Tipe: Koran
Tanggal: 1994-09-15
Halaman: 08
Konten
A. Sutoyo Cililitan sembrawut karena pinggir jalan di jadikan terminal bayangan dan tempat penurunan barang barang yang datang dari dae rah. Seperti nampak dalam gambar rambu jalan tidak dihiraukan (Ipphos) Swastanisasi Besar Besaran Yang Mantap rusahaan penerbangan Pe- rancis Air France. dari grup-grup perusahaan Perancis, berarti sebanyak 1 juta orang akan terkena swas- tanisasi. swastanisasi secara aktif dan Gerard Longuet, Menteri Pe- rindustrian, Perdagangan Luar Negeri dan Pos dan Telekomunikasi, mendu- kungnya dari tahun ini. Tetapi kecil kemungkinannya bah- wa swastanisasi Renault dilaksanakan sebelum pe- milihan presiden tahun 1995, karena risiko politik dan so- sial dari keputusan ini dinilai lebih tinggi dari pada ke- butuhan anggaran belanja. Bank BNP (Bank Nasional Paris), Rhone-Poulenc dan Elf Aquitaine telah diswas- Negara memang sedang takan dengan sukses, semen- dalam proses menyelesaikan tara perusahaan asuransi kontraknya untuk tahun 1994. UAP (Persatuan Asuransi Pa- Swastanisasi Elf-Aquitaine ris) baru-baru ini ditawarkan telah menghasilkan 33 milyar di pasar, sedangkan swasta- franc (Rp.12,9 trilyun) dan nisasi perusahaan asuransi pengadaan UAP di pasar se- AGF (Asuransi Umum Peran-harusnya memungkinkan Pe- cis) dan BULL telah diu- merintah untuk mendapatkan mumkan sebelum akhir ta- 1.16 Perdana Menteri Edouard Balladur dan pemerintah Pe- rancis sedang meneruskan kebijaksanaan swastanisasi yang tujuannya, seperti ter- cantum di dalam undang- undang keuangan 1994, ada- lah untuk menghasilkan 55 milyar franc (Rp. 21,5 tril- yun) untuk 21 negara. peru- sahaan direncanakan untuk didenasionalisasikan. hun. Mengenai perusahaan BULL, pengusaha komputer, perpindahannya ke sektor swasta dilakukan di luar pa- sar. Hal ini dilakukan tahap demi tahap melalui kontrak swasta. Setelah mengumum- kan bahwa hal tersebut di- maksudkan untuk mengha- silkan 8,6 milyar franc (Rp.3,37 trilyun) untuk pe- rusahaan BULL, yang ba- nyak hutang dan yang se- dang menjalani reorganisasi perusahaan di bawah penga- wasan Komisi Eropa di Bru- sel, dengan demikian pemerin tah telah mengindikasikan kepada pihak yang berwe- nang di Eropa niatnya untuk berpisah dengan bebek yang tidak berdaya itu (lame duck). Direksi pabrik mobil Re- nault juga mempersiapkan Gosong karang adalah sa- ma dengan hutan hujan laut. Dan dianggap sebagai salah satu sistem pendukung ke- hidupan penting planet bumi. Gosong karang dibangun oleh berjuta-juta binatang kecil yang dinamakan Coral Polyps, yang masing-masing hidup di dalam kerangka batu karang yang melindunginya. Karang mengambil karbon- dioksida dari permukaan laut untuk membangun kerangka kalsium karbonat atau batu kapur mereka. Dengan cara ini gosong karang membantu mengura- ngi jumlah karbondioksida atmosfer, "gas rumah kaca" yang dikaitkan dengan pe- manasan global. Hanya 0,17 persen saja dari luas dasar laut yang di- liputi gosong karang, yang merupakan tempat tinggal bagi sekitar seperempat se- mua jenis makhluk hidup laut. Sebuah gosong karang saja dapat mendukung seba- nyak 3.000 jenis kehidupan laut. tambahan sekitar 20 milyar franc (Rp.7,84 trilyun) se- hingga cukup untuk meraih 55 milyar franc (Rp.21,5 tril- yun) seperti yang diharapkan. Maka, penjualan saham AGF yang mungkin dapat menghasilkan sedikit kurang Sebagai daerah penangka- pan ikan, gosong laut di- dari 20 milyar akan mem- berikan kelebihan yang pasti, jika orang Perancis (dan yang lainnya) terus membeli sa- ham. Apa kegunaan dari swas- tanisasi? Pendapatan akan digunakan untuk pengelua- ran negara sekarang dan te- rutama untuk perusahaan- perusahaan negara yang dalam kesulitan. Swastani- sasi AGF terutama akan membantu menyuntikkan modal kepada Bank Credit Lyonnais dan membantu pe- anggap 10 sampai 100 kali produktifnya terhadap satuan daerah seperti laut terbuka. Gosong karang menyumbang 12 persen dari penangkapan ikan laut global dan banyak diantaranya memberikan sampai 25 persen penangka- pan ikan oleh negara ber- kembang. Sekitar empat juta nelayan kecil sepertiga dari jumlah kehidupan nelayan bersandar kepada gosong karang untuk mata pencaharian dan gizi mereka. Gosong karang me- rupakan sumber sampai 90 persen protein hewani yang dimakan penduduk pulau- pulau Pasifik dan 25 persen yang dikonsumsi di Asia Tenggara. Sepuluh tahun setelah ada- nya gelombang nasionalisasi di tahun 1981, ekonomi Pe- rancis mungkin akan berubah kembali secara besar-besa- ran. Dewasa ini sektor publik Perancis adalah yang paling penting di seluruh Uni Eropa. Negara mengawasi 2.750 perusahaan yang mempe- kerjakan 1.737.000 pegawai. Sebuah studi yang dilakukan oleh INSEE (Lembaga Sta- tistik dan Studi Ekonomi Na- sional) menunjukkan bahwa dengan rencana swastanisasi ini 668.000 pegawai dan 1.760 perusahaan akan me- ninggalkan sektor publik. Se- cara keseluruhan, setelah di- lakukan 21 swastanisasi, se- pertiga pekerjaan dan dua per tiga perusahaan berada di luar sektor publik. Berdasarkan angka-angka tahun 1992, bagian di perusahaan negara akan menurun dari 11,5% Gosong karang tumbuh subur di laut tropis yang dangkal dalam bentuk pita raksasa lebar yg melingkari khatulistiwa. Kebanyakan ditemukan di daerah laut tropis Karibia, Samudera In- donesia, Laut Merah, teluk Parsi, dan sekeliling negara- negara kepulauan di Asia Tenggara, serta Pasifik Se- latan. Ke Halaman XI menjadi 7% tenaga kerja di sektor perdagangan bukan pertanian. Jika kita menam- bahkan staf yang bekerja di kantor-kantor cabang asing Seperti kita ketahui Pe- merintah telah bertekad un- tuk memajukan Kawasan Ti- mur Indonesia yang memang jauh ketinggalan dibanding- kan dengan Kawasan Barat Indonesia. Berbagai proyek dan berbagai konsep telah dibuat untuk dilaksanakan sebaik-baiknya. Bahkan kadang-kadang ada kesan terlalu banyak konsep dan seminar mengenai Kawasan Timur Indonesia (KTI) pada- hal yang penting adalah pe- Empat Juta Nelayan Tergantung Gosong Karang Kawasan Timur Indonesia pertumbuhan penduduk K TI terdiri dari tiga belas propinsi yaitu propinsi-propinsi di Kalimantan (Barat, Tengah, Selatan dan Timur), Sulawesi (Utara, Tengah, Selatan dan Tenggara), Maluku, Irian Jaya, NTB, NTT dan Timor Timur. Pembagian ini me- ngacu kepada karakteristik sosial, ekonomi, demografi dan ciri lainnya di propinsi yang bersangkutan. Secara keseluruhan, laju Kawasan Timur Indonesia pertumbuhan penduduk KTI rata-rata sekitar 2,30 persen per tahun selama tahun 1980- 90, sementara laju pertumbu- han nasional rata-rata 1,98 persen. Tingginya laju per- tumbuhan penduduk KTI antara lain disebabkan oleh masih adanya persepsi, teru- tama di pedesaan untuk me- Luas daratan KTI sekitar 1,3 juta km2 atau dua pertiga dari luas daratan Indonesia, KARANGAN/TULISAN KHAS tetapi penduduknya hanya sekitar 32,5 juta jiwa atau kurang dari seperlima total penduduk Indonesia pada tahun 1990. Total penduduk KTI kurang lebih sama de- ngan jumlah penduduk Jawa Tengah padahal luas propinsi ini hanya 34 ribu km2 atau lebih kecil dari luas Kali- mantan Selatan. Luas daratan KTI sekitar dua kali lebih luas daratan Prancis, namun penduduk Prancis hampir dua kali lipat jumlah penduduk KTI. Kepadatan penduduk (tiap km2) untuk masing-masing propinsi di KTI sangat ber- variasi dan menunjukkan Dari perkiraan pendapatan yang diperoleh dari swastani- sasi, Perancis berada di urutan pertama di antara negara- negara Eropa, di atas Inggris, Jerman, Itali dan Spanyol. Sektor-sektor industri akan mengalami perubahan yang terbesar. Secara keseluruhan 9% dari tenaga kerja di sektor industri, akan berpindah ke sektor swasta. Dalam bidang keuangan, tenaga kerja di sektor publik akan menurun dari sepertiga menjadi 5%. di Perancis Sporenerupakan ba gian dari konteks yang lebih luas. Keadaan selalu berubah sepenuhnya selama 15 tahun terakhir ini di seluruh dunia. Dari perang dunia terakhir sampai pertengahan tahun 70-an, penerapan sosialisme ekonomi muncul di sebagian besar negara, baik yang sudah maju maupun yang sedang berkembang, sebagai jami- nan pembangunan dan per- lindungan dari kepentingan Laju pertumbuhan pen- duduk yang masih tinggi ini antara lain disebabkan pula oleh adanya program trans- migrasi. Seperti diketahui propinsi-propinsi ini dikenal sebagai daerah penerima transmigran asal Jawa dan Bali. Seperti diketahui pula, laju pertumbuhan penduduk dipengaruhi oleh tiga faktor utama yaitu kelahiran, kema- tian dan migrasi (termasuk transmigrasi). KUD Dan Kemiskinan Selama Repelita V pem- binaan dan pengembangan koperasi tetap mengutama- kan Koperasi Unit Desa (KUD) dan koperasi primer lainnya agar koperasi-ko- perasi tersebut dapat mem- perluas dan meningkatkan kegiatan usahanya secara efektif dan efisien di berbagai sektor. Sekarang kita telah memasuki Repelita VI. Pe- merintah tetap mengembang- kan peningkatkan usaha ko- perasi ini. Besarnya perhatian peme- rintah terhadap perkemba- ngan koperasi diwujudkan dalam bentuk keterlibatan beberapa Instansi Pemerintah dalam membinanya. Segala upaya tersebut dimaksudkan agar koperasi dapat maju dan berkembang sesuai dengan peranannya sebagai sokoguru perekonomian kita, karena sampai saat ini koperasi dapat maju dan berkembang sesuai dengan peranannya sebagai soko guru perekonomian ki- ta. Yang jelas sampai seka- rang koperasiselalutergencet dan kalah bersaing dalam kancah perekonomian nasio- nal. Sektor pertanian masih te- tap berperan penting dalam penyerapan tenaga kerja di KTI, disusul kemudian oleh sektor jasa dan sektor in- dustri. Namun ada kecende- rungan pergeseran lapangan usaha di atas yaitu dari per- tanian ke sektor jasa dan in- dustri pada dua dekade ter- akhir ini. Industrialisasi atau pembangunan perusahaan- perusahaan industri baik PMDN maupun PMA di KTI merupakan salah satu penye- bab terjadinya transformasi di atas. Pada dasarnya koperasi diharapkan bisa tumbuh dan berkembang dari bawah se- bagai suatu gerakan untuk melindungi kepentingan pe- rekonomian anggotanya, akan tetapi dengan tingkat bersama. Kini, ketidakterlibatan ne- gara dan pemindahan peru- sahaan-perusahaan negara ke hal biasa dan swasta- yang nisasi tidak dapat diganggu gugat dalam kebijaksanaan sektor swasta telah menjadi pendidikan dan pengetahuan masyarakat yang masih ren- dah maka inisiatif pemerintah sangat diperlukan untuk memperkenalkan koperasi kepada masyarakat lebih in- tens lagi. ekonomi. Fenomena ini, kini, telah begitu tersebar ke mana- mana sehingga dapat diang- gap sebagai kegiatan rutin, tulis seorang ahli ekonomi Vincent Wright, dari Nuf- field College di Oxford. An- tara tahun 1984 dan 1991, Pemerintah dari 100 negara telah menjual perusahaan- perusahaan negara senilai 1.450 franc trilyun). Pada tahun 1993 saja, majalah bulanan Inggris "Privatisation Internatio- nal" telah menghitung ada- nya pelaksanaan 102 swas- tanisasi secara menyeluruh atau sebagian di 41 negara yang mencapai hampir 304 milyar franc (Rp.119,2 tril- yun), yaitu sedikit kurang dari pada tahun 1991, dimana swastanisasi dilakukan se- cara besar-besaran di seluruh dunia. (Anne Katz/K.B.P). BERITA YUDHA - KAMIS, 15 SEPTEMBER 1994 HALAMAN VIII Tercerai berainya aktivitas ekonomi rakyat kecil dan keadaan pendidikan rakyat kecil yang masih sangat ren- dah menyebabkan organi- sasi yang dimilikinya adalah organisasi informal. Hal ini sejalan dengan sebagian besar aktivitas ekonomi dan kehi- dupan rakyat kecil yang ma- sih bersifat informal. Dalam kegiatan ekonomi mereka Menjadikan koperasi se- cenderung bergerak sendiri- bagai wadah ekonomi rakyat sendiri. Sangat sensitif sekali kecil demi mencapainya ke- terhadap isu. Organisasi sejahteraan, masih memerlu- KUD yang sudah modern kan napas panjang. Bagai- akan berhadapan dengan kan seorang pelari maraton keadaan masyarakat yang harus menempuh jarak per- masih sendiri-sendiri dan lombaan yang puluhan kilo- sensitif terhadap isu yang meter demikianlah di- bersifat negatif tadi. Akhir- ibaratkan koperasi kita. Ber-nya organisasi tidak bekerja beda halnya dengan pelari sebagaimana mestinya. Se- cepat yang hanya menempuh ring terjadi kemelut dan tu- jarak lomba jarak pendek. duh menuduh. Setiap anggota Dalam perlombaan maraton, saling melemparkan isu dan sekalipun dibutuhkan waktu saling curiga. yang agak lama dan jarak tempuh yang jauhnya pulu- han kilometer, akhimya tetap akan ada juara yang sampai ke garis finish. Mereka inilah yang menjadi pemenang dan dielu-elukan oleh penonton. Begitulah kira-kira kope- rasi diandaikan dalam per- juangannya membela rakyat kecil yang berekonomi le- Investasi merupakan salah satu indikator penting dalam pembangunan ekonomi dae- rah. Guna memajukan daerah tersebut, pemerintah meng- undang para penanam modal, baik PMDN maupun PMA untuk menanamkan modal di daerahnya. rasi unit desa sangat diharap mah. Semangat juang kope- kan untuk sampai ke finis sebagai pemenang. Memperhatikan data jum- lah KUD mandiri yang telah dicapai selama ini, rasanya cukup menggembirakan. Sampai akhir Pelita V ditar- getkan berdiri 4.000 KUD Mandiri. Tetapi sampai tahun keempat Pelita V saja, jumlah KUD sudah 4130 KUD mandiri. Jadi target yang te- lah ditetapkan telah tercapai. Meskipun begitu napas panjang masih dibutuhkan. Kalau diamati kenyataan di lapangan selama ini, keli- hatan bahwa masyarakat eko- nomi lemah masih belum mempunyai kekuatan dalam berorganisasi. Modal uang bisa saja diberikan oleh peru- sahaan-perusahaan kuat. Te- tapi setelah menerima ban- tuan modal, masih diperlu- kan kekuatan berorganisasi sehingga modal tersebut bisa dikelola dengan baik. Ke- mampuan berorganisasi ini- lah yang masih hendak di- tumbuhkan di antara rakyat kecil. Jaya. Oleh sebab itu, guna memacu pertumbuhan eko- nomi luar Jawa terutama KTI perlu adanya suatu insentif tertentu. Investasi yang beroperasi Di samping itu gejala yang dapat dilihat ialah tidak ba- nyak koperasi yang mampu berkembang, tanpa campur tangan pemerintah. Dalam era dimana orang makin me- mihak kepada sistem eko- nomi pasar, koperasi akan targetkan pemerintah sekitar di KTI, baik PMDN maupun 8 persen per tahun untuk, PMA, kebanyakan bergerak Pelita VI, suatu angka di atas pada sektor pertambangan, target nasional yang sebesar kehutanan dan industri. In- 7 persen. vestasi berskala sedang, teru- tama PMDN pada sektor agro industri dan pengolahan. Oleh sebab itu perlu rang- sangan dari pemerintah agar pàra penanam modal ini mau menanamkan modalnya yang lebih besar lagi di KTI. Terlihat ada kecenderungan penanaman modal yang me- nurun, baik PMDN maupun PMA di semua propinsi KTI, dan penurunan ini terlihat dengan jelas pada tahun 1991 dimana nilai investasi asing hanya berjumlah 46 juta do- lar. Menyorot Berbagai Potensi Kawasan IBT kecenderungan yang terus meningkat dan dengan per- tambahan yang tidak merata. Dibandingkan dengan Jawa dan Bali, angka kepadatan penduduk KTI berada jauh di bawahnya tetapi diban- dingkan dengan Sumatra banyak propinsi di KTI yang memiliki angka kepadatan penduduk yang sama. Penanaman modal umum- nya mempertimbangkan ke- untungan komparatif baik sumber daya alam, sumber daya manusia maupun pasar sebelum mereka melakukan investasi di daerah yang ber- sangkutan. Dalam hal ini ti- dak aneh jika para investor memilih Jawa sebagai pilihan utama di Indonesia dengan wilayah Jabotabek sebagai konsentrasi utamanya. DKI Jakarta dan Jawa Barat me- miliki banyak anak guna me- ngusahakan tanah/hutan yang Pembangunan zone indus- tri (ZI) telah dilaksanakan hampir di seluruh propinsi seperti ZI Pontianak, Kalbar; ZI Barito, Kalsel; ZI Ma- hakam, Kaltim; ZI Ujung Pandang, Sulsel; ZI Palu, masih luas atau guna meri- Laju pertumbuhan ekonomi antar propinsi di KTI tidak berbeda jauh dengan pro- pinsi lainnya di luar KTI. ngankan pekerjaan orang tuanya. Namun, persepsi se- macam ini sudah mengalami Rata-rata laju pertumbuhan nyedot investor asing sampai Sulteng; ZI Kabima, Sulut; banyak perubahan yang ter- bukti dengan menurunnya la- ju pertumbuhan penduduk pada hampir semua propinsi ini, kecuali di daerah frontier selama dua dekade terakhir seperti Irja, Sultra, Kalteng dan Kalbar, sedangkan ting- kat pertumbuhan yang masih tinggi terjadi di propinsi Kal- tim yang kaya akan sumber daya alam. ekonomi antara tahun 1983- ZI Kupang, NTT; ZI Seram 1990 untuk semua propinsi dan Halmahera, Maluku; ZI menunjukkan angka yang Biak dan Merauke, Irian cukup tinggi. Pada tahun Jaya. Pembangunan zone-zo- nomi untuk semua propinsi 1990, laju pertumbuhan eko- ne industri di atas diharapkan dapat memproses sumber mengalami kenaikan, kecuali hingga terjadi ketimpangan daya alam yang dihasilkan bernilai 35,8 milyar dolar Amerika atau sekitar 55 persen dari total investasi asing antara tahun 1967- 1992. Akibatnya, investor di luar Jawa masih terbatas se- Irja, Kalsel dan NTB, namun, angka-angka tersebut masih tetap tinggi. Membaiknya harga barang-barang primer dan harga minyak di pasar internasional serta ekspansi pemerintah di sektor pengo- lahan dan perdagangan meru- pakan penyebab tinggi dan meningkatnya laju pertum- buhan ekonomi hampir di semua propinsi. Laju per- tumbuhan ekonomi KTI di- antara Jawa dan luar Jawa, dan peranan modal di luar Jawa lebih memfokuskan ke daerah-daerah yang sudah jadi dan kaya akan sumber daya alam seperti Aceh, Su- mut, Riau, Kaltim dan Irian oleh daerah-daerah yang bersangkutan dan dapat me- layani kepentingan masya- rakat sekitarnya. sulit berjalan sendiri-sendiri. Beberapa pengamat malahan secara pesimis menilai, di- saja begini parah, apalagi jika campurtangani pemerintah dilepas? Di ZI Kabima, jenis in- dustri terbanyak adalah agro- industri (minyak goreng, pe- ngolahan ikan, tapioka), di Ujung Pandang adalah agro- industri (gula, minyak ke- lapa), industri alat-alat rumah tangga, kertas, semen, di Pontianak adalah industri ka- Refleksi pertama kaitan kemiskinan dan KUD ialah, KUD lebih mengetahui siapa dan dimana berada mereka yang miskin. Masalahnya adalah, apakah di kawasan tersebut ada KUD dan sampai sejauh mana aktivitasnya sebagai "gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan asas kekeluargaan" (Bab I, Pasal. 1, UU No. 25 Tahun 1992). Sebagai suatu gerakan, ko- perasi seharusnya tidak ter- lampau terikat kepada struk- tur karena harus mendahulu- kan solidaritas. Itulah sebabnya sahih saja untuk berharap tingginya ke- pedulian koperasi terhadap perekonomian desa dan ang- gota koperasi. Berbeda hal- nya dengan perangkat peme- rintah di lapisan bawah, yang lebih mementingkan penye- lenggaraan administrasi dan tugas kepemerintahan. Mengharapkan koperasi tumbuh secara self propel- ling, terlebih-lebih mengan- dalkan prinsip bottom up, sampai saat ini menjadi per- tanyaan yang relevan. Me- ningkatkan mutu sumber da- ya manusia di lingkungan ko- perasi, merupakan kebutuhan yang mendesak guna reha- bilitasi citranya "organisasi miskin" dan infant industry. Bagi beberapa koperasi, citra demikian sering pula dija- dikan alasan untuk mempe- roleh proteksi, membagi sa- ham dan kemudahan dari berbagai pihak. Disadari atau tidak, hal tersebut turut mengakibatkan kelembatan mengangkat profesionalisme koperasi sebagai badan usa- ha. Menarik kelompok tani sebagai bagian dari KUD mungkin merupakan langkah yang sangat strategis untuk mendorong pembentukan pembentukan subkelompok usaha yang paling efektif menanggulangi kemiskinan di pedesaan. Bahkan Inpres Desa Miskin (sebaiknya berbentuk faktor produksi dan biaya hidup) yang kini Kelompok tani sebagai or- sedang dalam pelaksanaan ganisasi informal dan KUD akan lebih efek- sebagai organisasi formal, tif bila didesentralisasi lewat kedua-duanya mendapat tem- pat untuk berkembang di desa, karena memiliki posisi strategis sebagai wahana ke- giatan pedesaan. Sudah men- jadi kebiasaan bahwa pen- duduk desa lebih memihak kepada informalitas daripada formalitas. Oleh karena itu, tidak mengherankan bila spontanitas petani lebih mu- dah dibangkitkan di dalam kelompok tani, meskipun KUD. yu dan hasil-hasilnya, agro- industri (minyak kelapa, minyak goreng, pengolahan ikan) dan kimia (plastik, ka- ret, ban). Sumber daya alam yang dimiliki TKI tampaknya per- lu untuk diketahui karena dengan potensi yang dimiliki itu kita bisa menjual kepada pihak luar, apa dan bagai- mana sebenarnya yang ter- jadi di KTI dan potensi-po- tensi apa yang bisa dikem- bangkan. (Sukarna Wiranta, 1994). Sumber daya alam yang sangat potensial yang di- miliki KTI adalah hutannya, karena luas hutan yang di- miliki KTI sekitar satu juta km2 atau sekitar 80 persen luas daratan KTI yang luas- nya 1,3 juta km2. Irian Jaya memiliki areal hutan yang sangat luas diikuti oleh Kal- tim, Kalteng dan Kalbar. Selain itu, keindahan alam- peranannya hanya sebatas ke- giatan dan pengalaman di bidang pertanian. (C.Sili- tonga, 1993). Tidak berlebihan bila ke- lompok yang dibentuk de- ngan semangat koperatif dan serba transparan, merupakan cikal bakal yang perlu di- pupuk sehingga tercipta tun- tutan untuk membentuk ko- perasi. Dalam hal dimana ter- dapat beberapa kelompok tani dalam satu lokasi, me- reka dapat membentuk ko- perasi dengan memilah- milah bidang kegiatan ma- sing-masing kelompok. Struktur demikian identik dengan organisasi usaha swasta, dimana koperasi da- pat berperan sebagai holding dan kelompok tani sebagai unit usaha strategis. Kadar birokrasi serta kekakuan di antara sesama anggota secara teoritis akan berkurang, ka- rena koperasi yang dibentuk merupakan inisiatif dari da- lam, bukan rekayasa dari atas. Jika KUD inisiatif dari bawah seperti di atas terben- tuk, frekuensi komunikasi serta keterbukaan sesama anggota menyelesaikan ber- bagai masalah ekonomi desa dan ekonomi rumah tangga, diharapkan tumbuh secara wajar. Campur tangan dari atas hanya terbatas dalam hal penyediaan informasi, pro- gram pelatihan dan penyu- luhan, disertai dengan bim- bingan. nya yang sangat bervariasi menyebabkan industri pari- wisata bahari mempunyai potensi yang baik sekali. Su- dah barang tentu berbagai industri seperti industri penyulingan minyak (Kal- tim, Irja), tembaga (Irja), ni- kel (Soroako), kayu lapis (Mangole) semuanya telah memperlihatkan masa depan yang cerah. Mekanisme penanganan demikian memungkinkan KUD mengorganisasikanke- lompok kecil di dalam KUD untuk mengambil langkah- langkah yang menurut me- reka lebih layak mengatasi kemiskinan jangka pendek dan jangka panjang. Meka- nisme demikian sekaligus Ke Halaman XI LNG, industri). Sulut: per- kebunan, jasa/perdagangan, turisme, industri. Sulteng: kehutanan, pertambangan (nikel). Sulsel: pertanian (pa- di), perkebunan, perdaga- ngan, industri. Sultra: kehu- tanan, pertambangan (nikel). Maluku: perkebunan, peri- kanan, emas, kehutanan, in- dustri. Irja: kehutanan, per- tambangan, perikanan, per- kebunan.NTB: pertanian la han kering, peternakan, turi sme. NTT: pertanian lahan kering, peternakan, indus tri. Timtim: pertanian la han kering, peternakan. Berdasarkan informası di atas, maka bisa dikembang- kan potensi yang dimiliki oleh masing daerah, sehingga mereka dapat memiliki keun- tungan komparatif dalam usaha memperkuat dirinya. Sebagai contoh: Sulut ber- potensi di sektor perkebunan, maka agro industri mungin merupakan pilihan terbaik bagi daerah ini, di samping turisme. Sulsel merupakan gudang beras bagi KTI, sehingga sektor ini merupa- kan pilihan utama, di samping industri (semen dan gula) yang sudah berkembang. Kaltim sangat berpotensi akan hasil hutan dan minyak/ LNGnya, maka sektor inilah yang harus diperkuat di samping industri yang men- dukung kedua subsektor tersebut. Selanjutnya Malu- ku sangat potensial untuk perikanan, emas (di pulau Wetar) dan juga industri hasil hutannya (Pulau Mongole dan Halmahera). Irian Jaya dengan hasil tambangnya (minyak, tembaga emas), dan Sebagai gambaran umum potensi sumber daya alam TKI adalah sebagai berikut: Kalbar: kehutanan, perke- bunan. Kalteng: kehutanan. Kalsel: kehutanan, pertam- bangan (batu bara, minyak hasil hutan serta perikanan- intan). Kaltim: kehutanan, pertambangan (minyak/ nya. (Asnely MZ).
