Arsip
Halaman Artikel
Creative Commons License

Jika anda mendapati gambar tidak sesuai dengan spesifikasi data (salah tanggal dan atau salah penomoran halaman), posisi gambar landscape, satu gambar terdapat dua halaman, kualitas gambar kabur, anda bisa melaporkan data tersebut agar segera diperbaiki dengan menekan tombol laporkan.

Kata Kunci Pencarian:

Nama: Berita Yudha
Tipe: Koran
Tanggal: 1997-12-21
Halaman: 09

Konten


Berita Yudha Menuju Era Baru Iran-AS? KETIKA Mohammad Khatami mempertegas usaha negara itu yang marak belakangan ini untuk keluar dari isolasi AS dan kembali tampil berperan di fora internasional. beranggota 1,1 miliar penduduk dunia ini untuk tiga tahun mendatang. terpilih sebagai presiden Iran dalam pemilihan bulan Mei lalu, bermunculan harapan-harapan bahwa Iran akan mempunyai Melalui forum pertemuan tiga tahunan ini yang berlangsung 9-11 Desemberlalu, Iran ingin membuktikan bahwa mereka tetap eksis di dunia internasional meski Amerika berusaha mati-matian mengucilkannya. wajah yang lebih moderat. Karena, Khatami yang dikenal moderat itu ternyata dengan dukungan suara besar berhasil menyisihkan saingan utamanya ketua parlemen Ali Nateq Nouri, yang mendapat dukungan kaum ulama garis keras pimpinan Ali Khamenei, K hatami berhasil menggalang dukungan dari rakyat yang menghendaki perubahan kebijakan luar negeri Iran setelah terus menerus mendapat tekanan dan desakan dari Iran. Lebih setengah dari 70 juta warga Iran adalah kalangan muda yang tidak merasakan langsung iklim revolusi Islam 1979. Meski slogan-slogan era revolusi, yang menggulingkan pemerintahan Shah Mohammad Reza Pahlevi dukungan AS akhir 1970-an itu terus didengung-dengungkan kalangan garis keras, namun banyak pula yang menghendaki suatu pendekatan kembali (rapprochement) negara itu dengan bekas sekutu dekatnya, AS. Harapan bagi sikap Iran yang lebih moderat berusaha ditunjukkan Presiden Khatami setelah dilantik 4 Agustus lalu. Mantan menteri kebudayaan yang pernah dipecat gara-gara pandangan dan aktivitasnya yang liberal dibandingkan dengan pemerintahan Islam Iran ini menguluarkan ranting perdamaian hari Minggu lalu. Jumpa pers Khatami hari Minggu itu, yang kedua setelah ia dilantik, banyak dianggap sebagai suatu isyarat rekonsiliasi setelah kedua negara terlibat dalam konfrontasi selama dua dekade terakhir. Di depan lebih dari 250 wartawan dalam dan luar negeri, Khatami mengungkapkan: "Saya pada kesempatan ini ingin mengungkapkan hormat saya kepada rakyat Amerika yang besar, dan berharap dapat mengadakan dialog dengan rakyat Amerika dan tentang AS dalam waktu tidak lama lagi." Sejak berkuasa melalui Revolusi Islam 1979, pemerintah Iran selalu menyebut AS sebagai musuh utama. Namun sejak Khatami menggantikan Presiden Ali Akbar Hashemi Rafsanjanji, ia sudah banyak menarik perhatian rakyat Iran agar mempertahankan prinsip daripada kekuasaan. O DAblequise isibe nob Khatami, sejak dilantik, berusaha mewujudkan apa yang disebutnya visi baru Iran. Ia telah memperlonggar peraturan sosial yang ketat yang diberlakukan pemerintahan Islam yang mengatur segala tentang bagaimana wanita berpakaian di depan publik hingga apakah warga Iran dapat menyaksikan tayangan televisi asing. ISYARAT REKONSILIASI Uluran rekonsiliasi yang ditawarkan Khatami akhir pekan lalu seakan P RESIDEN AS Bill Clinton mengungkapkan keinginan negaranya mengadakan dialog jujur dengan Iran sebagai balasan atas tawaran rekonsillasi dari Presiden Iran Mohammad Khatami Tapi Clinton pun melontarkan pertanyaan, "Apakah Khatami mempunyai otoritas untuk berunding?" Dengan menyerukan hubungan lebih erat dengan Amerika setelah hampir dua dekade konfrontasi, I Untuk menuju ke sana, Iran telah mengambil langkah-langkah termasuk memperbaiki hubungan dengan negara- negara tetangga yang konservatif dan pernah mengkhawatirkan bahwa Iran akan Iran mampu menjadi tuan rumah pertemuan dari sejumlah raja, sheikh, mengekspor revolusi Islamnya hingga usaha presiden, perdana menteri dan menteri dari para pemimpin Iran untuk meredakan ketegangan dengan Washington. negara-negara di Afrika, Eropa dan Timur Tengah-yang sebagian di antaranya notabene adalah sekutu AS (Mesir, Yordania, Kuwait dan Arab Saudi). Usaha tersebut terlihat jelas selama tahun 1997, khususnya setelah Khatami terpilih. Iran yang kaya minyak dan gas ini telah menolak kandidat presiden konservatif dalam pemilihan presiden yang dimenangkan Khatami dari kubu moderat dan dengan janji untuk membangun masyarakat sipil berlandaskan peraturan hukum yang berlaku. Iran telah mampu bertahan dari usaha- usaha AS untuk mengisolasinya dengan kebijakan pemerintahan Clinton yang menggabungkan Iran dengan negara tetangganya-Irak-sebagai negara yang "dibuang." Iran telah menandatangani investasi asing terbesarnya dengan konsorsium perusahaan asing-Rusia, Perancis dan Malaysia. Tindakan ini mengabaikan ancaman sanksi ekonomi AS yang melarang penanaman investasi asing di Iran melebihi 20 juta dolar AS di bidang industri minyak dan gas negara itu. Iran telah mengurangi kecurigaan sejumlah negara tetangga di Teluk dan memperbaiki hubungan dengan Arab Saudi, negara penting di kawasannya. Di bidang ini, Khatami telah memperbaiki hubungan dengan negara lain dan menormalisasi hubungan yang tegang antara negaranya dengan Uni Eropa bulan lalu dengan kembali menerima dubes anggota Uni tersebut. Usaha memperbaiki hubungan dengan negara lain mendapat momentumnya. dengan berlangsungnya KTT OKI baru lalu. Iran ingin memperbaiki hubungan dengan negara Arab yang selama ini menuduh para pemimpin Iran mendorong apa yang mereka sebut sebagai ekspor revolusi. Misalnya usaha merajut kembali hubungan Iran dengan Mesir sehubungan dengan tuduhan bahwa Iran terlibat dalam usaha pembunuhan Presiden Husni Mubarak di Addis Ababa, Ethiopia, 1995 lalu. Atau memperbaiki hubungan dengan Arab Saudi yang menuduh Iran merekayasa pemboman di kompleks militer AS di Dhahran, Arab Saudi 1996 yang menewaskan 19 personel militer AS. Khatami mengakui perbedaan-perbedaan politik antara Iran dan Arab. Namun ia tidak mengenyampingkan dasar-dasar bersama yang dipunyai negara tersebut di kawasan. "Jadi kita berharap dialog akan dapat menyelesaikan perbedaan kita sembari menghormati prinsip-prinsip pihak lain," ujarnya. JALUR KTT OKI Usaha Iran untuk tampil di fora internasional semakin mewujud dengan menjadi tuan rumah konferensi tingkat tinggi (KTT) Organisasi Konferensi Islam (OKI) serta menjadi pemimpin organisasi Mohammad Khatami INTERNASIONAL REUTER Presiden Khatami melakukan pertaruhan terbesarnya sejak berkuasa lima bulan lalu. Tindakannya mendapat banyak dukungan rakyat, namun sekaligus ditentang oleh kalangan garis keras yang telah memerintah Iran sejak Revolusi Islam 1979. Sehingga hasil perbedaan pandangan ini diperkirakan menjadi puncak dari perebutan pengaruh dan kekuasaan antara kalangan garis keras dan KTT OKI itu ini merupakan pertemuan diplomatik terbesar sejak revolusi Islam 1979 dan seolah memojokkan AS karena KTT ini mengecam sikap Israel dalam proses perdamaiannya di Timur Tengah. Rasa berada di atas angin terlihat dari ulasan-ulasan suratkabar Iran menjelang berlangsungnya KTT OKI. Disebutkan bagaimana KTT itu jauh lebih menarik negara-negara Arab ketimbang konferensi ekonomi regional di Doha, Qatar, yang disponsori AS untuk mendorong hubungan antara Israel dan negara-negara Arab. Melalui KTT OKI ini, Khatami menunjukkan moderasinya terhadap dunia internasional, Islam dan Barat. Meminjam pernyataan Menlu Iran Mohammed Javad Zarif bahwa konferensi ini bukanlah untuk mengirimkan pesan untuk siapapun, melainkan untuk lebih mengeratkan hubungan antara neara-negara Islam. KTT tahun ini, menjadi lain dari KTT tiga tahunan biasanya. KTT ini seolah pesta perayaan kembalinya Iran - yang ingin menunjukkan kepemimpinannya di kawasan dan di kalangan Muslim dunia - ke fora internasional. Meski Raja Hussein dari Yordania, Presiden Husni Mubarak dan Raja Hassan dari Maroko tidak hadir, namun sejumlah pemimpin Arab hadir juga seperti emir Qatar Sheikh Hamad Bin Khalifa dan rekannya dari Kuwait Sheikh Jabir Ahmed Sabah. Sementara Mesir diwakili Menlu Amr Moussa dan Arab Saudi oleh Putra Mahkota Pangeran Abdullah. KTT ini pun sekaligus menunjukkan usaha memperbaiki hubungan lainnya seperti dengan Irak. Deputi Perdana Menteri Taha Yassin Ramadan datang mewakili Irak. KTT OKI "membuktikan bahwa Iran tidak terisolir dan bahwa republik Islam mendukung persatuan di kalangan Muslim dunia," ujar Khatami. DIALOG JUJUR Belum jelas apakah uluran tangan Khatami bagi suatu "dialog mendalam" dengan rakyat AS "untuk mencapai suatu pengertian mendalam tentang budaya dan dimensi moral masyarakat lain" itu mewakili spiritual Ayatullah Ali Khamenei sendiri baru- baru ini menyerang pihak Barat. Kejelasan status tawaran ini sendiri dipertanyakan oleh Presiden AS Bill Clinton menanggapi tawaran Khatami tersebut. Clinton menyatakan "sangat terdorong oleh pernyataan itu (Khatami, red) dan menilai rakyat Amerika pun sebaiknya begitu." Sehari hari setelah tawaran diajukan Khatami, Clinton mengungkapkan keinginannya bagi "suatu dialog dengan Iran selama pembahasan dilakukan dengan jujur Bill Clinton moderat. Bahkan sebelum uluran rekonsillasi dibentangkan Khatami kepada AS, para pesaingnya telah bermanuver menentang kemungkinan inl Kedua pihak-garis keras dan moderat-memang menyetujui suatu gencatan senjata selama berlangsungnya KTT OKI awal bulan Ini. Tapi garis keras tampaknya kembali ke posisi semula dengan menahan Ibrahim Yazdi, ketua dan menyangkat seluruh masalah yang relevan." Clinton menilai para pemilih di Iran, sewaktu memilih presiden yang terpilih kini, sepertinya telah memberikan isyarat bahwa mereka menghendaki suatu masyarakat yang lebih terbuka. Dikatakan Clinton, pihaknya telah melakukan usaha menindaklanjuti keinginannya bagi suatu dialog jujur. la merujuk pada tiga masalah yang harus diselesaikan secara menyeluruh. Pertama berkaitan dengan dukungan Iran bagi aktivitas terorisme yang kita tentang. Kedua berhubungan dengan penolakan Iran - yang kita tentang - terhadap proses perdamaian Timur Tengah. Dan ketiga berkaitan masalah kebijakan yang melibatkan pembangunan senjata pemusnah massal. Ketiga tuduhan AS itu sendiri telah disangkal oleh Iran. Tapi jumpa pers Clinton sepertinya ingin menghindari kemungkinan Iran berbalik arah kembali. Walaupun AS tetap berpegang teguh untuk tidak berkompromi mengenai masalah terorisme, namun Clinton sepertinya tidak terlalu memaksakan kehendak agar pihak lain melakukan apa yang harus dilakukannya. "Kita tidak mengharapkan setiap negara Islam mengatakan mereka tidak mempunyai pandangan tentang masalah apa yang akan dilakukannya agar mempunyai penyelesaian damai yang adil dan langgeng di Timur Tengah. Kita tidak akan pernah meminta negara lain melepaskan pandangannya tentang hal itu, namun kita akan meminta setiap negara agar tidak lagi mendukung, melatih, "Menurut saya kita harus dapat membahas masalah-masalah itu agar mempunyai dialog yang jujur seperti dialog jujur kita dengan Cina saat ini," ujarnya seraya menambahkah, memang tidak perlu kedua pihak setuju pada segala hal namun setidaknya diperlukan suatu dialog jujur. Sebaliknya, Khatami menegaskan bahwa sikap mereka seperti menentang proses perdamaian Timur Tengah - bukanlah suatu penghambat. Iran hanya menilai proses tersebut tidak adil bagi rakyat Irak sehingga Iran tak dapat mendukungnya. "Kami tidak memaksakan pandangan kami pada pihak lain. Kami mengungkapkan penolakan tentang proses perdamaian timteng selama KTT OKI di Teheran tapi kami melihat saudara-saudara di Arab sangat pesimistis tentang proses perdamaian," ujarnya. IRAN BERUBAH Sebelum revolusi Iran 1979, kebijakan AS adalah membangun kekuatan politik dan militer Iran dan mendorong Iran bertindak sebagai agen bagi kepentingan AS di Teluk Persia. Namun dengan naiknya rejim Islam pimpinan Khomeini, kebijakan AS menyerukan "berpihak ke Irak' selama perang Iran-Irak 1980-1988. Namun sejak invasi Irak ke Kuwait 1990, Washington menganggap kedua negara sebagai negara- negara "penjahat" - julukan Anthony Lake untuk kedua negara itu. Dan Clinton dan sejumlah penasihat seniornya berulangkali mengatakan pemilihan Khatami dalam pemilihan prsiden Mei itu "menarik dan bahwa ini memungkinkan membuka suatu dialog REUTER politik dengan pemerintahannya bila Iran tidak lagi mendukung terorisme internasional dan senjata nuklir. Sejak tiga tahun lalu sebelum Khatami terpilih, kebijakan pemerintah AS telah mengungkapkan keinginan berdialog bila pemerintah Iran tidak lagi tetap keras. "Pemerintahan Clinton tidak menentang pemerintahan Islam, dan tidak ingin menggulingkannya," ujar Anthony Lake saat itu menulis tentang Irak. "Sebenarnya kami tetap siap mengadakan dialog dengan pihak berwenang Irak di mana kami dapat mengajukan aspek-aspek perilaku Iran yang memprihatinkan kami." kelompok oposisi Iran. Pernyataan Gerakan Kebebasan pimpinan Yazdi menyebutkan pemimpin mereka dipanggil pengadilan revolusi untuk ditanyal dan kemudian dibawa ke penjara Evin di utara Teheran. Sejauh ini tidak ada tuduhan yang diajukan terhadap dirinya oleh pihak yudisiari yang dikendalikan garis keras, ungkap kelompok ini. Usaha menuju dialog tidak berlangsung karena AS menilai Iran belum menuju apa yang mereka harapkan. Namun belakangan ini, tuntutan agar AS meninjau kembali kebijakannya terhadap Iran semakin gencar. Belakangan ini sejumlah lembaga studi dan jurnal kebijakan luar negeri menerbitkan artikel yang menyuarakan tuntutan itu. Umumnya artikel itu menilai kebijakan AS untuk mengisolasi Iran sebaiknya ditinjau kembali karena situasinya sudah berubah. Selain itu, komentar-komentar pun menyoroti pemaksaan pihak AS kepada sekutunya agar menyisihkan kedua negara yang ternyata hasilnya tidak sebanding. Moderasi Khatami Dibayangi Konservatif Khatami telah menyerukan lebih banyak kebebasan berbicara dan peringanan kendali terhadap pers sejak ia dilantik sebagai presiden 4 Agustus lalu. Dan kelompok Yazdi beroperasi dengan persetujuan dari Khatami dan penahanan dirinya sepertinya dilakukan untuk menodai citra pemerintah. "Kami pikir ini usaha saingan Khatami untuk memperlemah dirinya di saat ia membuat gerakan positif. Ini hanya akan memperlemah dirinya," ujar Ali Akbar Moinfar, anggota Gerakan Kebebasan dan sahabat dekat Yazdi. "Kebijakan kita saat ini terhadap Iran belum mengubah perilaku fundamental Iran," ujar William A Rugh, mantan dubes AS untuk UEA sebelum Khatami terpilih sebagai presiden. "Sekarang adalah saat yang baik untu menguji proposisi bahwa Iran mungkin akan memulai rekonsiliasi bertahap melalui hubungan ekonomi." "AS dan Iran perlu meredakan retorika, mencari hubungan lebih baik dan secara bertahap mengadakan dialog sah dan dapat diandalkan," ujar anggota DPR Lee Hamilton anggota Demokrat pada Komite Hubungan Internasional DPR AS bulan lalu. "Dengan berubahnya kebijakan Iran, AS sebaiknya menanggapi secara bertahap, mengurangi sanksi, mengijinkan perdagangan non-militer dan mengijinkan perusahaan AS masuk ke Iran." Iran saat ini, menurut J Robinson West, presiden Petroleum Finance Co, "bukanlah negara yang dulu lagi." Iran saat ini telah menunjukkan suatu negara paling stabil di kawasan dan tidak akan menyeret kawasan ke dalam kancah peperangan baru. AS sendiri belakangan seolah maju- mundur dalam usaha rekonsiliasi ini, karena usaha tersebut sebelumnya sering gagal karena konflik internal di Iran - terutama antara kalangan garis keras dan moderat. Masalah ini pula yang dipertanyakan oleh Clinton. "Mungkin untuk pertama kalinya sejak 1979 ada pemimpin yang tertarik melakukan ini. Pertanyaan terbesar adalah apakah Presiden Khatami mempunyai otoritas untuk berunding. Itu kita tunggu," ujarnya. Sementara Khatami sendiri tidak mengungkapkan kapan dialog dengan rakyat Amerika akan dimulai atau dalam bentuk apa. Khatami hanya mengatakan, "Pada waktunya saya akan mengajukan pernyataan saya kepada rakyat Amerika. Dan saya berharap melalui dialog dengan rakyat Amerika dan melalui dialog mendalam kita semakin mendekati perdamaian, keamanan dan ketenangan." #cuk, dari berbagai sumber Khatami menang besar dalam pemilihan presiden Mei lalu dengan menyisihkan saingan yang mendapat dukungan garis keras, ketua parlemen Ali Nateq Nouri. Khatami mendapat dukungan rakyat yang menghendaki perubahan kebijakan luar negeri Iran karena rakyat Iran bosan dengan julukan AS dan Barat bahwa mereka "sampah masyarakal." Lebih dari setengah dari 70 Juta penduduk Iran adalah kalangan muda yang tidak banyak mengingat Shah yang didukung AS sewaktu ia digulingkan dalam revolusi Islam 1979. Bagi mereka slogan-slogan "Matilah Amerika tidak banyak pengaruhnya dan mereka senang dengan kinerja presiden saat ini. Pemerintah keagamaan Iran sempat terkejut bulan lalu sewaktu Ayatullah Hussein All Montazeri mempertanyakan legitimasi pemimpin spiritual Ayatullah Ali Khamenei. Dan kalangan garis keras serta merta menuduh Yazdi berada di balik gerakan itu. Kediaman Montazeri di daerah suci Qom diserang militan Muslim dan la dipaksa menyelamatkan diri di bawah perlindungan polisi setelah ia mengeritik Khamenei dalam suatu ceramahnya. Khamenei, yang kekuasaannya sangat tidak terbatas, adalah hambatan utama bagi pembaruan Khatami. Ia mengendalikan posisi posisi kunci seperti kebijakan luar DUKUNGAN RAKYAT negeri, departemen dalam negeri dan intelijen serta angkatan bersenjata. Sejak dilantik sebagai presiden awal Agustus, Khatami mendukung legitimasi Khamenei di depan publik namun ia sendiri mendapat manfaat besar dari tindakan Montazeri: Khamenei tidak dapat lagi memveto Khatami mengenali masalah-masalah penting tanpa membuat dirinya menjadi sumber kritikan. Khamenei, yang menguasai kebijakan luar negeri dan sangat anti- Amerika, dapat memadamkan uluran tangan Khatami kepada AS. Namun ia secara mengejutkan berdiam diri sejak Khatami hari Minggu lalu mengumumkan ingin memulai dialog dengan rakyat Amerika. Kalangan garis keras, yang tetap berdiam diri setelah komentar Khatami tentang AS, mungkin tidak akan menantang langsung Khatami karena justru akan menjadi sumber kecaman masyarakat. NOMOR SATU Hingga Senin lalu kalangan garis keras masih belum bereaksi sehingga menambah misteri apakah manuver Khatami ini mendapat persetujuannya atau tidak Memang suratkabar kalangan ulama melaporkan berita tentang tawaran Khatami, namun tidak ada komentar sedikitpun dan sangat bertentangan dengan sikap keras dan menyerang setiap manuver terhadap AS di masa silam. Tapi belakangan sedikitnya terlihat posisi kalangan garis keras. Suratkabar kalangan garis keras Iran Rabu lalu menurunkan komentar terhadap pendekatan kembali Iran dan AS dengan menyebut AS tetap menjadi musuh nomor satu negara tersebut. MINGGU, 21 DESEMBER 1997 Sebuah suratkabar berbahasa Persia menyebutkan tidak ada alasan bagi perbaikan hubungan antara Iran dan AS dan sebuah suratkabar berbahasa Inggris menyebutkan Washington tidak tulus dan tidak serius dalam sambutannya terhadap uluran persahabatan Khatami. Radio dan televisi pemerintah Iran C melaporkan tawaran Clinton bagi suatu dialog yang jujur tanpa memberikan komentar. Suratkabar Jomhuri Islami menyebutkan jubir Gedung Putih menganggap pernyataan Khatami sebagai lampu hijau bagi Teheran, namun ia menekankan Washington mempunyai persyaratan bagi pembicaraan. "Ini bukan pertama kalinya Amerika berpura-pura mempunyal inisiatif dalam masalah ini sementara kebenarannya lain lagi, dan semakin keras AS berusaha mengadakan pembicaraan langsung atau tidak langsung dengan Iran, semakin sulit berhasil," tulis suratkabar itu. Dalam editorial berjudul "Amerika tetap musuh nomor satu negara Iran", Jomhuri Islami menuliskan "Amerika tidak pada posisi unggul dan tidak dapat mendikte negara-negara lain tentang apa yang harus dilakukan mereka dan bagaimana mereka harus memilih sahabath dan musuhnya. "Secara terang-terangan, tidak ada alasan bagi perbaikan hubungan dengan Amerika, dan pihak berwenang Iran secara keseluruhan mempunyai satu sikap dalam berhadapan permusuhan habis- habisan Amerika terhadap Iran Sementara suratkabar berbahasa Inggris Kayhan International, dalam komentamya menyebutkan pernyataan Khatami bukanlah usulan baru, dan bukan pula perubahan kebijakan Republik Islam. Disebutkan, pemyataan Clinton- yang mengulangi lagi retorika anti- Iran-berarti Washington tidak tulus "Bila Clinton mengatakan yang benar bahwa la lebih senang berdialog dengan Iran, maka ialah yang harus mengambil inisiatil la harus membuktikan ketulusan dan keseriusan Washington dengan menerima tuntutan Teheran bahwa AS mencairkan miliaran dolar AS aset Iran yang ditahannya di sejumlah bank AS sejak dua dekade lalu. PERSAINGAN 9 Belum adanya tanggapan resmi kalangan garis keras banyak dianalogikan pengamat sebagai ketenangan yang ada sebelum badai datang melanda. Ancaman badai ini menjadi titik hitam yang menghantui negeri ini meski kehidupan di Iran dirasakan lebih longgar dan ringan. Suatu titik pertentangan dan perebutan pengaruh serta kekuasaan antara kalangan garis keras dan moderat Kalangan pengamat memperingatkan bahwa Khatami kemungkinan telah salah memperkirakan dan menilai oposisi dar kalangan mullah yang dipimpin Ali Khamenei sehubungan dengan pendekatan kembali (rapprochement) kepada AS Menurut saya memang sudah saatnya kita mengakhiri masalah dengan AS," ujar Hassan Rastgou (25). "Namun Khatami terlalu jauh dari pemerintahan Islam Iran dengan menyerukan hubungan lebih erat dengan pihak Amerika Presiden sendiri berusaha tetap tenang menghadapi tugas beratnya di tengah rejin konservatif. Ia bertahan untuk mendapatkan keuntungan dari mencaimya oloritas absolut Khamenel, yang memimpin pemerintahan paralel yang terdiri dari para penasihat konservatif yang membayangi pemerintahan Khatami. Sejauh Ini Khatami berusaha menghindar konfrontasi terbuka dengan Khamenel, yang mempunyai kekuasaan berdasarkan konstitusi untuk memecat presiden. Namun banyak warga Iran mengkhawatirkan keselamatan Khatami yang keamanannya sangat minim bila melakukan perjalanan di dan sekitar Teheran Khatarni menantang hampir seluruh establismen sementara kekuatan besar menunggu dengan segala cara untuk berusaha menghentikan apa yang dilakukannya," ujar Hamid Shirazi, warga Iran yang memberikan suaranya untuk Khatami #cuk, dari berbagal sumber S