Arsip
Halaman Artikel
Creative Commons License

Jika anda mendapati gambar tidak sesuai dengan spesifikasi data (salah tanggal dan atau salah penomoran halaman), posisi gambar landscape, satu gambar terdapat dua halaman, kualitas gambar kabur, anda bisa melaporkan data tersebut agar segera diperbaiki dengan menekan tombol laporkan.

Kata Kunci Pencarian:

Nama: Berita Yudha
Tipe: Koran
Tanggal: 1997-12-21
Halaman: 04

Konten


Berita Yudha Kesenian Tadisional Lombok, Budaya Gado Gado ini, di Lombok terdapat dua perio- disasi kebudayaan, yakni kebuda- yaan tradisional yang lebih banyak terkait dengan ritual nenek mo- yang yang kemudian tercampur dengan unsur Hindu/Budha dan Islam, dan kebudayaan kontem- porer yang lebih banyak terpenga- ruh unsur budaya Islam. Kebudaan tradisional Sasak yang dipengaruhi unsur budaya Hindu/Budha (Jawa dan Bali) terlihat dalam beberapa karya seni, terutama seni tari dan seni musik. DIBANDINGKAN pulau-pulau dan tempat tempat lain di kawasan Nusa Tenggara, bahkan pulau Jawa dan Bali, Lombok memiliki keragaman dan kekhasan budaya yang variatif. Tidak terbatas pada kesenian dan ritual, tetapi unsur kebudayaan lainnya pun cukup beragam. D i Lombok terdapat seni tari, musik dan seni pentas, yang oleh seba- gian orang dinilai cukup menarik. Seni musik dan tari konon mem- punyai keterkaitan dengan kekha- san budaya masyarakat Lombok Dua jenis kesenian, seni musik dan seni tari, biasanya ditampil- kan pada upacara-upacara hari besar Islam. Di Lombok, terdapat suku Sa- sak, yang tradisinya berkait erat dengan agama Islam, baik Islam minoritas atau Islam Waktu Telu maupun Islam mayoritas atau Is lam Waktu Lima. Sejak sekitar abad ke-10 ma- syarakat Sasak di Lombok menja- di masyarakat yang sangat terbu- ka, sehingga keberadaannya mendapat pengaruh dari berbagai kebudayaan. Ketika kerajaan di Pulau Jawa yang beragama Hindu menguasai Nusantara, maka ma- syarakat Lombok (Sasak) menda- pat pengaruh Hindu. Pun demiki- an ketika masyarakat Islam da- tang dan mempengaruhi kebuda- yaan masyarakat Sasak. Pengaruh kebudayaan luar ter- hadap kebudayaan masyarakat Lombok (Sasak) terus berlanjut ketika kerajaan Bali berkuasa pa- da pertengahan abad ke-18 sam- pai dengan akhir abad ke-19. Se- bab itu berbagai kesenian yang berunsur kebudayaan Hindu, Ja- wa dan Islam, Sumatera, Melayu dan Arab sekalipun kemudian ber- campur membentuk kebudayaan Lombok yang khas. Seni tari, seni musik, seni pen- tas dan berbagai jenis kreasi seni lainnya menjadi tradisi campuran yang unik dan menarik. Tak terle- watkan seni arsitektur dan tradisi bertani serta adat istiadat lainya juga merupakan tradisi campuran dari berbagai unsur budaya. Dan itu terus berkembang sampai se- karang. Pengaruh Bali dapat dilihat pa- da seni tari dan gamelan masya- rakat Lombok, sedang pengaruh dari masyarakat Arab atau dari Timur Tengah membentuk irama musik yang selalu berkait dengan ajaran Islam. Pun demikian de- ngan pengaruh dari kebudayaan masyarkat Jawa terlihat pada seni tari dan pertunjukan wayang, ser- ta sajak-sajak. Dalam perkembangannya saat Tari Telek misalnya, didasarkan pada legenda tentang seorang putri yang jatuh cinta kepada pe- muda yang berasal dari rakyat bia- sa. Tari Telek ditampilkan secara non naratif dengan menonjolkan gerak-gerik tubuh, terutama ta- ngan, kaki dan mata. Di Lingsar Tari Telek digabungkan ke dalam cerita drama tentang rombongan raja yang diiringi Gamelan Baris dan seorang penyanyi. Tari Gandrung, yang sangat di- kenal di Jawa dan Bali ternyata ju- ga menjadi kesenian tradisional bagi masyarakat Lombok. Sesuai dengan namanya gandrung be- rarti cinta, tarian ini mengisahkan tentang wanita yang sedang gan- drung kepada pria. Hal itu diperli- hatkan dengan gaya para penari wanita yang kemudian memilih pasangan pria yang kemudian diajaknya menari bersama. Kemu- dian pria yang dipilih itu memberi kan tanda gandrung biasanya be- rupa uang. Tari Gandrung diiringi oleh Ga- melan Oncer, Gamelan Grantang, yaitu ensambel musik gambang bambu dan Gamelan Gong Sa- sak, yakni perpaduan alat musik modern Gamelan Oncer dang Gamelan Gong Kebyar Bali. Di Lombok dikenal juga alat mu- sik tup tradisional yang dikenal dengan nama Preret. Suling dari kayu ini bersuara nyaring dan digu- nakan untuk mengiringi lantunan puisi keramat untuk memohon kepa- da dewa dan membangkitkan rasa hormat peserta upacara di Pura. Masa Pra Islam Masyarakat Lombok (Sasak) sebelum terpengaruh unsur buda- ya dan agama Islam, memiliki ke- senian yang khas. Salah satu yang menarik adalah Gamelan Sasak. Jenis kesenian ini menda- pat pengaruh dari Jawa dan Bali. Hal itu terlihat pada peralatan yang dimainkan, yakni gamelan yang terdiri dari canang besar, se- pasang lonceng, deretan lempe- ngan perunggu, gendang dan gambreng. Dasar gamelan tradisional adalah Gamelan Oncer atau dise- but juga Kendang Belek. Permain- an perangkat gamelan untuk me- ngiringi penyanyi dan penari da- lam pementasan teater lebih dike- nal sebagai pengiring Tari Oncer atau Kendang Belek yang diiringi oleh dua penabuh gendang yang menari-nari. Tarian ini bersifat non naratif, meski para penarinya berpose T Karna ● REPRO Lumbung padi masyarakat Sasak di Lombok (atas). Penari gandrung yang terkenal di Lombok (bawah). dramatis dan berhadapan dan menampikan lenggok tubuh yang berciri tarian Bali. Manakala sua- sana semakin hangat, maka para penari akan mempercepat gerak tarinya dan silih berganti menabuh gendang dan gong. Perangkat gamelan yang me- lengkapi acara ritual masih ba- nyak ditemukan di daerah pedala- man, misalnya di Desa Boda, tem- pat Sasak Budha Kuno, Gamelan Jerujeng digunakan untuk memo- hon kehadiran arwah nenek mo- yang dalam upacara agama. Di Bayan-sebuah desa yang berada di Utara yang terkenal ka- rena kekayaan adat istiadatnya Gemelan Keramat Maulid dimain- kan hanya pada saat peringatan kelahiran Nabi Muhammad yang dimainkan oleh para pemusik (en- sambel) secara perlahan dan te- nang. Gamelan Tambur atau Geme- lan Baris dari Lingsar di Lombok Barat, adalah salah satu bentuk ensambel keramat. Peralatan mu- sik ini mengandalkan suara tam- bur yang digunakan untuk mengi- ringi Tari Batek Baris, yaitu prosesi tentara kerajaan yang menonjol kan para penari yang berpakaian ala tentara kompeni Belanda dan bersenapan kayu. BUDAYA yang tampak saat ini, unsur bu- daya Islam lebih besar pengaruh- nya terhadap budaya masyarakat Lombok. Perpaduan unsur budaya Sa- sak dengan Islam, dapat ditemu- kan pada karya seni Cepung, yai- tu bentuk tembang Bali dan Sasak yang unik. Kreasi seni ini mema- dukan tembang dengan pengajian yang ditulis di atas Lontar Monyeh dalam bahasa Sasak, Bali dan Kawi (Jawa Kuna) yang bercerita tentang Pangeran Panji dari Jawa Timur. Kendati ada unsur religis na- mun pementasan Cepung diwar- nai dengan minum tuak yang mengakibatkan para penyanyinya "harus" mabuk. Sehingga tak mengherankan jika para pemuka agama tidak merestui berlanjut- nya Cepung ini. Tradisi serupa yang mencer- minkan adanya perpaduan antara Sasak dan Sumatera serta Arab (Islam) terlihat pada Hikayat. Kar- ya sastra (seni) ini ditulis di atas daun lontar berdasarkan Hikayat 1001 Malam dalam bahasa Arab- Melayu yang kemudian diterje- mahkan dan dinyanyikan dalam bahasa Sasak. VIP Selain diperagakan dengan wayang kulit, Wayang Sasak juga Bentuk lain yang juga diilhami dimainkan dengan boneka, me- pengaruh dari Arab (Timur Te- nyerupai Wayang Golek di Jawa Pengaruh Islam ngah) adalah Barzanji, puisi Arab Barat. Walau pada mulanya wa- Kebudayaan Lombok yang kini yang menceritakan tentang kehi- yang ini dimanfaatkan pula untuk didukung oleh masyarakat Sasak dupan Nabi Muhammad dan or- membantu penyebaran Islam, tampak sangat terpengaruh oleh ang-orang suci Islam. Barzanji namun kelompok fundamentalis unsur budaya Islam. Namun demi- biasanya dibacakan pada setiap Islam menentang jenis kesenian kian unsur budaya lokal dan buda- malam Jumat atau Kamis malam ini karena menggambarkan ma- ya lain yang mempengaruhinya, di masjid-masjid atau tempat-tem- nusia yang dilarang dalam Islam. seperti unsur budaya Jawa, Bali, pat pengajian lainnya. Pengaruh Islam terhadap ke- Sumatera tetap tampak kental pa- budayaan masyarakat Lombok ju- da hasil-hasil karya seni. Bahkan yang Sasak, kesenian rakyat yang ga terlihat pada hasil karya seni Di Lombok juga dikenal Wa- Lahirnya Karna, Lahirnya Pesan Rahasia Tak Tertangkap Maknanya Suatu hari Prabu Basukunti atau Kunti- boja menerima tamu seorang resi yang ting- gi ilmu pengetahuannya. Resi Druwasa na- manya. Resi Druwasa, di dalam nalurinya, melihat ada cahaya indah di atas kaputren. Ketika hal itu ditanyakan kepada Prabu Kun- tiboja, sang prabu tidak marah. Malah bang- ga. Sebab, cahaya ngenguwung itu tidak lain adalah putrinya sendiri. Dewi Kunti atau Dewi Prita namanya. Lebih lanjut sang prabu malah menawarkan, agar sang resi sudi datang ke wilayah Kaputren. konon pengaruh dari Jawa dan. Gamelan Rebana. Karya seni Bali. Selain bertema cerita rakyat yang sudah berkembang sejak Wayang Sasak juga bercerita ten- pertengahan abad ke-19 ini diang- tang sejarah tokoh-tokoh agama gap sebagai ensambel pertama Islam, seperti keluarga Nabi Mu- "bernafaskan" Islam yang meng- hammad. gunakan Gendang Rebana yang dikenal di "dunia Islam". Daftar la- gu-lagu dari gamelan tradisional digabungkan ke dalam Gamelan Rebana dan bermacam-macam alat musik, terutama jenis gende- rang yang jumlahnya mencapai 20 buah dan dapat menirukan suara gamelan perunggu. Komposisi komposisi alat musik Bali juga banyak dimainkan oleh kelompok Gamelan Rebana, termasuk Ga- melan Klentang yang terbuat dari logam. #pariwisata indonesia/din Di Kaputren, resi Druwasa amat takjup melihat cahaya hidup yang melingkupi Dwei Kunti. Pertanda bahwa sang dewl mampu menurunkan manusia linuwih. Karena itu sang resi berkenan menambahkan ilmu pe- ngetahuan kepada Dewi Kunti. Salah satu ilmu rahasia yang diberikan kepada Dewi Kunti adalah aji pemeling, yang berkhasiat mampu menghadirkan dewa. Pendeknya, dalam waktu relatif singkat, Dewi Kunti su- dah menguasai ilmu tersebut. DEWI Kunti muda yang sangat jelita, sah-kasih, diartikan sebagai pergaulan lih bahwa dia terbaik (karena penilaian de- juga dianugerahi kecerdasan oleh pencipta antar laki-laki dan perempuan, antara dewa mikian itu bersifat sangat gegabah!). Tapi di alam ini. Hal itu membuat Prabu Kuntiboja Surya dan Dewi Kunti. Dan setelah masa dalam hidup Karna terkandung suatu konflik dari Mandura (ayah Dewi Kunti) merasa nya, hamillah Dewi Kunti. nilai yang amat rumit. Munculnya Karna ke bangga bukan kepalang. Didatangkanlah ke dunia adalah munculnya rahasia ilmu pe- istana guru-guru dari segala disiplin ilmu. ngetahuan yang tak kunjung terpecahkan, Jika dunia menghendaki (pada masa itu) bahkan sampai Karna terpenggal lehernya Kunti untuk menjadi raja, kiranya wanita oleh mata panah Arjuna. Tapi rahasia-raha- jelita ini akan memimpin kerajaan dengan sia itu menjadikan kita nikmat dan mungkin arif bijaksana. Tapi toh nantinya Dewi Kunti terlena. Seolah-olah kita sudan mencapai hanya menjadi istri raja bijakasana, dan atau mampu menyingkap rahasia itu sendiri. menjadi ibu dari anak-anak yang berwatak mulia. Kerajaan Mandura, geger. Mengapa per- temuan antara Kunti dan Surya melahirkan bayi, dan bukan kitab suci atau pengetahu- an? Sebenarnya secara simbolik, lahimnya bayi adalah lahirnya ilmu pengetahuan baru, Tapi dunia belum mau tahu belum bisa me- nerimanya. Karena itu setelah perut mem- besar, yang dipanggil oleh kalangan istana adalah manusia yang menjadi pangkal persoalan, yaitu Resi Druwasa. Oleh Resi Druwasa, persoalan Mandura bisa dise- lesaikan dengan baik. Sang bayi dilahirkan lewat telinga, sehingga tidak mempunyai akibat serius bagi masa depan Dewi Kunti. Menakjupkan, bayi yang kemudian diberi nama Kama (telinga) itu, sudah membawa senjata dan anting-anting yang bercahaya. Sebagai ilmu pengetahuan, seharusnya fenomena Karna dipelihara dengan baik. Di- diskusikan di tempat-tempat tertentu. Di- biarkan masyarakat memberikan pendapat- nya. Dan tidak dimasukkan ke dalam almari, dimana ratusan skripsi tertumpuk, sehingga tidak muncul cahaya ilmunya. Memang, di- hanyutkannya bayi Karna mengandung nilai, siapa bakal mengasuhkan di masa depan. Orang yang menemukan Karna inilah, yang nantinya memberikan pelajaran pertamanya tentang hidup. Lalu melihat ba- kat-bakat yang ada didalamnya. Tapi, rahasia sekitar bayi ini harus tidak sampai tembus keluas istana. Bagaimana ca- ranya? Dengan peti dengan perlengkapan bayi, dihanyutkanlah Kama ke sungai. Dewi Dan aneh tapi kenyataan, kerajaan tem- Kunti, yang baru saja melepaskan kandu- pat Karna lahir tidak membicarakannya lagi. ngannya, sebenarnya merasa kehilangan Bila kelak Kresna mengajak bicara kepada besar atas kepergian sang bayi. Oleh karena Karna, bukan karena ia keturunan Mandura, itu diam-diam ia mengikuti peti bayi itu sampai jauh. Tapi sesabar-sabarnya manusia, ia punya batasnya sendiri. Karena itu Kuntipun kembali, dengan membawa pengalaman hidup yang dikenangnya dalam-dalam. tetapi karena ia akan mencarikan keme- nangan buat Pandawa. Mandura memberi- kan putrinya yang terbaik, yaitu Dewi Kunti, kepada pemenang sayembara, Prabu Pan- du. Selama itu rahasia tentang Karna juga tak tersentuh tali simpulnya. Nah, siapa yang bakal menemukan rahasia berupa peti terhanyut itu? Di masa depan, Kunti masih hidup terus dengan persoalan-persoalannya. Dan Kunti seoranglah yang selama hidupnya, setiap Tapi setiap ilmu memang tergantung ke- saat teringat akan bayinya. Sampai anak ini Apa yang dilakukannya? Apakah diambil pada siapa yang ada di sebaliknya. Man be- ditemukan kendali (oleh Kunti pribadi) di petinya, lalu bayinya ditenggelamkan ke su- hind the gun, atau man behind the knowl- dalam gelanggang Astradharmakarya, yaitu ngai lagi (seperti peristiwa aborsi baru-baru edge. Mungkin juga ditambah satu lagi, yai- gelanggang di mana murid-murid Drona ini), atau akan dipelihara dengan baik, se- tu lingkungan sekitar. Dewi Kunti berhasil dicobą, kesaktiannya. bagaimana seorang tua menemukan anak menguasai ilmu, lalu mengundang dewa Bismillahhirahmannirahim. Pekan ini kita dari luar rumahnya (anak pungut). Surya. Hal ini oleh dunia modern, dunia ki- tuliskan lahirnya Karna, bukan untuk memi- Ki Hastoto Kosala SITUS Mangallang Horbo Bius, Selamatan Mulai Bertanam Warga Batak Karo Seperti halnya yang biasa dilakukan masyara- kat Batak Toba di Sumatera Utara yang memiliki tradisi ritual mangallang horbo bius, yaitu makan kerbau sebagai binatang persembahan. Ritual tradisional ini diselenggarakan oleh bius, yaitu pemerintahan tradsional Batak yang merupakan gabungan dari berberapa horja (desa). SEBAGIAN besar masyarakat Indonesia me- kan desa mana dari blus yang akan menjadi suhut ngenal kerbau sebagai "binatang keramat. Kare- (tuan rumah) pelaksanaan upacara. Musyawarah na pada beberapa upacara ritual tradisional ker ini dipimpin oleh Raja ljolo yang mengundang para bau seringkali dijadikan "barang sesaji" atau bina- Raja Huta. tang persembahan untuk yang dihormati oleh pe- serta ritual. Kedua, marhara, yakni pemberitahuan kepada warga desa mengenal pelaksanaan upacara atau yang dilakukan oleh parhara yang dilakukan de ngan cara mengunjungi setiap rumah di ling- kungan blus. Upacara ritual ini disebut juga marsipaha lima, karena upaara ini diselenggarakan pada bulan sipaha lima, yakni bulan ke lima menurut kalender Batak Toba. Upacara ini dilaksanakan minimal setahun se- kali pada setiap menjelang musim tanam. Upaca- ra ini bertujuan mengucapkan terima kasih kepa- da mulajadi nu bolon (Tuhan Allah), sombaon (ke- ramat) dan sumangot ni ompu (roh nenek mo- yang) yang telah memberkati meraka. Mereka memohon agar pada musim tanam berikutnya mendapat limpahan berkat sehingga gaben tano (tanun penuh keberuntungan), horas pari ama (hasil panen melimpah) dan horas jolma (selamat sejahtera manusianya). Mangalla horbo bius diselenggarakan pada se- tiap pergantian tahun dalam kelender Batak (par- halaan) pada bulan kelima. Upacara ini berlang- sung selama beberapa hari dari pagi sampai sore, kecuali mandudu yang dilaksanakan pada malam hari. Beberapa tempat yang menjadi ajang pelaksa- naan upacara disesuaikan dengan tahap-tahap- nya. Marsungkun diselenggarakan di tempat mu- syawarah desa, partungkoan, biasanya di tanah berbukit kecil atau di bawah pohon beringin. Taha- pan lain diselenggarakan di halaman desa, ala- man ni huta, di tepian sungai, dan di tempat ter- tentu dalam wilayah bius, parbiusan. Pelaksanaan upacara ini dipimpin oleh raja bius yang disebut Raja ljolo. Tugas raja bius ini adalah memimpin musyawarah di partungkoan, di halaman desa maupun di parbiusan. Dalam pelaksanaan tugasnya raja bius dibantu oleh raja dari setiap huta yang disebut Raja Huta dan suhut, yakni raja huta dari desa yang ditunjuk sebagai tuan rumah upacara. Raja ljolo bertugas pula memilih dan menentu- kan hewan yang dipersembahkan dengan dibantu oleh seseorang yang ahli dalam memilih hewan persembahan, yakni pande. Hewan persembahan itu tak sembarangan asal pilih, melainkan harus dipilih horbo sitingko tanduk, siopat pusoran, yakni jenis kerbau yang tanduknya tegak ke atas dan memiliki undur-undur empat buah di bagian kepa- lanya. Hewan itu kemudian diikat pada tiang tambatan yang dihias dengan daun kepala muda, bulung hariara (daun beringin). Layaknya pada upacara ritual lainnya, mangal lang horbo bius ini juga mengenal beberapa tahap upacara, yakni; MINGGU, 21 DESEMBER 1997 BERBAGAI jenis permainan (tradisional) rakyat yang menjadi salah satu hiburan pada jaman dahulu, kini telah tergusur oleh perkembangan jaman yang me- nampilkan permainan (anak- anak) yang sangat modern. Gene- rasi sekarang, khususnya anak- anak di kota-kota besar, tidak lagi terlihat mempertunjukkan kebole- hannya memainkan permainan tradisional. Sebaliknya mereka kini sedang keasikan dengan per- mainan modern yang dapat dibeli di toko-toko. Ketiga, mambahen tiba-tibal, yakni membuat makanan dari tepung beras atau juga disebut Mambahen tibal-tibal, C Keempat, mandudu atau mamona, yakni memberitahukan kepada kerabat penghuni gu- nung pusuk buhit (martua pusuk buhit) perihal ren- cana warga blus yang akan mengadakan upa- cara. Acara tersebut dilaksanakan selama tujuh hari pada tengah malam yang dilakukan dengan cara Guru Taun yang berdiri di atas bonggar jabu (rumah anjungan Batak) seraya sesekali memukul gong kecil ia mengucapkan tonggo-tonggo (doa upacara) yang isinya memberi tahu kepada roh dan keramat agar bersiap menerima persemba- han dari warga bius. Kelima, mamerang horbo, yakni meramalkan kehidupan warga desa pada tahun tersebut de- bngan melihat gerakan-gerakan kerbau ketika di kolong rumah (toru bara) maupun ketika dibawa ke tepian sungai. Keenam, manortor, yakni menari bersama. Pada acara mandudu warga bius yakin bahwa roh nenek moyang sedang menari-nari di halaman desa, tempat dimana salah satu prosesi ritual berlangsung. Ketujuh, pature borotan, yakni menyiapkan tiang tambatan kerbau di tempat upacara. Tiang itu dihias dengan daun kelapa muda (janur) atau daun beringin, Kesembilan, marsibosur-bosur, yakni pesta Pertama, marsungkun, yakni musyawarah besar dengan makan bersama daging kerbau yang diadakan Raja Parbaringan untuk menentu- yang dipersembahkan. # din/aneka sumber Salah satu permainan rakyat tradisional yang dulu cukup popu- ler bagi masyarakat Kalimantan Timur (Kaltim) dan kini mulai ber- kurang popularitasnya adalah Ba- tu Lele. Kedelapan, mamantom, yakni menombak ker- bau persembahan. Namun sebelum kerbau di- tombak, terlebih dulu digiring beramai-ramai ke sungai untuk dimandikan agar bersih. Setelah itu kerbau) dibiarkan berkubang di air. Jika kerbau makan atau minum, maka itu pertanda baik, yang berarti hasil panen nanti akan melimpah. Seba- liknya jika kerbau tak melakukan itu, maka itu be- rarti pertanda buruk. Setelah itu kerbau dibawa ke rumah suhut un- tuk dihias dengan pucuk kelapa muda atau be- ringin, dihias dengan tepung beras yang dicampur air menggunakan jari tangan. Setelah itu kerbau dimandikan kembali dan setelah bersih dibawa menuju tempat upacara untuk ditombak. Kerbau ini ditombak sebanyak tujuh kali de- ngan tujuan agar cepat roboh. Setelah roboh, war- ga peserta upacara kembali ke rumah masing- masing dan meninggalkan kerbau yang sudah tertombak itu selama semalam dengan maksud roh nenek moyang dan keramat menerima per- sembahan itu. Baru keesokan harinya kerbau tersebut disembelih dan dagingnya dibagi-bagikan kepada peserta upacara, seluruh warga bius. Wa- lau sedikit harus kebagian. Batu Lele, Permainan Anak-anak Yang Telah Tergeser Karenanya, saat ini permainan ●VIT-BY tradisional yang dimainkan secara Mainan anak-anak moderen yang menggeser permainan tradisional. beramai-ramai sehingga mampu - Batu Lele adalah jenis per- mainan anak-anak yang terdiri da- ri dua potongan kayu atau rotan. Satu potongan yang panjang di- namai sampok (bahasa Bulung an), sape (bahasa Benua), dan sepotong yang pendek dinamai ane' (bahasa Bulungan) yang arti- nya anak batu lele. Dalam bahasa Bulungan batu lili' artinya tongkat kecil-kecil, atau potongan rotan yang pendek-pendek. membentuk sikap kebersamaan seluruh alat itu dilicinkan sehingga anak lele' diletakkan di dalam lu- sama sekali hilang, kecuali di dae- tampak bersih. bang dengan posisi terjungkit. rah-daerah yang persentuhannya Ujung yang terjungkit itu dipukul dengan "dunia modern" sangat agar anak itu dapat naik ke atas, kecil. sehingga dapat dipukul berulang- ulang dan semaki jauh. Kemudian diukur dari jarak anak batu lele' itu. jatuh kelubang permainan. Cara berbeda-beda pengukurannya menurut banyaknya pukulan yang kena pada anak batu lele' tadi. Pu- kulan yang kena hanya satu kali ukurannya tiga kali tongkat ditam- bah satu anaknya sama dengan sepuluh. Kalau pukulannya kena dua kali pada anaknya, maka se- tiap tongkat nilainya seratus kalau kena empat kali setiap tongkat hi- tungannya seratus. Umumnya pa- ra pemainnya adalah anak-anak yang berusia antara enam sampai 18 tahun. Anak-anak yang ber- main hanya pria saja. Tongkat yang pendek adalah anaknya, yang dipukul-pukul agar dapat melayang jauh. Tempat me- letakkannya adalah pada lubang yang dibuat sebagai tempat mela- kukan permainan tersebut. Cara bermain lele', mula-mula dibuat sebuah lubang kecil yang berposisi miring. Panjangnya sa- ma dengan panjang anak batu Alat permainan ini terbuat dari lele'. Dalamnya kira-kira 5 cm, Persebaran permainan ini dari kayu atau rotan yang dipotong-po- agar anak batu lele' yang diletak- generasi ke generasi adalah seca- tong. Sepotong yang kecil beruku- kan di setu dapat berjungkit. Pada ra spontan. Jadi hanya berdasar- ran sekilan (sejengkal) anak-anak saat permulaan permainan, anak kan pengalaman si pemain saja. atau kira-kira 10 cm dan potongan batu lele' diletakkan melintang di Bila ia sering melakukannya maka yang panjang dengan ukuran tiga atas lubang tadi kemudian disam- ia akan lebih terampil. Perseba- kali potongan yang kecil tadi. Kayu pe' (dicungkil) dengan penyampe' rannya ke daerah lain juga karena yang dipilih ialah kayu yang lurus, (tongkat yang panjang) agar dapat terbawa oleh pemain yang ber- ringan dan tidak mudah pecah meloncat sejauh-jauhnya. sangkutan kalau ia pergi ke dae- serta lingkarannya berdiamter ra- rah itu, dan tidak secara sengaja, ta-rata 2-3 cm. tetapi hanya secara insidentil saja. Karena permainan ini bersifat hi- buran dan pengisi waktu. Dan sa- ngat menarik bagi anak-anak, ini banyak pula ditemukan di daerah- daerah yang lain, seperti di dae- rah Kabupaten Bulungan, Kabu- paten Berau, Kabupaten Kutai, Kabupaten Pasir, Balikpapan dan Samarinda, bahkan sampai ke- daerah pedalaman. #depdikbud/din Pengrajinnya pada masa kini masih ada, tetapi sudah langka. Namun kalau diperlukan dapat di- pesan dan mereka akan mem- buatkan. Alat permainan ini mem- punyai fungsi sendiri, yakni; Tongkat yang panjang adalah sebagai alat pemukul yang dise- but sampo', artinya mencungkil, agar alat yang kecil itu dapat di- cungkil jauh. Setelah itu penyampek diletak- kan melintang di atas lubang tadi. Kalau yang terbuat dari rotan Musuhnya melemparkan anak dipilih rotan yang besar, biasa di- batu lele yang disampek tadi (dari sebut oleh orang Bulungan wai tempat tersampek tadi), untuk semambu, artinya rotan besar dan membidik panyampek yang terpa- lurus. Cara membuatnya ialah sang itu. Kalau penyampek itu ke kayu yang sudah terpilih baik tadi na, maka penyampek pertama dibersihkan kulitnya, kemudian mati dan pemain harus berganti. diraut sampai licin serta ujung- Tetapi kalau musuhnya tadi tidak ujungnya diraut rapi. Setelah itu di- mengenai sasarannya, maka per- keringkan agar tidak mudah pe- mainan dilanjutkannya. cah. Hiasannya tidak ada, tetapi Permainan selanjutnya ialah 23