Arsip
Halaman Artikel
Creative Commons License

Jika anda mendapati gambar tidak sesuai dengan spesifikasi data (salah tanggal dan atau salah penomoran halaman), posisi gambar landscape, satu gambar terdapat dua halaman, kualitas gambar kabur, anda bisa melaporkan data tersebut agar segera diperbaiki dengan menekan tombol laporkan.

Kata Kunci Pencarian:

Nama: Bali Post
Tipe: Koran
Tanggal: 1996-09-18
Halaman: 08

Konten


2cm E 4cm HALAMAN 8 babado Oleh Jro Mangku Gde Ktut Soebandi Jika Anda memiliki unek-unek di seputar masalah babad, ingin ber- tanya tentang asal-usul, rerintihan, silakan tulis surat dengan ringkas, jelas dan langsung ke pokok persoalan. Tujukan kepada pengasuh "Ba- bad" Jro Mangku Gde Ktut Soebandi, dengan alamat Redaksi Bali Post Jalan Kepundung 67 A Denpasar, Tanya: Saya sangat tertarik pada cerita perjalanan Danghyang Nirartha hingga tiba di Bali. Ceritanya begitu mengharukan. Peris- tiwa-peristiwa yang dihadapi sang pendeta begitu menyedihkan, hingga harus berpisah dengan putra-putri dan istri Beliau. Putri beliau bernama Ida Suwabawa berpisah kemudian maya tinggal di Pura Melanting. Istri beliau, Patni Keniten maya ting- gal di Pura Empulaki. Dalam buku ada disebutkan keturunan Brah- mana Keniten merupakan bagian dari Patni Keniten (ibu dari Be- lambangan), kemudian Brahmana Manuaba di Bali keturunan Diah Sangga Wati (dari Daha), Brahmana Mas dari Ibu Mas Genitir, Antapan juga demikian. Lalu keturunan beliau dari ibu Gading Wani menurunkan Brahmana mana di Bali? Karena menurut yang umum diketahui hanya ada keturunan Brahmana Manuaba, Ken- iten, dan Mas? Saya juga pernah mendengar ada kata Genitri, apakah ada kaitan dengan kata Keniten. Kemudian ada Desa Manuaba, desa tua di Bali, apakah ada kaitannya dengan sejarah keturunan be- liau? Mohon dijelaskan juga apakah di Pura Mas Gianyar dalam satu area terdapat pemujaan untuk Danghyang Nirartha dan un- tuk pemujaan Bandesa Manik Mas? Terima kasih! Jawaban: Manikmaya, Denpasar Keturunan Mpu Bharadah (Mpu Pradah) bernama Mpu Sma- ranatha berputra 2 orang laki-laki, yang sulung bernama Mpu Angsoka dan adiknya bernama Mpu Nirartha. Keduanya meme- luk agama Buddha dari aliran Mahayana seperti agama yang dipe- luk oleh ayah dan leluhurnya. Kemudian Mpu Nirartha kawin den- gan putri Mpu Penawaran yang memeluk agama Siwa bernama Ida Isteri Mas dari Daha, dan sesudah kawin Mpu Nirartha ikut menganut agama Siwa atas permintaan mertuanya. Dari perkawi- nannya ini beliau berputra 2 orang laki-perempuan. Yang sulung perempuan bernama Ida Ayu Swabhawa dan dijuluki Hyangning Selaga yang bermakna kuncup bunga melur, karena cantik dan menguasai ilmu kebatinan. Sedang adiknya laki-laki bernama Ida Kulwan (Kawuh), dijuluki Wiragasandi, yang berarti kuncup bun- ga gambir. Karena terjadi keributan dan kekacauan di kerajaan Majapahit akibat berkembangnya agama Islam, mereka yang masih taat me- meluk agama Hindu terdesak, lalu pindah dari Majapahit menuju Pesuruan, Tengger, Belambangan dan ada pula menyeberang ke Bali. Begitu juga Mpu Nirartha bersama 2 orang putranya men- inggalkan Majapahit menuju Pesuruan, sedang istrinya tidak dise- but ikut pindah ke Pesuruan. Setelah berada di Pesuruan Mpu Nirartha kawin dengan sepupunya yaitu putri Mpu Panawasikan bernama Ida Isteri Pesuruan alias Dyah Sanggawati. Dari perkaw- inannya ini Mpu Nirartha berputra 2 orang laki-laki, yang sulung bernama Ida Wayahan Lor atau Manuaba (kata Manuaba berasal dari kata Manuklabha, berarti burung yang sangat indah), dan adikn- ya bernama Ida Wyatan (fajar menyingsing). Kemudian dari Pesuruan Mpu Nirartha bersama 4 orang putra- putrinya pindah ke Belambangan, dan di sana Mpu Nirartha kawin lagi dengan adik Adhipati Belambangan bernama Keniten yang dijuluki "jampianing ulangun" (penawar orang yang dihinggapi asmara). Dari perkawinannya ini Mpu Nirartha berputra 3 orang laki-perempuan, masing-masing bernama Ida Rai Isteri, Ida Wet- an atau Ida Telaga yang dijuluki Ida Ender (agak ugal-ugalan) dan Ida Keniten bermakna tenang dan berdisiplin. Tak lama timbul berselisihan antara Adhipati Belambangan dengan Mpu Nirartha. Mpu Nirartha dituduh memasang guna-guna, sebab keringatnya selalu berbau harum seperti minyak bunga mawar. Untuk meng- hindari hal-hal yang tidak diinginkan, pada tahun Saka 1411 (tahun 1489 M) dari Belambangan Mpu Nirartha bersama istri dan putra- putrinya menyeberang ke Bali. Beliau menyeberang menggunakan 2 buah perahu, dan perahu yang ditumpangi oleh Mpu Nirartha bocor, yang kemudian dis- umbat dengan daun waluh (labu pahit), sehingga Mpu Nirartha selamat sampai di suatu pantai Pulau Bali bagian barat. Karena itulah, Mpu Nirartha berjanji tidak akan mengganggu pohon waluh (labu pahit) sampai anak cucu keturunannya. Sebab, daun waluh itu telah berjasa di dalam penyeberangan tersebut. Di pantai itu Mpu Nirartha menunggu istri bersama putra-putrinya dan bert- eduh di bawah pohon ancak. Di tempat ini oleh masyarakat didiri- kan sebuah pura bernama Pura Mpurancak, yang di dalam sejarah perjalanannya berubah menjadi Pura Purancak. Setelah tiba istri bersama putra-putrinya, atas petunjuk seor- ang gembala Mpu Nirartha meneruskan perjalanan ke timur, mela- lui jalan setapak di dalam hutan. Adapun jalan setapak itu banyak persimpangannya, menyebabkan Mpu Nirartha bingung, jalan mana yang harus dilalui. Dalam keadaan demikian tiba-tiba mun- cul seekor kera di hadapannya. Kera tersebut berjalan sambil ber- suara yang diselingi dengan melompat ke atas pohon. Perjalanan kera itu diikuti oleh Mpu Nirartha, karena menurut firasatnya kera tersebut sebagai petunjuk jalan atas takdir Yang Maha Kuasa. Karena itu, Mpu Nirartha mengeluarkan bhisama kepada anak cucu sampai keturunannya, agar tidak menyakiti kera atau dengan da- lih memelihara. Di tengah perjalanannya itu, tiba-tiba Mpu Nirartha bertemu dengan seekor naga besar, mulutnya terbuka lebar, san- gat mengerikan, menyebabkan istri dan putra-putrinya mening- galkan tempat tersebut. Sedang Mpu Nirartha karena kekuatan batinnya dengan tenang masuk ke dalam mulut naga itu. Setiban- ya di dalam perut naga tersebut dijumpai sebuah telaga yang di dalamnya terdapat 3 pohon bunga teratai, masing-masing berbun- ga dengan warna berbeda, yaitu di bagian timur berbunga putih, di bagian selatan berbunga merah dan di utara berbunga hitam (sim- bol Tri Murti). Ketiga jenis bunga teratai itu oleh Mpu Nirartha dipetik, lalu yang warna merah dipasang di atas telinga sebelah kanan, warna hitam di atas telinga sebelah kiri, dan warna putih dipegang di tangannya. Kemudian Mpu Nirartha keluar dari dalam perut naga tersebut, dan sampai di luar oleh istri dan putra-putrin- ya dilihat bahwa warna kulit atau badan Mpu Nirartha berubah- ubah, sebentar berwarna merah, hitam, menyebabkan istri dan putra-putrinya sangat takut, dan melarikan diri secara cerai-berai ke dalam hutan. Mpu Nirartha melihat kejadian ini menjadi sangat tercengang, lalu beliau berusaha mencari ke dalam hutan dan mengumpulkan istri dan putra-putrinya. Hari mulai gelap karena malam tiba. Mpu Nurartha di dalam pencarian ini menemui kesulitan. Akhirnya, tidak jauh dari tempatnya semula Mpu Nirartha menjumpai istrin- ya duduk bersimpuh dan terengah-engah kepayahan. Di sana Mpu Nirartha menanyakan pufra-putrinya, dan dijawab oleh istrinya bahwa ia tidak mengetahui putra-putrinya itu, serta istrinya itu menyatakan sudah tidak mampu lagi mengikuti perjalanan Mpu Nirartha. Ketika itu Mpu Nirartha merasa cemas, karena ada get- aran perasaan seolah-olah membisikkan bahwa putrinya tertimpa bahaya. Selanjutnya Mpu Nirartha bersama istrinya dalam keadaan gelap gulita melanjutkan mencari putra-putrinya, dan satu per satu berhasil ditemukan. Akan tetapi, putrinya tertua yaitu Ida Ayu Swabhawa belum ditemukan. Esok harinya sesudah hampir siang baru putrinya itu ditemu- kan di dalam hutan dan sudah berbadan halus (gamang), tampak wajahnya pucat lesi. Di sana Ida Ayu Swabhawa menceritakan dari awal sampai saat ditemukannya, dan mengatakan bahwa di dalam pelariannya itu ia sampai di sebuah desa. Ia juga mengata- kan bahwa dirinya merasa penuh dosa, lalu mohon kepada ayah- nya supaya diajarkan ilmu yang dapat membersihkan dirinya dari dosa dan noda yang dialami, supaya ia tidak lagi tampak seperti manusia lainnya serta hidup di alam gaib, Mendengar pengakuan putrinya itu, Mpu Nirartha sangat ter- haru, walaupun tidak dijelaskan Mpu Nirartha karena kekuatan batinnya dapat menangkap kejadian yang menimpa putrinya itu, akibat perlakuan orang-orang Desa Pegametan. Mpu Nirartha mengabulkan permohonan putrinya itu, agar ter- bebas dari segala dosa dan noda dengan mengajarkan ilmu raha- sia. Sesudah Ida Ayu Swabhawa mendapatkan ilmu tersebut seke- tika ia gaib dan memperoleh tempat suci di akhirat selaku Dewata disebut Dewi atau Bhatari Melanting, kemudian di tempat itu diban- gun pura yang dinamakan Pura Melanting, sebagai junjungan or- ang-orang di sana. Tatkala Mpu Nirartha memberi ajaran ilmu kepada putrinya, didengar oleh seekor cacing kalung, dan ilmu rahasia tersebut dapat menyupat (memusnahkan) dosa dan noda cacing itu, dan seketika itu cacing tersebut berubah wujud kemba- itu li menjelma menjadi seorang perempuan. Di sana perempuan itu memohon kepada Mpu Nirartha agar diterima menjadi sahaya, dan orang itu diberi nama Ni Berit. (Bersambung ke Hal 15 Kol. 2) Merealisasikan Dharma Negara-Dharma Agama T Sedangkan I Made Suastha- wa D., S.H., dosen hukum adat Unud sependapat dengan S. Dananjaya, dharma agama dan dharma negara merupakan pada agama. Sedangkan tujuan ke bawah yakni kewajiban ke- pada negara, membela dan ber- tanggung jawab terhadap nega- mempertahankan kemerdekaan berani mempertaruhkan jiwa dan raganya. Konsep pengabdi- an para pejuang kemerdekaan itu pada negara dapat dilihat dalam konsep puputan. Dalam puputan itu sangat jelas terlihat konsep hati nurani yang terkait dengan nilai-nilai moral dan agama. Dikatakan, tindakan-map- antangan dari Menurut mantan Sekjen konsep dharma PHDI, I Wayan Soerpha, S.H., agama dan tantangan setelah 50 tahun Indo- negara di masa nesia merdeka, masyarakat Hin- depan, menya du melalui mantram-mantramn- ra dharma negara. darkan diri agar ya menyadari akan kesemestaan Prof. Dr. Merta Sutedja men- tetap berporos dan atau alam, jagat besar, universalisa- gatakan, konsep dharma negara kembali kepada konsepsi si. Bagaimana globalisasi ke- dan dharma agama berada dari hidupan tidak diikuti komersial- konsep negara kertagama. Di swadharma kehidupan, isasi kehidupan yang berlebihan. sana juga terkandung pengertian sehingga tidak mudah terjebak Saat ini kehidupan sebagian negara kerta dan agama kerta, uputan mati membela kebe- melakukan perilaku menyim- dari masyarakat, justru berten- artinya antara negara dan agama naran dan harga diri para pejua- pang dari etika kehidupan tangan dengan pelaksanaan harus seimbang. Dua konsep ini ng (nindihin kepatutan) sesuai beragama. dharma agama dan dharma juga bermakna keseimbangan dengan ungkapan orang Bali Umat harus meningkatkan negara," kata Surpha. antara spiritual dengan materi- yang menyatakan bahwa, "pan- kemampuan dirinya, mendidik al. tang membawa luka ke rumah, diri, dalam pemahaman dan Di dalam niti praja juga lebih baik mati dalam peperan- penghayatan- dharma dijelaskan konsep kepemimpi- gan"- tusing dadi ngaba tatu negara dan agama untuk nan yang sering disebut dengan mulih, luungan mati di pasiatan. tujuan kerahayuan diri sendiri, astabrata. Ajaran astabrata ini Nilai-nilai moral lain yang keluarga, masyarakat bangsa pengejewantahan tujuan berag- dapat dijadikan pegangan bagi memberikan semangat para pel- dan negara, bahkan alam ama Hindu-moksartham ja- pemerintahan para aku melakukan puputan ialah si- semesta. Melalui konsep utpatti gadhita. Dari tujuan dasar berag- pemimpin bangsa dalam mem- fat-sifat kesatria sejati antara (pencipta), stiti (pelestarian), ama ini diharapkan mencapai bina warga negaranya. Konsep lain jujur, berani membela ke- dan pralina (peleburan), umat dua tujuan yakni ke atas dan ke dharma agama dan dharma benaran, pantang menyerah mel- Hindu tidak hanya sadar tetapi bawah. Tujuan ke atas untuk negara juga berada di dalam awan musuh, ikhlas berkorban yakin akan konsep itu. Sebuah menyatu dengan Tuhan sedang- epos Ramayana, kekawin Arju- jiwa raga untuk kepentingan kan ke bawah menciptakan kese- na Wiwaha, dan Sutasoma. rakyat dan negara (swadharman- jahteraan duniawi. Tujuan ke Dalam konteks sejarah, ing negara), solidaritas sesama atas diimplementasikan dalam menurut sejarawan AA Gde (satia). dharma agama, kewajiban kepa- Agung Putra, dharma negara dan Artinya, satia bela pati atau da agama; melaksanakan ajaran- dharma agama tercermin dalam satia wirang yakni solidaritas ajaran agama dan mengabdi ke- sikap para pejuang di dalam sesama dan kesetiaan tertinggi BUT Asian ini kepada negara kerajaan. "Dan Maddamseluruhnya mendorong raja dan pengikut setianya untuk bersikap dan memilih melakukan pupu- tan," ungkap dosen Fakultas buku bunga rampai setebal 216 halaman berjudul "Dharma Agama & Dharma Negara" (penerbit BP, 1995) membahas topik ini. Dapat diperoleh di : Jl. Gadung No. 22 Denpasar Telepon 229355 JI. Kepundung No. 67A Denpasar Telepon 225764 Toko-Toko buku terdekat di Bali atau BEREDAR Sastra Unud itu. Kalau lebih jauh dipahami makna negara dalam puputan tadi, di sana tumbuh nilai per- satuan, integritas, dan nilai satu bangsa. Yang perlu ditingkatkan sekarang yakni nilai saling pengertian sesama. Sedangkan konsep dharma agama menurut Bali Post- BIAS E RABU UMANIS, 18 SEPTEMBER 1996 Dharma Negara Antara I ANDAIKATA para kawula kera ciptan Empu minta didiskusikan lagi ketika Kumbakarna dipasang agama. Walmiki bisa ngomong seperti kita tentang na- pada kelir wayang oleh Ki Dalang, lalu menjelaskan Pelajaran sejarah di sekolah sionalisme, pastilah di sana ada jargon politik yang tentang pandangannya, kenapa ia mau berperang mel gah pasti dilarang mencoba m diajukan dengan retorika borongan. Atas nama awan Rama walau dalam prinsipnya ia tidak memusatas, sebab akan membingun kebenaran tentunya. Sebab, Rama memang hi Rama sebagai pembawa mandat kebaikan, kebera wayang semuanya bisa diresep didudukkan pada posisi permanen mewakili ke- ran di bumi. eba tidak terperosok pada seni hitar benaran atau kebaikan dalam teks. Di tengah hi- Kumbakarna yang juga raksasa dengan gaya laupun dalam wayang telah di ligiusnya menjelaskan dirinya sebagai prajurit wajib berangan sifat dan wataknya membela negara ketika diserang musuh. Tetapi sebagai masih ada suguhan bayang-ba manusia individu yang utuh tam-putih, antara benar dan salah yang demiki an, lebih mudah menjelaskan dharma agama dan dharma negara dalam pengejawantahannya. Kare- na jelas-jelas sebuah teks klasik unsur hitam- putihnya begitu tegas dipilah-pilah. Ada golongan angkuh bermuka karang berhati beku bagai beton dengan sebutan raksasa. Di satu pihak ada golongan kebaikan, kelembutan mem- bawa panji-panji kebenaran melawannya. Golon- gan raksasa itu diwakili Rahwana, sebagai top leader-nya. Sedangkan golongan kesatria yang bertentangan dengan keburukan itu menjagokan tokoh Rama, yang ketika dalam bentuk pergela- ran wayang di bale banjar, wacana tradisional memilah kedua aspek tadi menjadi satunya golon- gan kiri dan satunya kanan. Dalam istilah tradis- ionalnya disebut tengebot (kebot) dan tengawan. Istilah ini tidak perlu dikaitkan dengan istilah politik, di mana ada golongan kiri dan golongan kanan. Sebab kiri maupun kanan menjelaskan kedudukan hitam dan putih. Oleh sebab itu, beta- pa buruknya unsur kiri dalam kehidupan mengiku- ti wacana tradisional. Sebab pada tangan kiri kita dianggap kurang sopan jika digunakan menunjuk, menuding, memberi sesuatu. Kecuali jika mau dise- but menghina. Makan pun juga tidak diperkenankan dengan menggunakan tangan kiri. Resepsi terhadap kiri yang demikian, walaupun diskriminatif rasanya tetap saja sulit diubah sehingga berpihak ke kiri itu berarti sudah jahat, termasuk pelanggaran-pelang- garan etika dan moral agama. Dalam kaitannya den- gan pembicaraan dharma agama, barangkali kiri inilah golongan penentang. Dalam bahasa ekstrem- nya barangkali sama artinya dengan kaum ateis. Tetapi harga mati tentang kiri itu tadi segera ia tidak bisa memusuhi yang jelas-jelas berpola pikir be- Oleh Nyoman Wirata ca dia rup nar dan disepakati oleh moral agama. Lalu Kumbakand hitani-putih (kain Bali disebut p mati sebagai nasionalis sejati. Orang-orang meresapi unsur lain yang memerlukan sua lekuk cerita Empu Walmiki ini sebagai bukan jala katkan dengan moral tidak tepat lurus jika berbicara tentang kebaikan dan keburukan abu-abu. Inilah bias wayang di Karena dalam badan raksasa juga ada sukma bidadari Wibisana menempati posisinya Seperti halnya pada diri Kumbakama. uh dan warna putih (golongan kiri s *** Resepsi terhadap Kumbakarna yang demikian dap at menjelaskan bahwa dharma negara jika dimaknai dengan pembelaan negara dilakukan oleh Kumbaka Jika meminjam istilahnya na. Sedangkan pada sosok Gunawan Wibisana, yang buku "Dampak Ilmu Pengetah termasuk cendekiawannya Alengka (konon cendek apakah Wibisana dapat dikat awan berumah di angin tak selalu manut pada kekua hadap egoisme oligarki politis saan apalagi jelas kekuasaan yang sewenang-werlang tilah tadi, oligarki itu adalah macam Rahwana), justru bersikap sebaliknya dari sikap saan tertinggi hanya dimiliki Kumbakarna. Wibisana menolak bersekutu denga hal ini untuk menyatakan kel Rahwana, atas dalil apa pun yang digunakan meraya tepat. Sebab Rahwana di neg Wibisana. Sebab persekutuan dengan hati nurani lebih wanya adalah mayoritas. Teo penting dari segala-galanya. Jika musuh pun dianggap garki politis ini konon memil memiliki kebenaran itu tidak penting. Membela kebe jung tinggi bahwa siapa saja naran tidak peduli ada di pihak mana. Cendekiawa pemerintah adalah pemberont Wibisana jelas membikin onar, martabat Rahwana te Jelaslah dari sudut pandang ganggu. Wibisana lalu berteriak: "Kita tak lagi ber tidak sadar akan kewajiban sekutu" (meniru sajaknya Rendra). negara dan tidak menjalanka Di mata golongan kiri (Rahwana), Wibisana diang agama Rahwana kira-kira?). Se gap pengkhianat. Jika tidak pergi dari Alengka pasti tak peduli batas-batas negara lah tuduhan pengkhianat itu belum cukup untuk men naran adalah bumi berpijakn ghukum karena salah melemahkan semangat nasion paham nasionalisme sempit me alisme di Alengka. Wibisana kemudian pergi berpihak nya la mungkin termasuk w ke musuh negaranya, tetapi bukan musuh hati nuran tenang memiliki fanatisme na inya yang memegang teguh ajaran agama atau dharma wright or wrong is my co alam semesta, kata dia, manu- esa, maka umat Hindu senan- sia pun harus tunduk kepada tiasa melaksanakan hak dan hukum alam. mengikuti hukum alam, manu- jawab membela, mempertah- Dengan kewajiban serta tanggung sia akan hidup harmonis den- ankan mengisi kemerdekaan, gan alam. Keharmonisan ini mengabdi dan berbakti kepa- mendorong terwujudnya ke- da bangsa dan negara. Demiki- tenteraman dan kesejahteraan an pula pemerintah atau nega- hidup. ra dapat menegakkan ajaran Jadi dharma agama dan astabrata untuk dipakai pe- dharma negara, menurut Titib, doman dalam membina warga merupakan ajaran yang ter- negara. kandung dalam kitab suci Weda yang berfungsi menun- sia termasuk umat Hindu, kata Tiap warga negara Indone- tun manusia menjadi umat be- dia, mempunyai hak dan kewa- ragama yang baik, sekaligus jiban yang sama dalam hukum menjadi warga negara yang dan pemerintahan, dalam ke- patuh, berdedikasi dan ber- hidupan berbangsa dan berne- tanggung jawab kepada gara. Hubungan antara negara masyarakat, nusa, bangsa dan dengan warga negara dalam negara. entang dalam ajaran agama Hindu disebut Sedangkan IB Sudjana dharma negara. Artinya bahwa (Menteri Pertambangan dan umat Hindu melalui pendeka- Energi) dalam tulisannya tan dharma negara ikut berpe- "Dharma Agama dan Dharma ran, mempertahankan dan Negara dalam Negara Pancasi- mengisi kemerdekaan serta la", mengatakan, ajaran catur memikul tanggung jawab Guru Bhakti merupakan salah masa depan bangsa dan nega- satu pedoman dari umat Hin- ra Indonesia berdasarkan du dalam menjalankan dharma Pancasila dan UUD 45. Se- salah satu pedoman sebagai rut Hindu, kata Sudjana, adalah negara, yang sekaligus berarti dangkan dharma agama menu- warga negara Indonesia ber- perbuatan baik berdasarkan dia yang perlu ditingkatkan yak-dasarkan Pancasila. Berdasar- ajaran agama Hindu untuk kan ajaran tersebut khususnya pengembangan dan kepentin- ni menghargai antarumat berag- tentang bakti kepada guru wis- gan agama Hindu. (sut/lun) ama. Selain saling hormat meng- hormati, jangan lupa memaha- BUKU-BUKU TERBITAN TERBARU BALI POST mi dan memperdalam agama & YAYASAN DHARMA NARADHA Kisah Kasih Anak Kembar Se-Dunia oon Kasus Monakan Salan di Bal Unimpun Jen Mode Susena vana Penerbit RP Rp 3.000,- Kisah Kasih Anak Kembar Se-Dunia Dihimpun Made Susena Yatna Tebal: X+119 halaman Buku ini memuat kisah nyata tentang keunikan anak-anak kembar di berbagai PROP. WAYAN NURKANCANA Tuhan, Jiwa negara Alam Semesta Menurut Sad Darsana Yayasan Dhiamo Naradha Rp 1.250,- Tuhan, Jiwa dan Alam Semesta Karya Wayan Nurkancana Tebal: XIV +64 halaman Buku ini mengungkap enam aliran mengungkap rahasia Tuhan, jiwa dan alam semesta filsafat yang I Gusti Rai Partia Menyorot Aneka Masalah Umat Hindu Vavasantharma Naradha Rp 2.750,- Menyorot Aneka Masalah Umat Hindu Karya I Gusti Ngurah Partia Tebal: XII+84 halaman Buku ini menyorot berbagai masalah umat sehari-hari. Apakah poliandri itu salah? Ida Bagus Wijaya Kusoma Resep "Membuat" Anak LAKI-PEREMPUAN Bagaimana Bayi Dalam Kandungan Menurul Hindu Pengantar & Penyunting Wayan Suparika YAYASAN DHARMA NARARA Rp 4.500,- Resep Membuat Anak Laki-Perempuan Penyusun Ida Bagus Wijaya Kusuma Tebal: XXVII +116 Halaman "Membuat anak laki-perempuan sudah lama ada resepnya yang termuat dalam lontar, Benarkah? G. 62 sendiri. Dalam konteks profesi, menurut Wayan Soerpha, beker- ja, berkarya, beprofesi dengan ciri-ciri kualifikasi yang berlan- daskan ajaran agama pada hak- ikatnya merupakan pancaran pelaksanaan dharma agama dan dharma negara itu sendiri. Ini sejalan dengan tulisan Ida Bagus Made Ari, B.A., "Nitya Karma Yadnya merupakan Pengamalan Dharma Agama dan Dharma Negara", bahwa perbuatan baik dalam pengertian karma beker- ja tanpa pamrih adalah yadnya. Ini merupakan pancaran dari pelaksanaan dharma negara dan dharma agama dalam kehidu- pan. Dr. I Made Titib dalam tu- lisannya "Dharma Agama dan Dharma Negara menurut Kitab Suci Weda" ("Dharma Agama & Dharma Negara" BP; 1995), menyatakan, Weda tidak melakukan pemilahan secara eksplisit antara dharma agama dan dharma negara, karena pengertian dharma mempunyai cakupan luas yang telah me- lengkapi kedua hal itu. Dharma agama, menurut doktor Weda ini, dapat dianalogikan sebagai hukum, tugas, hak dan kewa- jiban tiap orang untuk tunduk dan patuh serta melaksanakan ajaran agama dan aspek-aspek yang dikandung dalam ajaran agama. Sedangkan dharma negara, kata dia, adalah hukum, tugas, hak dan kewajiban tiap orang untuk tunduk dan patuh kepada negara, termasuk dalam penger- tian yang seluas-luasnya. Dalam Yayurweda IX.23. disebutkan "Vayam rastre jagryama puro- hitah". Artinya, hendaknya tiap orang melindungi bangsa dan negaranya. Selanjutnya dalam Atharwaweda XII.1.62. disebut- kan "Vayam tubhyam bali- hrtham syama", artinya marilah kita mengorbankan hidup kita untuk kemuliaan bangsa dan negara. Di samping Hindu mengenal dharma sebagai hukum yang mengatur hidup manusia-ter- masuk dalam pengertian, tugas, hak dan kewajiban umat manu- sia-, juga mengenal hukum yang mengatur gerak alam se- mesta yang disebut rta. Karena manusia merupakan bagian dari DANA PUNIA Bali Post, masih menerima titipan dana punia Anda yang dimuat setiap Rabu, untuk beberapa pura yang memerlukan antara lain: Pura Pancaka di Mataram, Pura Segara Suci di Jateng, Pura Raksa Wira Bengkalis di Riau, Pura Petitenget di Krobokan, Pura Gelap Besakih, Pura Waikabubak di Sumba Barat, Pura Jagat Sebudi di Karangasem, Pura Dharma Jati di Jatim, Pura di Irian Jaya, Pura Giri Shanti Bhuwana Nganjuk di Banyu- wangi, Pura Bukit Amerta di Banyuwangi, Pura Bukit Dharma Durga Kutri di Gianyar, Pura Siwa Prasta di Lobar, Pura Mandharagiri Semeru Agung di Jatim, Pura Ranget di Lobar, Dharma PIAGAM Campuhan Ubud thene on tapkan berbagai keputusan yang secar garis besar dibagi menjadi dharma aga-9 ma dan dharma negara. Pada bagian arige dharma agama termuat nilai-nilai yang harus terus menyelusuri Piagar berhubungan dengan kitab suci (Weda puhan Ubud, karena piagam i tempat suci dan hari suci, sedangkan pertama memuat dharma pada dharma negara termuat nilai-nila Pada bagian Dharma Negara agama yang harus diwujudkan dalam Piagam Campuhan Ubud ter kehidupan bersama atau bernegara. Pada imbauan agar setiap anak s bagian dharma agama misalnya tercan mendapatkan pelajaran agam tum "Castra Dharma Hindu Bali yang du). Pada waktu itu, imbauan disahkan seperti Weda Sruti dan Dha ih terupakan perjuangan, kar ma Sastra. Sedangkan pada bagian dhar lumi semua anak sekolah me ma negara tercantum dasar Hindu Dhar kan pendidikan agama (Hind ma yang berupa sih metri (persahaba sini dapat dicermati bahwa in tan yang penuh kasih sayang) yang harus ma negara adalah rumusan dilaksanakan dalam kehidupan bersama gan. Setidaknya ini definisi Melalui rumusan tersebut, istila apa yang tersurat dalam Piaga dharma agama dan dharma negara dag pahan. Untuk sementara defi at didefinisikan. Definisi dharma aga mungkin bisa dipakai karena ma sudah jelas yaitu kewajiban uma resmi dari PHDI belum ada. Hindu dalam lingkungan Hindu misal Is Jika kita memakai defini nya menaati kitab suci. Sedangkan dha mainegara seperti itu, jelas ma negara adalah kewajiban umat Hit bahwa dharma negara adalah du dalam kehidupan bersama. Meskipu san perjuangan untuk mewu kewajiban itu termasuk kewajiban hidup nilai-nilai Hindu dalam tata bernegara, dharma ini tidak dapat dip pan bermasyarakat salah satu isahkan dari dharma agama. Karena hidupan bernegara. Jadi, dari dalam rumusan ini termuat nilai-nila pat diambil kesimpulan bahw Hindu yang harus diperjuangkan dalam ma negara tidak identik deng kehidupan bernegara, misalnya nilaian guru wisesa yang meng metri itu tadi. Jadi, apa sesungguhnya amat Hindu untuk menghor dharma negara tersebut? TEC merintah. Untuk menjawab pertanyaan ini ki Dari definisi ini, dharma Jumlah yang dimuat hari ini Rp 15.000 Jumlah penerimaan sebelumnya Rp 886.500 Jumlah penerimaan seluruhnya Rp 901.500 MASIH PER Umat Hindu di beberapa daerah m Rp 58.000 untuk Pura Lenteng Agung dan Anda untuk membangun pura da Fasilitas Pendidikan di Jakarta Selatan Manik, Denpasar 5.000 Rp Jumlah penerimaan sebelumnya Rp 53.000 Jumlah penerimaan seluruhnya Rp 58.000 Rp 4.873.000 untuk Pura Melanting di Buleleng Pura Lingkuk Bune di Lobar, Pura Ujung Desa di Mataram, Pura Sekartaji di Jatim, Pura Boyolali di Jateng, Pura Blam- SRF Student, bangan di Jatim, Pura Maospahit di Canggu, Pura Gunung JI. Padma 24 Penatih Denpasar Pengsong di Lobar, Pura Pengubengan di Besakih, Pura Desa/ Gede Andi, JI. Pulau Alor 56 Denpasar Rp Puseh Desa Adat Denpasar, Pura Pucak Tinggah di Taban Putu Suarjana, Denpasar an, Pura Pucak Sangkur di Tabanan. Pura Adya Dharma di Rp 5.000 20.000 &&&&&& Rp 5.000 Rp 30.000 Rp 4.843.000 Salatiga, Pura Giri Indraloka di Jambi, Pura Kerthi Bhuwana Jumlah yang dimuat hari ini di Lampung, Pura Ulun Danu Batur di Songan Kintamani, Pura Jumlah penerimaan sebelumnya Dalem Kusha Agra di Mataram, Pura Giri Kusuma di Bogor, Jumlah penerimaan seluruhnya Rp 4.873.00 Pura Jagat Natha di Riau, Pura Wisnu Murti di Klaten Jateng, Pura Dhali Agrahita di Malang, Pura Payogan Agung Mula- warman di Kutai, Pura Payogan Agung Mulawarman di Kutai, Pura Agung Kertha Bhuwana di Kediri Jatim, Pura Agung Ut- ara Segara di Bitung, Pura Dharma Sari di Mataram, Pura Jagat Natha di Jembrana. Rp 13.000 Dana Punia Buku untuk SD Se-Bali Rp 27.394.350 untuk Pura Pengubengan Besakih Kadek Tuniarthi, JI. G. Merbabu 1/5 Dps 804 Rp I.A. Rinny, Jln. Werkudara 3 Dps 2.000 Rp 5.000 Jumlah yang dimuat hari ini Rp 7.000 Manik Denpasar Anjaswari, Denpasar Jumlah yang dimuat hari ini Jumlah penerimaan seluruhnya Rp Rp Rp Rp Jumlah penerimaan sebelumnya 3.000 Jumlah penerimaan seluruhnya 10.000 13.000 13.000 Rp 27.394.350 Rp 1.790.000 untuk Pura Permata Anyar Ubung Kaja Denpasar Drs. Made Suwahya, Jl. Patih Nambi VIA No. 10 Dps Rp 20.000 Ir. Ketut Supartha, Dusun Permata Anyar Ubung Kaja Denpasar Barat 1 Gst. Putu Oka Wirawan, JI. P. Nambi XII/4 Dps Wayan Sukanadi, Br. Angkling, Desa Petak, Gianyar 20.000 Rp Rp 10.000 Rp 20.000 Rp Rp 30.000 100.000 IKt. Sugiartha, Denpasar Barat Jumlah yang dimuat hari ini Jumlah penerimaan sebelumnya Jumlah penerimaan seluruhnya Rp 1.790.000 Rp 1.690.000 Rp 659.000 untuk Pura Segara Tawangalun di Banyuwangi Yanti, A. Yani 210 Denpasar Rp I Gst, Lanang Rai, Rp 27.387.950 SIMPATI ANDA Bali Post menerima titipan sumbangan pembaca untuk s dara-saudara kita yang tengah menderita dan ditimpa kera langan, antara lain: Komang Mardika penderita tumor mata, Ariyawan pendenta tumor, Wiliawan penderita kanker tulang, IGP Cakra pender ita kaki gajah, Aryanti penderita kepala membesar, Maulana penderita kepala membesar, Kt. Raka penderita tangan pun tung, Gd. Wardana penderita tumor, I Nyoman Rapa pender ita perut mengeras, Wayan Kari penderita kanker rahang Wayan Mubagia penderita kepala membesar, Ely Saputra penderita kulit bersisik. Sumbangan Anda dapat dikirim langsung ke bagian Sekreta lat Redaksi Ball Post 67 A Denpasar atau dengan wese dan rekening Ball Post di BRI Cabang Denpasar No. $145 1065.4. Rp 1.090.100 untuk Wayan Mubagia Penderita Kepala Membesar Ratna Duarsa, Denpasar JI. P. Roti 1/5 Dps Selatan Jumlah yang dimuat hari ini Jumlah penerimaan sebelumnya Rp Jumlah penerimaan seluruhnya Rp Rp 2.500 Rowin Hikari (jabang bayi 6 bulan) Jumlah yang dimuat hari ini 5.000 Jumlah penerimaan sebelumnya Rp 5.000 Rp 5.000 Rp 10.000 Rp 1.080.100 Rp 1.090,Te 7.500 Jumlah penerimaan seluruhnya 651.500 Rp 659.000 Rp 901.500 untuk Pura Tanah Lot di Tabanan 22 Rp 1.322.500 untuk IGP Cakra, Penderita Kaki Gajah Hani dan Wintan, JI. Mulawarman Gianyar Untuk ibadah Pura Luhur Tanah Lot, Desa B Kabupaten/Daerah Tingkat II Tab 205.730.000 untuk pelaksanaan mungkah, berlangsung 14 Juni gunan dan perbaikan fisik. Dari 125 juta nantinya untuk biaya selebihnya untuk pembangunan perbaikan meru dan piyasan, p natar pura, pembangunan pelin gunan dapur dan ruang makan. Pembangunan Pura Segara Ta gung, Kecamatan Pasanggaran, H yang rusak berat akibat gelomba tinggal bangunan padmasana. Da aya Rp 37 juta. PHDI Tingkat Desa Karya Mak memerlukan dana untuk mewuju seperangkat gong. Dana punia Anda dapat dikirim lar Redaksi Ball Post di BRI Cabang Pura Hargo Loka, Desa Balong paten Karanganyar, Jawa Tenga gun di lereng pegunungan berlo Desa Balong. Untuk lancamya p dana punia Anda bisa langsung di pa pembangunan Pura Hargo Lo Kecamatan Jenawi Karanganyar, gah Pura Sono Panca Giri, berlokas baya, yang akan dibangun mer 15.971.750. Pura yang akan dibar m2 tu nantinya terdiri dari Mandala Pada Mandala Utama akan diban bale pemiosan dan kori agung. Madya akan dibangun candi benta kulkul, joglo (gedung serba guna kamar mandi. Dana yang terkumpul lewat reker ditransfer ke rekening panitia pem Gin Bank Bumi Daya Swanday 12677. Pura Jati Pramana, Kotamadya sebesar Rp 98.214.281 (sembila tus empat belas ribu dua ratus dela yang dibangun di atas tanah ser dengan luas 1.184 m2 terletak di J han Larangan Kecamatan Harja Tanah tersebut hasil pembelian sw Lifebon. Bangunan pura yang ak masana, kori agung, bale pagong er, dan pintu masuk Dana punia Anda dapat dikirimka 037 1.01135.3, atas nama Panit Bank Dagang Nasional Indonesia Nomor 33-20-7122.8, atas nama F PT Bank Rakyat Indonesia Cabang Pura Agung Setya Dharma Domp 124.600.000, untuk merehabilitasi d tersebut, terdiri dari pembangunan tahap pembangunan), bale kulkul, c Dana nia Anda dapat dikirim de dialamatkan kepada Drs. Dewa Ket PU-NTB, rekening nomor 002 0168 Pura Penataran Ped Nusa Penida Bunia Anda untuk merampungkan Dana yang diperlukan sekitar Rp 10 Suga untuk pembangunan want gamedek yang dilengkapi ruang ga I Gst. Lanang Rai, JI. P. Roti 1/5 Dps Selatan Putu Suarjana, Singaraja SRF Student, Rp 5.000 Rp Gus Wid, Perumnas Denpasar 5.000 Jumlah yang dimuat hari ini Rowin Hikari (jabang bayi 6 bulan) Rp 5,000 Rp 5.000 Rp 10.000 JI. Padma 24 Penatih Dps Rp Jumlah penerimaan sebelumnya 5.000 Jumlah penerimaan seluruhnya Rp 20.000 Rp 1.302.500 Rp 1.322.500 Gun kamar mandi.