Arsip
Halaman Artikel
Creative Commons License

Jika anda mendapati gambar tidak sesuai dengan spesifikasi data (salah tanggal dan atau salah penomoran halaman), posisi gambar landscape, satu gambar terdapat dua halaman, kualitas gambar kabur, anda bisa melaporkan data tersebut agar segera diperbaiki dengan menekan tombol laporkan.

Kata Kunci Pencarian:

Nama: Bali Post
Tipe: Koran
Tanggal: 1992-10-30
Halaman: 06

Konten


4cm 2cm Halaman 6 Harian Untuk Umum Bali Pos Pengemban Pengamal ncasila Terbit Sejak 16 Agus 1948 Tajuk Racana Bali Post JUMAT, 30 OKTOBER 1992 JUMAT, 30 OKTOBER 1992 Islam dan Demokrasi KABAR & KOMENTAR Indonesia ha ISTILAH "demokrasi" tidak timbul dari dalam ajaran Islam, oleh karena itu para ulama Islam berbeda pendapat dalam memberikan komentar mereka ten- tang hubungan antara Islam dan demokrasi. Menurut John L. Espanto: Ada tiga pendapat yang berkembang di kalangan sarjana Islam tentang korelasi antara Penemuan BPKP ying Memprihatinkan Islam dan demokrasi. Yang pertama, pendapat yang mengatakan bahwa Islam PENEMUAN hasil kerja BPKP tahun ini b menimbulkan mental shock warga bangsa yang sih berharap bahwa bangsa ini pun pada sat saat nanti akan berhasil tampil sebagai bangs yang maju di bidang iptek dan terhormat di bidan hukum dan moralitas. Sekarang, apa yang mesta ucap- kan sebagai komentar sehubungan angan ke- nyataan bahwa BPKP membongkar hampir 11.000 kasus penyelewengan atau penyin angan yang mengakibatkan negara dirugikan R 216 milyar? Kalau Gandhi, kepala BPKP, bebicara benar dan mengikuti ketentuan teknis yangayak diterapkan di dalam instansinya, bahwa kendia operasi badan ini terletak pada kurangnya tena teknis -- yang dalam kenyataannya sekarang ini aru mempunyai 3.000 orang, jumlah yang diangop masih terlalu kecil di- bandingkan sifat dan wilayah kerjanya -- maka bisa dipastikan apabila jumlal yang dibutuhkan itu terpe- nuhi, kasus-kasus yang ditemukan juga akan naik secara tajam dengar akibat kerugian negara yang diketahui juga akan meningkat. Katakanlah sebagai perkiraan kasar bahwa kerugian negara yang se- sungguhnya akan menjadi Rp 500 milyar. Jumlah sebesar ini patut membuat setiap putra bangsa yang berkemauan baik, prihatin. Kalau kita meninjau masalah ini dari segi teknis, yakni keterampilan kerja Tim BPKP, maka jelaslah bahwa hasil temuan ini patut kita acungi jempol, wa- laupun orang bisa mempertanyakan kenapa tidak sejak dahulu-dahulu badan ini dilengkapi berbagai kebutuhan, sehingga tidak sempat terjadi penyele- wengan sebesar itu. Akan tetapi, kalau kasus ini dikaitkan dengan ma- salah moral, sudah selayaknya kita menyatakan satu perkabungan nasional, karena hal ini membuk- tikan betapa sepak terjang para pengelola BUMN dan pelaku ekonomi negeri ini dalam menjalankan tugasnya, termasuk para pejabat yang berkaitan de- ngan kasus-kasus tersebut secara langsung atau ti- dak langsung. Jumlah Rp 216 milyar ini memang bu- kanlah jumlah yang amat signifikan buat negara- negara berekonomi kuat seperti Jepang, Amerika Serikat, Korea Selatan. Akan tetapi buat Indonesia, jumlah itu sangat penting artinya, lebih-lebih kalau nilai moralnya yang menjadi tolok ukur. Kebocoran dana berarti pula kebocoran sistem pengawasan kita, baik secara administratif maupun secara moral. Kalau terjadi penyelewengan dalam jumlah besar, maka mentalitas manusianyalah yang patut disoroti secara khusus. Penemuan BPKP ini mengundang kita untuk ber- fantasi lebih jauh lagi. Kita lantas bisa bertanya apa- kah keterangan Gandhi, bahwa badan yang dipim- pinnya itu kekurangan tenaga teknis, harus diartikan secara lain, bahwa BPKP sebenarnya tidak mempu- nyai tenaga dengan wewenang dan tugas penuh un- tuk menangkap tikus-tikus di kawasan-kawasan ter- tentu yang bisa dikatakan "bebas pemeriksaan"? (Di negeri ini ada kebiasaan buruk yang biasa dise- but "budaya rikuh", yang membuat petugas sebagai orang kecil tak berani mengusut atau memeriksa bisnis para bapak atau bekas-bekas bapak penting). Dari otak-otak hasil rekaan common sense ini agaknya sangat masuk akal apabila kita memperki- rakan angka penyelewengan tahun ini sedikitnya mencapai Rp 750 milyar. Dengan demikian harapan rakyat hanyalah semoga BPKP akan melakukan gebrakan-gebrakan gencar dan efisien dengan tim- nya yang lebih lengkap, lebih tangguh dan dibekali wewenang lebih besar untuk menemukan "harta ka- run" milik rakyat yang dijarah-rayah para pencoleng dan disembunyikan secara rapi. Pertanyaan kita se- karang adalah, bakalkah Gandhi diberi wewenang dan perlengkapan untuk menjalankan kiprahnya itu secara matang? Kita mengharapkan peranan DPR sekali ini, kalau ia memang hendak memenuhi fungsinya, untuk mendorong tercapainya sasaran BPKP untuk me- nangkap semua tikus-tikus pembangunan yang mengganggu keberhasilan kita. DPR kalau mau membuat surprise yang dipersembahkan kepada rakyat. Sekaranglah waktunya untuk membuat langkah-langkah yang paling tepat. Doronglah ekse- kutif agar memberikan wewenang dan peralatan kerja yang lebih besar kepada BPKP. Tunjangan Lauk Pauk untuk PNS BERTUTUR perihal nasib dan lebih-lebih kese- jahteraan pegawai negeri, selalu membawa kita ke suasana murung, suasana yang memprihatinkan. Sudah menjadi pendapat umum bahwa gaji pegawai negeri tidak cukup membiayai hidupnya selama se- bulan. Dengan gaji yang diterimanya dewasa ini, pe- gawai negeri golongan bawah (I dan II) paling-paling hanya dapat hidup selama sekitar sepuluh hari. Menteri Dalam Negeri Rudini malahan memper- tajam masalah yang memprihatinkan ini dengan me- nunjuk nasib hampir 170 karyawan di Depdagri kini yang tidak lagi menerima gaji, karena dipotong ber- bagai utang akibat ketidaklayakan penghasilan di- bandingkan dengan kebutuhan hidup di Jakarta (Bali Post, 29/10). Kenaikan gaji sebagai salah satu usaha mening- katkan kesejahteraan juga selalu terbentur dan ber- kaitan langsung dengan perbedaan yang semakin mencolok antara uang gaji yang tersedia di tangan pada satu pihak, serta harga barang kebutuhan pada pihak lain. Malahan, bagi kebanyakan peng- amat di bidang ekonomi, kenaikan gaji merupakan tindakan tidak simpatik karena hanya memacu laju inflasi. Bertolak dari faktor-faktor ini, bagaimana pun ha- rus ada jalan keluar untuk menyeimbangkan kedua kutub yang tidak sebanding tersebut. Dalam Per- aturan Pemerintah nomor 7/1977 tentang pembe- rian tunjangan kepada pegawai negeri sipil, misal- nya, ada beberapa butir kebijaksanaan yang men- coba menambah penghasilan gaji yang disebut tunjangan. Beberapa di antara tunjangan-tunjangan tersebut kita sebutkan sekadar sebagai gambaran, yaitu tun- jangan suami/istri, tunjangan anak, tunjangan ja- batan struktural, tunjangan jabatan bidang pendidi- kan, tunjangan jabatan peneliti, dan tunjangan pangan. Sebelum PP nomor 7/1977 berlaku, ada satu je- nis tunjangan yang menurut hemat kita lebih adil ka- rena mempertimbangkan kondisi daerah yakni tun- jangan kemahalan daerah. Tunjangan ini secara agak realistis memasukkan tingkat kemahalan di berbagai daerah sebagai acuan. Dengan demikian tunjangan kemahalan untuk daerah DKI Jakarta pasti akan berbeda dan lebih rendah daripada tunja- ngan kemahalan untuk NTT, misalnya. Tunjangan kemahalan daerah ini dihapus dan ha- nya tinggal dua daerah saja yang diberi tunjangan khusus, yaitu Propinsi Irian Jaya dan Propinsi Timor Timur. Sekarang muncul lagi niat pemerintah untuk memberikan tunjangan, yang dahulu juga pernah di- berikan kepada pegawai negeri sipil, yaitu tunjangan lauk-pauk. Uang lauk pauk itu besarnya Rp 1.000/hari atau lebih untuk setiap pegawai, tergan- tung pada kemampuan keuangan negara, seperti di- isyaratkan Mendagri Rudini di Samarinda, Rabu (28/10). Kalangan prajurit ABRI kini sudah mene- rima uang lauk pauk yang besarnya Rp 1.600/hari. Besar-kecilnya uang lauk pauk ini menurut hemat kita sangat layak jika didasarkan pada perhitungan dari segi gizi, berapa kebutuhan kalori/orang/hari agar seorang pegawai negeri dapat menjalankan tu- gasnya secara optimal. Dari kebutuhan kalori mini- mal yang dibutuhkan tersebut barulah dikonversikan dengan bahan makanan yang setara (ekuivalen), dan dari situlah baru dikonversikan lagi pada harga riil bahan makanan tersebut di pasaran setempat. Jika hanya bertolak dari suatu angka nominal, kita bisa keliru karena besar-kecilnya uang lauk-pauk itu pada akhirnya menjadi relatif bagi setiap daerah. Harga telur ayam, sebagai salah satu sumber pro- tein hewani dengan kadar kalori yang tinggi, ber- lainan harganya di berbagai daerah. Di Jakarta har- ganya hanya sekitar Rp 125/butir, sedangkan di Irian Jaya bisa lebih dari Rp 250/butir. Kita mengerti bahwa hanya itulah kemampuan itu sendiri sudah demokrasi. Pendapat ini diwakili Muhammad Asad, Al Afghani dan Muhammad Abduh. Yang kedua, pendapat yang menolak tentang adanya konsep demokrasi, diwakili S. Fadhlallah Nuri, Sayyid Qutub, Mutawalli Al Shan'an, dan Ali Benhaji. Pendapat ketiga, setuju hanya pada sebagian dari kon- sep demokrasi itu. Di samping pendapat pendapat yang berkembang itu, yang berasal dari kalangan Is- lam itu sendiri, ada komentar yang berasal dari luar Islam. Amor Perlmutter, seorang profe- sor ilmu politik dari universitas Amerika, memberikan komen- tarnya dalam The Washington Post dengan judul "Islam and De- mocracy Simply Aren't Compa- tible". Dalam tulisan tersebut dia terang-terang mengatakan bahwa Islam baik yang funda- mental atau yang lainnya jelas tidak sesuai dengan liberal, pa- ham hak asasi manusia, maupun dengan demokrasi. prinsip-prinsip Dia mengemukakan penda- patnya dengan merujuk pada kejadian-kejadian yang terjadi di negara-negara Timur Tengah serta pergolakan yang terjadi di sana. Sebagai ilustrasi dikemu- kakan bahwa Islam fundamental yang Sunni maupun Syiah yang ada di Iran, Irak, Mesir, Jordan tepi Barat, serta jalur Gaza, ti- dak hanya menentang demo- krasi bahkan secara total meng- hina budaya politik demokrasi. Tidak ada semangat rekonsiliasi antara Fundamental Islam dan demokrasi, sebagaimana yang ada pada dunia sekuler Kristen. Tidak canggung-canggung di- tambahkannya bahwa Funda- mentalism Islam adalah suatu gerakan revolusi yang agresif dan kejam sama seperti Bolshe- vik, Facis dan gerakan Nazi pada masa lalu. Pergerakan yang ter- jadi di Jordania, Pakistan, Alge- ria dan Mesir berusaha mempe- ngaruhi para ahli untuk mem- percayai bahwa sekali mereka mempunyai kekuasaan mereka akan menjadi reformis dan pen- junjung hukum. Namun ke- nyataan tidak demikian. Lenin juga tidak menjadi demokrasi pada kala dia berkuasa. Kesim- pulannya apa pun jenis pergera- kan yang mengatasnamakan Is- lam apabila berhasil tidak akan menjunjung asas demokrasi. Kedua pendapat tersebut, baik yang berasal dari ahli Islam maupun dari luar Islam, mena- rik untuk disimak, sebab masing-masing mempunyai alasan dan argumentasi. Para ahli Islam cenderung terpancing kritik-kritik yang dilontarkan para orientalis sehingga dalam mengantisipasi permasalahan mereka cenderung menariknya ke dalam Islam, akibatnya dari luar terlihat Islam tidak mempu- nyai konsep yang jelas tentang demokrasi, mengabaikan hak asasi manusia, dan berbagai pre- dikat negatif lainnya. Benarkah Islam berpredikat seperti itu, ada beberapa hal yang perlu dije- laskan dalam tulisan ini. Islam itu tidak demokrasi seperti tudingan orang luar? Untuk me- mahami persoalan tersebut ada baiknya dipahami dahulu ten- tang Islam." Oleh karena istilah "demo- krasi" tersebut tidak muncul dari Islam, tentunya orang Islam agak enggan memakai atribut tersebut dalam gerakan politik mereka, karena istilah itu kebarat-baratan dikhawatirkan Oleh Drs. Faisar Ananda Arfa Demokrasi menurut bahasa mempunyai arti peraturan yang diatur oleh rakyat (Berasal dari Greek demos, rakyat, dan kratos, aturan). Term ini mempunyai makna yang bervariasi dalam pemahamannya: a. Suatu ben- tuk negara yang di dalamnya hak untuk membuat keputusan politik dilaksanakan langsung oleh semua rakyat, menghormati keputusan mayoritas. Ini dise- but demokrasi langsung. b. Suatu bentuk pemerintahan yang di dalamnya warga negara melaksanakan hak yang sama ti- dak perorangan, tetapi melalui perwakilan yang mereka pilih dan bertanggung jawab kepada mereka. Ini disebut demokrasi perwakilan. c. Suatu bentuk pe- merintahan yang di dalamnya kekuatan mayoritas dilaksana- kan dalam kerangka kendali undang-undang yang didesain untuk menjamin semua hak-hak asasi warga negara seperti: ke- bebasan bicara, dan agama. Ini disebut demokrasi liberal. d. Se- mua politik dan sosial yang cen- derung untuk mengurangi per- bedaan sosial dan ekonomi, khu- susnya menyamakan distribusi dari milik pribadi. Dunia mengenal banyak gera- kan demokrasi dan praktek de- mokrasi, seperti demokrasi sen- tral di bekas Uni Soviet, Partai Buruh demokrasi di Australia, Partai Demokrasi Minseito di Je- pang, Partai Republik Demo- krasi di Amerika Serikat, Partai Sosial Demokrasi di Italia dan Jepang, serta Kristen Demok rasi di Italia. Semua contoh itu tidak satu pun ada di dalam ne- gara yang menyebut diri mereka Negara Islam. Apakah berarti di dalam Islam tidak ada istilah "demokrasi" ataukah memang mereka tidak mendapat simpati dari masyarakat muslim. Ini ti- daklah berarti Islam itu anti de- mokrasi. Kalau Islam itu tidak anti demokrasi, apakah Islam itu demokrasi? Jawabannya tidak juga. Lalu tentu timbul perta- nyaan lantas bagaimana hu- bungan antara Islam dan demokrasi. Untuk menjawab pertanyaan tersebut, ada baiknya orang mengenal bahwa Islam dan de- mokrasi dengan konotasi yang diterangkan itu adalah ibarat dua garis lurus yang tidak akan bertemu dan tidak akan bersing- gung. Menarik istilah "demo- krasi" ke dalam Islam seperti menggabungkan sungai dan lautan, begitu pula sebaliknya. Maknanya Islam terlalu luas jika dihubungkan dengan demo- krasi, dan demokrasi itu hanya merupakan bagian kecil dari Islam. Kalau dilihat ada perbedaan prinsipal yang tidak mungkin di- kompromikan antara paham de- mokrasi dan Islam. Demokrasi menginginkan keadaan rakyat dan kehendak mereka apa ada- nya, artinya kekuasaan itu dise- rahkan pada kemauan rakyat. Prinsip ini jelas tidak berlaku di dalam ajaran Islam, sebab Islam adalah suatu sistem yang datang dari Allah yang bertujuan mem- bentuk arah dan kemauan ra- kyat itu sejalan dengan prinsip- prinsip dari Allah seperti yang tertera di dalam Al Qur'an dan sunnah Rasul. Konsep ke- kuasaan menurut Islam sepe- nuhnya harus sesuai dengan syariat Islam. Dari pernyataan ini saja jelas para pendekar de- mokrasi akan mengatakan Islam itu tidak demokrasi. Hal ini da pat dimengerti karena mereka yang dapat diberikan pemerintah untuk dapat sedikit Catatan buat Sdr. Drs. Naya Sujana, M.A. meningkatkan kesejahteraan pegawai negeri. Jika tidak demikian, seluruh APBN hanya habis untuk be- lanja rutin, termasuk gaji pegawai negeri, sedang- kan pembangunan yang sedang giat-giatnya dipacu menjadi terbengkalai. Keprihatinan dan barangkali lebih tragis lagi ra- tapan semacam ini boleh jadi akan memunculkan sikap memaafkan bagi kita semua yang memerlu- kan jasa pelayanan yang menjadi kewajiban pega- wai negeri. Tidak mungkin seorang pegawai negeri berprestasi tinggi apabila tidak diimbangi dengan gaji yang memadai. Dengan gaji yang hanya sekian besarnya padahal dari mereka dituntut bekerja mati- matian dapat menimbulkan ketimpangan antara hak yang mereka peroleh dengan kewajiban yang me- reka abdikan. Yang dapat kita katakan, itulah risiko yang harus ditanggung. Seperti telah kita utarakan, kita paham bahwa gaji pegawai negeri tidak seberapa besar- nya. Sebaliknya, dengan gaji yang kecil itu pegawai negeri dituntut memberikan pengabdian optimal. Jika demikian, menurut jalan pikiran ini, motif pengabdian menjadi lebih dominan daripada motif memperoleh kesejahteraan yang lumayan. Itulah yang kita maksudkan dengan risiko pekerjaan tadi. Alangkah mulianya hati pegawai negeri yang meng- abdi tanpa pamrih, bekerja dengan motif pengab- dian yang tinggi. Sudah ada tanda-tanda bahwa mulai banyak pe- gawai negeri beralih profesi memasuki bisnis swasta yang menjanjikan pemenuhan kebutuhan dan kesejahteraan yang berlipat ganda. Akan tetapi di baliknya terdapat pula kenyataan lain. Dari 300 formasi pegawai negeri sipil di lingkungan Pemda DI Yogyakarta untuk tahun 1992/93 misalnya, yang melamar 35.641 orang. Tanda-tanda apakah ini?. Surat Pembaca Persyaratan: Sertakan fotokopi Identitas memandang dengan kacamata mereka sendiri. Ada beberapa prinsip di dalam Islam mengenai kepemimpinan, yang jika dilihat dengan kaca- nuhi kriteria demokrasi. Per- tama, Islam mewajibkan bagi pemeluknya untuk memilih pe- mimpin yang taat dan patuh ke- pada ajaran Islam, dan mela- rang mereka untuk memilih orang yang tidak memenuhi kri- teria tersebut. Kedua, Islam me- wajibkan kepada pemeluknya mata demokrasi tidak meme- untuk mematuhi pemimpin me- reka selama mereka diperintah sesuai dengan perintah Allah dan Rasulnya. Dari prinsip tersebut dapat di- gambarkan bahwa kepemim- pinan dalam Islam prinsipnya datang dari Tuhan, manusia me- milih pemimpin mereka sesuai dengan tuntunan Allah, sedang- kan demokrasi memberikan ke- bebasan kepada manusia untuk menentukan pemimpin mereka. Tentunya akan timbul perta- nyaan bagaimana Islam mampu beradaptasi dalam situasi yang tidak sesuai dengan syariat Is- lam. Pada prinsipnya Islam itu bukan agama yang radikal dan revolusioner. Islam tidak meng- ajarkan kepada pemeluknya un- tuk menerapkan prinsipnya de- ngan memaksakan kehendak mereka. Islam menganjurkan untuk menghormati mayoritas dan menghargai minoritas. Di si- tulah letak nilai demokrasi di da- lam Islam. Islam menganjurkan untuk bermusyawarah dalam mengambil keputusan. Dengan prinsip tersebut akan tampaklah suatu kondisi yang menunjuk- kan bahwa apabila umat Islam itu mayoritas, mereka akan me- lindungi hak-hak minoritas, se- kalipun mereka tidak seagama. Apabila mereka minoritas, me- reka akan mendukung kepu- tusan mayoritas tanpa mengorb- ankan nilai-nilai agama. Oleh karena itu penindasan atau pem- berontakan bukanlah merupa- kan ajaran Islam. Dari uraian tersebut dapat di- simpulkan bahwa tidak bernilai ilmiah suatu pernyataan yang menyatakan bahwa Islam itu ti- dak demokrasi, tidak menghar- gai hak asasi manusia, dan me- nentang nilai-nilai demokrasi. Begitu juga dengan pernyataan bahwa demokrasi itu tidak se- suai dengan ajaran Islam. Sebab kedua hal tersebut berasal dari sumber yang berbeda, maka tentu saja akan menghasilkan prinsip yang berbeda. Sikap il- muwan yang baik adalah bagai- mana mereka mampu mengem- bangkan penghargaan terhadap perbedaan ilmu dan prinsip, serta mendalaminya sebelum memberikan kritik terhadap ni- lai tersebut. Penulis, dosen IAIN Sumatera Utara yang sedang mengikuti kursus IALF Bali. Aplikasi Kebudayaan Asing pada Kebudayaan Bali SAYA tidak hendak mengadakan perdebatan akademis. Oleh karena tulisan Sdr. Drs. Naya Sujana, M.A. sudah menjadi konsumsi umum, maka prinsip; sajian itu harus ditun- taskan agar jangan sampai meninggalkan sisa persoalan. Saya tetap khawatir, bahwa Oleh I Ketut Artadi, S.H., S.U. Saya lebih Dilema Yuridis Perkawinan Campuran HARIAN ini terbitan Selasa 13 Oktober 1992 halaman 4 me- muat berita dengan judul "Per- kawinan Patricia Amalaka Sah". Berita tersebut menarik, karena pengadilan agama se- tempat (Mataram, NTB) telah memuonis membatalkan per kawinan kedua insan dengan alasan, syarat formal sebuah perkawinan belum terpenuhi kedua insan. Sedangkan peng- acara dari sebuah lembaga bantuan hukum setempat me nyatakan perkawinan kedua insan "sah", karena Peng- adilan Negeri setempatlah yang berhak memvonis sah atau palsunya syarat formal dari perkawinan kedua insan. Buntut dari perkawinan ter- sebut, kedua insan kurang mendapatkan "kedamaian" se- bagaimana layaknya hasil dari sebuah perkawinan. Sehubungan dengan kasus ini, marilah kita melihat di- lema yuridis (hukum) dalam perkawinan campuran yang diberlakukan hingga kini. Perkawinan campuran se- ring dikomentarkan dengan perkawinan antaragama atau perkawinan berbeda agama (interreligius). Sandaran uni- versal dari perkawinan ini, me- meluk suatu agama adalah hak asasi manusia yang paling utama. Siapa pun tidak dapat. memaksakan seseorang untuk menganut suatu agama ter- tentu dalam perkawinan anta- ragama. Sandaran ini akan se- makin kokoh, manakala ber- kembangnya kehidupan sosial ekonomi, pola pikir, kedewa- saan insan atau pengaruh arus globalisasi dunia luar. Menemukan kedamaian, ke- rukunan rumah tangga apa- kah di sekitar kedua insan yang seagama, suku atau sta- tus sosial lainnya. Kemajemu kan masyarakat memberikan kecenderungan yang lebih be- perkawinan sar untuk campuran. Dalam pasal 57 Undang- undang Nomor 1 tahun 1974 tentang perkawinan, ditemu- kan ketentuan-ketentuan ten- tang perkawinan campuran berdasarkan perbedaan kewar- ganegaraan. Jadi bukan ber- dasarkan perbedaan agama. Dengan demikian UU ini mem- benarkan perkawinan yang seagama dan dilakukan di ha- dapan pejabat kantor urusan agama. Jika hal ini dihubung. kan dengan UUD 1945, meme- luk suatu agama merupakan hak asasi manusia yang paling utama, konsekuensinya perka- winan antaragama dimungkinkan. Selanjutnya jika kita mem- baca pasal 66 UU No. 1 tahun 1974 yang berbunyi "Untuk perkawinan dan segala se suatu yang berhubungan de- ngan perkawinan berdasarkan UU ini, maka dengan berlaku- nya UU ini, ketentuan- ketentuan yang diatur dalam baru dapat melihat ada tidaknya warna budaya asing, oleh karena di sana "hal yang asing" akan je- las tampak asing, tidak cocok de- ngan nilai batin (alam ultimate reality) masyarakat itu. Kitab Undang-Undang Hu- kum Perdata (Burgerlijk Wetboek), Ordonansi Perka winan Indonesia Kristen (Hu- welijk Ordonantie Christen Indonesiers, Staablad 1933 No. 74), Peraturan Perkawinan Campuran (Regeling Op de Ge- meng de Huwelijken, Staatblad 1898 No. 58) dan Peraturan- peraturan lain yang mengatur tentang perkawinan sejauh te lah diatur dalam UU ini di nyatakan tidak berlaku. Berdasarkan pasal 66 ter- nyata masalah perkawinan campuran berdasarkan perbe daan agama tidak diatur da lam UU No. 1 tahun 1974, se hingga secara a contratio ke- tentuan tentang perkawinan campuran berdasarkan perbe daan agama, masih tetap di berlakukan UU yang lama yaitu Regeling Op de Ge- mengde Huwelijken Staat. blad 1898 No. 158 atau GHR.S. 1898 No. 158. Dalam pasal 7 alinea 2 GHR.S. 1898 No. 158 ini terdapat ketentuan yang berbunyi "Perbedaan agama, kebangsaan atau asal usul (afkomst) tidak mungkin merupakan penghalang terha- dap perkawinan." Untuk mengatasi keko- songan hukum perkawinan campuran berdasarkan perbe- daan agama, setidaknya hemat kami UU yang lama GHR. S 1898 No. 158 dapat diberlaku- kan, karena kurang bijaksana rasanya negara mengabaikan kedamaian, kerukunan yang ingin dicapai oleh insan dalam rumah tangga perkawinan. Masalah perkawinan cam- puran erat kaitannya dengan hak asasi manusia. Permasalahan ini akan menjadi lebih arif untuk ditun taskan apabila Mahkamah Agung (MA) atau lembaga yang berkompeten segera mengeluarkan fatwa atau kebi- jakan untuk mengakhiri prob- lem sejenis ini. Palu hakim (vonis) Peng- adilan Agama Mataram dapat dibenarkan, jika merujuk pada pasal 60 ayat 1 UU No. 1 tahun 1974. Sebaliknya pernyataan pengacara tersebut dapat dibe- narkan, jika merujuk pada GHR.S.1898.No. 158, sebagai- mana yang dilakukan Kantor Catatan Sipil dan Pengadilan Negeri dalam proses perka- winan campuran selama ini. Oleh karena itu problem perka- winan campuran Patricia- Amalaka perlu diteliti secara proporsional. Pada akhirnya problem per- kawinan tersebut seolah-olah terjepit di antara dua kebe- naran. Yang pertama kebe- naran secara hukum dan yang kedua kebenaran manu sia yang dipersoalkan hukum itu sendiri. Ansyor Muhamad Bima, NTB aruhnya harus ditangkal, oleh karena dapat mengubah dan me- rusak identity. Perlu diperhatikan kata "nilai batin", jadi ada suasana nonra- sional (jiwa) yang menghidup- Dengan alasan globalisasi kan sosoknya. Jadi sepanjang bolik (alam pikirannya). atau dengan alasan apa pun lain- hal itu tercipta berdasarkan ra- Saya berpendapat, kita tidak nya, gebongan Bali tidak akan sio belaka, maka kehebatan ba- boleh dibingungkan banyaknya bernilai batin Bali, kalau dihias rang ciptaan rasio, akan univer- difinisi yang lahir kemudian, dengan hot dog dan fried chicken. sal, melekat pada manusia mana yang ternyata menurut saya ha- Akan tetapi hot dog untuk dima- saja (Amerika Yahudi, Timur, nya merupakan rincian dari difi- kan tidak akan merusak nilai ba- Bali), tidak ada asing, kecuali da- nisi abstrak yang tua itu. Ada tin, sebab hal itu dibutuhkan lam arti asing bagi orang yang Tulisan ybs. di Bali Post nik mana pun, selalu berkonotasi cermati, jangan sampai menim- 21/10 '92, halaman 6, saya pan- negatif. Ambil saja contoh; (em- bulkan paradoksis pada realitas yang merinci kebudayaan dari oleh orang Bali tertentu dalam terkebelakang ilmu pengetahu- dang sebagai pengukuh keya- pirik), para birokrat kita dalam sosial dengan realitas simbolik segi isinya, (sistem nilai, sistem kehidupan profan. Ini sekadar annya. Mungkin yang menye- kinan saya, bahwa makna tu- berpidato selalu menekankan masyarakat tersebut. Betapa pa- mengungkap dari segi wujud serta merta memberikan nilai apabila diaplikasikan dengan kemasyarakatan dll), ada yang ilustrasi agar kita jangan sampai babkan kabur kemudian adalah lisan itu apabila diaplikasikan di agar kita jangan sampai terpe- rahnya, jika mengungkap sede- (kompleks ide, tingkah laku dll). asing dengan titel kebudayaan alam identity, sehingga ia di sana Bali, akan dapat menimbulkan ngaruh kebudayaan asing. Ka- mikian banyak teori kebu- Itu semua adalah rincian unsur- terhadap benda-benda teknologi menjadi asing oleh karena jiwa kekaburan, kekacauan pan- lau tiba-tiba kita berbicara ten- dayaan, dengan tidak memberi unsur kebudayaan (etnis, religi yang dapat dirambah intelektua- identity itu. Sembahyang mela- dangan bahkan ketakutan. Be- tang kebudayaan asing dengan pilahan untuk kepentingan dll). litas universal, termasuk oleh in- lui TV, muspa dengan gamelan tapa tidak, sedemikian Sdr. contoh-contoh komputer, TV, ka- praktis tentang kebudayaan Sekarang persoalan kebu- telektualitas orang Bali sendiri. dari tape recorder dll, maka Naya Sujana mengemukakan raoke, fried chicken, hot-dog dll, asing (aquo), karena kebudayaan Bali adalah aplikasi Akan tetapi tidaklah segampang benda itu akan menjadi asing da- banyak difinisi kebudayaan, praktis; bagaimana alam ulti- itu memberikan pemahaman lam aplikasi kebudayaan, ka- akan tetapi pada akhirnya ia menjadi tidak dapat menjelas- mate reality, dan bagaimana terhadapnya. Kadangkala, da- rena benda itu bertentangan de- kan "apakah kebudayaan asing pula alam biofisik-nya. Jadi, ba- lam aplikasi, benda-benda tek- ngan jiwa identity-nya. Oleh ka- itu?", namun tiba-tiba dimuncul- bukankah barang-barang kebudayaan asing berkonotasi negatif gaimana orang Bali menjelajah nologi haruslah ditolak sebagai renanya agar jangan sampai kan kata-kata Subkebudayaan, dayaan asing itu menjadi harus yang secara bodoh akan dapat di- alam fisik dengan akalnya dan asing, pada suasana budaya in- terjadi pencemaran kebudayaan, salah satu di antaranya subke- kita hindari pengaruhnya, oleh tolaknya teknologi modern (con- bagaimana juga ia menjelajah spiratif oleh karena benda-benda maka aplikasi kebudayaan pro- budayaan asing dengan contoh karena barang-barang tersebut toh, video-karaoke, komputer) alam phyckos dengan batinnya. teknologi tersebut, barangkali gresif harus ditundukkan pada kebudayaan asing? oleh masyarakat tertentu hanya Saya tidak akan mengulang lagi dapat menurunkan derajat nilai kebudayaan inspiratif. Jadi bilyard, hot dog, disco, dll. selama ini istilah asing dalam lisan aplikatis (untuk konsumsi, mis yang sedemikian jamak. Demikian pentingnya penu- gara-gara argumentasi akade- tinjauan saya tentang kebu- batin masyarakat etnis, karena benda-benda teknologi yang di- dayaan progresif (rational inte- benda teknologi tersebut, me- kuasai, yang mampu dibuat oleh konteks aplikasi kebudayaan et- masyarakat umum), perlu kita lektual manusia untuk kepen- mang asing kalau dipadukan de- orang Bali adalah kebudayaan Persoalan Aplikasi tingan pemenuhan kebutuhan ngan suasana kebudayaan progresif dan akan dapat mem- mana saja? Belum pernah ada perlu diadakan pertemuan pleno peroleh titel kebudayaan asing, menyukai pada zamannya) dan kebu- inspiratif. Kalau demikian, bagaimana apabila aplikasinya menunduk- penjelasan. Oleh karena per- (antara pelaksana proyek de- ungkapan "teori tua, bukan teori dayaan inspiratif (perenungan kembangannya lebih baik maka ngan masyarakat yang berparti- kuno" untuk difinisi kebudayaan tentang hakikat, kematian, kehi- kita dapat memberikan per- kan kebudayaan inspiratif. Akan akan diprioritaskan I dan LC II sipasi) sekaligus sebagai forum sebagai cipta, rasa dan karsa ma- dupan, misteri). Saya juga tidak umusan tentang kebudayaan tetapi apabila sebaliknya, apli- Bendul prioritas II (poin 4). diskusi dan pertanggungan ja- nusia. Teori ini menyelamatkan menyalahkan Sdr. Drs. Naya Su- asing, bagi kepentingan praktis kasi kebudayaan progresif ditun- jana dalam mengungkap apa untuk kepentingan pembinaan dukkan pada kebudayaan inspi Walaupun LC III agak lancar, wab. Termasuk juga LC II ka- argumentasi kita oleh karena se- ratif, maka akan terjadi jangan dikira tidak ada kendala. rena proyek ini pun belum per- demikian luasnya. Cipta manu- pun tentang kebudayaan, oleh kebudayaan Bali? karena anggapan saya ybs. se- Dalil saya demikian "kebu- pengembangan-pengembangan Dalam kenyataan bagi masyara- nah dipertanggungjawabkan sia, apa-apa saja bisa dalam ben- dang menjelajah berbagai teori dayaan asing adalah kebu- menyesuaikan yang sosoknya te- kat yang berpartisipasi banyak melalui pertemuan pleno. tuk menghasilkan benda-benda untuk kepentingan akademis. dayaan yang bukan identity nilai tap berjiwa indentity etnis. Ini merasakan keresahan, karena Demikian semoga ada manfaat- kongkret baik modern maupun Saya hanya khawatir, bahwa batin bagi etnik (bangsa) terse- yang disebut kebudayaan ber- dalam pelaksanaannya terjadi nya. juga demikian akan tetapi jauh apabila kita telah memberikan but. Jadi dengan demikian, ada kembang lestari, dan bukan ke- hal yang tidak sesuai dengan lebih abstrak. Hasilnya bisa konotasi negatif pada "kata lah pantas jika kebudayaan budayaan dipertahankan... janji yang disampaikan dalam kompleks ide-ide, keyakinan dll. asing", kemudian serta merta asing itu mendapat "titel" peng- mati. memberikan contoh kebudayaan rapat dan pertemuan. Atau kalau kita mau lebih sela- asing meliputi karaoke, hot dog mat dari kesalahan mendi finisi- dll, sehingga orang Bali akan se- Untuk Ki Nista di Bangli kan kebudayaan, maka ungkap gera tersentak pada tingkat na- saja manusia dalam keutuhan- lar yang tinggi bertanya; apakah nya, yaitu manusia makhluk bu- dengan membuat komputer ber- Dengan surat kilat, Ki Nista amati sekaligus nilai, sebagai daya dengan realitas sosialnya arti saya sudah merangkul kebu- brung kata menyampaikan pen- selatan SLB dan SLUA Saras- lah yang menjadi sasaran dari yang tidak rela alamatnya dike- mana yang juga disampaikan (tingkah laku) dan realitas sim- dayaan asing, yang negatif itu? dapat, karena saya sebagai ang- wati Klungkung. Merupakan surat pembaca 28-9-92; karena tahui menyambar bagaikan petir oleh tokoh budaya Prof. Dr. I Saya tidak bermaksud meng- gota masyarakat turut serta ber- proyek terpadu dari APBD Tk. I sampai kini terbengkalai. Dan menanggapi Surat Pembaca "Pe- Gusti Ngurah Bagus dalam ber- atakan kebudayaan asing itu po- partisipasi menyumbangkan Bali, dana Bangdes dan dana jawaban yang tepat dari Humas lecehan Bhatara", Bali Post, ita BP, Selasa, (20/10) bahwa, 20% milik saya demi suksesnya APBD Tk. II Klungkung. Luas Pemda Tk. II sebenarnya sudah (19/10) lalu. Ada kesan muncul "Menurutnya, plesetan yang di- Yang jelas, sejak dimuatnya sitif. Pertanyaan yang muncul, pelaksanaan LC yang ada di proyek 10,436 ha (milik penulis cukup poin 4 saja. Tidak perlu dari nada surat "panas" tersebut lakukan para seniman dalam surat pembaca saya, lebih kalau kita mengikuti ulasan Sdr. Klungkung. 4,67 ha) dengan bangunan jalan bertele-tele sampai mengkam- bahwa Ki Nista tidak terima suatu pertunjukan, terkadang dari puluhan surat datang Naya, adalah; adakah pada pun- LC Klungkung I (1984-1985): sepanjang 2 km. APBD Tk. I se- binghitamkan partisipasi ma- Drama Gong kesayangannya 'di- terlalu mengumbar emosi dan ke rumah menyatakan dukung cak analisis nalar intelektual Lokasi di bagian barat, barat besar 10 juta dengan Pimpro Ir, syarakat (judul) dan Dinas Agra- pertontonkan' yang menurutnya "terpeleset" pada humor yang kilat Ki Nista tiba di rumah, oleh orang Bali di Bali menim- Karya sastra yang baik, sering tidak dimengerti siswa. annya. Termasuk ketika surat yang tinggi mencapai teknologi ria (poin 1). sendiri "kejelekannya", Bahkan vulgar dan kurang etis, malah rang Kel. Semarapura Tengah). tuk pengkaplingan serta sertipi- LC Klungkung III (1990). kemudian "menantang" saya un- sering terjadi pelecehan budaya, pada saat itu juga bahkan berba- bulkan keterkejutan pada diri- Demikian diungkapkan dalam Diskusi Sastra Antarsiswa (Dimulai 27-1-90). tuk mempertunjukkan kemam- agama, norma, dll". rengan tiba pula surat dukungan nya bahwa ia telah merangkul Letak proyek di selatan Ga- puan akting berdrama. dari rekan K. Sudana dari Ban-kebudayaan asing? liran dan Kemoning (LC Ga- Sayang sekali, saya bukanlah Tak kurang tokoh seniman dung yang juga "setuju", dan Pertanyaan inilah yang harus liran). Luas proyek 357,422 ha. seorang pelaku drama gong. Se- Tjok. Raka Tisnu, SST dalam bahkan atas Surat Pembaca ter- dituntaskan agar jangan sampai Masyarakat peserta 198 orang dikit pun saya tak berbakat ber- berita yang sama, di kolom lain, sebut ia tergerak untuk menang-kita dikungkung momok untuk seluas 347,337 ha. Tanah negara akting. Tetapi sesungguhnya menyatakan, "Perkembangan gapi sebuah tulisan koran "Pe- terus menjadi buntu akal hanya 16,480 ha, tanah tak bertuan saya termasuk suka menonton Drama Gong sekarang tidak me- lita" Jakarta, ditulis Sarlito Wi- karena kita takut dengan kehe- 10,085 ha. Penggunaan untuk drama gong. Justru karena saya nunjukkan pergeseran ke arah rawan Sarwono, Jumat 11 batan akal kita untuk dapat terminal 17,810 ha + jalan 56,090 suka menonton drama gong, per- kemajuan, tetapi sebaliknya ke- September 1992 yang juga ber- menciptakan (cipta) benda asing ha = 73,900 ha. kembangan pementasan drama mun aran. Di samping itu, nada melecehkan agama Hindu. Sumber dana berapa dan dari gong belakangan ini saya bisa drama gong tak lagi bersifat Untuk diketahui Ki Nista, saya mendidik, melainkan dengan tak punya kepentingan pribadi Kebudayaan Asing plesetan-plesetan yang konyol, atas kritikan saya itu. Semua Sekarang, bagaimana kita me- realita. mengajarkan kepada masyara- itu, saya sampaikan semata- mandang budaya Bali yang khas kat kepada hal-hal yang kurang mata saya ingin menjadi peme- dan identity? Lazim diketahui se- baik. Tambahnya lagi, sekarang luk, sekaligus penegak agama tiap etnik pasti mengagungkan sudah terjadi anakronis - suatu Hindu. Kalau tidak kita, umat kebudayaannya, dan hal ini wa- tindakan yang dibuat-buat asal itu sendiri, siapa lagi. jar oleh karena di dalamnya ter- orang mau tertawa". Jika para simpan "nilai batin" masyarakat pakar sendiri menilai demikian, (inspiratif) etnis tersebut. apa kita kurang percaya dan Saya melihat bahwa pada nilai yakin. batin etnis (bangsa) inilah kita LC kurang Partisipasi Masyarakat kat tanah, dana Bangdes (88/89) untuk pembuatan bagan jalan Membaca serta membahas isi Luas proyek 49,595 ha didukung dan selanjutnya APBD Tk. II se- surat pembaca Bali Post edisi Se- dana dari APBN sebesar 68 juta cara bertahap. (Lihat arsip per- panitia terpadu nin 7 September 1992 dengan ju- rupiah. Proyek ini gagal total ka- temuan dul seperti di atas, oleh Humas rena di samping kurang sistem 28-1-1988). Pemilik tanah yang manajemen juga pendekatan berpartisipasi 15 orang (bukan akan partisipasi masyarakat, 29 orang). Proyek ini diusahakan yang pada saat itu masih awam sebagai penebusan kegagalan dengan maksud LC. Pemda Tk. II Klungkung, seba- gai jawaban atas surat pembaca di Bali Post edisi Jumat 28 Agus- tus 1992 dengan judul "Surat ke- pada Bupati Klungkung", hati LC Klungkung II (1987-1988): saya terbetik untuk turut nim- Lokasi di utara Br. Bendul, di laut, dan utara Br. Bendul (seka- Suharta (staf Agraria Prop.) un- Rp 96.249.807 untuk Pura Mandharagiri Semeru Agung di Jatim Bali Post menerima titipan sumbangan dana punia untuk Pura Mandharagiri Semeru Agung di Jatim dari; Management & Karyawan Hotel Tohpati, Jl. Bypass I Gusti Ngurah Rai No. 15 Denpasar Jumlah penerimaan sebelumnya Jumlah penerimaan seluruhnya Bali Post Rp 375.000 Rp 95.874.807 Rp 96.249.807 LC I, dengan harapan sebagai contoh panutan untuk LC selan- jutnya, (LC contoh). Proyek ini- Ngurah Oka Untuk mengantisipasinya Br. Sengguan Klungkung Anggota Redaksi: Denpasar : Made Sugendra, Sri Hartini, Ida Bagus Geriawan, Nengah Srianti, Wayan Suja Adnyana, Wayan Wirya, Wayan Suana, Dwi Yani, Komang Suarsana, Djarot Suprajitno, Ema Sukarelawanto, Daniel Fajry, Nyoman Sutiawan, Legawa Partha, Gianyar: IB Álit Sumertha, Bangli: Nikson, Semarapura: Made Sueca, Singaraja: Made Tirt hayasa, Putu Mangku, Amlapura: Wayan Su- darsana, Tabanan: Gst Alit Purnatha, Negara: Eddy Asri, Jakarta: Muslimin Hamzah, Suhendra Usmaya, Bambang Hermawan, Sahrudi, Agus Widodo Budidarma, Surabaya: Endy Poerwanto, NTB Agus Talino, Iszul Kairi, Ryanto, Ruslan Efendi, NTT: Saparudin Maksum, Hilarius La- ba, Wartawan Foto: I GN Arya Putra, Djoko Moeljono. Setiap artikel atau tulisan yang dikirim ke Redaksi hendaknya ditik dengan dua spasi (spasi rangkap) GK Widana Jl. Gatot Subroto VI E/7 Denpasar bagi orang bodoh. Catatan Tinggi minat orang asing belajar bahasa Indonesia. Kata Ketua Jurusan Sastra Inggris Faksas Unud, Dr. I Gst. Md. Sutjaja. - Tidak tertutup kemungkinan bahasa Indonesia se- bagai bahasa negara menjadi bahasa internasional. SLTA se-DKI. Nah, cepat-cepatlah membuka kamus bahasa Indo- nesia, yang baik dan benar. Kata Mendagri Rudini, perencanaan pembangunan dan pengembangan kota, bagaimana pun harus bersifat ma nusiawi dan istilah "manusiawi" ini jangan hanya bersi fat "lip service" atau terkesan sebagai "jargon" daripada Rakyat juga tahu apa yang "lain di mulut lain di hati". Bang Podjoh Raih Peluang Jakarta- Dirjen Perdagangan Dalam Negeri, Ir. mengatakan, jika kawasan perdaganga (AFTA) sudah terbentuk, maka dunia usa rus mampu meraih berbagai peluang yang AFTA tersebut. Untuk dapat meraih peluang magister ma iu, maka dunia usaha di Indone- Jakarta, Ku sia harus dapat meningkatkan atakan, dala kemampuan perekonomiannya nomian di ne lebih mapan dan kuat ketimbang dagangan d waktu-waktu sebelumnya, kata menjadi sala Kumhal Djamil menjawab perta- ting di samp ayaan wartawan di Jakarta, Ka- mis, seusai membuka seminar sektor perda Karena it sehari tentang, "pemanfaatan snakan seca peluang bisnis dari perubahan ling menduk profil konsumen di Indonesia. lain. Bahkan u Tidak hanya itu saja, dunia usaha Indonesia juga harus tapkan dan mampu meraih peluang pasar usaha di neg yang lebih luas lagi sampai di bidang pero tingkat internasional, tah mulai tangannya tambahnya. Menurut Dirjen, semua pe- yang ditand luang itu dapat diraih jika Indo- kannya ber nesia sejak dini mampu mening- serta kebija katkan kemampuan pasarnya sasi maupu sendiri. Dalam h Ketika membuka seminar masalah pr yang diselenggarakan oleh lem- luasan info baga demografi fakultas eko- menjadi ma nomi (LD-FE) dan ikatan lulusan Pemuda Pemanta daerah la depan kegi rakkan lag (Sambungan Hal. 3) rena itu, apa pun kegiatan KNPI kalangan yang mengarah kepada hal-hal niman tua konstruktif, pemerintah daerah dang festi Yang jelas siap membantu. Ir. Tjokorde Oka, selaku ketua dak akan m panitia menjelaskan, untuk fes- tarikan ser tival pemuda yang menjadi ke- diimbangi giatan rutin tahunan DPD KNPI raga. Kare Klungkung, lebih banyak mene- merencana kankan pada keterlibatan gene- kan festiva rasi muda untuk melestarikan nanti akan seni budaya. Berbagai perlom- baik mung haan untuk itu sudah disiapkan kelemahan dan telah diminati kalangan gai bahan muda seperti lomba membaca lenggaraa (025). puisi, lomba tari lepas, dan seni mandanga Memprihatinkan pak dalam (Sambungan Hal. 2) Ngurah Ra Jangank rungan tiga bulan. Oleh karena itu, pihaknya tetap mengimbau nama ben pengusaha bengkel motor agar "Kami ba melengkapi segala perizinan se- 1,5 tahun, suai Perda 9 tahun 1990, khusus- kel denga nya izin tempat usaha dan HO Tuban Gri kan tanah (undang-undang gangguan). Camat Kuta Nurjaya, sempat "Kami ma berang melihat hasil sidak, ka- ucap seora rena mereka yang terkena sidak memberi a merupakan hasil binaanya. "Su- menunjuk usaha ben dah berapa kali kami bina, me- reka melanggar lagi," tegas Nur- nata telaj jaya. Namun, terhadap peng- hias mas usaha yang membandel, tindak Dari peng lanjut penanganannya diserah jika pengu kan kepada Tim Yustisi. Ia juga elak men mengungkapkan adanya bebe- meriksaa rapa pengusaha bengkel motor Boss tingg beberapa tahun tak mengurus seperti pe izinnya. Bahkan, mencari boss Jalan Ima sulitnya setengah mati. "Yang ngan pula datang, buruhnya secara bergan- liknya or tian, sedangkan bossnya tidak kami seda pernah nongol," tegasnya. Nur- apakah ti jaya juga berulangkali menase- nya meme hatkan, agar bengkel motor di Yustisi m tempatkan di belakang, sedang- karena ha kan tokonya berada di depan. ditindakl Namun, kenyataan yang diamati sebelas y dari sidak, malah bengkel motor langsung menjorok ke luar, sehingga pe- tor Lurah HANY INI CC BES SUZUKI CA P.T. UNITE Color Rendition Chart