Arsip
Halaman Artikel
Creative Commons License

Jika anda mendapati gambar tidak sesuai dengan spesifikasi data (salah tanggal dan atau salah penomoran halaman), posisi gambar landscape, satu gambar terdapat dua halaman, kualitas gambar kabur, anda bisa melaporkan data tersebut agar segera diperbaiki dengan menekan tombol laporkan.

Kata Kunci Pencarian:

Nama: Bali Post
Tipe: Koran
Tanggal: 1992-06-15
Halaman: 12

Konten


առ: Halaman 12 Koperasi Idealnya Dilaksanakan tanpa Campur Tangan Pemerintah Jakarta- Perkembangan koperasi idealnya dilaksanakan tanpa campur tangan Pemerintah. Namun, mengingat kondisi lembaga ekonomi berwatak sosial tersebut belum memung- kinkan antara lain masih lemahnya profesionalisme, inter- vensi yang terus ditingkatkan kualitasnya itu masih diperlukan. "Membina koperasi itu seperti memegang burung. Kita pegang terlalu kencang dia mati, terlalu lembut, dia lepas," kata Dirjen Bina Usaha Koperasi Dekop Su- biakto Tjakrawerdaja dalam di- skusi tentang koperasi yang di- selenggarakan LKBN Antara di Jakarta, Sabtu. Selain Subiakto, juga tampil sebagai pembicara Dirut Buko- pin Muchtar Mandala, Direktur Litbang Dekopin Toby Muthis, pengusaha Sofyan Wanandi, dan seorang pejabat Depkeu A. Miharja. Subiakto mengatakan, pihak nya selalu mendapat tekanan- tekanan berupa permintaan agar koperasi dalam perkem- bangannya dijauhkan dari inter- vensi Pemerintah. Padahal jika itu disetujui, koperasi masih mengalami kesulitan karena be- lum dapat berkembang sendiri. Dicontohkannya, masyarakat meminta agar pelaksanaan KUT dilepas begitu saja tanpa campur tangan Pemerintah. Setelah per- mintaan itu diluluskan dan ter- nyata terjadi kredit macet, me- reka akhirnya kembali meminta bantuan Pemerintah untuk me- nyelesaikan masalah tersebut. Ia mengatakan, sebenarnya pihaknya juga menginginkan de- regulasi agar koperasi dapat ber- kembang dengan cepat antara lain dengan tidak melaksanakan disposisi kredit. Namun, jika itu dilakukan, maka kejadian kredit macet bukan menjadi tanggung jawab Pemerintah lagi. "Kalau ada kredit macet, ja- ngan Departemen Koperasi yang didatangi, tapi bank-bank yang menyalurkan kredit. Itu jika Pe- merintah tidak melakukan di- sposisi kredit," katanya. Namun, kata Subiakto, jika koperasi tersebut benar-benar sudah mandiri, maka lembaga tersebut akan dilepas Pemerin- tah yaitu dengan tidak turut dalam campur perkembangannya. Menurut dia, pada Pelita VI, Pemerint akan memantapk kualitas intervensinya melalui proses otonomi atau kemandi- rian koperasi, yang dalam per- kembangannya peranan Peme- rintah akan semakin berkurang, Perlu Insentif Sementara itu, Yusuf Wa- nandi berpendapat, Pemerintah masih perlu memberikan insen- tif kepada koperasi agar dapat berkembang dengan cepat yaitu dengan meningkatkan profesio- nalisme pengurusnya. Artinya, menurut dia, harus bisa diciptakan agar koperasi ha- nya sebagai nama dari badan hu- kum dan jiwa kerja sama, namun cara kerjanya harus sama de- ngan swasta. "Nama boleh koperasi, tetapi kerja harus seperti swasta. Un- tuk itu perlu intensif dari Peme- rintah," katanya. Direktur Litbang Dekopin Toby Muthis mengatakan, agar Sulit Mengambil Gambar Pawai PKB yang Apik koperasi dapat berkembang de- ngan cepat, diperlukan kebijak- sanaan Pemerintah supaya ko- perasi dapat melaksanakan kea nekaragaman usaha, yang setiap usaha yang dilaksanakan oleh swasta juga dapat dilakukan oleh koperasi. Selain itu juga perlu diperha- tikan mekanisme harga, yang untuk saat ini harga rural pro- duct seperti beras, lebih susah naik dibandingkan urban pro- duct seperti ongkos taksi. "Pada- hal, mekanisme harga seperti itu mempengaruhi cepat-lambatnya. perkembangan lembaga kope- rasi," katanya. Sementara itu, Muchtar Man- dala berpendapat perlu adanya perbaikan sistem distribusi ke- lembagaan, sehingga koperasi dapat mengelola dana-dana yang ada di masyarakat sekitarnya tanpa khawatir dana tersebut lari ke Jakarta atau kota besar lainnya. "Sistem distribusi jangan ter- pusat di Jakarta, namun lebih dekat dengan pelayanan di desa," katanya. Untuk itu, kata Muchtar, perlu adanya kebijak- sanaan pendanaan dari Peme- rintah. (Ant). memakai busana Adat Bali. Itu tentu tidak dimaksud mem-Bali- kan menteri yang hadir dalam pembukaan PKB. Tetapi, untuk semata-mata menjadikan luluh dalam situasi kegiatan PKB. Lebih dari itu, selaras dengan permasalahan yang telah dike- mukakan, para fotografer akan menjadi senang karena hasil je- pretan dan angle gambarnya ti- dak akan lagi terganggu oleh bu- sana semacam jean, kanvas, sa- fari, cap topi lapangan yang Bali Post MENGAJAR Nyonya Siadja, mengajar cucunya membuat taluh cecek pada waktu ngayah makarya sanganan. SENIN, 15 JUNI 1992 Cara Kampanye 1992 agar Ditinjau Kembali Jakarta- Kapolda Metro Jaya Mayjen memperoleh teguran. Juga tidak disebutkan berapa jumlah me- Pol. Drs. MH Ritonga berpenda- pat, cara kampanye Pemilu 1992 reka yang ditahan pada saat kampanye berlangsung karena agar ditinjau kembali untuk se- dinilai telah melanggar keten- lanjutnya perlu dicarikan cara kampanye yang lebih tepat da- tuan dan peraturan yang ber- lam menyampaikan program dari masing-masing organisasi peserta pemilu (OPP) kepada para simpatisannya. "Kampanye yang baru lalu itu dinilai banyak dampak negatif akibat kampanye terbuka," kata Kapolda pada upacara penye- rahan kembali satuan cadangan pusat polri yang ditugaskan di Polda Metro Jaya dalam rangka Pamsung Pemilu 1992, yang di- terima Direktur Samapta, Brig- jen Pol P Soehartono di Jakarta, Sabtu siang. Menurut Kapolda, para juru Bali Post/NOS kampanye OPP, bahkan tidak lu- put dari pelanggaran- pelang- garan, seperti pidato yang tidak sesuai dan materi kampanyenya bernada menghasut massa de- ngan melemparkan tema-tema yang bernada mendiskriditkan Pemerintah. Pendidikan Agama lewat "Ngayah" MELAJAH sambilang Ma- gending. Demikian salah satu sistem pendidikan tradisional orang Bali. Tetapi bagi sistem pendidikan modern, belajar sam- bil bermain. Baik sistem pendidi- kan tradisional Bali maupun sis- tem pendidikan modern tentu merupakan sistem dan methode mengajar bagi anak-anak prasekolah. Tampaknya bagi masyarakat Bali, sistem dan methode pendi- dikan bagi anak-anak praseko- lah, bukan hanya dalam teori saja, tetapi dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari. Bahkan tidak hanya untuk mencapai tujuan-tujuan pendi- dikan yang bersifat material ras dengan ajaran sastra-sastra agama. Sehingga kelak kemu- dian, dia tidak menjadi manusia yang tahu praktek keagamaan saja. Atas sebaliknya hanya tahu ngomong teori saja, tetapi tidak tahu saiban, segehan, ganjaran. Atau tidak tahu nyait tangkih, ceper, tamas, porosan atau sam- pian. Bahkan sarana atau unsur- unsur bhakti yang lebih luas dan tinggi lagi. Taluh Cekcek Satu kenyataan bagi para ibu- ibu di Bali, sangat jarang mem- bawa putra-putri atau cucunya kalau pergi kundangan. Terba- rangkaian PKB, mengajukan BIDANG yang apik-apik ini, me- nyangkut citra dan nalar para fo- protes. Menurut mereka sangat tografer yang datang khusus ke sulit untuk mendapatkan gam- Bali, untuk mengabadikan objek bar PKB yang utuh, terutama pengumuman kepada seluruh terbalik, seperti contoh-contoh saja, tetapi termasuk untuk tas kalau pergi kundangan ke ru- pada waktu pawai, pembukaan- foto, setahun sekali pada saat pa- wai Pesta Kesenian Bali (PKB), di hari pembukaannya. Mereka datang dari berbagai kota di In- donesia, seperti Jakarta, Ban- dung, Malang, dan Surabaya. Tentunya kita tidak meleceh- kan jasa para fotografer Bali, yang ikut berperan dan berparti- sipasi untuk mengambil gambar kesenian daerahnya, yang dipa- waikan, pada waktu upacara pembukaan dari tahun ke tahun. Bahkan, ada spesial fotografer dari berbagai negara yang rutin datang setiap tahun ke Bali, un- tuk ikut berpartisipasi mempub- likasikan kesenian Bali. Terma- suk juga berbagai kru film asing, setiap tahun, selalu ada yang da- tang untuk men-celluloid- kan kegiatan mulai dari pawai pembukaannya. Berdasarkan kenyataan itu, kita patut berbangga. Karena ge- byar PKB, telah merambah du- nia. Tentunya juga karena jasa para fotografer tanpa diperintah dan dibayar mereka telah ber- baik budi dan bersenang hati mempublikasikan kegiatan PKB di berbagai media massa yang terbit di berbagai negara di du- nia. Termasuk yang disiarkan melalui media elektronik, se- hingga publikasi gratis bertam- bah menjadi utuh lagi. Hal se- perti ini, dapat lebih mengang- kat lagi derajat kesenian Bali yang utuh itu, bagi pengamat dan penikmatnya baik secara na- sional maupun internasional. Akhir-akhir ini, sementara fo- tografer yang telah berpenga- laman mengambil objek foto Membangunkan (Sambungan Hal 10) benar berhati-hati dalam me- nentukan sikapnya. Untuk itu maka dalam perjanjian tersebut, selaras dengan syarat-syarat se- bagaimana disinggung tadi perlu digelar berbagai jenis kewajiban ak-hak secara jelas dan gamblang seperti umpama- nya larangan adanya telepon ti- dur tersebut, dengan menghu- bungkannya pada batasan mini- mal penggunaan pulsa. dan juga Beberapa Klasifikasi Selanjutnya perlu agaknya di- pertimbangkan bahwa dalam menentukan persyaratan pene- rimaan langganan telepon, ha- rus dikaitkan dengan kemam- puan para pelanggan yang harus kita akui bahwa mereka adalah terdiri atas bermacam lapisan khususnya dilihat dari sisi ke- mampuan ekonominya. Dalam hal ini bisa terjadi bagi seorang pelanggan yang status ekonomi- nya sederhana tentunya daya ke- mampuan membayarnya adalah relatif rendah, dan untuk menye- suaikan dengan kemampuannya yang kecil tersebut lalu mereka memaksa diri menggunakan te- lepon di bawah minimum pulsa, tetapi lain halnya bagi para eko- nom raksasa atau para konglo- merat justru sebaliknya mereka nya. Apalagi gambar yang apik Yang dimaksud dengan gambar yang utuh, yang apik ini, tentu saja tidak menyangkut data tek- nis elektronika kameranya, atau angle gambarnya. Karena pada umumnya, para fotografer itu te- lah menguasai data teknis ka- mera masing-masing. Termasuk masalah angle gambar, mereka sudah memiliki selera masing- masing. Sehingga hasil jepretan- nya, sudah menjadi ciri khas ke- pribadian masing-masing pula. Kembali kepada pikiran ma- salah gambar yang apik ini, me- nurut mereka, kadang-kadang angle gambar yang telah bagus menurut citra dan rasa estetis mereka, setelah diproses dan di- cetak, mereka sering menjadi ke- cewa. Karena dalam angle gam- bar yang bagus itu, tiba-tiba saja ada terjepret rekan fotografer yang bercelana kanvas, jean, atau dengan rompi sebagai tem- pat asesoris kameranya. Atau juga pakaian safari lengkap, de- ngan pet segala, yang rupanya pengantar dan penanggung ja- wab kesenian dari kabupaten atau desa yang ditunjuk untuk mengantarnya. Mereka tentu bo- leh berbangga. Tetapi sadarlah, bahwa kebanggaan itu kadang- kadang sangat mengganggu angle gambar, sekelompok kecil masyarakat fotografer yang se- lalu ingin berapik-apik untuk hasil jepretan gambarnya. Tidak mem-Bali-kan Untuk mengantisipasi perma- akan menggunakan telepon de- ngan jumlah pulsa yang cukup banyak. Dengan demikian maka telah terjadi penarikan dana langganan secara berbeda dan ini berarti telah terjadi isi meng- isi keuntungan bagi perusahaan. Di satu pihak akan terasa meru- gikan perusahaan, namun ke- mudian diharapkan akan ditu- tup kerugian tersebut dari pelanggan-pelanggan besar lain- nya. Oleh karenanya pada saat me- reka mengajukan untuk ber- langganan, haruslah perusahaan telekom meneliti da- hulu secara cermat sampai sebe- rapa jauh kekuatan ekonomi para calon pelanggan tersebut, umpamanya penghasilannya per bulan dan lain-lain. Kemudian dengan data tersebut dapat me- nentukan klasifikasi pelanggan, apakah termasuk pelanggan ber- ekonomi lemah, menengah atau kuat. Dengan adanya klasifikasi seperti itu diharapkan semua pe- langgan akan merasa puas, di samping juga pihak perusahaan akan tetap meraih keuntungan atau profitnya sesuai dengan tar- get yang telah ditentukan. Demi- kianlah sebagai suatu ulasan ke- cil tentang keberadaan telepon tidur yang nampaknya saat ini sedang menjadi topik pembica- raan di kalangan masyarakat luas. salahan seperti yang telah dike- mukakan, pihak panitia penye- lenggara hendaknya membuat wartawan dan fotografer yang akan meng-cover dan mengaba- dikan objek PKB, terutama pada saat pawai, agar seluruhnya ber- busana adat Bali yang lengkap. Demikian pula para pengantar kesenian dari kabupaten atau desa yang ditunjuk untuk ikut berpawai agar memakai busana adat Bali lengkap. Tidak mema- kai safari yang lengkap. Terma- suk petugas yang mengatur pawai Kalau usaha itu, dapat di- upayakan, angle gambar yang akan diambil dalam pawai PKB menjadi selaras, utuh, dan apik. Tidak akan terganggu oleh jean, kanvas, safari, dan cap topi lapa- ngan yang terbalik. Usaha ini tentu tidak dimaksud mem-Bali- kan para fungsionaris yang ikut dalam kegiatan pawai PKB, se- suai dengan bidang tugas me- reka masing-masing. Menteri saja pada waktu itu yang telah dikemukakan. Menurut Karo Humas Pemda Bali Drs. Ida Bagus Pangjaya, angle gambar yang terganggu oleh keberadaan busana yang kurang selaras itu, kalau diambil di desa-desa dalam upacara Pengabenan masih bisa "dimaaf- kan Tetapi dalam kegiatan PKB yang dipersiapkan, dan di- atur, permasalahan itu kurang dapat diterima. Dan yang penting penekanan- nya lagi, agar dalam berbusana adat Bali, pada waktu memakai kain dan kancut, jangan sampai kelihatan celana panjangnya, berbalapan dengan kancut dan kainnya. "Itu adalah busana adat Bali yang tak etis. Dan da- pat lebih mengganggu lagi angle gambar para fotografer kalau ikut sampai terjepret," ujar Pangjaya. (Ngurah Oka Supartha) KABAR GEMBIRA UNTUK 20 UNIT PERTAMA TOUR GRATIS KE SINGAPURA & MALAYSIA kan agama praktikum. Usaha seperti itu terlihat di Pura Ulundanu Batur, tatkala para pengayah dari beberapa Desa Adat di Bali ngayah maka- rya sanganan untuk bhakti di Pura Semeru. Nyoman Gede Siadja, dari Desa Adat Mas, mengajar cucunya untuk mem- buat taluh cekcek, dengan bulatan-bulatan kecil. Karena asyiknya sang cucu mecikang jajan suci, untuk membuat taluh cekcek sesuai dengan perintah neneknya, dia tidak meng- ganggu neneknya, hingga dapat ngayah sepatut- nya. Sadar atau tidak sadar, Nyonya Siadja telah memberi kan pendidikan agama prakti- lagi, dia juga menaruh dasar- pada itu, kalau dikaji lebih jauh dasar pendidikan agama bagi cu- cunya yang berusia prasekolah itu. Atau dengan kata lain, mela- lui aktivitas ngayah di Pura Ulundanu Batur, Nyonya Siadja juga telah menanamkan pendidi- kan agama praktikum bagi se- Sejauh itu tidak disebutkan secara rinci mengenai jumlah dan jurkam dari OPP mana yang laku, seperti pemerasan. Berdasarkan catatan, tidak kurang dari 16 peserta kampa- nye ditahan di Polda Metro Jaya karena dianggap telah melang- gar ketentuan dan peraturan yang berlaku dan selanjutnya mereka diproses secara hukum. Diombang-ambing "Pada awal masa kampanye dirasakan bagaimana masyara- kat ibu kota diombang- ambingkan dengan berbagai isu politik, intimidasi, provokasi, bahkan menjurus kepada sikap konfrontatif dari segolongan massa OPP," kata Kapolda. "Jika aksi massa ini tidak da- pat kita tanggulangi secara cepat dan tepat, tidak mustahil bisa mengakibatkan hal-hal yang ti- dak diinginkan terhadap pelak- sanaan pemilu di Jakarta," tegasnya. Menyinggung mengenai kese- pakatan antar-OPP yang intinya ikut berpartisipasi aktif dan ke- taatan terhadap ketentuan yang ada dan kerja sama dengan apa- rat keamanan, ia menilai hanya merupakan simbolis di atas kertas. "Pada kenyataannya di lapa- ngan yang tampak adalah berba- gai pelanggaran oleh simpatisan OPP yang pantas diidentikkan sebagai aksi pawai dengan mela- kukan pelanggaran hukum se- perti pelanggaran lalu- lintas," tambahnya. (Ant). kolah sampai masa sekolah, me- nelorkan orang-orang Bali yang terampil membuat banten. Ter- utama anak-anak remaja wani- tanya. Bagi remaja putri di desa, pada waktu odalan di Pura akan sangat malu, kalau jejaitan yang menghias praninya pada waktu memendet tampak serabutan. Bagi mereka yang belum paham dan terampil matetwasan, dalam kegiatan upacara yang lainnya mereka akan terus berusaha un- tuk meningkatkan lagi keteram- pilan mereka, sehingga mereka Bahan amat terampil membuat kepet kwangen, user-useran canang unsur keindahannya bhaktinya hal-hal yang kurang diinginkan dalam pemujaan dan persem- bersama, marilah kita lupakan bahan menjadi indah. Tampak- kejadian itu dengan saling me- nya sistem pendidikan agama maafkan, padu, praktikum seperti ini perlu di- bersama-sama merapatkan ba- pertahankan dan dikembangkan risan untuk menyongsong hari lagi. Sehingga kelak kemudian, depan yang lebih baik, memberi- akan dapat menumbuhkan kan sumbangsih yang nyata da- putra-putri Bali yang terampil lam mengisi kemerdekaan re- mejejaitan, membuat jajan suci, publik tercinta. di samping memiliki peng- hayatan dan pengamalan ajaran agama yang selaras antara kete- (Sambungan Hal. 7) mencapai tujuan pendidikan da- mah keluarga. Barulah mereka kum kepada cucunya. Lebih dari engkug dan urapsari. Sehingga pada masa kampanye, terjadi yang cucu-cucunya prasekolah. usia sar agama pada masa praseko- mau membawa putra-putri atau lah. Contohnya sejak usia prase- kolah, ibu-ibu selalu mengajar- kan anak-anak untuk menyapu dalam keseharian, terutama pada hari-hari suci, seperti Kli- won, Purnama Tilem. Terma- suk menanamkan rasa tanggung jawab untuk meganjaran, ma- saiban setelah selesai menanak nasi. Dari pembiasaan ini, ka- rena memang sejak usia prase- kolah telah dibiasakan, kelak se- Tetapi kalau ngayah ke Pura? Pada umumnya banyak di an- tara mereka yang senang mem- bawa putra-putri atau cucunya yang usia prasekolah. Para ibu- ibu ini bukan ngayah sambilang ngempu, tetapi sebenarnya sa- dar atau tidak sadar, para ibu yang sering membawa putra- putrinya atau cucunya pada waktu ngayah ke pura-pura, cucunya. Terampil rampilan nyait-matanding, dan agama, yang didapatkan di seko- bersatu Demikian ajakan saya dan semoga menjadi renungan ber- sama. telah menjadi remaja dan de- wasa, akan tumbuh menjadi pada hakikatnya mereka telah dan masih berlangsung sampai pengetahuan konsep ajaran Notaris Rakhmat Syamsul membudaya. Tinggal kemudian menanamkan ajaran agama yang tertulis dalam smrti, atau sumber-sumber sastra yang lain- nya, sehingga ia dapat menjadi menusia yang utuh, berpengeta- huan agama secara praktikum, dan mengerti yang dipraktekkan itu dalam penghayatan dan pengamalan ajaran agama, sela- ada usaha untuk menanamkan pendidikan dasar agama. Bah- kan telah mulai dengan pendidi- Sistem pendidikan seperti ini, sebenarnya berlaku sejak dulu saat sekarang di Bali. Sistem dan methode pendidikan dan meng- ajar anak-anak sejak usia prase- lah setelah usia sekolah. (Ngurah Oka Supartha) Rizal, S.H. Jalan W.R. Supratman No. 7-B Denpasar PENAWARAN KHUSUS (BALI - NUSRA) Paket Khusus, Harga Khusus Dari SELEX PHOTO COPY ANDA DAPATKAN MESIN PHOTO COPY SELEX-GR 4100 (COPY SPEED 40 CPM) TERBARU !!! SEKALIGUS ANDA DAPATKAN TOUR GRATIS KE SINGAPURA & MALAYSIA ISUZU PANTHER Kendaraan Bermesin Diesel & Power Steering SEDEKAT DEKATNYA ANDA PERGI TIDAK AKAN PERNAH SAMPAI BILA ANDA TIDAK MELANGKAH !....... Rp. 5.100.000 Sebuah Mesin Photo Copy Super Produktif, Biaya Cetak Murah & Hasil Prima Tepat untuk Copy Center & Perkantoran Dapatkan Keterangan lebih Lanjut di PT. RADIANCE Jl. Setiabudi 52 dd Telp. : 36631 Fax. 36631 Denpasar Bali C942 Tetapi ISUZU BANNER ISUZU PANTHER * Supermarket Mobil TANPA MELANGKAH * POWER STEERING ★ TELAH SAMPAI DI HATI MASYARAKAT LANGKAHKAN KAKI DENGAN PASTI EKONOMIS (DIESEL) MESIN BANDEL (C,223) SUSPENSI LEMBUT * PRIMA DI TANJAKAN * Q.S. (QUICK ONSTART) * AC/TAPE (OPTIONAL) Terbaru di Denpasar Cash & Credit, D/P 20% Bunga Ringan, 77 PT SAN STAR MOTOR Banyak Penawaran, Satu Pilihan Kami ..... Selera Anda Juga Melayani Tukar Tambah Hadiah Langsung... Mulai 01 Juni - 30 Juni 1 (satu) Unit Sepeda FEDERAL Service Puas, Harapan Kami Hubungi: BUZU SUZU PANTHER Show Room/Office: Jl. A. Yani No. 123 Telepon 34205 Denpasar ☐ C 809 TEST DRIVE Minggu Buka pk 09.00 - 16.00 Tersedia Warna Pilihan Menarik ISUZU .... PENCIPTA KECEPATAN REKOR DUNIA BERMESIN DIESEL Agen Tunggal PAMERAN & TEST DRIVE "TIARA DEWATA" 1 JUNI s/d 30 JUNI '92 Hadiah Langsung 1 UNIT SEPEDA FEDERAL PT. CAHAYA SURYA BALI INDAH Jln. Teuku Umar 89 X DPS Telp. 37011 ISUZU C 765