Arsip
Halaman Artikel
Creative Commons License

Jika anda mendapati gambar tidak sesuai dengan spesifikasi data (salah tanggal dan atau salah penomoran halaman), posisi gambar landscape, satu gambar terdapat dua halaman, kualitas gambar kabur, anda bisa melaporkan data tersebut agar segera diperbaiki dengan menekan tombol laporkan.

Kata Kunci Pencarian:

Nama: Bali Post
Tipe: Koran
Tanggal: 1994-03-28
Halaman: 07

Konten


in Umanis, 28 Maret 1994 MAP m for today only? the manager? ady? ; do you think the boss will give and let him know my intention. ne? n with the others. hem. s now? I have something to say. has an important meting now. what the doctor said. en? soon. ing his hand at us. There must o to him straight away and in- we know what has happened? ou know. You're now allowed to enunjuk ke satu arah). idn't notice the sign. you see it now? ee it, Officer, I'm really sorry. I new here, I'll allow you to conti- wing here because the traffic is Officer. May we go now? p. T. an, Made. wasn't strict as we're strangers We didn't pay enough attention ere is really busy. e us for the violation and he just , Made. Imagine the opposite. Station near here we'd in a big n semacam ini di mana dua to- diangkat sebagai bahan pela- ukannya. Gunakan kamus bila ck! anish Town The hills around are studded with olive tress and crumbling mine shafts from a 1940s boom in lead production. "It's not Paris," said India player Viswanathan Anand, ran- ked third in the world after Kas- parov and Karpov. (Rtr) n Takes Cup Title tled for sixth place on Saturday to fall 133 points back of Bredesen in the overall standings. 3Q 67 "I was standing at the end of the runway and when I saw that Weissflog was shorter than me I felt a surge of joy," Bredesen said. Gerd Siegmund of Germany claimed his first career World Cup victory on Saturday. The 21-year-old German had jumps of 95 metres and 89 metres for 238 points. (Reuter). UT INDAH CORY IN RAJUT ORT yon Licra ton Licra n Lain-Lain uk keperluan garment elp:755217,755218, SAR nemadai ARYA " membangun ype. 8 kasi hunian: Gunung Agung) an anda Property Corporation, Harap masi lengkap lewat kunjungan wiraniaga daman di Griya Karya C.515 C.70 Senin Umanis, 28 Maret 1994 Harian untuk Umum Bali Post Pengemban Pengamal Pancasila Terbit Sejak 16 Agustus 1948 Tajuk Rencana Agenda Besar yang Dihadapi Kadin Bali KITA mencermati pokok-pokok pikiran yang termuat di harian ini beberapa hari terakhir ini, sehu- bungan akan diselenggarakannya Musda (Musya- warah Daerah) Kadin Bali, yang direncanakan akan diselenggarakan besok, Selasa 29 Maret 1994. Se- bagaimana telah nyaris menjadi kelaziman di negeri ini, setiap acara serupa yang diselenggarakan apa- kah itu oleh organisasi ekonomi, politik, sosial bu- daya atau keagamaan, menjelang musyawarah atau kongres yang akan diselenggarakan selalu "di- ramaikan" dengan tema figur orang yang dianggap layak memimpin organisasi yang bersangkutan. Ini merupakan satu bukti bahwa kerangka pikir kita da- lam organisasi cenderung ke pendekatan figur, de- ngan segala kelebihan dan kekurangannya. Pada- hal kalau kita menggunakan pendekatan post- modernisme yang lagi berkembang di dunia ini, pendekatan figur tidak lagi memadai, diperlukan pendekatan yang lebih komprehensip yakni pende- katan sistem, di mana secara implisit pendekatan figur termasuk di dalamnya, jika kita mengharapkan terjadinya peningkatan yang berarti dalam kinerja organisasi. Hal ini pantas untuk dicermati oleh setiap pelaku organisasi dalam era globalisasi dewasa ini. . Kalau kita amati, dan kalau kita mau jujur, kinerja organisasi Kadin Bali yang akan berakhir kepengu- rusannya, belum seperti yang diharapkan para ang- gota pada khususnya, dan masyarakat ekonomi Bali pada umumnya, karena kendala internal dan ekster- nal yang dihadapinya. Namun, pengurus tidak perlu berkecil hati, banyak kinerja organisasi serupa yang kualitas prestasinya kurang lebih sama. Akan tetapi mari kita menatap ke masa depan, memandang agenda besar yang akan dihadapi pengurus Kadin Bali, yang seyogyanya akan terben- tuk dalam Musda tersebut. Sebagai latar belakang, problematik dan sekali- gus tantangan ekonomi yang dihadapi masyarakat Bali untuk kurun waktu lima tahun yang akan datang. kalau diproyeksikan secara garis besar ada lima. Pertama, mencari jawaban atas pertanyaan: bagai- mana sektor industri pariwisata dan industri kera- jinan yang merupakan "leading sectors" yang mem- bawa perekonomian Bali untuk lepas landas, dapat terus tumbuh berkembang, tetapi dengan jaminan bahwa pelaku-pelaku ekonomi dalam kategori me- nengah dan kecil memperoleh kemanfaatan eko- nomi yang adil dan wajar. Kedua, struktur pasar (market structure) dalam in- dustri kerajinan dan pariwisata yang belum sehat, sehingga terjadi persaingan yang tidak sehat yang cenderung free fight liberalism, yang merugikan pengusaha menengah dan kecil. Ketiga, posisi tawar (bargaining position) dari para pekerja di kedua sektor tersebut amat lemah. Keempat, dari segi ekologi, Pulau Bali mempunyai keterbatasan dalam arti luas dan tofografinya, se- hingga pulau ini mempunyai kemampuan daya du- kung yang amat terbatas. Kelima, dari kasus-kasus pembangunan yang berkembang dengan dampak negatif yang dibawa kannya, makin dirasakan perlunya, dan bahkan nya- ris menjadi tuntutan masyarakat agar landasan bu- daya dalam pembangunan Bali, lebih dirumuskan secara kongkret dan lebih konsisten penerapannya di lapangan. Dari uraian singkat yang sederhana tersebut, menjadi jelas tantangan yang dihadapi pengurus Ka din yang baru dalam arti sistem, di mana di dalam- nya telah termasuk kriteria kepemimpinan yang diperlukan. Dengan demikian setidak-tidaknya ada lima agenda besar yang dihadapi Kadin Bali. Pertama, sistem kepengurusan yang ada harus bisa bekerja lebih efektif untuk mencapai kinerja organisasi, un- tuk menjawab permasalahan dasar ekonomi yang dihadapi masyarakat. Kedua, mampu sebagai wa- hana untuk meningkatkan kegairahan investasi di sektor swasta, untuk mencapai target investasi dan pertumbuhan ekonomi yang telah ditetapkan. Bali Post Sorotan Tajam terhadap Kolom HALAMAN 7 Politik Luar Negeri Amerika Menatap Wajah "WHY does't America know where it is going? US foreign and military policy is swerving like a drunken driver without a map. It shows no clear grasp of vital short term national interests, let alone of the long term shape of the global system. The old world map is obsolete. We are undergoing the deepest rearrangement of global power since the birth of industrial civilization." (Mengapa Amerika tidak tahu ke arah mana ia pergi? Politik luar negeri dan militer Amerika berliku-liku dan berbelak-belok seperti sopir mabuk tanpa peta. Amerika tidak menunjukkan suatu pengertian yang jelas mengenai kepentingan nasionalnya jangka pendek, apa lagi pengertian tentang bentuk jangka jauh dari perkembangan sistem global. Peta lama dari dunia sudah usang. Kita sedang mengalami suatu transformasi yang mendalam sekali dari kekuatan-kekuatan global, sejak lahirnya peradaban industrial). Oleh Dr.H. Roeslan Abdulgani mentah oleh Cina. Amerika Serikat jangan coba- coba campur tangan dalam poli- tik intern Cina. Apalagi soal Serikat sendiri. Banyak terjadi diskriminasi-rasial pelanggaran-pelanggaran HAM lainnya. Jangan berjalan-jalan di tengah sorotan matahari, ka- HAM. Periksa HAM di Amerika dan Aivin Toffler dan Heidi Toffler dalam buku: "War and Anti-war: survival at the lau engkau mempunyai segum- dawn of the 21 st century", dikutip dalam "Herald Tribune" 5 Nov. 1993. Rasa Superior Sejak beberapa tahun bela- kangan ini, terutama sejak usai nya Perang Dingin, banyak reaksi dan kritik terhadap poli- tik luar negeri Amerika Serikat. Amerika Serikat dipandang du- nia luar bernafsu mendominasi dunia, karena terjangkit rasa su- perioritas disebabkan keme- nangannya atas komunisme di Eropa Timur, dihinggapi oleh jiwa-jingoisme Anglo-sakson se- dera Pasifik, yang nanti dalam abad ke-21 akan mendominasi perkembangan politik global. Pengikut pandangan ini mena- makan abad ke-21 sebagai abad- nya Pasifik. Ada yang menempatkan per- kembangan iptek di bidang infor- masi dan komunikasi yang akan merupakan kekuatan dominan dalam masa depan. Masa seka: Sikap Jepang dan juga tidak tanpa bukti. Se- Kritik itu tidak tanpa alasan, bab kalau kita menengok seje- nak ke belakang politik Amerika Serikat terhadap Jepang, khu- susnya mengenai hubungan per- dagangan, maka PM Hosokawa tidak bersedia untuk begitu saja menerima desakan-desakan pal mentega di atas kepalamu! Kata peribahasa Belanda: Wie boter heeft op zijn hoofd, moet niet in de zon lopen! Dalam ba- hasa Inggris kira-kira bunyinya: should not walk in the sun. nanti Who carries butter on his head, roma-mukanya sendiri akan ter- cemar dengan deleweran mer- tega itu! Kritik para Pakar Kritik-kritik terhadap kaitan dagang dengan HAM oleh Ame- Ketiga, mampu memberikan masukan secara in- tensif, komprehensif dan berwibawa kepada peme- rintah, pusat dan daerah, dalam merumuskan kebi- jaksanaan ekonomi untuk mengatur persaingan da- Amerika Serikat, agar Jepang rika Serikat terhadap Cina itu lam rangka memperbaiki struktur pasar yang tidak rang pun hal itu sudah menjadi membatasi ekspornya ke Ame- dilontarkan juga oleh para pakar sehat yang ada di sektor pariwisata, kerajinan, yang bagai satu-satunya super-power pengaruh besar. Pencetus pan- rika Serikat. Kalau tidak Ame- dan mantan Menlu Amerika Se- cenderung merugikan pengusaha menengah dan dalam era pasca-Perang Dingin dangan ini adalah Alvin Toffler rika Serikat akan menggerak- rikat seperti Cyrus Vance, Lau- dan Heida Toffler, yang antara kan suatu pembalasan, sehingga lain Jepang, Cina, dan negara akan pecah "perang dagang" kembang sebagai "knowledge sangat merugikan Jepang. power". kecil. Di samping itu memberikan masukan yang dan globalisasi dewasa ini. rence Eagiburger, dan Henry berhubungan dengan tata niaga pemasaran komo- jingoistik-sempit itu membuat negara besar lain, sudah ber- yang, kata Amerika Serikat akan Kissinger. Mereka semua ber- diti pertanian ke industri pariwisata. Keempat, mengupayakan agar Kadin mempu- nyai kemampuan imbau yang berwibawa (powerful appeal), kepada masyarakat pengusaha untuk mengembangkan hubungan industrial Pancasila, untuk memperbaiki posisi tawar (bargaining posi- tion) dari para pekerja. Kelima, mempunyai kemampuan lobi yang baik, ke eksekutif dan legislatif, sehubungan dengan ke- terbatasan daya dukung lingkungan fisik Bali, dan kristalisasi dari konsep pembangunan Bali berwa- wasan budaya. Misalnya yang berhubungan de- ngan RUTR (Rencana Umum Tata Ruang) Bali dan kebijaksanaan pelestarian budaya Bali. Ini agenda besar yang dihadapi Kadin Bali, pada tahun-tahun pertama Pelita VI, yang sekaligus tahun-tahun pertar Rasa super bercampuran jiwa Amerika Serikat kabur dalam menilai perkembangan dunia dalam era pasca-Perang-Dingin ini. Memang harus diakui, bahwa tidak mudah mengantisipasi perkembangan dunia sekarang dan masa depan. Banyak sejara- wan, negarawan, ekonom, ahli militer dan malahan juga ahli fil- safat menuangkan hasil re- nungan dan penelitian dalam berbagai-bagai ungkapan yang mengandung prediksi atau per- kiraan tentang masa depan. Prediksi Mada Depan Ada yang melihat tumbuhnya lisme di Amerika Utara, di benua Kabur Apa jawab Jepang? Tidak! Je- pang tidak mau menerima an- caman itu. Jepang akan memba- tasi ekspornya, tetapi tidak ala resepnya Amerika Serikat. Re- sep Amerika Serikat akan me- nuju ke "managed trade"; yaitu "perdagangan terpimpim", yang hanya menguntungkan Amerika Serikat saja. Jepang juga tidak takut timbulnya "perang da- gang", sebab pasaran Jepang di Amerika Serikat masih di atas sebagai "knowledge power" itu. Tetapi jangan diremehkan per- kembangan iptek media massa, berupa radio televisi, komputer, laser dan sebagainya di Jepang dan Cina. Mereka pun berkem- bang menjadi suatu "industrial civilization", yang tidak hanya memodernisasi masyarakat agraris-pertaniannya, juga su- Asia masih luas. dah menguasai "knowledge po- wer", yaitu "kekuatan untuk hubungan dan komunikasi anggapan bahwa Amerika Seri- kat pun akan menderita keru- gian, apabila kalau usul perda- gangan MFN akan dicabut. Sebab Cina juga akan membalas dan menutup impor Amerika Se- rikat ke Cina. Padahal Cina da- lam tahun-tahun mendatang akan mengimpor satu milyar US$ tiap tahunnya, di mana Amerika Serikat tidak akan da- pat ikut serta. à PJPT II, juga sejalan dengan sekarang ini tiga macam kapita- mengetahui" melalui iptek per- seperti yang pernah ditulis Shin- ubahan fundamental yang kini tuntutan globalisasi. Kita ucapkan selamat ber- musda. Membangun Citra Pengadilan yang Bersih PRESIDEN Soeharto secara khusus memberi perhatian besar pada kasus-kasus penyelewengan pajak, sekaligus cara penyelesaiannya secara hu- kum kasus-kasus penyelewengan pajak. Sebab sektor pajak merupakan taruhan bangsa Indonesia dalam melaksanakan pembangunan. Artinya pajak merupakan salah satu sumber pemasukan bagi pe- merintah untuk menghimpun dana pembangunan. Kata-kata Presiden Soeharto tersebut diungkap- kan Menteri Keuangan Marie Muhammad, Kamis (24/3) pekan lalu, seusai diterima Presiden Soe- harto. Maksud kata-kata tersebut, menurut Menteri, kalau kasus tersebut benar terjadi agar perkaranya segera dilimpahkan ke pengadilan. Jika ada indikasi tidak benar supaya dilakukan pengecekan. Apa yang dikatakan Presiden Soeharto tentu ti- dak sekadar diungkapkan begitu saja, melainkan menurut hemat kita berkaitan dengan vonis bebas murni terhadap tersangka HNM dan SG dari tu- duhan pemalsuan faktur pajak fiktif, terutama untuk memperoleh restitusi PPN yang akhirnya merugikan negara sebesar Rp 5,1 milyar. Sudah barang tentu putusan bebas murni terse- but belum mempunyai kekuatan hukum yang tetap karena jaksa penuntut hukum menyatakan naik ban- ding. Dengan demikian masih ada kemungkinan pu- tusan finalnya berbeda dari yang dijatuhkan hakim di Pengadilan Negeri Surabaya tersebut. Putusan Pengadilan Negeri Surabaya tersebut banyak dibicarakan, antara lain oleh kalangan DPR. Mereka malahan mempertanyakannya kepada Menteri Keuangan dalam acara dengar pendapat. Sedangkan Dirjen Pajak Drs. Fuad Bawazier, jelas- jelas menyatakan kekecewaannya terhadap vonis kasus restitusi pajak. Sementara itu Kejaksaan Tinggi Jawa Timur menduga ada penyuapan dari terdakwa DKGV ter- hadap Ketua Majelis Hakim S. S.H. berupa sebuah mobil mewah dalam kasus manipulasi restitusi pa- jak. Kasus ini sangat mengejutkan di tengah gencar- nya sorotan masyarakat terhadap kasus serupa. Di- duga ada penyuapan juga terhadap hakim yang te- lah menjatuhkan putusan bebas murni terhadap kasus tersebut (Bali Post, 26/3 dan 27/3). Terlepas dari soal putusan tersebut belum mem- punyai kekuatan hukum yang tetap, dan komentar- komentar masyarakat dapat mempengaruhi pu- tusan Mahkamah Tinggi dan atau Mahkamah Agung karena proses mencari keputusan yang seadil- adilnya tengah berlangsung dengan adanya upaya naik banding, tetapi persoalan itu telah menunjuk- kan bahwa selalu ada kemungkinan munculnya per- bedaan pandangan antara pejabat eksekutif dan le- gislatif di satu pihak, serta pandangan judikatif pada .pihak lain. Perbedaan itu terletak pada bagaimana per- soalan itu dilihat dalam kaitan dengan suatu kepen- tingan yang menyangkut substansi masalahnya, yaitu apakah terdakwa benar bersalah atau tidak. Sebagian besar orang agaknya sependapat bahwa terdakwa dalam kasus manipulasi restitusi pajak su- dah pasti bersalah dan karena itu pasti diberi hu- kuman yang setimpal. Jika demikian, terdakwa sudah divonis lebih da- hulu oleh masyarakat. Lebih celaka lagi, kebebasan hakim menjatuhkan putusan ternyata diragukan. Jika putusan yang dijatuhkan sebuah lembaga yang sedemikian dimuliakan karena selalu dan mutlak menjatuhkan putusannya atas nama keadilan dan kebenaran sudah mulai diragukan, itu berarti mala- petaka sudah mulai muncul. Pelecehan, per- emehan, dan sikap merendahkan lembaga per- adilan merupakan aib yang menodai persepsi kita terhadap lembaga tersebut. Masih dalam kaitan dengan keadilan tersebut, juga masih ada aspek lain yang tidak kalah penting- nya. Aspek tersebut adalah rasa keadilan masyara- kat. Rasa keadilan masyarakat tidak lain daripada rasa kemanusiaan yang tersentak tatkala melihat bahwa ada sesuatu yang tidak beres. Ada penyele- wengan, sudah ada pengadilan, tetapi hasilnya ko- song. Pengadilan kemudian terkesan sebagai se- buah pentas sandiwara, tidak mencerminkan se- sungguhnya apa yang diperankannya. Terusiknya rasa keadilan masyarakat barangkali dapat diumpamakan dengan sindiran, pencuri ayam diberi hukuman yang berat sekali, sedangkan pen- curi kekayaan negara yang jumlahnya milyaran ru- piah dibebaskan sama sekali dari tuntutan, hanya karena mata hakim yang dilukiskan selalu tertutup, kini terbuka. Apabila aparat penyidik pada Kejaksaan Tinggi Jawa Timur dapat membuktikan kebenaran dugaan mereka bahwa hakim-hakim yang mengadili per- kara restitusi pajak memperoleh suap dan karena itu memberikan putusan yang bertentangan, baik de- ngan hukum maupun dengan rasa keadilan masya- rakat, maka pengadilan telah mencoreng arang di wajah kita semua. Hal ini sudah selayaknya disele- saikan secara tuntas agar kemuliaan lembaga per- adilan tidak diremehkan, hanya oleh ulah beberapa pejabat atau oknum. Agaknya kasus ini juga dapat menjadi petunjuk bahwa jika dalam perkara besar saja putusan peng- adilan dapat dibeli, apalagi dalam perkara kecil. Itu juga berarti putusan hakim sudah direkayasa sebe- lumnya. Pasal-pasal hukum atau peraturan perun- dangan dapat disusun kemudian untuk mendukung keputusan yang telah direkayasa sebelumnya. Eropa dan di kawasan Asia Pasi- fik, yang mungkin akan menim- bulkan bentrok antarmereka; dan dengan begitu akan merupa- kan sumber penggerak sejarah masa depan. Ada yang melihat timbulnya penajaman pertentangan Barat kontra Dunia Islam, dan yang memperkirakan bahwa masa depan akan lebih banyak dipe- ngaruhi tantangan Dunia Islam terhadap Dunia Barat, serta reaksi Barat atas persepsi "Islam musuh baru" itu. Ada pula yang melihat, bahwa gravitas kekuatan politik inter- nasional tidak lagi berkisar di se- kitar Samudera Atlantik, tetapi sudah mulai bergeser ke Samu- massa yang mutakhir. Kata Alvin Toffler dan Hedi Toffler, seperti yang saya kutip Di sinilah tampak jelas jiwa, taro Ishihara dalam bukunya: "The Japan that can say No!" Ju- dul buku itu mengisyaratkan, ja- ngan mengira Amerika Serikat di atas, Amerika Serikat tidak dapat mendikte Jepang. Mung- menyadari sepenuhnya arah kin dulu Jepang segan dan ku- perkembangan dunia masa rang berani menentang Amerika depan. Amerika Serikat kabur Serikat, tetapi kini situasi dalam menempatkan posisi ke- berubah. pentingan nasional jangka pen- deknya dalam perkembangan global jangka jauh itu. Itulah se- babnya, kata ahli filsafat serim- bit tersebut, garis politik luar ne- geri Amerika Serikat adalah ter- lalu berlika-liku dan terlalu berbolak-balik, seperti peng- emudi yang sedang mabuk, dan tidak memeliki peta jalan. Sungguh suatu kritik yang ta- jam sekali. Sikap Cina Semua itu memperlihatkan betapa makin sulitnya posisi Amerika Serikat dewasa ini; ka- rena kurang menyadari per- sedang bergerak secara global, kontinental dan regional. Tam- pak juga bahwa kualitas para di- plomatnya, baik ditingkat atas, maupun di tingkat menengah dan bawah, tidak seimbang de- ngan tuntutan zaman. Pelajaran bagi Indonesia Semoga Indonesia dapat me- Sikap berani berkata "No!" itu narik pelajaran, mengingat diperlihatkan baru-baru ini juga kritik-kritik berbobot yang baru- oleh RRC. Ancaman Amerika Se- baru ini dilontarkan terhadap rikat akan membatalkan klausul kepemimpinan Deplu kita, baik dagang yang menguntungkan oleh DPR maupun oleh pakar- bagi Cina (MFN atau "Most fa- pakar dan pers kita. Jangan sam- voured Nations" kalau Cina ti- pai kepemimpinan politik luar mampu memperbaiki negeri kita diibaratkan sebagai record-nya tentang hak-hak sopir mabuk tanpa peta sekali- asasi manusia, ditolak mentah- pun banyak senyum! dak Lima Tahun UUSPN KETIKA UU Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN) diter- lagi eksplisit, tidak menying- bitkan lima tahun yang lalu, hampir semua orang menaruh harapan bahwa penyelengga-gung aras yayasan. Kedua pasal raan pendidikan (nasional) bakal berjalan mulus dan rapi. Tetapi kenyataannya, setelah UUSPN genap berusia lima tahun pada tanggal 27 Maret 1994 ini, masih teramat banyak penyelenggaraan/pelaksanaan pendidikan yang belum sesuai dengan harapan tersebut, bahkan boleh dikatakan semrawut, amburadul, atau malah diliputi kemelut berkepanja- ngan. Sekadar contoh, kasus ITB mendorong sejumlah pengurus nyak perguruan tinggi swasta (Bandung), kasus Unas, IISIP, yayasan "liar", dalam arti me- mengindikasikan bahwa tak se- dan kasus Untar (Jakarta). Ka- rasa sebagai pemegang ke- dikit pekerja yayasan yang mem- lau pada kasus yang pertama le- kuasaan tunggal yang tidak da- peroleh fasilitas dan upah sangat bih disebabkan kebijaksanaan pat diganggu gugat. Akibatnya, minim dan kecil, sementara pimpinan ITB yang terasa ku- banyak di antara mereka yang pengurus yayasan laksana rang mengindahkan nilai-nilai kemudian berperilaku otoriter konglomerat -- mengeduk penda- kemanusiaan, pada ketiga kasus atau semena-mena terhadap pe- patan yang luar biasa besarnya. terakhir lebih bertalian pada oto- kerja yayasan, atau bersikap Hebatnya, semua alur (cash ritas Yayasan Penyelenggara flow) pemasukan itu off the re- Pendidikan (YPP) yang terkesan cord untuk umum, termasuk pe- berlebih-lebihan atau absolut. kerja yayasan yang setiap hari Tulisan ini hanya mengupas ge- mengurus pemasukan tersebut. Oleh Widodo tersebut hanya mengulas sekitar pemberian mandat oleh peme- rintah bagi masyarakat untuk ikut berperan serta menyeleng- garakan pendidikan seraya mengindahkan ciri khas satuan pendidikan serta syarat-syarat dan cara-caranya -- yang diten- tukan kemudian melalui peraturan-peraturan pelaksana- annya. Tragisnya, sejauh ini be- lum ada satu peraturan pelaksa- naannya pun yang secara tran- sparan mengupas soal seluk beluk yayasan. Keputusan Men- dikbud Nomor: 0686/U/1991 yang secara khusus mengatur pendirian perguruan tinggi juga hanya menyinggung masalah teknis serta syarat-syarat mate- rial pendirian perguruan tinggi, dan sama sekali tidak mengatur tentang seluk beluk yayasan. Dalam pasal 14 ayat (1) misal- nya, selain mengatur soal ren- cana induk pengembangan, kuri- pem- kulum, tenaga kependidikan, mahasiswa, sumber biayaan, sarana dan prasarana, hanya menekankan soal Badan Penyelenggara Perguruan Demokrasi Kita FUTUROLOG John pada sebuah pertanyaan ele- Naisbitt telah lama mempre- menter. Apakah ide mulia ini diksikan bahwa dalam dasa mewarnai semua perilaku so- warsa 90-an ini akan ditandai sial masyarakat kita yang ter- sepuluh kecenderungan hidup ikat dalam satu komitmen un- manusia di planet ini. Kesepu- tuk mewujudkannya? Dalam luh kecenderungan tersebut konteks inilah tanggung moral adalah kebangkitan kesenian, pribadi kita seharusnya digu- bangunnya sosialisme pasar gat untuk harus melakukan- bebas, gaya hidup global dan nya. nasionalisme budaya, privati- sasi negara kesejahteraan, ke- suburan ekonomi dunia, pa- sangnya wilayah Pasifik, dasa warsa kepemimpinan wanita, abad biologi, kebangkitan agama dan milenium baru, dan kemenangan individu. Fenomena kemenangan in- dividu kini teraktualisasi da- lam perjuangan demokrasi dan hak asasi yang kian me- luas menjadi isu mondial. De- mokrasi dan hak asasi adalah dua sisi dari sebuah mata uang yang tidak dapat dipisahkan, karena demokrasi sebagai se- buah gagasan adalah ide ke- manusiaan yang membuka pe- luang penyuaraan penegakan harkat dan martabat manusia secara individual, sebagai ma- nifestasi perlakuan manusia atas manusia secara personal. Kecenderungan kesepuluh ini telah menjadi sebuah kecen- derungan baru dalam praktek kehidupan secara kolektif da- lam setiap dimensi kehidupan. Demonstrasi menuntut kenai- kan upah buruh, memprotes kebijaksanaan pemerintah se- cara terbuka, menuntut peng- akuan terhadap eksistensi ma- syarakat dan kebudayaannya, klaim putra daerah untuk pe- milihan bupati maupun guber- nur di berbagai kabupaten dan propinsi, adalah hal-hal ak- tual yang begitu signifikan un- tuk diungkapkan dalam kon- teks demokrasi. Mengakarkan komunikasi politik Demokrasi sebagai sebuah ide kemanusiaan, mengacu ke- pada perjuangan penegakan harkat dan martabat manusia secara individual. Namun im- plementasinya dalam komuni- tas sosial tidak mungkin dapat dilepaskan dari aktivitas poli- tik yang dalam arti luas melan- dasi segala bentuk perjuangan hidup manusia. Konsepsi dasar demokrasi: dari, oleh, dan untuk rakyat se- cara gamblang menunjukkan keberpihakan pada orang ke- banyakan yang seharusnya menjadi orientasi perjuangan keadilan dan kebenaran. Mengapa justru segmen sosial inilah yang lebih banyak men- jadi korban penindasan, atau pelanggaran demokrasi dan hak asasi? Titik lemahnya terletak pada mengakar atau tidaknya, efektif atau tidaknya komuni- kasi politik antara berbagai segmen sosial yang ada dalam masyarakat. Setiap orang ada- lah pencinta kebenaran dan keadilan, oleh karena itu me- reka dengan sendirinya adalah pejuang keadilan dan kebenaran. Persoalan esensial yang me nyangkut siksaan moral seperti ini selalu tidak kita agendakan dalam aktivitas politik. Nilai sebuah aspirasi selalu ditran- sfer ke dalam perjuangan si Karma menjadi Bupati atau Si Gulana yang ingin menjadi Gagasan-gagasan besar me- nyangkut penegakan harkat anggota DPR. Atau dalam ke- butuhan fisik pembangunan dan martabat manusia me- mang telah bertahun-tahun di- taman rekreasi bagi si Polan lontarkan dan diperjuangkan. yang senang berlibur di Bali, atau diskotik buat Baron yang Akta politik dan kultural seje nis Magna Charta (1215), Bill setiap malam jarang di rumah. of Rights (1689), Bill of Rights Masyarakat tidak pernah di- Amerika (1789), Declaration of ajak berkompromi dengan Human Rights (1949), adalah alasan kedewasaan politiknya hal-hal faktual dalam kehi- masih sangat rendah. Lalu dupan manusia yang mengin- mengapa untuk kepentingan dikasikan bahwa usaha untuk sebuah jabatan bupati masya- rakat diajak untuk meneriak- menegakkan harkat dan mar- tabat manusia adalah per- kan yel putra daerah? Atau juangan paling purba dan di- mengapa semua orang dengan lakukan secara universal. Na- mudah diajak dan dianggap mun, siapakah yang bisa layak untuk membicarakan memastikan bahwa dengan suksesi, sementara nasibnya ti- akta politik dan kultural terse- dak pernah didiskusikan but pelanggaran terhadap hak asasi manusia semakin dieli- minir? Kenyataan bersama? Fungsi berbagai lembaga po- litik dan lembaga sosial kema- Gugatan Moral syarakatan, golongan intelek- sejarah tual dan kalangan terdidik, menunjukkan bahwa setiap dan juga media massa harus orang adalah pencinta kema- mengambil peran dalam hal nusiaan, tetapi tidak semua ini. Bahwa konsepsi dasar de- orang aktif memperjuangkan- mokrasi yang mengorientasi- nya. Sementara orang mene- kan perjuangannya pada dari, riakkan penegakan hak asasi oleh, dan untuk rakyat, mele- dan demokrasi, pada saat yang takkan "political bargaining" sama tindakan tak berperike- yang jelas bagi lapisan rakyat manusiaan dan bentuk pemak- jelata yang selama ini terlupa- saan ideologi dilakukan. De- kan. Namun kehadirannya se- mokrasi harus ditebus dengan bagai legitimasi sangat dibu- darah dan air mata, dan hak tuhkan secara juridis konstitu- asasi selalu diakhiri dengan sional bagi Si Polan yang ingin penyingkiran dari komunitas jadi bupati, Si Gareng yang sosial, penyiksaan dan ingin jadi gubernur dan sebagainya. sebagainya. Kasus Marsinah, dan berba- Dalam konteks ini, keberpi- gai kasus sejenis di negeri ini, hakan seorang ke orbit politik adalah contoh-contoh kongkret harus diketahui secara tran- yang menunjukkan simpulan sparan dan dijadikan komit- tersebut. Sementara Marsinah men bersama. Keterwakilan diberi gelar pahlawan hak masyarakat secara institusi asasi, para pembunuhnya ma- memang suatu kenyataan poli- lah dibebaskan dari jeratan tik yang patut didukung. Na- hukum. Sama halnya pada mun semakin diketahui bahwa saat orang giat memperjuang mereka tidak mungkin melaku- kan pelestarian budaya daerah kannya tanpa suatu bentuk ko- dalam agenda GHN, berbagai munikasi politik yang ideal. ke budayaan daerah dibera- Kita sudah cukup memiliki ngus tanpa mendengar jeritan perwakilan yang tangguh di pilu para pemiliknya. Lalu dewan, memiliki lembaga per- sampai di mana wujud keber- adilan yang berwibawa, memi- pihakan banyak orang terha- liki pemerintah yang berorien- dap perjuangan menegakkan tasi kerakyatan, namun rupa- demokrasi dan hak asasi? jala fenomenal ketiga kasus ter- "supraprofesional" dengan men- Hampir tak seorang pun -- di luar akhir, mengingat substansi, jadikan yayasan sebagai insti- pengurus yayasan - tahu, untuk nya semua baru sebatas dampak serta imbasannya yang tusi bisnis yang komersial si- apa saja pendapatan yang nilai- idealisme. Mengapa semua in- sangat luas dan dapat memba- fatnya. Bahwa yayasan adalah nya sering mencapai angka pu- Kemenangan individual se- suatu institusi sosial milik ma- luhan milyar rupiah itu. stitusi yang serba lengkap tadi hayakan penyelenggaraan pen- bagaimana diprediksikan tidak mewujudkan keadilan didikan nasional, khususnya syarakat yang mengabdi pada Naisbitt walaupun belum men- dan kebenaran yang menyelu- masyarakat, yang lebih memen- Mengapa Terjadi? jadi sebuah kenyataan sosial, Seperti berulang-ulang telah kita sebutkan mela- pendidikan tinggi. ruh? Perjuangan kebenaran tingkan unsur kemanusiaan, ti- lui kolom ini, tekad dan pernyataan politik untuk Arogansi Pengurus Yayasan namun selalu menjiwai semua Kondisi timpang seperti itu dak diakui secara de facto, apa- terjadi karena selama ini tidak dan keadilan yang dilakukan aksi pembaruan yang tengah para mahasiswa malah me- membangun citra pemerintah yang bersih (clean go- Munculnya kasus ganjil se- lagi de jure. ada satu produk hukum pun Tinggi Swasta harus mencatat- berlangsung. Berbagai bentuk maknakan bahwa masyarakat vernment) tidak ada artinya sama sekali jika tidak perti saling mengklaim sebagai Dalam beberapa kasus, hal itu yang secara khusus mengatur kan dirinya pada Pengadilan Ne- penekanan terhadap pelaksa- kita tersungkup feodalisme diikuti tindakan nyata. Beberapa kasus yang dimun- pemilik yayasan (pada kasus setidaknya telah menetaskan tentang seluk beluk yayasan. geri setempat dan tersedianya naan hak asasi walaupun ma- baru dalam alam kemerde- culkan di pengadilan tidak dengan sendirinya meru- Unas), pelecehan seksual (pada dua masalah besar. Yang per- UUSPN P. yang membuka sih dibarengi visi politis na- dana yang cukup untuk penye- kaan. Memang beginilah wa- pakan bukti adanya tekad tersebut. Masih dibutuh- kasus IISIP) dan keresahan se- tama, segenap pintu seluas-luasnya bagi lenggaraan program pendidikan mun tetap tidak kehilangan kan data baru yang terus-menerus tanpa kecuali jumlah karyawan (pada kasus karyawan/pekerja yayasan re- yayasan penyelenggara pendidi- selama dua tahun untuk aka- gaungnya untuk terus ditegak- jah demokrasi kita. bahwa tekad yang dilontarkan sejak tahun 1970-an Untar), sedikit atau banyak dise- sah. Kedua, menjadikan mereka kan, ternyata juga tak secuil pun demi atau politeknik serta se- kan. Berbagai nilai isensial babkan adanya pandangan kon- yang dekat dengan pusat ke- menyinggung soal yayasan. Pa- lama tiga tahun untuk sekolah yang terkemas dalam per- atau yang menjadi semboyan orde baru, koreksi to- troversial di mana pengurus kuasaan yayasan cenderung ber- sal 33 dan pasal 47 yang meng- tinggi, institut atau universitas. juangan demokrasi dan hak tal terhadap semua bentuk penyelewengan, me- yayasan mengklaim yayasan lomba meraih kedudukan ter- ulas soal sumber daya pendidi Inilah yang menyebabkan asasi ini mengantarkan kita mang telah dilaksanakan secara murni dan konse- yang dikelolanya sebagai milik tinggi dengan kurang mengin- kan dan peran serta masyarakat yayasan seringkali berjalan kuen. Kata-kata tersebut belum lenyap dari pikiran pribadi atau kelompoknya. dahkan norma-norma yang dalam menyelenggarakan pendi- kita. Pandangan tersebut telah berlaku. Apa yang terjadi di ba- dikan, baik secara implisit apa- (Bersambung ke Hal. 9, Kol. 5) Surat Pembaca Parkir membuat Ditemukan BPKB Ditemukan BPKB No. Antara Hama dan Penyakit di Kodya Denpasar Artikel Bali Post 21 Maret ganisme, khususnya jamur fusa- 1994, berjudul "Hindari Petik rium batatatis Wr. Sehubungan dengan pening- Muda, Eksportir Beri Uang Pan- I Made Aryadana katan jumlah kendaraan dan jar", halaman 10 kolom 1, menye- Himpunan Mahasiswa Hama Persyaratan: Sertakan Fotokopi Identitas Tanpa memahami orang lain pengadaan areal pertokoan baru butkan bahwa busuk batang va- "Lelucon" yang Menyinggung dan Penyakit Tumbuhan di Kodya Denpasar akan timbul nili disebabkan serangan hama. saya yakin perdamaian tidak FP Unud Sesuatu yang sakral, apakah jadi "U-ang makannya jangan akan terwujud. Jika perdamaian permasalahan baru yaitu peng- Agar tidak terjadi salah penger- itu berupa benda atau berupa lupa lho" dan memberi kepanja- tidak terwujud maka tujuan Parkir, bagi Pemerintah Daerah "penyakit". Saya ingin melurus- adaan areal parkir kendaraan. tian antara istilah "hama" dan nama, sangat tidak sopan untuk ngan Sri Laksmi menjadi "Sri la- agama pun tidak terwujud. Bu- dibuat lelucon. Mungkin maksud kinya setengah miring" jelas ti- kankah tujuan agama adalah merupakan salah satu sumber kan mengenai istilah tersebut. 7564110-0, DK 3995 DE, a.n. I lelucon itu sekadar bercanda, te- dak dapat dibenarkan. Bagai perdamaian? Saya yakin jawab- pendapatan. Di sisi lain Kota Madya Denpasar khususnya ber- tapi orang yang memiliki nama mana kalau sebuah nama yang annya ya, kalau ada agama yang kehendak ingin meraih Adipura. suci Dewa atau orang yang ber- Anda hormati dan Anda puja, menjawab tidak, itu bukan Saran saya hubungannya de- bakti melalui nama suci tersebut saya beri kepanjangan yang agama tetapi ajaran setan. Saya akan tersinggung. macam-macam meskipun itu se- tidak marah dengan perbuatan ngan sistem perparkiran. "Baratayuda di negeri Antah kadar lelucon? yang merendahkan seperti itu, kota (Jalan Gajah Mada) tidak Berantah", sebuah buku karya Mari kita saling intropeksi tetapi saya bersikap tidak mene- dijadikan areal perparkiran ka- Pipit R.K. jelas-jelas menying- diri, sejauh mana kita mema- rima. Karena saya tidak mene- gung. Memberi kepanjangan hami orang lain. Memahami rima maka perbuatan itu men- rena ditinjau dari keindahan, ke- sehatan dan kesemrawutan lalu yang tidak benar atas nama suci orang lain itu sangat penting, Uma yang dipanjangkan men- dari sinilah lahir perdamaian. (Bersambung ke Hal. 9, Kol. 9) (Bersambung ke Hal. 9, Kol. 4) 1. Seyogyanya untuk pusat Anggota Redaksi: Denpasar: Made Sugendra, Sri Hartini, Ida Bagus Geriawan, Nengah Srianti, Bali Post Wayan Suja Adnyana, Wayan Wirya, Wayan Suana, Dwi Yani, Komang Suarsana, Djarot Supra- jitno, Ema Sukarelawanto, Daniel Fajri, Nyoman Sutiawan, Legawa Partha, Gianyar: IB. Alit Sumertha, Bangll: Nikson, Semarapura: Made Sueca, Singaraja: Made Tirthayasa, Putu Mangku, Amlapura: Wayan Sudarsana, Tabanan: Gst. Alit Purnatha, Negara: Eddy Asri, Jakarta: Muslimin Hamzah, Suhendra Us- maya, Bambang Hermawan, Sahrudi, Surabaya: Edy Poerwanto, NTB: Agus Talino, Iszul Kairi, Ryanto, Ruslan Efendi, NTT: Hilarius Laba, Wartawan Foto: IGN. Arya Putra, Djoko Moelyono. Setiap artikel atau tulisan yang dikirim ke Redaksi hendaknya ditik dengan dua spasi (spasi rangkap). Secara umum penyakit disebab- Ketut Artana dengan alamat Br. kan oleh mikro organisme, se- Kikian, Pupuan Sawah, Selema- perti virus bakteri, jamur dan deg, Tabanan. Yang merasa me- mikoplasma. Hama disebabkan milikinya agar menghubungi : I hewan seperti nematoda, se- Gusti Ngurah Raka, Jln. Turi No. rangga dan moluska. Jadi, busuk 8, Kesiman, Denpasar Timur. batang vanili bukan disebabkan I Gusti Ngurah Raka Jl. Turi No. 8 Kesiman serangan hama, tetapi penyakit yang disebabkan oleh mikro or- Denpasar Timur Rp 27.774.000 untuk Pura Gelap di Besakih Gelap di Besakih dari: Bali Post menerima titipan sumbangan dana punia untuk Pura I Ketut Suparta, Aan I Nyoman Narta, Manduang I Nyoman Sutiana, Manduang I Ketut Darmawan, Mengesta I Gede Wedana, Sukasada Lidyawati, Pulanglah Lidyawati, meninggalkan ru- mah bersama anaknya, Efelien Cicilia, umur 3,5 tahun. Sejak tanggal 6-2-93. Mei Lie, mama sakit keras harap segera pulang. Yang mendampingi pergi mau- pun yang memberi tempat ting- gal, kami harap menghubungi keluarga. Mohon bantuan Bapak Ketua RW maupun ketua RT se- tempat. Yang menemukan mo- Rp 2.000 hon menghubungi keluarga Rp 2.000 Djoko Riyanto, Selatan Kantor Rp 2.000 Camat Kediri Tabanan - Bali. Rp 2.000 Rp 2.000 (Bersambung ke Hal. 9, Kol. 6) Yosef Santoso Jl. Tembok Lor 4/12a Surabaya 60174 John Lake Dili, Timtim Catatan Kata Wapres Try Sutrisno, penyalahgunaan wewenang, akibat pengawasan melekat belum kuat. Rupanya lebih melekat budaya kolusi dan korupsi. Menurut "Merdeka", Ali Sadikin dan anggota keluarga- nya ternyata masih dilarang untuk mendapatkan kredit bank. - Pasti bukan karena kredit macet, ya. ⭑⭑⭑ Dalam pertemuan dengan pengusaha Sulsel se-Nusantara, Jenderal TNI (Pur) M. Jusuf menegaskan, ia tidak akan menyerahkan naskah asli Surat Perintah Sebelas Maret (Supersemar) kepada siapa pun karena itu hak pribadi. Jadi jelas siapa yang berhak. Bang Podjok Color Rendition Chart 2cm 4cm