di- kemas sedemikian rupa sehing- ga aman dan terjaga, lengkap dengan sajian musik. Memang, soal kebutuhan akan suasana sangat mutlak dan menjadi faktor utama bagi me- narik tidaknya sebuah cafe dimata pengunjungnya. Faktor utama yang sangat membantu adalah soal bagaimana menge- mas suasana dan salahsatu unsur didalamnya adalah live musik. di Kafe akan mempunyai mengaet pe- langgan tetap dari sebuah cafe. Yang terakhir ini memang jadi unsur penentu bagaimana suasana ditawarkan. Bahkan, untuk mengemasnya, pemilik cafe, resto dan pub tak segan- segan membayar mahal artis profesional, hanya untuk me- manjakan selera pengunjung. Beberapa diantaranya malah nekad memasang label cafe musik, dan tampil berkelas de- ngan sajian live musik. Misal Elvis cafe, Hard rock cafe, Jazz rock cafe, Jamz jazz pub, Twilite cafe. Atau yang lebih merupa- kan cafe society-pun ikut-ikutan untuk memberikan agenda musik bagi kemasan suasana yang ditawarkan. Sariwan yang beralamat asli di Sukabumi, menurut Komnas HAM, dibawa ke RS Persahaba- tan oleh petugas keamanan dan kini sudah diserahkan kepada keluarganya untuk dikuburkan di Sukabumi, Jawa Barat. artis yang dihadirkan dalam se- buah paket kreatif akan me- nunjukkan kelas dari cafe itu sendiri. Pasalnya, ini terkait dengan harga yang harus diba- yar oleh seorang pengunjung untuk mendapatkan santapan, suasana dan sajian hiburan me- narik. Berikut, society news yang ditawarkan. Jazz memang punya kelas di kalangan masyarakat. Tapi bukan berarti yang tidak me- nyukai Jazz tidak bisa nong- krong di Jamz. Buktinya, Rendra pun berhak ngeblues di sini. Soal sastra, soal kepedulian so- sial, soal komitmen lingkungan pun jadi agenda pembicaraan diluar percakapan soal Bisnis. Dan, lihat tak hanya musisi yang betah nongkrong disini, tetapi Beragam alasan jadi argu- mentasi. Desty Rahayu, PR Jim- bani Cafe pada BY beberapa waktu lalu mengatakan bahwa musik merupakan sajian yang menarik yang diperhitungkan juga pengusaha macem Piether Gara-gara Istrinya baru sadar suaminya nekat bunuh diri saat melihat ke atas meja di kamarnya ada tiga lembar surat. Masing-masing di tujukan ke istri, kakak ipar dan perusahaan tempatnya bekerja. Dalam surat itu dia memberi- kan pesan-pesan terakhir kepa- da istrinya agar tabah dan meni- tipkannya kepada kakak ipar- nya. Disinggung pula sebab BRITO www Hal yang sama juga dipapar- kan oleh Chika Hendarto. Pub- lic Relation Officer Jamz Pub ini mengatakan bahwa setiap cafe sesuai dengan segmentasinya punya kelas tersendiri. Dan, ke- bahagiaan dari pengusaha cafe adalah bila selain punya pelang- gan tetap yang biasa nongkrong disitu, dia juga bisa mengaet pelanggan lain. Tentunya ini berkaitan dengan segmentasi dan jenis musik serta kreativitas acara yang ditawarkan. Banyak keuntungan ditangguk. Tak ha- nya dari soal sajian musik, teta- pi bagaimana sebuah cafe juga bisa jadi kawah candradimuka lahirnya musisi-musisi kreatif bagi perkembangan dunia musik itu sendiri. 5 Orang Sambungan dari hal 1 tian kelima korban. Komnas kemungkinan bisa menyusut HAM hanya menyebutkan, ber- dasarkan visium dokter, bebe- rapa di antaranya meninggal akibat benda tumpul dan tusu- kan benda tajam. SEKARANG AKU SANGAT TA KUT BILA BER- MAIN JAUH DA RI RUMAH... Hal senada juga dijelaskan oleh Eri Setio, Direktur Jamz Pub, beberapa waktu lalu. Cafe Musik, jelas Eri tak hanya mo- nopoli para musisi atau para fansnya, tetapi lebih lanjut Cafe musik juga merupakan sebuah melting pot antara beberapa dimensi yang akhirnya terkait dan membuahkan satu follow up yang positif. 44 149 luka Sedangkan korban yang luka akibat tragedi 27 Juli itu se- banyak 149 orang. Korban yang terluka ini termasuk para aparat keamanan, orang-orang dari kubu Soerjadi dan orang-orang dari kubu Megawati. Kemudian yang dilaporkan hilang ber- jumlah 74 orang. "Berhubung karena Tim Pen- Korban yang hilang dan cari Fakta Komnas HAM masih sampai saat ini belum diketahui bekerja untuk menuntaskan keberadaanya itu, jelas Lopa, tugasnya, Komnas HAM masih Sambungan dari hal 1 44 Sadar atau tidak, semuanya merupakan bagian dari tingkat persaingan yang tak bisa dihindarkan. Berbagai kiat dan jurus untuk memikat konsumen digelar. Tak tanggung-tanggung, penyanyi kaliber dunia pun bisa dihadirkan seperti Bill Saragih, Chandra Darusman, Jon Bon Jovi dan BB King, Sylvester Rambo" Stallone dan Bruce Wil- lis. Meski demikian, beberapa diantaranya masih mengguna- kan kiat konvensional seperti iklan media massa memberikan cindera mata, hadiah member- ship card dan membagi-bagikan brosur, menjalin kerjasama dengan lembaga lain untuk menjaring konsumen. Bahkan untuk mengejar sasaran konsu- men yang lebih terarah sehingga ' terbentuk komunitas news, beberapa cafe membentuk klub eksekutif dan menunjuk ketua kelompoknya. yang membuat dia nekat meng- habiskan umurnya sendiri. Usamin menuturkan, dalam perjalanan pulang dari Serang, mobil boks yang dikemudikan nya menyenggol sebuah mobil milik oknum ABRI dari CPM. Oknum CPM itu, menurut dia, sangat marah dan lantas meng- ambil SIM dan STNK mobil. Oknum CPM tadi mengancam- EMANG KENAPA UNTUK MENGHIN DARI SODOMI AKU PUNYA KIAT JITU... FGontha, wartawan senior Fikri Jufri bahkan juga mantan Kapol- " Yang jelas, tegas Eri Cafe musik itu ideal untuk membuat suasana itu lebih egalitar dan mempermudah untuk memben- tuk society news. "Dan ini di- butuhkan di sebuah kota bukan? Tak hanya soal musik tetapi juga situasi dan kondisi, kota." tegas Eri. (W Meski dengan label musik, cafe musik punya kelas dan ke- beranian tersendiri untuk mem- buat gebrakan. Jamz misalnya, berani menghadirkan beberapa pendekar Jazz baik dari dalam maupun dari luar. Atau mema- dunya dengan puitiknya sebuah puisi sosial Rendra. Atau juga Hard Rock Cafe. Cafe franchise inipun punya kelas dan seg- mentasi tersendiri. Tak tang- gung-tanggung, dia berani menghadirkan penyanyi seka- liber Lionel Richi atau Sheila Madjid. Semuanya, seperti yang di- katakan Desty adalah memberi kan alternatif bagi munculnya ke las masyarakat tersendiri. ☐ tin tetap terbuka untuk menerima informasi tentang korban yang perlu diteliti dalam tragedi 27 Juli 1996," jelas Baharudin Lopa. Diterangkan, pengumuman yang sifatnya masih sementara ini dimaksudkan guna mence- jumlahnya. Sebab, lanjutnya, dari jumlah 74 orang ini masih perlu dicek dan diteliti kembali. Hal-hal lain berkaitan Tentang alkohol, Tia punya dengan tragedi itu seperti gah timbulnya suasana simpang pengalaman dekat. "Suami saya kerugian materiil dan peristiwa siur tentang perkiraan jumlah punya gang. Dengan 4-5 orang kekerasan di sekitar kantor DPP korban tragedi 27 Juli 1996 di temannya, dalam saat happy PDI dan sebagainya akan di- Jakarta. hours saja (biasanya antara pk umumkan bersamaan dengan 17.00-20.00, Red) mereka bisa hasil temuan final Komnas HAM beberapa waktu menda- tang. Marzuki Darusman meng- atakan Komnas HAM masih bekerja terus dan dalam waktu dekat akan diumumkan secara lengkap termasuk mengumum- kan siapa sebenarnya dalang ke- rusuhan itu. Komnas HAM nan- ti juga menjelaskan ihwal pihak mana yang memulai penyerbu- an Kantor DPP PDI. nya. Surat ancamannya diletak- kannya di dalam dompet. Joko Luwarso KAU TAHU SENDIRI KESAHATAN SEKS PADA ANAK MARAK DI MANA-MANA... Kemang dan Jaksel Lainnya: M Club (Blok M Plaza) Orient Express (Wijaya Grand Cen- tre) Lafonta, Sportman (Jl. Falatehan) Satu Lagi Bar (Kristal Hotel) Champions Bar, Exoresso Cafe, Doel Cafe, Eastern Promise, Mam's Kitchen (Kemang Raya) Indiana, Jewel Old India, Kemang 31, Cotterie Cafe (Ampera Raya) Nevada (Bangka Raya) Bayou Club (Bangka II) Country Kitchen (Pondok Indah) Canvas 200 (RS Fatmawati) Maribaya Bar (Interhouse Hotel) Cipta Rasa Bar (Kemang Hotel) SODOM MAKSUD MU..P Sekitar Grogol: Tanamur (Tanah Abang) Chips Bar, Gallery (Citraland Hotel) Onyx Bar (Ibis Slipi) PAKAILAH CELANA BESI..! Kota sampai Ancol: Spat Pub/Karaoke, Prasat, Wang Palace, Executive Lounge (Radisson Hotel) Cafe Batavia (Museum Fatahilah) Terminal One Discotheque, Sidney 2000 Discotheque (Glodok) Atlanta Discotheque, Today Country Discotheque, Kabuki Club (Lokasari) No7 Bar (Ancol Travelodge Hotel) Nelayan Bar, Okoh (Horizon Hotel) Le Bar (Ibis Kemayoran) Gumarang Bar (Ibis Tamarind) Sting Karaoke, Kuta Lounge (Jayakarta Hotel) 36 6010 Ag Masih soal konsep ini, ada juga kafe yang sengaja 'kembali ke akar'nya, hanya menyedia- kan minuman kopi saja, tidak yang beralkohol. Itulah Excelso Dia merasa sangat kalut dan Cafe yang memang disponsori tidak tahu harus berbuat apa. oleh sebuah produsen kopi ber- Menurut dia, sisa umurnya tak merek kapal. Sayang, kini loka- akan berguna lagi jika dia diba-sinya di Plaza Indonesia kurang wa ke markas CPM dan akhir- pas untuk titik pertemuan' ka- nya akan mati juga. Karena itu, dia memilih mati dengan cara- nya sendiri. Surat ancaman itu, demikian Ny. Surtinah, sudah diamankan di Polres Jakut. (nci/gar/kha) Coffe Shop (Mercure Hotel) Equinox Night Club, Pagoda (Dusit Hotel) O'Rieley's Pub, Fountain Bar, Grand Cafe, Han, Garden Terrace, Sumire (Grand Hyatt Hotel) Zebra Karaoke (Ancol Hotel) Brown Bar, Lotus Court, Spice Market Rendesvouz Bar, Aoi (Le Merirdien (Omni Batavia Hotel) Barito Lounge (Aquila Hotel) Jakarta-Jakarta Discotheque, Neptunus Discotheque (Mangga Besar) Monggo Mas Discotheque, Moonlight Discotheque (Hayam Wuruk) Widuri Discotheque, Merdeka Discotheque, Rege Pub, Grand Tunglok (Mangga Besar) Hailai (Ancol) Liza Discotheque (Duta Merlin) Happy Day (Juanda). • Antara Menteng dan Senen: Tavern Pub, Ambiente, Ambassador Tim Pencari Fakta Komnas HAM ini mulai bekerja sejak 28 Juli, sehari setelah kerusuhan di Kantor DPP PDI Jalan Diponego- Cafe Sambungan dari hal 1 ro 58 Jakarta Pusat yang kemu- dian merambat ke Jalan Salem- maka ada yang sengaja menon- yang pribumi ingin menjamu ba, Jalan Matraman dan Jalan Proklamasi. Tim ini melibatkan semua anggota Komans HAM yang kini berjumlah 22 orang. "Pengumuman ini benar- benar murni dari Tim Pencari Fakta Komnas HAM. Tidak ada intervensi atau campur tangan dari pemerintah atau pihak manapun," ungkap Marzuki Da- rusman. (pur) jolkan musik (seperti Hard Rock orang asing di kafe. Akhirnya, Cafe), mengacu ke fesyen (Fash- gaya berkafe ini menyebar ke ion Cafe), atau menekankan sesama profesional dan olahraga (Champions Cafe). eksekutif. Bahkan untuk musik, mereka lebih spesifik lagi; jazz bisa di- nikmati di Jamz, semiklasik di Twilite Cafe dan yang hingar bingar di Hard Rock Cafe. Segitiga Emas: Pizza Ria, Kudus Bar, Nipponkan, Jasmine Lounge, Sriwedari, Lagoon Tower, Lotus (Hilton Hotel) Chequers Pub, Zigolini, Xin Hwa, Pelangi Terrace (Mandarin Hotel) Pitstop Discotheque, Melati Mediter- ranean, Keyaki, Jayakarta Grill (sari Pan Pasific Hotel) Bats Pub (Shangri-La Hotel) Sky Garden, Katleya Bar, Garden Lounge, Kahyangan (President Hotel) Nirwana, Ganesha Bar, Ramayana, Nusantara, Yamasato (Hotel Indone- sia) Manari/Poster Cafe (Museum Santri Mandala) Ebony (Kuningan Plaza) Planet Hollywood, Chandra Lounge (Hotel Kartika Chandra) Jazz & Rock Cafe, Zen (ATD Plaza) Mels Drive In, Bengawan Solo, Mina Seafood, Sukoharjo Lounge, Shah Jahan (Sahid Jaya Hotel) TGI Friday (Ascot Hotel) Hard Rock Cafe, Chili's Mataram Food Court (Sarinah Thamrin) Jasmine Bar, Senari (Atlet Century Hotel) Hotel) Long Jin Senari (Holiday Inn Hotel) Jampang Bar (Wisata Hotel) Pulau Dua (Gatot Subroto) Country Kitchen (Jakarta Theatre Building) Parahiyangan Discotheque, Bulan Purnama Discotheque, Puspita Dis- cotheque, Nirwana Discotheque (Blora) Clippers (Sudirman) George & Dragon (Talang Betutu) Il Punto (WTC Building) The Bar, Regent Steak House, Gar- den Terace egent Hotel). Y Menurut Tanya, pengelua- pindah tempat dua-tiga pub." rannya termasuk kecil diban- down dulu di kafe." Kafe Wanita Sambungan dari hal 1. nagrobid, dingkan teman-temannya. "Pe- seni. Sekali-sekali bertemu memang banyak bedanya. Saya sekitar pk 9 atau 10. Tapi kalau Untuk apa? "Selain menikmati untuk ukuran Jakarta," lanjut beda dengan saya kan. Bosan dia suka O'reiley's sedangkan vert, dia introvert. Lagi pula ngeluaran saya itu kan minimal klien. Tapi mereka juga tak jauh Tidak dengan suami? "Oh Batak, dia Jawa. Saya ekstro- anak-anak muda, pada jam-jam suasana juga potongan harga." pelanggan 'setia' Tavern's. pasti. Dengan pergi ke kafe, saya saya suka BATS (Bar at the kalau bersama-sama terus kan itu mereka malah baru masuk. Dompet Tebal "Harga yang seimbang dengan bisa bertemu dengan orang-or- Shangrila, Red). Saya dan dia bosan." swt Dan gaya masuk pun berbeda. Tetapi malah ada pengun- suasana yang bisa saya peroleh. ang yang latarbelakangnya bisa Kalau kami masuk dan keluar jung kafe yang tak peduli akan Paling tidak, stres dengan tenang, mereka lebih isi dompetnya. "Dalam sema- saya reda." berbeda kutub dengan saya. Sambungan dari hal 1 Suasana Itulah keasyikannya." sering disertai tawa bergelak- lam saya bisa menghabiskan Rupanya, banyak wanita kafe Bagaimana dengan seorang Lama-lama, kedai teh itu tak an, tepatnya tahun 1960-an, gelak." satu-dua juta. Minimal 200 ribu yang setia mengunjungi kafe anak yang menunggunya lah untuk saya sendiri," aku demi suasananya. Seperti juga rumah? "Kalau saya dari kantor Tanya Sukardi, gadis lajang yang Diah P. Sinaga, Creative Director langsung pulang, bisa-bisa ia menjadi Personnel and General di Ujaran Communication. selalu bertemu dengan ibu yang Affairs Director di PT Setia "Bayangkan, setiap hari dari pk selalu suntuk. Salah-salah ia Agung Komputindo. 8 pagi sampai 5 sore saya bisa jadi sasaran kemarahan bertemu orang yang itu-itu juga. saya. Daripada merusak anak Semuanya dari latar belakang saya, lebih baik saya cooling kafe lahir seperti hujan deras. Dalam enam tahun bela- di cuma didatangi para ibu yang Jakarta kebanjiran klub malam suka bergosip ria, tetapi juga alias night club. Hampir ber- lelaki. Mereka pun juga suka barengan dengan surutnya night bergosip. Hanya saja, minum club, pada 1970-an lahirlah pub, teh. bagi kelompok pria ini dimulai dengan Jaya Pub dan dirasa kurang jantan. Syukur- Green Pub. Hampir satu dekade lah kemudian muncul jenis mi- kemudian, mulailah bermun- numan impor dari Java lainnya culan kafe. Dan awal 1990-an yang dirasa lebih 'lelaki': kopi. Kafe akhirnya menjadi tem- menambah daya tarik kafe. pat ngobrol bagi siapa saja. kangan ini saja kabarnya ada Terus terang, kadang-kadang Bahakn kaum intelektual saat sekitar 100 kafe baru. Pertumbu- pengunjung datang ke sini itu juga suka ngopi sambil mem- han paling spektakuler tentulah berkantung sangat tebal yang Buntaran lagi. Mereka ternyata mereka atau diskusi filsafat. Selatan. Pada dua tahun tera- Maksudnya? Ada seseorang karena pesona mereka," tutur bincangkan pelbagai penemuan di wilayah Kemang, Jakarta menjadi bos dan selalu men- 'berdagang' di kafe. Tidak hanya Para seniman pun suka menga- khir ini ada 30 kafe baru di ka- raktir teman-temannya. Maka, cewek, yang hetero maupun mati dunia lewat kafe. Alhasil, wasan yang dulu cuma dilewati pula laskarnya mengikuti. maupun gigolo. ke mana pun si bos pergi, ke sa- lines, tetapi juga cowok gay kafe hanyalah sarana, medium, jin ini. Sekarang malah diramai- untuk bertukar ide dan... gosip. kan oleh orang-orang yang ingin Ennio de Marco, General Man- Made's Warung Indonesia bersantai. Khusus untuk Kemang, ager Cappelini menambahkan, Seorang alumnus UCLA Sejak kapan kafe masuk In- cikal bakal 'pasar' kafe di sana "Mereka itu bukan pengunjung yang kini menjadi konsultan pe- donesia? Yang jelas, hampir tiap adalah Kemchick-nya Bob Sadino. setia. Kebanyakan suka sekali masaran internasional, Anggoro etnik di Nusantara ini punya berpindah tempat." Evelyn Kasih Ph.D, malah menyesali budaya warung. Mulai lepau di pulang terlambat dan kelaparan kembali menimpali, "Saya duga perilaku Cafe Society Jakarta. Sumatra sampai Warung Tegal saja yang mampir ke Kemchick si bos menjadi member di "Hampir 10 tahun saya hidup di di Jawa Tengah. Tapi semuanya dan Seven Eleven beberapa tempat." Amerika, dan kafe adalah gaya mandeg. Kafe yang marak se- sungguhnya sebuah toko. Seka- hidup yang murah. Di sini, kafe perti di kawasan Kemang, lebih rang, hampir tiap sore, apalagi menjadi bagian dari perilaku cocok kalau dikaitkan dengan Malam Sabtu dan Malam Ming- konsumtif." Ia lalu memban- klub-klub yang sudah ada sejak gu, jalan-jalan di kawasan Ke- dingkan, "Dengan beberapa Belanda menjadikan Batavia mang menjadi macet karena ke- dolar saja, saya bisa nongkrong sebagai basisnya. (Ada satu kafe dua pinggir jalan dipenuhi oleh sampai pagi. Itu berarti habis baru' yang bernuansakan Jakar- mobil-mobil yang parkir dan ratusan ribu rupiah kalau di ta tempo doeloe, Batavia Cafe) pengendaranya 'mampir' ke Jakarta. Dan hanya untuk saya Lalu berabad-abad kemudi- kafe. swt sendirian." Dulu cuma orang-orang yang - yang se- Menara Mulia. "Ada seorang ratu atau raja yang diikuti oleh laron-laronnya." muda itu, sebagian pernah na Di antara para profesional menghabiskan waktunya di luar negeri. Saat kuliah di Barat so- no, mereka suka sekali nong- krong di kafe habis ujian misal- nya. Kebiasaan itu diteruskan ketika mereka sudah pulang. Para 'alumni' ini suka sekali bernostalgia dan bereuni di ka- fe, termasuk yang pekerjaannya Siapakah para bos itu? Eve- di pemerintahan. Tak heran lyn menyatakan sebagian ada kalau di Bogor pun (yang rasa- lah anak- anak pejabat, selain nya pantas kalau disebut kota pengusaha super sukses. "Kalau pegawai negeri) sudah muncul bos wanita, terutama ibu-ibu, satu kafe dan beberapa klub. malah lebih suka berpindah pindah. Perilaku mereka seperti ABG." MINGGU, 1 SEPTEMBER 1996 EX www 11 FOTO-FOTO VITNO *** 20 rena tidak berada di lantai satu. Malah belakangan muncul pula kafe yang spesialisasinya adalah es krim, Haagen Dasz. la malah punya 'magic director' Rasanya, yang murah cuma Mabuk Sambungan dari hal 1 yang tugasnya adalah memikir- warung kopi. Toh ada juga kafe kan cara-cara baru agar pengun- dengan pengunjung betul- kelihatan glamour. Dan tempat saingan bisnis. Itu menun- jung selalu terkenang pada kafe malah senang sekali mencobai kafe menyebutnya sebagai peng- betul dari golongan Cafe Society yang paling pas adalah resto jukkan betapa kehadiran klub- Dan segmen pasar yang tak bisa diabaikan adalah para ABG (anak baru gede). Berbeda de- ngan kelompok lainnya yang. cenderung loyal pada salah satu kafe, anak-anak tanggung ini Penghuni Tetap Itulah mereka cafe society yang asli. Apa ada yang 'palsu? Kadang-kadang para pengelola ini. Moto mereka, "Membuat semua kafe. kunjungan menjadi peristiwa tak terlupakan." sangat besar. huni, karena mereka bisa setiap yang murah meriah. Itulah Jepang. Mengapa? Karena pe- klub eksekutif puncak ini me- Kebiasaan Laron hari 'mangkal' di kafe. Apakah Made's Warung di kawasan nataan ruang mereka yang ada mang punya peluang pasar yang Ke kafe tentu butuh biaya mereka orang-orang kaya? "Ma- Kuta, Denpasar Bali. Bahkan ia kamar-kamar khusus." Karena itu tidaklah meng- Society yang tidak sedikit minimal lah tidak," tegas Buntaran yang tersohor sampai ke manca Di dalam ruang khusus itu, Ngomong-ngomong, siapa- seratus ribu rupiah per kepala asisten manajer di sebuah kafe negara. privacy tentulah lebih terjaga. herankan kalau dalam waktu kah yang masuk ke dalam Cafe untuk kafe yang prestisius yang beberapa kali digerebek Berharap kafe murah di Ja- Mau mabuk-mabukan, kan ti- dua tahun terakhir saja, di Ke- Society ini? Pertama-tama ada- macam BATS di Shangrila dan petugas keamanan. karta rasanya sulit sekali. "Har- dak ada pengunjung lain yang mang muncul lebih 25 kafe lah para karyawan asing atau O'Reiley's di Grand Hyatt. Apa- "Paling-paling mereka cuma ga tanah yang selangit, biaya melihatnya. "Tujuan lobi kan baru. Dan di seluruh Jakarta, ekspatriat yang 'kebetulan' juga lagi kalau anda ke kafe tiap hari pesan air putih," tambah pria operasional yang tinggi dan mencari jalan pintas agar deal sampai sekarang jumlah kafe banyak mukim di Kemang. atau beberapa kali dalam se- yang mengawali karirnya seba- pasar yang belum terlalu kuat, tercapai. Dengan memabukkan bisa seratus lebih. Tentulah para ekspatriat itu minggu. Karena itu, ada kebia- gai pramusaji ini. Air putih me- akan membuat pengusaha klien, bisnis bisa lancar," tam- tidak sendirian kalau nyantai di saan khas sebagian penikmat mang lebih jitu untuk mendo- gulung tikar kalau memboleh- bah pria yang masih betah mela- kafe. Mereka membawa konco- kafe seperti yang dituturkan rong pil-pil ecstasy dan teman- kan pengunjung berlama-lama jang ini. konconya yang pribumi. Atau, Evelyn Tan, manajer Oh La La di temannya masuk kerongko- sampai dini hari tapi cuma Sayangnya, menurut Kafi, segmentasi mereka tidak jelas. "Kebanyakan cuma bilang kalau Dalam Kafi, ABRI... Sambungan dari hal 1 ngan. Karena itu, pengelola bia- sanya membiarkan saja kalau mereka ditangkap petugas. "Toh dan B." la lalu menanyakan me- sehat. Kafi menutup perbincangan menghabiskan Rp 50.000," tegas budaya happy hours ini mulai pasarnya adalah kelas mene- Patricia Leo, pemilik cafe Flora. merembes masuk dengan dibu-ngah ke atas alias kelompok A Paatricia kemudian meng- kanya Green Pub dan Jaya Pub ngapa tak ada yang berspesiali- kepada Pangdam, para GPK tidak mendatangkan keuntung- ungkapkan bahwa kebanyakan sekitar tahun 70-an. Saat itu, sasi ke pasar ABG misalnya. Tiga jam kemudian, menyu yang sudah dikepung Kompi an." Tapi kalau mereka juga berpengusaha kafe 'sengaja' mem- hanya dua tempat itulah yang sul tiga sandera lainnya dibe- Satgas Rajawali tapi berhasil jualan ecstasy, kan artinya men- buat pengunjungnya tidak ber- cukup representatif baskan. Mereka adalah Wiwin, melarikan diri ke hutan. Mereka datangkan pengunjung juga? lama-lama duduk tanpa meme- bersantai sambil menjamu tamu dengan menyatakan, "Bayang- Wiji dan Sugiono. Ketiga sande- meninggalkan para sandera di Buntaran tidak menjawab. Tapi san apa-apa lagi. Kiatnya? "Ra- usai jam kantor. kan, sekarang jumlah eksekutif ra itu kemudian dijemput Pang- lokasi berbeda. setelah didesak ia cuma berkata, hasia dong." Para eksekutif pun perlu di sekitar segitiga emas baru dam VIII/Trikora Mayjen TNI "Yang berjualan pastilah tidak ini. "Tapi kiat itu dibuat sedemi- tempat spesial. Maka klub pres- sekitar setengah juta orang. Johny Lumintang didampingi cuma pesan air putih." dulu Bagaimana nanti kalau di jalan Kapendam Letkol Inf Maulud Kalau mereka dibiarkan, ber- ramai, bukannya malah sepi. cuma ada Mercantile Club, kini Sudirman saja, jumlah ekseku- Hidayat, yang tiba di Timika ra tiga karyawan masih terus arti ada yang dilindungi? "Me- Apalagi orang kita kan masih ada Financial Club, Broker's tifnya sudah sejutaan. Yah seki- dilakukan pencarian," tuturnya reka inilah yang lebih pantas suka sungkan-sungkan," tam- Club serta almarhumah Enteos tar tahun 2010-lah." Perilaku Dan Satgas Rajawali Kol Inf seperti dikutip Frans de Wanna menjelaskan baruan. (ian) Suara Pem- disebut penghuni kafe. Penam- bah perempuan kelahiran Solo Club. Kematian Enteos kabar Cafe Society bakal tambah pa- nya karena dilatarbelakangi per- nas. swt wab wanita sipit "Terhadap GPK yang melari- kan diri itu terus dilakukan pe- ngejaran, sedangkan sisa sande- kian rupa agar pengunjung tetap tisius pun laris. Kalau Sabtu siang. pilannya oke sehingga kerap ini. swt
