Arsip
Halaman Artikel
Creative Commons License

Jika anda mendapati gambar tidak sesuai dengan spesifikasi data (salah tanggal dan atau salah penomoran halaman), posisi gambar landscape, satu gambar terdapat dua halaman, kualitas gambar kabur, anda bisa melaporkan data tersebut agar segera diperbaiki dengan menekan tombol laporkan.

Kata Kunci Pencarian:

Nama: Bali Post
Tipe: Koran
Tanggal: 1994-08-28
Halaman: 05

Konten


inggu Wage, 28 Agustus 1994 enyuruh memperbaiki sepeda motorcycle repaired. nyuruh membongkar gedung tua the old house demolished. kurangan di dalam soal latihan mai penggunaan kata so dan such. berikan sekadar perbedaannya. kan bagi yang bertanya, karena mikian beragam. demikian, yang dapat Anda lihat ga Suta. Mereka demikian baik. mation. He was so stupid. emikian bodoh. are so nice. hem take a rest for a moment. ah. Biarkan mereka beristirahat so expensive. a. Barang itu demikian mahal, i atas, Anda dapat mengetahui an sebuah kata sifat dan tak per- sesudah kata sifat itu. ga oleh kata keterangan atau ad- kut: Ik so slowly angan berjalan demikian pelan! oking so well. kelihatan demikian sehat. an keras Terjemahkanlah berikut ini tu. Čerita itu demikian menarik. angan, karena ceramah itu demi- ar malam ini. Udara demikian a berikan so digunakan juga de- lihat di dalam kedua contoh ber- never passed the exam. sehingga ia tak pernah lulus me to school on time. Dat sehingga ia datang ke sekolah unakan kata sifat atau adjective makan kata keterangan. ti kata benda sesudah kata sifat, kan kata benda sesudah kata si- modern building. elihat gedung yang semodern itu. kan seperti contoh kalimat itu. ndakan yang sebodoh itu. Engkau au membeli benda yang semahal i uang yang cukup. li buku itu? Saya belum pernah ek itu. menyaksikan upacara yang seunik mbeli patung yang semenarik itu. elinya? erpisah. Mudah-mudahan sajian Anda. Sampai ketemu Minggu tang n Fu mber 1994 was- n ter- ngan sana baik gera CANCER (21 Juni-20 Juli) encana yang belum pasti, sebaiknya alah yang harus banyak koreksi pada ngkit nan. ke- ang rga- LEO (21 Juli-21 Agst) angan, maka peningkatan hidup akan ri itu yang sabar dan tenang. Asmara: пуа. me- perat saja diri. baik, VIRGO (22 Agst-22 Sept) erniat tidak baik pada Anda, bisa sela- dapat diharapkan. Asmara: Tidak ada un- a ja- nya rasa agu- ebab LIBRA (23 Sept-23 Okt) ri Anda saja. Mengenai keuangan, ba- Suasana sudah cukup baik. arya iba- apa- rang nd SCORPIO (24 Okt-22 Nop). tai nantinya akan merugikan diri Anda mpai lupa diri, waspadalah selalu. kali, Suk ang uar eng- SAGITARIUS (23 Nop-20 Des) a dari semula. Maka dari itu hindarilah Perhatikan saran dari berbagai pihak. 105 reo OVA fm M8 FKB dio Station In Town RADIO SANOVA ATOT SUBROTO 98 X 62118-62116. Fax.: 62121 PASAR BALI Minggu Wage, 28 Agustus 1994 MENGINTIP DUNIA ANAK Kebiasaan Anak Mengisap Jempol ISAPAN jempol yang di maksud di sini bukanlah suatu peribahasa yang berarti kabar bohong. Melainkan sebuah arti yang sebenarnya, yakni ke- biasaan yang banyak dijumpai pada anak-anak bahkan sam- pai remaja dan orang dewasa, mengisap jempol alias ibu jari. Usia Bagus sebenarnya su- dah 17 tahun dan telah men- jadi siswa sebuah SMTA, kelas dua. Namun di usianya yang sudah menginjak remaja terse- but, Bagus mempunyai ke- biasaan yang dilakukan se- menjak masih kanak-kanak yakni mengisap ibu jarinya se- belah kanan. Padahal dalam bentuk fisiknya, ia terlihat ga- gah. Maka bila pas kebetulan teman-temannya memergoki- nya sedang asyik dengan jem- pol tangannya, ia sering dicap remaja yang kolokan. Bahkan pernah ada, seorang penyiar wanita di televisi Lon- don, meski telah berusia lebih dari 30 tahun, yang masih mempunyai kebiasaan meng- isap jempolnya. Padahal ia ter- masuk wanita yang sangat atraktif, dan sukses dalam ka- riernya sebagai penyiar televisi. Tidak banyak memang, orang yang secara terbuka mau menunjukkan kebiasaan ini. Apalagi untuk orang yang sudah dewasa. Hanya bebe- rapa saja yang "terpaksa" ber- ani melakukannya secara ter- buka dan santai. Mereka, da- lam pengakuannya, selalu mengungkapkan bahwa kebia- saanya itu merupakan sesuatu yang menyulitkan, meski tidak merugikan siapa pun. Memang kebiasaan meng- maka kebiasaan ini pun ber- lanjut sampai ia menginjak masa remaja. Dan mungkin sampai ia dewasa. isap jempol ini tidak ada jelek- orangtuanya selalu membiar- nya. Toh mereka tidak mero- kan anaknya mengisap jempol, kok, menikmati minuman ke- ras, tidak melakukan sesuatu yang melanggar hukum, juga tidak makan terlalu berle- bihan. Jadi kebiasaan ini me- rupakan sesuatu yang alamiah bagi mereka. Kenyataan itu sendiri me- nurut Dr. Stanley Kraemer, konsultan ahli anak di klinik Tavistcok, London, juga wajar saja. "Hal itu bagi mereka yang mempunyai kebiasaan meng- isap jarinya," katanya. Kebiasaan Kebiasaan ini sebenarnya banyak dilakukan oleh anak anak dan orang dewasa. Cuma, kalau anak-anak berani mela- kukan di mana saja, kapan saja saat dia benar-benar menginginkannya. Sedangkan orang dewasa jauh lebih tertu- tup dan melakukannya secara sembunyi-sembunyi. Pada saat anak-anak tidak punya kesibukan yang cukup menguras konsentrasinya, maka saat itu pula "clup", ibu jarinya segera masuk ke mu- lutnya. Dan ia tenggelam da- lam kenikmatan yang tidak da- pat digantikan dengan sekadar "dot"." Sedangkan pada orang de- wasa, bila akan melakukan ke- biasaan ini, senantiasa mena- tap nanar di sekelilingnya. Itu cuma untuk memastikan tidak ada orang lain yang mengeta- hui, mereka melakukan itu. Sebenarnya, kebiasaan yang masih dilakukan oleh Ba- gus pada awal tulisan ini, ber- mula saat mereka masih kanak-kanak. Namun karena Bali Post Dina dan Sebuah Percobaan oleh Sari DINA mengemasi lalui jalan yang berbentuk alat-alat membuat kue yang seperti huruf V untuk menca akan dibawanya ke rumah pai rumah Yani. Yani. Ada pengocok telur, bas- kom, tepung dan juga cetakan nya. Ya, Dina sudah berjanji pada Yani bahwa ia akan da- tang setelah makan siang. Me- reka akan belajar membuat kue bolu. Ada satu kisah unik yang pernah dialami oleh salah seo- rang anak yang mempunyai "Yah,,... ayah... Dina berang- kebiasaan ini. Yakni tatkala ibu jarinya yang sebelah kanan kat sekarang ya," serua Dina mengalami luka tergores pi- sambil menarik sepeda mini- sau, tentu saja si anak tidak nya dari garase. Ayah melo- bisa mengisap jempol lagi. Ka- ngok dari pintu ruang tamu. "Lho, Dina mau ke mana?" rena salah satu "kebutuhan- nya" tidak terpenuhi, tiba-tiba panas badannya menjadi naik. Yang pasti setelah dibawa ke dokter, sakit panasnya ini ti- dak disebabkan oleh luka di ibu jarinya itu. Ternyata aki- bat ia menghentikan kebiasa- annya yang sudah menjadi ke- butuhan itu, membuat ia geli- sah dan berakibat suhu tubuhnya meningkat. Pernah pula seorang anak laki-laki, dilarang oleh ibunya untuk menghentikan kebiasa- annya yang sudah tidak pada tempatnya ini. Toh mereka te- tap tidak bisa langsung meng- hentikan kebiasaan itu. Dan tentu saja, akhirnya sang ibu hanya pasrah saja. Apabila kita tidak pernah menyaksi- kan anak remaja atau dewasa yang tiba-tiba mengisap jem- polnya, tentulah pertama kali kita mengira mereka hanya bercanda. Tapi dari mimik wa- jahnya, kelihatan mereka sungguh-sungguh melakukan itu. Tentu saja akan terasa ki- kuk sendiri. Audrey Luize Jl. Kalianyar Kulon X/7 Surabaya 60161 Putri, Peragawati Cilik WAJAHNYA yang manis dan imut-imut, bikin gemes se- tiap orang, ingin mencubit pi- pinya yang berlesung pipit. Ga- dis cilik dan kenes yang di- panggil Gek Putri ini, punya nama lengkap I Gusti Ayu Putu Mirah Suryaning Putri. Cita-citanya ingin menjadi seo- rang guru. Padahal, putri pertama em- pat bersaudara pasangan Drs. I Gusti Made Suryana dengan Dra. Ika Prasetianinghastuti ini, sejak dini sudah kelihatan bakatnya menjadi seorang mo- del. "Pokoknya, Putri ingin jadi Bu Guru, biar punya murid yang banyak," katanya polos, dengan sibuk sambil mainannya. Suaranya yang kenes jika sedang mengasuh ketiga adik- nya yang masih kecil-kecil itu, sambil memperagakan, Gek Putri aksinya sebagai Bu Guru bohongan kelihatan mantap seperti Bu Guru beneran yang sedang mengajar muridnya. Selain itu, Gek Putri yang dilahirkan 1 April 1989 lalu, punya hobi bergaya di depan cermin sambil memutar-mutar tubuhnya yang centil, meliuk- liuk bak peragawati yang se- dang berjalan di atas cat walk. Lantas suka juga difoto sambil bergaya, alhasil sungguh mengagumkan, gayanya luar biasa dengan aksinya yang mempesona. Meskipun usianya baru lima tahun, siswi SD Saraswati Tabanan kelas satu ini, presta- sinya mulai tumbuh ketika ta- hun ini ditunjuk mengikuti lomba gigi sehat dalam rangka Hari Anak Nasional di Tab- ANAK LANGIT Oleh WONG KAWULA (4) DI Perguruan Wisnu Sakti. Balawan, Balawong, dan Balamoha, tergopoh-gopoh menghadap kepada guru be- sarnya, Sang Guru Dasamurti yang sedang beristirahat di Balai Kambang. "Matur sembah kami, Sang Guru," kata mereka bertiga hampir bersamaan, sembari duduk bersila di hadapan Sang Guru Dasamurti. Putri DI suatu masa, hiduplah seorang nelayan muda yang tinggal di pulau Hantu. Ia mempunyai sebuah rumah yang terbuat dari daun palm kering dan baginya sudah cu- kup nyaman untuk beristira- hat di waktu malam. anan. Keberaniannya untuk tampil dalam setiap acara ter- tentu patut diacungkan jem- pol. Seperti dalam pawai pem- bangunan baru-baru ini di Tabanan, Gek Putri ditunjuk pihak sekolah untuk mendu- kung tim drum band SD Saras- wati Tabanan sebagai penari di depan barisan. Dengan de- rap langkah mengikuti irama lagu, gerak gemulainya meng- undang decak kagum dan pu- jian para penonton. Gek Putri yang manis, se- moga cita-citamu menjadi seo- rang guru bisa tercapai. Yang mau ingin kenalan, layangkan saja suratnya ke Jalan Nuri No. 1 Tabanan. (Gagah Prahadhita) tanya ayah. "Dina mau ke rumah Yani. Kan kemarin Dina sudah bi- lang sama ayah." "Oh iya, ayah lupa." Ayah brukk!!! Dina mendapatkan di- rinya terlempar di aspal. Tas plastik hitam berisi alat mem- buat kue yang dibawanya ter- jatuh. Dan isinya bertebaran di jalan. BUAH HATI Dina merasa takut. Dada- Dina menghentikan laju se- nya berdebar dengan keras pedanya. Tiba-tiba dia teringat sampai-sampai ia bisa mende- pengalamannya waktu berse- ngar suara jantungnya berde- peda dengan teman-teman. tak. Duk...duk...duk.... Tapi Saat itu mereka beramai- Dina bukan anak yang ce- ramai melalui jalan itu. Bebe- ngeng. Dia tidak ingin mena- rapa orang temannya menu- runi jalan itu dengan cepat ke- berdiri. Ditariknya nafas pan- ngis. Perlahan Dina bangkit mudian sampai di ujung jang sambil memejamkan tanjakan tanpa merasa lelah. mata. Lalu ia berjalan hendak Dina sendiri waktu itu mati- memungut peralatannya. Dina Nama I Putu Bagus Maran- Nama Putu Srikandining- matian berusaha mengayuh sepedanya. Dia benar-benar terkejut sekali ketika ia me- tika Yoga Putra, lahir 20 sih Okta Adeari, lahir 28 rasa kakinya tak bisa berge- April 1994, putra I Ketut Ba- Oktober 1992, putri I Made Bu- mengerahkan tenaganya, tapi rak. Ia menunduk. Darah gus Sedana Yoga dengan Ni diadnya dengan Komang Su- rasanya sepeda itu seperti diam di tempat. Tak mau ber-mengalir di lututnya. Dina ber- Nyoman Susanti, tinggal di nantri, tinggal di Jalan Melati usaha menghapus darah itu Banjar Krobokan Munggu, Ba- VI/1 Perumnas Amlapura. gerak. Lalu salah seorang tem- annya memberitahu, "Din, ka- MAR T berjalan mendekati Dina. Ka- lau kamu ingin cepat tanpa tanya, "Din, kamu boleh saja merasa capek, ikutlah cara main ke rumah Yani. Tapi se- kami. Kayuhlah sepeda saat baiknya tunggulah barang se- mulai menuruni jalan. Tidak tengah jam lagi. Lihat di luar usah ngerem. Nanti pada saat panas sekali. Lagipula ini jam mulai menanjak angkatlah ka- 12 siang. Tidak baik lho beper- kimu dan jangan mengayuh gian siang-siang begini." lagi. Pasti deh kamu tidak "Ya....ayah bagaimana sih. akan merasa capek," kata Oni Dina kan sudah janji sama waktu itu. Yani. Malu dong kalau sampai Sesaat Dina merasa ragu. terlambat. Kan ayah sendiri Dia benar-benar ingin men- yang sering bilang bahwa kita coba, tapi hati kecilnya berkata harus menepati janji," kata tidak. "Hm... bagaimana ya?" Dina protes. Dina menggaruk-garuk kepa- Ayah tersenyum. Dia tahu, lanya. Sementara itu keringat Dina memang pintar membu- mulai menetes di ujung poni- juk kalau lagi ada maunya. nya. "Ah, aku pasti bisa," "Baiklah, kamu boleh pergi. akhirnya Dina membulatkan Tapi hati-hati ya, dan ingat pu- niatnya. langnya jangan terlalu sore." "Beres, Yah. Dina pergi dulu ya," kata Dina. Pedalpun dikayuh. Sepeda meluncur dengan cepat dijalan yang curam itu. Dina merasa- Dina mengayuh sepedanya kan suatu keasyikan tersen- pelan-pelan. Dalam hati dia diri saat sepedanya meluncur sudah mengkhayalkan kue semakin cepat dan semakin ce- bolu yang akan dibuatnya ber- pat. Tiba-tiba Dina merasa sama Yani. Tak terasa tibalah tangannya goyah. Sepedanya Dina di sebuah jalan menurun. bergetar dengan keras. Ia Jalan menurun itu curam se- menggenggam setang sepeda kali. Dan di ujung jalan itu, se- dengan kuat sambil berusaha buah jalan tanjakan sudah me- mengerem laju sepedanya. Na- nunggu. Jadi, Dina harus me- mun, tak lama kemudian.... DONGENG Tapex hot cu MAMA JARNES dengan sapu tangan, tapi tam- dung. paknya percuma. Darah terus ke luar membasahi kakinya. Baru sekarang Dina benar- benar merasa takut. Ia me- mandang ke sekelilingnya. En- tah darimana datangnya, seo- rang bapak tua tergopoh-gopoh menghampiri Dina. "Oh, kasihan kamu nak. Ke- napa sampai jatuh?," ujarnya sambil membantu Dina ber- diri. Ia memeriksa luka Dina dengan serius. "Tunggu seben- tar yah," katanya. Bapak itu kembali membawa daun- daunan yang sudah ditumbuk lalu ditempelkannya pada kaki Dina. Beberapa orang yang ke- betulan lewat mendatangi me- reka. Ada yang berbisik-bisik dan ada pula yang menyaran- kan agar Dina dibawa ke ru- mah sakit. Dina hanya menun- duk menahan tangis. Bapak tua itu lalu mengan- tar Dina ke rumah Yani. Yani sangat terkejut melihat Dina bersama orang asing. "Ada apa, Din?" tanya Yani. "Aku jatuh di jalan itu, Yan. Tapi nggak apa-apa kok. Nanti juga hilang sakitnya," kata Dina. Yani memandang luka di kaki Dina. "Sebaiknya aku beritahu ayahmu, Din. Tampaknya luka itu cukup dalam," kata Yani lagi. "Ah, tidak usah. Aku baik- baik saja kok." "Temanmu benar, Nak. Se- baiknya ayahmu diberitahu. Dan, lebih cepat lebih baik," kata pak tua itu menengahi. Yani segera berangkat mengendarai sepedanya. Dina menunggu di ruang dalam de- ngan perasaan was-was. Dia takut ayah akan marah pada- nya. Sementara itu, luka di ka- kinya terasa makin sakit dan berdenyut-denyut. Dina benar- benar merasa tak karuan se- hingga meledaklah tangis (Bersambung ke Hal.11 kol.4) mendahului perahu suaminya dan memberitahu kepada suaminya di mana ada ikan yang besar. Siangnya ia mema- HT 16 miles sak dan pada suatu hari ia Kisah Nelayan dan Putri Duyung Diceritakan oleh IA Sri Lestari Pekerjaannya sehari-hari adalah memancing ikan, hasil- nya ia jual ke pasar. Suatu hari, ketika ia akan mengang- sini?" tanya sang nelayan. kat jaringnya yang penuh de- "Saya dalam perjalanan pu- ngan ikan, ia mendengar se- lang ke kerajaan ayah saya di seorang menangis. Dia lalu dasar laut, lalu saya berhenti menengok ke bawah dan dili- sebentar ketika melihat pulau hatnya Putri Duyung sedang yang indah itu sebelum Anda menangis sesengukan terpe- menjaring saya," jawab Putri rangkap jaringnya. Duyung. Nelayan muda itu lalu cepat-cepat mengangkat jaring dan meletakkannya dalam perahu. "Lepaskan saya, lepas- kan saya," tangis Putri Duyung agar dilepaskan. "Apa yang kau kerjakan di tanya Putri Duyung. "Kamu suka dengan pulau ini?" tanya nelayan. "Saya tinggal sendirian di sana.' "Pulau ini sangat indah, tapi apakah Anda tidak merasa ke- sepian tinggal sendiri di sana?" Sang nelayan lalu terse- nyum, "Ya, kadang-kadang merasa kesepian, tapi peker- jaan saya menyibukkan saya." "Katakan pada saya apa pe- kerjaan Anda," pinta Putri Duyung. "Ya, tidak banyak yang da- pat saya katakan. Pagi-pagi saya pergi ke laut untuk me- nangkap ikan, lalu hasilnya saya jual di pasar. Setelah itu saya kembali pulang," jelas sang nelayan. "Apakah Anda selalu men- dapat banyak ikan?" tanya Pu- tri Duyung sambil melihat ha- sil tangkapan sang nelayan. "Ya tidak selalu, kadang- kadang saya tidak dapat sama sekali," keluh nelayan. membantu suaminya memper- baiki jalan yang rusak. Begitu pula dengan nelayan, ia adalah suami yang baik, pekerja ke- ras, sehingga tak lama kemu- dian ia dapat membeli sebuah perahu yang baru. Suatu malam, Putri Duyung berkata pada suaminya, "Suamiku, jika suatu hari eng- Ketika berbincang-bincang kau hanyut di lautan, saya dengan nelayan muda itu, Pu- akan memohon kepada Tuhan tri Duyung telah jatuh cinta untuk mengubah diri saya kepadanya. Begitu pula de- menjadi seekor burung, se- ngan sang nelayan. Tidak lama hingga saya dapat terbang mereka melakukan perni- mengeliling dunia ini untuk kahan dan hidup bersama di mencarimu." pulau Hantu. "Jangan khawatir istriku, Mereka terlihat sangat ba- saya yakin hal itu tidak akan hagia. Setiap hari Putri terjadi," kata sang nelayan. Duyung menolong suaminya menangkap ikan. Ia berenang (Bersambung ke Hal.11 kol.4) CERITA SERIAL SILAT ANAK-ANAK Niat ingin Mengalahkan sang Guru "Maaf Sang Guru, kami ber- murti, sambil mengusap kumis tiga sangat tidak menyangka dan jenggotnya yang lebat. Ketiga pemuda itu meng- angkat kepala. Heran, penuh tanda tanya. kalau kekuatan angin Sanga Segara begitu dahsyatnya. Kami bertiga benar-benar di- buat tidak berkutik," kata Ba- lawan, anak tertua di antara mereka bertiga. "Sungguh Guru, kedatang annya memang benar-benar tak kami duga," sambung Ba- lawong. Sang Guru Dasamurti menatap mereka bertiga tajam-tajam. Tapi, Nanda bertiga 'kan memang menunggu angin?" balik Dasamurti. ilmu yang telah kuajarkan. Se- Balamoha, yang wataknya me- Balamoha seperti itu. Bala- sederhana apa pun suatu ben- mang agak beda dengan Bala- wong merasa yakin, ada se- tuk pelajaran atau ilmu wan dan Balawong, menyadari suatu yang tersimpan di ke- pengetahuan, hormati dan hal itu. pala Balamoha. hargai dia, sebagaimana kamu Sang Guru Dasamurti "Hati-hati kalau bicara, ja- Dasamurti tersenyum. menghormati dan menghargai akhirnya mempersilakan ke- ngan sembarangan. Bagai- sendiri," "Tadi, aku sendiri yang dirimu ujar tiga muridnya itu kembali ke mana jika Sang Guru sampai menghembuskan angin itu Dasamurti. pasraman untuk beristirahat. mendengarnya?" kata Bala- dari sini," katanya tenang. Ba- Balamoha sadar dan merasa Balawan, Balawong, dan Bala- wong sedikit marah. "Aku cuma main-main," lawan, Balawong, dan Bala- bersalah. Ia ingat akan apa moha, lalu mohon diri. Mereka moha, pada mulanya terke- yang telah dia ucapkan di bukit bertiga turun menapaki ulang Balamoha. Melihat Ba- siap. Namun kemudian me- karang ketika ia berlatih ber- undak-undak bangunan Bali lawong masih menatapnya pe- reka malu sendiri. Mereka tak sama Balawan dan Balawong Kambang bertiang sembilan, nuh kecurigaan, Balamoha berkomentar apa-apa lagi ka- beberapa saat yang lalu. Ia me- yang berdiri megah di tengah menyambung, "Bukankah seo- rena sadar bahwa yang mereka nunduk, hanya memandang kolam itu. Sementara puluhan rang guru akan merasa baha- hadapi sekarang ini memang bekas luka-luka di siku murid yang lainnya, satu per gia jika murid-muridnya seorang guru yang maha- tangannya. satu telah memasuki pas- mampu menjadi lebih pintar Ketiganya diam, menunduk. wikan, serba bisa. "Nanda mohon maaf, Sang raman, memasuki tempat isti- dari dirinya sendiri?" "Anak-anakku, yang kalian Tapi kemudian, Dasamurti Guru," suara lirih Balamoha rahat masing-masing. Balawong diam. "Sudah, kamu tak usah ber- Balamoha merasa menang. hadapi itu bukan angin Sang berdiri, mendekat, dan me- keluar tersendat. "Besok, pergi lagi ke bukit sedih. Itu 'kan karena ulahmu Balawong merenung, mena- Segara. Bukankah sudah per- mandang Balamoha. "Bala- kuberitahu bahwa moha, ilmu Telapak Cecak-mu karang sendiri! Sempurnakan sendiri," kata Balawong, meli- rik nafas dalam-dalam. "Hm, nah serpihan-serpihan angin dah- belum sempurna. Sempurna- lagi ilmu Telapak Cecak-mu. hat Balamoha masih duduk di kau benar. Sudahlah, aku mau sambil syat itu hanya datang pada kan lagi, jangan cepat-cepat Jangan kembali kalau mata- taman menatap istirahat," katanya kemudian. "Silakan. Aku duduk-duduk saat sehari menjelang bulan merasa puas. Bicaramu sem- hari belum terbenam. Paham?" rembulan. Balamoha menarik nafas. dulu di sini, cari angin," kata mati. Dan induknya, yang ma- pat aku dengar, sangat tidak kata Dasamurti. Mendengar ultimatum dan "Aku tidak bersedih. Aku Balamoha. Malam pun turun hadahsyat, hanya datang sera- baik didengar. Jangan sekali- tus tahun sekali," kata Dasa- kali bicara meremehkan ilmu- ganjaran seperti itu, sekali justru bertekad akan berlatih kian larut. Perguruan Wisnu lagi, Balamoha hanya mampu terus, kalau bisa melebihi se- Sakti terselimut gelap. Hanya mengangguk hormat. Jauh da- mua murid yang ada di pergu- di sana-sini remang cahaya lam lubuk hatinya, terasa be- ruan ini," kata Balamoha. rembulan memantul lemah. 「ABELL Nama Ni Nyoman Ayu Suci Lestari, lahir 17 Agustus 1993, putri I Made Yudana de- ngan Ni Wayan Wati, tinggal di Jalan Hayam Wuruk Gang 149 XX/5 X Denpasar. Nama Felicia Marcella Blanco, lahir 30 Maret 1994, putri Drs. I Md. Mario Blanco dengan I Gusti Agung Ayu Wi- mas Hendrayani, tinggal di Blanco Art Foundation Cam- puan Ubud, Gianyar. Nama Paga Pradana MA, la- hir 14 Oktober 1990, putra Miran P dengan Rusyati, ting gal di Jalan Patimura No. 34 Singaraja. Nama Indra Oktaviani Su- laiman, lahir 18 Oktober 1992, putri Jhonni Sulaiman dengan Susi Arywati, tinggal di Tuban, Kuta - Badung. RUBRIK "Buah Hati" ini terbuka untuk umum. Kirimkan foto putra-putri Anda ke redaksi Bali | Post, sertakan keterangan secukupnya seperti na- ma lengkap, tanggal lahir, nama orangtua, dan ala- mat. jangan lupa tempelkan Kupon Buah Hati. Nama HALAMAN5 Nama Putu Surya Parama Putra, lahir 21 April 1993, pu- tra Ir. Made Jiwi dengan Ni Nyoman Arty, S.H., tinggal di Jalan Pulau Misol 45 X Denpa- sar. Nama Dewa Putu Yamadis- naya, lahir 6 Oktober 1990, putra Dewa Made Suardana dengan Ida Ayu Utami, tinggal di Jalan Cenigansari Sesetan, Denpasar. Nama Redi Winata, lahir 3 Mei 1992, putra Ir. Warsana dengan Made Wati, S.E., ting- gal di Jalan Noja No. 49 Denpa- sar. Kupon "Buah Hati" i Bali Post L. GELAR GAMBAR : I Putu Kresnadana Sekolah :Kls. IV SD Saraswati 4 Denpasar Alamat : Jl. Maluku Rt Pelita Gg. V/8 Denpasar Adik Kresna menggambar tokoh komik Dragon Ball Z. Bagus juga gambarmu. Tapi akan menjadi lebih bagus lagi kalau gambarmu tidak terpo- tong dan kertasmu tidak ada yang kosong. Selamat berlatih. k regna Nama : Ridho Indrianto Sekolah : Kls. V SD 31 Pemecutan Alamat : Jl. Pengalasan 1/6 Buana Indah, Denpasar. Adik Ridho menggambar orang memancing dengan warna krayon. Gambarmu cu- kup bagus. Dan teruslah berla- tih agar kamu dapat mengha- silkan gambar-gambar yang le- bih bagus lagi. Selamat menggambar. Rubrik "Gelar Gambar" ini terbuka untuk anak-anak TK dan SD. Kirimlah gambar karya Adik-adik ke redaksi, ukuran kertas bebas, boleh berwarna atau hitam putih, lengkapi dengan keterangan nama, umur, sekolah, dan alamat. Jan- gan lupa tempelkan Kupon Gelar Gambar di balik gambar! L MARI MENGGAMBAR gitu perih. Balawan dan Bala- "Oh, itu tekad yang bagus. Satu-dua kunang-kunang ber Lingkaran Jadi Apa? wong hanya bisa memandang- Asal, kau jalani semua itu de- kejaran di kegelapan nya prihatin, tanpa mampu ngan cara dan jalan yang benar pepohonan. berbuat apa-apa. Betapa pun seperti apa yang selalu dinasi- Balamoha mengepalkan Sang Guru Dasamurti selama hati Sang Guru kepada kita," tangannya, lalu memukulkan ini sangat bijaksana dan san- sambut Balawong. ke telapak tangannya yang tun dalam kehidupan sehari- "Bila perlu melebihi Sang satu lagi. Berkali-kali. Dalam hari, dalam saat-saat seperti Guru! Bila perlu mengalahkan kegelapan, meluncur geraman sekarang ini, acapkali rona ilmu sang Guru!" sambung Ba- kecil dari mulutnya. merah mewarnai wajahnya. Ia lamoha dengan suara datar sungguh tak ingin murid- dan mengambang. Balawong *Benarkah ucapan Bala- muridnya berlaku tak seno- tentu saja agak terkejut men- moha itu hanya main-main noh. Ia selalu menekankan ke- dengarnya. Sebab, tidak se- belaka? Niat apa sesung pada seluruh muridnya di Per- perti biasanya kali ini Bala- guhnya yang tersembunyi guruan Wisnu Sakti itu perihal moha berkata cukup serius. di benak Balamoha pada ajaran "tiga sikap luhur" yang "Melebihi Sang Guru?" gurunya sendiri, Sang Guru harus dijaga dalam kehidupan Mengalahkan Sang Guru? apa Dasamurti? sehari-hari yakni: berpikir, maksudmu?" tanya Balawong. Terus, bagaimana nasib yang benar, berkata yang be- Balamoha lama tak menja- Anak Langit di Goa Udel Be- nar, dan berbuat yang benar. wab. Namun kemudian ia ha- dawang? Apa lagi yang Dan ganjaran yang diberi nya tersenyum ringan. "Ah, akan diperbuat Ireng Paksi kan kepada Balamoha seperti aku hanya main-main," kata dan Barak, Paksi? itu adalah kebiasaan sehari- hari Dasamurti. Murid yang nya dengan enteng. Meski be- gitu, dalam hati Balawong tak bersalah pasti kena ganjaran. bisa menerima jawaban enteng Kelinci Halo adik-adik Lagi ngapain, nih? Kita menggambar yuk?! Kali ini kita akan menggambar mahluk kecil yang lucu Kelinci namanya Caranya Sama seperti minggu yang lalu Kita Coba, yuk?! Selamat menggambar 00 KUPON Gelar Gambar రు asuhan WIED N Color Rendition Chart 2cm 4cm